Anda di halaman 1dari 3

Berdasarkan hasil survei di cianjur selatan kec.

cidaun dan sindang barang sangat terbantu dengan


adanya kebijakan dari pemerintah tetepi di kec.argabinta kelembagaan itu tetap di pakai tetapi tidak
terlaksana karna di argabinta tidak ada nelayan ataupun budidaya perikanan.

1. Data RTRW kab cianjur

Rencana Tata Ruang Wilayah merupakah produk dari hasil Rencana Tata Ruang di mana jika
dilihat dari ruang lingkup materinya tergolong dalam Rencana Umum Tata Ruang. 

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Penataan

Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739);

2. Data RPJMD kab cianjur


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional adalah dokumen perencanaan
pembangunan yang disusun untuk jangka waktu lima tahun dan merupakan penjabaran
dari visi, misi, dan program Presiden terpilih dengan berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional selama 20 tahunan

Kawasan perikanan tangkap sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf a, berupa perikanan tangkap pada kawasan

pesisir dan laut meliputi :


a. Kecamatan Agrabinta;
b. Kecamatan Sindangbarang;
. Kecamatan Cidaun.(3) Kawasan perikanan budi daya sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf b, terdiri atas :a. budi daya kolam air tawar dengan potensi seluas kurang lebih 1.751
(seribu tujuh ratus lima puluh satu) hektar tersebar di setiap kecamatan;

b. budi daya kolam air payau/tambak berada di kawasan pesisir pantai dengan potensi
seluas kurang lebih 21 (dua puluh satu) hektar meliputi:
1. Kecamatan Sindangbarang;
2. Kecamatan Cidaun.
Perikanan
Permasalahan mendasar yang dihadapi dalam pengembangan perikanan,
antara lain:
a. Belum optimal mengidentifikasikan potensi kawasan pesisir dan kelautan
secara rinci yang memudahkan penciptaan iklim kondusif untuk investasi
sebagai dasar bahan promosi investasi.
b. Belum berkembangnya sarana dan prasarana penunjang produksi dan
pengolahan serta pemasaran hasil pengembangan potensi pesisir dan
kelautan dalam rangka peningkatan produksi daerah dan pemenuhan
konsumsi lokal.
c. Masyarakat masih cenderung bercorak agraris sehingga kurang mampu
memanfaatkan potensi kawasan pesisir dan kelautan yang menjadi
tempat tinggalnya.
d. Keterbatasan tenaga penyuluh perikanan.
e. Kualitas sumber daya manusia petani ikan masih rendah.
f. Kurangnya kapasitas kelembagaan produksi dan pemasaran.
g. Kurang dapat memanfaatkan akses permodalan.

Pembangunan kelautan dan pesisir diarahkan pada penataan kawasan


pesisir dan kelautan. Hal dimaksud dilakukan dengan menciptakan iklim
yang kondusif bagi investasi, pengembangan sarana dan prasarana
penunjang investasi, promosi investasi, diversifikasi usaha pengolahan hasil,
pengembangan sarana dan prasarana penunjang produksi perikanan laut,
peningkatan jejaring usaha berskala regional, pengembangan usaha jasa
rekreasi bahari, pengembangan usaha berbahan baku dari produk yang
tidak dimanfaatkan langsung, serta pengembangan budaya kelautan (marine culture)

3. Data RTRW Provinsi Jawa Barat


Kebijakan pengembangan kawasan budidaya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi :
a. mempertahankan lahan sawah berkelanjutan serta
meningkatkan produktivitas pertanian, perkebunan,
kehutanan, peternakan dan perikanan guna menjaga
ketahanan pangan Daerah dan nasional;
b. mendorong pengelolaan wilayah pesisir, laut dan pulau
kecil dengan pendekatan keterpaduan ekosistem,
sumberdaya dan kegiatan pembangunan berkelanjutan;

Strategi untuk mendorong pengelolaan wilayah pesisir, laut


dan pulau kecil dengan pendekatan keterpaduan ekosistem,
sumberdaya dan kegiatan pembangunan berkelanjutan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b, meliputi:
a. penyiapan pranata pengelolaan pesisir, laut dan pulau
kecil;
b. penetapan batas zonasi laut;
c. rehabilitasi kawasan pelestarian ekologi pesisir dan pulau
kecil serta kawasan perlindungan bencana pesisir;
d. pengembangan perikanan budidaya dan pemanfaatan
hutan bakau secara lestari dan terpadu;
e. pengembangan perikanan tangkap;
f. pengendalian eksploitasi barang muatan kapal tenggelam;
g. pengendalian pencemaran di kawasan pesisir dan laut; dan
h. pengendalian penguasaan tanah timbul oleh masyarakat
dan/atau kelompok masyarakat
Pengembangan kawasan wisata di wilayah pesisir, laut dan
pulau kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
diarahkan untuk :
a. mengembangkan kawasan wisata pesisir, laut dan pulau
kecil yang mempertahankan konservasi lingkungan dan
keberadaan kehidupan sosial masyarakat setempat;
b. mengembangkan kawasan wisata di wilayah pesisir utara
dengan prioritas pada pengembangan Kawasan Wisata
Budaya Pesisir Cirebon; dan
c. mengembangkan kawasan wisata bahari di wilayah pesisir
selatan yang ditetapkan berdasarkan perwilayahan
pengembangan pariwisata secara nasional, meliputi
pengembangan Kawasan Pantai Pangandaran, Kawasan
Palabuhanratu, dan Pantai Rancabuaya.
(3) Pengembangan kawasan permukiman di kawasan pesisir
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, diarahkan
untuk :
a. Wilayah pesisir utara, dilaksanakan melalui pengembangan
kawasan permukiman yang dilengkapi sarana dan prasarana
dasar serta berada di luar kawasan kerusakan pesisir dan
rawan bencana pesisir; dan
b. Wilayah pesisir selatan, dilaksanakan melalui penataan
kawasan permukiman berbasis mitigasi bencana, serta
peningkatan pelayanan sarana dan prasarana dasar
permukiman yang terintegrasi.

4. RDTR kecamatan sindang barang

Rencana Detil Tata Ruang merupakan bagian dari rencana rinci tata ruang. Di Indonesia, terdapat
dua jenis perencanaan utama yaitu Rencana Pembangunan dan Rencana Tata Ruang yang menjadi
pedoman bagi pemerintah untuk mencapai target pembangunan dalam jangka waktu dan lingkup
tertentu

Anda mungkin juga menyukai