Disusun Oleh :
Fadilla Hafizah (0101212054)
Ade Tegar Permana Sianipar (0101212043)
Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Muhammad Danil M.Pd, selaku dosen
pembimbin mata kuliah “MANAJEMEN ORGANISASI” yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca terutama bagi penulis
sendiri.
Harapan kami muah mudahan makalah ini bermanfaat dan menambah wawasan juga
pengetahuan bagi pembaca. Kami akui makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, sehingga kami
sebagai penulis meminta maaf atas ketidk sempurnaan ini. Untuk itu juga kritik dan saran para
pembaca kami butuhkan.
i
DAFTAR ISI
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 1
Tujuan......................................................................................................................................... 1
BAB II ............................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 2
Sumber Sumber Keuangan Organisasi ................................................................................... 2
Sumber Sumber Keuangan Alternatif ..................................................................................... 4
BAB III........................................................................................................................................... 7
PENUTUP...................................................................................................................................... 7
Kesimpulan ................................................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anggaran (Budget) merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang
meliputi seluruh kegiatan organisasi, yang dinyatakan dalam satuan keuangan (unit moneter), dan
berlaku untuk jangka waktu yang akan datang. Dalam sebuah organisasi, penganggaran dimulai
ketika perumusan dan perencanaan strategis telah dilakukan. Tahap penganggaran menjadi sangat
penting karena anggaran yang tidak berorientasi pada kinerja organisasi dapat menggagalkan
perencanaan yang sudah kita susun. Anggaran merupakan managerial plan for action untuk
memfasilitasi tercapainya tujuan organisasi. Anggaran dalam suatu organisasi berisi gambaran
kondisi keuangan yang meliputi pendapatan, belanja, dan aktivitas program. Setiap anggaran
memberikan informasi mengenai apa yang hendak kita lakukan dalam beberapa periode yang akan
datang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Sumber Sumber Keuangan Organisasi?
2. Apa Saja Sumber Sumber Keuangan Alternatif?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sumber sumber keuangan organisasi
2. Untuk mengetahui sumber sumber keuangan alternatif
1
BAB II
PEMBAHASAN
Donasi merupakan pendapatan organisasi yang diperoleh tanpa harus menyajikan suatu
balas jasa/produk sebagai pemberian murni dari niat baik dari pemberinya (donatur). Donasi dapat
diberikan secara reguler atau hanya sekali, yang dilakukan melalui kegiatan penggalangan dana
(fundraising) misalnya melalui kegiatan filantropi. Adapun strategi yang digunakan dalam
penggalangan dana filantropi adalah dengan menaikkan isu/berita melalui peliputan kegiatan
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Selain itu, dapat melalu direct fundraising atau melalui
kerjasama program. Masalah yang muncul dalam besarnya pendapatan yang diterima sehingga
budget perencanaan kegiatan tidak dapat dipastikan jumlahnya.
1
Gleen A. Welsch. Budgeting, Profit Planing and Control. USA
2
3. Pendapatan dari hibah (grant)
Hibah diberikan oleh suatu organisasi nirlaba untuk mendukung suatu kegiatan tertentu.
Pemberian hibah sangat spesifik mulai dari organisasi pemberi, jenis kegiatan, pelaksanaan hingga
konteks kegiatan yang dilakukan. Seperti pembuatan proposal, rincian kegiatan, dan rincian dana
yang dibutuhkan. Sehingga dana hibah murni sebagai donor bukan pelaksana suatu kegiatan
karena diberikan berikan sesuai proposal yang diajukan. Biasanya jumlah dana yang diberikan
lebih besar dibandingkan dengan jenis donasi/sumbangan. Masalah yang muncul adalah
kontinuitas pemberian hibah dan tidak didukungnya kegiatan rutin organisasi oleh dana hibah.
Sehingga organisasi nirlaba sulit mendisain program yang akan datang.2
Merupakan pendapatan yang diperoleh dari suatu modal atau aset organisasi yang
tergantung dari besaran jumlah nilai investasi. Pada umumnya, organisasi nirlaba tidak
diperkenankan untuk melakukan investasi dengan resiko tinggi karena dana yang diinvestasikan
tidak boleh berkurang dan harus meningkat jumlahnya. Sehingga organisasi nirlaba harus lebih
berhati-hati/konservatif dalam memperhitungkan resiko dan keuntungan dalam berinvestasi.3
Dalam suatu komunitas atau organisasi nirlaba dengan beberapa anggota biasanya
mewajibkan anggota untuk memberikan iuran. Besaran iuran disesuaikan dengan kesepakatan
bersama atau dapat juga bersifat sukarela. Kesulitan dari pendapatan berbasis iuran anggota ini
adalah pada anggotanya sendiri, iuran yang bersifat individual sulit dikumpulkan sulit
dikumpulkan apabila sifatnya individual dibandingan dengan keanggotaan yang bersifat profesi
atau badan.4
Pendapatan langsung dapat diperoleh suatu organisasi nirlaba melalui usaha komersil
dengan membentuk unit khusus dalam menangangi atau memiliki saham/kepemilikan badan usaha
2
Munandar M. Budgeting: Perencanaan, Pengkoordinasian dan Pengawasan Kerja. Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta
3
Mohammad Najib, Manajemen Keuangan,Cetakan 1. Bandung :Pustaka Setia, 2015.
4
Sutrisno, Manajemen keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi, Yogyakarta: Ekonisi, 2005.
3
komersil. Penting untuk diketahui adalah pemisahan pengelolaan unit komersial dengan program
organisasi nirlaba. Sehingga kegiatan komersial dapat berjalan tanpa keterlibatan dari organisasi
nirlaba dalam operasional harian. Pemisahan ini penting dilakukan untuk menghindarkan
kerancuan tentang penggunaan sumber daya organisasi nirlaba. Permasalahan dari pengelolaan
sumber dana yang diperoleh dari usaha komersial adalah permodalan serta pengelolaan usaha.
Permodalan terkait dengan besaran dana yang dibutuhkan untuk memulai suatu usaha komersial.
Kerapkali penyisihan sebagian dari surplus program tidak dapat dilakukan karena surplus tidak
senantiasa terjadi dan bila ada kemungkinan jumlahnya tidak signifikan.5
5
Winardi. Teori dan Pengorganisasian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada),2009. hlm. 26
6
Mamduh.M Hanafi, Manajemen keuangan. Edisi 1, Cetakan ke tujuh. Yogyakarta:BPF, 2014
7
(Copeland, 1992).
4
Sumber kedua untuk pembiayaan pembangunan yaitu investasi asing. Pembahasan lebih fokus
pada penanaman modal asing sebagai salah satu komponen aliran modal yang masuk ke suatu
negara menunjukkan bahwa penanaman modal asing merupakan aliran modal yang relatif stabil
dan mempunyai resiko yang kecil dibandingkan aliran modal lainnya, misalnya portofolio
investasi ataupun utang luar negeri. Salah satu sebabnya adalah dikarenakan PMA tidak begitu
mudah terkena gejolak fluktuasi mata uang (seperti halnya investasi portofolio) ataupun beban
bunga yang berat (misalnya utang luar negeri).
Sumber ketiga dari sumber dana untuk pembiayaan pembangunan yaitu perdagangan
internasional dimana perdagangan internasional sendiri diharapkan dapat menjadi mesin dari
pertumbuhan ekonomi. Guna mengembangkan perdagangan internasional, setidaknya diperlukan
dua hal yaitu penciptaan persaingan sehat di dalam negeri untuk meningkatkan daya saing serta
peningkatan akses pasar perdagangan internasional. 8
Sumber keempat dari sumber dana pembiayaan pembangunan yaitu utang dan bantuan luar
negeri. Berdasarkan pengalaman yang panjang, jika pinjaman tidak direncanakan secara matang
dan benar-benar sesuai dengan kebutuhan, tidak dialokasikan secara tepat sasaran dan tidak
dimanfaatkan secara efisien, maka utang luar negeri akan dapat menimbulkan masalah besar dan
bahkan menyebabkan fiscal unsustainable. Sejalan dengan amanat GBHN 1999 bahwa Indonesia
harus meningkatkan kemampuan pengelolaan dana pinjaman luar negeri dengan tujuan akhir
adalah mencapai kemandirian dalam pembiayaan pembangunan. Oleh karena itu manajemen utang
luar negeri harus diperbaiki bahkan diubah untuk meningkatkan optimalisasi pemanfaatannya dan
dikontrol sampai pada level yang aman. 9
Selain empat sumber konvensional utama untuk pembiayaan pembangunan tersebut di atas,
terdapat beberapa usulan sumber dana inovatif untuk pembiayaan pembangunan. Setidaknya
terdapat lima konsep sumber dana untuk pembiayaan pembangunan yang dibahas dalam kajian ini
yaitu: Global Public Goods, Pembangunan Berbasis Aset, Sistem Pajak Global, Arsitektur Baru
Keuangan Internasional dan Bank Pembangunan Domestik. Secara umum dapat disimpulkan
bahwa konsep-konsep alternatif inovasi sumber daya untuk pembiayaan pembangunan cukup
8
Suparmoko, M., Keuangan Negara: dalam Teori dan Praktek, BPFE Yogyakarta, 1991.
9
Nurhadi, Muljani A. Laporan Hasil Penelitian Analisa Biaya Satuan Pendidikan diKabupaten Sleman Tahun
2004,. Yogyakarta: EMK dan Bappeda Kabupaten Sleman, 2004.
5
mungkin diterapkan di Indonesia namun memiliki tingkat kesulitan yang berbeda karena
dikelilingi beberapa faktor permasalahan domestik maupun internasional yang tak bisa dilepaskan.
Begitu juga aspek-aspek non ekonomis yang melingkupinya termasuk aspek politik
internasional.10
10
Sukmanagara rizal. Manajemen Organisasi,
6
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengertian Anggaran nggaran (budget) adalah dokumen perencanaan keuangan untuk masa
depan yang pada umumnya mencakup jangka waktu satu tahun dan dinyatakan dalam satuan
moneter. Anggaran ini merupakan perencanaan jangka pendek organisasi yang menerjemahkan
berbagai program ke dalam rencana keuangan tahunan yang lebih kongkret.
Usulan anggaran pada umumnya ditelaah atau direview terlebih dahulu oleh pejabat yang
lebih tinggi untuk bisa dijadikan anggaran formal. Fungsi anggaran akan menjadi optimal, jika
proses penyusunannya mempertimbangkan partisipasi dari semua pelaku anggaran. Keikutsertaan
para manajer dalam proses penyusunan anggaran merupakan pendekatan yang cukup efektif
terhadap perbaikan motivasi dan perilaku individu dalam setiap organisasi.
7
DAFTAR PUSTAKA
Budgeting, G. A. (n.d.). Profit Planing and Control. USA.
Copeland, W. d. (1992). Manajemen Keuangan. Jilid 2. Alih Bahasa yohanes Lamarto dan Mariana
Adinta. Jakarta: Erlangga.
Hanafi, M. (2014). Manajemen keuangan. . Yogyakarta: Cetakan ke tujuh. :BPF.
Najib, M. (2015). Manajemen Keuangan. Pustaka Setia.
Nurhadi, M. A. (2004). Laporan Hasil Penelitian Analisa Biaya Satuan Pendidikan diKabupaten Sleman
Tahun 2004. Yogyakarta.
Perencanaan, M. M. (n.d.). Budgeting: Perencanaan Pengkoordinasian dan Pengawasan Kerja. .
Universitas Gajah Mada.
Suparmoko, M. (1991). Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta,.
Sutrisno. (2005.). Manajemen keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi, . Yogyakarta: Ekonisi.
Winardi. (2009). Teori dan Pengorganisasian,. Jakarta: : Raja Grafindo Persada.