Anda di halaman 1dari 19

Perbankan dan Keuangan Sosial:

Aspek Berkelanjutan untuk


Kesejahteraan

Rofikoh Rokhim

Pidato pada Upacara Pengukuhan sebagai Guru Besar Tetap


Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia
Depok, 13 Maret 2021
Perbankan dan Keuangan Sosial:
Aspek Berkelanjutan untuk Kesejahteraan

Rofikoh Rokhim

Pidato pada Upacara Pengukuhan sebagai Guru Besar Tetap


Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia
Depok, 13 Maret 2021

1
Assalammu'alaikum Wr. Wb
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Ibu dan Bapak hadirin yang saya hormati,


Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Pada kesempatan ini perkenankan saya menyampaikan pidato
pengukuhan sebagai Guru Besar dengan judul:

Perbankan dan Keuangan Sosial: Aspek Berkelanjutan untuk Kesejahteraan

Kondisi pandemi Covid-19 yang telah berjalan selama setahun terakhir secara drastis merubah
tatanan kehidupan bermasyarakat. Sebagian besar sumber daya yang ada saat ini terfokus untuk
mengatasi dampak pandemi. Namun di sisi lain, kita juga tidak boleh melupakan bahwa saat ini kita
masih memiliki pekerjaan besar untuk dapat mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(Sustainable Development Goals/SDGs).
Dengan adanya pandemi, tentunya langkah untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan akan
menemui semakin banyak tantangan. Pengentasan kemiskinan, perubahan iklim, akses pendidikan
yang berkualitas, kesehatan masyarakat, dan kesetaraan gender merupakan poin yang menjadi isu
utama dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Saya yakin kita bersama sepakat bahwa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan harus kita upayakan
semaksimal mungkin melalui berbagai inisiatif. Namun, tentu pelaksanaannya membutuhkan biaya
yang tidak sedikit. Darimana kita bisa memperoleh sumber pendanaannya? Kalau dalam benak
sebagian warga tanpa sadar menjawab “Pemerintahlah.. siapa lagi coba?”, maka mari kita lihat
postur APBN dalam beberapa tahun terakhir. Rasio pajak terhadap Produk Domestik Bruto kita
mengalami penurunan padahal penerimaan pajak merupakan pendapatan utama dalam membiayai
APBN.
Bisa dibilang saat ini kita masih banyak PR tapi rupiah (Rp) terbatas. Dengan segala keterbatasan
yang ada, kita harus memikirkan alternatif sumber pembiayaan selain dari anggaran Pemerintah.
Pertanyaannya, darimana kita bisa mendapat dana?
Statistik Sistem Keuangan Indonesia edisi Januari 2021 memaparkan bahwa 77,90% aset keuangan
di sistem keuangan Indonesia berada di industri perbankan, sedangkan 22,90% sisanya berada di
industri keuangan non bank seperti pasar modal, asuransi, dana pensiun, dan lainnya.
Artinya, perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam perputaran aset keuangan di
Indonesia. Melihat besarnya peranan tersebut, perbankan dapat menjadi katalis untuk menggerakkan
perekonomian yang berkelanjutan melalui praktik sustainable finance atau keuangan berkelanjutan.
Keuangan berkelanjutan mengacu pada segala bentuk layanan keuangan yang mengintegrasikan
kriteria lingkungan, sosial, dan tata kelola (Environmental, Social, Governance/ESG) ke dalam
keputusan bisnis atau investasi untuk keuntungan jangka panjang bagi klien dan masyarakat luas.
Dengan melaksanakan praktik ini, bank dan lembaga keuangan tidak hanya berfokus pada profit
(keuntungan) semata tapi juga pada planet (bumi) dan people (manusia).
Konsep keuangan berkelanjutan mendorong lembaga keuangan untuk meningkatkan aliran modal ke
proyek dan sektor hijau, ramah iklim dan inklusif serta membantu lembaga keuangan
mengintegrasikan tujuan iklim dan risiko jangka panjang terkait iklim ke dalam manajemen
portofolio mereka.
2
Trade off antara profit vs people and planet
Salah satu hal yang perlu ditekankan dalam konsep keuangan berkelanjutan adalah perbedaannya
dengan konsep tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR).
Dalam pelaksanaan CSR, entitas bisnis lebih banyak mengambil peran sebagai filantropis dan
bersifat voluntary dan sebagian besar karena ingin membalas budi kepada lingkungan dan
komunitas, terlepas dari pertanyaan apakah model bisnisnya sesuai dengan etika bisnis atau tidak.
Sebagai contoh, suatu perusahaan perkebunan memperoleh keuntungan dengan praktik-praktik yang
tidak berkelanjutan misalnya dengan merusak ekosistem hewan dan tanaman langka dan kemudian
menggunakan keuntungannya untuk disalurkan dalam program CSR.
Namun sebaliknya, dalam praktik yang diusung oleh keuangan berkelanjutan, model bisnis yang
digunakan dalam mencari keuntungan harus selaras dengan prinsip-prinsip berkelanjutan.
Dalam hal ini, lembaga keuangan menjadi driver yang memastikan entitas bisnis menyelaraskan
aktivitas profit making dan komitmen menjaga lingkungan dan komunitas sosial pada saat yang
bersamaan melalui komitmen penyaluran modal.
Lembaga keuangan dapat memberikan insentif pinjaman/penyaluran modal yang lebih menarik
untuk entitas bisnis yang melaksanakan praktik bisnis berkelanjutan.
Lalu apa untungnya bagi lembaga keuangan, bukankah penyaluran modal yang dengan tingkat
pengembalian yang lebih rendah dapat menurunkan profitabilitas?
Dalam pelaksanaan praktik keuangan yang berkelanjutan, penting untuk menggarisbawahi konsep
visi jangka panjang (long-term vision). Artinya dalam jangka pendek mungkin profitabilitas yang
dapat diperoleh lembaga keuangan sedikit lebih rendah, namun profitabilitas ini dapat dipastikan
terus berkelanjutan dalam jangka waktu yang panjang.
Ambil saja contoh opsi 1, lembaga keuangan memberikan pinjaman dengan tingkat bunga yang
tinggi kepada perusahaan yang melakukan aktivitas pertambangan dengan ekstensif tanpa
memperhatikan keberlangsungan lingkungan. Dalam jangka pendek, bank tentu mendapatkan
pendapatan bunga yang sangat menarik namun begitu kegiatan pertambangan tersebut berhenti
karena sumber dayanya habis dan lingkungan sekitarnya rusak, maka bank dalam jangka panjang
juga akan kesulitan dalam menyalurkan dananya.
Bandingkan dengan opsi 2, dimana lembaga keuangan menyalurkan pinjaman kepada perusahaan
pertambangan dengan bunga yang lebih rendah, namun terdapat klausul pinjaman bahwa debitur
harus menjaga lingkungan dan menggunakan sumber daya lokal. Dalam jangka pendek keuntungan
yang diperoleh bank mungkin tidak setinggi opsi 1, namun debitur dapat melakukan aktivitas
bisnisnya dalam jangka waktu yang lebih panjang dan juga menghidupkan perekonomian di
sekitarnya. Hidupnya perekonomian sekitar ini dapat menjadi sumber penyaluran modal dan
tentunya merupakan potensi pendapatan bagi bank di masa depan.
Dari sisi sumber pendanaan atau funding, praktik keuangan berkelanjutan juga menjadi modal bagi
lembaga keuangan untuk memperoleh sumber dana yang lebih murah. Bagaimanapun, sumber
pembiayaan seperti dana pensiun, trust fund, atau investment bank utamanya dari negara maju saat
ini memiliki concern yang cukup tinggi terhadap keputusan investasi yang mengacu pada prinsip
lingkungan, sosial dan tata kelola.

3
Artinya lembaga keuangan di Indonesia dapat menerbitkan instrumen untuk meningkatkan kapasitas
pembiayaan dengan biaya yang lebih murah apabila memiliki komitmen untuk menggunakan
peruntukan dananya pada aktivitas bisnis yang berkelanjutan.
Beberapa contoh lembaga keuangan di negara maju yang telah berhasil dalam penerbitan surat utang
untuk pembiayaan berkelanjutan antara lain Deutsche Bank, BNP Paribas, Barclays, UBS, BBVA,
Goldman Sachs, JP Morgan, Merrill Lynch, Blackrock dan masih banyak lagi.
Sedangkan di Indonesia adalah Bank Rakyat Indonesia yang pada saat sebelum pendemi Covid-19
menerbitkan obligasi sosial dengan skema berwawasan lingkungan (sustainable bond) sebesar
US$500 juta dengan bunga yang cukup rendah, dengan minat beli investor mencapai US$4,1 miliar
atau oversubscribe delapan kali. Ini merupakan penerbitan instrumen keuangan sosial yang pertama
di Asia Tenggara.
Faktor yang menjadi daya tarik utamanya adalah dana hasil penerbitan obligasi sosial itu disalurkan
untuk kegiatan yang berwawasan sosial dan lingkungan.
Setidaknya sustainable bond tersebut telah menciptakan lapangan kerja bagi 245 ribu pelaku UMKM
dan 1.200 orang untuk memiliki rumah layak huni. Dana tersebut juga digunakan untuk kredit
pembelian panel surya untuk penerangan rumah masyarakat.

Pembiayaan sosial dan pemberdayaan UMKM


Salah satu misi sosial yang juga diusung dalam konsep keuangan berkelanjutan, utamanya di
Indonesia, adalah dengan menyediakan layanan keuangan yang inklusif. Mengapa layanan keuangan
yang inklusif menjadi penting?
Melihat peta persebaran jenis usaha di Indonesia berdasarkan skala usahanya, lebih dari 90%
merupakan UMKM. Sementara itu, angka inklusi keuangan di Indonesia “baru” mencapai 76,19%
pada tahun 2019 (Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2019, Otoritas Jasa Keuangan).
Angka ini menjadi indikasi bahwa belum semua penduduk Indonesia dapat menikmati akses
terhadap jasa keuangan, dan sebagian diantaranya bisa jadi merupakan pelaku UMKM. Padahal,
kemampuan memperoleh akses permodalan yang terjangkau merupakan salah satu penentu
keberlangsungan suatu usaha.
Data menunjukkan bahwa UMKM mendapatkan pembiayaan dari perbankan sebesar Rp1.091 triliun
pada bulan Desember 2020, masih sekitar 25% dari total kredit yang disalurkan oleh perbankan.
Terdapat empat penyebab sulitnya UMKM mendapatkan akses, diantaranya:
(1) information opacity, yang utamanya karena UMKM umumnya tidak diaudit, usia usaha yang
relatif muda, aset yang tidak dijamin, rendahnya penerapan teknologi (Rokhim, Wulandari &
Mayasari, 2018) dan tidak memiliki track record yang tercatat,
(2) information opacity menyebabkan terjadinya information asymmetry yang berujung pada credit
rationing (Stiglitz & Weiss, 1981) sehingga menurut logika bank, higher return digunakan untuk
mengkompensasi tingginya kemungkinan default dari UMKM (Akerlof, 1970),
(3) granularity, yaitu keadaan dimana pembiayaan UMKM memiliki karakteristik “kecil-kecil tapi
banyak”, sehingga meningkatkan monitoring cost bagi perbankan yang pada akhirnya mengurangi
efisiensi perbankan.
Hal ini menuntut transformasi antar lembaga-lembaga yang ada dalam industri keuangan di
Indonesia untuk lebih meningkatkan kolaborasi demi penguatan jejaring perbankan kepada sektor
4
UMKM. Penyaluran kredit/pembiayaan kepada UMKM ini tidak cukup hanya dilakukan oleh sektor
perbankan, melainkan juga berbagai lembaga terkait, diantaranya Permodalan Nasional Madani
(PNM) dengan produk ultra mikro (UMi) Mekaar secara berkelompok kepada lebih dari 8 juta
wanita dari keluarga pra-sejahtera. Pegadaian juga melakukan penyaluran pembiayaan UMi kepada
sekitar 219 ribu nasabah. Bahana Artha Ventura yang telah menyalurkan UMi, kurang lebih kepada
270 ribu nasabah.
Demikian juga Lembaga Keuangan Mikro (LKM) lainnya yaitu koperasi, Baitul Maal wa Tamwil
(BMT), Program Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK), dan lembaga lainnya termasuk yang dimiliki
oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) seperti Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) yang
menyalurkan pinjaman kepada lebih dari 50 ribu ibu-ibu dengan melekatkan kewajiban bagi ibu-ibu
yang memiliki anak untuk menyekolahkan anaknya di sekolah umum atau sekolah yang telah
dibangun oleh yayasan tersebut.
Selain UMi yang saat ini mengemuka, sejak 2007 telah ada kebijakan kredit usaha rakyat (KUR)
yang ditujukan bagi UMKM. Kredit ini dapat diakses secara langsung melalui Bank yang ditunjuk
oleh pemerintah atau melalui Lembaga Keuangan Mikro atau Koperasi yang menjadi penyalur dari
bank yang ditunjuk.
Program KUR tersebut terbukti membantu UMKM, yang ditunjukkan oleh penelitian dari Rokhim &
Mayasari (2018), dikarenakan syaratnya yang mudah sehingga mereka terbantu dan tidak keberatan
dengan adanya program KUR tersebut (Rokhim,Wulandari & Mayasari, 2019).
Pemanfaatan KUR banyak dilakukan untuk perluasan usaha serta peningkatan kegiatan sektor
produktif. Bahkan, para penerima KUR ini menyatakan telah menerapkan konsep creating shared
value dengan memperhatikan aspek sosial dan aspek lingkungan dalam menjalankan bisnis. Nasabah
meyakini penyaluran pembiayaan ini menciptakan nilai bersama secara mutual antara Bank dan juga
debitur (Rokhim et al., 2020a).
Sepanjang pandemi Covid-19, penelitian juga menemukan bahwa pegawai perbankan khususnya
para account officer (AO) telah bekerja lebih keras meskipun beberapa melakukan working from
home (WFH) terkait penyaluran dana KUR (Rokhim, Wulandari & Mayasari, 2020). Waktu kerja
sepanjang pandemi mengalami peningkatan berkisar 20% dibandingkan dengan waktu pada
umumnya. Sungguh pengabdian yang nyata dari account officer atau mantri untuk terus menjaga
kelangsungan bisnis dari sisi penawaran dan permintaan agar perekonomian terus bergerak.
Terdapat juga aturan Bank Indonesia, PBI Nomor 14/22/PBI/2012, yang kemudian dilakukan
perubahan pada PBI Nomor 17/12/PBI/2015, yang mengarahkan Bank untuk mengalokasikan
pembiayaan kepada UMKM minimal sebesar 20% dari total kredit/pembiayaan. Jika bank tidak
memenuhi ketentuan tersebut, maka Bank diharuskan memberikan pelatihan kepada UMKM.
Suatu upaya persuasif dan memberikan kemanfaatan langsung kepada pengembangan UMKM di
Indonesia, dibandingkan dengan denda dalam bentuk uang.
Berbagai peraturan tersebut menunjukkan bahwa terdapat perkembangan ke arah sosial, dimana
penyaluran kredit yang dilakukan oleh sektor perbankan dan lembaga keuangan tidak hanya berfokus
pada profit, tetapi juga menyeimbangkan dengan outreach atau keterjangkauan pada kelompok-
kelompok yang sebelumnya kurang tersentuh terutama karena faktor struktural, yakni hambatan
untuk mengakses informasi dan layanan.

5
Perluasan akses atau ketersediaan (availability) dari kredit dan lembaga keuangan adalah faktor yang
sangat krusial bagi UMKM karena pada dasarnya UMKM mempunyai kemampuan bayar yang baik
(Murti, Rokhim, dan Viverita, 2018).
Dampak dari kurangnya akses permodalan memengaruhi beberapa aspek, selain dikarenakan oleh
faktor internal dari UMKM itu sendiri, diantaranya terhadap rendahnya penggunaan teknologi
informasi (Rokhim, Wulandari & Mayasari, 2018) dan kemampuan pelaksanaan pengembangan
(Rokhim & Astrini, 2019) agar mampu mengikuti perkembangan zaman dan bersaing dengan usaha
lainnya.
Untuk meningkatkan pengembangan UMKM, Kementerian Koperasi dan UMKM, Kementerian
BUMN melalui CSR BUMN, lembaga keuangan juga dapat dan telah memberikan pendampingan
dan pelatihan (Rokhim & Astrini, 2019).
Selain akses permodalan dan pelatihan, dukungan terhadap UMKM juga diberikan dengan adanya
produk microinsurance atau asuransi mikro yang terutama ditujukan bagi konsumen dengan
pendapatan rendah, dan disalurkan melalui lembaga keuangan mikro atau low-income retailer atau
lembaga sejenis lainnya (Rokhim, Astrini & Nasution, 2017).
Produk ini tersedia bagi individu, kelompok, maupun pengusaha UMKM untuk mengasuransikan
pinjaman maupun aset dari usahanya. Walaupun produk ini masih menghadapi berbagai tantangan,
diantaranya rendahnya literasi masyarakat terhadap produk asuransi, tetapi asuransi mikro
mempunyai potensi yang besar.
Selain itu, adanya produk asuransi mikro ini juga akan membantu masyarakat kelas bawah untuk
melindungi diri maupun aset yang mereka miliki dari risiko bisnis maupun bencana yang mungkin
terjadi.
Dengan adanya akses permodalan yang terbuka bagi UMKM dan dukungan berbagai pihak, maka
UMKM mempunyai kesempatan untuk scale up usaha yang dimiliki.
Para UMKM yang melalui journey dengan baik akan naik kelas dari nasabah yang tidak memiliki
agunan, kemudian mendapatkan akses pembiayaan ultra mikro, dan setelah memiliki agunan maka
dapat memiliki akses gadai dan pada akhirnya menjadi bankable untuk menjadi nasabah perbankan.
Dalam jangka panjang, program ini diharapkan menjadi inkubasi bagi UMKM agar dapat scaling up
atau naik kelas dari nasabah unbankable menjadi bankable. Setelah bankable, nasabah juga akan
lebih sejahtera dan dapat mengambil pinjaman berikutnya dan kelak menjadi pengusaha menengah,
dan pengusaha besar, atau bahkan menjadi eksportir.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rokhim, Sikatan, Lubis & Setiawan (2016) terhadap
debitur mikrokredit, akses terhadap mikrokredit bagi pelaku usaha wanita mempunyai dampak
positif bagi kesejahteraan para nasabah tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan pendapatan
dan kemampuan untuk meningkatkan pinjaman pada round berikutnya. Murti, Rokhim & Viverita
(2018) juga menemukan bahwa UMKM lebih sejahtera setelah mendapatkan pinjaman dan
kemudian mampu mengambil pembiayaan lanjutan dengan nominal yang lebih besar.
Lalu, apa yang menjadi motivasi utama debitur ini untuk mengambil pembiayaan lanjutan?
Penelitian yang dilakukan oleh Rokhim et.al (2020b) terhadap penerima pinjaman, menyatakan
bahwa mereka ingin menggunakan pinjaman untuk ekspansi usaha sehingga mereka akan taat dalam
mencicil. Salah satu faktor yang mempengaruhi ketaatan nasabah dalam melunasi pinjamannya
adalah kedisiplinan yang ditanamkan oleh account officer.

6
Pembiayaan Dengan Tujuan Sosial
Sejalan dengan semangat sharing economy, kolaborasi dari berbagai lembaga keuangan (Bank,
Koperasi, BMT, PNM, PUKK, Universitas, LKM dan LSM) akan membantu tercapainya misi sosial
bagi peningkatan inklusivitas, membantu peningkatan pemberdayaan ekonomi dan produktivitas
masyarakat, serta peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat
miskin atau berpenghasilan rendah. Hal ini adalah salah satu akar dari lembaga keuangan sosial
(Rizzi et al., 2018).
Hal ini sejalan dengan pengertian mengenai social banking atau social finance bahwa industri
keuangan selayaknya mengembalikan penggunaan uang kepada kehidupan nyata atau ekonomi riil
(Benedikter, 2011). Misi sosial ini mampu diperluas dengan adanya penyaluran dana dari perbankan
melalui lembaga keuangan mikro.
Melihat berbagai usaha dan manfaat yang ada dari penyaluran pembiayaan terhadap UMKM,
pertanyaan yang muncul kemudian adalah apakah memang memberikan pembiayaan dengan
tujuan sosial dapat memberikan keuntungan bagi perbankan dan lembaga keuangan.
Jika UMKM ini semakin besar, maka terdapat beberapa manfaat bagi lembaga keuangan. UMKM
akan menempatkan dananya di sektor perbankan/lembaga keuangan. Kemudian UMKM juga dapat
melakukan transaksi keuangan melalui perbankan/lembaga keuangan sehingga meningkatkan traffic
aktivitas lembaga keuangan tersebut.
Selain itu, UMKM juga akan membutuhkan pendanaan yang lebih besar, dimana perbankan/lembaga
keuangan juga akan mendapatkan keuntungan dari hal tersebut. Dengan demikian, peran sosial
(outreach) dan profit tetap akan dapat dicapai.

Kesimpulan
Dengan menggabungkan kontribusi dari berbagai pemangku kepentingan, maka diharapkan kembaga
keuangan dapat semakin memperkuat tujuan untuk menyeimbangkan peran secara sosial dan
pencapaian profit.
Hal ini merupakan salah satu cara untuk memperkuat peran sektor keuangan dalam membantu
masyarakat dalam mencapai tujuannya dan menjadi sistem pendukung di dalam masyarakat (Shiller,
2012).
Tidak hanya itu, jika selisih antara rate of return on capital, dalam hal ini tingkat pengembalian yang
dikenakan oleh lembaga keuangan, dan pertumbuhan ekonomi dapat diturunkan, maka dapat
membantu penurunan kesenjangan distribusi kekayaan (Piketty, 2014).
Dengan demikian, maka lembaga keuangan dapat memberikan pendanaan yang lebih mudah dan
terjangkau bagi berbagai kegiatan yang mendukung masyarakat dan lingkungan sehingga juga dapat
mendukung keberlangsungan lembaga keuangan.
Beberapa hal yang dapat diperkuat di masa mendatang untuk mewujudkan perbankan dan keuangan
yang berkelanjutan dan memiliki dampak sosial adalah:
- Peranan dari praktisi perbankan dan lembaga keuangan untuk menciptakan instrumen atau produk
yang inovatif dengan memanfaatkan teknologi, sehingga produk keuangan dapat menjangkau semua
nasabah dan mengemat biaya administrasi yang harus ditanggung nasabah. Pada akhirnya, untuk
dapat mendorong demokrasi dalam bentuk percepatan inklusi keuangan dan membawa manfaat
ekonomi dan sosial yang lebih besar
- Yang tidak kalah penting yaitu peranan Tri Dharma dunia akademik dengan (1) karya ilmiah
maupun (2) pengabdian masyarakat dan tidak lupa (3) pengajaran:
7
1. Karya ilmiah dari akademisi dapat mempercepat lembaga keuangan dan perbankan untuk
mengimplementasikan roadmap keuangan berkelanjutan dari regulatormisalnya pada aspek
perhitungan risiko terkait dengan keberlanjutan (sustainability) dalam produk keuangan, insentif bagi
industri perbankan dan keuangan dari kontribusi terhadap kerberlanjutan, perhitungan nilai tambah
(added value) dari praktik keuangan berkelanjutan terhadap profitabilitas lembaga keuangan bank
dan non-bank.
2. Pengabdian masyarakat dari kalangan akademik juga untuk mempercepat keuangan inklusi,
dengan cara engagement kepada UMKM dan masyarakat luas.
3. Tidak kalah penting, untuk kembali ke kelas dengan semangat mendesiminasikan mindset
sustainable thinking di kalangan mahasiswa, agar kelak peserta didik dapat menjadi praktisi industri
perbankan dan keuangan dan yang tidak hanya kompetitif, namun memiliki ciri kepemimpinan
transformatif yaitu semangat kolaborasi dan kerjasama untuk kebaikan bersama. People, Planet,
Profit.

Ibu dan Bapak yang saya muliakan


Mengakhiri pidato pengukuhan ini, perkenankanlah saya mengungkapkan rasa syukur dan
terima kasih saya.

Sebagai dosen, saya tidak akan mampu menyandang gelar Guru Besar pada hari ini, jika tidak
dibantu dan didukung oleh berbagai pihak. Karena itu, pada kesempatan ini izinkan saya
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut berperan dalam
pencapaian gelar ini. Secara khusus saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua saya Alm Muhammad Nur Rokhim dan Siti Anjariyah, bapak dan ibu mertua
Alm Prof. Salahuddin Hardy dan Siti Harbiah, suami Anwar Salahuddin dan segenap anggota
keluarga saya.
2. Rektor Universitas Indonesia, Prof. Ari Kuncoro. Ph.D.
3. Ketua Dewan Guru Besar Universitas Indonesia (DGB UI), Prof. Dr. Harkristuti Harkrisnowo
beserta seluruh anggota DGB UI.
4. Pejabat Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Ibu Dr. Beta Yulianita,
Wakil Dekan I Bapak Teguh Dartanto Ph.D dan Wakil Dekan II Bapak Dr. Gede Harja Wasistha.
5. Ketua dan Sekretaris Dewan Guru Besar FEB UI, Prof. Susiyati B. Hirawan, Ph.D. dan Prof.
Dr. Ine Minara beserta seluruh anggota Dewan Guru Besar FEB UI terutama peer reviewer
saya yaitu Prof Suroso, dan Prof Irwan Adi Eka Putra dan Prof. Kresnohadi A. Karnen.
6. Ketua Departemen Manajemen FEB UI, Dony Abdul Chalid, Ph.D beserta seluruh rekan
dosen dan tenaga pendidik di Departemen Manajemen FEB UI, MM FEB UI, PPIM FEB UI
dan di FEB UI.
7. Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, Kementerian
Tenaga Kerja, yang memberikan kesempatan saya mengabdi dan belajar tentang praktik-
praktik manajemen korporasi dan badan usaha di PT Pos Indonesia (Persero), PT Hotel
Indonesia Natour (Persero), PT Permodalan Nasional Madani (Persero), PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) dan BPJS Ketenagakerjaan
8. Kementerian ESDM dan Kementerian Desa, yang memberikan kesempatan saya mengabdi dan
belajar tentang evaluasi kebijakan melalui Satgas Migas dan Satgas Dana Desa.
9. Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan, Bursa Efek Indonesia,
tempat saya belajar seluk beluk kebijakan dan praktik-praktik perbankan dan keuangan.
10. Yayasan Cinta Anak Bangsa tempat saya belajar dan mengabdi tentang kegiatan sosial dan
pemberdayaan yang berdampak.
11. Bisnis Indonesia tempat saya belajar berbagai ilmu secara cepat dan memperluas jejaring.
12. Tempo dan Kompas bacaan saya sejak SD yang mendorong saya untuk mempunyai impian
luas.
13. Member RoRo Foundation sebagai oposisi loyal.
8
14. Bapak Prof. Boediono, Bapak Dr. Sofyan Djalil, Ibu Felia Salim, MBA yang memberikan
rekomendasi saya untuk meneruskan sekolah. Bapak Darmin Nasution yang menguji ke-robust-
an desertasi saya
15. Merci beaucoup pour Profesor Jean-Pierre Laffargue, sebagai promotor saya selama
mengambil program doktor di Universite de Paris 1 Pantheon-Sorbonne. Setelah lulus saya
diberikan hadiah ikut kursus masak dan bikin kue di sekolah kuliner terkenal di Paris. “Kamu
bisa bikin restoran dan orang percaya pasti enak karena kamu pernah tinggal di Paris dan
kursus masak secara profesional,” ungkapnya. Dan 15 tahun kemudian atau sejak pendemi
Covid-19 tahun 2020, saya membuka restoran “Sumber Asli: Kuliner Tempo Dulu” di dekat
sekolah Prancis di Jakarta Selatan. Namun saya memilih masakan nusantara untuk
melestarikannya, selain untuk menciptakan permintaan, menyerap tenaga kerja dan membayar
pajak.

Mengakhiri sambutan ini, saya juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua panitia acara pengukuhan, dan berbagai pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya
satu per satu. Semoga Allah SWT membalas kebaikan Anda semua.

Wassalammu'alaikum Wr. Wb

Daftar Pustaka
Akerlof, G. A. (1970). The market for "Lemons": Quality uncertainty and the market mechanism.
The Quarterly Journal of Economics, 84(3), 488–500.
Agarwal, S., Chomsisengphet, S., & Liu, C. (2008). Determinants of small business default. In G.
Christodoulakis & S. Satchell (Eds.), The analytics of risk model validation. London: Academic
Press, 1-12.
Benedikter, Roland. (2011). Social banking and social finance: Answers to the economic crisis.
Stanford: Springer.
Murti, G. B., Rokhim, R. & Viverita. (2018). Loan price and size in the Indonesian retail microcredit
market. Pertanika Journal of Social Sciences and Humanities, 26(August), 139-150.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (2019). SIARAN PERS SURVEI OJK 2019: INDEKS LITERASI DAN
INKLUSI KEUANGAN MENINGKAT. https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/siaran-
pers/Pages/Siaran-Pers-Survei-OJK-2019-Indeks-Literasi-Dan-Inklusi-Keuangan-
Meningkat.aspx
Piketty, T. (2015). About capital in the twenty-first century. American Economic Review, 105(5),
48-53.
Rizzi, F., Pellegrini, C., & Battaglia, M. (2018). The structuring of social finance: Emerging
approaches for supporting environmentally and socially impactful projects. Journal of Cleaner
Production, 170, 805-817.
Rokhim. R., Astrini, Melia Retno., & Nasution, Ruri Eka Fauziah. (2017). The Good Practice in
Marketing Microinsurance Product: Evidence from Indonesia. The International Review of
Financial Consumers, Vol. 2, No. 1,73-87.
Rokhim, R., Faradinawaty, I.A.A., Yonathan, A.D., Perdana, W.A. & Natih, P.G.L. (2020). Peer-
monitoring, credit discipline training, and ultra-microcredit loan repayment performance: The
case of Mekaar Program in Indonesia. Working paper.
Rokhim, R., Lubis, A.W., Faradynawati, I.A.A.,Perdana, W.A. , & Yonathan, A.D. (2021). Micro
credit and creating share value. Working paper.
Rokhim, R., & Mayasari, I. (2018). Analisis model 4As pada kesidaan menggunakan kredit Usaha
Rakyat. Jurnal Kawistara, 8(1), 75-90.
Rokhim, R., Sikatan, G.A.S., Wibisono Lubis, A. and Setyawan, M.I. (2016), Does microcredit
improve wellbeing? Evidence from Indonesia, Humanomics, Vol. 32 No. 3, 258-274.
Rokhim, R., Wulandari, P., & Mayasari, I. (2018). Small medium enterprises technology acceptance
model: A conceptual review. International Journal of Business and Society, 19(S4), 689-699.
9
Rokhim, R., Wulandari, P., & Mayasari, I. (2019). Kredit Usaha Rakyat: Tinjauan Kebijakan dan
Implementasi. UI Publishing.
Rokhim, R., Wulandari, P., & Mayasari, I. (2020). Model penerimaan teknologi untuk menguji
perilaku karyawan perbankan terhadap learning management system pada saat pandemi dan post
Covid-19. Working Paper.
Rokhim, R., Wulandari, P., &Mayasari, I. (2021). The Factors that Influence Small and Medium
Enterprises’ Intention to Adopt the Government Credit Program. Journal of Research in
Marketing and Entrepreneurship, forthcoming.
Rokhim, R., Astrini, M. R. (2019). Micro Small and Medium Enterprise (MSMEs) Ecosystem and
government measures to promote MSME innovation in Indonesia. Asian Research Policy, Vol.
10, Issue 2, 29-38.
Shiller, R. J. (2012). Finance and the Good Society. Princeton: Princeton University Press.
Srinivas, Y. (2005). Bank finance to the SME sector – Issues and perspectives. The Chartered
Accountant, 54(3), 436–439.
Stiglitz, J. E., & Weiss, A. (1981). Credit rationing in markets with imperfect
information. American Economic Review, 71(3), 393–410.
Situs Otoritas Jasa Keuangan (http://www.ojk.go.id)
Situs Bank Indonesia (http://www.bi.go.id)
Situs Lembaga Penjamin Simpanan (http://www.lps.go.id)

10
RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Rofikoh Rokhim


NIP/NUP : 0609050391
Pangkat/Golongan : Guru Besar - IV B
Tempat/Tanggal Lahir : Klaten, 1971
Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan Formal
1. Doktor Ekonomi, Université de Paris 1 Pantheon-Sorbonne, Paris, France (2002-2005).
2. Diplome d’Etudes Approfondies, Studi Pembangunan, Université de Paris 1 Panthéon Sorbonne, Paris,
France, (2001-2002).
3. Master Keuangan, Institute International d’ Administration Publique-Ecole National d’ Administration
(1999-2000).
4. Sarjana Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Univerisitas Gadjah Mada (1990-1994).
5. Sarjana Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia (1989-1993).

Pendidikan Non Formal


1. London School of Economics and Political Science (Juni, 2019).
2. Chicago Booth School of Business, University of Chicago (Maret, 2019).
3. Said Business School: University of Oxford ( Desember 2018).
4. Stanford Graduate School of Business, Stanford University (Agustus 2018).
5. Wharton Business School, University of Pennsylvania (April 2018).
6. Harvard Business School dan Harvard Kennedy School, University of Harvard (Juni 2016 dan Mei 2015).
7. INSEAD (November-December 2014).
8. Sloan School of Management, Massachusetts Institute of Technology (MIT) (Agustus 2008-Juni 2009).
9. Internationale Weiterbildung und Entwicklung gGmbH (Agustus-Oktober 2007).

Riwayat Pekerjaan/Jabatan
1. Direktur MM-MBA, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (2019).
2. Komisaris Independen, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (2017).
3. Staf Ahli, PT Permodalan Nasional Madani (2017-2019).
4. Anggota Satgas Transparansi Bisnis, Kementerian BUMN (2017).
5. Anggota Satgas Desa, Kementerian Desa, PDT & Transmigrasi (2016-2017).
6. Komite Organisasi dan Kepesertaan, BPJS Ketenagakerjaan (2015-2017).
7. Komisaris Utama, PT Hotel Indonesia Natour (2015-2017).
8. Ahli Lokal, Asian Development Bank (20014-2016).
9. Anggota Satgas Anti Mafia Migas, Kementerian ESDM (2014-2015).
10. Komite Risiko dan Komite Audit, PT Pos Indonesia (2012-2015).
11. Periset, KADIN (2009-2015).
12. Kepala Bisnis Indonesia Intelligence Unit (2008-2013).
13. Kepala Management Research Center, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Indonesia (2006-2015).
14. Penasehat, Yayasan Cinta Anak Bangsa (2006-sekarang).
15. Bisnis Indonesia (1994-2008).

Penghargaan
Makara Dharma Bhakti 2020, Universitas Indonesia.

Scholarships/Fellowships
1. Scholarship from Schwab Foundation for Social Entrepreneur to participating in Executive Program of
Managing Non Profit Organization Excellent, Harvard Business School, University of Harvard, Boston,
United State of America, (October 2016).

11
2. Scholarship from INSEAD Business School to participatinginExecutive Program of Social
Entrepreneurship, INSEAD Business School, Singapore (November-December 2014).
3. Scholarship from Prudential Indonesia to participating in Seminar of Insurance by Asia Insurance Review,
Singapore (November 2014).
4. Scholarship for participating in IDEAS Leadership Program, Sloan School of Management, Massachusetts
Institute of Technology, Boston, USA (September 2008-May 2009).
5. Scholarship from Ministry of Cooperation Economics, Germany, to participate in “Training for Trainers”
(August-October 2007).
6. Scholarship in internship and research for doctoral degree by Total SA, France (2004-2005).
7. Scholarship for master and doctoral degree by French Ministry of Foreign Affairs (September 2001-
November 2005).
8. Co-finance and Scholarship for master and doctoral degree by French Prime Minister (August 1999-
September 2000).
9. Scholarship for non-degree capital market course by Jakarta Stock Exchange (January-June 1998).
10. Scholarship for non-degree journalism by The Asia Foundation (May-Oct 1994).

Observer
1. 46th ECOSOC Meeting, United Nations, New York, USA (sejak February 2008)

Visiting Scholars
1. Agricultural and Technique University, North Carolina, USA (April 2008).
2. School of Oriental and African Studies (SOAS), University of London, London, United Kingdom (Mei
2005).
3. Economic Research School of Pacific and Asian Studies, Australian National University, Canberra,
Australia (Juni 2004).

Visiting Programs

1. Bank of England, London, United Kingdom (November 2004)


2. Lloyd’s Market, United Kingdom (November 2004)
3. Financial Service Authority of United Kingdom, London, United Kingdom (November 2004)
4. London Stock Exchange, London, United Kingdom (May 1997 and November 2004)
5. Taiwan Stock Exchange, Taipei, Taiwan (May, 2002)
6. Tokyo Stock Exchange, Tokyo, Japan (May, 2002)
7. Bank Central European, Frankfurt, Germany (July, 2001)
8. Deutsche Borse, Frankfurt, Germany (July, 2001)
9. Italian Stock Exchange, Milan, Italy (June 2001)
10. NASDAQ Stock Exchange, New York, USA (May 1997)
11. New York Stock Exchange, New York, USA (May 1997)
12. Hong Kong Stock Exchange, Hong Kong, (April 1997)
13. Singapore Stock Exchange, Singapore, (February 1996)

Professional National Standard Accreditation


1. Broker Dealer Certification (WPPE) in capital market by Indonesian Securities Commission, Ministry of
Finance (Agustus 1997).

12
Acreditor
1. National Acreditor of Scientific Journal, Directorate General fo Higher Education, Ministry of
Education, Jakarta, Indonesia (since June 2012).

Research Grant
1. Grant of Research on Social Impact of Palm Oil Plantation, Ministry of Research, Technology and
Higher Education of the Republic of Indonesia, Jakarta, Indonesia (May 2020) )—with Herdis
Herdiansyah Ph.D
2. Grant of Research on Covid-19 and Office Behaviour, Ministry of Research, Technology and Higher
Education of the Republic of Indonesia, Jakarta, Indonesia (May 2020) )— Iin Mayasari, Ph.D
3. Grant of Research on Social Impact of Palm Oil Plantation, Ministry of Research, Technology and
Higher Education of the Republic of Indonesia, Jakarta, Indonesia (Feb 2019)—with Herdis
Herdiansyah Ph.D
4. Grant of Research on Credit for Business Program (KUR) Batch 3, Ministry of Research, Technology
and Higher Education of the Republic of Indonesia, Jakarta, Indonesia (Feb 2019)—with Ruslan
Prijadi Ph.D and Iin Mayasari, Ph.D
5. Grant of Research on Credit for Business Program (KUR) Batch 2, Ministry of Research, Technology
and Higher Education of the Republic of Indonesia, Jakarta, Indonesia (Feb 2018)—with Ruslan
Prijadi Ph.D and Iin Mayasari, Ph.D
6. Grant of Research on Credit for Business Program (KUR) Batch 1, Ministry of Research, Technology
and Higher Education of the Republic of Indonesia, Jakarta, Indonesia (Jan 2017)—with Ruslan
Prijadi Ph.D and Iin Mayasari, Ph.D
7. Grant of Research Collaboration on Entrepreneurship between Universitas Indonesia and University of
Paramadina, Jakarta, Director General of Higher Education of the Ministry of Education and Culture,
Indonesia (April 2015)—with Ruslan Prijadi Ph.D and Iin Mayasari, Ph.D
8. Grant of Research Collaboration on Regional Competitiveness between Universitas Indonesia and
University of Groningen, Groningen, The Netherland (April 2015)—with Sari Wahyuni
9. Grant of Research Collaboration on Regional Competitiveness between Universitas Indonesia and
University of Groningen, Groningen, The Netherland (April 2014)—with Sari Wahyuni PhD
10. Grant of Research Collaboration on Regional Competitiveness between Universitas Indonesia and
University of Groningen, Groningen, The Netherland (November 2013)—with Sari Wahyuni PhD
11. Grant of Research Collaboration of Center International Forestry Research (CIFOR), Bogor, Jakarta
(December 2003)—with Romain Pirard

Course and Training Programs


1. Workshop on ‘‘Case Writing for Academics“ Management Research Center, Department Management,
Faculty of Economics and Business, Universitas Indonesia, Jakarta (December 2019)
2. Training on Text Mining Using R Software, Department Management, Faculty of Economics and
Business, Universitas Indonesia, Jakarta (November, 2019)
3. Training on Introduction to Big dat and Data Science, Management Research Center, Department
Management, Faculty of Economics and Business, Universitas Indonesia, Jakarta (August, 2019)
4. Workshop CECTCSR “Social Return on Your CSR Investment“, Universitas Trisaksi, Jakarta, Indonesia
(January 2019)
5. Training on College Active Learning, Universitas Indonesia, Jakarta (Avirl, 2019)
6. Workshop on Venture Capital, Department Management, Faculty of Economics and Business, Universitas
Indonesia, Jakarta (August, 2018)
7. Workhshop on Research Development, Department Management, Faculty of Economics and Business,
Universitas Indonesia, Jakarta (February 2018)
8. Workshop Human Capital towards Digital Era,Workers Social Security Agency, Jakarta (October 2017)
9. Workshop Cost Accounting & Control for Hotel and Restaurant, Institute of Indonesia Chartered
Accountants, Jakarta (October 2017)
13
10. Training of A New Dimention of Audit Operational, Lembaga Pengembangan Auditor Internal,
Yogyakarta (December 2016)
11. Training on STATA Program, Department Management, Faculty of Economics and Business, Universitas
Indonesia, Jakarta (November 2015)
12. Training on System Dynamics, Department Management, Faculty of Economics and Business, Universitas
Indonesia, Jakarta (November 2015)
13. Training on Corporate Audit, Indonesian Corporate Auditor Association, Jakarta, (April 2015)
14. Training on Latex for Publication, Department Management, Faculty of Economics and Business,
Universitas Indonesia, Jakarta (September, 2014)
15. Training on Research Data NVIVO 10, Department Management, Faculty of Economics and Business,
Universitas Indonesia, Jakarta (August, 2014)
16. Training on Meta Analysis, Department Management, Faculty of Economics and Business, Universitas
Indonesia, Jakarta (August, 2014)
17. Training on Management Oil and Gaz, Indonesian Special Task Force in Oil and Gaz, Jakarta (2014)
18. The 2nd Batch Businessmen National Dialogue, Lembaga Ketahanan Nasional, Jakarta (2013)
19. Training on Writing IT based Module, Universitas Indonesia, Jakarta (2012)
20. Training on Managing Scientific Journal Information System, Universitas Indonesia, Jakarta (2012)
21. Training on Application System, Universitas Indonesia, Jakarta (2012)
22. Training on Open Develompment Forum on Acces to Information, Open Data, Open Knowledge and Open
Tools, World Bank, Jakarta (2012)
23. Balance Score Card, GML Performance Consulting, Jakarta (October 2011)
24. Training on Developing Instructional Skill and Technique, Universitas Indonesia, Jakarta (2011)
25. Euro Discussion, Union European Program in Brussels, Belgium, and Strassbourg, France (October
2008)
26. IDEAS Leadership Program, Sloan Business School, Massachusetts Institute of Technology, Sloan School
of Management, Boston, USA (September 2008)
27. Training for Trainers, International Institute for Journalism, Berlin, Germany, sponsored by Ministry of
Cooperation Economics, Germany (August-September 2007)
28. London Financial Market, London, United Kingdom, sponsored by Lloyd’s Market and Foreign and
Commonwealth Office, London, United Kingdom (November 2004)
29. Union European Program in Brussels, Belgium; Luxembourg, Luxembourg; Strassbourg , France
(February 2000)

Journal:
1. Factor Affecting Probability of Pharmaceutical Company: an Indonesia Evidence, Haryanto Lim and
Rofikoh Rokhim, Journal of Economics Studies, 2020, ISSN: 0144-3585.
2. Political Connections on Board of Management and Banking Performance: Evidence from Indonesia, Raja
Nisrina Jasmine, Rofikoh Rokhim and Arif Rahman Hakim, International Journal of Economics and
Management, 2020, Vol 14, No 2, ISSN: 1823-836X.
3. Funding Liquidity and Risk Taking Behavior in Southeast Asian Banks, Rofikoh Rokhim and In Min,
Emerging Markets Finance and Trade, 2020, Vol 56, Issues 2, ISBN: 0128-7701.
4. Revenue diversification and bank profitability: study in Indonesian banks, Muhammad Zaki Ashyari and
Rofikoh Rokhim, Jurnal Siasat Bisnis, 2020, Vol 21, No 1, ISSN: 0853-7666.
5. Is There a Ramadhan Effect on Sharia Mutual Funds?: Evidence from Indonesia and Malaysia, Rofikoh
Rokhim and Irma Octavani, International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and
Management, Special Issues, 2019, ISSN: 1753-8394.
6. Micro Small and Maedium Enterprise (MSMEs) Ecosystem and Government Measures to Promote MSME
Innovation in Indonesia, Rofikoh Rokhim and Melia Retno Astrini, Asian Research Policy, 2019, Vol 10,
Issue 2, ISSN: 2093-3509.
7. Does foreign board increase the company’s performance? The evidence from Indonesia, Muhammad
Zhafran Joenoes, Rofikoh Rokhim, Journal of Economics, Business and Accountancy Ventura, 2019, Vol
22, No 2, ISSN:2087-3735.
8. The Influence of Banking Competition on Firm’s Cost of and Access to Credit: Evidence from ASEAN-5
Countries. Farah Oktaviani, RofikohRokhim, Linggar Ikhsan Nugroho. International Journal of Business,
2019, Vol 24, Issues 3: 261-271, ISSN: 1083-4346.
14
9. Do Mudarabah and Musharakah financing impact Islamic Bank credit risk differently? Titi Dewi
Warninda, Irwan Adi Ekaputra and Rofikoh Rokhim. Research in International Business and Finance,
2019, Vol 49: 166-175, ISSN: 0275-5319.
10. Small Medium Enterprises Technology Acceptance Model: A Conceptual Review. Rofikoh Rokhim,
Permata Wulandari and Iin Mayasari. International Journal of Business and Society, 2018, Vo 19 S4: 689-
699, ISSN:15116670.
11. Corruption and Government Intervention on Bank-Risk-Taking: Cases of Asian Countries. Rizky Maulana
Nurhidayat and Rofikoh Rokhim. Jurnal Dinamika Manajemen, 2018, Vol 9 No 2: 228-237. ISSN: 2086-
0068.
12. Bank Specific Factors, Regional Economy and RDB’s Non Performing Loans throughout Indonesia, Hesti
Aruninggar and Rofikoh Rokhim, Jurnal Keuangan dan Perbankan, 2018, Vol 22, No 3: 557-567, ISSN:
1410-8089.
13. Loan Price and Size in the Indonesian Retail Microcredit Market, Ganesha Bayu Murti, Rofikoh Rokhim
and Viverita, Pertanika Journal Social Sciences & Humanities, 2018, 26 (S), 139-150, ISSN: 0128-7702.
14. Capital Buffer for Stronger Bank Stability: Empirical Evidence from Indonesia's Commercial Banks,
Dwi Nastiti Danarsari, Viverita and Rofikoh Rokhim, Pertanika Journal Social Sciences & Humanities,
2018, 26 (S), 55-68, ISSN: 0128-7702.
15. Analisis Model 4As pada Kesediaan Menggunakan Kredit Usaha Rakyat, Rofikoh Rokhim and Iin
Mayasari, Kawistara Jurnal Sosial dan Humaniora, 2018, Vol 8, No 1, ISSN: 2088-5415.
16. Loan Supply and Demand Lending in Rural Regional Bank: Evidence from Indonesia, Nadia Listiyani and
Rofikoh Rokhim, International Journal of Small and Medium Enterprise and Business Sustainability,
2017, Vol 2, No 1, 73-87, ISSN: 2242-9368.
17. The Structure of Indonesian Banking and Insurance Industry, Rofikoh Rokhim, International Journal of
Economic Research, 2017, Vol 14, No. 12, 187-193, ISSN:0972-9380.
18. Analyzing Key Success Factors of Local Economic Development in Several Remote Areas in Indonesia,
Rofikoh Rokhim, Sari Wahyuni, Permata Wulandari and Fajarayu Pinagara, Journal of Enterprising
Communities, 2017, Vol 9 Issues 1, 85-97, ISSN: 1750-6204
19. Banking Crisis and Market Discipline in Indonesian Banking Industries,George Adam Sukotjo Sikatan and
Rofikoh Rokhim, Jurnal Akuntansi Keuangan, 2017, Vol 19 No 1, 37-47, ISSN: 2548-7504.
20. The Good Practice in Marketing Microinsurance Product:Evidence from Indonesia, Rofikoh Rokhim, Ruri
Eka Fauziah Nasution, Melia Retno Astrini, The International Review of Financial Consumers, 2017,
Vol 2 No 1, 73-87, ISSN: 2508-3155.
21. Investor Protection Fund and Trading Behavior: Evidence from Indonesia, Rofikoh Rokhim, Nurdhani
Hendranastiti and Nevya Wulandary, International Journal of Applied Business & Economic Research,
2017, Vol. 15, No. 4, ISSN: 0972-7302.
22. Business Model and Bank Risk in Indonesian Islamic Bank, Panji Patra Anggaredho and Rofikoh Rokhim,
Asia-Pacific Management and Business Applications, 2017, Vol 5, No. 3, ISSN: 2252-8997.
23. Comparative Economic Value Added on Southeast Asian Banking Industry, Lintang Dewanti and Rofikoh
Rokhim, Economics Journal of Emerging Market, 2017, 9(1), ISSN:2502-180X.
24. Foreign Ownership and Banking Performance: Evidence From Indonesia, Amarilla Hapsari and Rofikoh
Rokhim, Jurnal Dinamika Manajemen, 2017, Vol 8 No 1, ISSN: 2086-0668.
25. Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) as the Reference Rate: Is it Effective?, Marwadi and Rofikoh
Rokhim, Indonesian Capital Market Review, 2016, Volume 8: 110-121, ISSN: 1979-8997.
26. The Effect of Owenership Structure and Cash Flow to the Non-Financial Firms’ Devidend Payout Ration
Lised in IDX, Regina Arya Putri and Rofikoh Rokhim, Jurnal Ilmiah Manajemen MIX, 2016, Volume
VI/Nomor 02, ISSN: 2088-1231.
27. Do Micro Finance Increase Wellbeing, Rofikoh Rokhim, Arief Wibisono Lubis, Muhammad Irwan
Setiawan, and George Adam Sukoco Sikatan, Humanomics, 2016, Vol 32, Issue 3, ISSN: 0828-8666.
28. Market Anomalies and Intraday Return Indonesia Stock Exchange, Rofikoh Rokhim and Hansel
Tanuwijaya, International Journal of Economics and Management Sciences, 2015, Volume 4 Issues 5:1-
15, ISSN: 2162-6359.
29. Risiko NPL Kredit Bank Pembangunan Daerah sebagai Regional Champion: Rofikoh Rokhim and Mal
Insnaeni Sri Mey Yanti
Jurnal Keuangan dan Perbankan, 2014, Volume 18, Nomor 1, ISSN: 1410-8089.
30. Pengaruh Penjaminan Simpanan, CAR, dan NPL pada Tingkat Deposit, Risiko, Moral Hazard, dan NIM,
Rofikoh Rokhim and Nevya Wulandary, Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 2013, Vol. 17 No. 4,
ISSN 1411-0393.

15
31. The Influence of Agricultural Commodity on F&B Company’s Performance in Indonesia: Rofikoh
Rokhim and Puguh Setiawan, International Research Journal of Business Studies,2013, Vol. 6. No. 1, e-
ISSN: 2338-4565, ISSN: 2089-6271.
32. Ownership Structure, Risk and the Impact Towards Performances in Indonesian Commercial Banks:
Rofikoh Rokhim and Jubilant Arda Hamidy, Jurnal Keuangan dan Perbankan/Journal of Finance and
Banking, 2013, Volume 15. Nomor 1, ISSN: 1410-8623.
33. The Increase of Foreign Ownership and its Impact on the Performance, Competition and Risk in the
Indonesia Banking Industry: Rofikoh Rokhim and Anindya P. Susanto, Asian Journal of Business and
Accounting, 2013, Vol. 6, No. 2: 137-153, ISSN 1985-4064.
34. The Stability Comparison between Islamic Banks and Conventional Banks: Evidence in Indonesia:
Gamaginta dan Rofikoh Rokhim, Journal of Islamic Finance and Business Research, 2012, Vol. 1, No. 1,
ISSN: 1893-4299.
35. Macro Economics Factors and Bank Lending Behaviour in Indonesia, Rofikoh Rokhim and Yinylia Rusli,
Economic Journal of Emerging Markets, 2012, Volume 4, Issue 2, Oktober 2012, ISSN: 2086-3128.
36. Debt and entrenchment: Evidence from Thailand and Indonesia, Pramuan Bunkanwanicha, Jyoti Gupta,
Rofikoh Rokhim. European Journal of Operational Research, 2008, Vol. 185: 1578-1595, ISSN:0377-
2217.
37. Menakar Ulang Disharmoni Fiskal-Moneter dan Perlambatan Kinerja Ekonomi Nasional, 2008, Rofikoh
Rokhim, Reform Review, 2008, Vol II, No 1: 28-35.
38. Menakar Ulang Urgensi Regulasi Profesi Akuntan dalam Perpektif Profesionalisme dan Penciptaan Good
Corporate Governance. 2008. Rofikoh Rokhim. Economic Business & Accounting Review, Vol II, No. 2:
5-14.

Book Chapters

1. Influence of Macro Economic Determinants o return of REIT with Cross Listed Assets, Juli 2020, Herman
Widjadja and Rofikoh Rokhim, Chapter of Book: Recent studies in Economics of Development, Business
and Accounting, Nova Social Science, page 229-253. ISBN-13: 978-1536173819 and ISBN-
10:1536173819.
2. Determinants of Dividend Policy: An Empirical Study in Indonesia, Nov 2019, Emil Indra Subekti and
Rofikoh Rokhim, Chapter of Book: Business and Management Issues in the Global and Digital Era:
Indonesian Perspectives, Nova Social Science, ISBN-13: 978-1536162752, ISB-10: 1536162752.
3. Perceived Mobile Payment Acceptance in Indonesia, Nov 2019, Dimaz Wibisono and Rofikoh Rokhim,
Chapter of Book: Business and Management Issues in the Global and Digital Era: Indonesian
Perspectives, Nova Social Science, ISBN-13: 978-1536162752, ISB-10: 1536162752.
4. Contact Employees’ Prosocial Behaviors: The Role of Leader-Member Exchange and Perceived
Organization, March 2019, Rofikoh Rokhim and Monica Devina. Chapter of Book: Leading for High
Performance in Asia: Contemporary Research and Evidence, Springer Nature, Singapore Pte Ltd, 41-63.
ISBN 978-981-13-6074-9.
5. Financial Consumer Protection in Indonesia: Towards fair Treatment for All, Agustus 2018. Rofikoh
Rokhim, Wardatul Adawiyah and Ida Ayu Agung Faradynawati, Chapter of Book: An Introduction of
Financial Consumers Protection, Springer Nature Singapore Pte. Ltd, 201-224 ISBN 978-981-10-8440-9.
6. JNE Merebut Pasar dengan Manajemen Spiritual, 2013, Rofikoh Rokhim and M. Irwan Setyawan, Chapter
of Book: Case in Management Seri 5 Indonesia Real Companies, Manajemen Research Center (Dep.
Management) MRC FEUI, ISBN :978-602-17114-3-9.
7. Rating Agency for Bank and SMEs in Indonesia, 2013, Rofikoh Rokhim, Chapter of Book: Indonesia
Banking Watch 2013-2014 Eighth Edition. Pustaka Bisnis Indonesia, ISBN:978-979-619-060-7.
8. The Sustainability of Local Investor Role in Stock Market, 2013, Rofikoh Rokhim, Chapter of Book: DX
Watch 2013-2014. Thirteenth edition. Pustaka Bisnis Indonesia, ISBN: 978-979-619-061-4.
9. New Boat, New Captain, New Expectations, 2012, Rofikoh Rokhim, Chapter of Book: IDX Watch 2012-
2013, Twelth edition, Pustaka Bisnis Indonesia, ISBN: 978-979-619-054-0.

16
10. Asia Pulp and Paper: A Business Rationale Based on Debt Entrenchment and Financial Expropriation:
Romain Pirrard and Rofikoh Rokhim, 2012, Book of Chapter: Corporate Governance in the 21st Century,
Edition Kellan V. Lowery (editor), Nova Publisher ISBN 978-1-60456-008-4.
11. Banking Industry and Its Role in Financial Inclusion, 2012, Rofikoh Rokhim, Book of Chapter: Indonesia
Banking Watch 2012-2013, Pustaka Bisnis Indonesia, ISBN: 978-979-619-053-9.
12. Efisiensi Indofarma Menuju Produsen Obat Generik Terbesar, 2012, Rofikoh Rokhim, Book of Chapter:
Cases in Management Indonesia Real Companies Seri 4, Salemba Empat MRC FEUI, ISBN: 978-979-
061-260-0.
13. Micro-insurance for the Poor, 2012, Rofikoh Rokhim, Book of Chapter: Indonesia Insurance Watch 2012-
2013, Pustaka Bisnis Indonesia, ISBN: 978-979-619-055-3.

Proceeding/Working Paper
1. Credit Growth and Financial Fragility in the ASEAN Region, 2020, Christina Juliana Hakim, Rofikoh
Rokhim, Mahdiah Aulia. Proceeding: Comtemporary Research on Business Management, 243-247, CRC
Press, Taylor & Francis Group, ISBN 978-0-367-47166-8.
2. Oil Price and Airlines Company Financial Soundness, 2020, Rofikoh Rokhim, Winalda Ajaniara Perdana,
Miqdad Robbani. Proceeding: Comtemporary Research on Business Management, 226-230, CRC Press,
Taylor & Francis Group, ISBN 978-0-367-47166-8.
3. The Restructuring os State-Owned Enterprises: A Case Study in an Indonesia, 2020, Laura A. Olivia,
Rofikoh Rokhim,. Proceeding: Comtemporary Research on Business Management, 66-69, CRC Press,
Taylor & Francis Group, ISBN 978-0-367-47166-8.
4. Credit Growth and Bank Soundness in the ASEAN Region, 2020, Christina Juliana Hakim, Rofikoh
Rokhim, Fatiya Rumi Humaira. Proceeding: Comtemporary Research on Business Management, 312-316,
CRC Press, Taylor & Francis Group, ISBN 978-0-367-47166-8.
5. Corporate Social Responsilibilty Performance and Banking Soundness in Indonesia: Should the Industry
be more Socially Responsible? 2020, Rofikoh Rokhim and Winalda Ajaniara Perdana, Melia Retno
Astrini. Proceeding: Comtemporary Research on Business Management, 221-225, CRC Press, Taylor &
Francis Group, ISBN 978-0-367-47166-8.
6. The Influence of Non-Interest Income Towards Credit Risk and Loan Spread in ASEAN-5, 2020, Nadia D.
Novianti and Rofikoh Rokhim. Proceeding: Comtemporary Research on Business Management, 239-242,
CRC Press, Taylor & Francis Group, ISBN 978-0-367-47166-8.
7. Determinants of Mekaar’s Ultramicro Credit Default Probability, 2020, Nahla Nurussafa and Rofikoh
Rokhim. Proceeding: Comtemporary Research on Business Management, 253-257, CRC Press, Taylor &
Francis Group, ISBN 978-0-367-47166-8.
8. Corruption Perception Index and Locally Generated revenue: Have They Gotten Better or Worse? A Case
Study in Ten Major Cities in Indonesia, 2020, Rofikoh Rokhim, Rurie Eka Fauziah Nasution, Asiah
Muchtar, Wahyudi Thohary. Proceeding: Comtemporary Research on Business Management, 328-331,
CRC Press, Taylor & Francis Group, ISBN 978-0-367-47166-8
9. Do the Volatility of Oil Price Influence the Transportation sector in ASEAN Countries? 2020, Rofikoh
Rokhim, Febrio Giring Tolangga and Melia Retno Astrini. Proceeding: Comtemporary Research on
Business Management, 337-341, CRC Press, Taylor & Francis Group, ISBN 978-0-367-47166-8.
10. Synergy Effect Analysis of PT Xl Axiata Tbk After Acquisition 2011-1013, Ratna A. Gitasari and Rofikoh
Rokhim, Understanding Digital Industry, Taylor Francis Grop, 2020, ISBN 978-0-367-41076-6.
11. Capital Adequacy Requirement, the Cost of Financial Intermediation and Risk Taking Behavior of the
Indonesia Banking Sector. Rika Angela Sirait and Rofikoh Rokhim. Advances in Economics, Business and
Management Research, Atlantis Press, 2019, Vol 72: 99-104,
12. Why has Ultra Microfinance been a Policy Success in Indonesia. Rofikoh Rokhim. Proceeding The 2016
Global Forum for Financial Consumers, ISBN: 978-89-8207-219-2. SKK University, South Korea, 4-5
November 2017.
13. Micro Insurance for Low Income Indonesian: Current Development and Future Expansion. Rofikoh
Rokhim, Melia Retno Astrini and Lulu Lutfia. Proceeding The 2016 Global Forum for Financial
Consumers. ISBN 978-89-8207-219-2, SKK Univeristy, South of Korea, Korea.
14. The Negative Impact of Coal Mining Company on Health, Environment, Climate Change, Economics
Sustainability and Macroeconomics. Rofikoh Rokhim, Wardatul Adawiyah, Ruri Eka Fauziah Nasution.
Proceeding E3S Web of Conference, 74, 01004, 2018.

17
15. Foreign Penetration and Banking Competition: Evidence from Asia Pacific Region. Destri Amalia Sugiono
and Rofikoh Rokhim. Proceeding the 4th Indonesia Finance Association International Conference 2018.
ISSN 2548-0066. November 2018.
16. What is the Best between Production Sharing Contract Cost Recovery and Gross Split Scheme in Oil and
Gas Working Field? Asep Buchori and Rofikoh Rokhim. Proceeding the 4th Indonesia Finance
Association International Conference 2018. ISSN 2548-0066, November 2018.
17. Mobile Payments in Indonesia: How far we are to become Cashless Society? Rofikoh Rokhim, Proceeding
The 2018 Global Forum for Financial Consumers, ISBN 979-11-962446-1-3. Waseda University, Japan.
27-28 July 2018
18. Pengaruh Perilaku Nila-Nilai Agama Direksi dan Struktur Kepemilikan terhadap Struktur Modal
Perusahaan, Rida Rahim, Chyntia Afriani Utama and Rofikoh Rokhim, Proceeding, International
Conference and Doctoral Colloquium in Finance, The Indonesian Financial Association, ISSN: 2580-7625,
August 2017

19. The Impact of Conglomeration on Systemic Risk of Banking Sector in Indonesia, Bima Baskara Sakti and
Rofikoh Rokhim, Proceeding, International Conference and Doctoral Colloquium in Finance, The
Indonesian Financial Association, ISSN: 2580-7625, August 2017

20. The Cross Market Comovement of Frontier Markets: Integration and Contagion among Them, Jubah
Maulana and Rofikoh Rokhim, Proceeding, International Conference and Doctoral Colloquium in
Finance, The Indonesian Financial Association, ISSN: 2580-7625, August 2017
21. Financial Consumer Protection: Case of Indonesia. Rofikoh Rokhim and Anton Hermansyah. Proceeding
2015 Global Financial Consumer Forum, ISBN 978-89-8207-219-2, Jeju Nastional University, South of
Korea, Korea, 31 October-1 November 2015
22. Peran Perbankan dalam Mendorong Creativepreneurship dalam Menghadapi MEA (Banking Sector
Contribution in Supporting Creativepreneurship towards ASEAN Economic Community): Rofikoh
Rokhim, Proceeding Indonesian Banking Expo 2013 23-25 May 2013. Perbanas
23. Pembahasan Rigiditas Suku Bunga dan Permasalahannya (Interest Rate Rigidity and Its Problems):
Rofikoh Rokhim, Proceeding Round Table Discussion 4 April 2012
24. Free Float Rule, Liquidity and Speculative trading in Asian Countries Stock Exchange: Rofikoh Rokhim
dan Anton Hermansyah, Proceeding The 6th International Conference Business and Market Research,
Ateneo Manila, Manila, Philippines, 27-28 Oktober 2011
25. Social Information (CSR) and Stock Return: Rofikoh Rokhim and Arie Widodo, Working Paper presented
in Corporate Secretary Gathering in February 2010, Jakarta, Indonesia
26. An Empirical Analysis of Capital Structure in Indonesian Firms: Alain Chevalier, Augustinus
Prasentyantoko and Rofikoh Rokhim, Working Paper of GATS/ENS-LSH, Lyon 2008
27. Related Lending and Banking Soundness: Rofikoh Rokhim, Working Paper, Swiss Society for Financial
Market Research and Federation, 2005, Zurich, Switzerland.
28. Asia Pulp&Paper: A New Elements for Analysis in Apparent Failure: Roman Pirard and Rofikoh
Rokhim, CIFOR Working Paper No. 31 2005
29. Do Banking Crises Enhance Efficiency? A Case Study of 1994 Turkish and 1997 Indonesian Crises: Julien
Reynaud and Rofikoh Rokhim, Cahies de la MSE, Maison des Science Economique, Universite de Paris
1 Pantheon-Sorbonne, Paris FranceISSN : 1624-0340

18

Anda mungkin juga menyukai