PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Desa sebagai ujung tombak pemerintahan terbawah memiliki otonomi dalam mengatur
pembangunan untuk mensejahterakan rakyatnya. Dalam mencapai suatu kehidupan
bermasyarakat yang baik dan sejahtera diperlukan beberapa program sosial. Untuk mencapai hal
tersebut salah satu program yang dapat mewujudkannya yaitu pemberdayaan masyarakat
terutama pada bidang ekonomi. Pemberdayaan masyarakat desa adalah upaya mengembangkan
kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap,
keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumberdaya melalui
penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah
dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa (UU Nomer 6 Tahun 2014 Tentang Desa,
KetentuanUmumPasal 1 ayat 12)Pemberdayaan masyarakat pada prinsipnya yaitu menerapkan
hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi tepat guna, dan temuan baru
untuk kemajuan ekonomi dan pertanian masyarakat desaDalam pemberdayaan ada kondisi
dimana masyarakat secara umum memiliki kesamaan hak dan kewajiban yang terwujud dalam
kesempatan, kedudukan, peranan yang dilandasi sikap dan perilaku saling membantu dalam
seluruh aspek kehidupan masyarakat. Upaya pemberdayaan membutuhkan dukungan dari
berbagai pihak, baik pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat. Pemberdayaan yang
dilakukan memiliki dampak keberdayaan masyarakat untuk keluar dari hambatan struktural,
sehingga masyarakat yang berdaya ini nantinya dapat mengaktualisasikan potensi diri dan
kapasitas nya untuk menghadapi tantangan eksternal sebagai dampak dari pembagunan. Menurut
Agnes Sunartiningsih (2004: 140), menyebutkan proses pemberdayaan masyarakat yang
dilakukan diharapkan mampu:
Gambaran tentang tujuan dari pemberdayaan masyarakat tersebut menunjuk pada keadaan
atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu meningkatkan masyarakat yang
tidak berdaya menjadi berdaya dan memperkuat kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan
kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun
social seperti mempunyai kepercayaandiri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata
pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas
kehidupannya (Edi Suharto, 2005: 60). Berdasarkan beberapa kutipan tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa tujuan pemberdayaan masyarakat yaitu agar masyarakat berdaya dan
mempunyai pengetahuan serta keterampilan yang digunakan dalam kehidupan untuk
meningkatkan pendapatan, memecahkan permasalahan yang dihadapi, dan mengembangkan
system untuk mengakses sumberdaya yang diperlukan.
Sehubungan dengan apa yang diuraikan diatas dan berdasarkan domisili yang dimilki
penulis, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang Efektivitas Program Dana PEM di Kota
Kupang, Kecamatan Oebobo, Kelurahan Liliba. Maka peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul”Efektivitas Bantuan Dana PEM Untuk Perkembangan Usaha di Kota
Kupang”
1.2 RumusanMasalah
Bagaimana Efektivitas dana PEM dalam pemberdayaan ekonomi usaha kecil di kelurahan
Liliba?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui seberapa efektiv dan bergunanya dana bantuan pemerintah untuk
masyarakat
1.4 Manfaat
1
BAB II
LANDASAN TEORI
Efektivitas adalah suatu tingkat keberhasilan yang dihasilkan oleh seseorang atau
organisasi dengan cara tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Dengan kata lain,
semakin banyak rencana yang berhasil dicapai maka suatu kegiatan dianggap semakin efektif.
Dan Manurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “KBBI”, efektivitas ialah daya guna, keaktifan
serta adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan antara seseorang yang melaksanakan tugas dengan
tujuan yang ingin dicapai.
Abdurrahmat (2003:92)
Efektivitas adalah manfaat sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara
sadar ditetapkan sebelumnya.
2
2.1.3 Pengertian Dana PEM
Dana Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kota Kupang, selanjutnya disebut Dana PEM
adalah dana yang diluncurkan oleh Pemerintah Kota Kupang melalui pemberian modal usaha
bagi kelompok masyarakat dan atau individu yang dapat mengembangkan usahanya.
Usaha kecil berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008. Memiliki pengertian”Usaha kecil
merupakan Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha
Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil”.
Efektifitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah
ditentukan dalam setiap organisasi. Efektifitas disebut efektif apabila tercapainya suatu
sasaran yang telah ditemukan sebelumnya. Hal ini diperkuat oleh pandangan Soewarno
yang menyatakan bahwa efektifitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan
yang ditentukan sebelumnya.
Menurut Chambers pengukuran efektifitas secara umum dan yang paling menonojol
adalah:
1. Keberhasilan program
2. Keberhasilan sasaran
3
3. Kepuasan terhadap program
4. Pencapaian tujuan menyeluruh
5. Tingkat input atau output
Efektifitas selalu diukur berdasarkan prestasi, produktivitas dan laba. Seperti ada
beberapa rancangan tentang memangdang konsep ini dalam kerangka kerja dimensi satu,
yang memusatkan perhatian hanya kepada satu criteria evaluasi. Pengukuran efektifitas
dengan menggunakan sasaran yang sebenarnya dan memberikan hasil daripada
pengukuran efektifitas berdasarkan sasaran resmi dengan memperhatikan masalah yang
ditimbulkan oleh beberapa hal berikut:
4
a. Adaptabilitas dan Fleksibilitas
b. Produktifitas
c. Keberhasilan
BAB III
METODE PENELITIAN
5
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan hal penting yang harus lebih awal ditentukan oleh peneliti,
karena lokasi penelitian menjadi faktor penentu dalam keberhasilan penelitian. Sehubungan
dengan tempat tinggal dan kemudahan mencari informasi. Oleh karena itu lokasi yang tepat yang
dipilih oleh peneliti adalah Kelurahan Liliba, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Provinsi Nusa
Tenggara Timur
Strategi penelitian yang dipakai dalam meneliti mengenai ”Efektivitas Bantuan Dana PEM
Untuk Perkembangan Usaha di Kota Kupang” ini menggunakan strategi penelitian deskriptif
kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Aminuddin (1990:1) merupakan sejumlah prosedur
kegiatan ilmiah yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah sesuai dengan sudut pandang
dan pendekatan yang digunakan peneliti. Penelitian kualitatif selalu bersifat deskriptif, artinya
data yang dianalisis dan hasil analisisnya berbentuk deskripsi fenomena, tidak berupa angka-
angka atau koefesien tentang hubungan antar variabel (Aminuddin, 1990:16).
penelitian ini terfokuskan pada pendekatan kualitatif deskriptif. Artinya, data dalam
penelitian ini dianalisis secara cermat untuk mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan penelitian.
Hasil dari analisis tersebut kemudian dideskripsikan dalam bentuk kata-kata.
Metode Wawancara
Wawancara adalah percakapan tentang maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan dua pihak,
yaitu pewawancara (interviwer)yangh mengajukan pertanyaan dan yang diwawancara
(interviewee)yang memberi jawaban atas pertanyaan itu.
Metode Observasi
Metode Dokumentasi
6
Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan sebagai pelengkap data yang telah peneliti
peroleh dari dua teknik tersebut. Dokumentasi dalam penelitian ini sangat penting karena akan
menjadi bahan tambahan dalam mengunjung pembahasan dan menganalisa data. Hal tersebut
untuk memperkuat bahan dari data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi, sehingga
kasus kekurangan bahan dan data dapat dihindari
Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian yang bener-bener hanya memaparkan apa
yang terjadi dalam sebuah kancah, lapangan, atau wilayah tertentu. Data yang terkumpul
dikelompokkan menurut jenis, sifat, atau kondisinya. Sesudah datanya lengkap, kemudian dibuat
kesimpulan.Penelitian deskriptif murni yang dilaksanakan dalam kancah luas disebut dengan
istilah survey. Jenis penelitian ini dimaksudnya untuk mengumpulkan data sebanyakbanyaknya,
biasa dimasukan sebagai penelitian pendahuluan yang akan ditindak lanjuti dengan upaya lain.
(Arikunto,2008).
Data yang di dapat dari hasil wawancara diolah menggunakan Microsoft Excel, Metode
analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan kualitatif yang di kuantitatifkan,
yakni menjelaskan dan menginterprestasikan keadaan yang terjadi di lapangan dalam bentuk
narasi.
1. Reduksi Data
Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis. Reduksi data diartikan
sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksian, dan
transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Kegiatan reduksi
data berlangsung terus-menerus, terutama selama proyek yang berorientasi kualitatif berlangsung
atau selama pengumpulan data.Selama pengumpulan data berlangsung, terjadi tahapan reduksi,
yaitu membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi,
dan menulis memo.Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data
sedemikian rupa sehingga kesimpulankesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi.
Reduksi data atau proses transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, sampai
laporan akhir lengkap tersusun. Jadi dalam penelitian kualitatif dapat disederhanakan dan
7
ditransformasikan dalam aneka macam cara yaitu melalui seleksi ketat, melalui ringkasan atau
uraian singkat, menggolongkan dalam suatu pola yang lebih luas, dan sebagainya.
2. Sajian Data
Sajian merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi
lengkap yang untuk selanjutnya memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian data
ini disusun berdasarkan pokokpokok yang terdapat dalam reduksi data, dan sajikan dengan
menggunakan kalimat dan bahasa peneliti yang merupakan rakitan kalimat yang disusun secara
logis dan sistematis sehingga akan mudah di pahami.
3. Penarikan Simpulan
Tahapan terakhir dalam teknik analisis data interaktif adalah penarikan simpulan. Pada
tahap ini peneliti akan melakukan generalisasi dan hasil reduksi data yang kemudian di sajikan
secara logis dan sitematis.
BAB IV
8
PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
1. Laki-laki: 10.325
2. Perempuan: 7.291
Tabel 4.1: Jumlah penduduk menurut jenis kelamin:
9
Tabel 4.2: Jumlah penduduk menurut kelompok pendidikan
10
14 Ojek
15 Pelajar 3.165
16 Lainnya 3.193
Sumber data monografi: Kelurahan Liliba tahun 2021
Dari data tabel di atas dapat diuraikan bahwa mata pencaharian sebagai
PNS lebih besar dengan mata pencaharian lainnya sebanyak 984
No Agama Jumlah
1 Kristen 8.253
2 Islam 1.974
3 Khatolik 2.057
4 Hindu 24
5 Budha 6
Sumber data monografi: Kelurahan Liliba tahun 2021
Dari melihat tabel diatas dapat diketahui jumah pemduduk agama Kristen
paling banyak di Kelurahan Liliba sebanyak 8.253, Katholik sebanyak 2.057,
Islam sebanyak 1974, Hindu sebanyak 24 jiwa, Buddha sebanyak 6 jiwa
Pemerintah kelurahan Liliba masih memakai pola kepemimpinan Lurah yang diangkat
langsung oleh Walikota Kupang . Selain itu juga terdapat Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
(LPM) yang mempunyai hubungan koordinatif dengan Lurah dalam pembagian tugasnya seperti
menyusun rencana pembangunan, menggerakan swadaya gotong royong masyarakat serta
11
melaksanakan dan mengendalikan pembangunan di kelurahan Liliba. Dalam menjalankan
pemerintahannya Lurah Liliba dibantu oleh sekertariat Lurah beserta staf-stafnya.
1. Visi:
Terwujudnya masyarakat kelurahan Liliba yang berbudaya produktif dan
nyaman.
2. Misi
a. Meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat
b. Mewujudkan masyarakat yang produktif dan mandiri
c. Mewujudkan lingkungan yang bersih, tertib dan nyaman
Dalam mengurus dana PEM yang di kelola oleh Lembaga pemberdyaan Masyarakat (LPM) di
kelurahan Liliba memiliki tugas-tugasnya di antaranya :
1. Ketua
2. Bendahara
3. Tenaga Administrasi
12
Sasaran dalam penelitian “efektivitas program dana pem untuk kesejahteraan pelaku
umkm di kota kupang” adalah meliputi Lurah sebaga pimpinan wilayah, pengurus dana PEM
yaitu Bapak Apolonius Nurak sebagai Ketua, Bapak Herman Laning sebagai Bendahara, Bapak
Martison Mbune sebagai Tenaga Administrasi, Endro Gasperz dan masyarakat penerima
bantuan dana PEM.
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi
dan kondisi latarbelakang penelitian. Berikut adalah data informan yang berhasil diwawancarai
oleh peneliti:
Pengurus dana PEM di kelurahan Oesapa Barat yaitu ketua LPM dan bendahara pengelola dana
PEM merupakan informan kunci karena merekalah selaku pelaksana yang bertanggung jawab
dalam seluruh kegiatan pengelolaan dana PEM di Kelurahan Oesapa Liliba. Sedangkan data-
data pendukung dan sumber-sumber informasi mengenai “efektivitas program dana pem untuk
kesejahteraan pelaku umkm di kota kupang(studi kasus tentang penggunaan dana pem terhadap
perekonomian usaha kecil di kelurahan liliba)” digali melalui Lurah dan masyarakat penerima
dana PEM
13
pemerintahan daerah. Pembangunan bisa berjalan dengan optimal apabila pemerintah turut andil
dalam kegiatan pembangunan ini.
Dari hasil temuan berdasarkan metode wawancara yang dilakukan oleh peneliti berikut
adalah diantara peneturan yang disampaikan oleh Bapak “viktor” selaku bendahara program
dana PEM di Kelurahan Liliba
“Program dana PEM sangat efektif untuk masyarakat karena membantu dalam
penambahan modal usaha masyarakat”
Senada dengan yang disampaikan Bapak “Herman” selaku bendahara pengelola dana
PEM di kelurahan Liliba
“Kami sebagai pihak pemerintah berusaha agar dana PEM benar-benar diberikan kepada
masyarakat Liliba yang memiliki usaha”
Hal senada pun disampaikan oleh Bapak “Jhon” selaku penerima dana PEM
“selaku masyarakat kami merasakan program dana PEM ini sangat membantu dalam
menjalankan usaha karena kekurangan modal di kios saya”
Melihat sejauh mana peserta program tepat sasaran berdasarkan yang di tentukan oleh
fasilalitator di kelurahan Naikolan beserta pengurus LPM dan juga merupakan usulan dari
masyarakat agar penerima dana PEM tepat sasaran.
14
Dari hasil temuan berdasarkan metode wawancara yang dilakukan oleh peneliti, berikutadalah
diantanya Bapak lurah “ Bapak” selaku Lurah di kelurahan Naikolan.
“Dalam menentukan penerima dana PEM di kelurahan Lilibaberusha agar para pengurus
dana PEM benar-benar melakuakan tugas dan tanggung jawab berdasarkan tupoksi yang ada:
Senada yang di sampaikan oleh Bapak “Apolonius” selaku Ketua LPM di kelurahan Liliba
“sebelum menentukan siapa-siapa yang akan menerima dana PEM kami meminta
persetujuan dari fasilitator yang akan menilai dan memastiakmbahwa pekerjaan yang kami
lakukan sudah sesuai dengan harapan yang ada”.
Hal senadah pun disampaikan oleh Ibu “yanti” selaku penerima dana PEM
“kami sebagai masyarakat mersa puas dengan pekerjaan pengelola dana PEM karena
kami melihat benar-benar yang memiliki usaha yang mendapatkan bantuan dana PEM di
kelurahan kami”
Demikian pendapat dari pemerintah, pengelola dan masyarakat yang mana pendapat
mereka sudah bahwa masyarkat yang menerima dana PEM sudah tepat sasaran
1. Faktor pendukung
Keberhasilan atau kegagalan efektivitas dana PEM bagi kegiatan usaha di Kelurahan
Liliba ditentukan oleh dua kondisi yaitu factor pendukung dan factor penghambat. Dua factor ini
tidak lepas daripada setiap program pemberdayaan manapun tidak terkecuali pada efektivitas
program dana PEM di Kelurahan Liliba
1. Dukungan dari pemerintah baik dari Lurah di kelurahan Liliba dan juga staf nya dalam hal ini
melakukan pemantauan terhadap pengelolaan kegiatan dana PEM
15
2. Dukungan dari masyarakat, baik tokoh masyarakat maupun warga secara umum. Partisipasi
tokoh masyarakat yaitu dengan memberikan sosialisasi tentang program dana PEM, sedangkan
keterlibatan warga secara umum sangat dibutuhkan sebagai objek sasaran utama dalam
keberhasiilan program dana PEM
2. Faktor penghambat
1. Masyarakat yang konsumtif artinya dana pinjaman yang seharusnya digunakan untuk kegiatan
usaha tetapi dialihkan untuk memenuhi kebutuhan pribadi
2. Tingkat kesadaran masyarakat yang masih kurang terhadap pembayaran setoran yang tepat
waktu
16
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1) Pada indikator efektivitas program dana PEM, dikatakan telah efektiv karena masyarakat
cukup antusias dan terlibat dalam pengelolaan program dana PEM
2) Pada indikator efektivitas yang tepat sasaran menurut pandangan yang terlibat
didalamnya baik itu Lurah, Ketua LPM, dan juga masyarakat penerima dana PEM
berpendapat bahwa dana yang digulirkan sudah tepat sasaran
5.2 SARAN
Dari temuan pembahasan yang telah dikemukakan maka dapat diusulkan untuk
mengatasi masalah efektivitas program dana PEM di Kelurahan Liliba adalah sebagai berikut
17
DAFTAR PUSTAKA
Hardiansyah, Haris. 2010. Metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu social. Jakarta:
penerbit salembang
Wikipedia, googlechorme
Sosiologi kelas XII peminatan revisi: penerbit grafindo
18