Rencana Tata Ruang Wilayah merupakah produk dari hasil Rencana Tata Ruang di mana jika
dilihat dari ruang lingkup materinya tergolong dalam Rencana Umum Tata Ruang.
ayat (1) huruf b, terdiri atas :a. budi daya kolam air tawar dengan potensi seluas kurang lebih 1.751
(seribu tujuh ratus lima puluh satu) hektar tersebar di setiap kecamatan;
b. budi daya kolam air payau/tambak berada di kawasan pesisir pantai dengan potensi
seluas kurang lebih 21 (dua puluh satu) hektar meliputi:
1. Kecamatan Sindangbarang;
2. Kecamatan Cidaun.
Perikanan
Permasalahan mendasar yang dihadapi dalam pengembangan perikanan,
antara lain:
a. Belum optimal mengidentifikasikan potensi kawasan pesisir dan kelautan
secara rinci yang memudahkan penciptaan iklim kondusif untuk investasi
sebagai dasar bahan promosi investasi.
b. Belum berkembangnya sarana dan prasarana penunjang produksi dan
pengolahan serta pemasaran hasil pengembangan potensi pesisir dan
kelautan dalam rangka peningkatan produksi daerah dan pemenuhan
konsumsi lokal.
c. Masyarakat masih cenderung bercorak agraris sehingga kurang mampu
memanfaatkan potensi kawasan pesisir dan kelautan yang menjadi
tempat tinggalnya.
d. Keterbatasan tenaga penyuluh perikanan.
e. Kualitas sumber daya manusia petani ikan masih rendah.
f. Kurangnya kapasitas kelembagaan produksi dan pemasaran.
g. Kurang dapat memanfaatkan akses permodalan.
Rencana Detil Tata Ruang merupakan bagian dari rencana rinci tata ruang. Di Indonesia, terdapat
dua jenis perencanaan utama yaitu Rencana Pembangunan dan Rencana Tata Ruang yang menjadi
pedoman bagi pemerintah untuk mencapai target pembangunan dalam jangka waktu dan lingkup
tertentu