Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Desa sebagai ujung tombak pemerintahan terbawah memiliki otonomi dalam mengatur
pembangunan untuk mensejahterakan rakyatnya. Dalam mencapai suatu kehidupan
bermasyarakat yang baik dan sejahtera diperlukan beberapa program sosial. Untuk mencapai hal
tersebut salah satu program yang dapat mewujudkannya yaitu pemberdayaan masyarakat
terutama pada bidang ekonomi. Pemberdayaan masyarakat desa adalah upaya mengembangkan
kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap,
keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumberdaya melalui
penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah
dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa (UU Nomer 6 Tahun 2014 Tentang Desa,
KetentuanUmumPasal 1 ayat 12)Pemberdayaan masyarakat pada prinsipnya yaitu menerapkan
hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi tepat guna, dan temuan baru
untuk kemajuan ekonomi dan pertanian masyarakat desaDalam pemberdayaan ada kondisi
dimana masyarakat secara umum memiliki kesamaan hak dan kewajiban yang terwujud dalam
kesempatan, kedudukan, peranan yang dilandasi sikap dan perilaku saling membantu dalam
seluruh aspek kehidupan masyarakat. Upaya pemberdayaan membutuhkan dukungan dari
berbagai pihak, baik pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat. Pemberdayaan yang
dilakukan memiliki dampak keberdayaan masyarakat untuk keluar dari hambatan struktural,
sehingga masyarakat yang berdaya ini nantinya dapat mengaktualisasikan potensi diri dan
kapasitas nya untuk menghadapi tantangan eksternal sebagai dampak dari pembagunan. Menurut
Agnes Sunartiningsih (2004: 140), menyebutkan proses pemberdayaan masyarakat yang
dilakukan diharapkan mampu:

1. Menganalisis situasi yang ada di lingkungannya.

2. Meningkatkan kualitas hidup anggota

3. Mencari pemecahan masalah berdasarkan kemampuan dan keterbatasan

yang mereka miliki.

4. Meningkatkan penghasilan dan perbaikan penghidupan di masyarakat.

5. Mengembangkan system untuk mengakses sumber daya yang diperlukan.

Gambaran tentang tujuan dari pemberdayaan masyarakat tersebut menunjuk pada keadaan
atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu meningkatkan masyarakat yang
tidak berdaya menjadi berdaya dan memperkuat kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan
kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun
social seperti mempunyai kepercayaandiri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata
pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas
kehidupannya (Edi Suharto, 2005: 60). Berdasarkan beberapa kutipan tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa tujuan pemberdayaan masyarakat yaitu agar masyarakat berdaya dan
mempunyai pengetahuan serta keterampilan yang digunakan dalam kehidupan untuk
meningkatkan pendapatan, memecahkan permasalahan yang dihadapi, dan mengembangkan
system untuk mengakses sumberdaya yang diperlukan.

Sehubungan dengan apa yang diuraikan diatas dan berdasarkan domisili yang dimilki
penulis, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang Efektivitas Program Dana PEM di Kota
Kupang, Kecamatan Oebobo, Kelurahan Liliba. Maka peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul”Efektivitas Bantuan Dana PEM Untuk Perkembangan Usaha di Kota
Kupang”

1.2 RumusanMasalah

Bagaimana Efektivitas dana PEM dalam pemberdayaan ekonomi usaha kecil di kelurahan
Liliba?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui seberapa efektiv dan bergunanya dana bantuan pemerintah untuk
masyarakat

1.4 Manfaat

a. Berbagi wawasan mengenai pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi


b. Berbagi informasi mengenai proses pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi

1
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengertian Efektivitas

Efektivitas adalah suatu tingkat keberhasilan yang dihasilkan oleh seseorang atau
organisasi dengan cara tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Dengan kata lain,
semakin banyak rencana yang berhasil dicapai maka suatu kegiatan dianggap semakin efektif.

Dan Manurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “KBBI”, efektivitas ialah daya guna, keaktifan
serta adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan antara seseorang yang melaksanakan tugas dengan
tujuan yang ingin dicapai.

2.1.2 Pengertian Efektivitas Menurut Para Ahli

 Menurut Ravianto “2014:11”


Pengertian efektivitas ialah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang
menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Artinya apabila suatu pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai dengan perencanaan, baik dalam waktu, biaya, maupun mutunya maka dapat
dikatakan efektif.

 Menurut Gibson et.al “Bungkaes 2013:46”


Pengertian efektivitas adalah penilaian yang dibuat sehubungan dengan prestasi individu,
kelompok dan organisasi. Semakin dekat prestasi mereka terhadap prestasi yang diharapkan
“standar” maka mereka dinilai semakin efektif.

 Menurut Prasetyo Budi Saksono


Pengertian efektivitas adalah seberapa besar tingkat kelekatan antara keluaran “output” yang
dicapai dengan keluaran yang diharapkan dari jumlah masukan “input” dalam suatu perusahaan
atau seseorang.

 Abdurrahmat (2003:92)
Efektivitas adalah manfaat sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara
sadar ditetapkan sebelumnya.

2
2.1.3 Pengertian Dana PEM

Dana Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kota Kupang, selanjutnya disebut Dana PEM
adalah dana yang diluncurkan oleh Pemerintah Kota Kupang melalui pemberian modal usaha
bagi kelompok masyarakat dan atau individu yang dapat mengembangkan usahanya.

2.1.4 Pengertian Usaha Kecil

 Usaha kecil adalah usaha yang mempunyai jumlah tenaga kerja kurang dari 50


orang,yang menjalankan kegiatan dalam bidang ekonomi yang dilakukan secara sederhana
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dengan batasan batasan tertentu.

2.1.5Pengertian Usaha Kecil Menurut Undang-Undang

Usaha kecil berdasarkan Undang-Undang No. 9 Tahun 1995, memiliki pengertian,


“Segala kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini”.

Usaha kecil berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008. Memiliki pengertian”Usaha kecil
merupakan Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha
Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil”.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Teori Efektifitas

Efektifitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah
ditentukan dalam setiap organisasi. Efektifitas disebut efektif apabila tercapainya suatu
sasaran yang telah ditemukan sebelumnya. Hal ini diperkuat oleh pandangan Soewarno
yang menyatakan bahwa efektifitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan
yang ditentukan sebelumnya.

Menurut Chambers pengukuran efektifitas secara umum dan yang paling menonojol
adalah:

1. Keberhasilan program
2. Keberhasilan sasaran

3
3. Kepuasan terhadap program
4. Pencapaian tujuan menyeluruh
5. Tingkat input atau output

Sehingga efektifitas program dapat dijalankan dengan kemampun operasional dalam


melaksanakan program-program kerja yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan
sebelumnya.

2.2.2Masalah dalam pengukuran efektifitas

Efektifitas selalu diukur berdasarkan prestasi, produktivitas dan laba. Seperti ada
beberapa rancangan tentang memangdang konsep ini dalam kerangka kerja dimensi satu,
yang memusatkan perhatian hanya kepada satu criteria evaluasi. Pengukuran efektifitas
dengan menggunakan sasaran yang sebenarnya dan memberikan hasil daripada
pengukuran efektifitas berdasarkan sasaran resmi dengan memperhatikan masalah yang
ditimbulkan oleh beberapa hal berikut:

1. Adanya macam-macam output

Adanya macam-macam output yang dihasilkan menyebabkan pengukuran efektifitas


dengan pendekatan sasaran menjadi sulit untuk dilakukan. Pengukuran juga semakin
sulit untuk dilakukan. Pengukuran juga semakin sulit jika ada sasaran yang saling
bertentangan dengan sasaran lainnya. Efektifitas tidak akan dapat diukur hanya dengan
menggunakan suatu indikator atau efektifitas yang tinggi pada suatu sasaran yang
seringkali disertai dengan efektifitas yang rendah pada sasaran lainnya. Selain itu,
masalah itu juga muncul karena adanya bagian-bagian dalam suatu lembaga yang
mempunyai sasaran berbeda-beda secara keseluruhan, sehingga pengukuran efektifitas
seringkali terpaksa dilakukan dengan memperhatikan bermacam-macam secara simultan.
Dengan demikian, yang diperoleh dari pengukuran efektifitas adalah profil atau bentuk
dari efek yang menunjukkan ukuran efektifitas pada setiap sasaran yang dimilikinya.
Selanjutnya hal lain yang sering dipermasalahkan adalah frekuensi penggunaan kriteria
dalam pengukuran efektifitas seperti yang dikemukakan oleh R.M. Steers yaitu bahwa
kriteria dan penggunaan halhal tersebut dalam pengukuran efektifitas adalah:

4
a. Adaptabilitas dan Fleksibilitas

b. Produktifitas

c. Keberhasilan

d. Keterbukaan dalam berkomunikasi

e. Keberhasilan pencapaian program

f. Pengembangan program (Steers, 1985:546)

2. Subjektifitas dalam adanya penelitian

Pengukuran efektifitas dengan menggunakan sasaran seringkali mengalami hambatan,


karena sulitnya mengidentifikasi sasaran yang sebenarnya dan juga karena kesulitan
dalam mencapai sasaran. Hal ini karena sasaran yang sebenarnya dalam pelaksanaan.
Untuk itu ada baiknya bila meninjau pendapat G.W. England, bahwa perlu masuk
kedalam suatu lembaga untuk mempelajari sasaran yang sebenarnya karena informasi
yang diperoleh hanya dari dalam suatu lembaga untuk melihat program yang berorientasi
ke luar atau masyarakat, seringkali dipengaruhi oleh subjektifitas. Untuk sasaran yang
dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, unsure subjektif itu tidak berpengaruh tetapi untuk
sasaran yang harus dideskripsikan secara kuantitatif, informasi yang diperoleh akan
sangat tergantung pada subjektifitas dalam suatu lembaga mengenai sasarannya. Hal ini
didukung oleh pendapat Richard M. Steers yaitu bahwa lingkungan dan keseluruhan
elemen-elemen kontekstual berpengaruh terhadap informasi lembaga dan menentukan
tercapai tidaknya sasaran yang hendak dicapai (Steers, 1985:558).

BAB III

METODE PENELITIAN

5
3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan hal penting yang harus lebih awal ditentukan oleh peneliti,
karena lokasi penelitian menjadi faktor penentu dalam keberhasilan penelitian. Sehubungan
dengan tempat tinggal dan kemudahan mencari informasi. Oleh karena itu lokasi yang tepat yang
dipilih oleh peneliti adalah Kelurahan Liliba, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Provinsi Nusa
Tenggara Timur

3.2 Strategi Penelitian

Strategi penelitian yang dipakai dalam meneliti mengenai ”Efektivitas Bantuan Dana PEM
Untuk Perkembangan Usaha di Kota Kupang” ini menggunakan strategi penelitian deskriptif
kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Aminuddin (1990:1) merupakan sejumlah prosedur
kegiatan ilmiah yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah sesuai dengan sudut pandang
dan pendekatan yang digunakan peneliti. Penelitian kualitatif selalu bersifat deskriptif, artinya
data yang dianalisis dan hasil analisisnya berbentuk deskripsi fenomena, tidak berupa angka-
angka atau koefesien tentang hubungan antar variabel (Aminuddin, 1990:16).

penelitian ini terfokuskan pada pendekatan kualitatif deskriptif. Artinya, data dalam
penelitian ini dianalisis secara cermat untuk mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan penelitian.
Hasil dari analisis tersebut kemudian dideskripsikan dalam bentuk kata-kata.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Metode Wawancara

Wawancara adalah percakapan tentang maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan dua pihak,
yaitu pewawancara (interviwer)yangh mengajukan pertanyaan dan yang diwawancara
(interviewee)yang memberi jawaban atas pertanyaan itu.

Metode Observasi

Observasi merupakan kegiatan pengamatan dan pencatatan dengan sistematik terhadap


fenomena-fenomena yang diselidiki. Adapun jenis observasi yang dipergunakan dalam penelitian
ini adalah observasi partisipan dimana peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh subyek yang diobservasi. Teknik ini digunakan sebagai teknik pelengkap
dan penguatan data yang diperoleh dari interview dan dokumentasi. Metode observasi dalam
penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data yang terkait dengan pemberdayaan ekonomi
masyarakat melalui kelurahan Liliba.

Metode Dokumentasi

6
Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan sebagai pelengkap data yang telah peneliti
peroleh dari dua teknik tersebut. Dokumentasi dalam penelitian ini sangat penting karena akan
menjadi bahan tambahan dalam mengunjung pembahasan dan menganalisa data. Hal tersebut
untuk memperkuat bahan dari data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi, sehingga
kasus kekurangan bahan dan data dapat dihindari

3.4 Analisis Data

Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian yang bener-bener hanya memaparkan apa
yang terjadi dalam sebuah kancah, lapangan, atau wilayah tertentu. Data yang terkumpul
dikelompokkan menurut jenis, sifat, atau kondisinya. Sesudah datanya lengkap, kemudian dibuat
kesimpulan.Penelitian deskriptif murni yang dilaksanakan dalam kancah luas disebut dengan
istilah survey. Jenis penelitian ini dimaksudnya untuk mengumpulkan data sebanyakbanyaknya,
biasa dimasukan sebagai penelitian pendahuluan yang akan ditindak lanjuti dengan upaya lain.
(Arikunto,2008).

Data yang di dapat dari hasil wawancara diolah menggunakan Microsoft Excel, Metode
analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan kualitatif yang di kuantitatifkan,
yakni menjelaskan dan menginterprestasikan keadaan yang terjadi di lapangan dalam bentuk
narasi.

Dalam menjawab rumusan masalah pertama dengan menggunakan Metode Analisis


Deskriptif. Metode Analisis Deskriptif adalah metode yang berusaha mendeskriptifkan suatu
gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Analisis deskriptif digunakan untuk
menganalisis bagaimana pelaksanaan program Dana Desa.Hasil yang diperoleh kemudian
dipersentasekan berdasarkan jumlah responden.Persentase terbesar dari setiap hasil merupakan
dominan dari masingmasing indikator yang dianalisis.

Untuk menjawab permasalahan kedua yaitu menggunakan penelitian kualitatif, maka


peneliti menggunakan teknik analisis data interaktif menurut Miles dan Huberman
(Sutopo,2006). Teknik analisis data tersebut terdiri dari tiga komponen utama (Sutopo,2006),
yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis. Reduksi data diartikan
sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksian, dan
transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Kegiatan reduksi
data berlangsung terus-menerus, terutama selama proyek yang berorientasi kualitatif berlangsung
atau selama pengumpulan data.Selama pengumpulan data berlangsung, terjadi tahapan reduksi,
yaitu membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi,
dan menulis memo.Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data
sedemikian rupa sehingga kesimpulankesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi.
Reduksi data atau proses transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, sampai
laporan akhir lengkap tersusun. Jadi dalam penelitian kualitatif dapat disederhanakan dan

7
ditransformasikan dalam aneka macam cara yaitu melalui seleksi ketat, melalui ringkasan atau
uraian singkat, menggolongkan dalam suatu pola yang lebih luas, dan sebagainya.

2. Sajian Data

Sajian merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi
lengkap yang untuk selanjutnya memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian data
ini disusun berdasarkan pokokpokok yang terdapat dalam reduksi data, dan sajikan dengan
menggunakan kalimat dan bahasa peneliti yang merupakan rakitan kalimat yang disusun secara
logis dan sistematis sehingga akan mudah di pahami.

3. Penarikan Simpulan

Tahapan terakhir dalam teknik analisis data interaktif adalah penarikan simpulan. Pada
tahap ini peneliti akan melakukan generalisasi dan hasil reduksi data yang kemudian di sajikan
secara logis dan sitematis.

BAB IV

8
PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Keadaan Geografis

Luas wilayah Kelurahan Liliba 1.300 Ha

a. Bagian Timur berbatasan dengan Kelurahan Penfui,

b. Bagian Barat berbatasan dengan Kelurahan Oebufu,

c. Bagian Utara berbatasan dengan Kelurahan Oesapa Selatan

d. Bagian Selatan berbatasan dengan Kelurahan Naimata

4.1.2 Keadaan Iklim

Iklim Kelurahan Liliba sebagaimana kelurahan-kelurahan lain di wilayah Indonesia mempunyai


iklim kemarau dan penghujang. Hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam
yang ada di Kelurahan Liliba Kecamatan Oebobo Kota Kupang.

4.1.3 Kondisi Demografis

Kelurahan Liliba, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang memiliki jumlah penduduk


sebanyak 17.616 jiwa dengan perincian:

1. Laki-laki: 10.325
2. Perempuan: 7.291
Tabel 4.1: Jumlah penduduk menurut jenis kelamin:

No Jenis Kelamin Jumlah


1 Laki-laki 10.325
2 Perempuan 7.291
Sumber data: Data jumlah penduduk Kelurahan LilibaTahun 2021
Berdasarkan tabel di atas jumlah penduduk laki-laki di kelurahan liliba
lebih tinggi dibandingkan jumlah penduduk perempuan

9
Tabel 4.2: Jumlah penduduk menurut kelompok pendidikan

No Tingkat pendidikan Jumlah


1 Belum sekolah 820
2 TK/Paud 347
3 SD 5.217
4 SMP 1.029
5 SMA 2.423
6 Diploma 256
7 S1/S2/S3 1421/64/8
Sumber data monografi: Kelurahan Liliba tahun 2021
Dilihat dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan
masyarakat di kelurahan Liliba yang paling tinggi adalah tingkat SD sebanyak
5.217 jiwa, kemudian tingkat yang paling rendah adalah Diploma sejumlah
256
Tabel 4.3: Jumlah penduduk menurut mata Pencaharian

No Mata pencaharian Jumlah


1 Karyawan 165
2 PNS 984
3 Pedagang 42
4 Pensiunan 88
5 Dosen 12
6 TNI/POLRI 28/33
7 Hakim
8 Bidan 14
9 Perawat 4
10 Dokter 5
11 Wiraswasta 643
12 Tukang 62
13 Buruh 28

10
14 Ojek
15 Pelajar 3.165
16 Lainnya 3.193
Sumber data monografi: Kelurahan Liliba tahun 2021
Dari data tabel di atas dapat diuraikan bahwa mata pencaharian sebagai
PNS lebih besar dengan mata pencaharian lainnya sebanyak 984

Tabel 4.4 jumlah penduduk menurut agama

No Agama Jumlah
1 Kristen 8.253
2 Islam 1.974
3 Khatolik 2.057
4 Hindu 24
5 Budha 6
Sumber data monografi: Kelurahan Liliba tahun 2021

Dari melihat tabel diatas dapat diketahui jumah pemduduk agama Kristen
paling banyak di Kelurahan Liliba sebanyak 8.253, Katholik sebanyak 2.057,
Islam sebanyak 1974, Hindu sebanyak 24 jiwa, Buddha sebanyak 6 jiwa

Jumlah Kepala Keluarga yang berdomisili di Kelurahan Liliba sampai


dengan akhir 2021 adalah sebanyak 3.522 Kepala Keluarga

4..1.4 Struktur pemerintahan Kelurahan Liliba

Pemerintah kelurahan Liliba masih memakai pola kepemimpinan Lurah yang diangkat
langsung oleh Walikota Kupang . Selain itu juga terdapat Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
(LPM) yang mempunyai hubungan koordinatif dengan Lurah dalam pembagian tugasnya seperti
menyusun rencana pembangunan, menggerakan swadaya gotong royong masyarakat serta

11
melaksanakan dan mengendalikan pembangunan di kelurahan Liliba. Dalam menjalankan
pemerintahannya Lurah Liliba dibantu oleh sekertariat Lurah beserta staf-stafnya.

4.1.5 Visi dan Misi Kelurahan Liliba

1. Visi:
Terwujudnya masyarakat kelurahan Liliba yang berbudaya produktif dan
nyaman.
2. Misi
a. Meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat
b. Mewujudkan masyarakat yang produktif dan mandiri
c. Mewujudkan lingkungan yang bersih, tertib dan nyaman

4.2 Profil program dana PEM

Program dana PEM (Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat) merupakan wujud perhatian


pemerintah kota kupang dalam memberdayakan masyarakat dengan memberikan kesempatan
kepada masyarakat untuk meningkatkan perekonomian mereka dengan cara menyediakan dan
memberikan modal usaha bagi pengembangan usaha kecil di Kota Kupang. Dasar hukum
program dana PEM

4.2.1 Visi Misi program dana PEM

4.2.2 Tugas-tugas pengelola dana PEM di Kelurahan Liliba

Dalam mengurus dana PEM yang di kelola oleh Lembaga pemberdyaan Masyarakat (LPM) di
kelurahan Liliba memiliki tugas-tugasnya di antaranya :

1. Ketua
2. Bendahara
3. Tenaga Administrasi

4.3 Karakteristik informan

12
Sasaran dalam penelitian “efektivitas program dana pem untuk kesejahteraan pelaku
umkm di kota kupang” adalah meliputi Lurah sebaga pimpinan wilayah, pengurus dana PEM
yaitu Bapak Apolonius Nurak sebagai Ketua, Bapak Herman Laning sebagai Bendahara, Bapak
Martison Mbune sebagai Tenaga Administrasi, Endro Gasperz dan masyarakat penerima
bantuan dana PEM.

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi
dan kondisi latarbelakang penelitian. Berikut adalah data informan yang berhasil diwawancarai
oleh peneliti:

Jabatan Laki-laki Perempuan


Pengurus dana PEM 4
Lurah 1
Masyarakat penerima dana 2 2
PEM
Sumber: hasil wawancara, diolah 11 april 2022

Pengurus dana PEM di kelurahan Oesapa Barat yaitu ketua LPM dan bendahara pengelola dana
PEM merupakan informan kunci karena merekalah selaku pelaksana yang bertanggung jawab
dalam seluruh kegiatan pengelolaan dana PEM di Kelurahan Oesapa Liliba. Sedangkan data-
data pendukung dan sumber-sumber informasi mengenai “efektivitas program dana pem untuk
kesejahteraan pelaku umkm di kota kupang(studi kasus tentang penggunaan dana pem terhadap
perekonomian usaha kecil di kelurahan liliba)” digali melalui Lurah dan masyarakat penerima
dana PEM

4.4 Temuan hasil penelitian

4.4.1 Efektifitas keberhasilan program dana PEM

Pembangunan merupakan pendekatan yang dilakukam oleh Negara secara sentralistik


dimana pembangunan dilakukan oleh pemerintah dengan menggunakan sebagian atau seluruh
sumber daya (biaya, material dan SDM) yang bersumber dari pemerintahan pusat atau

13
pemerintahan daerah. Pembangunan bisa berjalan dengan optimal apabila pemerintah turut andil
dalam kegiatan pembangunan ini.

Program-program pemerintah diperlukan sebagai perencanaan pembangunan yang


partisipatif. Oleh sebab itu pemecahan masalah efektifitas keberhasilan program dana PEM
adalah perlu dilakukan pemberdayaan melalui bantuan modal sebagai bentuk dukungan dan
penunjang kreativitas para pengusaha harus didukung olrh program-program dari pemerintah.
Salah satu bentuk program bantuan pemberdayan masyarakat berupa pemberian bantuan modal
langsung kepada mayarakat yang memiliki usaha .

Dari hasil temuan berdasarkan metode wawancara yang dilakukan oleh peneliti berikut
adalah diantara peneturan yang disampaikan oleh Bapak “viktor” selaku bendahara program
dana PEM di Kelurahan Liliba

“Program dana PEM sangat efektif untuk masyarakat karena membantu dalam
penambahan modal usaha masyarakat”

Senada dengan yang disampaikan Bapak “Herman” selaku bendahara pengelola dana
PEM di kelurahan Liliba

“Kami sebagai pihak pemerintah berusaha agar dana PEM benar-benar diberikan kepada
masyarakat Liliba yang memiliki usaha”

Hal senada pun disampaikan oleh Bapak “Jhon” selaku penerima dana PEM

“selaku masyarakat kami merasakan program dana PEM ini sangat membantu dalam
menjalankan usaha karena kekurangan modal di kios saya”

4.4.2 Efektifitas pengelolaan dana PEM terhadap keberhasilan sasaran

Melihat sejauh mana peserta program tepat sasaran berdasarkan yang di tentukan oleh
fasilalitator di kelurahan Naikolan beserta pengurus LPM dan juga merupakan usulan dari
masyarakat agar penerima dana PEM tepat sasaran.

14
Dari hasil temuan berdasarkan metode wawancara yang dilakukan oleh peneliti, berikutadalah
diantanya Bapak lurah “ Bapak” selaku Lurah di kelurahan Naikolan.

“Dalam menentukan penerima dana PEM di kelurahan Lilibaberusha agar para pengurus
dana PEM benar-benar melakuakan tugas dan tanggung jawab berdasarkan tupoksi yang ada:

Senada yang di sampaikan oleh Bapak “Apolonius” selaku Ketua LPM di kelurahan Liliba

“sebelum menentukan siapa-siapa yang akan menerima dana PEM kami meminta
persetujuan dari fasilitator yang akan menilai dan memastiakmbahwa pekerjaan yang kami
lakukan sudah sesuai dengan harapan yang ada”.

Hal senadah pun disampaikan oleh Ibu “yanti” selaku penerima dana PEM

“kami sebagai masyarakat mersa puas dengan pekerjaan pengelola dana PEM karena
kami melihat benar-benar yang memiliki usaha yang mendapatkan bantuan dana PEM di
kelurahan kami”

Demikian pendapat dari pemerintah, pengelola dan masyarakat yang mana pendapat
mereka sudah bahwa masyarkat yang menerima dana PEM sudah tepat sasaran

4.4.3 Faktor pendukung dan penghambat efektifitas program dana PEM

1. Faktor pendukung

Keberhasilan atau kegagalan efektivitas dana PEM bagi kegiatan usaha di Kelurahan
Liliba ditentukan oleh dua kondisi yaitu factor pendukung dan factor penghambat. Dua factor ini
tidak lepas daripada setiap program pemberdayaan manapun tidak terkecuali pada efektivitas
program dana PEM di Kelurahan Liliba

Berrdasarkan Temuan Wawancara dengan pihak kelurahan,pihak LPM, dan penerima


dana PEM ditemukan factor yang mendukung efektivitas dama PEM

1. Dukungan dari pemerintah baik dari Lurah di kelurahan Liliba dan juga staf nya dalam hal ini
melakukan pemantauan terhadap pengelolaan kegiatan dana PEM

15
2. Dukungan dari masyarakat, baik tokoh masyarakat maupun warga secara umum. Partisipasi
tokoh masyarakat yaitu dengan memberikan sosialisasi tentang program dana PEM, sedangkan
keterlibatan warga secara umum sangat dibutuhkan sebagai objek sasaran utama dalam
keberhasiilan program dana PEM

2. Faktor penghambat

Faktor pennghambat merupakan kondisi yang memperlemah efektivitas program dana


PEM dalam menunjang keberhasilan dari program tersebut berdasarkan temuan di
lapangan yang menghambat efektivitas program dana PEM di kelurahan Liliba yaitu :

1. Masyarakat yang konsumtif artinya dana pinjaman yang seharusnya digunakan untuk kegiatan
usaha tetapi dialihkan untuk memenuhi kebutuhan pribadi

2. Tingkat kesadaran masyarakat yang masih kurang terhadap pembayaran setoran yang tepat
waktu

16
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan temuan dari peneliti dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1) Pada indikator efektivitas program dana PEM, dikatakan telah efektiv karena masyarakat
cukup antusias dan terlibat dalam pengelolaan program dana PEM
2) Pada indikator efektivitas yang tepat sasaran menurut pandangan yang terlibat
didalamnya baik itu Lurah, Ketua LPM, dan juga masyarakat penerima dana PEM
berpendapat bahwa dana yang digulirkan sudah tepat sasaran

5.2 SARAN

Dari temuan pembahasan yang telah dikemukakan maka dapat diusulkan untuk
mengatasi masalah efektivitas program dana PEM di Kelurahan Liliba adalah sebagai berikut

1) Perlu ditingkatkan kesadaran masyarakat melalui program sosialisasi kepada masyarakat


tentang pentingnya penggunaan dana PEM untuk kegiatan usaha
2) Perlu ada penegasan dari pengelola dana PEM untuk masyarakat yang terlalu lama
menunggak pembayaran setoran

17
DAFTAR PUSTAKA

Hardiansyah, Haris. 2010. Metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu social. Jakarta:
penerbit salembang
Wikipedia, googlechorme
Sosiologi kelas XII peminatan revisi: penerbit grafindo

18

Anda mungkin juga menyukai