Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PENGANTAR MANAJEMEN

PENERAPAN MANAJEMEN PADA PT BTPN Tbk.

Oleh :
KATA PENGANTAR
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Profil Perusahaan
PT BTPN merupakan bank devisa hasil penggabungan usaha PT Bank Tabungan
Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia
(SMBCI). Penggabungan ini dilakukan pada tahun 2019. PT BTPN memiliki visi yaitu
menjadi bank pilihan utama di Indonesia, yang dapat memberikan perubahan berarti
dalam kehidupan jutaan orang, terutama dengan dukungan teknologi digital. Tujuan
perusahaan ini disertai dengan misi-misi yang dimiliki oleh perusahaan antara lain :
 Menawarkan solusi dan layanan keuangan yang lengkap ke berbagai segmen ritel,
mikro, UKM, dan korporat bisnis di Indonesia, serta untuk bangsa dan negara
Indonesia secara keseluruhan.
 Memberikan kesempatan berharga bagi pertumbuhan profesional karyawan Bank
BTPN.
 Menciptakan nilai yang signifikan dan berkesinambungan bagi stakeholder termasuk
masyarakat Indonesia.
 Memanfaatkan inovasi teknologi sebagai pembeda utama untuk memberikan
kualitas dan pengalaman terbaik di kelasnya kepada nasabah dan mitra Bank BTPN.
Nilai-nilai yang dimiliki PT Bank BTPN Tbk. antara lain:
 Customer-centric yaitu fokus pada kepentingan stakeholder
 Proaktif dan inovatif, yaitu berani bertindak dan berinovasi tanpa henti.
 Gesit (agile). Merangkul perubahan dan bergerak cepat.
 Mencapai yang terbaik. Menjaga dan memberikan kualitas layanan terbaik.
 Sinergi. Berkolaborasi sebagai satu tim.

B. Penerapan Manajemen pada PT BTPN


1. Perencanaan (Planning)
Planning merupakan salah satu fungsi manajamen yang berhubungan dengan
aktivitas atau kegiatan penetapan tujuan serta target bisnis, menyusun strategi untuk
mencapai tujuan dan target, menentukan sumber daya yang dibutuhkan, dan
menetapkan standar kesuksesan dalam pencapaian suatu tujuan dan target bisnis.
Terdapat tiga jenjang perencanaan dari sudut pandang manajemen, antara lain :
a. Top Level Planning (perencanaan jenjang atas)
Perencanaan ini bersifat strategis, memberikan petunjuk umum, rumusan
tujuan, pengambilan keputusan serta memberikan petunjuk pola penyelesaian
dan sifatnya secara menyeluruh. Penekanan jenjang perencanaan ini terletak
pada tujuan jangka panjang organisasi yang mana menjadi tanggung jawab
manajemen puncak.
b. Middle Level Planning (perencanaan jenjang menengah)
Jenjang perencanaan ini sifatnya lebih administratif meliputi bagaimana
cara menempuh tujuan dari sebuah perencanaan dijalankan. Tanggung jawab
perencanaan ini berada pada manajemen menengah.
c. Low Level Planning (perencanaan jenjang bawah)
Perencanaan ini berfokus dalam menghasilkan atau dapat dikatakan
mengarah pada aktivitas operasional. Perencanaan ini menjadi tanggung jawab
manajemen pelaksana.
Pada Bank BTPN, tujuan jangka panjang yang dimiliki oleh perusahaan
berkaitan dengan penerapan aksi keuangan berkelanjutan yang telah ditetapkan oleh
OJK dalam Peraturan OJK 51/PJOK.03.2017. Aksi ini berlaku bagi setiap lembaga
jasa keuangan, emiten, serta perusahaan publik. Aksi tersebut termasuk di dalamnya
pengembangan usaha berkelanjutan. Bank BTPN telah merumuskan tujuan
pelaksanaan keuangan berkelanjutan yang selaras dengan bidang usahanya, yaitu:
 Portofolio
Menyediakan produk dan jasa keuangan yang inklusif untuk
pembangunan berkelanjutan dan perubahan iklim.
 Proses bisnis
Menyelenggarakan layanan keuangan yang mengintegrasikan risiko
lingkungan, sosial dan tata kelola produk, jasa dan dalam pengambilan
keputusan bisnis serta menjalankan operasi perbankan yang lebih ramah
lingkungan.
 Pembelajaran dan pertumbuhan
Mengembangkan kapasitas Bank BTPN, baik internal maupun melalui
kemitraan, untuk melaksanakan dan meningkatkan keuangan berkelanjutan
sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan dan arah pengembangan
usaha.
Untuk mendukung pencapaian tujuan yang telah ditetapkan Bank BTPN
menerapkan strategi pengembangan usaha yang komprehensif serta beberapa insiatif
program yang telah dan akan dilaksanakan dalam beberapa tahun antara lain:
 Pengembangan dan peningkatan portofolio produk layanan keuangan
berkelanjutan.
a) Pembekalan persiapan memasuki masa purnabakti
b) Pembiayaan UMKM
c) Pembekalan dengan topik berkelanjutan untuk pengusaha UMKM
d) Pembiayaan berwawasan lingkungan di segmen korporasi
e) Social Fund
f) Peningkatan dan penajaman microlending
g) Peningkatan kompetensi dan pemberdayaan agen BTPN Wow!
 Pengembangan kompetensi sumber daya manusia, khususnya mengenai
pengenalan dan mitigasi risiko lingkungan dan sosial dari kegiatan perbankan.
 Pengembangan organisasi, kebijakan, proses dan integrasi lingkungan, sosial
dan tata kelola (LST).
Selain itu Bank BTPN juga ingin mengembangkan pelatihan yang
meningkatkan kompetensi industri jasa keuangan, inovatif dalam pengembangan
produk dan layanan, serta menciptakan karyawan yang peduli kepada nasabah.
Upaya perbaikan kualitas pengelolaan SDM juga dilakukan untuk meningkatkan
produktivitas dan kinerja karyawan.
Kemudian sebagai akibat dari adanya pandemi covid-19 saat ini Bank BTPN
juga telah menyiapkan strategi-strategi untuk memitigasi dampak dan risiko dari
pandemi yang telah menyebabkan kerugian, antara lain:
 Mempertahankan dan mempersiapkan untuk rebound: Melanjutkan
restrukturisasi kredit, melakukan peningkatan sistem dan kapabilitas, tata kelola,
model operasi dan operational excellence.
 Meningkatkan/mempercepat dan menjaga momentum pertumbuhan digital
banking: Memanfaatkan kekuatan untuk menghasilkan pertumbuhan pendapatn
yang lebih cepat (Corporate, Transaction Banking, Treasury and Wealth
Management) dan memperkuat bisnis lain untuk pertumbuhan (SME,
Pembiayaan Konsumen dan Jenius).
 Mengejar pertumbuhan yang berkelanjutan: Meneruskan pertumbuhan pada
segmen Corporate, Transaction Banking, Treasury and Wealth Management,
serta menumbuhkan segmen SME dan Pembiayaan Konsumen, memperluas
basis pelanggan dan pendapatan melalui kolaborasi dengan ekosistem digital
dan menjelajahi bisnis baru.

Tidak lupa juga strategi digital akan terus menjadi prioritas perusahaan pada
semua segmen. Sehingga ke depannya perhatian dan fokus perusahaan terletak pada
memperkuat teknologi informasi, sumber daya manusia, operasional, manajemen
risiko, kepatuhan, dan Good Corporate Governance (GCG).

2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan suatu aktivitas yang berkaitan dengan pengaturan
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dalam rangka melaksanakan rencana
yang sudah ditetapkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Aktivitas-aktivitas yang
tergolong dalam pengorganisasian yaitu :
a. Mengalokasikan sumber daya, menyusun dan menetapkan tugas-tugas serta
menetapkan prosedur yang dibutuhkan.
b. Menetapkan struktur perusahaan yang menunjukkan adanya garis kewenangan
serta tanggung jawab.
c. Aktivitas perekrutan, menyeleksi orang, pelatihan, serta pengembangan tenaga
kerja.
d. Aktivitas penempatan tenaga kerja dalam posisi yang pas dan paling tepat
Berikut struktur organisasi yang dimiliki oleh PT Bank BTPN:

Pembagian tanggung jawab dan wewenang dalam pengelolaan perusahaan


dijabarkan secara jelas dan lengkap di dalam Pedoman Tata Kelola PT Bank BTPN.
Berikut penjelasan singkat mengenai pembagian tugas, tanggung jawab, dan
wewenang di dalam PT Bank BTPN.
a) Pemegang Saham dan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Berikut adalah struktur kepemilikan saham pada PT Bank BTPN.

BTPN Shareholders Persentase


(Per 31 Januari 2021)

Sumitomo Mitsui Banking 92,43%


Corporation (7.532.311.297)

1,02%
PT Bank Central Asia Tbk.
(83.052.408)

PT Bank Negara Indonesia 0,15%


(Persero) Tbk. (12.007.137)
5,23%
Publik
(426.537.127)

1,17%
Treasury Stock
(95.198.900)

TOTAL 100%
(8.149.106.869)

Tanggung jawab pemegang saham pada PT Bank BTPN antara lain:


1) Setiap pemegang saham tunduk dan patuh terhadap Anggaran Dasar
perseroan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Pemegang saham pengendali wajib mempertimbangkan kepentingan
pemegang saham minoritas dan pemegang saham lainnya.
3) Pemegang saham minrotias bertanggung jawab untuk menggunakan
haknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
Anggaran Dasar perseroan.
4) Pemegang saham wajib memisahkan aset/kepemilikan harta perseroan
dengan aset/kepemilikan harta pribadi serta apabila pemegang
saham/wakilnya menjabat sebagai direksi atau dewan komisaris maka
harus memisahkan fungsi jabatannya.
5) Mengungkapkan daftar pihak terkait apabila bertindak sebagai pemegang
saham pengendali.
6) Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham yang disetor wajib
melaporkan ke OJK atas setiap kepemilikan dan perubahan kepemilikan
saham sesuai dengan peraturan yang berlaku.
7) Kepemilikan saham oleh pemegang saham pengendali dilarang diagunkan
atau dijaminkan kepada pihak lain.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada PT Bank BTPN
diselenggarakan terdiri dari:
 RUPS Tahunan, wajib diadakan dalam jangka waktu paling lambat 6
(enam) bulan setelah tahun buku berakhir. Agenda-agenda di dalamnya
berupa:
 Persetujuan atas laporan tahunan, termasuk laporan keuangan
 Penggunaan laba
 Mengangkat anggota dewan komisaris dan direksi
 Menetapkan remunerasi dewan komisaris dan direksi
 Menunjuk akuntan publik
 Dsb.
 RUPS Lainnya atau RUPS Luar Biasa (RUPSLB), dapat
diselenggarakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan. Agenda-
agendanya antara lain:
 Perubahan anggaran dasar
 Persetujuan aksi perseroan (penambahan modal dengan hak
memesan efek terlebih dahulu – right issue)
 Persetujuan melakukan transaksi tertentu yang terdapat benturan
kepentingan dan tidak dapat dikecualikan
 Agenda lain yang telah diajukan sebagaimana mestinya dengan
memperhatikan ketentun anggaran dasar.
b) Dewan Komisaris
Berikut tugas dan tanggung jawab dewan komisaris PT Bank BTPN:
 Memastikan terselenggaranya Good Corporate Governance dalam setiap
usaha perseroan pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.
 Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab direksi, serta memberikan nasihat kepada direksi.
 Mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan
strategis perseroan.
 Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya secara optimal.
 Memastikan bahwa direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan
rekomendasi dari satuan kerja audit dan rekomendasi dari satuan kerja
audit intern perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan OJK dan/atau
hasil pengawasan badan otoritas lainnya.
c) Direksi
Direksi bertanggung jawab penuh untuk melakukan pengurusan
perseroan untuk kepentingan perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan
perseroan. Direksi berwenang penuh untuk mewakili perseroan, baik di dalam
maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.
Pembagian tugas dan wewenang anggota direksi ditetapkan berdasarkan
keputusan RUPS atau dalam hal RUPS tidak menetapkan, berdasarkan
keputusan direksi. Anggota direksi memiliki tanggung jawab kolegial, yaitu
tanggung jawab pelaksanaan pengurusan perseroan secara keseluruhan dimana
keputusan satu orang anggota direksi mengikat anggota direksi lainnya, dan
tanggung jawab individual yaitu tanggung jawab langsung atas tugas dan
wewenang yang secara khusus diembannya.

3. Pengarahan (Actuating)
Dalam pelaksanaan rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan
pengarahan merupakan suatu hal yang wajib dilaksanakan guna meningkatkan
efektivitas dan efisiensi kinerja dengan optimal dan menciptakan suasana lingkungan
kerja yang dinamis, sehat, dan lain sebagainya. Beberapa aktivitas yang dilakukan
dalam pengarahan antara lain:
a. Mengimplementasikan suatu proses kepemimpinan, pembimbingan, dan
memberikan motivasi kepada pekerja atau karyawan agar bisa bekerja dengan
efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kinerja karyawan sangat berpengaruh pada kesuksesan suatu perusahaan.
Semakin baik kinerja karyawan maka akan semakin berdampak baik pada
profit perusahaan. Dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai PT Bank
BTPN melakukan beberapa hal antara lain:
 Memberikan reward. Reward yang diberikan berupa gaji, insentif,
tunjangan, promosi, maupun otonomi.
 Pemberian motivasi kepada pegawai sehingga pegawai memiliki
keyakinan bahwa dirinya mampu menyelesaikan pekerjaan atau tugas
yang diberikan.
 Pemberian pelatihan dan program pengembangan diri kepada pegawai.
b. Memberi tugas serta penjelasan secara rutin tentang pekerjaan.
Adapun uraian tugas pokok dari masing – masing jabatan adalah sebagai
berikut:
 Manajer Cabang, bertugas untuk mewakili direktur utama dalam segala
hal yang akan terjadi dalam kelangsungan hidup dari cabang perusahaan
serta untuk mempertanggungjawabkan mewakili direktur dalam segala
hal baik itu dalam konteks dari dalam maupun dari luar peradilan di
Indonesia.
 Pemimpin Layanan Area, bertugas mengawasi kegiatan operasional di
kantor cabang, seperti berbagai karyawannya dalam melayani nasabah.
 Manajer Kredit Area, bertugas untuk menentukan penilaian atas kredit
nasabah, hal ini dilakukan sebagai hasil dari fungsi pengendalian
 Manajer Pelayanan Cabang
o Bertanggung jawab memastikan proses operasional di cabang
berjalan dengan baik sesuai dengan prosedur yang berlaku
o Bertanggung jawab memastikan kualitas pinjaman lancar sesuai
rencana
o Bekerjasama dengan BM atas setiap tanggung jawab di atas serta
berkoordinasi dengan staff cabang lainnya untuk memastikan
cabang dengan lancar dan membantu BM mencapai kinerja yang
sesuai
 Petugas Hubungan, bertugas mencari nasabah baru dan portofolio, serta
menjaga hubungan baik dengan nasabah.
 Petugas Kredit, bertugas memberikan rekomendasi kredit kepada
Pemimpin Cabang I, menjaga disiplin proses dan kualifikasi kredit
cabang, serta melakukan pengungkit lapangan dan melakukan kajian atas
aplikasi kredit sesuai kebijakan dan pengelolaan yang tepat.
c. Menjelaskan semua kebijakan yang sudah ditetapkan.
PT Bank BTPN menyusun hirarki kebijakan perseoran sebagai berikut:
 Kebijakan utama. Kebijakan utama perseroan adalah kebijakan utama
atau induk atas seluruh kebijakan perseroan. Kebijakan ini menyangkut
tata kelola serta hal lain yang memengaruhi jalannya pengelolaan
perseroan.
 Kebijakan operasional. Kebijakan operasional perseroan merupakan
ketentuan yang mengatur setiap aktivitas di perseroan yang
mencerminkan strategi manajemen risiko perseroan termasuk penjelasan
umumnya. Yang termasuk ke dalam kebijakan operasional ini antara
lain:
 Pedoman dan tata tertib kerja komite di bawah dewan komisaris
 Pedoman dan tata tertib kerja komite di bawah direksi
 Ketentuan yang berlaku secara bankwide atau yang disyaratkan oleh
suatu ketentuan perundang-undangan untuk diperlakukan sebagai
kebijakan perseroan. Termasuk dalam hal ini yaitu kebijakan
mengenai produk dan layanan perseroan.
 Standard Operational Procedures (SOP). SOP adalah panduan yang
mengatur secara detail atas suatu proses dan menjelaskan tahapan dari
suatu kegiatan yang terstruktur dan sistematis yang wajib dilakukan.
Pengaturan ini wajib menerapkan fungsi four eyes principle secara tegas,
fungsi internal kontrol yang memadai serta megacu pada kebijakan.
 User Manual/Petunjuk Teknis/Petunjuk Pelaksana/ dokumen lain
yang dipersamakan. User manual merupakan pedoman yang lebih detil
dari SOP.

4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan (controlling) adalah kegiatan menilai suatu kinerja berdasarkan
standar yang sudah dibuat. Aktivitas-aktivitas yang termasuk dalam pengawasan
antara lain:
a. Menetukan standar-standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian.
b. Mengevaluasi keberhasilan dalam proses mencapai tujuan dan target mengikuti
indikator yang sudah ditetapkan.
c. Menempuh langkah klarifikasi serta koreksi atas terjadinya penyimpangan yang
ditemukan.
d. Memberi alternatif solusi atas masalah yang terjadi dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan.
e. Meninjau dan menganalisis ulang rencana, apakah sudah benar-benar realistis
atau tidak . Jika ternyata belum realistis maka perlu diperbaiki.

Untuk meningkatkan GCG dan manajemen risiko perusahaan menerapkan


manajemen risiko sesuai yang diatur dalam Peraturan OJK 18/PJOK.03/2016
tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum. Tujuan dari penerapan
manajemen risiko antara lain menjaga kinerja keuangan, reputasi perseroan, dan
memastikan penggunaan modal yang efektif dalam mendukung aktivitas perseroan
serta tercapainya visi dan misi perseroan. Penerapan manajemen risiko ini dilakukan
baik secara individu maupun secara konsolidasi dengan anak perusahaan.

a.) Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi, dilakukan pada penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan dan strategi manajemen risiko sesuai dengan tingkat risk
appetite dan risk tolerance perseroan.
b.) Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit. Mendukung pada
pemeliharaan eksposur risiko perseroan serta konsisten dengan visi, misi dan
strategi perseroan serta selaras dengan peraturan eksternal, hukum, dan
regulator.
c.) Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian
risiko, serta sistem informasi manajemen risiko.
 Identifikasi jenis risiko dilakukan atas setiap produk dan aktifitas usaha.
 Pengukuran risiko dilakukan sebagai bahan evaluasi hasil penerapan
manajemen risiko.
 Pemantauan dan pengendalian dilakukan pada eksposur dan limit risiko
serta melakukan secar aberkala baik pada komite manajemen risiko maupun
pada komite pemantau risiko.
 Sistem informasi manajemen risiko mengakomodasi strategi mitigasi risiko,
akurat, informatif mengenai kondisi keuangan, kinerja dan eksposur,
konsisten dan tersedia tepat waktu serta memiliki jejak audit.
d.) Sistem pengendalian internal yang menyeluruh.
Dalam pengendalian internal, PT Bank BTPN menerapkan pendekatan
pertahanan berlapis (3 lines of defense) yang masing-masing bekerja secara
independen. Pendekatan-pendekatan tersebut antara lain sebagai berikut.
 Lini pertama atau Risk Taking Unit/Quality Assurance. Fungsi sistem
pengendalian internal (QA) membantu unit pemangku risiko (RTU) dalam
penegakan disiplin praktek pengendalian risiko operasional sehari-hari.
 Lini kedua atau Risk Management. Divisi Risk Management bersama Divisi
Compliance melakukan pendefinisian, penyempurnaan dan pemeliharaan
metodologi pengelolaan risiko operasional, memastikan kecukupan mitigasi
risiko, kebijakan dan prosedur, serta melakukan koordinasi/fasilitasi dari
aktivitas pengelolaan risiko operasional secara menyeluruh.
 Lini ketiga atau Internal Audit. Internal audit akan memastikan secara
independen bahwa semua risiko residual telah dikelola sesuai dengan toleransi
risiko yang telah disetujui.

Dalam upaya pengawasan terhadap tata kelola perusahaan PT Bank BTPN


juga membentuk organisasi manajemen risiko antara lain sebagai berikut.

1) Komite Pemantau Risiko


Komite pemantau risiko diketuai oleh komisaris independen dan
beranggotakan komisaris dan pihak independen. Fungsinya yaitu melakukan
pemantauan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko
dan Satuan Kerja Manajemen Risiko serta mengevaluasi pertanggungjawaban
direksi atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko.
2) Komite Manajemen Risiko
Anggotanya mayoritas direksi dan pejabat eksekutif manajemen risiko
dengan direktur kepatuhan dan Risk Management Head sebagai anggota tetap.
Fungsinya yaitu membantu direksi dalam neyusun kerangka kebijakan dan
kerangka manajemen risiko serta melakukan evaluasi kebijakan manajemen
risiko dengan pelaksanaannya.
3) Satuan Kerja Manajemen Risiko
Diketuai oleh Risk Management Head dan merupakan unit independen
terhadap satuan kerja operasional (risk taking unit) dan terhadap satuan kerja
yang melaksanakan fungsi pengendalian internal. Satker ini berfungsi
membantu direksi dalam memantau posisi/eksposur risiko secara keseluruhan,
menyusun dan menyampaikan laporan profil risiko perseroan.
4) Satuan Kerja Operasional (risk taking unit)
Merupakan satuan kerja operasional yang wajib menginformasikan
eksposur risiko yang melekat pada satker yang bersangkutan pada satker
manajemen risiko secara berkala.
BAB III
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai