Anda di halaman 1dari 37

PENERAPAN

KEUANGAN BERKELANJUTAN
BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

Jakarta, 24 September 2019


Bahan Presentasi dan Bahan Pendukung dapat diunduh di:

bit.ly/green-fin

2
Agenda Presentasi

1 2

Pokok-Pokok Pengaturan dalam Penerapan Keuangan Berkelanjutan


POJK 51/POJK.03/2017 bagi Perusahaan Pembiayaan

3
Sistem keuangan untuk pembiayaan proyek-proyek Sustainable Development
Pengertian Goals (SDGs). Merupakan inisiatif OJK untuk mempersiapkan Industri Jasa
Keuangan (IJK) yang mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Manfaat STABILITAS : Meningkatkan daya tahan IJK terkait risiko lingkungan hidup dan
sosial serta pendalaman pasar keuangan (produk dan/jasa
keuangan berkelanjutan).

PERTUMBUHAN EKONOMI : Meningkatkan kontribusi IJK dalam penyediaan


BERKELANJUTAN pendanaan Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan/SDGs dan perubahan iklim.

INKLUSIF : Perluasan akses pendanaan bagi masyarakat terdampak perubahan


iklim dan menurunkan income gap.

Fokus ROADMAP KEUANGAN BERKELANJUTAN 2015-2019


Peningkatan pemahaman IJK akan pentingnya penerapan keuangan berkelanjutan.
Penyiapan regulasi untuk menciptakan level playing field dan insentif dalam penerapan
keuangan berkelanjutan
Awal pendalaman pasar untuk pembiayaan proyek berkelanjutan.
4
Ekosistem Keuangan Berkelanjutan

5
LJK, Emiten, dan Perusahaan Publik wajib menerapkan
Keuangan Berkelanjutan dalam kegiatan usaha LJK, Emiten,
dan Perusahaan Publik

Pasal 2

6
Timeline Implementasi POJK No.51/POJK.03/2017
tentang Keuangan Berkelanjutan
CAKUPAN 1 JAN 2019 1 JAN 2020 1 JAN 2022 1 JAN 2024 1 JAN 2025

PERBANKAN
Bank Umum
Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha (BUKU) 3, BUKU 4, dan Bank Asing
BUKU 1 dan BUKU 2, BUKU 1 dan BUKU 2
BPR
BPR berdasarkan Kegiatan Usaha (BPRKU) 3 termasuk BPRS yang memiliki modal inti yang setara dengan
BPRKU 3,

BPRKU 1 dan BPRKU 2 serta BPRS yang memiliki modal inti yang setara dengan BPRKU 1 atau BPRKU 2

PASAR MODAL
Emiten selain Emiten dengan aset skala kecil dan Emiten dengan aset skala menengah, serta Perusahaan
Publik
Perusahaan efek yang mengadministrasikan rekening efek nasabah, dan Emiten dengan aset skala
menengah;

Emiten dengan aset skala kecil, perusahaan efek yang tidak mengadministrasikan rekening efek nasabah

IKNB

PERUSAHAAN PEMBIAYAAN, PERUSAHAAN PEMBIAYAAN SYARIAH, perusahaan modal ventura,


perusahaan modal ventura syariah, perusahaan pembiayaan infrastruktur, perusahaan asuransi,
perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, perusahaan reasuransi syariah, Lembaga Pembiayaan
Ekspor Indonesia, perusahaan pembiayaan sekunder perumahan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial,

Perusahaan pergadaian, perusahaan penjaminan, dan perusahaan penjaminan syariah; dan


Dana pensiun dengan total aset paling sedikit Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah)

Pasal 3 7
Prinsip Umum Keuangan Berkelanjutan

Pasal 4

 prinsip investasi bertanggung jawab;


 prinsip strategi dan praktik bisnis berkelanjutan
 prinsip pengelolaan risiko sosial dan Lingkungan Hidup
 prinsip tata kelola
 prinsip komunikasi yang informatif
 prinsip inklusif
 prinsip pengembangan sektor unggulan prioritas
 prinsip koordinasi dan kolaborasi.

8
Prinsip Umum Keuangan Berkelanjutan

Prinsip investasi Prinsip strategi dan praktik Prinsip pengelolaan risiko


bertanggung jawab Prinsip tata kelola
bisnis berkelanjutan sosial dan lingkungan hidup

Prinsip komunikasi yang Prinsip pengembangan Prinsip koordinasi dan


Prinsip inklusif
informatif sektor unggulan prioritas kolaborasi

9
Penerapan Keuangan Berkelanjutan
Pasal 4

LJK wajib menyusun Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB) sebagaimana


tercantum dalam Lampiran I POJK 51/POJK.03/2017

RAKB wajib disampaikan setiap tahun ke OJK:


a. pada waktu yang sama dengan penyampaian rencana bisnis, bagi LJK yang
diwajibkan untuk menyampaikan rencana bisnis sebagai bagian dari rencana
bisnis/dokumen terpisah;
b. paling lambat tanggal 31 Januari 2019 bagi LJK yang tidak diwajibkan untuk
menyampaikan rencana bisnis.

10
Penerapan Keuangan Berkelanjutan (2)
Pasal 6 – Pasal 8

LJK wajib mengkomunikasikan RAKB kepada pemegang saham dan seluruh


jenjang organisasi yang ada pada LJK.

RAKB wajib disusun berdasarkan prioritas masing-masing LJK, paling sedikit


berupa:
1. pengembangan produk dan/atau jasa keuangan berkelanjutan;
2. pengembangan kapasitas intern; dan/atau
3. penyesuaian organisasi, manajemen risiko, tata kelola, dan/atau SOP yang
sesuai dengan prinsip penerapan Keuangan Berkelanjutan.

LJK yang diwajibkan melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan


(TJSL) wajib mengalokasikan sebagian dana TJSL untuk mendukung kegiatan
penerapan Keuangan Berkelanjutan yang dituangkan dalam RAKB.
11
Contoh Prioritas Penyusunan RAKB
Prioritas Rencana Aksi Pelaksanaan
Pengembangan Produk Pembiayaan kepada proyek energi terbarukan, efisiensi energi, pertanian berkelanjutan,
dan/atau Jasa Keuangan perikanan berkelanjutan , proyek bangunan hijau dan pariwisata ramah lingkungan
Berkelanjutan (wisata untuk memperbaiki keanekaragaman hayati, konservasi fauna, dan sumber
daya alam lainnya).

Pengembangan Pelatihan yang bertujuan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia
kapasitas intern LJK LJK dalam penerapan Keuangan Berkelanjutan.
Penyesuaian organisasi Adanya fungsi keberlanjutan dalam organisasi.
Penyesuaian LJK mempertimbangkan dan memperhitungkan risiko sosial dan lingkungan hidup
manajemen risiko dalam setiap pengambilan keputusan.
Penyesuaian tata kelola Menambahkan komponen keberlanjutan dalam struktur dan proses tata kelola LJK.
LJK
Penyesuaian standar Mempertimbangkan dan memperhitungkan aspek sosial dan Lingkungan Hidup dalam
prosedur operasional setiap standar prosedur operasional LJK.
LJK
12
Cakupan Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan

Proses Tindak
Penyusunan Lanjut
RAKB RAKB
Ringkasan Prioritas dan
Eksekutif Uraian RAKB
Faktor
Penentu
RAKB

13
Faktor Penentu Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan

Rencana Kapasitas Kondisi Keuangan


Strategi Bisnis Organisasi dan Kapasitas Teknis

Kerjasama dengan
Strategi Komunikasi Sistem Monitoring, Kebijakan Pemerintah
Pihak Eksternal
Evaluasi, dan Mitigasi 14
Contoh Alokasi Dana TJSL

Penyaluran pembiayaan kepada


usaha mikro yang layak
(feasible) namun belum memiliki Pelatihan bagi calon nasabah
akses terhadap pendanaan dari mengenai bisnis
LJK yang diarahkan untuk berkelanjutan.
pengembangan bisnis
berkelanjutan.

Subsidi premi asuransi bagi


Pelaksanaan kampanye pola petani, nelayan dan masyarakat
produksi dan konsumsi yang miskin dan/atau
berkelanjutan (sustainable berpenghasilan rendah yang
production and consumption). rentan terhadap bencana

15
Pemberian Insentif

Pasal 9

LJK, Emiten, dan Perusahaan Publik yang menerapkan Keuangan


Berkelanjutan secara efektif dapat diberikan insentif oleh OJK berupa:
a. mengikutsertakan LJK, Emiten, dan Perusahaan Publik dalam
program pengembangan kompetensi sumber daya manusia;
b. penganugerahan Sustainable Finance Award; dan/atau
c. insentif lain.

16
Laporan Keberlanjutan
Pasal 10 dan Pasal 12
1. LJK, Emiten, dan Perusahaan Publik wajib menyusun Laporan
Keberlanjutan.
2. Disusun secara terpisah dari laporan tahunan atau sebagai bagian
yang tidak terpisah dari laporan tahunan. Dalam hal terpisah, wajib
disampaikan kepada OJK setiap tahun paling lambat pada tanggal 30
April tahun berikutnya.
3. Wajib dipublikasikan melalui situs web paling lambat pada tanggal 30
April tahun berikutnya.
4. Bagi LJK yang belum memiliki situs web, Laporan Keberlanjutan wajib
dipublikasikan melalui media cetak atau media pengumuman lain
yang mudah terbaca oleh publik paling lambat pada tanggal 30
April tahun berikutnya.
5. Laporan Keberlanjutan pertama kali wajib disampaikan untuk periode
laporan 1 Januari s.d. 31 Desember 2020, bagi LJK diantaranya
perusahaan pembiayaan.
17
Penyampaian Laporan Keberlanjutan

Dibuat dalam Bahasa


Dapat disusun secara Indonesia. Dalam hal Dapat disertai dengan
terpisah dengan diperlukan, Laporan gambar, grafik, tabel, dan/atau
laporan tahunan atau Keberlanjutan dapat diagram dengan keterangan
sebagai bagian yang dibuat dalam Bahasa yang jelas dan mudah
tidak terpisah dari Indonesia dan Bahasa dipahami pembaca.
laporan tahunan. Inggris secara
berdampingan.

18
Cakupan Informasi Laporan Keberlanjutan

5. Tata kelola keberlanjutan

4. Penjelasan Direksi 6. Kinerja keberlanjutan


3. Profil singkat LJK, Emiten dan 7. Verifikasi tertulis dari pihak
Perusahaan Publik independen, jika ada
2. Ikhtisar aspek keberlanjutan 8. Lembar umpan balik (feedback) untuk
(ekonomi, sosial, dan Lingkungan pembaca, jika ada
Hidup)
9. Tanggapan LJK, Emiten, atau
1. Penjelasan strategi keberlanjutan Perusahaan Publik terhadap umpan balik
laporan tahun sebelumnya

19
Sanksi

Sanksi administratif berupa teguran tertulis apabila:


1. Tidak atau terlambat menyampaikan rencana dan program aksi
penerapan prinsip-prinsip keuangan berkelanjutan.
2. Tidak melaksanakan RAKB secara efektif.
Rencana aksi keuangan berkelanjutan dilaksanakan secara efektif
apabila antara realisasi dengan rencana dan program aksi
terdapat deviasi tidak material atau deviasi material namun LJK
telah melaksanakan upaya maksimal untuk memenuhinya disertai
dengan penjelasan yang memadai dan dapat diterima
(reasonable).
3. Tidak atau terlambat menyampaikan Laporan Keberlanjutan.

20
Penerapan Keuangan
Berkelanjutan bagi
Perusahaan Pembiayaan

21
Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi Perusahaan Pembiayaan

Perusahaan Pembiayaan wajib mencantumkan


Perusahaan Pembiayaan wajib
rencana aksi keuangan berkelanjutan dalam
menerapkan keuangan berkelanjutan
rencana bisnis, yang wajib disampaikan
paling lambat pada tanggal 1 Januari
kepada OJK paling lambat pada tanggal 30
2020.
November 2019.

22
Petunjuk Teknis Implementasi POJK 51/2017

II. Makna Praktis III. Prioritas IV. Langkah Strategis dalam


I. Pendahuluan Prinsip keuangan Program Keuangan Implementasi Program
Berkelanjutan Berkelanjutan Keuangan Berkelanjutan

VII. Dana Tanggung Jawab VI. Rencana Aksi


VII. Laporan V. Kegiatan Usaha
Sosial Lingkungan untuk Keuangan
Berkelanjutan Berkelanjutan
Mendukung SF Berkelanjutan

23
Tahap Internalisasi Prinsip Keuangan Berkelanjutan

I. Persiapan II. Implementasi Awal III. Implementasi Lanjutan

1. Edukasi intern 1. Pengembangan SDM 1. pengembangan SDM


2. Penyesuaian SPO 2. Penyesuaian SPO pada unit yang sudah ada tingkat lanjut
3. Penyusunan RAKB jangka atau unit khusus terkait keuangan 2. pengembangan portofolio
panjang dan jangka berkelanjutan 3. pengawasan dan pelaporan
pendek 3. Penyesuaian sistem teknologi informasi dan 4. penyusunan sistem
pelaporan pengelolaan bisnis yang
4. Pengelolaan lingkungan internal yang mengintegrasikan
ramah lingkungan hidup komponen sosial,
5. Penyesuaian klasifikasi kegiatau usaha bank lingkungan hidup, dan tata
dengan kriteria dan kategori kegiatan usaha kelola dalam pengelolaan
berkelanjutan risiko
6. Desain, pengembangan, dan inovasi produk 5. edukasi nasabah
dan/atau jasa keuangan berkelanjutan bank
sesuai dengan permintaan pasar
7. Inisiasi portofolio
8. Edukasi eksternal.
24
Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan

Energi Pengelolaan Sumber Daya Transportasi


Efisiensi Pencegahan dan Konservasi
Terbarukan Alam Hayati dan Ramah
Energi Pengendalian Polusi Keanekaragaman
Penggunaan Lahan yang Lingkungan
Hayati Darat dan Air
Berkelanjutan

Produk yang Dapat


Bangunan Berwawasan Kegiatan Usaha
Pengelolaan Adaptasi Mengurangi Penggunaan Usaha Mikro,
Lingkungan yang Memenuhi dan/atau Kegiatan Lain
Air dan Air Perubahan Sumber Daya dan Kecil, dan
Standar atau Sertifikasi yang yang Berwawasan
Limbah yang Iklim Menghasilkan Lebih Sedikit Menengah
Diakui Secara Nasional, Lingkungan Lainnya
Berkelanjutan Polusi (Eco-efficient)
Regional, atau Internasional
25
Potensi Penerapan Sustainable Finance – Energi Terbarukan

Pembiayaan proyek pembangunan


pembangkit listrik yang menggunakan
Pembiayaan pengembangan energi Pembiayaan penerapan eco-farming.
panas bumu, angin, bioenergi, sinar
terbarukan teknologi hibrid berbahan bakar
matahari, aliran dan terjunan air, serta
angin.
gerakan dan perbedaan suhu lapisan
laut.

Pembiayaan panel surya untuk Pembiayaan pengolahan potongan dan


atap rumah. Pembiayaan program biogas rumah. limbah kayu menjadi wood biomass sebagai
pengganti gas alam.
26
Potensi Penerapan Sustainable Finance – Efisiensi Energi

Pembiayaan renovasi bangunan untuk Pembiayaan kepada pabrik lampu yang


meningkatkan efisiensi energi dengan Pembiayaan penggantian mesin tekstil menerapkan standar kerja energi minimum
mengganti lampu hemat energi, hemat energi dan pelabelan lampu compact fluorescent
sirkulasi udara pada bangunan. lamp.

Pembiayaan penggantian chiller yang Pembiayaan penualan peralatan yang Pembiayaan bagi perusahaan yang
lebih efisien dan ramah lingkungan memenuhi standar konvervasi energi menggunakan teknologi produksi bersih

27
Potensi Penerapan Sustainable Finance – Pencegahan dan
Pengendalian Polusi

Pembiayaan proyek pengelolaan limbah pada pabrik, Pembiayaan proyek yang menggunakan bahan
industri daur ulang, termasuk pengurangan keberadaan kimia ramah lingkungan dan proses kimia yang
zat kimia persisten, bioaccumulative, and toxic (PBT). mengurangi atau menghilangkan zat berbahaya.

28
Potensi Penerapan Sustainable Finance – Pengelolaan SDA Hayati

Pembiayaan sektor pertanian dengan


tanaman rendah karbon, pertanian
organik, RSPO/ ISPO pada industri Pembiayaan penanaman dan rehabilitasi
sawit, sertifikasi Sistem Verifikasi dan Pembiayaan untuk pengelolaan lahan kering hutan dan manajemen kehutanan yang
Legalitas Kayu (SVLK), pembiayaan untuk pertanian dan perkebunan. menerapkan prinsip hutan berkelanjutan
pertanian organik, pembiayaan
wirausaha pupuk kompos.

Pembiayaan program pengelolaan


Pembiayaan untuk mengelola perkebunan Pembiayaan pengembangan hutan
dan perlindungan terumbu karang,
hidroponik. kemasyarakatan dan hutan desa.
padang lamun, dan mangrove.

29
Potensi Penerapan Sustainable Finance – Konservasi
Keanekaragaman Hayati Darat dan Air

Pembiayaan pendirian Pusat


Konservasi Elang Kamojang (PKEK) di Pembiayaan pengelolaan air dan irigasi.
Garut, Jawa Barat.
Pembiayaan dalam rangka integrasi rencana
pengelolaan produksi dan pelestarian satwa
langka melalui pengelolaan hutan secara
lestari pada perusahaan di bidang
kehutanan.

Pembiayaan pendirian Pusat


Rehabilitasi Satwa Primata Aspinall Pembiayaan pengelolaan dan rehabilitasi
Foundation di Kabupaten Bandung. terumbu karang.
30
Potensi Penerapan Sustainable Finance – Transportasi Ramah Lingkungan

Pembiayaan produksi dan/ atau Pembiayaan pembangunan jalur dan kereta


distribusi motor dan mobil listrik. api listrik.

Pembiayaan proyek infrastruktur kereta


Listrik, Mass Rapid Transit (MRT), Light Rail
Transit (LRT), dan/atau Bus Rapid Transit
(BRT).

Pembiayaan pembelian kendaraan Pembiayaan pembangunan fasilitas


bermotor listrik berbasis baterai oleh transportasi termasuk stasiun, terminal
konsumen. dan bandara dengan menggunakan listrik
tenaga surya. 31
Potensi Penerapan Sustainable Finance – Pengelolaan
Air Limbah yang Berkelanjutan

Pembiayaan pembuatan biopori dan


Pembiayaan pengelolaan sumber daya instalasi pengelolaan daur ulang air,
air terpadu. termasuk penggunaan kolam stabilisasi.

Pembiayaan proyek yang menerapkan


teknologi Nereda (purifikasi air limbah
secara biologi menggunakan gabah).

Pembiayaan pengembangan instalasi


Pembiayaan Instalasi Pengelolaan Air
pengolahan limbah air dari rumah tangga di
Limbah (IPAL)
pemukiman mewah.

32
Potensi Penerapan Sustainable Finance – Adaptasi Perubahan Iklim

Pembiayaan pembuatan rumah tahan Pembiayaan pengembangan atau produksi Pembiayaan produksi dan/atau pengadaan
abrasi di pesisir pantai yang bibit varietas tanaman yang lebih toleran alat-alat penanggulangan kebakaran hutan
mengalami kenaikan permukaan air terhadap panas, kekeringan, banjir dan hujan dan lahan.
laut. lebat.

Pembiayaan untuk pengembangan


Pembiayaan untuk penanaman dan Pembiayaan untuk perlindungan dan
teknologi produksi perikanan tangkap
rehabilitasi hutan industri dan pengelolaan konservasi terumbu karang, mangrove,
dan perikanan budidaya baru yang
hutan industri lestari. rumput laut dan vegetasi pinggir laut.
tahan dari perubahan iklim global.
33
Potensi Penerapan Sustainable Finance – Produk Eco-Efficient

Pembiayaan proses produksi, distribusi dan penjualan


Pembiayaan usaha daur ulang limbah elektronik,
produk berbasis kayu, sawit, kertas dan produk
kertas, plastik dan lainnya.
perikanan dengan sertifikasi ekolabel.

34
Potensi Penerapan Sustainable Finance – Green Building

Pembiayaan sewa guna usaha dengan underlying


bangunan yang telah memiliki sertifikat bangunan hijau, Pembiayaan atas bangunan yang didirikan dengan
seperti greenship atau standar pengukuran lainnya yang menggunakan material bekas atau material ramah
berdasarkan efisiensi penggunaan air, konservasi, lingkungan.
penghematan penggunaan energi, ataupun
ketersediaan ruang terbuka hijau pada bangunan serta
pengelolaan sampah yang baik.

35
Potensi Penerapan Sustainable Finance – Kegiatan
Usaha UMKM

Pembiayaan kepada UMKM rotan yang


Pembiayaan kegiatan usaha Pembiayaan kepada UMKM yang menjalankan program promoting
pengolahan rumput laut dan usaha menggunakan kemasan ramah lingkungan sustainable production and consumption
pengolahan kelapa. pada produknya. eco-friendly rattan products atau prospect.

Pembiayaan kepada UKM kayu yang Pembiayaan kepada UKM di sektor energi
Pembiayaan kepada UMKM produk kerajinan
memiliki sertifikat Sistem Verifikasi nabati (bioenergy), jaringan dan
ramah lingkungan.
Legalitas Kayu (SVLK). penyimpanan energi, industri pemanas dan
energi terbarukan.
36
Terima Kasih
Pertanyaan dan Konsultasi:
 Person in Charge Pengawas Perusahaan Pembiayaan
 Tanya.DP3B@ojk.go.id

Anda mungkin juga menyukai