Anda di halaman 1dari 18

Kerangka Acuan Kerja (KAK)

Review Master Plan dan DED Pelabuhan Perikanan

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


REVIEW MASTER PLAN DAN DED PELABUHAN PERIKANAN
PPP LABUHAN HAJI – ACEH SELATAN

I. LATAR BELAKANG

Pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan
disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan
kegiatan sIstem bisnis perikanan yang dipergunakan sebagai tempat kapal perikanan
bersandar, berlabuh, dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan.

Pembangunan prasarana Pelabuhan Perikanan di Aceh khususnya Kabupaten


Aceh Selatan sangat diperlukan dalam rangka memberikan pelayanan dan
pembinaan terhadap nelayan, sehubungan dengan kelanjutan pembinaan dan
pengelolaan pemasaran hasil penangkapannya untuk mendukung kegiatan
perekonomian pada sektor perikanan laut. Didalam Undang-Undang No.45/2009
tentang Perikanan dinyatakan bahwa pemerintah berkewajiban menyelenggarakan
dan melakukan pembinaan pelabuhan perikanan yang berfungsi dalam mendukung
kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan
dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan
pemasaran.

Fungsi pelabuhan perikanan dalam mendukung pengelolaan dan pemanfaatan


sumberdaya ikan dan lingkungannya dapat berupa :
1. Pelayanan tambat dan labuh kapal perikanan;
2. Pelayanan bongkar muat;
3. Pelayanan pembinaan mutu dan pengolahan hasil perikanan;
4. Pemasaran dan distribusi ikan;
5. Pengumpulan data tangkap dan hasil perikanan;
6. Tempat pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan masyarakat Nelayan;
7. Pelaksanaan kegiatan operasional kapal perikanan;
8. Tempat pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sumberdaya ikan;
9. Pelaksanaan kesyahbandaran;
10. Tempat pelaksanaan fungsi karantina ikan;
1
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Review Master Plan dan DED Pelabuhan Perikanan

11. Publikasi hasil pelayanan sandar dan labuh kapal perikanan dan kapal
pengawasan kapal perikanan;
12. Tempat publikasi hasil riset kelautan dan perikanan;
13. Pemantauan wilayaha pesisir dan wisata bahari;
14. Pengendalian lingkungan.

Salah satu pelabuhan perikanan yang menjadi pusat pengelolaan dan produksi
ikan hasil tangkapan di Kabupaten Aceh Selatan adalah Pelabuhan Perikanan Pantai
(PPP) Labuhan Haji, yang berada di Kecamatan Labuhanhaji.

Upaya pengembangan PPP Labuhan Haji telah dilakukan baik oleh Pemerintah
Aceh maupun Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan melalui pelaksanaan kegiatan
oleh Dinas Kelautan dan Perikanan, baik berupa penyusunan dokumen perencanaan
serta pembangunan fisiknya. Banyak fasilitas pelabuhan telah dibangun di lokasi ini,
namun hingga saat ini PPP ini belum dapat berfungsi dengan baik sebagaimana
mestinya. Untuk itu perlu dilakukan penyesuaian konsep pengembangan pelabuhan
perikanan yang telah ada dengan kondisi dan kebutuhan kekinian sehingga
pengelolaan pelabuhan perikanan dapat lebih optimal.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dari pekerjaan Review Master Plan dan DED Pelabuhan
Perikanan PPP Labuhan Haji – Aceh Selatan, ini adalah untuk;
1. Melakukan tinjauan menyeluruh terhadap master plan yang telah disusun
sebelumnya dan menyusun master plan baru sesuai dengan kondisi kekinian.
2. Penyusunan Detail Engineering Design (DED) fasilitas pelabuhan perikanan
sesuai kebutuhan.

III. LOKASI KEGIATAN

Lokasi kegiatan Review Master Plan dan DED Pelabuhan Perikanan ini adalah
Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Labuhan Haji, Kecamatan Labuhanhaji Kabupaten
Aceh Selatan.

2
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Review Master Plan dan DED Pelabuhan Perikanan

IV. OUTPUT/HASIL YANG DI HARAPKAN

Hasil dari kegiatan Review Master Plan dan DED Pelabuhan Perikanan ini
adalah Dokumen Master Plan dan DED PPPLabuhan Haji – Aceh Selatan yang telah
disesuaikan dengan kondisi kekinian dan kebutuhan dalam pengelolaan pelabuhan
perikanan.

V. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Rencana pembangunan pelabuhan perikanan wajib mempertimbangkan;


1. potensi sumberdaya ikan dan pengelolaannya;
2. potensi sumberdaya manusia;
3. dukungan terhadap pengembangan ekonomi wilayah baik regional maupun
nasional;
4. Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Nasional;
5. Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Provinsi/Kabupaten/Kota.

Pelabuhan merupakan elemen yang penting dalam perkembangan sosial


ekonomi suatu daerah dan negara, disamping sebagai mata rantai dari sistem
transportasi. Pada prinsipnya perencanaan pelabuhan harus mempertimbangkan
seluruh aspek yang terkait pada perkembangan daerah dan negara.

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan pelabuhan [ The


IAPH Guidelines, 2001] antara lain: 1) Kebutuhan akan ruang dan lahan, 2)
Perkembangan ekonomi daerah hinterland pelabuhan, 3) Perkembangan industri
yang terkait dengan pelabuhan, 4) Arus dan komposisi barang yang ada dan
diharapkan, 5) Tipe dan ukuran kapal, 6) Jaringan transportasi darat dan laut dengan
hinterland, 7) Akses dari dan menuju laut, 8) Potensi pengembangan, 9) Aspek
hidraulika dan nautika, 10) Keamanan/keselamatan dan dampak lingkungan, 11)
Analisis ekonomi dan finansial, dan, 12) Struktur dan fasilitas yang sudah ada.

Sesuai dengan maksud dan tujuan studi, ruang lingkup pekerjaan studi ini secara
umum meliputi:

3
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Review Master Plan dan DED Pelabuhan Perikanan

5.1. Survei dan Pengumpulan Data

a. Data Administrasi dan kondisi fisik wilayah, antara lain:


- Administrasi Wilayah
- Topografi/Bathimetry
- Geologi
- Hidrologi/hidrooceanografi
- Iklim
- Sumberdaya alam, dsb.

b. Data Sosial Ekonomi Wilayah, antara lain mengenai :


- Penduduk
- Ketenagakerjaan
- Pendidikan
- Kesehatan
- Agama
- Perekonomian, dsb.

c. Data Perikanan
Data yang dikumpulkan meliputi semua aspek yang berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan perikanan, antara lain :
- Potensi sumber daya perikanan, daerah penangkapan (fishing ground),
tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan, dan sisa potensi yang masih
dapat dieksploitasi.
- Armada/kapal perikanan meliputi jenis, ukuran, jumlah, domisili dan lain-
lain.
- Alat tangkap meliputi jenis dan jumlahnya.
- Produksi meliputi jenis ikan, jumlah, harga rata-rata, mutu dan nilainya.
- Nelayan meliputi jumlah dan lokasi pemasaran, potensi pasar, jenis ikan
yang dipasarkan, transportasi dan lain-lain.

d. Kondisi Sosial Ekonomi Nelayan


Data yang dikumpulkan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan
kegiatan usaha perikanan, antara lain
- Jenis usaha perikanan yang dilakukan oleh nelayan/pengusaha setempat.
- Cara memperoleh modal investasi dan modal kerja.

4
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Review Master Plan dan DED Pelabuhan Perikanan

- Pendapatan/sisa hasil usaha, biaya eksploitasi, jumlah hari operasi per


trip, jumlah hari operasi per tahun, harga jual ikan, biaya retribusi lelang,
biaya tambat labuhan di pelabuhan dan lain-lain.
- Tingkat pendidikan dan keterampilan nelayan.
- Tingkat pendapatan nelayan (rata-rata per bulan/per tahun)
- Rata-rata jumlah anggota keluarga dan jumlah tanggungan masing-
masing rumah tangga nelayan.
- Adat istiadat atau kebudayaan masyarakat nelayan setempat.
- Aspirasi dan persepsi masyarakat nelayan terhadap pembangunan
Pelabuhan Perikanan/PPP.
Catatan: Konsultan harus meliputi data perkembangan perikanan dan
sosial ekonomi perikanan masing-masing wilayah sekitar lokasi
selama 10 tahun terakhir.

e. Survei Kondisi Fisik Lokasi, meliputi :


- Survei Topografi dan bathimetri
- Survei Hidrooceanografi, meliputi :
 Pengukuran Pasang Surut
 Arus
 Gelombang
 Angin
 Sedimentasi
- Penyelidikan Tanah dengan sondir dan boring.
- Data sarana dan prasarana, muka air bersih serta bahan bangunan
setempat
- Penyelidikan Aspek Lingkungan, antara lain meliputi kualitas air, udara
dan limbah

5.2. Studi Pengembangan dan Kajian Kelayakan

Berdasarkan analisa seluruh data yang telah didapat, Konsultan harus


membuat analisa pengembangan perikanan untuk merumuskan jenis dan
besaran fasilitas Pelabuhan Perikanan/PPP dalam jangka pendek, menengah
dan jangka panjang. Dari hasil studi ini Konsultan harus membuat Lay Out
Pelabuhan Perikanan/PPP berdasarkan zonase fasilitas darat dan laut sesuai

5
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Review Master Plan dan DED Pelabuhan Perikanan

dengan aliran aktifitas seluruh elemen pengguna (User), penempatan fasilitas-


fasilitas tersebut harus didasarkan pada pertimbangan teknis, fungsional dan
kesesuaian pola kegiatan operasional yang direncanakan. Disamping itu
Konsultan juga harus menginventarisir dan menganalisa kebutuhan fasilitas
ekonomi dan fasilitas sosial dipermukiman nelayan yang terdekat dengan lokasi
pelabuhan perikanan/PPP.

Konsultan harus mengkaji aspek kelayakan yang meliputi kelayakan


pengembangan/operasional Pelabuhan Perikanan/PPP dan pengelolaannya.
Selain itu, konsultan diminta untuk menghitung perkiraan penyerapan tenaga
kerja (un-skilled labour) dalam jumlah orang/hari.

5.3. Review Master Plan dan Detail Engineering Design (DED)


Berdasarkan Lay Out dan perencanaan kebutuhan fasilitas jangka pendek,
menengah dan panjang, maka Konsultan harus membuat masterplan dan
perencanaan Detail Design dengan berpedoman pada peraturan yang berlaku
(Standar Umum Pelabuhan, PBI, PMI, PKKI, PPBBI, ASTM, Shore Protection
Manual, IAPH Procedure, UNTAC Procedure, PIANC Procedure, dll). Lay
out/zonasi secara lengkap dibuat dalam gambar berwarna, serta dilengkapi
dengan gambar perspektip seluruh fasilitas yang direncanakan.

Perencanaan fasilitas yang dibutuhkan harus diperhitungkan sesuai


ketentuan yang termaktub dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
tentang Kepelabuhanan Perikanan.

Untuk perencanaan detail struktur fasilitas laut, harus mempertimbangkan


hal-hal sebagai berikut :
 Setiap fasilitas laut harus direncanakan terhadap kemudahan operasional
terutama desain dermaga, harus diperhitungkan terhadap kemudahan
bongkar muat dan olah gerak kapal yang berlabuh.
 Perencanaan struktur fasilitas laut harus diperhitungkan terhadap
keamanan, daya tahan serta ketersediaan material di lokasi.
 Semua perhitungan struktur harus dibuat analisanya berdasarkan analisa
struktur yang lazim digunakan dan untuk struktur konstruksi khusus harus
dilakukan perhitungan dengan menggunakan perangkat lunak STAAD 3/
ETAB/SAP/STRUDLE, atau software yang lazim dipakai.
6
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Review Master Plan dan DED Pelabuhan Perikanan

 Konstruksi permanen dengan umur konstruksi minimal 25 tahun.


 Efesien biaya dengan memperhitungkan sistem konstruksi yang paling
mudah dalam pelaksanaan, menggunakan material bangunan setempat,
peralatan dan kemampuan teknis kontraktor.
 Keamanan dalam pelaksanaan.
 Kemudahan dalam operasi dan pemeliharaan.

Selain itu, dalam merencanakan fasilitas darat, konsultan diminta untuk


mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
 Perbaikan sistim sanitasi dan penyediaan fasilitas pengolahan limbah cair
sederhana;
 Penyediaan air bersih serta instalasinya;
 Fasilitas yang dapat menunjang kegiatan pengelolaan/penanganan ikan
berupa bangsal pengolahan atau pengepakan.

5.4. Penyusunan Review Rencana Induk

1. Penentuan target proyek (pendek, menengah, panjang);


2. Faktor pertimbangan (fungsi/klasifikasi, Rencana Induk Pengembangan
Perikanan Nasional, Rencana Induk Pembangunan Daerah, potensi
perikanan tersedia, proyeksi peningkatan produksi, proyeksi konsumsi,
kondisi alam, fasilitas yang sudah ada, potensi masyarakat dan dampak
pembangunan);
3. Prosedur penyusunan rencana (Fungsi dan peranan pelabuhan, proyeksi
pengembangan, jenis-jenis fasilitas, ukuran fasilitas, rencana tapak,
menetapkan pilihan);
4. Bentuk rencana induk (buku rencana induk, gambar site plan).

Rencana pembangunan pelabuhan perikanan wajib mempertimbangkan;


1. Potensi sumberdaya ikan dan pengelolaannya;
2. Potensi sumberdaya manusia;
3. Dukungan terhadap pengembangan ekonomi wilayah baik regional maupun
nasional;
4. Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Nasional;
5. Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Provinsi/Kabupaten/Kota.

7
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Review Master Plan dan DED Pelabuhan Perikanan

Suatu rencana induk sesuai dengan tahapannya haruslah mencerminkan :


a. Pengembangan kegiatan perikanan, termasuk didalamnya tingkat produksi
yang diharapkan;
b. Rencana pembangunan fasilitas perikanan.

Secara fisik rencana induk tersebut berisi antara lain :


1. Titik tolak penyusunan dan wilayah pengembangan;
2. Karakteristik wilayah dan permasalahan;
3. Pendekatan dan pemecahan masalah;
4. Rencana pengembangan;
5. Lampiran dan perhitungan.

Dokumen ini nantinya disusun dengan memperhatikan dan


mempertimbangkan faktor-faktor:
1. Fungsi/klasifikasi pelabuhan yang direncanakan
2. Rencana induk pengembangan perikanan regional/nasional
3. Rencana induk pembangunan daerah
4. Potensi perikanan yang tersedia
5. Proyeksi konsumsi
6. Kondisi alam
7. Fasilitas yang sudah ada
8. Potensi masyarakat setempat yang dapat mendukung pembangunan
pelabuhan ini
9. Akibat sampingan (dampak) yang timbul karena pembangunan pelabuhan ini
nantinya.

5.5. Pembuatan Dokumen Tender dan Rencana Anggaran Biaya


Berdasarkan Detail Design yang telah dibuat, Konsultan harus membuat
Dokumen Tender, yang meliputi :
a. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
b. Spesifikasi Teknis Pekerjaan
c. Daftar Jenis dan Volume Pekerjaan (Bill Of Quantity)
d. Engineering Estimate (EE)
e. Gambar Konstruksi

8
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Review Master Plan dan DED Pelabuhan Perikanan

RKS yang dipersiapkan oleh Konsultan harus dibuat berdasarkan


ketentuan dan peraturan Pemerintah yang berlaku dan standar yang biasa
digunakan dilingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan.Bill of Quantity harus
dihitung berdasarkan gambar-gambar rencana yang dibuat oleh Konsultan, dan
dirinci kedalam uraian-uraian pekerjaan yang standar. Jenis material yang akan
digunakan dalam pelaksanaan konstruksi harus dimasukkan pula ke dalam Bill of
Quality. Perhitungan estimasi biaya harus dibuat berdasarkan analisa harga
satuan pekerjaan dan bahan yang terinci dengan menggunakan harga satuan
upah dan bahan yang dikeluarkan oleh Pemerintah dengan mempertimbangkan
pula harga yang berlaku di pasaran.

Selain itu, konsultan juga menyediakan foto-foto yang berisikan tentang


kegiatan perikanan di pelabuhan perikanan sebelum dilaksanakan
pembangunan.

VI. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


Pekerjaan Review Master Plan dan DED Pelabuhan Perikanan PPP Labuhan
Haji – Aceh Selatan, harus dapat diselesaikan dalam waktu tidak lebih dari 5 (lima)
bulan. Jadwal pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut :
Bulan
No. Uraian Kegiatan
I II III IV V
1. Laporan Pendahuluan
2. Survey, Pengumpulan dan Pengolahan Data
3. Review Master Plan
4. Laporan Review Rencana Induk
5. Review DED
6. Laporan DED/Laporan Akhir

VII. PENYERAHAN LAPORAN


Sesuai dengan ruang lingkup pekerjaan, maka jenis laporan yang harus
diserahkan oleh Konsultan masing-masing 10 (sepuluh) Eksemplar adalah:
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Rencana Induk
3. Laporan Akhir
4. Executif Summary
5. Nota Design

9
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Review Master Plan dan DED Pelabuhan Perikanan

6. Dokumen Tender
a. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
b. Spesifikasi Teknis Pekerjaan
c. Daftar Jenis dan Volume Pekerjaan (BQ)
d. Gambar Konstruksi
7. Rencana Anggaran Biaya Pembangunan
8. Manual Operasi dan Pemeliharaan
Semua dokumen tersebut diatas harus diserahkan dalam bentuk hardcopy dan
softcopy.

7.1. Laporan Pendahuluan


Laporan Pendahuluan ini harus disampaikan oleh Konsultan selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari masa kerja setelah SPMK dan berisi antara lain:
1. Penjelasan secara garis besar kondisi lokasi proyek
2. Permasalahan yang dicapai
3. Program dan jadwal pelaksanaan pekerjaan
Laporan pendahuluan dibahas terlebih dahulu oleh tim teknis untuk
mendapat masukan dan persetujuan. (DIPRESENTASIKAN)

7.2. Laporan Rencana Induk (Master Plan)


Laporan Rencana Induk ini harus disampaikan oleh Konsultan selambat-
lambatnya 120 (Seratus dua puluh) hari masa kerja setelah SPMK dan berisi
antara lain Laporan Rencana Induk dituangkan dalam bentuk dokumen yang
memuat:
a. latar belakang;
b. gambaran umum kondisi lokasi;
c. kerangka kebijakan strategi pembangunan pelabuhan perikanan;
d. tahapan dan jangka waktu pelaksanaan pembangunan pelabuhan perikanan;
e. rencana titik koordinat wilayah kerja dan wilayah pengoperasian pelabuhan
perikanan;
f. rencana fasilitas yang akan dibangun;
g. perkiraan kebutuhan anggaran;
h. rencana pengelolaan pelabuhan perikanan; dan gambar tata letak (lay out).
(DIPRESENTASIKAN)

10
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Review Master Plan dan DED Pelabuhan Perikanan

7.3. Laporan Akhir


Laporan ini berisi antara lain: kriteria perencanaan (Nota Design),
perhitungan struktur dan gambaran detail dari masing-masing fasilitas.
(DIPRESENTASIKAN)

7.4. Dokumen Tender dan Rencana Anggaran Biaya


7.4.1. Dokumen Tender
Untuk masing-masing lokasi, Dokumen Tender ini harus terdiri dari :
- Rencana Kerja dan Syarat-syarat
- Spesifikasi Teknis Pekerjaan
- Daftar Jenis dan Volume Pekerjaan (BQ)
- Gambar Konstruksi

7.4.2. Rencana Anggaran Biaya


Rencana Anggaran Biaya ini harus disertai dengan rincian analisa harga
satuan berdasarkan analisa yang biasa dipakai.

VIII. TENAGA AHLI DAN PENDUKUNG YANG DIPERLUKAN

Untuk melaksanakan pekerjaan Review Master Plan dan DED Pelabuhan Perikanan
PPP Labuhan Haji – Aceh Selatan, ini diperlukan tenaga ahli yang terdiri dari tenaga
ahli utama yang dibantu oleh tenaga ahli muda dan tenaga pendukung.

A. Kualifikasi Tenaga Profesional.

1. Ketua Tim (Team Leader)


Seorang Sarjana (S.1) Teknik Sipil/Pantai/Kelautan dengan pengalaman
minimal 4 (empat) tahun serta dan mempunyai pengalaman minimal 1 (satu)
kali dalam kegiatan penyusunan master plan atau review master plan
pelabuhan perikanan, memiliki sertifikat keahlian “SKA Ahli Muda Teknik
Sumber Daya Air” mempunyai wawasan yang luas, mempunyai jiwa
kepemimpinan serta dapat bekerja sama dengan seluruh anggota Tim. Ketua
Tim bertanggung jawab atas semua kegiatan dan sekaligus sebagai
Koordinator tim. Ketua Tim bekerja selama 5 (lima) bulan.

11
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Review Master Plan dan DED Pelabuhan Perikanan

2. Ahli Arsitektur
Seorang Sarjana (S.1) Teknik Arsitektur dengan pengalaman minimal 2
(dua) tahun dalam pekerjaan dibidang perencanaan bangunan pelabuhan,
memiliki sertifikat keahlian “SKA Ahli Muda Arsitektur”. Ahli Teknik Arsitektur
bertangggung jawab langsung kepada Ketua Tim dan dibantu oleh personil
lainnya dan bekerja selama 4 (empat) bulan.

3. Ahli Teknik Bangunan Gedung


Seorang Sarjana (S.1)Teknik Sipil dengan pengalaman minimal 2 (dua)
tahun dalam pekerjaan dibidang perencanaan bangunan pelabuhan terutama
fasilitas bangunan darat, memiliki sertifikat keahlian “SKA Ahli Muda Teknik
Bangunan Gedung”. Ahli Teknik Bangunan Gedung bertangggung jawab
langsung kepada Ketua Tim dan dibantu oleh personil lainnya dan bekerja
selama 4 (empat) bulan.

4. Ahli Pelabuhan Perikanan


Seorang Sarjana (S.1) Teknik Sipil/Bangunan Pantai dengan pengalaman
minimal 2 (dua) tahun dalam pekerjaan dibidang perencanaan fasilitas
pelabuhan terutama fasilitas laut, memiliki sertifikat keahlian “SKA Ahli Muda
Teknik Sumber Daya Air dan Ahli Teknik Dermaga”. Ahli Pelabuhan
Perikanan bertangggung jawab langsung kepada Ketua Tim dan dibantu oleh
personil lainnya dan bekerja selama 4 (empat) bulan.

5. Ahli Geodesi
Seorang Sarjana (S.1) Teknik Geodesi/Oceanografi dengan pengalaman
minimal 2 (dua) tahun memiliki kompetensi melaksanakan pemetaan tanah
dan atau laut dengan metoda teristis, fotogrameris, remotesensing maupun
GPS yang diperlukan sebagai dasar merancang bangunan dan/atau wilayah
tertentu, memiliki sertifikat keahlian “SKA Ahli Muda Geodesi”. Ahli ini
bertangggung jawab langsung kepada Ketua Tim dan dibantu oleh personil
lainnya dan bekerja selama 4 (empat) bulan.

12
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Review Master Plan dan DED Pelabuhan Perikanan

6. Ahli Perikanan Tangkap


Seorang Sarjana (S.1) Perikanan dengan pengalaman minimal 2 (dua)
tahun memiliki kompetensi dalam bidang perikanan tangkap. Ahli ini
bertangggung jawab langsung kepada Ketua Tim dan dibantu oleh personil
lainnya dan bekerja selama 4 (empat) bulan.

B. TENAGA SUB PROFESIONAL


Kebutuhan tenaga sub profesional yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1. Surveyor
Seorang Sarjana (S.1) dengan pengalaman 2 (dua) tahun/ Sarjana Muda (D.3)
dengan pengalaman 4 (empat) tahun jurusan Teknik Sipil/Geodesi, memiliki
sertifikat keahlian “SKK Juru Ukur/Teknisi Survey Pemetaan”. Bekerja selama 3
(tiga) bulan.

2. CAD/CAM Operator
Seorang Sarjana (S.1) dengan pengalaman 2 (dua) tahun/ Sarjana Muda (D.3)
dengan pengalaman 4 (empat) tahun Teknik Sipil/Arsitektur, memiliki sertifikat
keahlian “SKK Juru Gambar/Draftman-SipI”. Bekerja selama 3 (tiga) bulan.

C. TENAGA PENUNJANG
Kebutuhan tenaga penunjang untuk penyelesaian pekerjaan ini yaitu seorang
operator komputer, dengan masa kerja selama 5 (lima) bulan.
Adapun tenaga ahli dan pendukung yang diperlukan adalah sebagai berikut :
Masa
Pengalaman
A. Tenaga Profesional Pendidikan Kualifikasi Kerja
(Tahun)
(OB)
I. Ketua Tim
1. Ketua Tim/Team Leader S1 Teknik Sipil/ 4 Ahli Muda 5
Pantai/Kelautan
II. Tenaga Ahli
1. Ahli Arsitektur S1 Teknik 2 Ahli Muda 4
Arsitektur
2. Ahli Teknik Bangunan Gedung S1 Teknik Sipil 2 Ahli Muda 4
3. Pelabuhan Perikanan S1 Teknik Sipil/ 2 Ahli Muda 4
Bangunan Pantai
3. Ahli Geodesi S1 Teknik 2 Ahli Muda 4
Geodesi/
Oceanografi
4. Ahli Perikanan Tangkap S1 Perikanan 2 - 4

13
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Review Master Plan dan DED Pelabuhan Perikanan

B. Tenaga Sub Profesional


1. Surveyor S1/D3 Teknik 2/4 SKK 3
Sipil/Geodesi
2. CAD/CAM Operator S1/D3 Teknik 2/4 SKK 3
Sipil/Arsitektur
C. Tenaga Pendukung
1. Operator Komputer - - - 5

III. BIAYA
Biaya yang dianggarkan untuk pelaksanaan pekerjaan Review Master Plan dan
DED Pelabuhan Perikanan PPP Labuhan Haji – Aceh Selatan ini sebesar
Rp.500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah) bersumber dari DPA SKPA Dinas Kelautan
dan Perikanan Aceh Tahun Anggaran 2019 (Dana OTSUS) Program Pengembangan
Perikanan Tangkap Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Pelabuhan
Perikanan. Rencana Anggaran Biaya (RAB) terlampir.

IV. PENUTUP

Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dibuat untuk dapat dipergunakan
seperlunya.

Banda Aceh, Januari 2019


KUASA PENGGUNA ANGGARAN
Program Pengembangan Perikanan Tangkap,

ALIMAN, S.Pi, M.Si


NIP 19750210 200312 1 005

14
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Review Master Plan dan DED Pelabuhan Perikanan

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN SURVEY TOPOGRAFI – BATHIMETRI, HIDROOCEANOGRAFI DAN


MEKANIKAL TANAH

1. Maksud dan Tujuan


Kegiatan survei ini dimaksudkan untuk membuat peta situasi detail terbaru
serta untuk mengetahui karakteristik fisik kondisi lokasi proyek.

2. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pengumpulan dan penyajian data yang berhubungan dengan lokasi proyek.
3. Menyiapkan program kerja untuk masing-masing survei.
4. Menyiapkan surat-surat ijin/keterangan
5. Mobilisasi personil dan peralatan masing-masing survei
6. Pemeriksaan peralatan survei

3. Produser Pelaksanaan Survei


1. Survei Topografi dan bathimetri
Survei topografi meliputi luas areal Pelabuhan Perikanan/Pelabuhan
Perikanan Pantai (PPP).Pekerjaan ini meliputi pengukuran titik kontrol vertikal
dan horizontal, situasi detail serta pemasangan bench mark (BM) sebagai titik
tetap. Koordinat horizontal (x,y) harus mengacu kepada koordinat lokal,
sedang referensi ketinggian yang dipergunakan adalah elevasi LWS.
Pengukuran titik kontrol horizontal dilaksanakan dengan cara poligon tertutup,
yaitu dengan mengukur jarak dan sudut menurut lintasan tertutup. Pengukuran
sudut dilakukan dengan pembacaan double seri (keadaan biasa dan luar
biasa), dimana besar sudut yang akan dipakai adalah harga rata-rata dari
pembacaan tersebut. Azimut awal harus ditetapkan dengan pengamatan
matahari dan dikoreksikan terhadap azimut magnetis.

Survei bathimetri meliputi perairan kolam pelabuhan yang sudah ada,


alur sungai, serta perairan di depan/luar kolam pelabuhan dengan interval lajur
sounding 25 m dan mencapai kedalaman + 6 m LWS. Penentuan titik lajur
sounding dilakukan dengan pengukuran traverse sepanjang pantai. Titik lajur
15
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Review Master Plan dan DED Pelabuhan Perikanan

topografi). Peta bathimetri harus menyatu dengan peta topografi dengan


sounding ini harus diikatkan dengan titik tetap (BM) di darat (dari pengukuran
referensi koordinat dan elevasi yang sama, dan menggambarkan hal-hal
penting seperti gosong pasir, daerah dangkal, kerangka kapal tenggelam,
rintangan navigasi, garis/kontur kedalaman, dan garis pantai.

2. Survei Hidrooceanografi
Survei Hidrooceanografi mencakup :

a. Pengamatan Pasang Surut


Maksud pengamatan pasang surut adalah untuk menentukan
kedudukan air tertinggi, duduk tengah dan kedudukan air terendah.
Pengamatan muka air dilakukan minimal selama 15 hari terus-menerus
dengan interval pembacaan setiap 30 menit, yang dimulai pada pukul
00.00 pada hari pertama dan berakhir pada pukul 24.00 hari terakhir.
Perhitungan konstanta harmonis, air tertinggi, duduk tengah dan air
terendah dilakukan dengan metode Admiralty. Sebagai titik referensi
ketinggian digunakan BM yang sama dengan yang digunakan untuk
pengukuran topografi dan bathimetri.

b. Pengukuran Arus
Pengukuran arus dilakukan pada lokasi-lokasi yang mempunyai
pengaruh penting terhadap dermaga dan olah gerak kapal. Pengukuran
dilakukan selama 25 jam terus menerus dengan interval 30 menit, dan
dilakukan pada saat pasang tertinggi (Spring Tide) dan pada saat pasang
kecil (Neap Tide), pada kondisi ekstrim. Posisi pengukuran arus pada 0,2
d; 0,6 d; dan 0,8 dari permukaan air, dengan d = kedalaman di lokasi
pengukuran.

c. Pengukuran Gelombang
Pengukuran gelombang dapat dilakukan dengan cara manual atau
dengan alat pencatat otomatis. Pengukuran dengan cara manual
menggunakan palampung yang dicatat posisi maupun ketinggiannya
dengan alat ukur yang dibaca secara manual setiap interval waktu tertentu.
Sedang pengukuran dengan cara otomatis menggunakan pencatat
gelombang elektronik yang disebut Waverider yang diapungkan di laut.

16
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Review Master Plan dan DED Pelabuhan Perikanan

Alat ini dilengkapi dengan alat pancar (transmitter dengan antena) yang
secara otomatis mengirimkan data tinggi gelombang yang diterima oleh
pesawat penerima yang disebut Diwar yang dikomunikasikan langsung
dengan perangkat komputer (PC) yang mampu menampilkan data digital
hasil pancaran Waverider.

d. Pengambilan Contoh Sedimen


Pekerjaan ini mencakup pengambilan contoh sedimen suspensi dan
sedimen dasar. Pengambilan contoh sedimen suspensi dilakukan pada
saat dan posisi yang sama dengan pengukuran arus. Pengambilan contoh
sedimen suspensi dilakukan pada saat spring tide dan neap tide pada
kondisi ekstrim. Contoh, sedimen suspensi (6 sample) ini kemudian di tes
di laboratorium untuk mengetahui kadar sedimen yang dinyatakan dalam
mg/liter. Pengambilan contoh sedimen dasar di lakukan minimal pada 2
titik yang dianggap mewakili kondisi sedimentasi di sepanjang
pantai.Contoh sedimen dasar ini selanjutnya dites di laboratorium untuk
mengetahui jenis dan gradasi butiran dari sedimen dasar.

3. Penyelidikan Tanah

Pekerjaan penyelidikan tanah mencakup :


 Bor mesin sebanyak 1 titik di lokasi bangunan utama (dermaga) dengan
kedalaman pemboran  30 m.
 Sondir (kapasitas 1,5 ton) sebanyak 2 titik di lokasi bangunan utama
(dermaga) hingga mencapai tegangan konus 150 kg/cm2 dan 3 titik di
lokasi bangunan fungsional.
 Pengambilan undisturbed sample setiap interval 3 meter kedalaman
pemboran.
 Standard, Penetration Test (SPT) setiap interval 3 meter kedalaman
pemboran.
 Tes Laboratorium : Index properties dan engineering properties.

Lobang bor yang terjadi sewaktu pengeboran harus dilindungi dengan


casing agar tidak terjadi kelongsoran sehingga diperoleh hasil pengeboran
yang baik. Untuk tanah lunak (soft soil) pengeboran harus dilakukan dengan

17
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Review Master Plan dan DED Pelabuhan Perikanan

casing berputar, drilling rod dan ujung casing diberi mata bor. Bila ditemui
tanah keras maka pemboran harus dilakukan dengan diamond bit.

Untuk setiap interval kedalaman pemboran 3 m dilakukan pengambilan


contoh tanah tak terganggu (undisturbed sample).Tabung contoh tanah yang
disyaratkan adalah seamless tube sampler ukuran OD (Outer Diamater) 2 7/8
inch, tebal tabung 1/16 inch dan panjang 50 cm.

SPT dilakukan setiap interval kedalaman pemboran 3 m. Tabung SPT


harus mempunyai ukuran OD 2 inch, ID 1 3/8 inch dan panjang 24 inch dengan
tipe splite spoon sampler. Hammer yang dipakai mempunyai berat 140 lbs
(63,5 kg) dan tinggi jatuh bebas hammer adalah 30 inch (75 cm). Tabung SPT
ditekan kedalam dasar lobang sedalam 15 cm, kemudian untuk setiap interval
10 cm dilakukan perhitungan jumlah pukulan untuk memasukan tabung ke
dalam tanah sedalam (3x10) cm. Jumlah pukulan tersebut merupakan angka N
dari pelaksanaan SPT.

Banda Aceh, Januari 2019


KUASA PENGGUNA ANGGARAN
Program Pengembangan Perikanan Tangkap,

ALIMAN, S.Pi, M.Si


NIP 19750210 200312 1 005

18

Anda mungkin juga menyukai