Anda di halaman 1dari 40

Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)

Kabupaten Kepulauan Selayar

BAB 2
TINJAUAN KEBIJAKAN
A. TINJAUAN KEBIJAKAN TATA RUANG
1. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Nasional
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2017 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional dibentuk dengan tujuan agar terciptanya ruang wilayah yang aman,
nyaman produktif dan berkelanjutan, untuk mewujudkan tujuan – tujuan
tersebut maka disusunlah beberapa kebijakan yang diharapkan mampu
menopang serta dijadikan sebagai pedoman dalam menentukan arah
pengembangan wilayah. Adapun beberapa kebijakan dan strategi dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional adalah sebagai berikut:
a. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang
1) Kebijakan pengembangan struktur ruang nasional dalam rencana
tata ruang wilayah nasional meliputi:
a) Peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan
ekonomi wilayah yang merata dan berhierarki; dan
b) Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan
prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya
air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah nasional.
2) Strategi untuk peningkatan akses pelayanan perkotaan dan
pertumbuhan ekonomi wilayah meliputi:
a) Menjaga dan mewujudkan  keterkaitan antarkawasan perkotaan,
antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan, serta antara
kawasan perkotaan dan wilayah di sekitarnya;
b) Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang
belum terlayani oleh pusat pertumbuhan;
c) Mengembangkan pusat pertumbuhan kota maritim yang
berkelanjutan;

II-1
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

d) Mendorong  kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar


lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah di
sekitarnya;
e) Mengembangkan pelayanan kawasan perkotaan yang
mendukung sektor unggulan sebagai kota industri, wisata, dan
maritim secara berkelanjutan; dan
f) Mengembangkan ota dan kawasan perkotaan baru secara
holistik dan terintegrasi, inklusif, serta berkelanjutan.
3) Strategi untuk peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan
jaringan prasarana meliputi
a) Meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan
keterpaduan pelayanan transportasi darat, laut, dan udara;
b) Mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi terutama
di kawasan terisolasi;
c) Meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energi
terbarukan dan tak terbarukan secara optimal serta mewujudkan
keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik;
d) Meningkatkan infrastruktur minyak dan gas bumi nasional yang
optimal; dan
e) Meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan
keterpaduan sistem jaringan sumber daya air. 
 
b. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang
Kebijakan pengembangan pola ruang dalam rencana tata ruang wilayah
nasional meliputi:
1) Kebijakan dan strategi pengembangan, pemanfaatan, dan
pengelolaan kawasan lindung sebagaimana dimaksud meliputi:
a) Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan
hidup dengan strategi untuk pemeliharaan dan perwujudan
kelestarian lingkungan hidup yang meliputi:
(1) Menetapkan kawasan lindung di ruang darat, laut dan
ruang udara, termasuk ruang didalam bumi
(2) Mewujudkan kawasan berfungsi lindung
(3) Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung
akibat pengembangan kegiatan budi daya dalam rangka

II-2
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem


wilayah;
(4) mengendalikan pemanfaatan dan penggunaan kawasan
yang berpotensi mengganggu fungsi lindung; dan
(5) Mewujudkan, memelihara, dan meningkatkan fungsi
kawasan lindung dalam rangka meningkatkan daya dukung
daerah aliran sungai.
b) Strategi untuk pencegahan dampak negatif kegiatan manusia
yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup meliputi:
(1) Menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup;
(2) Melindungi dan meningkatkan kemampuan lingkungan hidup
dari tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang
ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu
mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya;
(3) Melindungi dan meningkatkan kemampuan lingkungan hidup
untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang
dibuang ke dalamnya;
(4) Mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung
atau tidak langsung menimbulkan perubahan sifat fisik
lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak
berfungsi dalam menunjang pembangunan yang
berkelanjutan;
(5) Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara
bijaksana untuk menjamin kepentingan generasi masa kini
dan generasi masa depan;
(6) Mengelola sumber daya alam tak terbarukan untuk
menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan sumber
daya alam yang terbarukan untuk menjamin kesinambungan
ketersediaannya dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya; dan
(7) Mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya
adaptasi bencana di kawasan rawan bencana dan kawasan
risiko perubahan iklim.

II-3
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

2) Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budidaya


Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budidaya dalam
rencana tata ruang wilayah nasional meliputi:
a) Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan
antar kegiatan budidaya dengan strategi perwujudan sebagai
berikut:
(1) Menetapkan kawasan budi daya yang memiliki nilai
strategis nasional untuk pemanfaatan sumber daya alam di
ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang
di dalam bumi secara sinergis untuk mewujudkan
keseimbangan pemanfaatan ruang wilayah;
(2) Mengembangkan kegiatan budi daya unggulan di dalam
kawasan beserta prasarana secara sinergis dan
berkelanjutan untuk mendorong pengembangan
perekonomian kawasan dan wilayah sekitarnya;
(3) Mengembangkan kegiatan budi daya untuk menunjang
aspek politik, pertahanan dan keamanan, sosial budaya,
serta ilmu pengetahuan dan teknologi;
(4) Menetapkan, memanfaatkan, mengembangkan, dan
mempertahankan kawasan pertanian pangan berkelanjutan
untuk mewujudkan kemandirian, ketahanan, dan
kedaulatan pangan;
(5) Mengembangkan pulau-pulau kecil sebagai sentra ekonomi
wilayah yang berbasis kelautan dan perikanan yang
berdaya saing dan berkelanjutan;
(6) Mengelola kekayaan sumber daya kelautan di wilayah
perairan, wilayah yurisdiksi, laut lepas, dan wilayah dasar
laut internasional untuk kedaulatan ekonomi nasional; dan
(7) Mengembangkan pemanfaatan ruang udara nasional
sebagai aset pembangunan dengan tetap menjaga fungsi
pertahanan dan keamanan serta keselamatan
penerbangan.
b) Strategi untuk pengendalian perkembangan kegiatan budidaya
agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup meliputi:

II-4
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

(1) Membatasi dan mengendalikan perkembangan kegiatan


budi daya terbangun di kawasan rawan bencana dan risiko
tinggi bencana serta dampak perubahan iklim untuk
meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi
kerugian akibat bencana dan perubahan iklim;
(2) Mengembangkan perkotaan metropolitan dan kota besar
dengan mengoptimalkan pemanfaatan ruang secara
vertikal dan kompak;
(3) Mengembangkan ruang terbuka hijau dengan luas paling
sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas kawasan
perkotaan;
(4) Membatasi perkembangan kawasan terbangun di kawasan
metropolitan dan kota besar untuk mempertahankan tingkat
pelayanan prasarana dan sarana kawasan perkotaan serta
mempertahankan fungsi kawasan perdesaan di sekitarnya;
(5) Mengembangkan kegiatan budidaya yang dapat
mempertahankan keberadaan pulau-pulau kecil;
(6) Membatasi dan mengendalikan kegiatan budi daya pada
lokasi yang memiliki nilai konservasi tinggi;
(7) Menetapkan lokasi rusak dan tercemar untuk dipulihkan;
(8) Mengendalikan keseimbangan daya dukung dan daya
tampung lingkungan di kota sedang sebagai kawasan
perkotaan penyangga arus urbanisasi desa ke kota;
(9) Mengendalikan perubahan peruntukan kawasan hutan
untuk alokasi lahan pembangunan bagi sektor non
kehutanan dengan mempertimbangkan kualitas
lingkungan, karakter sumber daya alam, fungsi ekologi, dan
kebutuhan lahan untuk pembangunan secara
berkelanjutan;
(10) Mendorong pembangunan hutan rakyat untuk mendukung
kecukupan tutupan hutan khususnya bagi wilayah daerah
aliran sungai atau pulau yang tutupan hutannya kurang dari
30% (tiga puluh persen); dan
(11) Mengembangkan kegiatan budidaya dengan
memperhatikan bioekoregion yang merupakan bentang

II-5
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

alam yang berada di dalam satu atau lebih daerah aliran


sungai.

c. Kawasan strategis nasional


Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan
kepentingan yang meliputi:
1) Pertahanan Keamanan
Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pertahanan
keamanan ditetapkan dengan kriteria:
a) Diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan
pertanahanan Negara berdasarkan geostrategic nasional
b) Diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah
pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan
c) Merupakan wilayah kedaulatan Negara termasuk pulau – pulau
kecil terluar yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga
dan/atau laut lepas.
2) Pertumbuhan Ekonomi
Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pertumbuhan
ekonomi ditetapkan dengan kriteria:
a) Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh
b) Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan
ekonomi nasional
c) Memiliki potensi ekspor
d) Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan
ekonomi;
e) Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;
f) Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan
nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional
g) Mempertehankan tingkat produksi energy dalam rangka
mewujudkankan ketahanan energy nasional
h) Mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal
3) Sosial Budaya
Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan sosial dan budaya
ditetapkan dengan kriteria:
a) Merupakan warisan budaya dunia

II-6
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

b) Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan cagar


budaya beserta adat istiadatnya atau budaya, serta nilai
kemasyarakatan
c) Merupakan tempat peningkatan kualitas warisan budaya

2. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Provinsi Sulawesi Selatan


Dalam Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan No. 3 Tahun 2022
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun
2022 – 2041. Dijelaskan bahwa Penataan Ruang Wilayah Provinsi adalah
untuk mewujudkan ruang yang produktif, kompetitif, inklusif, inovatif dan
berkelanjutan melalui pendekatan kemandirian lokal menuju provinsi yang
terkemuka di Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan – tujuan tersebut maka
disusunlah beberapa kebijakan yang diharapkan mampu menopang serta
dijadikan sebagai pedoman dalam menentukan arah pengembangan
wilayah. Adapun beberapa kebijakan dan strategi dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut:
a) Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Provinsi
Kebijakan penataan ruang dalam lingkup wilayah Provinsi Sulawesi
Selatan meliputi:
1) Kebijakan untuk mewujudkan ruang provinsi yang produktif berbasis
keberlanjutan yang meliputi:
(a) Pengembangan kawasan perkotaan dan kawasan strategis
pertumbuhan ekonomi
(b) Pengembangan dan penguatan sistem produksi hulu hilir dalam
peningkatan ekonomi berbasis potensi lokal dan kelestarian
lingkungan; dan
(c) Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Kawasan strategis yang
berbasis mitigasi dan adaptasi bencana untuk mewujudkan
Ruang Provinsi yang kompetitif melalui peningkatan keterkaitan
antar Wilayah.
2) Kebijakan untuk mewujudkan ruang provinsi yang kompetitif dan
inovatif melalui peningkatan keterkaitan antar wilayah yang meliputi:
(a) Pengembangan sistem jaringan transportasi yang terpadu untuk
meningkatkan keterkaitan dan aksesibilitas antar Wilayah dan
antar Kawasan;

II-7
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

(b) Peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat-pusat


pertumbuhan ekonomi Wilayah darat, Laut, pesisir dan pulau-
pulau kecil; dan
(c) Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan
prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, sumber daya air,
dan prasarana lainnya.
3) Kebijakan untuk mewujudkan Ruang Provinsi yang berkelanjutan
melalui kelestarian Kawasan berfungsi lindung sesuai dengan kondisi
ekosistemnya, yang meliputi:
(a) Pengendalian kegiatan budi daya yang berpotensi mengganggu
Kawasan berfungsi lindung;
(b) Pemantapan dan rehabilitasi Kawasan berfungsi lindung
(c) Pelestarian Kawasan konservasi yang memiliki keanekaragaman
hayati yang tinggi
(d) Mewujudkan peningkatan konservasi dan rehabilitasi lahan kritis
dan ekosistem pesisir pulau – pulau kecil
4) Kebijakan untuk mewujudkan ruang provinsi yang inklusif melalui
peningkatan produktifitas dan daya saing sumber daya alam meliputi:
(a) Perwujudan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar
kegiatan budidaya
(b) Pemanfaatan sumber daya alam dan/atau perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi secara optimal untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat

b) Strategi Penataan Ruang Wilayah Provinsi


Strategi penataan ruang wilayah Provinsi Sulawesi Selatan merupakan
perwujudan dari kebijakan yang telah dirumuskan untuk mencapai
tujuan. Adapun strategi penataan ruang wilayah Provinsi Sulawesi
Selatan meliptui:
1) Strategi pengembangan kawasan perkotaan dan kawasan strategis
pertumbuhan ekonomi
2) Strategi pengembangan dan penguatan sistem produksi hulu hilir
dalam peningkatan ekonomi berbasis potensi lokal dan kelestarian
lingkungan.

II-8
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

3) Strategi pengembangan Kawasan Perkotaan dan Kawasan strategis


yang berbasis mitigasi dan adaptasi bencana.
4) Strategi untuk pengembangan sistem jaringan transportasi yang
terpadu untuk meningkatkan keterkaitan dan aksesibilitas antar
Wilayah dan antar Kawasan
5) Strategi untuk peningkatan peningkatan akses pelayanan perkotaan
dan pusat – pusat pertumbuhan ekonomi wilayah darat, laut, pesisir
dan pulau – pulau kecil
6) Strategi untuk peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan
jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, sumber daya
air, dan prasarana lainnya.
7) Strategi untuk pengendalian kegiatan budi daya yang berpotensi
mengganggu Kawasan berfungsi lindung.
8) Strategi untuk pemantapan dan rehabilitasi Kawasan berfungsi
lindung
9) Strategi pelestarian Kawasan konservasi yang memiliki
keanekaragaman hayati tinggi
10) Strategi untuk mewujudkan peningkatan konservasi dan rehabilitasi
lahan kritis dan ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil
11) Strategi untuk perwujudan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan
antar kegiatan budi daya
12) Strategi untuk pemanfaatan sumber daya alam dan/atau
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara optimal untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat

3. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Kepulauan Selayar


a. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang
1) Kebijakan Penataan Ruang Kabupaten Kepulauan Selayar
Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar
merupakan arahan tindakan yang ditetapkan untuk mencapai tujuan
penataan wilayah ruang kabupaten. Kebijakan penataan ruang
Kabupaten Kepulauan Selayar terdiri atas:
a) Pengembangan keterpaduan sistem perkotaan dan perdesaan;
b) Pengembangan aksesibilitas jaringan transportasi kepulauan;

II-9
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

c) Pembangunan prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas


untuk pemenuhan hak dasar dan dalam rangka pewujudan
tujuan penataan ruang yang berimbang dan berbasis
konservasi serta mitigasi bencana
d) Pemantapan fungsi kawasan lindung yang meliputi Taman
Nasional Laut Takabonerate, hutan lindung, kawasan lindung,
cagar alam laut dan lain-lain;
e) Pemanfaatan potensi sumberdaya alam yang ramah lingkungan
guna mendorong pengembangan ekonomi wilayah;
f) Peningkatan produktivitas wilayah melalui intensifikasi lahan dan
modernisasi pertanian dengan pengelolaan yang ramah
lingkungan;
g) Pengembangan sektor ekonomi sekunder dan tersier berbasis
agro dan kelautan sesuai keunggulan kawasan yang bernilai
ekonomi tinggi, dikelola secara berhasil guna, terpadu dan ramah
lingkungan
h) Pengembangan kawasan pusat distribusi kebutuhan bahan
pokok KTI dan pendukung perminyakan di Pamatata;
i) Pengembangan kawasan industri perikanan terpadu dan pusat
budidaya ikan karang nasional; dan
j) Pengembangan pusat destinasi pariwisata bahari andalan
nasional.
k) Pengembangan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang
melibatkan potensi lokal SDM untuk mendukung peningkatan
aspek bahari dan maritim di wilayah kabupaten
l) Pengembangan aspek pertahanan dan keamanan pulau-pulau
kecil di wilayah Kabupaten

2) Strategi Penataan Ruang Kabupaten Kepulauan Selayar


a) Strategi pelaksanaan kebijakan pengembangan keterpaduan
sistem perkotaan dan perdesaan yang terdiri atas:
(1) Mendorong dan mempersiapkan pengembangan kawasan
perkotaan Kayuadi dan Bonerate sebagai PKL Promosi
(PKLp) yang pada saatnya dapat disetarakan dengan PKL;

II-10
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

(2) Menjalin kerjasama dengan perkotaan di kabupaten lainnya


yang berbatasan untuk menunjang dan mempercepat
perkembangan sistem perkotaan di wilayah Kabupaten
Kepulauan Selayar; dan
(3) Mendorong pengembangan Perkotaan Benteng, Pamatata,
Kayuadi dan Bonerate sebagai PKL dan PKLp dalam sistem
perkotaan secara nasional.
(4) Mengembangan kawasan perdesaan sesuai potensi
kawasan yang dihubungkan dengan pusat kegiatan pada
setiap kawasan perdesaan;
(5) Mengembangkan kawasan agropolitan dan minapolitan
untuk mendorong pertumbuhan kawasan perdesaan di
wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar; dan
(6) Mengembangkan pusat desa mulai dari tingkat dusun
sampai pusat desa secara berhirarki.
b) Strategi pelaksanaan kebijakan pengembangan aksesibilitas
jaringan trnasportasi kepulauan, terdiri atas
(1) Mengembangkan jaringan jalan secara hirarkis yang
menghubungkan antar pusat-pusat kegiatan pelayanan
perkotaan dan antara pusat-pusat kegiatan dengan masing-
masing wilayah pelayanan;
(2) Mengembangkan integrasi sistem intermoda dan perpindahan
antar moda di seluruh wilayah kepulauan;
(3) Mengembangkan rute-rute pelayanan moda transportasi
publik menjangkau seluruh wilayah kepulauan sesuai dengan
intensitas aktivitas; dan
(4) Mengembangkan dan meningkatkan kualitas layanan terminal
umum, bandara, pelabuhan, dan pelabuhan penyeberangan
sebagai simpul transportasi;
c) Strategi pelaksanaan kebijakan pembangunan prasarana dan
sarana wilayah yang berkualitas untuk pemenuhan hak dasar dan
dalam rangka pewujudan tujuan penataan ruang yang
berimbang dan berbasis konservasi serta mitigasi bencana,
terdiri atas :

II-11
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

(1) Membangun prasarana dan sarana transportasi yang


mampu mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan secara
signifikan dan berimbang;
(2) Membangun utilitas dan fasilitas sosial secara proporsional
dan memadai sesuai kebutuhan masyarakat pada setiap
pusat permukiman (kawasan); dan
(3) Menyusunan program dan membangun berbagai perangkat
keras dan lunak untuk mitigasi berbagai bencana alam,
seperti tsunami, gempa, longsor, banjir, kebakaran hutan dan
ancaman lainnya.
d) Strategi pelaksanaan kebijakan pemantapan fungsi kawasan
lindung terdiri atas:
(1) Menetapkan tata batas kawasan lindung dan budidaya untuk
memberikan kepastian rencana pemanfaatan ruang dan
investasi yang menjadi kewenangan daerah;
(2) Menyusun dan melaksanakan program rehabilitasi
lingkungan, terutama pemulihan lingkungan yang berfungsi
lindung;
(3) Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan
pengendalian kerusakan dan pencemaran lingkungan;
(4) Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan
sumber keanekaragaman hayati; dan
(5) Memfasilitasi kerjasama regional, nasional dan internasional
dalam rangka pemulihan fungsi kawasan yang berfungsi
lindung.
e) Strategi pelaksanaan kebijakan pemanfaatan potensi
sumberdaya alam yang ramah lingkungan guna mendorong
pengembangan ekonomi wilayah, terdiri atas :
(1) Mengembangkan energi alternatif sebagai sumber listrik,
seperti pembangkit listrik mikro hidro, tenaga uap, surya,
gelombang laut dan biota laut dan lain-lain;
(2) Mengembangkan kegiatan konservasi yang bernilai
lingkungan dan sekaligus juga bernilai sosial-ekonomi, seperti
hutan kemasyarakatan, hutan tanaman rakyat dan hutan
rakyat / hutan hak

II-12
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

(3) Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pemanfaatan


sumber energi yang terbarukan (renewable energy).
f) Strategi pelaksanaan kebijakan peningkatan produktivitas wilayah
melalui intensifikasi lahan dan modernisasi pertanian dengan
pengelolaan yang ramah lingkungan, terdiri atas :
(1) Meningkatkan produktivitas hasil perkebunan, pertanian
dan kehutanan melalui intensifikasi lahan;
(2) Memanfaatkan lahan non produktif secara lebih bermakna
bagi peningkatan kualitas lingkungan dan peningkatan
pendapatan masyarakat;
(3) Meningkatkan teknologi pertanian, termasuk perkebunan,
perikanan, peternakan dan kehutanan sehingga terjadi
peningkatan produksi dengan kualitas yang lebih baik dan
bernilai ekonomi tinggi; dan
(4) Meningkatkan pemasaran hasil pertanian perkebunan,
perikanan, peternakan dan kehutanan melalui peningkatan
sumber daya manusia dan kelembagaan serta fasilitasi
sertifikasi yang dibutuhkan.
g) Strategi pelaksanaan kebijakan pengembangan sektor ekonomi
sekunder dan tersier berbasis agro dan kelautan sesuai
keunggulan kawasan yang bernilai ekonomi tinggi, dikelola
secara berhasil guna, terpadu dan ramah lingkungan, terdiri atas:
(1) Mengembangkan industri pengolahan hasil kegiatan agro
sesuai komoditas unggulan kawasan dan kebutuhan pasar
(agroindustri dan agribisnis);
(2) Mengembangkan penelitian dan pengelolaan sumber daya
kelautan dan perikanan sehingga menjadi kekuatan utama
ekonomi masyarakat pesisir; dan
(3) Meningkatkan kegiatan pariwisata melalui peningkatan
prasarana dan sarana pendukung, pengelolaan objek wisata
yang lebih profesional serta pemasaran yang lebih agresif dan
efektif.
h) Strategi melaksanakan pengembangan pusat kawasan pusat
distribusi kebutuhan bahan pokok KTI dan pendukung
perminyakan di Pamatata, terdiri atas :

II-13
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

(1) Melakukan perencanaan, implementasi, monitoring dan


evaluasi kegiatan dilakukan secara lintas sektor;
(2) Memprioritaskan program jangka pendek (quick win) yang
mampu memberikan efek berantai (multiplier effect) terhadap
perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat; dan
(3) Menerapkan sistem pembiayaan oleh pemerintah dan swasta.
i) Strategi pelaksanaan pengembangan kawasan industri perikanan
terpadu dan pusat budidaya ikan karang nasional, terdiri atas :
(1) Mengembangkan industri pengolahan perikanan di Benteng,
(2) Mengembangkan budidaya perikanan berwawasan
lingkungan, dan
(3) Mengembangkan industri perikanan terpadu dengan
memberdayakan masyarakat lokal dan meningkatkan sinergi
di kawasan regional.
j) Strategi pelaksanaan pengembangan pusat destinasi pariwisata
bahari andalan nasional, terdiri atas :
(1) Mengembangkan ekowisata bahari di Kawasan
Takabonerate.
(2) Mengembangkan wisata pantai dan bahari di Pulau Selayar
dan sekitarnya.
(3) Melibatkan tokoh masyarakat dalam pengembangan
pariwisata.
(4) Memberdayakan masyarakat melalui pengembangan home-
stay, desa wisata dan paket wisata lainnya.
k) Strategi pengembangan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
yang melibatkan potensi lokal SDM untuk mendukung
peningkatan aspek bahari dan maritim di wilayah kabupaten,
terdiri atas :
(1) Meningkatkan keterkaitan antara pusat-pusat kegiatan di
wilayah pesisir dan Pulau-Pulau di wilayah Kabupaten
Selayar dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi;
(2) Mendorong perkembangan kawasan dengan membuka akses
transportasi bagi daerah yang terisolir;
(3) Meningkatkan kemampuan kawasan yang memiliki sektor
unggulan pertanian untuk mencukupi kebutuhan di

II-14
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

kawasannya sendiri serta memenuhi kebutuhan wilayah yang


bertetangga;
(4) Meningkatkan pemasaran komoditas lokal yang didukung
oleh akses transportasi yang memadai;
(5) Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana pendukung
dalam kegiatan ekonomi di wilayah pesisir;
(6) Meningkatkan fungsi kawasan sebagai penyedia pelayanan
jasa dan pusat kegiatan ekonomi, khususnya terkait dengan
pelayanan dalam sektor kelautan dan perikanan dan kegiatan
masyarakat di sepanjang pantai;
(7) Meningkatkan penyediaan akses transportasi dari Pulau-
Pulau tetangga dan dari Pulau-Pulau kecil terluar menuju
pusat-pusat kegiatan;
(8) Meningkatkan daya tarik pusat kegiatan di sepanjang pesisir
pantai dengan keunikan kaeadaan geografis alam tropis,
kondisi sosial budaya masyarakat nelayan dan kondisi khas
lingkungan sekitar di kawasan pesisir pantai sehingga
menarik wisatawan dan menjadikan kawasan sebagai daerah
tujuan yang menarik dikunjungi wisatawan.

b. Rencana Struktur Ruang


Rencana struktur ruang wilayah kabupaten adalah rencana yang
mencakup sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan
kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya dan jaringan
prasarana wilayah kabupaten yang dikembangkan untuk
mengintegrasikan wilayah kabupaten selain untuk melayani kegiatan
skala kabupaten yang meliputi:
1) Sistem jaringan transportasi, baik jaringan transportasi darat, laut dan
udara
2) Sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan
telekomunikasi, dan sistem jaringan sumber daya air.
Adapun rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar
terbagi menjadi:
1) Pusat Kegiatan Lokal

II-15
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal meliputi, Benteng Kecamatan


Benteng, Kembang Ragi/Jampea di Kecamatan Pasimasunggu,
Kayuadi di Kecamatan Takabonerate, dan Pamatata di Kecamatan
Bontomatene. Adapun fungsi dan peran PKL dalam sistem perkotaan
adalah sebagai berikut;

(a) Pusat Kegiatan Lokal, Benteng fungsi meliputi;


(1) Pusat Pemerintahaan Kabupaten
(2) Pusat simpul Transportasi
(3) Pusat Pelayanan Sosial dan Ekonomi kabupaten
(4) Pusat pedagangan dan jasa.
(b) Pusat Kegiatan Lokal Pamatata fungsi meliputi;
(1) Pusat Kawasan industri
(2) Pusat simpul Transportasi
(3) Pusat Pelayanan Sosial dan Ekonomi kawasan
(4) Pusat pedagangan dan jasa.
(c) Pusat Kegiatan Lokal, Kayuadi fungsi meliputi;
(1) Kawasan pariwisata
(2) Pusat simpul Transportasi
(3) Pusat Pelayanan Sosial dan Ekonomi kawasan
(4) Kawasan perikanan.
(d) Pusat Kegiatan Lokal, Benteng/Jampea fungsi meliputi;
(1) Kawasan pariwisata
(2) Pusat simpul Transportasi
(3) Pusat Pelayanan Sosial dan Ekonomi kawasan.
(4) Kawasan perikanan
(5) Kawasan pertanian, dan perkebunan.
(e) Pusat Kegiatan Lokal, Pattumbukang
(1) Pusat simpul transportasi
(2) Pusat Pelayanan Sosial dan Ekonomi kawasan
(3) Pusat perdagangan dan jasa

2) Pusat Pelayanan Kawasan


Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan pusat permukiman
yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan, yang

II-16
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

ditentukan berdasarkan antara lain: (1) merupakan ibukota


kecamatan; (2) proyeksi jumlah penduduk; (3) jenis dan skala fasilitas
pelayanan; dan/atau (4) jumlah dan kualitas sarana dan prasarana.
Adapun Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) adalah sebagai berikut;
(a) Bontoharu, Kec.Bontoharu
(b) Batangmata, Kec.Bontomatene
(c) Harapan, Kec.Bontosikuyu
(d) Buki, Kec.Buki
(e) Bonerate, Kec.Pasimarannu
(f) Polebungin, Kec.Bontomanai
(g) Kalatoa, Kec.Pasiklambena

3) Pusat Pelayanan Lingkungan


Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman
yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antardesa, yang
ditentukan berdasarkan antara lain: (1) proyeksi jumlah penduduk;
(2) jenis dan skala fasilitas pelayanan eksisting; (3) jumlah dan
kualitas sarana dan prasarana; dan/atau (4) aksesibilitas masyarakat
sekitar terhadap pelayanan dasar.
Adapun urain PKL, PPK dan pusat-pusat pelayanan lingkungan yang
ada di Kabupaten Kepulauan Selayar dalam mendukung pusat
pelayanan kawasan (PPK), untuk jelasnya lihat tabel berikut ini;
Tabel 2.1
Sistem Pusat Kegiatan Di Kabupaten Kepulauan Selayar
Fungsi Jumlah
Wilayah
Penetapan Lokasi
Benteng Kec. Benteng
Pattumbukang Kec.Bontosikuyu
PKL Ujung Jampea Kec.Pasimasunggu
Pamatata Kec.Bontomatene 5
Kayuadi Kec.Takabonerate
Bonerate Kec.Pasimarannu
Matalalang Kec.Bontoharu
Polebungin Kec.Bontomanai
PPK Pariangan Kec.Bontosikuyu 7
Batangmata Kec.Bontomatene
Buki Kec.Buki
Latokdok Kec.Pasiklambena
PPL Bontosunggu Kec. Bontoharu 17
Barugaiya Kec.Bontomanai
Bonea Timur Kec.Bontomanai
Appatanah Kec.Bontosikuyu;
Lowa Kec.Bontosikuyu;

II-17
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

Parangia Kec.Bontomatene:
Onto Kec.Bontomatene;
Jinato Kec.Takabonerate;
Tambuna Kec.Takabonerate;
Rajuni Kec.Takabonerate;
Karumpa Kec.Pasilambena
Pulo Madu Kec.Pasilambena;
Lembang Mate’ne Kec.Pasilambena;
Lambego Kec.Pasi’marannu;
Bontobulaeng Kec.Pasi’masunggu Timur
Bonto Baru Kec.Pasimasunggu Timur
Batangmata Sapo Kec.Bontomatene
Sumber: Dokumen RTRW Kabupaten Kepulauan Selayar, Tahun 2018

c. Rencana Pola Ruang


Rencana pola ruang kabupaten menggambarkan letak, ukuran, fungsi
dari kegiatan-kegiatan budidaya dan lindung di wilayah kabupaten.
Rencana pola ruang adalah deliniasi (batas-batas) kawasan kegiatan
sosial, ekonomi, budaya dan kawasan-kawasan lainnya di dalam
kawasan budidaya dan deliniasi kawasan lindung.
1) Kawasan Lindung
Kawasan lindung di Kabupaten Kepulauan Selayar terdiri atas:
a) Kawasan yang Memberikan Perlindungan terhadap Kawasan
Bawahnya yang terdiri dari
(1) Kawasan Hutan Lindung
Kawasan lindung wilayah Provinsi yang ditetapkan dan
berada di Kabupaten Kepulauan Selayar adalah Hutan
Lindung Selayar yang luasnya 9591,54 Ha, berdasarkan SK
Menteri Kehutanan Nomor SK Menhut 434/Menhut/2009
lokasinya berada di Kecamatan Pasimasunggu, Kecamatan
Pasimasunggu Timur (P. Jampea) dan Pasimarannu. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.2
Kawasan Hutan di Kabupaten Kep. Selayar
No Kecamatan Luas (Ha) Persentase (%)
1 Pasimasunggu 4538,6 47,32
2 Pasimasunggu Timur 1498,76 15,63
3 Pasimarannu 3554,18 37,06
Jumlah 9591,54 100,00
Sumber: SK 434/Mehut/2009

(2) Kawasan Resapan Air

II-18
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

Kawasan Resapan air adalah daerah yang mempunyai


kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga
merupakan tempat pengisian air bumi (akifer) yang berguna
sebagai sumber air. Kawasan resapan di Kabupaten
Kepulauan Selayar ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Bontomatene meliputi Desa Bungaiya, Tanete
dan Pamatata dengan luas 1.078,53 Ha.
Tabel 2.3
Kawasan Resapan Air di Kabupaten Kepulauan Selayar
N
Kecamatan Desa Luas (Ha) Persentase (%)
o
Bontomaten Bungaiya
1 931,94 86,41
e
Bontomaten Tanete
2 112,97 10,47
e
Bontomaten Pamatata
3 33,62 3,12
e
Jumlah 1078,53 100,00
Sumber : RTRW Kabupaten Kepulauan Selayar, Tahun 2018

b) Kawasan Perlindungan Setempat


Kabupaten Kepulauan Selayar memiliki kawasan perlindungan
setempat terdiri atas:
(1) Kawasan Sempadan Pantai
Kawasan sempadan pantai berlokasi di Pantai Barat dan
Pantai Timur Selayar serta pulau-pulau lainnya seperti Pulau
Jampea, Pulau Kayuadi, Pulau Bonerate, Pulau Kalao
(Lambego) dan Pulau Kalaotoa yang meliputi daerah daratan
searah dengan garis pantai, sesuai bentuk dan kondisi fisik
pantai minimal 100 m dari titik pasang tertinggi ke arah darat
dengan rincian sebagai berikut;
Tabel 2.4
Kawasan Sempadan Pantai
No Kecamatan Luas (Ha) Persentase (%)
1 Bontoharu 459,7 9,15
2 Taka Bonerate 249,42 4,97
3 Pasimasunggu Timur 254,19 5,06
4 Pasimasunggu 508,73 10,13
5 Pasilambena 558,69 11,13
6 Bontomanai 342,42 6,82
7 Buki 125,65 2,50
8 Bontomatene 527,45 10,50
9 Bontosikuyu 878,24 17,49

II-19
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

10 Benteng 45,06 0,90


11 Pasimarannu 1071,88 21,35
Jumlah 5021,43 100,00
Sumber : RTRW Kabupaten Kepulauan Selayar, Tahun 2018

(2) Kawasan Sempadan Sungai


Sempadan sungai lokasinya berada terutama di Pulau
Selayar serta pulau-pulau yang ukurannya relatif besar yang
memiliki sungai seperti di Kecamatan Bontosikuyu,
Bontoharu, Benteng, Bontomanai, Buki dan Bontomatene
serta Pasimasunggu dan Pasimasunggu Timur. Dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel 2.5
Kawasan Sempadan Sungai
No Kecamatan Luas (Ha) Persentase (%)
1 Bontoharu 43,43 46,94
2 Benteng 14,06 15,19
3 Bontomanai 26,73 28,89
4 Buki 8,3 8,97
Jumlah 92,52 100,00
Sumber : RTRW Kabupaten Kepulauan Selayar, Tahun 2018

(3) Ruang Terbuka Hijau


Ruang Terbuka Hijau diperlukan terutama pada daerah yang
sudah terbangun dengan intensitas bangunan cukup tinggi
yaitu terutama di kawasan perkotaan Benteng, Kayuadi, dan
Bonerate. Ruang terbuka hijau perkotaan yang terdapat di
kabupaten kepulauan selayar yaitu:
 Kawasan Taman Hutan Kota terletak di Benteng
Kecamatan Benteng seluas kurang lebih 5,60 ha.
 Kawasan Sekitar Bandar Udara Padang di kecamatan
Bontoharu
 Kawasan Pemakan Umum yang tersebar di 11 wilayah
Kecamatan Kabupaten Kepulaun Selayar.
 Kawasan Pusat Pemerintahan dan perkantoran dan
Perkotaan di Benteng Kecamatan Benteng 3,4 Ha
 RTH publik di Kota benteng seluas Kurang Lebih 7,12
Km2.

II-20
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

c) Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya


(1) Taman Nasional Takabonerate
Kawasan taman nasional ditetapkan di Takabonerate seluas
530.765 Ha, seluruh Kecamatan Takabonerate. Taman
Nasional Laut Takabonberate di Kabupaten Kepulauan
Selayar merupakan salah satu kawasan perlindungan laut di
Provinsi Sulawesi Selatan dengan merujuk pada pola ruang
RTRWN 2008.
(2) Hutan Bakau
Kawasan ini tersebar dibeberapa wilayah antara lain yaitu di
sebagian wilayah Kecamatan Benteng, sebagian wilayah
Kecamatan Bontosikuyu, sebagian wilayah Kecamatan
Bontoharu, sebagian wilayah Kecamatan Bontomatene,
sebagian wilayah Kecamatan Takabonerate, sebagian
wilayah Kecamatan Pasimasunggu, sebagian wilayah
Kecamatan Pasimarannu, sebagian wilayah Kecamatan
Benteng, sebagian wilayah Kecamatan Bontomanai,
sebagian wilayah Kecamatan Buki, sebagian wilayah
Kecamatan Pasilambena, dan sebagian wilayah Kecamatan
Pasilambena.
d) Kawasan Rawan Bencana Alam
Kawasan rawan bencana alam di Kabupaten Kepulauan Selayar
terdiri atas kawasan rawan tanah longsor yang terdapat di
sebagian wilayah Kecamatan Bontomatene, Kecamatan
Bontoharu, Kecamatan Bontomanai, Kecamatan Buki, dan
Kecamatan Pasilambena.
e) Kawasan Lindung Geologi
Kawasan lindung geologi di Kabupaten Kepulauan Selayar terdiri
atas:
(1) Kawasan Rawan Tsunami yang terdapat di pantai barat dan
selatan Pulau Selayar pulau Jampea Sepanjang Pantai
Bagian Selatan; Pulau Kalao dan Pulau Bonerate sepanjang
pantai bagian selatan; serta Pulau Kalaotoa sepanjang pantai
bagian selatan.

II-21
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

(2) Kawasan Rawan Abrasi yang terdapat dipantai barat


Kabupaten Kepulauan Selayar yang meliputi sebagian
wilayah Kecamatan Bontosikuyu, sebagian wilayah
Kecamatan Bontoharu, sebagian wilayah Kecamatan
Benteng, sebagian wilayah Kecamatan Bontomatene,
sebagian wilayah Kecamatan Buki, dan sebagian wilayah
Kecamatan Bontomanai;
(3) Kawasan Rawan Patahan Aktif terdapat di sebagian wilayah
Kecamatan Bontosikuyu, sebagian wilayah Kecamatan
Bontoharu, sebagian wilayah Kecamatan Benteng, sebagian
wilayah Kecamatan Bontomatene, sebagian wilayah
Kecamatan Buki, dan sebagian wilayah Kecamatan
Bontomanai
(4) Kawasan Sempadan Mata Air terdapat di kawasan sekitar
embung/waduk serta sekitar mata air kawasan ini terdapat di
sebagian wilayah Kecamatan Bontosikuyu, sebagian wilayah
Kecamatan Bontoharu, sebagian wilayah Kecamatan
Benteng, sebagian wilayah Kecamatan Bontomatene,
sebagian wilayah Kecamatan Buki, dan sebagian wilayah
Kecamatan Bontomanai
f) Kawasan Lindung Lainnya
Kawasan lindung lainnya dimaksud adalah Kawasan Kawasan
Konservasi Perairan Daerah (KKPD) dan Daerah Perlindungan
Laut (DPL).
Daerah Perlindungan Laut ( DPL) yang tersebar dibeberapa
wilayah diantaranya DPL Menara Indah, Pamatata, Bungaya,
Barat Lambongan, Maharayya, DPL Buki, dan Bontolempangan,
DPL Barugaiyya dan Parak, DPL Bontolebang, Kahu-Kahu,
Bontoborusu, Bontosunggu, DPL Patikarya, Harapan, Laiyolo,
Laiyolo Baru, Binanga sombaya, Lantibongan, Lowa, Appatanah,
Tambolongan, Polassi, DPL Kayuadi, Batang, Nyiur Indah,
Tambuna Kalumbe, Tambuna Kampung Baru, Pasitallu Timur,
Jinato, Rajuni, Latondu, Tarupa, DPL Kembang Ragi,
Tanamalala, Labuang Pamajang, Ma’minasa, Massungke,
Bontosaile, DPL Bontobaru, Bontomalling, Lembang Baji, DPL

II-22
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

Komba-Komba, Lambego, Bonerate, Majapahit, Bonea, Batu


Bingkung, DPL Karumpa, Garaupa, Kalaotoa, Lembangmate’ne,
Pulo Madu. Luas Kawasan Konservasi Perairan Daerah secara
keseluruhan sebesar kurang lebih 12.617 Ha. Dengan rincian
KKPD seluas kurang lebih 6.528 Ha dan DPL seluas kurang
lebih 6.089 Ha.

2) Kawasan Budidaya
Rencana pola ruang kawasan budidaya di Kabupaten Kepulauan
Selayar yang dituangkan dalam RTRW Kabupaten Kepulauan
Selayar meliputi:
a) Kawasan Hutan.
(1) Kawasan hutan produksi, Kabupaten Kepulauan Selayar
mempunyai kawasan hutan produksi seluas 4.016,01 Ha dan
hutan produksi terbatas sebesar 71,07 Ha, berada di Pulau
Selayar yakni di Kecamatan Bontosikuyu dan Pasimarannu.
(2) Kawasan hutan rakyat, Kabupaten Kepulauan Selayar
mempunyai kawasan hutan rakyat berada di Pulau Selayar
yakni di sebagian wilayah Kecamatan Bontomatene, sebagian
wilayah Kecamatan Buki, sebagian wilayah Kecamatan
Bontomanai, sebagian wilayah Kecamatan Bontoharu,
sebagian wilayah Kecamatan Bontosikuyu, sebagian wilayah
Kecamatan Takabonerate, sebagian wilayah Kecamatan
Pasimasunggu, sebagian wilayah Kecamatan Pasimasunggu
Timur, sebagian wilayah Kecamatan Pasimarannu dan
sebagian wilayah Kecamatan Pasilambena.
b) Kawasan Pertanian.
(1) Pertanian tanaman pangan, pertanian holtikultura.
Kawasan pertanian pangan terdiri atas sawah lahan basah
dan lahan kering serta palawija dan hortikultura. Fungsi
kawasan peruntukan pertanian yaitu menghasilkan bahan
pangan, daerah resapan air hujan, dan sumber mata
pencaharian penduduk bagi masyarakat. Kawasan pertanian
di Kabupaten Kepulauan Selayar terbagi atas pertanian

II-23
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

tanaman pangan (padi sawah dan padi ladang), palawija serta


hortikultura.
Kawasan tanaman pangan di Kabupaten Kepulauan Selayar
meliputi Kecamatan Buki, Bontosikuyu, Kecamatan
Bontomanai, Kecamatan Pasimasunggu Timur, dan
Kecamatan Pasimasunggu. Luas kawasan tanaman pangan
di Kabupaten Kepulauan Selayar dengan luas 1.845,14 Ha

(2) Kawasan Peruntukan Perkebunan


Kawasan peruntukan perkebunan Kabupaten Kepulauan
Selayar terdiri atas kawasan peruntukan perkebunan kelapa
dalam, kawasan peruntukan perkebunan jambe mete,
kawasan peruntukan perkebunan cengkeh, kawasan
peruntukan perkebunan kemiri, kawasan peruntukan
perkebunan pala, kawasan peruntukan perkebunan kakao,
kawasan peruntukan perkebunan vanili, kawasan Perkebunan
Melinjo, Kawasan Perkebunan Jeruk. Peruntukan ditetapkan
hampir keseluruhan P. Selayar, yaitu Kecamatan
Bontosikuyu, Bontoharu, Bontomanai, Bontomatene dan Buki
dengan luas 29.744,90 ha.
(3) Kawasan Peruntukan Peternakan.
Jenis usaha ternak yang dikembangkan di Kabupaten
Kepulauan Selayar digolongkan atas dua yaitu ternak
besar/kecil terdiri atas sapi, kuda, kerbau, kambing, dan
domba, sedangkan ternak unggas meliputi ternak ayam
buras, ras, dan itik. Sebaran lokasi, pengembangan dan
pengusahaan ternak oleh masyarakat lebih banyak
dikembangkan di wilayah Kecamatan Pasimasunggu,
Bontosikuyu, Bontoharu, Bontomatene, dan Bontomanai
(khusus ternak kambing). Sedangkan, ternak kecil berupa
ayam ras, ayam buras, dan itik lebih banyak dikembangkan di
Kecamatan Bontoharu dan Bontomanai.
(4) Kawasan Peruntukan Perikanan dan Kelautan.

II-24
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

Kawasan perikanan di Kabupaten Kepulauan Selayar terdiri


atas perikanan darat dan perikanan laut. Kawasan perikanan
laut meliputi zona penangkapan di perairan Kepulauan
Selayar yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten
dan Pemerintah Provinsi. Mengingat besarnya potensi
perikanan laut di wilayah ini maka kegiatan penangkapan ikan
di perairan Kepulauan Selayar perlu didukung oleh fasilitas
PPN dan PPI. PPN dikembangkan di Benteng dan PPI di
Labuan Beropa dan Latokdok.
Kawasan penangkapan ikan di Kabupaten Kepulauan Selayar
ditetapkan di perairan laut P. Jampea, P. Bonerate, P.
Lambego (Kalao) dan P. Kalaotoa.
(5) Kawasan Peruntukan Industri
Kawasan peruntukan industri di Kabupaten Kepulauan
Selayar terbagi atas dua yaitu Industri besar dan Industri
usaha kecil menegah dan mikro untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada penjelasan berikut:
(1) Peruntukan Industri Besar
 Kawasan industri Pamatata yang merupakan
kawasan pengolahan dan penyimpanan minyak bumi
ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan
Bontomatene; dan
 Kawasan industri perikanan terpadu ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Benteng dan sebagian
wilayah Kecamatan Bontoharu.
 Kawasan Industri Galangan Kapal yang merupakan
industri maintenance kapal dan Pelabuhan Rakyat
Topa – Padang.
 Kawasan Sentra Bisinis Perikanan Terpadu di
Hangkoang.
(2) Kawasan industri usaha kecil, Menengah dan Mikro
 Kawasan peruntukan industri menegah terdiri atas :
 kawasan industri pengolahan hasil pertanian dan
perikanan ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Bontomanai, sebagian wilayah

II-25
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

Kecamatan Benteng, dan sebagian wilayah


Kecamatan Bontoharu; dan
 kawasan industri pembuatan kapal dan peralatan
rumah tangga ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Benteng dan sebagian wilayah
Kecamatan Pasimarannu.
 Kawasan peruntukan industri rumah tangga kecil dan
mikro berupa kawasan aglomerasi industri rumah
tangga ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan
Bontomatene, sebagian wilayah Kecamatan Buki,
sebagian wilayah Kecamatan Bontomanai, sebagian
wilayah Kecamatan Benteng, sebagian wilayah
Kecamatan Bontoharu, sebagian wilayah Kecamatan
Bontosikuyu, sebagian wilayah Kecamatan
Takabonerate, dan sebagian wilayah Kecamatan
Pasimarannu.
(6) Kawasan Peruntukan Pariwisata
Berdasarkan pertimbangan aksesibilitas jalur jalan utama dan
daya tarik wisata unggulan yang membentuk tema produk
wisata, maka kawasan pengembangan pariwisata (KPP)
Kabupaten Kepulauan Selayar dibagi atas empat kawasan
wisata yang masing-masing memiliki potensi dan
permasalahan yang berbeda. Keempat KPP tersebut adalah:
(a) KPP 1 meliputi P. Selayar (Kecamatan Bontomatene,
Buki, Bontomanai, Bontoharu, Benteng dan
Bontosikuyu) ;
(b) KPP 2 meliputi Kecamatan Takabonerate ;
(c) KPP 3 meliputi Kecamatan Pasilambena
(d) KPP 4 meliputi Kecamatan Pasimasunggu Pasimasunggu
Timur dan Pasimarannu.
(7) Kawasan Peruntukan Permukiman
(a) Kawasan permukiman perkotaan
Kawasan perkotaan meliputi tempat permukiman
perkotaan serta tempat pemusatan dan pendistribusian
kegiatan bukan pertanian, seperti kegiatan pelayanan

II-26
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

jasa pemerintahan, kegiatan pelayanan sosial, dan


kegiatan ekonomi. Dengan demikian, kawasan perkotaan
(fungsi umum perkotaan) mencakup kegiatan: pusat
pemerintahan, pusat perdagangan dan jasa, serta pusat
pelayanan sosial dan rekreasi. Kawasan permukiman
perkotaan di Kabupaten Kepulauan Selayar ditetapkan di
Benteng dan ibukota kecamatan lainnya dengan luas
keseluruhan sekitar 9.961 ha.

(b) Kawasan permukiman perdesaan


Kegiatan yang menjadi ciri kawasan perdesaan meliputi
tempat permukiman perdesaan, kegiatan pertanian,
kegiatan terkait pengelolaan tumbuhan alami, kegiatan
pengelolaan sumber daya alam, kegiatan pemerintahan,
kegiatan pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
Karenanya, dalam kawasan perdesaan paling tidak
terdapat kegiatan berupa:
 Pusat pelayanan jasa, sosial,ekonomi, seperti pasar,
peribadatan dan pendidikan.
 Lahan usaha pertanian, seperti sawah irigasi teknis,
sawah semi irigasi teknis, tegalan, perkebunan dan
kebun campuran.
(8) Kawasan Peruntukan Lainnya
Di Kabupaten Kepulauan Selayar terdapat kawasan
peruntukan kawasan pertahanan dan keamanan dapat
dilaksanakan apabila tidak menggangu fungsi kawasan yang
bersangkutan dan tidak melanggar ketentuan umum
peraturan zonasi. Kawasan dimaksud sendiri antara lain
adalah kawasan rayon milter dan kantor kepolisian.

d. Rencana Kawasan Strategis Kabupaten


1) Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)
Kawasan Strageis Pariwisata Nasional (KSPN) yaitu Taman Nasional
Takabonerate

II-27
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

2) Kawasan Strategis Provinsi (KSP)


Kawasan Strategus Provinsi (KSP) dengan sudut kepentingan
pertumbuhan ekonomi, terdiri atas :
a) Kawasan pengembangan budidaya alternatif komoditas
perkebunan unggulan, yang meliputi :
(1) kawasan pengembangan komoditas jambu mete, ditetapkan
di Kecamatan Bontomatene, sebagian wilayah Kecamatan
Buki, sebagian wilayah Kecamatan Bontomanai, sebagian
wilayah Kecamatan Bontoharu, sebagian wilayah Kecamatan
Bontosikuyu, sebagian wilayah Kecamatan Takabonerate,
sebagian wilayah Kecamatan Pasimasunggu, sebagian
wilayah Kecamatan Pasimasunggu Timur, sebagian wilayah
Kecamatan Pasimarannu dan sebagian wilayah Kecamatan
Pasilambena;
(2) kawasan peruntukan perkebunan kakao, ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Bontomatene, sebagian wilayah
Kecamatan Buki, sebagian wilayah Kecamatan Bontomanai,
sebagian wilayah Kecamatan Benteng, sebagian wilayah
Kecamatan Bontoharu, sebagian wilayah Kecamatan
Bontosikuyu, sebagian wilayah Kecamatan Pasimasunggu,
sebagian wilayah Kecamatan Pasimasunggu Timur, sebagian
wilayah Kecamatan Pasimarannu dan sebagian wilayah
Kecamatan Pasilambena; dan
(3) kawasan peruntukan perkebunan kenari, dan vanili dengan
ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Bontomatene,
sebagian wilayah Kecamatan Buki, sebagian wilayah
Kecamatan Bontomanai, sebagian wilayah Kecamatan
Bontoharu, dan sebagian wilayah Kecamatan Bontosikuyu.
b) Kawasan pengembangan pusat distribusi kebutuhan bahan pokok
Kawasan Timur Indonesia Pamatata di Kecamatan Bontomatene.
(1) KSP dengan sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya
alam dan/atau teknologi tinggi, terdiri dari Kawasan
Pertambangan Minyak dan gas Bumi Blok Selayar dan Blok
Karaengta di wilayah perairan laut Daerah yang meliputi
sebagian wilayah Kecamatan Bontomatene.

II-28
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

(2) KSP dengan sudut kepentingan fungsi dan daya dukung


lingkungan hidup, terdiri atas :
(a) kawasan hutan lindung, ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Pasimasunggu, sebagian wilayah Kecamatan
Pasimasunggu Timur dan sebagian wilayah Kecamatan
Pasimarannu; dan
(b) kawasan wisata bahari Takabonerate, ditetapkan di
Kecamatan Takabonerate.

B. TINJAUAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI


1. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sektor Industri Nasional
2. Kebijakan dan Rencana Pembangunan Industri Provinsi Sulawesi
Selatan
3. Kebijakan dan Rencana Pembangunan Industri Kabupaten Kepulauan
Selayar

C. TINJAUAN RPJMD KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR


1. Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten
Kepulauaan Selayar 2021-2026 yang dirumuskan adalah sebagai berikut:
a) Mengembangkan Tata Kelola Pemerintahan yang Akuntabel dan
Transparan, dengan tujuan meningkatnya kepercayaan masyarakat
terhadap pelayanan
b) Meningkatkan Kualitas Pembangunan Perdesaan, dengan tujuan
meningkatnya Kapasitas dan Fasilitas Perdesaan, serta meningkatnya
Kapasitas SDM dan Fasilitas Perekonomian Pedesaan
c) Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat, dengan tujuan meningkatkan
Fasilitas Pembangunan Sumber Daya Manusia, dengan sasaran
meningkatnya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat serta
meningkatnya daya beli masyarakat
d) Mengembangkan Pengelolaan Potensi Kemaritiman, dengan tujuan
mengoptimalkan pemanfaatan potensi kemaritiman, dengan sasaran:
meningkatnya usaha perikanan, meningkatnya usaha pariwisata,
meningkatnya usaha industri, transportasi, dan perdagangan

II-29
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

e) Meningkatkan Pembinaan Kehidupan Sosial dan Keagamaan, memiliki


tujuan pembangunan :
1) Meningkatkan aktualisasi nilai budaya, dengan sasaran meningkatnya
upaya pelestarian nilai-nilai budaya dan kearifan lokal dengan
mengaktualisasikan pada kehidupan sosial.
2) Meningkatkan kapasitas kelembagaan keagamaan, dengan sasaran
meningkatnya toleransi kehidupan sosial kemasyarakatan.
f) Meningkatkan Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan Meningkatkan
pelestarian lingkungan hidup, dengan sasaran Menurunnya tingkat
perusakan lingkungan hidup dan pencemaran serta meningkatnya
mitigasi lingkungan.
2. Keterkaitan Visi RPJPN, RPJPD Provinsi Sulawesi Selatan RPJPD
Kabupaten Kepulauan Selayar dan RPJMD
Sebagaimana dimaklumi bersama bahwa pembangunan daerah merupakan
bagian integral dari pembangunan nasional, yang berarti bahwa mulai dari
rencana pembangunan jangka panjang, rencana pembangunan jangka
menengah, dan rencana tahunan harus tergambar sinkronisasi mulai dari visi
yang ditetapkan sampai dengan program kegiatan yang akan dilaksanakan.
Menjaga sinkronisasi ini bertujuan agar supaya cita-cita pembangunan mulai
dari daerah sampai tingkat pusat dapat diupayakan dan diraih bersama
segenap elemen dan tingkatan pemerintahan.
Berikut ini digambarkan keterkaitan Visi RPJPN, RPJPD Provinsi Sulawesi
Selatan, RPJPD dan RPJMD Kabupaten Kepulauan Selayar :

Visi RPJPN 2005 – 2025 :


Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur

Visi RPJPD Prov. Sulsel 2005 – 2025 :


Wilayah Terkemuka di Indonesia melalui Pendekatan Kemandirian
Lokal yang Berdafaskan Keagamaan

Visi RPJPD Kab. Kepulauan Selayar 2005 – 2025 :


Selayar sebagai Kabupaten Maritim Terdepan, Mapan, mandiri, dan
Berkelanjutan

Visi RPJMD 2021 – 2026 : II-30


Kepulauan Selayar sebagai Bandar Maritim Kawasan Timur Indonesia
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

Gambar 2.1: Keterkaitan Visi RPJPN, RPJPD Provinsi Sulawesi Selatan, RPJPD
dan
RPJMD Kabupaten Kepulauan Selayar

Demikian pula dengan Misi sebagai cara untuk mewujudkan Visi yang telah
ditetapkan, harus tergambar sinkronisasi dan keterkaitannya sebagai upaya
tetap menjaga kesinambungan apa yang akan dilakukan mulai rencana
jangka panjang sampai rencana jangka menengah. Berikut disajikan
keterkaitan antara Misi RPJPD dan Misi RPJMD Kabupaten Kepulauan
Selayar :
Tabel 2.6
Keterkaitan Misi RPJPD Kab. Kepulauan Selayar dengan Misi RPJMD
No Misi RPJPD Misi RPJMD
Mengotimalkan pengelolaan potensi Mengotimalkan pengelolaan potensi
1
sumberdaya kemaritiman. sumberdaya kemaritiman.
Meningkatkan kualitas hidup
2 Meningkatkan kualitas SDM.
masyarakat ( Misi – 3 ).
Mengembangkan tata kelola
Mendorong terwujudnya daya saing dan
3 pemerintahan yang akuntabel dan
kemandirian daerah.
transparan ( Misi – 1 )
Meningkatkan kualitas pembangunan
perdesaan (Misi – 2).
Meningkatkan pembinaan kehidupan
sosial dan keagamaan (Misi – 5).
Meningkatkan pengelolaan lingkungan
4 Melestarikan fungsi lingkungan hidup.
hidup (Misi – 6).
Sumber : Naskah PERDA Kab. Kepulauan Selayar No. 2 Tahun 2021

Rumusan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, dan Indikator RPJMD yang akan
mendukung pencapaian Misi Kabupaten Kepulauan Selayar terdiri atas 7
tujuan, 11 sasaran dengan rumusan indikator sebanyak 8 indikator tujuan dan
17 indikator sasaran, sehingga total indikator yang digunakan untuk mengukur
capaian Misi Kabupaten Kepulauan Selayar sebanyak 25 indikator.
Tujuan dan sasaran yang terdapat pada RPJMD 2021-2026 ini juga diarahkan
untuk mendukung sasaran yang telah ditetapkan pada RPJPD 2005– 2025.
Berdasarkan analisis yang dilakukan terdapat 7 uraian sasaran pokok RPJPD
2005–2025 yang didukung oleh 7 tujuan dan 11 sasaran yang terdapat dalam
RPJMD 2021-2026.

3. Strategi RPJMD Kabupaten Kepulauan Selayar


Rumusan Strategi menunjukkan keinginan yang kuat dari pemerintah daerah
yang dalam hal ini adalah Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar dalam
menciptakan nilai tambah (value added) dari hasil perencanaan

II-31
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

pembangunan untuk digunakan oleh pemangku kepentingan. Di sisi lain,


strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program- program
indikatif untuk mewujudkan visi dan misi dalam sasaran RPJMD. Rumusan
strategi dijadikan sebagai salah satu rujukan penting dalam perencanaan
pembangunan daerah yang menjelaskan bagaimana sasaran akan dicapai
dan diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan.
Untuk mewujudkan visi pembangunan jangka menengah Kabupaten
Kepulauan Selayar Tahun 2021-2026 yang dilaksanakan melalui 6 (enam)
misi dan agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran, maka
dirumuskan strategi dan arah kebijakan kurun waktu 5 (lima) tahun
mendatang sebagai berikut:
a) Mengembangkan Tata Kelola Pemerintahan yang Akuntabel dan
Transparan
b) Meningkatkan Kualitas Pembangunan Perdesaan
c) Meningkatkan kualitas hidup masyarakat
d) Mengembangkan Pengelolaan Potensi Kemaritiman
e) Meningkatkan Pembinaan Kehidupan Sosial dan Keagamaan
f) Meningkatkan pengelolaan Lingkungan Hidup

4. Arah Kebijakan RPJMD


Arah kebijakan merupakan instrumen perencanaan yang memberikan
panduan kepada Pemerintah Daerah agar lebih terarah dalam menentukan
dan mencapai tujuan. Arah kebijakan pembangunan jangka menengah
daerah merupakan pedoman untuk menentukan tahapan dan prioritas
pembangunan 5 (lima) tahunan guna mencapai sasaran RPJMD secara
bertahap. Tahapan dan prioritas yang ditetapkan harus mencerminkan
urgensi permasalahan dan isu strategis yang hendak diselesaikan dengan
memperhatikan pengaturan waktu. Meski penekanan prioritas pada setiap
tahapan berbeda-beda, namun memiliki kesinambungan dari satu periode ke
periode lainnya dalam rangka mencapai sasaran tahapan 5 (lima) tahunan
dalam RPJMD.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa terwujudnya Visi Bandar
Maritim pada tahun 2026, akan memberi dampak pada terbangunnya daerah
sesuai strategi dan arah kebijakan yang tepat. Untuk mendapatkan program
prioritas, maka program pembangunan daerah dirumuskan dari masing-

II-32
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

masing strategi. Sementara itu untuk pencapaian visi, misi, tujuan, dan
sasaran agar lebih berkesinambungan, maka ditentukan tema atau fokus
pembangunan setiap tahun RPJMD.
Penetapan tema atau fokus tahunan tidak berarti mengabaikan kondisi lain
yang memang harus dikerjakan terus menerus setiap tahun. Alokasi
program rutin dan penyelenggaraan layanan publik terus menerus ada dan
dialokasikan anggarannya. Hal ini didasari pada prinsip perencanaan
strategik teknokratis. Perencanaan strategik tidak saja mengagendakan
aktivitas pembangunan, tetapi juga segala program yang mendukung dan
menciptakan layanan masyarakat tersebut dapat dilakukan secara baik,
termasuk di dalamnya upaya memperbaiki kinerja dan kapasitas birokrasi,
sistem manajemen, dan pemanfaatan teknologi informasi. Tema
pembangunan di Kabupaten Kepulauan Selayar selama Tahun 2022 - 2026
digambarkan sebagai berikut :
Tabel 2.7
Tema Pembangunan Kabupaten Kepulauan Selayar

No Tahun Tema Pembangunan


Pengelolaan Sumber Daya Alam Melalui Potensi Kemaritiman
1 2022
Untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
Peningkatan kualifikasi desa dan Sumber Daya Manusia untuk
2 2023 pembangunan yang lebih merata melalui inovasi dan
pemanfaatan teknologi informasi
Percepatan investasi potensi Sumber Daya Alam dan
3 2024
pembangunan infrastruktur menuju bandar maritim
Penguatan nilainilai kearifan lokal, sosial dan keagamaan,
4 2025 serta pelestarian lingkungan sebagai menopang tiga pilar
pembangunan
Pemantapan kapasitas pelayanan, pemberdayaan masyarakat
5 2026
dan daya saing melalui Bandar Maritim
Sumber : Naskah PERDA Kab. Kepulauan Selayar No. 2 Tahun 2021

5. Program Pembangunan Daerah


Berdasarkan rumusan strategi dan arah kebijakan, maka ditarik beberapa
prioritas pembangunan RPJMD Kabupaten Kepulauan Selayar 2021-2026,
yang kemudian diturunkan ke Program Pembangunan Daerah. Program
Pembangunan Daerah sesuai yang telah ditentukan dan diarahkan oleh
Bupati/Wakil Bupati terpilih terdiri dari dua program besar yakni Program
Strategis dan Program Prioritas.
Program Srategis dimaksud terdiri dari tiga pilar pembangunan dan satu
program unggulan sebagai penopang dari Visi Bandar Maritim.

II-33
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

Untuk mengantar pada penajaman Program Pembangunan Daerah yang


akan digunakan dalam mewujudkan Visi Bandar Maritim tersebut, berikut
dijelaskan pendekatan pembangunan wilayah yang akan diwujudkan pada
tiap kawasan pengembangan :
a) Pembangunan Distrbusi Logistik (PDL);
Program Strategis Pembangunan Distribusi Logistik (PDL) akan berpusat
di Desa Pamatata Kecamatan Bontomatene dan sekitarnya. Kawasan
PDL di Pamatata dan sekitarnya tersebut terdiri dari 3 (tiga) zona
pengembangan, masing - masing zona distribusi, zona
pelabuhan/petikemas, dan zona industri. Sementara itu tahapan
pengembangan dibagi juga kedalam 3 (tiga) tahapan besar, masing-
masing tahapan pembentukan, tahapan pembangunan, dan tahapan
pengelolaan.
Setiap tahapan berisi seperangkat kegiatan yang saling mendukung untuk
mewujudkan PDL yang pendanaannya terurai selama 5 (lima) tahun ke
depan sejalan dengan periodesasi RPJMD ini. Setiap kegiatan dan
pendanaan diberikan tanggungjawab kepada masing-masing Perangkat
Daerah teknis untuk menganggarkan dalam Rencana Strategis Perangkat
Daerahnya, mendasari skenario pembangunan yang telah disusun. Selain
itu, pembiayaan dari skenario pembangunan tersebut juga bersumber dari
APBN, APBD Provinsi, dan Swasta/ Badan Usaha.
Secara kewilayahan, Kawasan Pusat Distribusi Logistik di Pamatata dan
sekitarnya, akan didukung oleh 5 (lima) sub kawasan, yaitu :
1) Sub Kawasan Utama pada Kawasan Pelabuhan Benteng.
2) Sub Kawasan 1 pada Kawasan Pelabuhan Kayuadi.
3) Sub Kawasan 2 pada Kawasan Pelabuhan Benteng – Jampea.
4) Sub Kawasan 3 pada Kawasan Pelabuhan Bonerate.
5) Sub Kawasan 4 pada Kawasan Pelabuhan Kalaotoa.
Gambaran kondisi daerah yang diinginkan pada tahun 2026, ditandai
dengan keluaran terbentuknya dasar pembangunan Kawasan Pusat
Distribusi Logistik di Pamatata Kecamatan Bontomatene, berupa :
1) Tersedianya kajian dan kelengkapan administrasi pembentukan
Kawasan PDL;
2) Dimulainya pembangunan non fisik PDL;
3) Dimulainya pembangunan prasarana umum (utilitas) kawasan;

II-34
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

4) Dimulainya pengembangan pelabuhan umum;


5) Dimulainya pembangunan pelabuhan peti kemas;
6) Dimulainya pembangunan gudang produksi;
7) Masuknya investasi pada program pembangunan PDL; dan
8) Dimulainya pembangunan Sub Kawasan PDL
b) Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata;
Program Strategis Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Pariwisata akan dipusatkan di Pulau Pasi Gusung dan Matalalang dengan
luasan 7.160.000 m2. Lokasi ini merupakan lokasi yang telah diusulkan
ke Dewan KEK Nasional, yang berarti pembangunan dalam lokasi KEK
akan dilakukan oleh konsorsium pengusul dan pembangunan di luar
lokasi KEK akan dilakukan melalui pendanaan pemerintah dengan
dukungan APBN, APBD Provinsi, maupun APBD Kabupaten.
Pembangunan dalam lokasi KEK akan mendasari dari hasil Fisibility
Study dan Master Plan yang telah disusun oleh Konsorsium Pengusul,
sementara pembangunan di luar lokasi KEK akan mendasari skenario
pembangunan KEK yang khusus disusun oleh Pemerintah Daerah.
Skenario tersebut berisi seperangkat kegiatan yang saling mendukung
untuk mewujudkan KEK yang pendanaannya terurai selama 5 (lima)
tahun ke depan sejalan dengan periodesasi RPJMD ini. Setiap kegiatan
dan pendanaan diberikan tanggungjawab kepada masing-masing
Perangkat Daerah teknis untuk menganggarkan dalam Rencana Strategis
Perangkat Daerahnya. pembiayaan dari skenario pembangunan tersebut
juga bersumber dari APBN, APBD Provinsi, dan Swasta/ Badan Usaha.
Gambaran kondisi daerah yang diinginkan pada tahun 2026, ditandai
dengan keluaran terbentuknya dasar pembangunan Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) Pariwisata, berupa :
1) Terbentuknya KEK ;
2) Dimulainya pembangunan prasarana dasar/ infrastruktur pendukung
di luar kawasan;
c) Pembangunan Kawasan Industri Perikanan Terpadu (KIPT);
Program Strategis Pembangunan Kawasan Industri Perikanan Terpadu
(KIPT) akan berpusat di Hangkoang Desa Lowa Kecamatan Bontosikuyu.
Kawasan KIPT terdiri dari 5 (lima) zona pengembangan, masing-masing

II-35
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

zona pemberdayaan, zona industri ikan hidup, zona distribusi ikan beku,
zona industri produk akhir, dan zona industri berbahan baku ikan.
Sementara itu tahapan pengembangan dibagi kedalam 3 (tiga) tahapan
besar, masing-masing tahapan pembentukan, tahapan pembangunan,
dan tahapan pengelolaan.
Setiap tahapan berisi seperangkat kegiatan yang saling mendukung untuk
mewujudkan KIPT yang pendanaannya terurai selama 5 (lima) tahun ke
depan sejalan dengan periodesasi RPJMD ini. Setiap kegiatan dan
pendanaan diberikan tanggungjawab kepada masing-masing Perangkat
Daerah teknis untuk menganggarkan dalam Rencana Strategis Perangkat
Daerahnya, mendasari skenario pembangunan yang telah disusun dan
disepakati bersama. pembiayaan dari skenario pembangunan tersebut
juga bersumber dari APBN, APBD Provinsi, dan Swasta/ Badan Usaha.
Secara kewilayahan, Kawasan Industri Perikanan Terpadu (KIPT) di
Hangkoang, didukung oleh 5 (lima) sub sentra, yaitu :
1) Sub Sentra Utama pada Kawasan TPI Bonehalang.
2) Sub Sentra 1 pada Kawasan Pelabuhan Kayuadi.
3) Sub Sentra 2 pada Kawasan Pelabuhan Benteng – Jampea.
4) Sub Sentra 3 pada Kawasan Pelabuhan Bonerate.
5) Sub Sentra 4 pada Kawasan Pelabuhan Kalaotoa.
Gambaran kondisi daerah yang diinginkan pada tahun 2026, ditandai
dengan keluaran terbentuknya dasar pembangunan Kawasan Industri
Perikanan Terpadu (KIPT) di Hangkoang Kecamatan Bontosikuyu,
berupa:
1) Tersedianya kajian dan kelengkapan administrasi pembentukan
Kawasan KIPT;
2) Dimulainya pembangunan non fisik KIPT;
3) Dimulainya pembangunan prasarana umum (utilitas) KIPT;
4) Dimulainya pembangunan prasarana pada zona pemberdayaan
masyarakat dalam KIPT;
5) Dimulainya pembangunan pelabuhan perikanan Hangkoang;
6) Masuknya investasi pada program pembangunan KIPT; dan
7) Dimulainya pembangunan Sub Sentra KIPT.
d) Gerakan Membangun Desa Mandiri (Gerbang Sari).

II-36
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

Dimulainya pembangunan non fisik KIPT; dimulainya pembangunan


prasarana umum (utilitas) KIPT; dimulainya pembangunan prasarana
pada zona pemberdayaan masyarakat dalam KIPT; Dimulainya
pembangunan pelabuhan perikanan Hangkoang; Masuknya investasi
pada program pembangunan KIPT; dan Dimulainya pembangunan Sub
Sentra KIPT.
Sasaran yang ingin dicapai dari dua dimensi pelaksanaan tersebut adalah
pembangunan dan peningkatan prasarana perdesaan, penataan
kawasan permukiman, dan pembangunan ekonomi perdesaan. Program
Gerbangsari dilaksanakan melalui penyediaan payung hukum petunjuk
pelaksanaan, dianggarkan melalui APBD atau sumber pendanaan lain
yang sah. Sementara itu kegiatan Perangkat Daerah yang lingkup
kegiatannya sama atau sejalan dapat diintegrasikan ke dalam program
Gerbangsari
Gambaran kondisi daerah yang diinginkan pada tahun 2026, ditandai
dengan keluaran adanya desa berstatus mandiri, bertambahnya jumlah
desa berstatus maju, dan dikeluarkannya desa yang masih berstatus
sangat tertinggal.
Tabel 2.8
Keadaan Status Desa pada Tahun 2020 dan 2026
Keadaan Jumlah Keadaan Jumlah Desa
No Status Desa
Desa 2020 2026
1 Mandiri 0 3
2 Maju 3 10
3 Sangat Tertinggal 3 0
Sumber : Naskah PERDA Kab. Kepulauan Selayar No. 2 Tahun 2021

Guna mewujudkan peningkatan status desa tersebut ada 3 (tiga) indeks


yang harus diperkuat yaitu Indeks Ketahanan Sosial, Indeks Ketahanan
Ekonomi, dan Indeks Ketahanan Lingkungan, dengan berbagai macam
dimensi dan perangkat indikatornya.
Dimensi dan perangkat indikator inilah yang merupakan seperangkat
kegiatan yang saling mendukung untuk mewujudkan peningkatan IDM
yang pendanaannya terurai selama 5 (lima) tahun ke depan sejalan
dengan periodesasi RPJMD ini. Setiap kegiatan dan pendanaan diberikan
tanggungjawab kepada masing-masing Perangkat Daerah teknis untuk
menganggarkan dalam Rencana Strategis Perangkat Daerahnya

II-37
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

Gambaran kondisi daerah yang diinginkan pada tahun 2026 sebagai


penekanan yang termaktup pada indikator sasaran RPJMD ini ditandai
dengan terbentuknya Desa Mandiri sebanyak 3 desa, Desa Maju
sebanyak 10 desa dan desa dengan status desa sangat tertinggal tidak
ada lagi, sehingga merupakan kerja-kerja kolektif OPD yang terlibat untuk
mewujudkan terbentuknya 3 Desa Mandiri, 10 Desa Maju, dan Desa
Sangat Tertinggal menjadi tidak ada lagi di Kabupaten Kepulauan
Selayar. Segenap OPD memberikan dukungan penganggaran program
dan kegiatan maupun dari dukungan kebijakan/ regulasi. Desa lainnya
tetap akan diintervensi sebagaimana biasa baik dari dukungan anggaran
maupun dukungan kebijakan dari semua level mulai pusat, provinsi,
kabupaten, dan desa sesuai hasil Musyawarah Desa menuju pada
peningkatan pencapaian status desa masing-masing.
Dimensi pembangunan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat, dipilih
masing-masing 5 (lima) desa sasaran untuk pembangunan desa wisata,
desa nelayan, desa tani, dan desa koperasi, usaha kecil menengah,
melalui parameter sesuai latarbelakang potensi wilayah yang dimiliki
masing-masing desa termasuk kesiapan sumberdaya masyarakatnya.
Adapun desa-desa yang tercakup dan terpilih sebagai desa
pengembangan antara lain :
1) Desa Wisata : Desa Menara Indah, Bontomarannu, Bahuluang,
Patilereng, Polassi.
2) Desa Koperasi dan UMKM : Desa Bahuluang, Bontosunggu,
Bungaiya, Bontomarannu, Appatanah.
3) Desa Nelayan : Bontosunggu, Bonea, Mekar Indah, Appatanah,
Ujung.
4) Desa Tani : Pengembangan Kampong Munte, Desa Maharayya,
Onto, Kohala, Lantibongan, Tamalanrea, Bontotangga, Kaburu,
Bontolembangan, Batangmata Sapo, Laiyolo Baru. Pengembangan
Padi, Desa Ujung, Kembangragi, Bontobulaeng, Bontosaile,
Bontomalling, Labuang Pamajang, Lembang Baji, Ma’minasa,
Bontobaru, Teluk Kampe. Pengembangan Palawija, Desa Kayuadi,
Bonerate, Kalaotoa, Bonea Timur, Lowa. Pengembangan Peternakan,
Desa Bungaiya, Binanga Sombaiyya, Nyiur Indah, Tanamala,
Sambali, dan Batu Bingkung.

II-38
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

Diharapkan dengan perputaran ekonomi dan pemberdayaan masyarakat


dalam Program Unggulan Gerbangsari ini, akan dapat meningkatkan
penyediaan lapangan kerja, menurunkan tingkat pengangguran,
menurunkan angka kemiskinan, meningkatkan pengelolaan Sumber Daya
Alam, serta meningkatkan keberdayaan masyarakat desa. Disamping itu
sangat diharapkan desa-desa pengembangan tersebut dapat
memberikan efek pengganda bagi perkembangan desa-desa lain
disekitarnya. Salah satu yang menjadi perhatian serius Pemerintah
Daerah sebagai wujud implementasi program pemanfaatan SDA dan
penyelamatan lingkungan khususnya aspek keanekaragaman hayati
adalah Pembangunan Kebun Raya Gojang Desa Bontomarannu, yang
bertujuan terbangunnya kawasan hutan untuk pelestarian dan terbinanya
keanekaragaman hayati yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai aktifitas
ekonomi, sosial, budaya, sarana rekreasi, sekaligus menjaga kualitas
lingkungan baik kualitas air, tanah, udara, dan tutupan lahan.
Selanjutnya terkait pembangunan ekonomi desa, ada 5 (lima) indikator
pembangunan ekonomi desa yang hendak dituju, masing-masing :
1) Infrastruktur desa yang baik;
2) Fasilitas umum yang memadai;
3) Akses informasi yang merata;
4) Kualitas SDM yang unggul; dan
5) Pendapatan penduduk yang makin meningkat.
Lebih jauh dimensi pembangunan ekonomi dan pemberdayaan
masyarakat desa yang akan diwujudkan melalui pembangunan desa
(wisata, nelayan, tani, dan Koperasi UMKM), mempunyai tujuan masing-
masing :
1) Desa pengembangan Wisata, bertujuan :
(a) Penguatan infrastruktur dasar;
(b) Penguatan promosi melalui media cetak, elektronik, dan media
lainnya;
(c) Peyediaan data dan penyebaran informasi pariwisata;
(d) Peningkatan kerjasama dan kemitraan pariwisata; dan
(e) Monitoring dan evaluasi pengembangan dan pemasaran
pariwisata.
2) Desa Pengembangan Nelayan, bertujuan :

II-39
Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Selayar (KIS)
Kabupaten Kepulauan Selayar

(a) Pengalokasian pemberdayaan sumberdaya;


(b) Penguatan kelembagaan;
(c) Penguatan teknologi; dan
(d) Pemberdayaan sumberdaya manusia.
3) Desa Pengembangan Pertanian, bertujuan :
(a) Meningkatkan produksi produk pertanian dan peternakan;
(b) Meningkatkan produktifitas produk pertanian dan peternakan; dan
(c) Meningkatkan daya saing produk pertanian dan peternakan.
4) Desa pengembangan Koperasi dan UMKM, bertujuan :
(a) Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan koperasi dan
UMKM;
(b) Meningkatkan peran koperasi dan UMKM dalam pembentukan
produk unggulan daerah, perluasan kesempatan kerja dan
berusaha, serta peningkatan ekspor
(c) Pengembangan akses produksi melalui dorongan dan dukungan
sektor industri lokal berbasis sumberdaya lokal.
Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan daerah
Kabupaten Kepulauan Selayar tahun 2021-2026, maka dirumuskan
program pembangunan daerah yang merupakan implementasi dari arah
kebijakan pembangunan jangka menengah daerah. Program
pembangunan daerah merupakan panduan dalam menentukan kegiatan
prioritas perangkat daerah yang akan dilaksanakan selama lima tahun.

II-40

Anda mungkin juga menyukai