Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nida Rindy Pramaysella

NIM : 205020301111040
Program Studi : Akuntansi
Universitas : Universitas Brawijaya
Program Magang : Staff Administrasi Keuangan BLUD
Penempatan Puskesmas : Puskesmas Morokrembangan

REVIEW MATERI AKUNTABILITAS

Akuntabilitas adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk


mempertanggung-jawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan
yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi
organisasi secara terukur dengan target kinerja yang ditetapkan melalui laporan kinerja
yang disusun secara periodik, yang diatur oleh Perpres 29/2014 Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah. Aspek-aspek yang melekat pada akuntabilitas memberikan
landasan yang kokoh, antara lain
1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship).
Akuntabilitas ini mengacu pada pada interaksi antara individu/kelompok/institusi
dengan negara dan masyarakat. Pemberi kewenangan bertanggung jawab
memberikan arahan, bimbingan, dan alokasi sumber daya, sedangkan pihak yang
diberi tanggung jawab bertanggung jawab untuk menjalankan tugasnya.
2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results oriented). Fokus
utama akuntabilitas ini adalah perilaku pemerintah yang bertanggung jawab, adil,
dan inovatif. Setiap pihak dituntut untuk bertanggung jawab dalam menjalankan
tugas dan berkontribusi untuk mencapai hasil yang maksimal.
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requires reporting).
Pelaporan kinerja adalah manifestasi akuntabilitas. Laporan ini menjelaskan
tindakan dan hasil yang dicapai serta memberikan bukti nyata. Dalam konteks
birokrasi, individu menghasilkan laporan berdasarkan kontrak kerja, sementara
institusi melaporkan melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless without
consequences). Akuntabilitas berarti kewajiban yang menghasilkan konsekuensi.
Konsekuensi ini bisa berupa penghargaan atau sanksi.
5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance).
Tujuan akuntabilitas adalah memperbaiki kinerja dalam melayani masyarakat.
Dalam pendekatan proaktif, akuntabilitas dianggap sebagai proses yang
direncanakan untuk mencapai tujuan awal, penempatan sumber daya yang tepat,
dan evaluasi kinerja.
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu akuntabilitas vertikal dan
akuntabilitas horizontal. Akuntabilitas publik secara vertikal mengacu pada
pertanggungjawaban kepada otoritas yang memiliki posisi lebih tinggi dalam struktur
pemerintahan. Sedangkan, akuntabilitas horizontal melibatkan pertanggungjawaban
kepada masyarakat luas. Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang
akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi, sebagai berikut:
1. Akuntabilitas Kejujuran dan Hukum: Berkaitan dengan kewajiban untuk
mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku. Keterbukaan terhadap hukum dan
integritas dalam tindakan adalah komponen penting dalam akuntabilitas ini.
2. Akuntabilitas Program: Dimensi ini memeriksa apakah tujuan yang telah
ditetapkan dapat dicapai dengan hasil yang optimal dan biaya minimal.
Pencapaian tujuan dan efisiensi program menjadi sorotan utama dalam
pertanggungjawaban ini.
3. Akuntabilitas Proses: Pertanyaan mendasar dalam dimensi ini adalah apakah
prosedur yang digunakan telah memadai. Faktor-faktor seperti sistem informasi
akuntansi, manajemen, dan administrasi menjadi fokus untuk memastikan proses
yang baik dan transparan.
4. Akuntabilitas Kebijakan: Pemerintah bertanggung jawab atas kebijakan yang
diambil, baik kepada lembaga legislatif seperti DPR/DPRD maupun kepada
masyarakat secara keseluruhan. Pertanggungjawaban ini mencakup dampak,
rasionalitas, dan pertimbangan kebijakan yang diambil.
Masyarakat yang bertanggung jawab dalam aktivitasnya memerlukan langkah-
langkah dalam kerangka akuntabilitas untuk menjamin keteraturan dan hasil yang
bermakna. Berikut adalah lima langkah yang mendasari tanggung jawab masyarakat
meliputi:
1. Penentuan tujuan atau sasaran menjadi langkah awal yang penting. Dalam tahap
ini, tidak hanya ditetapkan tujuan umum, tetapi juga indikator kinerja yang akan
digunakan untuk mengukur kemajuan agar target kinerja jelas.
2. Perencanaan yang cermat menjadi landasan bagi tanggung jawab yang efektif.
Dalam tahap ini, program kegiatan diatur dengan rinci dan anggaran yang sesuai
diatur untuk mendukung pelaksanaan.
3. Implementasi dan pengukuran merupakan tahap di mana rencana dijalankan. Saat
kegiatan diterapkan, pencapaian dan kinerja terus dimonitor. Hal ini penting untuk
memastikan bahwa tujuan tercapai dengan efisien.
4. Pelaporan menjadi jembatan antara pelaksanaan dan akuntabilitas. Laporan yang
disusun mencakup capaian kinerja serta aspek keuangan, memastikan transparansi
dan akuntabilitas.
5. Evaluasi memungkinkan perbaikan berkelanjutan. Dalam tahap ini, kinerja akan
dievaluasi, terdapat masukan yang diberikan, upaya atau langkah-langkah
perbaikan diterapkan, penilaian kinerja, perbaikan perencanaan, serta
penyesuaian anggaran.
Perbedaan antara akuntabilitas dan responsibilitas juga penting untuk dipahami.
Akuntabilitas melibatkan pertanggungjawaban atas wewenang yang diterima yang
mengacu pada apa yang terjadi setelah sesuatu terjadi (konsekuensi dari tindakan
seseorang, bukan tugas awal untuk melakukan tindakan), sementara responsibilitas
adalah pertanggungjawaban yang berhubungan dengan kewajiban melaksanakan
wewenang yang diterima, berfokus pada kewajiban seseorang untuk melaksanakan tugas
Undang-undang No. 28 tahun 1999 mengenai penyelenggaraan negara yang
bersih dan bebas dari KKN menetapkan prinsip-prinsip yang mendasari tindakan
pemerintah. Prinsip-prinsip ini termasuk kepastian hukum, tertib penyelenggaraan
negara, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas, akuntabilitas, dan
profesionalitas. Sementara itu, Perpres No. 29 tahun 2014 tentang sistem akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah menjelaskan bahwa akuntabilitas kinerja adalah perwujudan
kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/
kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan pemangku
kepentingan dalam rangka mencapai misi orang secara terukur dengan sasaran/target
kinjerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun
secara periodik Sistem akuntabilitas kinerja instansi (SAKIP) merupakan rangkaian
sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan
penerapan dan pengukuran pengklasifikasian, pelaporan kinerja pada instansi dalam
rangka pertanggungjawaban peningkatan kinerja instansi.
Terdapat delapan area perubahan yang diidentifikasi juga penting dalam
mewujudkan tanggung jawab yang efektif. Area perubahan tersebut meliputi perubahan
pila pikir (mindset) dan budaya kinerja (culture set), penguatan akuntabilitas dan efisiensi
anggaran, penguatan pengawasan, peningkatan kualitas pelayanan publik, deregulasi
kebijakan, penataan SDM, perbaikan tatalaksana, penyederhanaan organisasi. Dari hal
tersebut, semua ini berkontribusi pada sistem yang lebih akuntabel, efisien, dan
bertanggung jawab terhadap masyarakat. Dalam lingkungan organisasi, akuntabilitas
tercermin dalam transparansi dan akses informasi, pencegahan praktik kecurangan,
penggunaan sumber daya dengan efisien, pengelolaan data dan informasi pemerintah,
serta mengatasi konflik kepentingan.
Tujuan reformasi birokrasi pada tahun 2025 menyasar pencapaian zero korupsi
dan pelanggaran, tata kelola anggaran yang baik, proses perijinan yang transparan,
komunikasi efektif antara pemerintah dan masyarakat, efisiensi waktu kerja, sistem
reward dan punishment yang efektif, serta dampak pembangunan yang dirasakan
langsung oleh masyarakat. Dalam keseluruhan konteks ini, akuntabilitas menjadi
landasan yang kuat bagi tanggung jawab dan kualitas kerja pemerintahan yang
memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Kesan dari Penyampaian Materi:


Dari penyampaian materi hari ini, saya dapat memahami tentang konsep
akuntabilitas beserta nilai-nilai yang melekat di dalamnya. Pengetahuan ini menjadi bekal
penting bagi kontribusi saya dalam membangun pemerintahan yang lebih terang, efektif,
serta memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat. Penjelasan yang sistematik
dan relevan serta didukung oleh contoh praktis pada ASN, mampu membuat kompleksitas
konsep akuntabilitas lebih mudah dipahami. Selain itu, pandangan saya terbuka lebih luas
mengenai peran utama akuntabilitas dalam fondasi pemerintahan yang berdaya dan
bertanggung jawab. Saya semakin yakin bahwa kewajiban saya sebagai mahasiswa tidak
hanya terbatas dalam ruang kelas, melainkan juga mencakup partisipasi aktif dalam
mendorong transparansi, partisipasi masyarakat, serta etika tata kelola yang kokoh.

Anda mungkin juga menyukai