Anda di halaman 1dari 15

1

ARTIKEL
PENGEMBANGAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN MODEL
PARENTING

(Penelitian Pengembangan pada Anak Kelompok B Taman Kanak-kanak Al-Hidayah Annass Kota
Makassar Sulawesi Selatan Tahun Ajaran 2018-2019)

SALNITA
15B14028

Artikel Ilmiah ini Disusun Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan


untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2018
2

ABSTRAK

PENGEMBANGAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN MODEL


PARENTING

Salnita
Pendidikan Anak Usia Dini
Jalan Bonto Langkasa, Program Pascasarjana UNM, Makassar
e-mail: -

SALNITA. 2018. Pengembangan Pengembangan Karakter Anak Usia Dini melalui Pembelajaran Model
Parenting (Dibimbing Oleh H. Ahmad Tolla dan Muhammad Yusri Bachtiar).

Tujuan Penelitian ini adalah (i) Mendeskripsikan tingkat kebutuhan pengembangan karakter anak usia dini
melalui pembelajaran model parenting di TK Al-Hidayah An-Nas Kelurahan Tamamaung Kecamatan
Panakkukang Kota Makassar. (ii) Mengetahui prototipe pengembangan karakter anak usia dini melalui
pembelajaran model parenting di TK Al-Hidayah An-Nas Kelurahan Tamamaung Kecamatan
Panakkukang Kota Makassar. (iii) Mengetahui analisis tingkat validitas dan kepraktisan pengembangan
karakter anak usia dini melalui pembelajaran model parenting di TK Al-Hidayah An-Nas Kelurahan
Tamamaung Kecamatan Panakkukang Kota Makassar. Jenis penelitian merupakan jenis penelitian dan
pengembangan (research and development). Subjek penelitian adalah guru dan orangtua. Tehnik analisis
data yang dilakukan adalah menganalisis data secara gambaran deskriptif dan kepraktisan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (i) Tingkat kebutuhan Pengembangan Pengembangan Karakter Anak Usia Dini
melalui Pembelajaran Model Parenting di Taman Kanak-Kanak Al-Hidayah Annas dapat digambarkan
masih kurangnya pemahaman dari para pendidik khususnya guru dan orangtua akan pentingnya
membentuk karakter anak usia dini hal ini menunjukkan masih ditemukan guru di kelompok B
mengeluhkan ada 2 orang tua (dari 15 orang tua anak di kelompok B) yang sering meminta pekerjaan
rumah berupa membaca-menulis-berhitung (calistung). Guru TK yang sudah memahami tahap-tahap
perkembangan anak akhirnya dilematis karena secara teori yang diketahui, pembelajaran membaca untuk
anak usia dini tidak dapat dipaksakan; (ii) Gambaran bentuk desain Pengembangan Pengembangan
Karakter Anak Usia Dini melalui Pembelajaran Model Parenting terdiri atas dua komponen yakni
komponen filosofi model dan komponen pelaksanaan model. Komponen filosofi model meliputi
rasionalitas, tujuan, peran guru dan dukungan sistem. Sementara komponen operasional model dijabarkan
secara rinci pada semua jenis kegiatan dengan tema yang berbeda. Semua kegiatan yang dikemas dengan
tujuan untuk mengembangkan karakter anak usia dini; (iii) Tingkat validitas isi dan kepraktisan
Pengembangan Pengembangan Karakter Anak Usia Dini melalui Pembelajaran Model Parenting di
Taman Kanak-Kanak Al-Hidayah Annas, menunjukkan bahwa penilaian validator dari semua perangkat
yang telah disajikan dapat dinyatakan valid untuk digunakan dan pengembangan Pengembangan
Pengembangan Karakter Anak Usia Dini melalui Pembelajaran Model Parenting memenuhi aspek praktis
sehingga layak digunakan.

Kata kunci: Karakter Anak Usia Dini, Parenting


3

ABSTRACT

SALNITA. 2018. Character Development of Early Childhood through Parenting Learning Model
(supervised by Ahmad Tolla and Muhammad Yusri Bachtiar)
The study aims at discovering (i) the need level of character development of early childhood through
parenting learning model at TK Al-Hidayah An-nass in Tamamaung villa of panakukang subdistrict in
makassar city, (ii). The prototype of character development of early childhood through parenting learning
model at TKAl-Hidayah Annass in tamamaung village of panakukang subdistrict in Makassar City (iii)the
level of content validity and practicality of character development of early childhood through parenting
learning model at TK Al-Hidayah Annas in tamamaung village og panakukang subdistrict in makassar
city. The type ofthis research is research and development. The subjects were teachers and parents. Data
were analyzed descriptively. The results of the study reveal that (i) the need level of character
development of early childhood through parenting learning model at TK Al-Hidayah Annas was described
as lacked of understanding of educators particularly teacher in group B who complained that 7 out 20
proteges are still troubled in terms of their character. They more prioritized of calistung. Teachers of
elementary school who already understood abo felt dilemma about it because they knew that theoretically
reading for children could not be forced, (ii) the prototype of character development of early childhood
through parenting learning model consisted of two components, namely phylosophical component model
and operational component model. The phylosopphycal component model covered rasionality, objective,
role of teachers, and supporting system; whereas, operational componen model were described in detail in
all types of activities with different themes. All activities were packed with the objective to develop
children’s chracters, (iii) the level of content validity and practicality of character development of early
childhood through parenting learning model at TK Al-Hidayah Annas indicated that the assessment from
the assessors based on all of the instrument presented was stated as valid to be applied and the character
development of early childhood through parenting learning model had met practical aspect so it was
feasible to be applied.

Keywords: character of early childhood parenting

PENDAHULUAN pendidikan terdiri atas; pendidikan dasar,


pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
Pendidikan merupakan proses belajar Selain jenjang tersebut dapat juga diselenggaran
mengajar yang dapat menghasilkan perubahan pendidikan anak usia dini yang diselenggarakan
tingkah laku. Segera setelah dilahirkan mulai sebelum jenjang Pendidikan Dasar.
terjadi proses belajar pada diri anak dan hasil Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
yang diperoleh adalah kemampuan sangat penting dilakukan sebab merupakan dasar
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan bagi pembentukan kepribadian manusia
pemenuhan kebutuhan. Pendidikan seutuhnya, yaitu ditandai dengan karakter, budi
diselenggarakan dalam bentuk kegiatan belajar pekerti luhur, pandai dan terampil. Telah banyak
mengajar yang dilaksanakan di sekolah atau luar dinyatakan para ahli pendidikan anak bahwa
sekolah. Menurut Undang-Undang No. 20 pendidikan yang diberikan pada anak usia di
(2003: 21) bahwa: bawah 8 tahun, bahkan sejak masih dalam
Jalur pendidikan sekolah adalah kandungan sangatlah penting. Pada tahun
pendidikan yang diselenggarakan di sekolah pertama kehidupannya, anak mengalami
melalui kegiatan belajar mengajar secara pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
berjenjang dan berkesinambungan, jenjang pesat. Perkembangan pada tahun-tahun pertama
4

sangat penting dan menentukan kualitas anak di pembelajaran membaca untuk anak usia dini
masa datang. tidak dapat dipaksakan. Tetapi pendidik juga
Pendidikan anak usia dini juga didirikan takut jika tidak mengakomodasi permintaan
sebagai usaha mengembangkan seluruh segi orang tua tatkala banyak orang tua yang protes.
kepribadian anak didik dalam rangka Masalah lainnya adalah kadang orang tua sering
menjembatani pendidikan keluarga ke tidak melanjutkan pembiasaan-pembiasaan baik
pendidikan sekolah. Ruang lingkup program yang sudah diawali di TK. Misalnya, di TK anak
kegiatan belajarnya meliputi: pembentukan diajarkan untuk selalu berdoa sebelum dan
prilaku melalui pembiasaan dalam sesudah makan atau mencuci tangan, akan tetapi
pengembangan moral pancasila, agama, disiplin, di rumah kebiasaan ini tak diajarkan lagi. Juga
perasaan/emosi dan kemampuan bermasyarakat, dalam hal menunggu antrian, mencontohkan
serta pengembangan kemampuan dasar melalui berbicara santun, dan sebagainya, kadang justru
kegiatan yang dipersiapkan oleh guru, meliputi: tidak menjadi perhatian orang tua saat anak
penegembangan kemampuan berbahasa, daya berada di rumah. Keluhan dari guru TK tersebut
pikir, daya cipta, ketrampilan dan jasmani. tentang pembiasaan yang tak seiring antara di
Sedangkan program kegiatan di PAUD rumah dan sekolah ini jauh lebih banyak
berorientasi pada pembentukan prilaku melalui daripada tentang latihan calistung. Berdasarkan
pembiasaan dan mengembangan kemampuan wawancara dengan para guru TK di sekolah
dasar yang terdapat pada diri anak didik sesuai tersebut, masalah-masalah serupa juga mereka
tahap perkembangannya. alami. Artinya, ada hal-hal yang perlu diperbaiki
Menurut Moeslichatoen (2003) bahwa dalam hubungan antara orang tua dengan guru-
karakteristik tujuan kegiatan di pendidikan anak guru di TK.
usia dini biasanya diarahkan pada Sementara kondisi yang lain, anak TK saat
pengembangan kreativitas, pengembangan belajar biasanya diantar oleh ibunya. Dari 30
bahasa, pengembangan emosi, pengembangan anak yang belajar di TK tersebut, 17 anak (57%)
motorik dan pengembangan nilai serta diantaranya biasa diantar oleh ibunya sendiri,
pengembangan sikap dan nilai. Hal tersebut bukan oleh pembantu atau kendaraan antar
dilandasi oleh latar belakang anak PAUD yang jemput. Karena waktu belajar anak di TK tidak
memiliki kecenderungan selalu bergerak, terlalu lama, hanya dua setengah atau tiga jam,
memiliki rasa ingin tahu yang kuat, senang banyak Ibu yang menunggui anaknya hingga jam
bereksperimen dan menguji, mampu pulang. Terutama jika Ibu tersebut tidak
mengekspresikan diri secara kreatif, mempunyai memiliki keterikatan untuk bekerja di tempat
imajinasi dan senang berbicara. lain. Waktu untuk menunggu itu biasanya diisi
Upaya mengembangkan kemampuan dan dengan saling mengobrol atau kadang sambil
potensi anak usia dini diperlukan suatu program berjualan dagangan antar orang tua. Kesempatan
yang dapat membantu dan mendukung terhadap menunggu anak ini dapat digunakan untuk
perkembangan anak, salah satunya adalah memberikan penambahan wawasan kepada
diadakannya kegiatan yang mensinergikan antara orang tua dalam hal kepengasuhan anak,
pendidik PAUD dengan orang tua melalui sehingga secara bertahap dapat terjadi sinergi
program pendidikan orang tua (parenting). antara pengasuhan anak di rumah dengan di
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti sekolah. Sambil menunggui anaknya, orang tua
lakukan pada Senin, 06 Maret 2017 di salah satu dapat dikumpulkan secara berkala dalam satu
TK di Kecamatan Panakkukang yaitu TK Al- kelas pada hari tertentu untuk mendapatkan
Hidayah An-Nas Kelurahan Tamamaung berbagai tambahan wawasan tentang pendidikan
Makassar. Guru di kelompok B mengeluhkan dan perkembangan anak. Pertemuan ini diisi
ada 2 orang tua (dari 15 orang tua anak di oleh ahli yang menguasai ilmu perkembangan
kelompok B) yang sering meminta pekerjaan anak, sekaligus melakukan pemantauan terhadap
rumah berupa membaca-menulis-berhitung cara pengasuhan para orang tua tersebut di
(calistung). Guru TK yang sudah memahami rumahnya masing-masing, lalu didiskusikan
tahap-tahap perkembangan anak akhirnya pada pertemuan selanjutnya.
dilematis karena secara teori yang diketahui,
5

Keterlibatan orang tua dalam lembaga pengasuhan dan pendidikan anak di kelompok
pendidikan anak usia dini sangat penting untuk bermain dan di rumah. Parenting ini bukan
mewujudkan pembelajaran yang optimal di masa sesuatu yang baru namun juga tidak banyak yang
usia emas anak. Agar orang tua tidak mampu menyelenggarakannya, sehingga penting
sepenuhnya berharap pada lembaga PAUD saja untuk dikaji dari konsep teoritis tentang
untuk mendidik anaknya, tetapi kontribusi orang manajemen model parenting pada pendidikan
tua juga sangat diperlukan untuk berperan anak usia dini, mengingat kegiatan ini sangat
membantu pertumbuhan dan perkembangan bermanfaat dalam membantu pertumbuhan dan
anak. Pelaksanaan pendidikan dengan perkembangan anak secara maksimal.
memberdayakan orang tua merupakan solusi Tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah
yang baik guna meningkatkan mutu pendidikan untuk: Mendeskripsikan tingkat kebutuhan
anak usia dini. pengembangan karakter anak usia dini melalui
Pelaksanaan model parenting ini sudah pembelajaran model parenting di TK Al-
sesuai dengan undang-undang Nomor 2 Tahun Hidayah An-Nas Kelurahan Tamamaung
1989 tentang sistem pendidikan nasional, bahwa Kecamatan Panakkukang Kota Makassar;
pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur Mengetahui prototipe pengembangan karakter
pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan anak usia dini melalui pembelajaran model
dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan parenting di TK Al-Hidayah An-Nas Kelurahan
agama, nilai budaya, nilai moral dan Tamamaung Kecamatan Panakkukang Kota
keterampilan. Keluarga merupakan unit terkecil Makassar; Mengetahui analisis tingkat validitas
dalam masyarakat yang memiliki berbagai dan kepraktisan pengembangan karakter anak
fungsi, yang salah satunya adalah fungsi edukasi usia dini melalui pembelajaran model parenting
yang bertujuan untuk menumbuh kembangkan di TK Al-Hidayah An-Nas Kelurahan
keluarga sebagai wahana pendidikan pertama Tamamaung Kecamatan Panakkukang Kota
dan yang paling utama. Untuk mewujudkan Makassar.
semua itu, maka sudah semestinya di adakan
model parenting untuk orang tua. METODE
Fenomena model parenting di lembaga Penelitian ini dilakukan pengembangan
PAUD selama ini adalah masih sebagian kecil model parenting untuk pengembangan karakter
orang tua berperan ikut serta mendampingi anak anak usia dini. Dengan demikian, penelitian ini
dalam kegiatan pembelajaran, karena orang tua dapat digolongkan dalam jenis penelitian
beranggapan untuk pendidikan anak di sekolah pengembangan (research and development).
sudah diserahkan kepada guru. Selain itu, adanya Model pembelajaran yang akan dikembangkan
kebiasaan orang tua mengasuh dan mendidik dalam penelitian ini adalah model parenting
anak kurang baik, seperti: orang tua sering yang merupakan kegiatan yang dapat dilakukan
memarahi anak, orang tua terlalu memanjakan oleh orangtua dan lembaga PAUD untuk
anak, orang tua kurang menumbuhkan melaksanakan keselarasan mengembangkan
keberanian kepada anaknya, orang tua kadang karakter anak. Menurut Sugiyono (2009:407)
memberikan contoh perkataan yang kurang baik penelitian dan pengembangan merupakan:
dan tidak pantas ditiru oleh anak. Hal tersebut Metode penelitian yang digunakan untuk
merupakan perbuatan yang tidak baik kepada menghasilkan produk tertentu dan menguji
anak. Bahkan masih ada orang tua yang kurang keefektifan produk tersebut. Untuk dapat
memperhatikan perilaku anak, hal tersebut menghasilkan produk tertentu digunakan
ditunjukkan orang tua jarang mengikuti kegiatan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan
konsultasi dengan guru untuk memantau untuk menguji keefektifan produk tersebut
perkembangan dan perilaku anak, serta masih supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka
ada orang tua yang tidak memantau diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan
perkembangan kemampuan anak saat di rumah. produk tersebut.
Model parenting menurut Brooks (2001)
yaitu bentuk kegiatan informal yang dilakukan
untuk menyelaraskan kegiatan-kegiatan
6

Berdasarkan model pengambangan di 2009. Informasi yang diperoleh dari analisis


atas, maka prosedur penelitian pengembangan silabus berupa materi pembelajaran karakter yang
dapat diuraikan sebagai berikut : akan digunakan untuk menentukan judul
panduan. Kompetensi dasar akan dikembangkan
1. Tahap Pendahuluan menjadi satu panduan pembelajaran yang terdiri
Sesuai dengan model Four-D, tahap dari 2-3 kegiatan parenting. Jadi, tujuan dari
pendahuluan pada penelitian pengembangan analisis ini adalah untuk mengidentifikasi dan
ini merupakan fase define. Fase define untuk menetapkan jumlah kegiatan parenting yang
menetapkan dan mendefinisikan syarat- harus dikembangkan dalam satu satuan program
syarat yang dibutuhkan dalam tertentu.
pengembangan model parenting. Penetapan Hasil wawancara dengan guru untuk
syarat-syarat yang dibutuhkan dilakukan mengetahui kebutuhan guru dan anak didik akan
dengan memperhatikan dan menyesuaikan panduan yang dapat membantu pembelajaran
kebutuhan panduan pembelajaran untuk parenting. Penyusunan panduan dilakukan
anak didik kelompok B di TK. Fase define berdasarkan prioritas kebutuhan, maka terlebih
mencakup lima langkah pokok yaitu analisis dahulu perlu dianalisis kondisi yang ada yaitu
awal akhir, analisis peserta didik, analisis analisis anak didik, analisis konsep, analisis
konsep, analisis tugas dan spesifikasi tujuan tugas dan spesifikasi tujuan pembelajaran.
pembelajaran. b. Analisis Anak Didik (Learner Analysis)
a. Analisis Awal Akhir (Front-End Analisis anak didik merupakan telaah
Analysis) tentang karakteristik anak didik kelompok
Analisis awal akhir bertujuan B yang sesuai dengan desain
untuk memunculkan dan menetapkan pengembangan perangkat pembelajaran.
masalah dasar yang dihadapi dalam Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan
pengembangan karakter anak, sehingga gambaran karakteristik anak didik, antara
diperlukan suatu pengembangan lain: (1) tingkat kemampuan atau
panduan pembelajaran. Analisis ini perkembangan intelektual kognitifnya, (2)
menghasilkan gambaran fakta, harapan latar belakang pengetahuan. Informasi
dan alternatif penyelesaian masalah yang dibutuhkan dalam pengembangan
dasar yang memudahkan dalam panduan ini diperoleh dengan melakukan
penentuan atau pemilihan media kegiatan menganalisis dokumen anak
pembelajaran yang dikembangkan. didik sebagai uji coba.
Analisis kebutuhan panduan ini c. Analisis Konsep (Concept Analysis)
dilakukan dengan langkah sebagai Analisis konsep merupakan salah satu
berikut: (1) menetapkan silabus sebagai langkah penting untuk memenuhi
batas kegiatan dalam mempelajari materi prinsip dalam membangun konsep atas
karakter anak, (2) mengidentifikasi dan materi-materi yang digunakan sebagai
menganalisis kompetensi dasar dari sarana pencapaian kompetensi inti dan
materi karakter yang akan dipelajari, (3) kompetensi dasar. Analisis konsep
mengidentifikasi materi pembelajaran dikembangkan melalui kajian berbagai
karakter, (4) mengorganisasi dan teori yang mendukung, yang dipadukan
menyusun materi pengembangan dengan analisis kebutuhan orang tua,
karakter kemudian menjadikannya sehingga model yang akan
sebuah panduan pembelajaran dikembangkan berpijak dari dasar teori
berdasarkan prioritas kebutuhan. atau konsep yang kuat serta bermakna
Penelitian pengembangan ini, analisis bagi orang tua. Hasil dari analisis
awal akhir berupa analisis silabus pengembangan konsep ini adalah menemukan kriteria
karakter anak didik kelompok B kurikulum 2013 model komunikasi yang ideal antara TK
pada aspek perkembangan sosial emosional dan dengan orang tua anak didik. Analisis
wawancara dengan guru. Silabus yang dianalisis yang dilakukan dalam analisis konsep
sesuai dengan Permendikbud RI No 56 Tahun adalah (1) analisis kompetensi inti dan
7

kompetensi dasar yang bertujuan untuk 4) Penulisan panduan pembelajaran


menentukan jumlah dan jenis kegiatan yang diawali dengan menyusun
parenting, dan (2) analisis sumber buram atau draf/konsep panduan.
belajar, yakni mengumpulkan dan panduan yang dihasilkan dinyatakan
mengidentifikasi sumber mana yang sebagai buram sampai dengan
mendukung pengembangan panduan. selesainya proses validasi dan uji
d. Analisis Tugas (Task Analysis) coba. Jika hasil uji coba telah
Analisis tugas bertujuan untuk dinyatakan layak, baru dikatakan
mengidentifikasi keterampilan- suatu panduan dapat
keterampilan utama yang akan diperoleh diimplementasikan secara riil di
anak didik berupa keterampilan yang lapangan.
akan dipelajari pada model parenting di b. Fase Pengembangan (Develop)
kelompok B. Analisis ini berupa analisis Fase ini bertujuan untuk
tentang latihan, tugas, dan uji menghasilkan produk pengembangan
kompetensi dalam panduan berupa panduan pembelajaran melalui
pembelajaran yang memenuhi penilaian ahli (expert appraisal) yang
karakteristik dari model parenting. diikuti dengan revisi. Untuk
e. Spesifikasi Tujuan Pembelajaran memvalidasi atau menilai kelayakan
(Specifying Instructional Objectives) suatu produk dilakukan evaluasi oleh
Perumusan indikator pembelajaran ahli di bidangnya.
merupakan perubahan perilaku yang Penilaian para ahli/praktisi
diharapkan setelah penyajian model terhadap panduan pembelajaran
parenting dengan kata kerja operasional. mencakup: 1) materi, kurikulum, dan
Hal ini berguna untuk menerangkan pembelajaran, dan 2) media dan
hasil dari analisis konsep dan analisis penulisan. Validasi ahli materi,
tugas dalam menentukan perilaku atau kurikulum dan pembelajaran
karakter anak didik sebagai subjek dimaksudkan untuk mengetahui apakah
penelitian sebagai dasar untuk draf panduan sudah memenuhi aspek
menyusun panduan pembelajaran yang kelayakan isi, aspek kelayakan
akan digunakan oleh peneliti. penyajian, dan aspek kelayakan bahasa.
2. Tahap Pengembangan (Develop) Validasi ahli media dan penulisan
Tahap pengembangan meliputi fase design bertujuan untuk mengetahui apakah draf
dan develop dengan deskripsi singkat panduan sudah memenuhi aspek
sebagai berikut: kelayakan kegrafikan.
a. Fase Perancangan (Design) Ahli materi, kurikulum, dan
Fase ini bertujuan untuk merancang pembelajaran yaitu berasala dari tenaga
prototipe berupa panduan pembelajaran pengajar Program Pascasarjana
dengan langkah-langkah yang dilakukan Univesitas Negeri Makassar dengan
sebagai berikut: kualifikasi pendidikan terakhir adalah
1) Menelaah kurikulum untuk setahun program magister atau program
yang dibagi dalam per semester doktoral. Ahli media dan penulisan yang
2) Merinci kegiatan setiap pertemuan dijadikan sebagai validator juga seorang
untuk satu semester dengan dosen pada Program Pascasarjana
pertemuan berkala orang tua anak Univesitas Negeri Makassar yang linier
didik yang diisi oleh pakar yang dengan keilmuannya. Berdasarkan
sesuai. masukan dari para ahli, materi dan
3) Merancang instrumen penelitian rancangan panduan pembelajaran yang
yang peneliti gunakan dengan telah disusun direvisi untuk membuat
menggunakan instrumen penelitian produk lebih baik dan valid sehingga
yang telah dimodifikasi sesuai diperoleh draft modul I. Hasil revisi
dengan kebutuhan penelitian.
8

ditunjukkan kepada para ahli validasi intensitas dan panduan kegiatan


sebelum diujicobakan. orang tua di rumah yang telah
3. Tahap Pengujian disusun sudah cukup baik untuk
Draf modul I yang dihasilkan dalam digunakan ataukah masih ada
tahap pengembangan harus diuji coba. beberapa hal yang perlu
Berikut dua tahap uji coba pada penelitian disempurnakan.
ini. 2) Evaluasi terhadap buku panduan
a. Uji Coba Keterbacaan (Trial Legibility) pelaksanaan model parenting, yaitu
Kegiatan uji coba keterbacaan dengan meminta pendapat dari
merupakan kegiatan mencermati draft orang tua, guru dan kepala sekolah
panduan I sebagai hasil revisi dari tentang model yang sudah
validasi tim ahli dengan mengambil 6 dilaksanakan, yang dijaring melalui
anak didik di TK Al-Hidayah An-Naas kuesioner, lembar observasi dan
Makassar. Hasil uji coba keterbacaan wawancara.
dianalisis kemudian direvisi sehingga
dihasilkan draft panduan II. Jika tidak
ada revisi, maka draft panduan II dapat Penelitian pengembangan ini dilaksanakan
langsung diuji cobakan pada uji coba di TK Al-Hidayah An-Naas Kelurahan
lapangan pada kelas eksperimen. Tamamaung Makassar. Lokasi ini dipilih dengan
b. Uji Coba Pengembangan pertimbangan: (1) telah dilakukan penjajagan
(Developmental Testing) awal kepada para orang tua murid terhadap
Merupakan kegiatan uji coba kemungkinan diadakannya kegiatan model
rancangan produk pada sasaran subjek parenting, yang disambut dengan antusias oleh
yang sesungguhnya. Uji coba, revisi dan orang tua, (2) umumnya orang tua anak didik di
uji coba kembali terus dilakukan hingga sekolah tersebut belum sepenuhnya memahami
diperoleh perangkat yang valid, praktis, program parenting semisal ada beberapa orang
dan efektif. Draft panduan pembelajaran tua yang meminta pekerjaan rumah berupa
II diujicobakan pada satu kelas membaca-menulis-berhitung (calistung), (3)
eksperimen yaitu kelompok B tahun guru di sekolah mengajarkan anak untuk selalu
ajaran 2017/2018 yang berjumlah 15 berdoa sebelum dan sesudah makan atau
anak didik dengan satu guru model dan mencuci tangan, namun orang tua anak didik di
satu guru observer. Uji coba dilakukan rumah kebiasaan ini tak diajarkan lagi, (4)
dengan cara pertemuan berkala dari Dalam hal menunggu antrian, mencontohkan
orang tua murid selama jam belajar anak berbicara santun, dan sebagainya, kadang justru
yang diisi oleh pakar tidak menjadi perhatian orang tua saat anak
pendidikan/perkembangan anak berada di rumah.
dilanjutkan dengan kegiatan pengasuhan Subjek penelitian ini adalah: (1) anak
anak oleh orang tua di rumah yang didik usia 5-6 tahun; (2) guru di TK Al-Hidayah
disusun dalam panduan dan dipantau An-Naas Makassar, dan (3) para orang tua (ibu)
melalui lembar evaluasi. dari anak didik TK Al-Hidayah An-Naas
Setelah dilaksanakan uji coba Makassar dengan kriteria orang tua siswa yang
rancangan, maka dilakukan revisi selalu aktif mendampingi kegiatan pendidikan
berdasarkan hasil pelaksanaan uji coba anak dan dapat menjadi contoh orang tua anak
sebagai tahap akhir dari pengembangan lainnya serta dapat memberikan informasi yang
model parenting, kemudian diperlukan berdasarkan fokus penelitian.
mengujicobakan lagi pada TK yang lain.
Dari hasil pelaksanaan uji coba yang HASIL
pertama dan kedua akan dilakukan
Hasil penelitian terhadap pengembangan
evaluasi, yang meliputi:
model parenting untuk pengembangan karakter
1) Evaluasi desain kegiatan. Evaluasi
anak usia dini secara garis besar terdiri dari 3
ini akan menentukan apakah materi,
9

(tiga) bagian utama yaitu (1) Gambaran tingkat PAUD dan orangtua dalam mengembangkan
kebutuhan pengembangan model parenting karakter anak usia dini.
untuk pengembangan karakter anak usia dini, (2)
mengetahui bentuk desain (prototipe) a. Gambaran Hasil Kajian Literatur Tentang
pengembangan model parenting untuk Peran model parenting untuk
pengembangan karakter anak usia dini, dan (3) pengembangan karakter anak usia dini
mengetahui analisis tingkat validitas dan Setelah melakukan kajian dan telaah
kepraktisan model parenting untuk literatur berkenaan dengan model parenting dan
pengembangan karakter anak usia dini. Ketiga teori-teori tentang pengembangan karakter anak
bagian tersebut dideskripsikan sebagai berikut. usia dini, maka peneliti memilih kegiatan
parenting untuk dikembangkan dengan harapan
Langkah awal yang dilakukan peneliti karakter anak usia dini dapat berkembang. Hasil
untuk mendapatkan gambaran awal kajian tentang model parenting terkhusus dalam
pengembangan model parenting untuk karakter anak usia dini dapat diuraikan secara
pengembangan karakter anak usia dini adalah terpisah.
melakukan studi pendahuluan dalam bentuk
pengamatan langsung (observasi). Berdasarkan Asoloihin (2013), parenting adalah upaya
hasil observasi yang peneliti lakukan pada Senin, pendidikan secara cerdas yang dilaksanakan oleh
06 Maret 2017 di salah satu TK di Kecamatan orang tua dengan memanfaatkan sumber-sumber
Panakkukang yaitu TK Al-Hidayah An-Nas yang tersedia dalam keluarga dan lingkungan
Kelurahan Tamamaung Makassar. Guru di yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
kelompok B mengeluhkan ada 2 orang tua (dari Parenting sebagai proses interaksi berkelanjutan
15 orang tua anak di kelompok B) yang sering antara orang tua dan anak-anak mereka yang
meminta pekerjaan rumah berupa membaca- meliputi aktivitas-aktivitas sebagai berikut:
menulis-berhitung (calistung). Guru TK yang memberi makan (nourishing), memberi petunjuk
sudah memahami tahap-tahap perkembangan (guiding), dan melindungi (protecting) anak-
anak akhirnya dilematis karena secara teori yang anak ketika mereka tumbuh berkembang.
diketahui, pembelajaran membaca untuk anak Penggunaan kata parenting untuk aktivitas-
usia dini tidak dapat dipaksakan. Tetapi pendidik aktivitas orang tua dan anak di sini karena
juga takut jika tidak mengakomodasi permintaan memang sampai saat ini belum ada padanan kata
orang tua tatkala banyak orang tua yang protes. dalam bahasa Indonesia yang tepat.
Masalah lainnya adalah kadang orang tua sering Lebih lanjut Nada (2008:26)
tidak melanjutkan pembiasaan-pembiasaan baik mengemukakan bahwa parenting memiliki
yang sudah diawali di TK. Misalnya, di TK anak tujuan utama yaitu “suatu pola asuh yang
diajarkan untuk selalu berdoa sebelum dan dinamis sesuai dengan kemampuan anak dan
sesudah makan atau mencuci tangan, akan tetapi tingkat tumbuh kembangnya”. Dimana pola asuh
di rumah kebiasaan ini tak diajarkan lagi. Juga yang dimaksud menurut Hasan (2009:39) ada
dalam hal menunggu antrian, mencontohkan beberapa tipe yaitu “pola asuh authoritarian
berbicara santun, dan sebagainya, kadang justru (otoriter), pola asuh authoritative (demokratis),
tidak menjadi perhatian orang tua saat anak dan pola asuh permisif”. Model model
berada di rumah. Keluhan dari guru TK tersebut parentingsebagai model pembelajaran termasuk
tentang pembiasaan yang tak seiring antara di salah satu tipe/jenis dari model pembelajaran
rumah dan sekolah ini jauh lebih banyak terpadu. Istilah pembelajaran dengan model
daripada tentang latihan calistung. webbed pada dasarnya adalah model
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema
Oleh karena itu, peneliti akan menyusun untuk mengaitkan setiap bidang pengembangan
pengembangan karakter anak usia dini melalui sehingga dapat memberikan pengalaman
pembelajaran model parenting di TK Al- bermakna kepada anak.
Hidayah An-Nas Kelurahan Tamamaung
Kecamatan Panakkukang Kota Makassar. Berdasarkan dari pendefinisian tentang
Diharapkan hasil parenting ini mampu menjadi model parenting diatas, maka kolaborasi kata
pedoman atau memberikan masukan bagi Guru model parenting untuk pengembangan karakter
10

anak usia dini sangat mendukung dalam sejak dini merupakan parenting positive dimana
pelaksanaannya. Keduanya mengarah kepada dalam pelaksanaanya pendekatan positif dalam
peningkatan aspek perkembangan karakter anak. pengasuhan anak yang dilakukan oleh orangtua.
Model parenting merupakan solusi untuk Dalam pendekatan ini, orangtua menjalin relasi
mengatasi masalah perkembangan karakter anak yang saling menghargai dengan buah hatinya.
yang tepat dan untuk meningkatkan kemampuan Agar potensi dasar anak berkembang secara
orang tua untuk melakukan pola asuh yang tepat optimal serta melatihnya agar mampu melakukan
agar kemampuan anak dan tingkat tumbuh negosiasi bila menghadapi perbedaan pendapat,
kembang anak meningkat. orangtua perlu memfasilitasi sebuah kondisi yang
b. Tingkat Kebutuhan Pengembangan Model tanpa kekerasan, namun dilakukan secara
Parenting untuk Pengembangan Karakter konstruktif. Cara orang dewasa berbicara
Anak Usia Dini mengenai pengalaman yang mereka bagi dapat
Hasil observasi kegiatan parenting mempengarui seberapa baik si anak
selama ini dan telah terhadap konsep Model mengingatnya.
Parenting merupakan perkara penting bagi anak
dalam menunjang pembentukan dan 2) Tujuan
pengembangan karakter anak usia dini. Oleh Tujuan dan manfaat parenting menurut
karena itu, peneliti memandang perlu untuk (Papalia, 2010) antara lain: membantu anak
mengkaji dan menguraikan sejauh mana tingkat memiliki kepercayaan diri yang positif melalui
kebutuhan terhadap perkembangan karakter anak sikap positif dan penuh kasih sayang orang tua,
melalui model parenting. Langkah selanjutnya mengharmoniskan hubungan anak dan orang tua
yang peneliti lakukan adalah menganalisis apa melalui perhatian lebih saat anak mengikuti
yang menjadi kebutuhan guru, orangtua dan aturan, memberi bantuan, dan menunjukkan
anak dalam kaitannya dengan model Parenting. afeksi (sikap), dan membentuk disiplin pada anak
Untuk mengetahui hal tersebut, maka peneliti melalui pengajaran orang tua dengan konsisten
mengidentifikasi kondisi awal guru dan anak Di dan konsekuensi yang jelas. Anak yang memiliki
Taman Kanak-Kanak Al-Hidayah An-Naas konsep diri (self concept) , berarti citra total diri
Makassar pada model parenting untuk sendiri sudah ada dimana konsep tersebut adalah
pengembangan karakter anak usia dini. apa yang ana yakini tentang siapa sebenarnya
a. Komponen Filosofi Model Model parenting kita, gambaran keseluruhan dari kemampuan dan
untuk pengembangan karakter anak usia sifat seseorang.
dini Di TK Al- Hidayah An-Naas Makassar Program parenting adalah upaya
1) Rasionalitas pendidikan yang dilaksanakan dengan
Brooks (2001:63), “parent dalam memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia
parenting memiliki beberapa definisi-ibu, ayah, dalam keluarga dan lingkungan yang
seseorang yang akan membimbing dalam berbentukkegiatan belajar secara mandiri.
kehidupan baru, seorang penjaga, maupun Parenting sebagai proses interaksi berkelanjutan
seorang pelindung. Parent adalah seseorang antara orang tua dan anak-anak mereka meliputi
yang mendampingi dan membimbing semua aktivitas-aktivitas sebagai berikut: member makan
tahapan pertumbuhan anak, yang merawat, (nourishing), member petunjuk (guiding), dan
melindungi, mengarahkan kehidupan baru anak melindungi (protecting) anak-anak ketika mereka
dalam setiap tahapan perkembangannya”. tumbuh berkembang (Direktorat Pembinaan
Sementara bahwa parenting PAUD, 2014). Peranan program parenting
didefinisikan sebagai “keseluruhan yang dapat penting untuk menjembatani program dan
orangtua lakukan, hal-hal baik yang besar perlakuan yang berkesinambungan antara di
maupun yang kecil, hari demi hari, yang dapat rumah dan di sekolah. Keselarasan pendidikan
menciptakan keseimbangan lebih sehat dalam yang dilaksanakan di lembaga PAUD dan di
rumah tangga dan hubungan dengan anak-anak”. rumah diakui oleh para ahli pendidikan sebagai
salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan
Program parenting yang diharapkan anak secara menyeluruh. Program parenting yang
dapat menanamkan nilai-nilai baik pada anak positif dapat bermanfaat bagi para
11

orangtua/keluarga sebagai pendidik pertama dan Adapun persentase rata-rata hasil


utama serta bagi pengelola PAUD dan lembaga evaluasi parenting adalah 0% yang menjawab
terkait lainnya dalam rangka menyelaraskan jarang, tidak berguna, tidak sesuai, tidak mampu,
antara pendidikan yang dilakukan di lembaga tidak ingin, tidak ideal (TH), untuk pilihan
PAUD dengan pendidikan di rumah sehingga kadang-kadang, agak berguna, agak menarik,
pertumbuhan dan perkembangan anak dapat agak sesuai, agak mampu, agak ingin, agak ideal
tercapai secara optimal (Direktorat Pembinaan (R): 1.6%, untuk pilihan jawaban sering, cukup
PAUD, 2014). berguna, cukup menarik, cukup sesuai, cukup
mampu, kadang-kadang, cukup ingin, cukup
3) Peran guru ideal (S): 22.2%, dan untuk pilihan jawaban
Pembelajaran model model parenting selalu, sangat berguna, sangat menarik, sangat
untuk pengembangan karakter anak usia dini sesuai, sangat mampu, selalu, sangat ingin,
dalam penyajiannya dibutuhkan peran guru sangat ideal (T): 76%. Jadi hasil evaluasi
dalam memilih dan menentukan alat parenting menyatakan 98% peserta yang menjadi
pembelajaran sehingga dapat dikatakan subjek uji coba memberi respon positif terhadap
“gampang-gampang susah”. Hal yang harus pengembangan karakter anak usia dini melalui
diperhatikan guru dalam memilih dan model pembelajaran parenting.
menentukan alat pembelajaran sebagai berikut:
a) Guru harus pandai memilih dan PEMBAHASAN
selektif serta mempertimbangkan Berdasarkan deskripsi hasil penelitian
tahapan perkembangan anak secara sebelumnya, maka akan dilakukan pembahasan
keseluruhan deskriptif tentang tingkat kebutuhan
b) Guru harus jeli memilih alat dan pengembangan model parenting untuk
bahan yang tepat untuk suatu pengembangan karakter anak usia dini, deskripsi
kegiatan bermain sehingga bentuk desain (prototype) model parenting
penggunaannya dapat efektif dan untuk pengembangan karakter anak usia dini dan
efisien tingkat validitas isi dan kepraktisan model
c) Guru perlu memikirkan alat parenting untuk pengembangan karakter anak
pembelajaran yang bervariasi usia dini Di TK Al- Hidayah An-Naas Makassar.
d) Guru juga harus mempertimbangkan Ketiga bagian tersebut akan dibahas secara
alat pembelajaran yang dapat singkat dibawah ini.
digunakan didalam atau diluar 1. Tingkat Kebutuhan Pengembangan Model
ruangan dan menggunakannya Parenting untuk pengembangan karakter
secara bervariasi sehingga anak usia dini
kemampuan anak berkembang Apa yang dikemukakan pada deskripsi
secara optimal dan temuan di lapangan berkaitan dengan tingkat
e) Memilihkan alat pembelajaran yang kebutuhan pengembangan karakter anak
bersifat mendidik sehingga menunjukkan bahwa kegiatan model parenting
membantu anak untuk untuk pengembangan karakter anak usia dini
mengembangkan kemampuan anak merupakan kegiatan pembelajaran yang penting
f) Memilih alat pembelajaran yang bagi anak. Oleh karena itu, guru perlu
tepat yang dapat mendorong anak memberikan pemahaman awal dari konsep dasar
menyalurkan ide-idenya, fantasinya model parenting untuk pengembangan karakter.
serta dapat berekspresi Di sisi lain, guru menginginkan kegiatan
g) Alat pembelajaran tidak harus dibeli pembelajaran model parenting yang sebelumnya
tetapi bisa diperoleh dari lingkungan diajarkan pada anak dapat memiliki pemahaman
sekitar atau membuatnya sendiri. dan karakter anak berkembang lebih baik dari
Anak akan lebih baik dilibatkan sebelumnya.
(berpartisipasi) dalam membuat alat Hal tersebut merupakan wujud nyata
pembelajaran yang akan digunakan. guru dan orangtua mendorong anak memiliki
karakter yang menunjang tumbuh kembang
12

anak ke depan. parenting adalah upaya 2. Deskripsi Bentuk Desain (Prototype) Model
pendidikan secara cerdas yang dilaksanakan oleh Parenting untuk pengembangan karakter
orang tua dengan memanfaatkan sumber-sumber anak usia dini.
yang tersedia dalam keluarga dan lingkungan
yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Bentuk desain awal parenting telah
Parenting sebagai proses interaksi berkelanjutan penulis kemukakan dengan menampilkan bagian
antara orang tua dan anak-anak mereka yang komponen filosofi model dan komponen
meliputi aktivitas-aktivitas sebagai berikut: operasional model parenting untuk
memberi makan (nourishing), memberi petunjuk pengembangan karakter anak usia dini. Pada
(guiding), dan melindungi (protecting) anak- bagian komponen filosofi model yang terdiri dari
anak ketika mereka tumbuh berkembang. uraian sisi rasionalitas model, tujuan penyajian,
Penggunaan kata parenting untuk aktivitas- peran guru dan dukungan sistem dalam
aktivitas orang tua dan anak di sini karena pelaksanaan model pembelajaran, menunjukkan
memang sampai saat ini belum ada padanan kata bahwa model tersebut yang dirancang dan
dalam bahasa Indonesia yang tepat. dikembangkan peneliti adalah model
Pembelajaran merupakan suatu pembelajaran yang merangsang sosial emosional
perbuatan yang mengandung keasyikan atas anak dengan menggunakan ide atau gagasan
kehendak anak sendiri, bebas tanpa ada paksaan, sendiri sehingga mampu menggali dan
dengan tujuan anak dapat memperoleh mengembangkan karakter anak.
kesenangan pada saat mengadakan kegiatan Berdasarkan deskripsi tentang filosofi
tersebut. Model parenting untuk pengembangan model parenting untuk pengembangan karakter
karakter anak usia dini yang dikembangkan anak usia dini tersebut, maka peneliti menarik
peneliti merupakan kebutuhan bagi guru dan kesimpulan bahwa keunggulan yang ditemukan
anak Di TK Al- Hidayah An-Naas Makassar dalam pembelajaran pengembangan karakter
untuk mengembangkan karakter anak mengingat anak melalui model parenting.
perkembangan karakter anak usia 5-6 tahun Di Adapun komponen operasional model
TK Al- Hidayah An-Naas Makassar masih parenting yang terdiri atas tiga jenis parenting,
sangat kurang berdasarkan indikator yang ada. dalam pelaksanaannya tentu memiliki
Kegiatan pembelajaran menjadi keterbatasan. Keterbatasan yang ditentukan
kebutuhan anak didik dalam pengembangan selama pelaksanaan pembelajaran menyangkut
karakter karena kegiatan tersebut memiliki tentang kesiapan anak bermain dan minat anak
fungsi atau manfaat. Ismail (2006) mengatakan terhadap pembelajaran yang diberikan. Olehnya
bahwa pembelajaran dapat berfungsi; (a) melatih itu peran guru sangat menentukan untuk
konsentrasi anak, (b) mengajar dengan lebih menciptakan suasana yang menyenangkan serta
cepat, (c) mengatasi keterbatasan bahasa, (f) menyiapkan pembelajaran yang disukai oleh
membangkitkan emosi manusia, (g) menambah anak didik. Keterbatasan ini perlu menjadi bahan
daya pengertian, (h) menambah ingatan anak, pertimbangan bagi guru PAUD sebelum
dan (i) menambah kesegaran mengajar. memulai pembelajaran sehingga perlu diberikan
Bagi guru, model parenting untuk lagi intervensi-intervensi kepada guru-guru
pengembangan karakter anak usia dini yang pendidikan anak usia dini selama kegiatan
dikembangkan peneliti memudahkan guru berlangsung demi tercapainya tujuan
memberikan pemahaman awal kepada anak pembelajaran.
tentang karakter yang positif dan menjadi bagian 3. Tingkat Validitas Isi Dan Kepraktisan
cara/metode pembelajaran yang menyenangkan Model Parenting untuk pengembangan
bagi anak karena bersifat fleksibel dan tidak karakter anak usia dini
menggurui. Dengan demikian, model Model operasional pengembangan
pembelajaran yang dikembangkan peneliti model parenting untuk pengembangan karakter
merupakan kebutuhan bagi orangtua dan guru anak usia dini menghasilkan produk
dalam rangka mengembangkan karakter anak. pengembangan modul parenting, evaluasi model
parenting, format evaluasi program parenting,
dan intrument pedoman wawancara
13

implementasi model parenting, kemudian perkembangan karakternya melalui kegiatan


diujicoba di kelompok B Di TK Al- Hidayah model parenting yang diberikan. Perkembangan
An-Naas Makassar. Hasil ujicoba terbatas tersebut dipicu oleh perasaan senang pada diri
tersebut menghasilkan sebuah model operasional anak, adanya ketertarikan terhadap pembelajaran
pengembangan karakter anak melalui model yang diberikan dengan kegiatan keseharian anak,
parenting yang meliputi semua perangkat yang adanya rasa keingintahuan terhadap jenis
telah disajikan, dinyatakan valid secara pembelajaran yang diberikan anak dalam
keseluruhan sehingga layak untuk digunakan dan kegiatan pembelajaran yang turut mempengaruhi
dikembangkan. Dengan kata lain produk daya ingat/pemahaman anak. Ini membuktikan
pengembangan karakter memenuhi aspek bahwa imajinasi anak dapat berkembang melalui
kelayakan. model pembelajaran yang dikembangkan
Secara empirik, hasil pengamatan peneliti.
observer terhadap kemampuan pengelolaan
pembelajaran yang dilakukan guru, observer KESIMPULAN
menyatakan bahwa pengelolaan pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian dan
model parenting untuk pengembangan karakter pembahasan yang telah dikemukakan, maka
anak usia dini terlaksana dengan baik sebab telah kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini
memenuhi kriteria keterlaksanaan yaitu sudah adalah sebagai berikut:
terlaksana seluruhnya (2,5 ≤ M ≤ 3,0) pada saat 1. Tingkat kebutuhan pengembangan karakter
ujicoba pengembangan karakter anak melalui anak usia dini melalui model pembelajaran
kegiatan pembelajaran berlangsung. Berdasarkan parenting dapat digambarkan bahwa masih
penilaian observer dan validator, maka kurangnya pemahaman dari para pendidik
disimpulkan bahwa model parenting dalam khususnya guru dan orangtua akan
mengembangkan karakter anak telah memenuhi pentingnya membentuk karakter anak usia
kriteria kepraktisan. dini hal ini menunjukkan masih ditemukan
Kepraktisan model parenting dalam guru di kelompok B mengeluhkan ada 2
mengembangkan karakter anak yang dikemas orang tua (dari 15 orang tua anak di
dalam suasana belajar tidak hanya diukur dari kelompok B) yang sering meminta
perangkat pembelajaran yang digunakan, akan pekerjaan rumah berupa membaca-menulis-
tetapi tingkat kepraktisannya pun dapat pula berhitung (calistung). Guru TK yang sudah
diukur melalui observasi terhadap pengelolaan memahami tahap-tahap perkembangan anak
pembelajaran. akhirnya dilematis karena secara teori yang
Pelaksanaan ujicoba pengembangan diketahui, pembelajaran membaca untuk
karakter anak melalui model parenting anak usia dini tidak dapat dipaksakan. Hal
khususnya anak didik kelompok B usia 5-6 ini menunjukkan masih ditemukan anak
tahun di TK Al- Hidayah An-Naas Makassar didik yang tidak memiliki karakter yang
sebagai subjek penelitian, maka temuan penting optimal. Oleh karenanya dibutuhkan materi
yang diperoleh selama penelitian antara lain: (1) kegiatan dan model pembelajaran yang
kreativitas guru dalam pembelajaran sangat dapat meningkatkan karakter anak usia dini
menentukan karakter anak untuk lebih khususnya pada karakter anak.
menonjolkan kemampuan dalam bersikap 2. Bentuk desain model pembelajaran
melalui wadah pembelajaran; (2) implementasi parentinguntuk mengembangkan karakter
pengembangan model parenting pada anak usia anak usia dini terdiri atas dua komponen
dini tidak hanya mampu meningkatkan karakter yaitu komponen filosofi model meliputi
anak semata namun juga menstimulus aspek rasionalitas model, tujuan, peran guru dan
perkembangan lainnya termasuk perkembangan dukungan sistem sedangkan komponen
bahasa; dan (3) agar tidak monoton, model operasional model dijabarkan secara rinci
parenting yang disajikan sebagai metode pada semua jenis kegiatan dengan berbagai
pembelajaran harus dilakukan secara bervariasi. tema/subtema. Semua kegiatan yang
Hasil observasi perkembangan belajar dikemas dengan tujuan untuk
anak menyimpulkan bahwa anak mengalami mengembangkan karakter anak usia dini.
14

3. Tingkat validitas isi dan kepraktisan


pembelajaran parenting untuk 5. Bagi lingkungan masyarakat
mengembangkan karakter anak usia dini di
Taman Kanak-Kanak Al-Hidayah annas Pada penelitian ini adalah masyarakat
menunjukkan bahwa penilaian validator harus lebih kritis menanggapi dan lebih mengerti
dari semua perangkat yang telah disajikan mengenai konsep kegiatan pembelajaran
dapat dinyatakan valid untuk digunakan dan parenting untuk mengembangkan karakter anak
model pembelajaran parenting untuk usia dini. Sehingga kedepannya mereka tidak
mengembangkan karakter anak usia dini menyalahartikan kegiatan pembelajaran tersebut.
telah memenuhi kriteria kepraktisan.
DAFTAR PUSTAKA
SARAN
Berdasarkan uraian kesimpulan diatas,
Asolihin. 2014. Cara Mengembangkan
maka peneliti mengajukan beberapa saran
Kemampuan Sosial Emosional Anak.
sebagai berikut: (http://paud-
anakbermainbelajar.blogspot.com/2014/
1. Bagi orangtua anak 04/cara-mengembangkan kemampuan-
Orangtua anak diharapkan dapat
sosial.html). Diakses 18 Mei 2017 jam
membantu mengembangkan karakter anak 22.25 WITA.
dengan memberikan dan mengarahkan
Brooks, Jane B. 2001. The Process of Parenting.
pembelajaran yang positif pada anak usia dini
6th Ed. New York: McGraw-Hill.
2. Bagi guru Departemen Pendidikan Nasional. 2003.
Diharapkan guru lebih memahami Undang-Undang Republik Indonesia
tahapan pembelajaran model pembelajaran Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
parenting untuk mengembangkan karakter anak Pendidikan Nasional. Jakarta.
usia dini Hasan, Basri. 2009. Remaja Berkualitas
(Problematika Remaja dan Solusinya).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
3. Bagi peneliti selanjutnya Moeslichatoen, R. 2003. Metode Pengajaran di
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat Taman Kanak-kanak. Jakarta:
melakukan penelitian bukan hanya meneliti pada Departemen Pendidikan & Kebudayaan
aspek perkembangan karakter saja namun dapat Kerjasama dengan Rineka Cipta.
pula melakukan penelitian pada aspek Nada, Tasbih. 2000. Smart Parenting (2000 Kiat
perkembangan lainnya misalnya perkembangan Cerdas Mendidik Anak). Jakarta: Azkia
kognitif, sosial emosional serta penelitian ini Publisher.
dapat ditindaklanjuti sebab belum sampai pada Papalia, D.E.,Olds, S.W., Feldman, R.D. 2010.
tahap evaluasi hasil pengembangan. Peneliti Human Development (Perkembangan
selanjutnya juga diharapkan dapat menambahkan Manusia), Edisi 10, Buku 1. Jakarta:
jenis-jenis pembelajaran parenting untuk Salemba Humanika
mengembangkan karakter anak usia dini.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan
4. Bagi praktisi Pendekatan Kuantitatif, Kualitataif
Bagi praktisi yang tertarik untuk dan R&D. Bandung: Alfabeta.
mengembangkan karakter anak usia dini, melalui
pembelajaran parenting yang dikembangkan
peneliti dapat diujicobakan pada sekolah lain
untuk melihat kemampuan guru dan orangtua
dalam melaksanakan pembelajaran tersebut.
15

Anda mungkin juga menyukai