Anda di halaman 1dari 15

PAPER AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH : METODOLOGI PENELITIAN


DOSEN PENGAMPU : PROF DR. MUHADJIR M DARWIN, MPA

NAMA : NAILA RUSYDIANA


NIM : 2210246753
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PASCA SARJANA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU TAHUN 2023
PROPOSAL PENELITIAN

“EFEKTIVITAS PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT”(KUR)


“TERHADAP”PENGEMBANGAN“USAHA MIKRO KECIL MENENGAH
(UMKM) DI”KABUPATEN X

DISUSUN OLEH:

NAILA RUSYDIANA

2210246753

ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

PASCASARJANA“FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS”RIAU

2023

2
“BAB I”

“PENDAHULUAN”

1.1“Latar Belakang Masalah”

Saat negara mengalami krisis ekonomi yang signifikan, usaha kecil

dan menengah terbukti mampu menampung 73,24 juta orang atau 99,45

persen dari tenaga kerja. Dilihat dari kecepatan pertumbuhan ekonomi dan

peningkatan lapangan kerja, kontribusi usaha kecil dan menengah (UMKM)

terhadap krisis ekonomidapat dilihat sebagai penopang pemulihan ekonomi

negara (Putra dan Saskara, 2013).

Suryadharma Ali, 2008 mengatakan bahwa benteng pertahanan

ekonomi nasional terdiri dari usaha kecil menengah dan mengabaikan sektor

ini sama dengan mengabaikan pertahanan ekonomi Indonesia. Pemerintah

memberdayakan lembaga usaha kecil menengah di tingkat pemerintah daerah,

dunia usaha dan masyarakat secara keseluruhan untuk memastikan bahwa

mereka bekerja sama dan berkembang dengan baik. Untuk mencapai hal ini,

pemerintah mengesahkan Undnag Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Terbentuknya undang undang ini

bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan dan pertumbuhan bisnis mikro

kecil dan menengah.

Salah satu program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan

permodalan usaha dan mendorong pemberdayaan dan pengembangan usaha

mikro kecil dan menengah (UMKM) adalah dengan meningkatkan akses

pembiayaan melalui Program Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang diberikan

melalui lembaga keuanga dengan pola penjaminan. Dalam rangka

1
pelaksanaan kebijakan yang bertujuan untuk mendorong pengembangan

sektor riil dan pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM),

pemerintahtelah meluncurkan sejumlah program yang bertujuan

meningkatkan usaha Mikro kecil menengah

(UMKM).”https://kur.ekon.go.id/”

Untuk mencapai hal ini, Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2007

tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan

UMKM dikeluarkan oleh pemerintah. Program KUR secara resmi beroperasi

pada tanggal 5 November 2007. Pembiayaan KUR berasal dari dana

perbankan atau lembaga keuangan yang bertindak sebagai Penyalur KUR.

Dana ini berupa dana untuk keperluan modal kerja dan investasi yang

diberikan kepada individu, perseorangan, badan usaha, atau kelompok usaha

kecil dan menengah (UMKM) yang memiliki usaha produktif dan layak

namun belum memiliki agunan tambahan atau mungkin untuk dikreditkan.

https://ukmsumut.id/bisnis-ukm/keuangan-umkm/kredit-usaha-rakyat/

Penelitian telah menunjukkan bahwa penyaluran program KUR pada

UMKM perlu ditingkatkan, terutama dalam hal ketepatan jumlah, waktu, dan

penggunaan dana serta ketepatan sasaran. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa KUR belum sepenuhnya tepat sasaran dan sesuai dengan ketentuan

yang telah ditetapkan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui seberapa efektif

Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam membangun Usaha Kecil Mikro dan

Menengah (UMKM) di Kabupaten X. Oleh karena itu, peneliti ingin

melakukan penelitian lebih lanjut dengan meneliti judul “Efektivitas

2
Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap Pengembangan Usaha

Kecil Mikro dan Menengah Pada Kabupaten X”

1.1 Rumusan Masalah

a. Bagaimana efektifitas program Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap

pengembangan Usaha Kecil Mikro dan Menengah di Kabupaten X?

b. Apakah program Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kabupaten X telah tepat

sasaran?

1.2 Tujuan Masalah

a. Untuk mengetahui efektifitas program Kredit Usaha Rakyat (KUR)

terhadap pengembangan Usaha Kecil Mikro dan Menengah di Kabupaten

X.

b. Untuk mengetahui ketepatan sasaran dalam penyaluran program Kredit

Usaha Rakyat (KUR) di Kabupaten X

1.3 Manfaat Penelitian

Dari tujuan penelitian ini, penulis mengharapkan adanya manfaat

penelitian yaitu berupa:

a. Memperoleh gambaran efektifitas program Kredit Usaha Rakyat (KUR)

terhadap pengembangan Usaha Kecil Mikro dan Menengah pada

Kabupaten X.

b. Menjadi bahan informasi khususnya bagi penyalur program Kredit Usaha

Rakyat (KUR) yaitu lembaga keuangan dan perbankan terkait efektifitas

dan ketepatan penyaluran program tersebut.

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep Efektivitas

Kata "efektif" berasal dari bahasa Inggris, di mana itu berarti

"berhasil" atau "dilakukan dengan baik". Efektivitas dapat didefinisikan

dalam kamus ilmiah sebagai keputusan, hasil guna, atau pendukung tujuan.

Efekivitas biasanya didefinisikan sebagai seberapa jauh tercapainya suatu

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Konsep ini sering dikaitkan dengan

hubungan antara hasil yang diharapkan dan hasil yang telah dicapai.

Efektivitas dapat didefinisikan sebagai tingkat atau tingkat pencapaian tujuan

yang diharapkan. (Anis et al, 2021)

Tingkat keberhasilan atau pencapaian suatu tujuan, yang diukur

melalui kualitas, kuantitas, dan kesesuaian antara individu atau organisasi

yang melaksanakan tugas dengan tujuan yang dimaksud, dikenal sebagai

efektivitas. Menurut Sugiyono (2016), efektivitas adalah kesesuaian antara

output dan tujuan.

Efektivitas didefinisikan sebagai korelasi antara keluaran dan tujuan

atau sasaran yang harus dicapai. Proses operasional dianggap efektif jika

mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan. Indikator efektivitas

menunjukkan seberapa jauh hasil dan dampak dari keluaran atau output

program dalam mencapai tujuan program. Organisasi, program, atau kegiatan

lebih efektif jika kontribusi outputnya lebih besar untuk mencapai tujuan

(Umboh, 2018).

4
Untuk mengetahui seberapa efektif program dalam sebuah organisasi,

studi para ahli Sutrisno, 2007 mengidentifikasi hasil berikut:

1. Pemahaman program, yang merupakan ukuran seberapa baik masyarakat

dapat memahami kegiatan program;

2. Tepat Sasaran, yang merupakan ukuran apa yang diinginkan tercapai atau

menjadi kenyataan;

3. Tepat Waktu, yang merupakan ukuran seberapa besar program dapat

mempengaruhi penggunaan waktu dalam pelaksanaan pelayanan;

4. Tercapainya tujuan, diukur dengan melalui pencapaian tujuan program

yang telah dijalankan

5. Perubahan Nyata, diukur dengan melalui sejauhmana program tersebut

mampu memberikan suatu efek atau dampak serta perubahan nyata bagi

masyarakat.

Tingkat efektivitas digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah

daerah dalam upaya merealisasikan program yang ditetapkan dan kemudian

dibandingkan dengan target yang telah ditentukan sebelumnya. Tingkat

efektivitas program revitalisasi pasar tradisional menggunakan kriteria

efektivitas Litbang Depdagri (1991). Kriteria tersebut dapat dilihat dari tabel

berikut :

5
Tabel 2.1

Kriteria Efektifitas

No Kriteria Keterangan
1 Koefisien efektivitas bernilai kurang dari 40 % Sangat Efektif
2 Koefisien efektivitas bernilai 40 % - 59,99 % Tidak efektif
3 Koefisien efektivitas bernilai 60 % - 79,99 % Cukup Efektif
4 Koefisien efektivitas bernilai diatas 79,99 % Sangat Efektif
Sumber: Litbang Depdagri, 1991

Koefisien efektivitas kurang dari 40% menunjukkan bahwa program

pemerintah sangat tidak efektif. Koefisien efektivitas antara 40 dan 59,99%

menunjukkan bahwa program tersebut tidak efektif. Koefisien efektivitas

antara 60 dan 79,99% menunjukkan bahwa program tersebut cukup efektif,

dan jika lebih dari 79,99%, program tersebut dianggap sangat tidak efektif.

(adiyadnya et al, 2020)

2.2 Konsep Usaha Mikro

Menurut Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun

2008 tentang UMKM, usaha mikro adalah usaha produktif yang dilakukan

oleh orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria

usaha mikro yang diatur dalam UU tersebut. Usaha kecil adalah usaha

ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang

perorangan atau badan usaha perorangan dan bukan anak cabang dari

perusahan. menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil

sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut. Sedangkan usaha mikro adalah

usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh individu

6
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan. Mereka juga tidak memiliki, menguasai, atau menjadi bagian dari

usaha mikro, usaha kecil, atau usaha besar yang memenuhi kriteria yang

ditetapkan dalam UU tersebut.

Menurut Pasal 6, UMKM didefinisikan berdasarkan nilai kekayaan

bersih atau nilai aset, yang tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha,

atau hasil penjualan tahunan, sesuai dengan kriteria berikut:

a. Usaha mikro adalah perusahaan dengan aset paling besar lima puluh juta

rupiah (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) dan hasil

penjualan tahunan paling besar tiga ratus juta rupiah.

b. Usaha kecil dengan nilai aset lebih dari lima puluh juta rupiah hingga lima

ratus juta rupiah (tidak termasuk tanah dan bangunan) dan hasil penjualan

tahunan lebih dari tiga ratus ribu rupiah hingga dua juta ribu rupiah.

c. Usaha menengah adalah perusahaan dengan milai kekayaan bersih lebih

dari 500 juta rupiah hingga 100 milyar rupiah dan hasil penjualan tahunan

lebih dari 2,5 milyar rupiah hingga 50 milyar rupiah.

Industri mikro, kecil, dan menengah sangat mempengaruhi ekonomi

Indonesia. Kemampuan UMKM untuk berkembang sangat penting untuk

pertumbuhan perekonomian Indonesia. Selain itu, UMKM berperan penting

dalam perekonomian karena mereka berfungsi sebagai antisipasi

perekonomian negara dan membantu memperkuat struktur ekonomi nasional,

seperti mempercepat pengurangan kemiskinan. (adiyadnya et al, 2020)

Tujuan dari program pemberdayaan usaha skala mikro adalah untuk

meningkatkan pendapatan masyarakat yang bergerak dalam kegiatan usaha

7
ekonomi di sektor informal yang berskala mikro, terutama mereka yang

masih berstatus keluarga miskin dalam rangka memperoleh pendapatan tetap.

Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kapasitas usaha sehingga

menjadi unit usaha yang lebih mandiri, berkelanjutan, dan siap untuk tumbuh

dan bersaing.

2.3 Konsep Kredit Usaha Rakyat

Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah program pemerintah Indonesia

yang bertujuan untuk meningkatkan akses pembiayaan kepada Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah (UMKM) yang produktif dan layak namun belum

memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup. Program

KUR memberikan keringanan bunga kredit terhadap Usaha Mikro, Kecil,

Menengah dan Koperasi. Program KUR terdiri dari beberapa jenis, antara lain

KUR Super Mikro, KUR Mikro, KUR Kecil, KUR PMI/KUR TKI, dan KUR

Khusus. Program KUR bertujuan untuk meningkatkan dan memperluas akses

pembiayaan kepada usaha produktif, meningkatkan kapasitas daya saing

usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, serta mendorong pertumbuhan ekonomi

dan penyerapan tenaga kerja. Persyaratan penerima KUR antara lain adalah

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang produktif dan layak, serta memiliki

izin/keterangan usaha. Program KUR disalurkan melalui lembaga keuangan

dengan pola penjaminan https://kur.ekon.go.id/

8
2.4 Kerangka Berpikir

Tabel 2.4

FENOMENA
 Dana bantuan pengembangan UMKM sekitar 20 triliun (10
% dari APBN)
 Kontribusi PDB dari sektor UMKM masih sekitar 30%
 Masih tingginya prosentase dan jumah penduduk miskin
9,54 %, 26,36 juta jiwa

Kriteria efektivitas Faktor yang mempengaruhi efektivitas Kredit


Litbang Depdagri (1991) Usaha Rakyat (KUR) terhadap
Pengembangan UMKM di Kabupaten X

Kebijakan yang Kelompok Organisasi


diinginkan : sasaran: pelaksana :

Keputusan Presiden Pelaku Lembaga


UMKM Keuangan dan
RepublikIndonesia
Perbankan
Nomor 14 Tahun
Tentang Komite
Kebijakan
Pembiayaan Bagi
Usaha Mikro,
Kecil dan
Menengah

Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) mampu mengembangkan UMKM


di Kabupaten X secara Efektif
Sumber : diolah penulis

9
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian tentang Efektivitas Program Kredit Usaha Rakyat Terhadap

Pengembangan UMKM ini di lakukan di Kabupaten X, di pilih karena jumlah

UMKM di Provinsi A paling banyak di Kabupaten X tersebut.

3.3 Obyek Penelitian

Analisis data dan uji hipotesis yang dilakukan perlu mengiidentifikasi

variabel-variabel yang akan dipergunakan dalam model penelitian ini.

Variabel yang dianalisis adalah sebagai berikut:

a. Variabel Input, yang meliputi indikator Pemahaman pelaku UMKM

terhadap program sehingga msyarakat mengetahui tingkat ketepatan

sasaran program, sosialisasi program dan tujuan program;

b. Variabel Proses, dengan indikator Tepat sasaran dan tepat waktu dalam

pelaksanaan program KUR

c. Variabel Output dengan menggunakan indikator Tercapainya tujuan

program yang di jalankan

d. Variabel Dampak dengan menggunakan indikator perubahan nyata pada

perkembangan UMKM

3.4 Defisini Operasional

Untuk menganalisis data dan menguji hipotesis penelitian perlu

didefinisikan variabel-variabel yang akan dipergunakan dalam model

10
penelitian ini. Secara garis besar definisi variabel yang dianalisis adalah

sebagai berikut:

a. Variabel Input

Pemahaman pelaku UMKM terhadap program KUR sehingga

diperoleh pengetahun tentang ketepatan sasaran program,

sosialisasi program dan tujuan program

b. Variabel Proses

1. Tepat Sasaran, dilihat dari apa yang diinginkan tercapai atau

menjadi kenyataan;

2. Tepat Waktu, dilihat dari sejauhmana program bisa

mempengaruhi penggunaan waktu dalam pelaksanaan

pelayanan

c. Variabel Output

Diukur dengan melalui pencapaian tujuan program yang telah

dijalankan

d. Variabel Dampak

Diukur dengan melihat perubahan nyata dengan melihat

sejauhmana program tersebut mampu memberikan suatu efek atau

dampak serta perubahan nyata bagi masyarakat.

3.5 Populasi dan Sampel

Sugiyono (2016) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

11
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah

keseluruhan pedagang UMKM penerima program kredit usaha rakyat.

Sampel dalam penelitian ini menggunakan incidental sampling (n = 40)

karena banyaknya UMKM yang menggunakan Kredit Usaha Rakyat akan

tetapi tidak membuka diri untuk memberikan informasi kepada publik.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis efektivitas

program revitalisasi pasar tradisional dan daya saing dapat menggunakan

teknik analisis statistik deskriptif dengan rumus adalah sebagai berikut:

Keterangan :

Realisasi : Pencapaian Pelaksanaan Program KUR

Target : Seluruh sampel yang mengikuti program

12
DAFTAR PUSTAKA

Irawani Anis, Jaelan Usman, Sitti Rahmawati Arfah. 2021. Efektivitas Program
Pelayanan Kolaborasi Administrasi Kependudukan di Dinas
Kependudukann dan Pencatatan Sipil Kabupaten Gowa. Ilmu Administrasi
Negara, Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


PT Alfabet.

Umboh, Timoty Erlan Kenny., Grace B. Nangoi, dan Heince R.N Wokas. 2018.
Analisis Efektivitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat Pada Perum
Jamkrindo Kantor Cabang Manado. Jurnal Riset Akuntansi Going
Concern. 13(2):342 – 348.

Made Santana Putra Adiyadnya1 Ida Ayu Nyoman Yuliastuti2 Putu Pradiva Putra
Salain.2020. Efektifitas Program Kredit Usaha Rakyat Terhadap
Pendapatan Pedagang UMKM di Kecamatan Denpasar Utara.
http://journals.usm.ac.id/index.php/solusi

Supriyanto, 2006. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)


sebagai salah satu Upaya Penanggulangan Kemiskinan . Jurnal Ekonomi
& Pendidikan, Volume 3 Nomor 1, April 2006

https://ukmsumut.id/bisnis-ukm/keuangan-umkm/kredit-usaha-rakyat/

https://kur.ekon.go.id/

13

Anda mungkin juga menyukai