Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH PERENCANAAN TATA RUANG PESISIR

DAN KEPULAUAN
“PERENCANAAN TATA RUANG LAUT”

Oleh:

AFRIYANTI NUR AMELIA

NIM. 60800120008

JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
karunia yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Perencanaan Tata Ruang Laut” dengan baik sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan. Makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Fadhil Surur, S.T, MSi sebagai dosen mata kuliah perencanaan tata
ruang pesisir dan kepulauan
2. Serta rekan-rekan dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per
satu yang telah memberikan berbagai kontribusi yang berguna dalam
penyusunan makalah.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari berbagai pihak demi perbaikan dan peningkatan pengetahuan penulis dalam
hal penyusunan makalah ini. Serta besar harapan penulis agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan khususnya penulis sendiri.

Gowa, April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. RZKAW (Rencana Zonasi Kawasan Antarwilayah Selat Makassar)...3
B. RZKSN (Dokumen Rencana Zonasi KSN Perkotaan
Gerbangkertosusila).........................................................................................10
C. RZKSNT (Rencana Zonasi Kawasan Strategis Nasional Tertentu
Pulau Nipa Tahun 2017-2036).........................................................................16
D. RZPW3K (Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2017-2037)...................................................20
BAB III..................................................................................................................27
PENUTUP.............................................................................................................27
A. Kesimpulan..................................................................................................27

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perencanaan tata ruang laut telah menjadi isu yang sangat penting
dalam menjaga kelestarian lingkungan laut dan sumber daya alam di laut.
Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil menyatakan bahwa
tata ruang laut harus dikelola secara terpadu dan terkoordinasi serta
memperhatikan prinsip kelestarian lingkungan laut dan keanekaragaman
hayati laut.
Perencanaan tata ruang laut juga sangat dibutuhkan dalam
mengatasi masalah akibat peningkatan aktivitas manusia di laut, seperti
perikanan yang berlebihan, pembuangan sampah dan polusi laut, serta
pemanfaatan sumber daya alam laut yang tidak sesuai dengan prinsip
kelestarian lingkungan. Dalam rangka mencapai tujuan pengelolaan
wilayah pesisir dan laut yang terpadu, perlu dilakukan penataan tata ruang
laut yang tepat dan efektif.
Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil telah memberikan
landasan hukum bagi penyusunan rencana tata ruang laut yang harus
memperhatikan aspek kelestarian lingkungan laut dan keterpaduan
pengelolaan wilayah pesisir dan laut. Dalam penataan tata ruang laut, perlu
diperhatikan pula keterkaitan antara wilayah pesisir dan laut, sehingga
keseluruhan upaya pengelolaan wilayah pesisir dan laut dapat berjalan
dengan baik dan efektif.
Dengan demikian, perencanaan tata ruang laut berperan penting
dalam mewujudkan pengelolaan wilayah pesisir dan laut yang terpadu,
berkelanjutan, dan memperhatikan pelestarian lingkungan laut. Melalui

1
implementasi Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, diharapkan perencanaan tata ruang laut
dapat diwujudkan secara efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan menjaga kelestarian wilayah pesisir dan
laut.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan Rencana Zonasi Kawasan Antarwilayah!


2. Jelaskan Rencana Zonasi Kawasan Strategis Nasional!
3. Jelaskan Rencana Zonasi Kawasan Strategis Nasional Tertentu!
4. Jelaskan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil!

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. RZKAW (Rencana Zonasi Kawasan Antarwilayah Selat Makassar)

1. Tujuan
Rencana zonasi Kawasan Antarwilayah Selat Makassar ditetapkan
dengan tujuan untuk mewujudkan:
a. pusat pertumbuhan kelautan yang efektif, berdaya saing, dan ramah
lingkungan;
b. jaringan prasarana dan sarana laut yang efektif dan efisien;
c. kawasan perikanan yang berkelanjutan;
d. kawasan untuk kegiatan usaha minyak dan gas bumi;
e. kawasan pertahanan dan keamanan yang memiliki kemampuan dan
kinerja terpadu;
f. kawasan Konservasi untuk menopang daya dukung lingkungan laut
dan kelestarian keanekaragaman hayati;
g. destinasi Wisata Bahari yang berdaya saing, berorientasi global,
dan mendorong pertumbuhan ekonomi;
h. alur Pelayaran yang mendukung kelancaran jalur transportasi,
penataan alur pipa dan/atau kabel bawah laut, dan pelindungan
migrasi biota laut; dan
i. KSNT yang terkait dengan pertahanan dan keamanan dan
pengendalian lingkungan hidup yang efektif, berdaya saing, dan
berkelanjutan.
2. Wilayah Perencanaan
Wilayah perencanaan rencana zonasi Kawasan Antarwilayah Selat
Makassar terdiri atas:
a. Perairan Pesisir; dan
b. perairan di luar Perairan Pesisir.
3. Jangka Waktu
a. Rencana zonasi Kawasan Antarwilayah Selat Makassar berlaku
selama 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tanggal penetapan.

3
b. Peninjauan kembali Rencana zonasi Kawasan Antarwilayah Selat
Makassar dilakukan 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
4. Fungsi
Rencana zonasi Kawasan Antarwilayah Selat Makassar berfungsi
untuk:
a. penyelarasan rencana struktur ruang dan pola ruang dalam rencana
tata ruang laut dan rencana tata ruang wilayah;
b. arahan alokasi atau Pola Ruang Laut di Perairan Pesisir untuk
pen)rusunan RZWP-3-K, rencana zonasi KSN, dan rencana zonasi
KSNT;
c. penetapan alokasi ruang laut di perairan di luar Perairan Pesisir;
d. koordinasi pelaksanaan pembangunan di Selat Makassar;
e. keterpaduan dan keserasian kepentingan lintas sector dan
antarwilayah provinsi di Selat Makassar; dan
f. pengendalian pemanfaatan rllang laut di Selat Makassar.
5. Kebijakan dan Strategi
a. Kebijakan dalam rangka mewujudkan pusat pertumbuhan kelautan
yang efektif, berdaya saing, dan ramah lingkungan:
1) pengembangan sentra kegiatan perikanan tangkap,
perikanan budi daya, dan/atau sentra kegiatan usaha
Pergaraman berbasis ekonomi biru; dan
2) pengembangan Sentra Industri Bioteknologi Kelautan dan
Sentra Industri Maritim berbasis potensi kawasan.
b. Strategi untuk pengembangan sentra kegiatan perikanan tangkap,
perikanan budidaya, dan/atau sentra kegiatan usaha Pergaraman
berbasis ekonomi biru:
1) mengembangkan dan mengefektifkan fungsi sentra
produksi perikanan tangkap, perikanan budi daya, dan
pengolahan hasil perikanan; dan
2) mengembangkan dan mengefektifkan fungsi sentra
kegiatan usaha Pergaraman.

4
c. Strategi untuk pengembangan Sentra Industri Bioteknologi
Kelautan dan Sentra Industri Maritim berbasis potensi kawasan:
1) mengembangkan Sentra Industri Bioteknologi Kelautan di
bidang usaha ekstraksi dan rekayasa genetika; dan
2) mengembangkan Sentra Industri Maritim yang berupa
galangan kapal, pengadaaan dan pembuatan suku cadang,
peralatan kapal, dan/atau perawatan kapal.
d. Kebijakan dalam rangka mewujudkan jaringan prasarana dan
sarana laut efektif dan efisien :
1) penataan peran pelabuhan laut dalam mendorong
pengembangan wilayah pesisir dan pusat pertumbuhan
kelautan;
2) penataan peran Pelabuhan Perikanan untuk mendorong
pemerataan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan
wilayah di Selat Makassar; dan
3) peningkatan peran Pelabuhan Perikanan untuk optimalisasi
usaha perikanan tangkap.
e. Strategi untuk penataan peran pelabuhan laut dalam mendorong
pengembangan wilayah pesisir dan pusat pertumbuhan kelautan :
1) meningkatkan status pelabuhan untuk mendukung distribusi
dalam pengembangan sentra produksi dan pengolahan
Sumber Daya Kelautan di sekitar kawasan; dan
2) meningkatkan konektivitas dan intensitas kegiatan
pelabuhan umum melalui pemanfaatan jalur pelayaran
internasional, nasional, dan regional.
f. Strategi untuk penataan peran Pelabuhan Perikanan untuk
mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan
wilayah di Selat Makassar yang dilaksanakan dengan
meningkatkan peran dan keterkaitan Pelabuhan perikanan sebagai
simpul distribusi dan simpul pemasaran dalam pengembangan

5
sentra-sentra produksi Perikanan dan pengolahan hasil perikanan di
sekitar kawasan Pelabuhan Perikanan.
g. Strategi untuk peningkatan peran Pelabuhan Perikanan untuk
optimalisasi usaha perikanan tangkap yang dilaksanakan dengan
menata sebaran, hirarki, dan peran
h. Kebijakan dalam rangka mewujudkan Kawasan perikanan yang
berkelanjutan :
1) penataan dan pengendalian pemanfaatan Kawasan
perikanan tangkap yang ramah lingkungan dan didukung
teknologi tepat guna; dan
2) pengendalian pemanfaatan kawasan perikanan budidaya
dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup.
i. Strategi untuk penataan dan pengendalian pemanfaatan kawasan
perikanan tangkap yang ramah lingkungan dan didukung teknologi
tepat guna :
1) mewujudkan tatakelola daerah penangkapan untuk
menjamin keberlanjutan usaha perikanan tangkap dan
pembudidayaan ikan;
2) mengalokasikan ruang untuk penangkapan ikan yang ramah
lingkungan;
3) mengendalikan tingkat pemanfaatan Sumber Daya Ikan
dengan memperhatikan daya dukung dan/atau jumlah
tangkapan boleh; dan
4) modernisasi dan/atau pemanfaatan teknologi tepat guna
dalam pemanfaatan Sumber Daya Ikan.
j. Strategi untuk pengendalian pemanfaatan Kawasan perikanan budi
daya dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup:
1) melaksanakan kegiatan perikanan budi daya tidak melebihi
daya dukung dan daya tampung; dan

6
2) menyelaraskan pengembangan antara sentra produksi
perikanan budi daya dengan sentra pengolahan perikanan.
k. Kebijakan dalam rangka mewujudkan kawasan untuk kegiatan
usaha minyak dan gas bumi yang dilaksanakan dengan
penyelarasan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi dengan
kegiatan pemanfaatan ruang lainnya di Kawasan Pemanfaatan
Umum dan Kawasan Konservasi.
l. Strategi untuk penyelarasan kegiatan usaha hulu minyak dan gas
bumi dengan kegiatan pemanfaatan ruang lainnya di Kawasan
Pemanfaatan Umum dan Kawasan Konservasi :
1) mengembangkan Wilayah Kerja yang tidak mengganggu
fungsi pemanfaatan ruang laut di Kawasan Pemanfaatan
Umum dan Kawasan Konsenrasi; dan
2) meningkatkan pengawasan dan pengendalian pada Wilayah
Kerja untuk mendukung pelestarian lingkungan laut.
m. Kebijakan dalam rangka mewujudkan Kawasan pertahanan dan
keamanan yang memiliki kemampuan dan kinerja secara terpadu
yang dilaksanakan dengan pengelolaan Wilayah Pertahanan secara
efektif dan memperhatikan kelestarian lingkungan.
n. Strategi untuk pengelolaan Wilayah Pertahanan secara efektif dan
memperhatikan kelestarian lingkungan :
1) mengendalikan dampak lingkungan di Wilayah Pertahanan
yang berupa daerah disposal amunisi;
2) melaksanakan pertahanan dan keamanan secara dinamis;
dan
3) meningkatkan kemampuan kawasan pertahanan negara.
o. Kebijakan dalam rangka mewujudkan Kawasan Konservasi untuk
menopang daya dukung lingkungan laut dan kelestarian
keanekaragaman hayati yang dilaksanakan dengan penetapan dan
pengelolaan Kawasan Konservasi.
p. Strategi untuk penetapan dan pengelolaan Kawasan Konservasi :

7
1) menetapkan dan mengelola Kawasan Konservasi secara
efektif; dan
2) meningkatkan pengawasan dan pengendalian dampak
lingkungan terhadap kelestarian Kawasan Konservasi.
q. Kebijakan dalam rangka mewujudkan destinasi Wisata Bahari
yang berdaya saing, berorientasi global, dan mendorong
pertumbuhan ekonomi yang dilaksanakan dengan pengembangan
zor,a pariwisata sesuai dengan potensinya dan memperhatikan daya
saing, daya dukung, dan daya tampung lingkungan hidup.
r. Strategi untuk pengembangan zona pariwisata sesuai dengan
potensinya dan memperhatikan daya saing, daya dukung, dan daya
tampung lingkungan hidup :
1) mengembangkan potensi jasa lingkungan melalui
pendekatan ekowisata; dan
2) mengembangkan konektivitas dan aksesibilitas zona
pariwisata.
s. Kebijakan dalam rangka mewujudkan Alur Pelayaran yang
mendukung kelancaran jalur transportasi, penataan alur pipa
dan/atau kabel bawah laut, dan pelindungan migrasi biota laut :
1) penataan Alur Pelayaran untuk mendukung
penyelenggaraan keamanan pelayaran;
2) pengembangan dan pelindungan alur pipa dan/atau kabel
bawah laut secara efektif dan ramah lingkungan; dan
3) pelindungan alur migrasi biota laut yang langka,
4) terancam punah, dan dilindungi.
t. Strategi untuk penataan AIur Pelayaran untuk mendukung
penyelenggaraan keamanan pelayaran :
1) meningkatkan efektifitas dan menjaga keamanan Alur Laut
Kepulauan Indonesia dan Alur Pelayaran masuk pelabuhan
dengan memperhatikan pelindungan lingkungan laut dan
keselamatan pelayaran; dan

8
2) menjamin penyelenggaraan hak lintas alur kepulauan.
u. Strategi untuk pengembangan dan pelindungan alur pipa dan/atau
kabel bawah laut secara efektif dan ramah lingkungan :
1) merencanakan dan menata koridor pemasangan dan/atau
penempatan pipa dan/atau kabel bawah laut; dan
2) melaksanakan pengawasan, pengamanan, dan perawatan
pipa dan/atau kabel bawah laut.
v. Strategi untuk pelindungan alur migrasi biota laut yang langka,
terancam punah, dan dilindungi :
1) mengalokasikan ruang laut dan mengembangkan sistem
pemantanan, pengawasan, dan pengamanan ruaya biota
laut; dan
2) melaksanakan pengamanan alur migrasi biota laut dari
penyelenggaraan pelayaran.
w. Kebijakan dalam rangka mewujudkan KSNT yang terkait dengan
pertahanan dan keamanan dan pengendalian lingkungan hidup
yang dilaksanakan dengan pengelolaan KSNT yang terkait dengan
kedaulatan negara sebagai Kawasan untuk pengembangan
kesejahteraan, kelestarian ekosistem, dan pertahanan keamanan.
x. Strategi pengelolaan KSNT yang terkait dengan kedaulatan negara
sebagai kawasan untuk pengembangan kesejahteraan, kelestarian
ekosistem, dan pertahanan keamanan dengan pengelolaan
pemanfaatan ruang laut KSNT untuk kegiatan ekonomi,
konservasi, dan pertahanan keamanan.
6. Rencana Pola Ruang
a. Rencana Pola Ruang rencana zonasi Kawasan Antarwilayah Selat
Makassar terdiri atas:
1) Rencana Pola Ruang Laut di Perairan Pesisir, berupa :
a) arahan alokasi ruang laut untuk RZWP-3-K;
b) arahan Pola Ruang Laut untuk rencana zonasi KSN;
dan/atau

9
c) arahan Pola Ruang Laut untuk rencana zonasi KSNT.
2) Rencana Pola Ruang Laut di perairan di luar Perairan
Pesisir, terdiri atas :
a) kawasan Pemanfaatan Umum;
b) kawasan Konservasi; dan
c) alur laut
7. Rencana Struktur
Rencana Struktur Ruang Laut rencana zonasi Kawasan Antarwilayah
Selat Makassar terdiri atas:
a. susunan pusat pertumbuhan kelautan; dan
b. sistem jaringan prasarana dan sarana laut

B. RZKSN (Dokumen Rencana Zonasi KSN Perkotaan


Gerbangkertosusila)

1. Tujuan
a. Melakukan identifikasi potensi sumberdaya alam, sumberdaya
fisik, dan sumberdaya manusia, serta kendala pemanfaatan
sumberdaya alam wilayah perairan Kawasan Gerbangkertosusila
b. Memformulasikan tujuan, kebijakan dan strategi pengelolaan
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Kawasan Gerbangkertosusila
c. Menyusun rencana alokasi ruang perairan pesisir Kawasan
Gerbangkertosusila.
d. Memformulasikan peraturan pemanfaatan ruang wilayah perairan
Kawasan Gerbangkertosusila
e. Menyusun indikasi program pengembangan wilayah perairan
Kawasan Gerbangkertosusila
f. Menyusun Ranperpres KSN Gerbangkertosusila
2. Wilayah Perencanaan
a. Batas RZ KSN Kawasan Perkotaan Gerbangkertosusila meliputi:
1) sebelah barat, yaitu: Pantai Palang, Kabupaten Tuban pada
koordinat 1120 5’ 27” Bujur Timur – 60 53’ 39” Lintang

10
Selatan ke arah utara pada koordinat 1120 5’ 21” Bujur Timur
60 45’ 43” Lintang Selatan; garis yang menghubungkan
koordinat 1120 5’ 21” Bujur Timur – 60 45’ 43” Lintang
Selatan ke arah tenggara pada koordinat 1120 7’ 51” Bujur
Timur – 60 46’ 26” Lintang Selatan;garis yang
menghubungkan koordinat 1120 7’ 51” Bujur Timur – 60 46’
26” Lintang Selatan ke arah utara pada koordinat 1120 7’ 47”
Bujur Timur – 60 41’ 6” Lintang Selatan;
2) sebelah utara, yaitu: garis yang menghubungkan koordinat
1120 7’ 47” Bujur Timur – 60 41’ 6” Lintang Selatan ke arah
timur sampai dengan koordinat 1120 24’ 56” Bujur Timur – 60
39’ 48” Lintang Selatan;garis yang menghubungkan koordinat
1120 24’ 56” Bujur Timur – 60 39’ 48” Lintang Selatan ke arah
timur laut sampai dengan koordinat 1120 32’ 9” Bujur Timur –
60 37’ 23” Lintang Selatan;garis yang menghubungkan
koordinat 1120 32’ 9” Bujur Timur – 60 37’ 23” Lintang
Selatan ke arah tenggara sampai dengan koordinat 1120 43’
40” Bujur Timur – 60 43’ 54” Lintang Selatan;garis yang
menghubungkan koordinat 1120 43’ 40” Bujur Timur – 60 43’
54” Lintang Selatan ke arah timur laut sampai dengan
koordinat 1130 2’ 2” Bujur Timur – 60 40’ 42” Lintang
Selatan;garis yang menghubungkan koordinat 1130 2’ 2” Bujur
Timur – 60 40’ 42” Lintang Selatan ke arah timur sampai
dengan koordinat 1130 10’ 47” Bujur Timur – 60 41’ 22”
Lintang Selatan;
3) sebelah timur, yaitu: garis yang menghubungkan koordinat
1130 10’ 47” Bujur Timur – 60 41’ 22” Lintang Selatan ke arah
barat daya sampai dengan koordinat 1130 7’ 28” Bujur Timur –
60 48’ 36” Lintang Selatan; garis yang menghubungkan
koordinat 1130 7’ 28” Bujur Timur – 60 48’ 36” Lintang
Selatan ke arah selatan sampai dengan koordinat 1130 7’ 28”

11
Bujur Timur – 60 53’ 33” Lintang Selatan pada batas
administrasi Kabupaten Bangkalan dan Sampang;garis
yang menghubungkan koordinat 1130 7’ 28” Bujur Timur – 60
53’ 33” Lintang Selatan pada batas administrasi Kabupaten
Bangkalan dan Sampang ke arah barat sepanjang garis pantai
sebelah barat Kabupaten Bangkalan sampai Pantai Sreseh,
Kabupaten Sampang pada koordinat 1130 8’ 26” Bujur Timur
– 70 13’ 28” Lintang Selatan;garis yang menghubungkan
Pantai Sreseh, Kabupaten Sampang pada koordinat 1130 8’ 26”
Bujur Timur – 70 13’ 28” Lintang Selatan ke arah selatan pada
koordinat koordinat 1130 8’ 20” Bujur Timur – 70 15’ 56”
Lintang Selatan;garis yang menghubungkan koordinat 1130 8’
20” Bujur Timur – 70 15’ 56” Lintang Selatan ke arah barat
daya pada koordinat 1130 7’ 50” Bujur Timur 70 18’ 5”
Lintang Selatan;garis yang menghubungkan koordinat 1130 7’
50” Bujur Timur – 70 18’ 5” Lintang Selatan ke arah selatan
pada koordinat 1130 7’ 51” Bujur Timur – 70 21’ 1” Lintang
Selatan;garis yang menghubungkan koordinat 1130 7’ 51”
Bujur Timur – 70 21’ 1” Lintang Selatan ke arah barat daya
pada koordinat 1130 3’ 20” Bujur Timur 70 26’ 35” Lintang
Selatan;garis yang menghubungkan koordinat 1130 3’ 20”
Bujur Timur – 70 26’ 35” Lintang Selatan ke arah barat daya
pada koordinat 1120 52’ 52” Bujur Timur – 70 35’ 59” Lintang
Selatan di Pantai Kraton, Kabupaten Pasuruan;
4) Sebelah Selatan, yaitu: garis yang menghubungkan koordinat
1120 52’ 52” Bujur Timur – 70 35’ 59” Lintang Selatan di
Pantai Kraton, Kabupaten Pasuruan ke arah utara sepanjang
Garis Pantai sebelah barat Kabupaten Pasuruan, Kabupaten
Sidoarjo, Kota Surabaya, Kabupaten Gresik; garis yang
menghubungkan sepanjang Garis Pantai sebelah utara
Kabupaten Gresik ke arah barat sepanjang Garis Pantai sebelah

12
utara Kabupaten Lamongan sampai Pantai Palang, Kabupaten
Tuban pada koordinat 1120 5’ 27” Bujur Timur – 60 53’ 39”
Lintang Selatan.

3. Jangka Waktu
Rencana pemanfaatan ruang laut merupakan upaya perwujudan
Struktur Ruang Laut dan Pola Ruang Laut pada RZ KSN Kawasan
Perkotaan Gerbangkertosusila yang dijabarkan ke dalam indikasi
program utama pemanfaatan ruang dalam jangka waktu 5 (lima)
tahunan sampai akhir tahun perencanaan 20 (dua puluh) tahun.
4. Fungsi
RZ KSN Kawasan Perkotaan Gerbangkertosusila berfungsi untuk:
a. pemberian arahan alokasi ruang laut di sebagian wilayah
perairan 0 (nol) mil laut sampai dengan 12 (dua belas) mil laut
dalam penyusunan RZWP-3-K;
b. penyelarasan rencana struktur ruang dalam rencana tata ruang
laut dan rencana tata ruang wilayah;
c. alat koordinasi pelaksanaan pembangunan di perairan Kawasan
Perkotaan Gerbangkertosusila;
d. mewujudkan keterpaduan dan keserasian kepentingan lintas
ssektor dan antarwilayah provinsi di perairan Kawassan
Perkotaan Gerbangkertosusila;
e. dasar penetapan lokasi untuk kegiatan bernilai penting dan
strategis nasional di perairan Kawasan Perkotaan
Gerbangkertosusila; dan
f. sarana pengendalian pemanfaatan Kawasan Perkotaan
Gerbangkertosusila.
5. Kebijakan
Kebijakan untuk mewujudkan kawasan perkotaan yang dinamis
berbasis ekonomi kelautan dan berdaya saing global meliputi:

13
a. pengembangan pusat pertumbuhan Kelautan untuk mendukung
pelaksanaan pembangunan;
b. penjamin keberlanjutan kehidupan social dan ekonomi;
c. peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem jaringan
prasarana dan sarana Laut;
d. sinkronisasi pengembangan sektor dan prioritas; dan
e. mewujudkan Kawasan pertahanan dan keamanan melalui
pengelolaan Wilayah Pertahanan secara efektif.
6. Strategi
a. Strategi untuk pengembangan pusat pertumbuhan Kelautan untuk
mendukung pelaksanaan pembangunan meliputi:
1) mengalokasikan wilayah perairan untuk pengembangan pusat
pertumbuhan Kelautan dan perikanan dan pusat industri
Kelautan;
2) menjamin ketersediaan energi;
3) menjamin keberadaan Proyek Strategis Nasional;
4) meningkatkan nilai tambah dan investasi perdagangan; dan
5) menyelaraskan, menyerasikan, dan menyeimbangkan
antarkegiatan di dalam kawasan dan/atau zona.
b. Strategi untuk penjaminan keberlanjutan kehidupan sosial dan
ekonomi meliputi:
1) menyediakan ruang penghidupan dan akses kepada Nelayan
Kecil dan Pembudi Daya Ikan Kecil;
2) meningkatkan kesejahteraan ekonomi nelayan; dan
3) meningkatkan kualitas sumber daya manusia pelaku usaha
kelautan dan perikanan.
c. Strategi untuk peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan
sistem jaringan prasarana dan sarana meliputi:
1) mengembangkan infrastruktur untuk mendukung pusat
pertumbuhan Kelautan dan perikanan dan pusat industri
Kelautan;

14
2) meningkatkan peran pelabuhan untuk mendukung
pengembangan pusat pertumbuhan Kelautan dan perikanan dan
jaringan prasarana dan sarana Laut;
3) menata dan meningkatkan efektifitas dan keamanan Alur
Pelayaran dengan memperhatikan pelaksanaan pelindungan
lingkungan Laut;
4) merencanakan, menata jalur dan konstruksi jaringan pipa
bawah laut dan/atau kabel bawah laut;
5) melaksanakan pengawasan, pengamanan, dan/atau
perawatan pipa dan/atau kabel bawah laut; dan
6) mengalokasikan alur pelayaran yang aman dengan
memperhatikan akses Nelayan Kecil dan Pembudi Daya Ikan
Kecil.
d. Strategi untuk sinkronisasi pengembangan sektor dan kawasan
prioritas sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (1) huruf d
meliputi:
1) menyelaraskan, menyerasikan, dan menyeimbangkan antar
kegiatan di dalam kawasan, zona, dan/atau sub zona di wilayah
perairan;
2) menyelaraskan program, kegiatan, dan/atau pendanaan
pembangunan antar Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dan program atau kegiatan pembangunan lintas Perairan Pesisir
dalam wilayah perairan Kawasan Perkotaan
Gerbangkertosusila; dan
3) meningkatkan pengawasan terhadap pemanfaatan Sumber
Daya Daya Kelautan.
e. Strategi untuk mewujudkan kawasan pertahanan dan keamanan
melalui pengelolaan Wilayah Pertahanan secara efektif meliputi:
1) mengalokasikan sebagian wilayah perairan KawasanPerkotaan
Gerbangkertosusila untuk mendukung fungsi pertahanan dan
keamanan negara;

15
2) mengamankan keberadaan Proyek Strategis Nasional dan
Obyek Vital Nasional;
3) mengembangkan prasarana dan sarana pertahanan dan
keamanan negara; dan
4) melaksanakan pertahanan dan keamanan secara dinamis.
7. Rencana Pola
Rencana Pola Ruang Laut RZ KSN Kawasan Perkotaan
Gerbangkertosusila terdiri atas:
a. pola ruang laut untuk kegiatan bernilai penting dan strategis
nasional di perairan Kawasan Perkotaaan Gerbangkertosusila;
dan
b. arahan alokasi ruang untuk RZWP-3-K.
8. Rencana Struktur
Rencana Struktur Ruang Laut RZ KSN Kawasan Perkotaan
Gerbangkertosusila terdiri atas:
a. susunan pusat pertumbuhan kelautan; dan
b. sistem jaringan prasarana dan sarana laut.

C. RZKSNT (Rencana Zonasi Kawasan Strategis Nasional Tertentu


Pulau Nipa Tahun 2017-2036)

1. Tujuan
Perencanaan ruang KSNT Pulau Nipa bertujuan untuk mewujudkan:
a. kawasan berfungsi untuk pertahanan dan keamanan negara yang
menjamin keutuhan kedaulatan dan ketertiban Wilayah Negara
yang berbatasan dengan Negara Singapura; dan
b. kawasan untuk pengembangan ekonomi yang efektif dan berdaya
saing.
2. Wilayah Perencanaan
a. kearah darat, mencakup seluruh wilayah daratan Pulau Nipa; dan

16
b. kearah laut, mencakup wilayah perairan di sekitar Pulau Nipa
sampai dengan paling jauh 12 (dua belas) mil Laut diukur dari
garis pantai pada saat terjadi air laut surut terendah, kecuali untuk;
1) wilayah perairan yang berbatasan dengan Pulau Pelampong
dibagi sama jarak atau diukur sesuai dengan tengah; dan
2) wilayah perairan yang berbatasan dengan garis batas yurisdiksi,
batas laut teritorial Indonesia, dan/atau garis batas klaim
maksimum dengan negara Singapura dan negara Malaysia.
3. Jangka Waktu
Rencana pemanfaatan ruang merupakan upaya perwujudan RZ
KSNT Pulau Nipa yang dijabarkan ke dalam indikasi program utama
pemanfaatan ruang KSNT Pulau Nipa dalam jangka waktu 5 (lima)
tahunan sampai akhir tahun perencanaan 20 (dua puluh) tahun.
4. Fungsi
RZ KSNT Pulau Nipa berfungsi sebagai pedoman untuk:
a. Penyusunan rencana pembangunan di KSNT Pulau Nipa;
b. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di
KSNT Pulau Nipa;
c. perwujudan keterpaduan dan keserasian pembangunan serta
kepentingan lintas sektor di KSNT Pulau Nipa dan rencana
pengembangan di KSNT Pulau Nipa dengan Kawasan
sekitarnya; dan
d. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi di KSNT
Pulau Nipa;
5. Kebijakan
a. Kebijakan untuk mewujudkan Kawasan berfungsi untuk
pertahanan dan keamanan negara yang menjamin keutuhan
kedaulatan dan ketertiban Wilayah Negara yang berbatasan dengan
Negara Singapura.
1) penegasan dan pengamanan batas Wilayah Negara; dan

17
2) pengembangan prasarana dan sarana yang mendukung
pertahanan dan keamanan negara yang mendukung kedaulatan
dan utuhan batas Wilayah Negara.
b. Kebijakan untuk mewujudkan Kawasan untu pengembangan
ekonomi yang efektif dan berdaya saing.
1) peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan sarana
dan jaringan prasarana yang terpadu dan merata;
2) penetapan dan peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan
Alur Laut berupa alur pelayaran dan pipa/kabel bawah laut
yang terpadu dan merata;
3) peningkatan keterpaduan, keselarasan, dan keserasian
antarkegiatan; dan
4) pengendalian perkembangan kegiatan pertahanan dan
keamanan dan pengembangan ekonomi agar tidak melampaui
daya dukung dan daya tampung lingkungan.
6. Strategi
a. Strategi penegasan dan pengamanan batas Wilayah Negara
meliputi:
1) menjaga dan mengamankan posisi titik dasar untuk penentuan
lebar laut teritorial; dan
2) menempatkan dan memelihara tanda batas negara.
b. Strategi pengembangan prasarana dan sarana pertahanan dan
keamanan negara yang mendukung kedaulatan dan keutuhan batas
Wilayah Negara meliputi:
1) menempatkan dan/atau membangun sarana dan prasarana
pendukung pertahanan dan keamanan; dan
2) menetapkan alokasi ruang untuk Kawasan pertahanan dan
keamanan.
c. Strategi peningkatan kualitas dan jangkauann pelayanan jaringan
sarana dan prasarana yang terpadu dan merata meliputi:
1) mewujudkan keterpaduan pelayanan transportasi darat;

18
2) mendorong pengembangan sarana telekomunikasi;
3) mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik;
4) mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sumber daya air
untuk mendukung aktivitas di Kawasan lego jangkar, terminal
khusus, dan aktivitas ekonomi lain di Pulau Nipa; dan
5) meningkatkan kualitas jaringan prasarana.
d. Strategi penetapan dan peningkatan kualitas dan jangkauan
pelayanan Alur Laut berupa alur pelayaran dan pipa/kabel bawah
laut yang terpadu dan merata meliputi:
1) menetapkan alur-pelayaran;
2) menempatkan dan/atau membangun sarana Telekomunikasi-
pelayaran;
3) menempatkan dan/atau membangun Sarana Bantu Navigasi
Pelayaran; dan
4) menetapkan koridor pemasangan pipa/kabel bawah laut.
e. Strategi peningkatan keterpaduan, keselarasan, dan keserasian
antar kegiatan meliputi:
1) menyelaraskan, menyerasikan, dan menyeimbangkan antar
kegiatan di dalam Kawasan Pemanfaatan Umum;
2) mengembangkan kegiatan ekonomi kelautan secara sinergis
dan berkelanjutan untuk mendorong pengembangan
perekonomian KSNT Pulau Nipa dan wilayah di sekitarnya;
3) membangun fasilitas penyimpanan bahan bakar minyak dan air
bersih;
4) membangun terminal khusus dan fasilitas pendukungnya; dan
5) membangun sistem pengolah limbah.
f. Strategi pengendalian perkembangan kegiatan pertahanan dan
keamanan dan pengembangan ekonomi agar tidak melampaui daya
dukung dan daya tampung lingkungan meliputi:
1) memberikan izin lokasi secara selektif;

19
2) membatasi dan mengendalikan perkembangan kegiatan di
dalam Kawasan Pemanfaatan Umum dengan memperhatikan
biogeofisik laut; dan
3) mengembangkan kegiatan di Kawasan Pemanfaatan Umum
yang dapat mempertahankan keberlanjutan fungsi ekosistem
laut.

7. Rencana Pola Ruang


a. Pola Ruang wilayah daratan; dan
b. Pola Ruang wilayah perairan.
8. Rencana Struktur
Rencana Struktur Ruang KSNT Pulau Nipa berupa rencana sistem
jaringan prasarana dan sarana untuk wilayah daratan KSNT Pulau
Nipa.

D. RZPW3K (Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil


Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2017-2037)

1. Tujuan
RZWP-3-K Provinsi bertujuan untuk:
a. Melindungi, mengkonservasi, merehabilitasi, memanfaatkan, dan
memperkaya sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil serta sistem
ekologisnya secara berkelanjutan;
b. Menciptakan keharmonisan dan sinergi antara Pemerintah dan
Pemerintah Daerah dalam pengelolaan sumber daya pesisir dan
pulau-pulau kecil;
c. Memperkuat peran serta masyarakat dan lembaga pemerintah serta
mendorong inisiatif masyarakat dalam pengelolaan sumber daya
pesisir dan pulau-pulau kecil agar tercapai keadilan,
keseimbangan, dan keberlanjutan; dan

20
d. Meningkatkan nilai sosial, ekonomi dan budaya masyarakat
melalui peran serta masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya
pesisir dan pulau-pulau kecil.
2. Wilayah Perencanaan
Sebagai amanat Perencanaan dalam Undang-Undang Nomor 27
Tahun 2007, dalam pasal 9 pasal 10 dan pasal 11 tentang Rencana
Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Rencana Zonasi
WP3K Provinsi yang mencakup wilayah perencanaan pesisir dan
pulau-pulau kecil kearah daratan sampai batas kecamatan di wilayah
pesisir, dan wilayah perairan paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur
dari pasang tertinggi garis pantai ke arah perairan kepulauan Provinsi
kearah dalam wilayah laut Nusantara dan kearah luar laut teritorial
dalam satu hamparan ruang yang saling terkait antara ekosistem
daratan dan perairan lautnya. Skala peta Rencana Zonasi
disesuaikan dengan tingkat ketelitian peta Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, dan di serasikan, diselaraskan, serta diseimbangkan
dengan Undang-Undang tentangPenataan Ruang. Peraturan Daerah
tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
disusun dalam lingkup perencanaan, pemanfaatan, pengawasan dan
pengendalian, dengan memperhatikan norma-norma yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan lainnya.
3. Jangka Waktu
a. Jangka Waktu RZWP-3-K Provinsi adalah 20 (dua puluh) tahun
terhitung sejak tanggal penetapannya.
b. Peninjauan kembali RZWP-3K dilakukan 1 (satu) kali dalam 5
(lima) tahun.
c. Peninjauan kembali RZWP-3K dapat dilakukan lebih dari 1 (satu)
kali dalam 5 (lima) tahun apabila terjadi perubahan lingkungan
strategis berupa:
1) bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan peraturan
perundang-undangan;

21
2) perubahan batas teritorial negara yang ditetapkan dengan
undang-undang; dan/ atau
3) Perubahan batas wilayah daerah yang ditetapkan dengan
undang-undang.
d. Peninjauan kembali dan revisi dalam waktu kurang dari 5
(lima) tahun dilakukan apabila terjadi perubahan kebijakan
nasional dan strategi yang mempengaruhi pemanfaatan ruang
provinsi.
4. Fungsi
Fungsi RZWP-3-K Provinsi adalah:
a. Sebagai dasar perencanaan pengembangan wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil;
b. Sebagai dasar pemanfaatan ruang wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil; dan
c. Sebagai dasar pengawasan dan pengendalian pemanfaatan
ruang dalam penataan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
5. Kebijakan
Kebijakan Penataan Ruang WP3K meliputi :
a. Pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan;
b. Perwujudan Sulawesi Utara sebagai beranda depan di utara NKRI
yang sejahtera dan aman;
c. Pelestarian dan pengembangan potensi sumberdaya alam secara
optimal sesuai daya dukung wilayah;
d. Pengembangan sistem pusat kegiatan kelautan dan perikanan yang
efisien dan efektif secara hirarkis; dan
e. Peningkatan pengamanan wilayah terhadap potensi bencana alam.
6. Strategi
a. Strategi untuk mewujudkan kebijakan pelaksanaan pembangunan
yang berkelanjutan.
1) Mendorong implementasi rencana tata ruang yang digunakan
sebagai acuan kebijakan spasial bagi pembangunan di setiap

22
sektor, lintas sektor, maupun wilayah agar pemanfaatan ruang
yang bersinergis, serasi, dan berkelanjutan;
2) Mengelola sumber daya alam terbarukan baik di darat dan di
laut secara rasional, optimal, efisien, dan bertanggung jawab;
3) Mendayagunakan seluruh fungsi dan manfaat sumber daya
alam yang terbarukan secara seimbang;
4) Mengelola sumber daya air yang diarahkan untuk menjamin
keberlanjutan daya dukungnya dengan menjaga kelestarian
fungsi daerah tangkapan air dan ketersediaan air tanah;
5) Melakukan mitigasi bencana alam sesuai dengan
kondisigeologi Sulawesi Utara; dan
6) Mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan dengan
penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan
secara efektif dan konsisten di segala bidang.
b. Strategi untuk mewujudkan kebijakan perwujudan Sulawesi Utara
sebagai beranda depan di utara NKRI yang sejahtera dan aman.
1) Menetapkan dan menegaskan batas laut, serta mengoptimalkan
penegakan kedaulatan di laut;
2) Mengurangi kejahatan trans-nasional berdimensi maritim;
3) Mengurangi maraknya aktivitas illegal fishing, barang, obat
terlarang, dan senjata api dan meningkatkan pengawasan
terhadap aktivitas tersebut;
4) Mengurangi potensi konflik dengan negara tetangga terkait
perbatasan negara;
5) Memantapkan lokasi terisolasi yang sulit dijangkau oleh aparat
hukum dan keamanan;
6) Meningkatkan sarana dan prasarana pertahanan dan keamanan
di pulau-pulau perbatasan;
7) Menambah personil di bidang pertahanan, keamanan dan
ketertiban;

23
8) Meningkatkan semangat dan rasa nasionalisme, serta kesadaran
hukum dan politik;
9) Mengurangi eksploitasi sumber daya alam yang tidak
terkendali di pulau-pulau kecil terluar;
10) Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam pengelolaan
kawasan perbatasan mengingat penanganannya bersifat lintas
administrasi wilayah pemerintahan dan lintas sektoral;
11) Memantapkan pengelolaan kawasan perbatasan secara terpadu
dengan mengintegrasikan seluruh sektor terkait;
12) Membuat peraturan daerah untuk mengatur kewenangan
pengelolaan kawasan perbatasan;
13) Meningkatkan perdagangan lintas batas; dan Meningkatkan
sarana prasarana sosial dasar (kebutuhan air bersih, puskesmas/
puskesmas pembantu/puskesmas keliling/puskesmas
terapung/pos pelayanan terpadu/poliklinik desa, laboratorium
dasar/perumahan guru/fasilitas olahraga/ fasilitas
kesenian/fasilita pramuka).
c. Strategi untuk mewujudkan kebijakan pelestarian dan
pengembangan potensi sumberdaya alam secara optimal sesuai
daya dukung wilayah.
1) Mengelola taman wisata alam yang memadukan kepentingan
pelestarian dan pariwisata/rekreasi;
2) Mengelola kawasan cagar budaya yang memadukan
kepentingan pelestarian, pariwisata/rekreasi serta potensi sosial
budaya masyarakat yang memiliki nilai sejarah;
3) Melakukan pelarangan kegiatan budidaya, kecuali kegiatan
yang berkaitan dengan fungsinya dan tidak mengubah bentang
alam, kondisi penggunaan lahan serta ekosistem alami yang
ada;

24
4) Melakukan pencegahan terhadap kegiatan budidaya di kawasan
lindung yang dapat mengganggu atau merusak kualitas air dan
kondisi fisik sungai maupun aliran sungai;
5) Mengamankan di daerah hulu;
6) Mengelola kawasan cagar alam dan suaka margasatwa sesuai
dengan tujuan perlindungannya; dan
7) Mengembangkan areal yang berpotensi untuk dijadikan Taman
Wisata Alam.
d. Strategi untuk mewujudkan kebijakan pengembangan sistem pusat
kegiatan kelautan dan perikanan yang efisien dan efektif secara
hirarkis.
1) Mengembangkan sistem jaringan internasional, nasional dan
regional penghubung antar wilayah laut, darat, dan udara pada
PKSN, PKN, PKW, dan PKL;
2) Mengembangkan dan memantapkan sistem jaringan
internasional, nasional dan regional penghubung antar pusat-
pusat produksi kelautan, perikanan, pariwisata, dan pertanian
dengan PKSN, PKN, PKW, dan PKL;
3) Mengembangkan prasarana teknologi modern kelautan,
perikanan, pariwisata, dan pertanian;
4) Mengembangkan sistem jaringan dan moda transportasi andal
guna mendukung sektor kelautan, perikanan, pariwisata, dan
pertanian;
5) Meningkatkan jaringan energi dalam sistem kemandirian energi
listrik dengan lebih menumbuh-kembangkan pemanfaatan
sumberdaya terbarukan yang ramah lingkungan; dan
6) Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan
prasarana transportasi, informasi, telekomunikasi, energi dan
sumberdaya air, sanitasi yang terpadu dan merata di seluruh
wilayah provinsi.

25
e. Strategi untuk mewujudkan kebijakan peningkatan pengamanan
wilayah terhadap potensi bencana alam.
1) Mengembangkan sistem peringatan dini bagi evakuasi
masyarakat di kawasan rawan bencana alam;
2) Membangun fasilitas-fasilitas jalur dan ruang evakuasi bencana
bagi masyarakat yang sangat berguna bila terjadi bencana alam;
3) Menetapkan kawasan rawan, kawasan waspada dan kawasan
berpotensi bencana alam;
4) Mengembangkan fungsi bangunan gedung modern dengan
konstruksi tahan gempa;
5) Menerapkan perijinan pemanfaatan ruang secara ketat pada
kawasan rawan bencana alam; dan
6) Mengendalikan pembangunan di sekitar kawasan rawan
bencana alam.

26
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dalam menjaga keberlangsungan dan keseimbangan ekosistem


lautan, perencanaan tata ruang laut menjadi sangat penting. Terdapat
empat jenis perencanaan tata ruang laut, yaitu perencanaan pesisir dan laut
terpadu, perencanaan zona pesisir, perencanaan zona laut, dan perencanaan
pengelolaan wilayah pesisir dan laut. Keempat jenis perencanaan tersebut
memiliki tujuan yang sama, yaitu mengoptimalkan penggunaan ruang laut
dan pesisir untuk kepentingan masyarakat, mengurangi dampak negatif
terhadap ekosistem laut dan pesisir, serta meningkatkan pemanfaatan
sumber daya laut secara berkelanjutan.
Perencanaan tata ruang laut yang baik harus memperhatikan
kepentingan semua pihak yang terkait, mulai dari masyarakat pesisir,
nelayan, pengusaha pariwisata, hingga pemerintah. Selain itu, perlu ada
koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah dalam mengatur
penggunaan ruang laut dan pesisir.
Perencanaan tata ruang laut yang baik harus memperhatikan
kepentingan semua pihak yang terkait, mulai dari masyarakat pesisir,
nelayan, pengusaha pariwisata, hingga pemerintah. Selain itu, perlu ada
koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah dalam mengatur
penggunaan ruang laut dan pesisir.

27

Anda mungkin juga menyukai