Anda di halaman 1dari 5

RESUME MATERI

PERENCANAAN KAWASAN PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

TUGAS

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perencanaan Kawasan Pesisir

Dosen Pengampu
Dr. Jamilla Kautsary, S.T., M.T.

Disusun Oleh :
Meirina Wahyu P. (31201900066)

TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2020
1. Pengertian Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Menurut UU No. 27 Tahun 2007, Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil adalah kawasan pesisir dan pulaupulau kecil dengan ciri khas tertentu yang
dilindungi untuk mewujudkan pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil secara
berkelanjutan. Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang
dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut. Sedangkan Pulau Kecil adalah pulau dengan
luas lebih kecil atau sama dengan 2.000 km² beserta kesatuan ekosistemnya.
2. RTRW/Kota Pesisir
RTRW/Kota Pesisir merupakan kebijakan yang menetapkan lokasi dari kawasan yang
harus dilindungi dan dibudidayakan serta wilayah yang akan diprioritaskan
pengembangannya dalam jangka waktu perencanaan (20 tahun).
Tujuan dan sasaran RTRW/Kota Pesisir adalah sebagai implementasi dari peraturan
perundang-undangan berikut :
a. UU No. 24 Tahun 2007 Penanggulangan Bencana
b. UU No. 26 Tahun 2007 Penataan Ruang
c. UU No. 27 Tahun 2007 Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Selain itu agar terumuskannya aspek-aspek perencanaan tata ruang wilayah pesisir dan
pantai yang memenuhi persyaratan teknis planologis serta didukung oleh proses perencanaan
yang berbasis kepada masyarakat. Adanya peningkatan pemahaman stakeholder tentang
sumberdaya wilayah pesisir dan pantai melalui kegiatan sosialiasi. Terciptanya
keseimbangan pembangunan wilayah pesisir dan pantai melalui penerapan bentuk
pengelolaan insentif–disinsentif penataan ruang. RTRW/Kota Pesisir merupakan syarat yang
diperlukan untuk :
a. Meminimalkan konflik antar kegiatan dan antar sektor
b. Menjamin keberlanjutan kegiatan
c. Mendorong terjadinya efisiensi kegiatan yang lebih tinggi
d. Menjamin kepastian investasi kegiatan
3. Penggunaan Pendekatan Geografi
a. Pendekatan Spasial (Keruangan) : Mempelajari perbedaan lokasi mengenai sifat-sifat
penting, memperhatikan kondisi eksisting, memperhatikan teori difusi.
b. Pendekatan Ekologi (Kelingkungan) : Permasalahan daya dukung dan daya tampung
lingkungan.
c. Pendekatan Kompleks Wilayah : Bersifat multisektor, multifungsional,
multidimensional.
4. Karakteristik Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Kawasan Pesisir :
a. Terdiri dari komponen daratan dan komponen lautan.
b. Memiliki batas-batas daratan dan lautan yang ditentukan oleh tingkat pengaruh dari
daratan terhadap lautan dan lautan terhadap daratan.
c. Tidak seragam dalam hal kelebaran, kedalaman atau ketinggian.
Pulau-Pulau Kecil :
a. Terpisah dari pulau besar.
b. Sangat rentan terhadap perubahan yang disebabkan alam dan/atau disebabkan manusia.
Memiliki keterbatasan daya dukung pulau.
c. Apabila berpenghuni, penduduknya mempunyai kondisi sosial dan budaya yang khas.
d. Ketergantungan ekonomi lokal pada perkembangan ekonomi luar pulau, baik pulau
induk maupun kontinen.
e. Tangkapan air yang terbatas dan sumberdaya/cadangan air tawar yang sangat rendah
dan terbatas
f. Mempunyai sejumlah besar jenis-jenis (organisme) endemik dan keanekaragaman yang
tipikal dan bernilai tinggi
5. Karakter yang Membedakan Pulau Kecil dan Daratan Besar
Daratan besar :
a. Memiliki lapisan kerak bumi stabil yang berbeda dari kerak benua lainnya
b. Memiliki keunikan flora dan fauna, serta keunikan budaya dari berbagai populasi manusia
c. dapat menjangkau sejumlah besar daratan dan dapat mencakup banyak negara
d. Dipisahkan oleh badan air besar dan luas
e. Duduk di atas lempengan tektonik dan menempati sebagian besar lempeng itu
Pulau Kecil :
a. Lebih kecil dari benua dan dikelilingi oleh air pada semua sisi-sisinya
b. Banyak pulau-pulau kecil yang dikelompokkan bersama dan disebut sebagai kepulauan
c. Berserakan menuju lempeng atau di sela lempeng.
d. Dapat dibuat dengan teknologi dan peralatan yang tepat (reklamasi/beach nourishment)
e. Dipisahkan oleh badan air sempit (selat)
f. Berisi fitur dalam skala dan cakupan yang lebih kecil
6. Potensi dan masalah pemanfaatan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.
Potensi :
a. Sumberdaya kelautan, untuk dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar terutama bagi
para nelayan
b. Fungsi kawasan yang strategis bagi kegiatan perhubungan darat maupun laut, yang
diikuti dengan aksesibilitas yang mudah keluar dan menuju ke kawasan waterfront.
c. Aneka ragam sumberdaya menarik untuk kegiatan wisata, permukiman, maupun
dunia pendidikan.
d. Ketersediaan sumber air yang memadai, yang mendorong timbulnya kegiatan
agrikultur dan aquaculture.
Isu utama :
a. Perencanaan tata ruang wilayah pesisir merupakan bagian tak terpisahkan dari
pembangunna daerah.
b. Tata ruang wilayah pesisir sangat terkait dengan tata ruang wilayah darat.
c. Wilayah pesisir; laut dan pulau-pulau kecil memiliki potensi sumber daya
d. Berada pada wilayah yang cukup rentan terhadap bencana
e. Banyak dicirikan oleh kerusakan lingkungan; kemiskinan; keterbatasan infrastruktur;
overfising.
Isu khusus :
a. Permasalahan Lingkungan
b. Tidak adanya keterpaduan dalam pengelolaan wilayah pesisir
c. Unit kegiatan campuran (Mixed Use)
d. Konflik antar wilayah dan sektoral
e. Tata ruang sebagai pengunci dan pengungkit.
f. Fungsi Pusat dalam Penataan Ruang sebagai : Pembina Teknis untuk
memberdayakan kemampuan aparat pemerintah daerah; Sosialisasi NSPM bidang
penataan ruang yang telah disusun
7. Konsep yang cocok dikembangkan untuk kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil agar
berkelanjutan :
a. Agromarine.
Agromarine adalah pola pendayagunaan alam yang mengutamakan sumberdaya hayati
laut agar diperoleh manfaat optimal melalui prinsip pengembangan agribisnis sumber
daya perikanan sebagai sektor sentral, berdasarkan pada prinsip kelestarian sumberdaya
alam yang berkelanjutan.
Gambar 1. Kerangka Pendekatan dalam Perumusan Pembangunan Pulau-
Pulau Kecil dengan Pola Agromarine

Sumber : Dahuri, 2002


b. Kesesuaian dan Daya Dukung Lingkungan : Dalam batasan tertentu, daya dukung
lingkungan dapat ditingkatkan melalui intervensi (masukan) teknologi, seperti
pemupukan tanah dan desalinisasi air laut.
c. Agribisnis Perikanan.
Empat sub-sistem utama, yaitu:
a. sumberdaya ikan dan habitat/lingkungan;
b. produksi;
c. pengolahan (teknologi pasca panen); dan
d. pemasaran termasuk konsumennya
Empat sub-sistem pendukung, yaitu:
a. prasarana dan sarana;
b. keuangan;
c. hukum dan kelembagaan; dan
d. sumberdaya manusia secara IPTEK.
d. Pengembangan Pola Kemitraan : kemitraan dalam bentuk sistem PIR
(Perikanan/Pertanian/Perkebunan Inti rakyat)

Anda mungkin juga menyukai