DISUSUN OLEH :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2024
i
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan pengendalian, perusahaan dapat memastikan apakah setiap sumber daya yang
digunakan telah sesuai dengan rencana untuk menjamin bahwa tujuan perusahaan secara
umum dapat dicapai. Perencanaan dan pengendalian bukanlah merupakan suatu kegiatan
yang terpisah, namun kedua hal tersebut saling berkaitan erat dan tak terpisahkan.
Perencanaan dan pengendalian sangat dibutuhkan oleh sebuah perusahaan untuk dapat
menjalankan kegiatan operasional perusahaan dengan baik. Kesuksesan sebuah perusahaan
dapat dicapai apabila terdapat perencanaan dan pengendalian yang baik di dalamnya. Salah
satu elemen kunci perencanaan dan pengendalian yang dapat digunakan oleh perusahaan
adalah anggaran. Anggaran adalah suatu rencana terinci yang disusun secara sistematis dan
dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, untuk
menunjukkan perolehan dan penggunaan suatu sumber suatu organisasi dalam jangka waktu
tertentu, biasanya satu tahun. (Supriyono, 2000: 40). Sebagai alat perencanaan, anggaran
digunakan oleh manajemen perusahaan untuk merumuskan masalah serta potensi perusahaan
lebih awal, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Di sisi lain, anggaran sebagai alat
1
pengendalian digunakan oleh manajemen perusahaan untuk mengendalikan aktivitas
perusahaan dengan cara membandingkan rencana yang ditetapkan sebelumnya dengan hasil
yang dicapai. Dengan melakukan perbandingan antara anggaran dan realisasinya, perusahaan
dapat mengidentifikasi sebab terjadinya penyimpangan dan kemudian melakukan tindakan
korektif yang diperlukan atas penyimpangan tersebut.
sebagai berikut:
1.3 Tujuan
Adapun tujuannya yaitu:
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi pembaca umum, makalah ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan
wawasan, informasi, pemikiran dan ilmu pengetahuan mengenai Proses Penyusunan
Anggaran.
2. Bagi akademisi, untuk menambah pengetahuan ataupun dapat dijadikan sebagai bahan
pembelajaran di bidang pendidikan.
3. Bagi penulis, untuk mengasah keterampilan dalam hal penulisan makalah yang baik
dan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah dipelajari.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Rencana yang terukur dari sebuah aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan.
Dengan adanya budget ini akan memudahkan lembaga atau perusahaan untuk
menggapai tujuan yang hendak dicapai. Budget akan merinci tiap kegiatan secara
spesifik dan sistematis yang dinyatakan dalam unit moneter.
2. Unsur budget meliputi seluruh kegiatan lembaga atau perusahaan, yakni mencakup
semua kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada di dalam
lembaga/perusahaan tersebut. Secara garis besar kegiatan dalam lembaga atau
perusahaan dikelompokan menjadi lima jenis yaitu pemasaran (marketing), produksi
(producing), pembelanjaan (fianancing), administrasi (administrating), dan personlia
(personnel).
3. Budget dinyatakan dalam unit moneter, yaitu unit kesatuan yang dapat diterapkan
pada berbagai kegiatan lembaga/perusahaan yang beraneka ragam.
4. Budget dibuat untuk jangka waktu yang akan datang sehingga berisi taksiran-taksiran
(forecast) tentang apa yang terjadi dan apa yang akan dilakukan dimasa yang akan
datang.
3
1. Authoritative budgeting, proses penyusunan anggaran sepenuhnya dilakukan oleh
manajemen tingkat atas dan bawahan hanya diberikan angka anggaran yang telah
ditetapkan. Jenis anggaran ini dilakukan apabila pihak atas ingin menetapkan target-
target yang tinggi (streth target) yang harus dicapai bawahan.
2. Participative budgeting, sering dikenal bottom-up. Dalam pendekatan ini semua
orang yang ada dalam perusahaan terlibat dalam penyusunan anggaran. Penyusunan
anggaran dimulai dari bawah dan kemudian diakumulasikan pada tingkatan yang
lebih atas untuk dinegosiasikan dan dimintai persetujuan.
3. Consultative budgeting, cara ini mirip Authoritative budgeting hanya dalam proses
penyusunan anggaran atasan melakukan konsultasi dan meminta pendapat dari
bawahan, namun proses penyusunan anggaran dan keputusan tetap dilakukan oleh
pihak atasan.
2.1.2 Penyusunan Anggaran Dengan Menggunakan Konsep Three Wheels of Profit Plan
Penyusunan anggaran dengan menggunakan konsep three wheels of profit plan, dalam
konsep ini terdapat tiga tahapan yaitu:
4
2.2 Penyusunan Anggaran dalam Lingkungan yang Tidak Pasti
Beberapa peneliti mengidentifikasi bahwa senjangan anggaran dapat disebabkan oleh
pandangan terhadap lingkungan. Duncan (1972) mendefinisikan lingkungan sebagai totalitas
faktor sosial dan fisik yang berpengaruh terhadap perilaku pembuat keputusan dalam
organisasi. Govindarajan (1986) menyatakan bahwa hubungan antara partisipasi anggaran
dan senjangan anggaran adalah positif dalam kondisi ketidakpastian lingkungan yang tinggi.
Di dalam lingkungan relatif stabil (ketidakpastian rendah), individu dapat memprediksi
keadaan di masa yang akan datang sehingga langkah-langkah yang akan dilakukannya dapat
membantu organisasi menyusun rencana dengan lebih akurat.
5
tidak baik dapat menyebabkan organisasi tidak berkembang dan bisa menyebabkan
perusahaan bangkrut.
Setelah tujuan perusahaan ditetapkan dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut
dipilih,kemudian diikuti dengan penyusunan program-program untuk mencapai tujuan
organisasi yang ditetapkan dalam perencanaan stratejik. Program merupakan rencana jangka
Panjang untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan dalam perencanaan stratejik.
Rencana jangka panjang yang dituangkan dalam program memberikan arah ke mana kegiatan
organisasi ditujukan dalam jangka panjang. Anggaran merinci pelaksanaan program,sehingga
anggaran yang disusun setiap tahun memiliki arah seperti yang ditetapkan dalam rencana
jangka panjang. Jika tidak disusun berdasarkan program, pada dasarnya organisasi seperti
berjalan tanpa tujuan yang jelas.
6
2.4 Business Forecasting
Forecasting adalah peramalan (perkiraan) mengenai sesuatu yang belum terjadi pada
waktu yang akan datang. Forecasting bertujuan agar forecast yang dibuat dapat
meminimumkan kesalahan meramal (forecast error) yang biasanya diukur dengan
MeanSquare Error (MSE), Mean Absolute Error (MAE) dsb.
Peramalan bukan merupakan rencana. Peramalan adalah tentang apa yang akan terjadi
pada waktu yang akan datang sedang rencana merupakan penentuan apa yang akan dilakukan
pada waktu yang akan datang. Asumsi mempunyai pengaruh terhadap ketepatan peramalan
yang dibuat. Jika asumsi yang dibuat tepat atau mendekati kenyataan, maka forecast yang
dihasilkan juga akan mendekati kebenaran, sebaliknya jika asumsinya tidak tepat akan
menyebabkan forecast yang dihasilkan akan mengalami penyimpangan.
7
bagi perusahaan) dan variability. Semakin sering forecast diperbaharui maka time
horizon yang harus diforecast akan semakin pendek.
2. Actionable
3. Reliable, sedapat mungkin forecast dibuat berdasarkan model yang dapat
dipercaya seperti dengan mempergunakan standar kuantitas dan standar harga.
4. Aligned, proses penyusunan forecast harus dapat dilakukan dengan selaras.
5. Cost effective, proses penyusunan forecast dilakukan di mana biaya yang
dikeluarkan tidak boleh melebihi manfaat yang diperoleh.
Maka terdapat sebuah gagasan bahwa perusahaan perlu bergerak melampaui anggaran
karena kekurangan yang melekat dalam penganggaran terutama ketika digunakan untuk
mengatur kontrak. Pengertian lain dari beyond budgeting adalah Serangkaian prinsip panduan
yang, jika diikuti, akan memungkinkan organisasi untuk mengelola kinerja dan desentralisasi
proses pengambilan keputusan tanpa perlu anggaran tradisional. Tujuannya adalah untuk
memungkinkan organisasi untuk memenuhi faktor-faktor keberhasilan dari ekonomi
informasi (misalnya menjadi adaptif dalam kondisi-kondisi yang tidak terduga).
8
adaptif yang memungkinkan tim garis depan untuk lebih responsif untuk lingkungan
persaingan dan kebutuhan pelanggan. Prinsip-prinsip ini menunjukkan model holistik (bukan
menu pilihan), tetapi organisasi yang berbeda akan menempatkan penekanan yang berbeda
pada elemen yang berbeda pada waktu yang berbeda.
Accountable teams
1. Goals. Menetapkan tujuan jangka menengah yang ambisius, bukan target jangka
panjang yang tetap
2. Rewards. Dasar penghargaan pada kinerja relatif, bukan pada pemenuhan target tetap
1. Planning. Membuat perencanaan proses yang berkelanjutan dan inklusif, bukan acara
top-down
2. Coordination. Mengkoordinasikan interaksi dinamis, tidak melalui anggaran tahunan
3. Resources. Membuat sumber daya tersedia just-in-time bukan just-in-Case
4. Controls. Dasar pengendalian pada feedback yang cepat dan sering bukan varians
anggaran
9
2.5.2 Langkah-langkah Beyond Budgeting
Meskipun tidak ada resep atau buku resep yang dapat memberikan road map generik
untuk implementasi, kami percaya bahwa tujuh langkah berikut akan membimbing Anda
menuju transformasi yang sukses:
10
dukungan dan tim operasi proses. Mereka juga dapat memindahkan orang yang
berpengalaman sehingga mereka menjadi 'duta' untuk model baru.
11
Mereka tidak hanya menghubungkan pekerjaan yang orang lakukan dengan
kebutuhan pelanggan, tetapi mereka juga menyelaraskan produk, proses, proyek, dan
struktur dengan strategi mereka. Manajer operasi dan orang-orang garis depan perlu
mempertanyakan “apakah aktivitas ini memberi nilai tambah bagi pelanggan?”
seringkali memastikan bahwa pekerjaan yang tidak penting bisa dieliminasi. Selain itu
juga memberdayakan manajer operasional untuk menghilangkan hambatan sumber
daya.
5. Menghasilkan pelanggan loyal dan menguntungkan. Organisasi Beyond Budgeting
menempatkan kebutuhan nilai pelanggan sebagai pusat strategi mereka dan
menyesuaikan proses mereka untuk memenuhi dan bahkan memuaskan mereka.
Organisasi Beyond Budgeting tahu bagaimana pelanggan ingin melakukan bisnis
dengan mereka. Respon yang cepat terhadap permintaan pelanggan adalah hal yang
sangat vital. Dengan demikian orang garis depan harus memiliki wewenang untuk
membuat keputusan yang cepat sehingga organisasi secara keseluruhan menjadi jauh
lebih kompetitif dibandingkan pesaingnya. Isu-isu kunci adalah apakah pelanggan
hanya ingin lowest-cost transaction, added-value services, atau customized solutions.
Berdasarkan pendekatan "luar-dalam", perusahaan tahu bagaimana memenuhi
kebutuhan pelanggan secara menguntungkan.
6. Menghasilkan penciptaan nilai yang berkelanjutan. Pemimpin dalam organisasi
Beyond Budgeting memusatkan perhatian mereka (baik secara eksplisit maupun
implisit) pada penciptaan kekayaan dalam jangka panjang. Secara khusus, mereka
fokus pada pengaturan ekspektasi kinerja yang tinggi dan peregangan ambisi rakyat.
Perusahaan-perusahaan yang beroperasi dengan cara ini cenderung untuk
mengalahkan kompetisi bukan hanya seperempat atau tahun ini, tetapi tahun demi
tahun.
7. Mencegah penyimpangan perilaku. Keuntungan lain dari Beyond Budgeting adalah
lebih sedikit peilaku manipulative antara manajer-manajer. Beyond Budgeting
memiliki keuntungan karena norma yang bisa dinegosiasikan, bukannya norma-norma
yang kaku dalam sistem tradisional. Norma yang kaku membuat manajer cenderung
akan memanipulasi angka untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh anggaran.
8. Menghasilkan pengambilan keputusan yang lebih baik. Pada sistem Beyond
Budgeting, informasi-informasi mengalir lebih cepat dalam organisasi. Hal ini
membuat proses pengambilan keputusan menjadi lebih cepat dan akurat. Manajer-
12
manajer menjadi lebih mampu untuk merespon informasi baru dan maka dari itu
membuat keputusan yang lebih baik.
BAB III
KESIMPULAN
Ketidakpastian lingkungan merupakan kondisi lingkungan yang tidak pasti yang akan
membuat individu untuk melakukan senjangan anggaran. Hal ini disebabkan, individu
13
tersebut tidak memiliki informasi yang cukup untuk memprediksi masa depan secara tepat.
Suatu organisasi hidup di tengah-tengah lingkungannya sehingga organisasi tersebut harus
berinteraksi dengan lingkungannya. Ketidakpastian lingkungan merupakan salah satu faktor
yang sering menyebabkan organisasi melakukan penyesuaian terhadap kondisi organisasi
dengan lingkungan.
Beyond budgeting adalah Serangkaian prinsip panduan yang, jika diikuti, akan
memungkinkan organisasi untuk mengelola kinerja dan desentralisasi proses pengambilan
keputusan tanpa perlu anggaran tradisional. Tujuannya adalah untuk memungkinkan
organisasi untuk memenuhi faktor-faktor keberhasilan dari ekonomi informasi (misalnya
menjadi adaptif dalam kondisi-kondisi yang tidak terduga).
DAFTAR PUSTAKA
14