Anda di halaman 1dari 14

MNAJEMEN

BERBASIS
KINERJA
Dosen Pengampu : Misni Erwanti, S.E., M.Si.
Kelompok 1
Agus Kurniawan Daulay C1C020028

Danil Alfajri C1C020044

Jaiyanti C1C020061

Latresia Aprilia br Sitepu C1C020062


PENGERTIAN MANAJEMEN BERBASIR KINERJA

Manajemen berbasis kinerja merupakan suatu metode untuk mengukur kemajuan


program atau aktivitas yang dilakukan organisasi sektor publik dalam mencapai hasil
atau outcome yang diharapkan oleh klien, pelanggan ,dan stakeholder lainnya

Dalam performance management Hanbook Departemen Energi USA manajemen


berbasis kinerja didefenisikan merupakan suatu pendeketan sistematik untuk
memperbaiki kinerja melalui proses berkelanjutan dalam penetapan sasaran – sasaran
kinerja strategik, menguukur kinerja, mengumpulkan, menganalisis, menelaah dan
melaporkan data kinerja serta menggunakan data tersebut untuk memacu perbaikan
kinerja .
PENGUKURAN KINERJA SEBAGAI
ELEMEN POKOK MANAJEMEN
BERBASIS KINERJA

Manajemen berbasis kinerja membutuhkan alat yang


disebut pengukuran kinerja pengukuran kinerja
digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian
kinerja yaitu untuk menilai sukses atau tidaknya suatu
organisasi,program, atau kegiatan.

Kinerja merupakan suatu konstruk (construct) yang


bersifat multidimensional pengukurannya juga berfariasi
tergantung pada kompleksitas faktor- faktor yang
membenruk kinerja.
PENGUKURAN KINERJA DAN
AKUNTABILITAS PUBLIK
Tugas utama pemerintah sebagai organisasi sektor publik terbesar adalah
untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat
rnerupakan sebuah konsep yang sangat multikompleks. Kesejahteraan
masyarakat tidak hanya berupa kesejahteraan fisik yang bersifat material saja,
namun termasuk kesejahteraan nonfisik yang lebih bersifat immaterial. Dalam
suatu negara yang berbentuk kerajaan negara memiliki raja, namun dalam
negara yang berbentuk republik yang dimiliki negara adalah rakyat atau
masyarakat. Oleh karena itu, rakyat atau masyarakat yang harus dilayani oleh
negara. Negara berkewajiban untuk meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakatnya.

Hubungan antara pemerintah dan masyarakat dengan demikian merupakan


sebuah hubungan pertanggungjawaban, dalarn hal ini pemerintah sebagai
agen harus mempertanggungjawabkan aktivitas dan kinerjanya kepada
masyarakat yang telah memberikan dana (publicfind) kepada pemerintah.
Pertanggungjawaban kepada masyarakat ini disebut akuntabilitas publik.
Berdasarkan teori keagenan tidak ada jaminan agen (pemerintah) selalu
bertindak atas kepentingan prinsipal (masyarakat). Pemerintah sebagai agen
memiliki perilaku oportunis (opportunistic behavior), yaitu ia bertindak untuk
kepentingan dan kesejahteraannya sendiri bukan kesejahteraan masyarakat
yang menjadi prinsipalnya (Watt dan Zimrnerrnan, 1 1986; Godfrey et al.,
1997).
DIMENSI
AKUNTABILITAS
PUBLIK

Akuntahilitas publik adalah kewajihan agen untuk


mengelola sumber daya, melaporkan, dan
mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang
berkaitan dengan penggunaan sumber daya publik
kepada pihak pemberi mandat (principal). Dalam
konteks organisasi pemerintah, akuntabilitas publik
adalah pemberian infornnasi atas aktivitas dan kinerja
pemerintah-kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Penekanan utama akuntahilitas publik adalah
pemberian informasi kepada publik dan konstituen
lainnya yang menjadi pemangku kepentingan
(stakeholder). Akuntabilitas publik juga terkait dengan
kewajiban untuk menjelaskan dan menjawab
pertanyaan mengenai apa yang telah, sedang, dan
direncanakan akan dilakukan organisasi sektor
Dimensi akuntabilitas yang harus dipenuhi oleh lembaga-lembaga publik tersebut
antara lain (Hopwood dan Tomkins, 1984; Elwood, 1993):

Akuntabilitas Kebijakan Akuntabilitas Manajerial


(policy accountability) (rnanagerial accountability);

05 04 03 02 01

Akuntabilita.S Finansial
(Vinancial accountability) Akuntabilitas Program Akuntabilitas Hukum dan
(program accountability); Kejujuran (accountability for
probity and legality);
PENTINGNYA
PENGUKURAN
KINERJA DI SEKTOR
PUBLIK

Pengukuran kinerja merupakan alat untuk menilai kesuksesan


organisasi. Dalam konteks organisasi sektor publik, kesuksesan
organisasi itu akan digunakan untuk rnendapatkan legitimasi dan
dukungan publik. Masyarakat akan menilai kesuksesan organisasi
sektor publlk melalui kemarnpuali organisasi dalarn member ikan
pelayanan publik yang relatif murah dan berkualitas. Pelayanan
publik tersebut yang menjadi bottorn line dalarn organisasi sektor
publik. Beberapa negara maju menggunakan strategi dan
pendekatan yang berbeda-beda untuk meinberikan pelayanan
terbaik bagi warganya. Sebagai misal, Inggris menggunakan
konsep welfare state yang dikemukakan Bismarch tahun 1870-an,
sementara itu Amerika Serikat menggunakan pendekatan
reinventing government yang dikernbangkan oleh David Osborne
dan Ted Gaebler tahun 1992-an. Pemerintah Jepang
menggunakan konsep "amakudari" yang artinya turun dari surga
(descendingfrom the heavens)_ Konsep welfare state
menekankan tiga pendekatan utama untuk menciptakan
kesejahteraan masyarakat, yaitu melalui: privatisasi, deregulasi,
dan komersjalisasi.
TUJUAN PENGUKURAN
/PENILAIAN KINERJA
SEKTOR PUBLIK Pengukuran kinerja merupakan bagian penting dari proses
pengendalian manajemen baik organisasi publik maupun
swasta namun karena sifat dan karakteristik organisasi sektor
publik berbeda dengan sektor swasta penekanan dan
orientasi pengukuran kinerjanyapun terdapat perbedaan
tujuan dilakukan penilaian kinerja disektor publik adalah :

• Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi


• Menyediakan sarana pembelajaran pegawai
• Memperbaiki kinerja periode berikutnya
• Membrikan pertimbangan yang sitematik dalam
pembuatan keputusan pemberian reward dan punishment
• Memotivasi pegawai
• Menciptakan akuntabilitas publik
SISTEM MANAJEMEN
KINERJA SEKTOR
PUBLIK

Manajemen kinerja membutuhkan


proses sitematis untuk itu perlu Tahap- tahap sistem manajemen kinerja
tersebut meliputi :
desain sistem manajemen kinerja
yang tepat untuk mencapai kinerja  Tahap perencanaan kinerja
yang optimal sistem merupakan
serangkaian prosedur langkah atau  Tahap pelaksanaan kinerja
tahap yang tertata dengan baik
demikian juga sistem manajemen  Tahap penilaian kinerja
kinerja sektor publik juga
mengandung prosedur langkah dan  Tahap rivew kinerja
tahapan yang membentuk suatu
 Tahap perbaikan kinerja
siklus kinerja
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA

Faktor kontekstual Faktor Personal


/Individual

Faktor Sistem .

Faktor Tim Faktor Kepemimpinan


Pada umumnya pegawai atau karyawan bekerja
TANGGUNG JAWAB dalam kelompok atau tim dalam organisasi model kerja
tim (team work) kinerja organisasi tidak secara langsung
SETIAP PEGAWAI terkait dengan kinerja indvidu namun terkait dengan
kinerja tim atau kelompok kinerja tim dipengaruhi oleh
TERHADAP beberapa faktor antara lain : kohesivitas tim,
kepemimpinan dalam tim, kekompakan tim, struktur tim,
KINERJA seberapa besar peran tim, serta norma dalam tim

Grote (1997) menyebut terdapat lima tanggung


jawab utama yaitu :

1. Memberikan komitmen terhadap pencapaian tujuan


2. Meminta umpan balik (feed back) atas kinerja yang
telah ia lakukan
3. Melakukan komunikasi secara terbuka dan teratur
dengan manajernya
4. Mendapatkan data kinerja dan membagi data kepada
pihak lain
5. Menyiapkan diri untuk dilakukan evaluasi atas
kinerja yang telah ia capai
TANGGUNG JAWAB MANAJER TERHADAP
MANAJEMEN KINERJA

1. Menciptakan kondisi yang dapat memotivasi


pegawai

Untuk menciptakan sistem 2. Melakukan observasi kinerja


manajemen kinerja yang efektif,
peran manajer sangat 3. Memperbaharui dan menyesuaikan tujuan,
maenentukan dalam manajemen standar kinerja, dan kompetensi kinerja apabila
terjadi perubahan kondisi
kinerja bertanggungjawab untuk :
4. Memberikan umpan balik atas kinerja
bawahan dan pengarahan

5. Membrikan up grading dan pengembangan


kemampuan pegawai dan

6. Memberikan penguatan perilaku untuk


mencapai tujuan organisasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai