sebagai berikut : (a) berorientasi pada masyarakat (people contered) : masyarakat di wilayah
tertinggal adalah pelaku sekaligus pihak yang mendapatkan manfaat dari kegiatan yang
ekonomi yang dipengaruhi oleh perubahan sosial ekonomi dan modernisasi dapat mendorong
terciptanya kegiatan merusak lingkungan seperti perusakan hutan lindung dan terumbu
karang, (c) sesuai dengan adat istiadat dan budaya setempat (culturally appropriate):
perlu memperhatikan adat istiadat dan budaya yang telah berkembang sebagai suatu kearifan
khasanah budaya bangsa, (d) sesuai kebutuhan masyarakat (socially accepted) : kegiatan
penerima manfaat dan bukan berdasarkan asas pemerataan dimana setiap daerah berhak atas
bantuan pendanaan dari pemerintah, dan (e) tidak diskriminatif (non discriminative): prinsip ini
digunakan agar kegiatan penanganan wilayah tertinggal tidak bias pada kepentingan pihak
tertentu, yang pada akhirnya dapat mengganggu pencapaian tujuan dan sasaran program.
Seperti yang tersirat dalam defenisi wilayah tertinggal, ternyata karakteristik wilayah
dan masyarakat wilayah tertinggal menunjukan perbedaan yang cukup berarti dengan wilayah
tertinggal tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi tetapi sifatnya harus lebih
menyeluruh dan merata pada semua aspek pembangunan. Perlu menjadi catatan bagi
pemerintah daerah bahwa proses implementasi kebijakan itu sesungguhnya tidak hanya
program dan menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran, melainkan pula
menyangkut jaringan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi dan sosial yang langsung atau
tidak langsung dapat mempengaruhi prilaku semua pihak yang terlibat dan yang pada
akhirnya berpengaruh terhadap dampak , baik negatif maupun yang positif. Oleh karena itu,
tujuan yang hendak dicapai dan komitmen semua pihak untuk memberikan dukungan.
Setelah ada satu kebijakan maka perlu perumusan strategi, hal ini dimaksudkan agar
setiap strategi pebangunan daerah tertinggal yang akan dibuat sesuai dengan kebutuhan
dan kondisi masing-masing daerah. Dengan demikian, antara kebijakan dan strategi harus
menunjukan kesinergian sehingga setiap kebijakan dan strategi yang sudah dirumuskan
fisik) yang dimiliki masing-masing daerah, oleh pemerintah dan masyarakat, melalui
masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan sosial, budaya, ekonomi, dan politik.
tertinggal.
resiko dan memulihkan dampak kerusakan yang diakibatkan oleh konflik dan
bencana alam.
Berdasarkan hasil analisis isu strategis tersebut, maka konsep strategi pengembangan
daerah tertinggal diarahkan untuk menjawab isu-isu strategis, diantaranya sebagai berikut:
masyarakat yang sebagian besar bermata pencaharian di bidang pertanian, sangat erat
kaitannya dengan pengembangan komoditas di suatu daerah. Untuk itu pembangunan dan
lokal, meliputi: sumber daya alam, sumber daya manusia, dan kelembagaan, dan partisipasi
6.1.1 Permasalahan
kesejahteraan masyarakat.
2. Masih rendahnya sumber daya/aset dan modal yang dimiliki oleh sebagian
sarana dan prasarana yang memadai, sistem fiskal, fasilitasi, dan insentif bagi
kesejahteraan masyarakat.
dapat dimanfaatkan.
6. Meningkatnya dukungan sarana dan prasarana, sistem fiskal, fasilitasi, dan insentif
pihak swasta.
6.1.3 Arah Kebijakan
kesejahteraan masyarakat.
dimanfaatkan.
7. Meningkatkan dukungan sarana dan prasarana, sistem fiskal, fasilitasi, dan insentif
6.1.4 Program
peningkatan akses modal usaha, teknologi pasar dan informasi. Selanjutnya pemberdayaan
masyarakat diupayakan agar masyarakat di daerah tertinggal lebih berperan aktif dalam
kegiatan sosial, budaya, ekonomi dan politik. Berkaitan dengan hal tersebut terdapat beberapa
permasalahan, sasaran penyelesaian, arah kebijakan dan kegiatan pokok indikatif yang
6.2.1 Permasalahan
berjalan lambat.
di daerah tertinggal memiliki akses yang sama dengan daerah lainnya dan
masyarakat.
yang meliputi:
kesehatan.
saing.
memiliki akses yang sama dengan daerah lainnya dan pemberdayaan yang
6.2.3 Program
dan masyarakat didasarkan pada kebutuhan nyata, bersifat jejaring dan adaptif. Dengan
demikian diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat secara efektif dan
penyelesaian, dan arah kebijakan yang menjadi fokus dalam peningkatan kapasitas
kelembagaan.
6.3.1 Permasalahan
ekonomi yang bertumpu pada potensi dan sumber daya mereka sendiri.
prinsip tata pemerintahan yang baik dan dikelola oleh sumber daya aparatur
ekonomi
3. Terbentuknya kelembagaan swasta yang berbasiskan masyarakat dalam
1. Meningkatkan kapasitas dan daya saing masyarakat terutama bagi mereka yang
dan pembangunan.
6.3.4 Program
Kriminal
aksesibilitas yang rendah. Dengan kondisi topografi tersebut, daerah- daerah di pedalaman
berpotensi menjadi daerah yang terisolasi. Disamping itu jumlah pulau yang relatif banyak,
memungkinkan adanya daerah terpencil yang terisolasi dari pusat layanan ekonomi dan sosial,
sehingga memerlukan perhatian khusus dalam pembangunan terutama untuk membuka akses,
6.4.1 Permasalahan
Sasaran yang ingin dicapai dalam meningkatkan sarana dan prasarana daerah
daya manusia.
4. Menciptakan pola pengelolaan sumber daya air yang terpadu dalam beberapa
Perikanan
6.5 Penanganan Karakteristik Khusus Daerah
pemerintahan dan umum, serta perbaikan kondisi hutan untuk mempertahankan kondisi
lingkungan.
6.5.1 Permasalahan
adalah :
teknologi.
Sasaran yang ingin dicapai dalam meningkatkan sarana dan prasarana daerah serta
prasarana pemerintahan.
pendidikan.
tertinggal.
didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang menjadi sumber utama
tersebut adalah :
(1) dana dekonsentrasi, yaitu dana untuk kegiatan non-fisik yang dialokasikan ke daerah
dan dilaksanakan oleh satuan kerja pemerintah daerah (SKPD) provinsi, dan (2) dana tugas
pembantuan yaitu dana untuk kegiatan fisik yang dialokasikan ke daerah dan
memberikan perhatian yang lebih untuk mengalokasi dana dekonsentrasi dan tugas
pembantuan kepada daerah tertinggal akan sangat membantu daerah tersebut dalam upaya
Salah satu komponen belanja ke daerah dalam APBN yang relevan dengan
pembangunan daerah tertinggal adalah Dana Perimbangan yang berupa Dana Alokasi Khusus
(DAK). Bidang-bidang yang didanai dari DAK yaitu (1) kesehatan, (2) pendidikan, (3)
infrastruktur jalan, (4) infrastruktur jembatan, (5) infrastruktur air bersih, (6) perikanan, (7)
pertanian, dan (8) lingkungan hidup sangat relevan dengan kriteria daerah tertinggal yang
umumnya rendah pada bidang-bidang tersebut. Kriteria khusus DAK yang menjadikan semua
kementerian negara/ lembaga agar DAK dapat memberikan manfaat lebih adalah pada
penggunaan DAK, sehingga prasarana dan sarana yang dibutuhkan tidak tumpang tindih
dengan kegiatan yang didanai dari DAK, dana dekonsentrasi/tugas pembantuan, dengan
anggaran untuk mengatasi ketimpangan daerah. Sumber dana yang dapat dimanfaatkan
adalah dari APBD Kabupaten melalui subsidi daerah bawahan atau tugas pembantuan dari
Bagi daerah yang mempunyai potensi sumber daya alam yang belum dieksplorasi,
masyarakat, dan pembangunan daerah, daerah dapat membuka diri untuk masuknya investor
dan usahawan lainnya, antara lain dengan penyederhanaan perijinan dan pemberian iklim
usaha yang sehat dan menarik di daerah. Kapitalisasi dari sumber daya alam dan
investasi dunia usaha lainnya akan menghasilkan pendanaan langsung atas inisiatif
dana seperti itu hendaknya diarahkan untuk kegiatan-kegiatan yang nyata dalam
mengentaskan ketertinggalan.
Dana-dana yang tidak termasuk dalam sumber pendanaan tersebut diatas dapat
dijadikan untuk pembangunan daerah tertinggal, baik yang dikelola langsung oleh masyarakat,