Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH SUSTAINABLE BANKING

(PERBANKAN BERKELANJUTAN)

DISUSUN OLEH :

SITI MAS AJENG HOIRUNNISA C10160021

CYNTHIA RIYANTI MARTANA C10160033

DEWA AYU AGUNG MONICA AGUSTINE C10160186

DIVA PRATIWI SARASWATI C10160190

DEWI SRI WAHYUNI C10160227

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH

Dr. ERLYNDA KASIM SE.,Msi.,Ak.,CA,CSP

SEKOLAH TINGGIL ILMU EKONOMI EKUITAS

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah

mengenai Sustainable Banking ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah

wawasan serta pengetahuan bersama. Oleh sebab itu, apabila terdapat kekurangan kami

berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat

ini di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran

yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.

Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang

yang membacanya.

Bandung, Maret 2019

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 5
1.3 Maksud dan Tujuan....................................................................................................................... 5
1.3.1 Maksud .................................................................................................................................. 5
1.3.2 Tujuan ................................................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN TEORI .......................................................................................................................... 7
2.1 Pengertian Pembangunan Berkelanjutan ..................................................................................... 7
2.2 Gambaran Umum Perbankan Berkelanjutan ................................................................................ 8
2.3 Peran Perbankan dalam Pembangunan Berkelanjutan ................................................................ 8
2.4 Makna Praktis Delapan Prinsip Keuangan Berkelanjutan ........................................................... 10
2.5 Prioritas Implementasi Keuangan Berkelanjutan ....................................................................... 13
2.6 Laporan Keberlanjutan................................................................................................................ 14
2.7 Perbankan Berkelanjutan di Indonesia ....................................................................................... 16
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................................... 19
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................................ 19
3.2 Saran ................................................................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 21

3
BAB I

BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat global menghadapi tantangan besar untuk menyeimbangkan kebutuhan

populasi yang tumbuh tanpa melebihi batas alami ekosistem. Pembangunan ekonomi

berkelanjutan, yang menyesuaikan kebutuhan seluruh penduduk dengan daya dukung

sumberdaya alamnya, sangat dibutuhkan. Karena peran sentral mereka dalam

meredistribusi dana investasi dan membiayai perusahaan, bank dapat berperan dalam

transisi mendesak menuju jalur pembangunan ekonomi yang lebih berkelanjutan. Pengaruh

potensial mereka berasal dari kapasitas mereka untuk memilih perusahaan dan projek mana

yang akan didukung secara finansial, dan untuk menetapkan prasyarat Lingkungan, Sosial

dan Tata Kelola (Environment, Social and Governance atau ESG) untuk pinjaman,

investasi dan jasa keuangan lainnya.

Selama 15 tahun terakhir, semakin banyak bank di seluruh dunia yang telah

mengintegrasikan prasyarat ESG ke dalam keputusan pembiayaan mereka. Dalam

beberapa tahun terakhir, perbankan berkelanjutan telah menjadi arus utama, didorong oleh

inisiatif sektor keuangan seperti Equator Principles (EP) dan dengan kesepakatan dan

standar yang lebih umum seperti Kesepakatan Paris dan Prinsip-prinsip Panduan mengenai

Bisnis dan Hak Asasi Manusia yang dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Bank-

bank di Indonesia masih berada di ambang perkembangan ini. Mereka menghadapi

tantangan untuk menyejajarkan diri dengan rekan-rekan internasional mereka, dengan

4
menerapkan manajemen risiko, penapisan dan praktik keuangan mutakhir. Sebagai pemain

sentral dalam perekonomian Indonesia, mereka memiliki kewajiban moral untuk

memainkan peran dalam menunjukkan dan memberi stimulan bagi transformasi

berkelanjutan yang merupakan kebutuhan krusial di Indonesia saat ini. Buklet ini bertujuan

untuk membimbing mereka dalam perjalanan, dengan menghadirkan pelajaran yang

dipetik dari dan menyajikan praktik-praktik yang telah diterima di bidang perbankan

berkelanjutan di seluruh dunia. Saya sangat berharap agar bank-bank di Indonesia

mendapatkan keuntungan dari pelajaran yang dipetik oleh rekanrekan internasional

mereka, dan menjadi pemimpin dalam transisi yang sangat diperlukan oleh masyarakat

Indonesia menuju keberlanjutan, keadilan sosial dan pemberantasan kemiskinan. (dikutip

dari Amsterdam, 30 Agustus 2017 Jan Willem van Gelder direktur Profundo B.V.).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pembangunan berkelanjutan?

2. Apa gambaran umum perbankan berkelanjutan?

3. Apakah peran perbankan dalam pembangunan berkelanjutan?

4. Bagaimana makna praktis 8 prinsip keuangan berkelanjutan?

5. Apa prioritas dari implementasi keuangan berkelanjutan?

6. Bagaimana laporan berkelanjutan tersebut?

7. Bagaimana penerapan perbankan berkelanjutan di Indonesia?

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bisnis Internasional.

5
2. Sebagai pertanggung jawaban atas tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah yang

bersangkutan.

1.3.2 Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi atas identifikasi masalah yang

telah ada dalam identifikasi masalah.

6
BAB II

BAB II PEMBAHASAN TEORI


PEMBAHASAN TEORI

2.1 Pengertian Pembangunan Berkelanjutan

Konsep pembangunan berkelanjutan sudah dituangkan dalam Kepres No,13 tahun 1989 tentang

rencana pembangunan lima tahun (repelita) dan TAP MPR No.II/MPR/1993 tentang Garis Besar

Haluan Negara (GBHN)

Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa

harus mengurangi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dari generasi yang akan datang.

Pembangunan berkelanjutan harus memerhatikan pemanfaatan lingkungan hidup dan kelestarian

lingkungannya agar kualitas lingkungan tetap terjaga. Kelestarian lingkungan yang tidak dijaga,

akan menyebabkan daya dukung lingkungan berkurang, atau bahkan akan hilang. Pembangunan

berkelanjutan mengandung arti sudah tercapainya keadilan sosial dari generasi ke generasi. Dilihat

dari pengertian lainnya, pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan nasional yang

melestarikan fungsi dan kemampuan ekosistem.

Pembangunan berkelanjutan berarti merupakan pembangunan yang dapat berlangsung secara

terus menerus dan konsisten dengan menjaga kualitas hidup (well being)masyarakat dengan tidak

merusak lingkungan dan mempertimbangkan cadangan sumber daya yang ada untuk kebutuhan

masa depan. Dengan demikian, dalam upaya untuk menerapkan pembangunan berkelanjutan

diperlukan adanya paradigma baru dalam perencanaan pembangunan kota dan wilayah yang

7
berorientasi market driven (ekonomi), dimensi sosial, lingkungan dan budaya sebagai prinsip

keadilan saat ini dan masa depan.

2.2 Gambaran Umum Perbankan Berkelanjutan

Misi utama Sustainable Finance seperti halnya Green Banking ketika pertama kali dicetuskan

adalah mengubah paradigma dalam pembangunan nasional dari Greedy Economy (Ekonomi

Serakah) menjadi Green Economy (Ekonomi Hijau).

Greedy Economy merupakan istilah dimana fokus ekonomi hanya terbatas pada pertumbuhan

ekonomi yang dinilai melalui pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP), melakukan

eksploitasi kekayaan alam, dan aktivitas ekonomi yang bertumpu pada hutang. Sedangkan Green

Economy merupakan perubahan pandang terhadap pembangunan ekonomi dengan

memperhatikan keseimbangan 3P yakni people (sosial), profit (ekonomi), dan planet.

Perbankan yang berkelanjutan meliputi pembuatan perubahan besar di dalam bisnis .

Walaupun mungkin masih dirasakan bahwa ini adalah pilihan yang terbuka

bagi bank-bank swasta (atau perusahaan swasta pada umumnya) untuk mengikuti atau

mengabaikannya, tren di dalam dunia keuangan dan harapan-harapan di dalam masyarakat

tidak salah lagi adalah menuju kewajiban untuk menjawab tantangan keberlanjutan ini.

2.3 Peran Perbankan dalam Pembangunan Berkelanjutan

Bagian ini berfokus pada peran bank komersial dan investasi dalam pembangunan

berkelanjutan. Ini mengkaji tren terbaru dalam perbankan dan pembangunan berkelanjutan,

praktik perbankan inovatif, dan peristiwa yang telah membentuk peran sektor perbankan dalam

pembangunan berkelanjutan.

8
Integrasi keberlanjutan ke dalam sektor perbankan telah mengambil dua arah utama:

 Mengejar tanggung jawab lingkungan dan sosial dalam operasi bank melalui inisiatif

lingkungan (seperti program daur ulang atau peningkatan efisiensi energi) dan inisiatif

yang bertanggung jawab secara sosial (seperti dukungan untuk acara budaya, peningkatan

praktik sumber daya manusia dan sumbangan amal);

 Integrasi keberlanjutan ke dalam bisnis inti bank melalui integrasi pertimbangan

lingkungan dan sosial ke dalam desain produk, kebijakan misi, dan strategi. Contohnya

termasuk integrasi kriteria lingkungan ke dalam strategi pinjaman dan investasi, dan

pengembangan produk baru yang memberi bisnis lingkungan akses yang lebih mudah ke

modal.

Kategori kedua memiliki potensi untuk mempengaruhi bisnis dalam skala yang lebih

besar. Dengan mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam strategi bisnis bank dan proses

pengambilan keputusan, lembaga dapat mendukung proyek yang bertanggung jawab secara

lingkungan atau sosial, teknologi inovatif, dan perusahaan yang berkelanjutan.

Sementara bank memainkan peran penting dalam mempromosikan pembangunan

berkelanjutan, industri ini terlambat memulai mengakui keberlanjutan sebagai item dalam

agendanya. Namun, pada 1990-an, ia mulai memainkan peran yang lebih aktif dalam

pembangunan berkelanjutan. Pergeseran besar terjadi ketika bankir menyadari kinerja

lingkungan yang buruk di pihak klien mereka merupakan ancaman bagi kesuksesan bisnis

mereka.

9
Saling ketergantungan antara profitabilitas bank dan catatan lingkungan kliennya telah

memengaruhi strategi bisnis bank dan klien korporat mereka. Ini terjadi dalam beberapa

cara. Khususnya:

 Untuk mengurangi eksposur mereka terhadap liabilitas lingkungan dan meningkatkan

manajemen risiko, para bankir mulai melihat lebih dekat pada kinerja lingkungan klien

mereka. Mereka mengembangkan mekanisme untuk menilai paparan risiko lingkungan

dari pelanggan mereka, dan untuk melindungi diri dari potensi kerugian.

 Kekhawatiran yang berkembang tentang kinerja lingkungan klien, yang dimanifestasikan

dalam keputusan peminjaman dan investasi, mulai bertindak sebagai pendorong

keberlanjutan tambahan di sektor swasta. Perusahaan diberi satu alasan lagi untuk

mengejar solusi yang ramah lingkungan dan sosial.

2.4 Makna Praktis Delapan Prinsip Keuangan Berkelanjutan

Sesuai POJK Keuangan Berkelanjutan, dalam implementasi Keuangan Berkelanjutan,

bank secara bertahap harus mengadopsi dan menginternalisasikan 8 (delapan) prinsip

Keuangan Berkelanjutan ke dalam visi, misi, rencana strategis, dan program kerja.

Implikasinya, bank tidak lagi menjalankan strategi dan operasi bisnis dengan cara business as

usual (BAU) tetapi dijalankan sebagai bagian dari implementasi Keuangan Berkelanjutan.

Dengan demikian, diperlukan interpretasi makna praktis dari 8 (delapan) prinsip Keuangan

Berkelanjutan untuk memudahkan bank dalam mengadopsi dan menginternalisasi prinsip-

prinsip tersebut. Makna praktis prinsip-prinsip Keuangan Berkelanjutan yang tertuang dalam

POJK Keuangan Berkelanjutan sebagai berikut:

10
1. Prinsip Investasi Bertanggung Jawab Investasi bertanggung jawab (responsible

investment) adalah pendekatan investasi yang mempertimbangkan faktor

ekonomi, sosial, lingkungan hidup, dan tata kelola dalam keputusan investasi.

Dengan demikian bank dapat mengelola risiko secara lebih baik dan

menghasilkan keuntungan jangka panjang yang berkelanjutan. Prinsip ini berlaku

untuk penghimpunan dan penyaluran dana yang mempertimbangkan peningkatan

keuntungan ekonomi, kesejahteraan sosial, kualitas lingkungan hidup, dan

penegakan tata kelola sebagai tujuan akhir. Penerapan prinsip ini dilakukan secara

bertahap sesuai dengan kondisi keuangan, struktur, dan kompleksitas masing-

masing bank. Ukuran praktisnya adalah alokasi aset dan kewajiban bank yang

mempertimbangkan dampak risiko ekonomi, sosial, lingkungan hidup, dan tata

kelola.

2. Prinsip Strategi dan Praktik Bisnis Berkelanjutan Dalam menerapkan prinsip ini,

setiap bank harus menetapkan dan menerapkan strategi dan praktik bisnis

berkelanjutan pada setiap pengambilan keputusan. Bank menekankan pencapaian

tujuan jangka panjang dan penetapan strategi jangka pendek yang merupakan

bagian dari upaya pencapaian tujuan jangka panjang. Strategi dan praktik bisnis

dimaksud meliputi visi, misi, struktur organisasi, rencana strategis, standar

prosedur operasional, program kerja sampai pada penetapan faktor risiko dalam

penghimpunan atau penyaluran dana.

3. Prinsip Pengelolaan Risiko Sosial dan Lingkungan Hidup Setiap bank harus

memiliki prinsip kehati-hatian dalam mengukur risiko sosial dan lingkungan

hidup dari aktivitas penghimpunan dan penyaluran dana. Aktivitas tersebut

11
termasuk identifikasi, pengukuran, mitigasi, pengawasan, dan pemantauan. Risiko

sosial dan lingkungan hidup dalam aktivitas bank mencakup dampak sosial dan

lingkungan hidup yang bersifat negatif dari proyek atau kegiatan yang dibiayai.

4. Prinsip Tata Kelola Penegakan tata kelola bagi bank diterapkan melalui

manajemen dan operasi bisnis yang mencakup, antara lain transparansi, akuntabel,

bertanggung jawab, independen, profesional, setara dan wajar.

5. Prinsip Komunikasi yang Informatif Setiap bank harus menyiapkan dan

menyediakan laporan yang informatif mencakup strategi, tata kelola, kinerja dan

prospek perusahaan/lembaga. Laporan harus mudah dipahami, dapat

dipertanggungjawabkan dan disampaikan melalui media komunikasi yang efektif

dan dapat dijangkau oleh seluruh pemangku kepentingan. Pelaporan yang wajib

disusun oleh bank adalah RAKB dan Laporan Keberlanjutan. Penjelasan tentang

dua laporan tersebut dipaparkan di bagian VI dan VII dari Pedoman ini.

6. Prinsip Inklusif Setiap bank harus berupaya untuk menjamin ketersediaan dan

keterjangkauan produk dan/atau jasa sehingga dapat diakses oleh seluruh lapisan

masyarakat termasuk yang belum memiliki akses terhadap produk dan/atau jasa

perbankan. Jenis produk dan/atau jasa perbankan yang ditawarkan diharapkan

mencakup seluruh sektor ekonomi sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan

kebijakan pemerintah.

7. Prinsip Pengembangan Sektor Unggulan Prioritas Dalam menetapkan prioritas

sektor, setiap bank harus mempertimbangkan sektor-sektor unggulan prioritas

yang telah ditetapkan oleh Pemerintah melalui Rencana Pembangunan Jangka

Menengah dan Jangka Panjang (RPJMN dan RPJP). Hal ini dilakukan untuk

12
mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, termasuk penanganan

perubahan iklim.

8. Prinsip Koordinasi dan Kolaborasi Dalam rangka menyelaraskan

strategi/kebijakan, peluang bisnis, dan inovasi produk dengan kepentingan

nasional, bank berpartisipasi aktif dalam forum/kegiatan/kerjasama terkait

Keuangan Berkelanjutan, baik dalam tingkat regional/nasional/lokal.

2.5 Prioritas Implementasi Keuangan Berkelanjutan

Berdasarkan Pasal 7 ayat (1) POJK Keuangan Berkelanjutan, terdapat 3 (tiga) prioritas

implementasi Keuangan Berkelanjutan yaitu:

1. Pengembangan produk dan/atau jasa Keuangan Berkelanjutan, termasuk peningkatan

portofolio pembiayaan, investasi atau penempatan pada instrumen keuangan atau proyek

yang sejalan dengan penerapan Keuangan Berkelanjutan;

2. Pengembangan kapasitas intern Lembaga Jasa Keuangan (LJK); atau

3. Penyesuaian organisasi, manajemen risiko, tata kelola, dan/atau standar prosedur

operasional (standard operating procedure) LJK yang sesuai dengan prinsip penerapan

Keuangan Berkelanjutan.

Dalam mengimplementasikan Keuangan Berkelanjutan, bank diarahkan untuk menjalankan

ketiga prioritas tersebut. Hal ini dapat mengarahkan bank untuk mencapai sasaran Keuangan

Berkelanjutan, yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan portofolio dan

kemampuan manajemen risiko khususnya aspek sosial dan lingkungan hidup. Rencana

pelaksanaan ketiga prioritas tersebut dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kondisi

keuangan, struktur, dan kompleksitas masing-masing bank dan harus dituangkan dalam RAKB

13
jangka panjang dan jangka pendek. Selanjutnya, implementasi dari RAKB tersebut harus

disampaikan dalam Laporan Keberlanjutan.

2.6 Laporan Keberlanjutan

Berdasarkan pasal 10 POJK Keuangan Berkelanjutan, bank wajib menyusun Laporan

Keberlanjutan. Laporan Keberlanjutan adalah laporan yang diumumkan kepada masyarakat yang

memuat kinerja ekonomi, keuangan, sosial, dan lingkungan hidup suatu bank dalam menjalankan

bisnis berkelanjutan. Laporan Keberlanjutan menjadi alat organisasi untuk menetapkan tujuan,

memonitor kinerja, melakukan evaluasi, dan mengelola perubahan dalam rangka membuat

operasional bank lebih berkelanjutan dan efisien, terutama dengan adanya dinamika perubahan

ekonomi, sosial dan lingkungan hidup yang semakin cepat. Laporan Keberlanjutan mengukur,

menyatakan, dan menjadi aspek akuntabilitas bagi kinerja organisasional terkait aspek ekonomi,

sosial dan lingkungan hidup. Laporan Keberlanjutan memuat komitmen organisasi dalam

mendukung TPB/SDGs1 secara nyata. Oleh karena itu, laporan keberlanjutan perlu menunjukkan

pergerakan kemajuan atas peningkatan transparansi dan aktivitas bisnis yang dilakukan secara

etis dan akuntabel, serta memberikan gambaran risiko, tantangan dan strategi untuk

mengatasinya.

Laporan Keberlanjutan memberikan informasi kuantitatif dan/atau kualitatif yang lebih

strategis untuk posisi dan aktivitas organisasi dalam mempertahankan dan meningkatkan kinerja

ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup yang disampaikan sesuai dengan skala prioritas bank.

Laporan Keberlanjutan juga menjadi salah satu alat ukur bagi pemangku kepentingan eksternal

lainnya untuk melakukan uji banding (benchmark) serta menjadi sarana bank untuk mendapatkan

umpan balik dari pemangku kepentingan. Dalam Laporan Keberlanjutan, bank harus

menyampaikan informasi dampak dari kegiatan operasional, baik positif maupun negatif sesuai

14
dengan kebutuhan para pemangku kepentingan. Yang dimaksud dengan dampak dari kegiatan

operasional yang positif maupun negatif dikaitkan dengan pencapaian atau implementasi dari

delapan prinsip Keuangan Berkelanjutan. Beberapa hal informasi yang terdapat dalam laporan

tahunan dapat digunakan dalam laporan keberlanjutan, antara lain informasi mengenai aspek

ekonomi, keuangan, visi dan misi, serta tata kelola. Kesadaran akan kebutuhan memberikan

informasi kepada pemangku kepentingan secara komprehensif akan berdampak positif pada

kinerja bank itu sendiri.

Dengan menyusun Laporan Keberlanjutan, bank akan memperoleh keuntungan, antara

lain:

 peningkatan daya kompetisi;

 peningkatan aspek transparansi dalam penerapan tata kelola;

 kenaikan nilai saham;

 reputasi organisasi;

 kepuasan dan loyalitas konsumen;

 peningkatan daya tarik bank bagi investor;

 mendapatkan umpan balik untuk inovasi produk dan/atau jasa Keuangan Berkelanjutan;

 menarik pekerja berkualitas;

 meningkatkan motivasi pekerja;

 meningkatkan penghematan biaya;

 mencegah konflik pemangku kepentingan; dan

 menurunkan risiko.

15
Semua manfaat tersebut dinikmati bank dalam jangka panjang dan akan memperkuat

posisi bersaing bank, baik dalam skala regional, nasional, maupun lokal.

2.7 Perbankan Berkelanjutan di Indonesia

 KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebanyak delapan bank membentuk inisiatif keuangan

berkelanjutan Indonesia. Delapan bank ini adalah Bank Mandiri, BRI, BNI, BCA, Bank Artha

Graha, Bank BJB, BRI Syariah dan Bank Muamalat.

Delapan bank ini tercatat sebagai penggerak pertama dalam bidang sustainable banking. Bank

ini mewakili 48% dari total aset seluruh industri perbankan.

Inisiatif keuangan berkelanjutan merupakan inmplementasi dari praktik keuangan berkelanjutan

yang inklusif pada sektor jasa keuangan. Langkah ini merupakan tindak lanjut dari proyek

pertama yaitu first step to sustainable bank yang diinisiasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2015

lalu.

Langkah rintisan di bidang sustainable finance ini didukung oleh WWF Indonesia. Sebanyak

delapan bank ini memperoleh bimbingan terkait manajemen risiko berbasis lingkungan hidup.

Hasil nyata dari inisiatif keuangan berkelanjutan ini adalah lahirnya kebijakan dan standard

operating prosedur di masing-masing bank. Selain itu bank juga memperbaiki kualitas

pembiayaan pada sektor usaha yang memiliki riisko lingkungan tinggi.

Inisiatif keuangan berkelanjutan ini didasarkan pada peraturan OJK POJK No 51 dan No. 60

2017 tentang penerapan prinsip keuangan berkelanjutan dan green bond.

Bob Tyasika Ananta, Direktur Manajemen Risiko BNI mengatakan implementasi aturan POJK

ini akan mulai diterapkan pada 2019 mendatang.

16
"Prinsipnya adalah bagaimana industri keuangan berkotribusi konkret dan riil terhadap

lingkungan dan sustainable finance," kata Bob dalam konferensi pers, peluncuran insiatif

berkelanjutan Indonesia, Kamis (31/5).

Sebagai gambaran saja, berdasarakan hasil riset UNEP dan DBS pada November 2017 tercatat

peluang investasi hijau di Asean masih cukup tinggi yaitu US$ 2,3-US$ 3 triliun dengan potensi

terbesar ada di Indonesia.

https://keuangan.kontan.co.id/news/delapan-bank-bentuk-inisiatif-keuangan-berkelanjutan-

indonesia

 Perbankan Berkelanjutan , Jan Willem van Gelder – Profundo : 2017

Jakarta–Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menekankan pentingnya keuangan berkelanjutan

(sustainable finance) bagi kesejahteraan ekonomi nasional.

Ketua Dewan Komisioner OJK MUliaman D. Hadad mengatakan, OJK telah mengambil

beberapa inisiatif untuk mendorong keuangan berkelanjutan. Salah satunya adalah uji coba

Indonesia First Movers on Sustainable Banking, yang dinilai telah cukup sukses.

“Pilot project tersebut melibatkan delapan bank terbesar, kami senang untuk mengatakan bahwa

sejauh ini, uji coba tersebut telah sangat sukses,” kata Muliaman dalam sambutannya pada

acara High-Level Policy Dialogue for Advancing Islamic Finance and Impact Invesment, dalam

rangkaian 41st IDB Group Annual Meeting di Jakarta, Senin, 16 Mei 2016.

Dia mengatakan, keuangan berkelanjutan sangat diperlukan di Indonesia mengingat beberapa

hal, seperti Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dengan 1.466 pulau.

17
Sebagai Negara kepulauan, Indonesia sangat rentan dengan dampak perubahan iklim. Selain itu,

Indonesia merupakan Negara dengan hutan tropis terluas setelah Brasil dan Kongo, dengan

demikian Indonesia merupakan salah satu paru-paru dunia. Selanjutnya, Indonesia merupakan

anggota G20 yang telah membuat komitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca pada 2020.

Indonesia telah menandatangani kesepakatan untuk mengurangi emisi gas pada Pittsburgh

Summit secara independen sebesar 26% dan 41% dengan bantuan Internasional.

Dengan berbagai alasan tersebut, menurutnya OJK telah mengambil beberapa inisiatif untuk

memajukan sustainable financing di Indonesia.

“Pada 2015 kita bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup telah

meluncurkanRoadmap Keuangan Berkelanjutan 2015-2019. Inti tujuan fundamental roadmap

tersebut adalah untuk mendorong seluruh lembaga keuangan yang diawasi OJK untuk

mengadopsi prinsip-prinsip pembiayaan berkelanjutan,” kata Muliaman.

Beberapa inisiatif yang telah dimuat dalam roadmap tersebut Antara lain soal green banking,

peningkatan pembiayaan untuk sector ramah lingkungan, menciptakan green index, penerbitan

sukuk dan obligasi hijau, desain produk asuransi ramah lingkungan, dan pengembangan index

berkelanjutan untuk perusahaan ramah lingkungan. (*)

http://infobanknews.com/ojk-nilai-uji-coba-bank-berkelanjutan-sukses/

18
BAB III

BAB III PENUTUP

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perbankan yang berkelanjutan meliputi pembuatan perubahan besar di dalam bisnis .


Walaupun mungkin masih dirasakan bahwa ini adalah pilihan yang terbuka
bagi bank-bank swasta (atau perusahaan swasta pada umumnya) untuk mengikuti atau
mengabaikannya, tren di dalam dunia keuangan dan harapan-harapan di dalam masyarakat
tidak salah lagi adalah menuju kewajiban untuk menjawab tantangan keberlanjutan ini.
Manual ini mungkin dapat berguna.

A. Pengembangan Produk dan/atau Jasa Keuangan Berkelanjutan Bank harus melakukan

penyesuaian/pengembangan/inovasi produk dan/atau jasa Keuangan Berkelanjutan termasuk

peningkatan portofolio pembiayaan, investasi atau penempatan pada instrumen keuangan atau proyek

yang sejalan dengan penerapan Keuangan Berkelanjutan. Penerapan tersebut harus sesuai dengan

kriteria dan kategori produk dan/atau jasa Keuangan Berkelanjutan yang dijelaskan pada bagian V

pedoman ini. Apabila bank telah memiliki produk dan/atau jasa Keuangan Berkelanjutan, maka produk

dan/atau jasa keuangan tersebut diharapkan menjadi produk/jasa unggulan bank di tingkat

regional/nasional/lokal.

B. Pengembangan Kapasitas Intern Bank Dalam pengembangan intern bank, hal utama yang

dilakukan adalah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang memahami dan mampu menerapkan

prinsip-prinsip Keuangan Berkelanjutan. Pengembangan SDM juga diarahkan untuk mendorong adanya

inovasi/pengembangan berbagai produk dan/atau jasa Keuangan Berkelanjutan sebagai bagian dari

upaya peningkatan layanan bank terhadap nasabah atas produk dan/atau jasa Keuangan Berkelanjutan.

19
Jika bank telah memiliki produk dan/atau jasa Keuangan Berkelanjutan, bank harus meningkatkan

kapasitas pegawai agar lebih memahami karakteristik dan keunggulan produk dan/atau jasa dimaksud.

Program ini antara lain untuk pegawai yang bekerja di unit manajemen risiko, pengembangan bisnis, dan

pelayanan konsumen.

C. Penyesuaian Organisasi, Manajemen Risiko, Tata Kelola, dan/atau Standar Prosedur

Operasional (Standard Operating Procedure) Penyesuaian organisasi dengan prinsip-prinsip Keuangan

Berkelanjutan dilakukan antara lain terhadap visi, misi, rencana strategis, struktur organisasi, serta tugas

pokok dan fungsi mengenai implementasi Keuangan Berkelanjutan. Proses penyesuaian dilakukan sesuai

dengan prioritas bank. Penyesuaian struktur organisasi dapat dilakukan dengan menambah tupoksi

Keuangan Berkelanjutan pada unit yang sudah ada atau menambah unit khusus yang menjalankan

program-program Keuangan Berkelanjutan.

3.2 Saran

Perbankan di Indonesia harus mulai mempelajari bagaimana menerapkan keuangan

berkelanjutan dalam kegiatan usahanya, sehingga penerapan perbankan berkelanjutan di

Indonesia dapat lebih berkembang lagi di kemudian hari.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/berita-dan-kegiatan/publikasi/Documents/Pages/Pedoman-
Teknis-Penerapan-Keuangan-Berkelanjutan-bagi-Sektor-
Perbankan/Pedoman%20Teknis%20Bagi%20Bank%20terkait%20Implementais%20POJK%20Nomor%205
1%202017.pdf
http://infobanknews.com/ojk-nilai-uji-coba-bank-berkelanjutan-sukses/
https://keuangan.kontan.co.id/news/delapan-bank-bentuk-inisiatif-keuangan-berkelanjutan-indonesia

https://sainsmini.blogspot.com/2014/12/pengertian-dan-ciri-ciri-pembangunan.html

21

Anda mungkin juga menyukai