Anda di halaman 1dari 16

Vol.

IV, Edisi 8, Mei 2019

Tantangan Revolusi Industri


4.0 di Sektor Pertanian
p. 3

Desa Digital: Potensi dan


Tantangannya
p. 8

Peningkatan Kredit UMKM


Melalui Rasio Intermediasi
Makroprudensial
p. 12

ISO 9001:2015
Certificate No. IR/QMS/00138 ISSN 2502-8685
Dewan Redaksi
Penanggung Jawab Redaktur
Dr. Asep Ahmad Saefuloh, S.E., Dahiri Editor
M.Si. Ratna Christianingrum Ade Nurul Aida
Pemimpin Redaksi Martha Carolina Marihot Nasution
Dwi Resti Pratiwi Rendy Alvaro

Tantangan Revolusi Industri 4.0 di Sektor Pertanian p.3


KEHADIRAN Revolusi Industi 4.0 sebagai akibat dari perkembangan teknologi
yang semakin maju, mau tidak mau memaksa semua lini sektor termasuk
pertanian, untuk mampu beradaptasi dan memanfaatkan teknologi digital berbasis
internet tersebut. Namun penerapan industri 4.0 tidaklah mudah, karena masih
terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi sektor tersebut, seperti minimnya
partisipasi kaum muda dan rendahnya kualitas SDM pada sektor pertanian,
cakupan jaringan internet yang masih terbatas, maupun belum optimalnya
dukungan permodalan.

p.8 Desa Digital: Potensi dan Tantangannya

KESENJANGAN pembangunan merupakan hal yang sampai saat ini masih terjadi
di Indonesia. Kesenjangan tersebut terjadi antarwilayah serta antar kota dan desa.
Kesenjangan yang terjadi antar kota dan desa juga terjadi dalam hal teknologi
informasi dan komunikasi. Desa digital merupakan salah satu program untuk
mengurangi kesenjangan arus informasi yang terjadi di desa. Konsep desa digital
merupakan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang terintegrasi
dalam pelayanan publik dan kegiatan perekonomian.

Peningkatan Kredit UMKM Melalui Rasio


Intermediasi Makroprudensial p.12
USAHA Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi prioritas karena dampaknya
terhadap perekonomian. Permodalan masih menjadi permasalahan bagi UMKM.
Sehingga pemerintah melakukan kerja sama dan koordinasi dengan BI, OJK, dan
LPS guna mempermudah penguatan modal bagi UMKM melalui kredit perbankan.
BI menetapkan target rasio kredit UMKM untuk mendukung program tersebut.
Untuk meminimalisir risiko likuiditas dan risiko kredit UMKM, BI mengeluarkan
Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) dengan mencantumkan surat berharga
berupa obligasi sebagai alat likuiditas bank jika NPL tinggi. Penetapan RIM dapat
memperlebar ruang gerak bank dalam menyalurkan kredit.

Kritik/Saran

puskajianggaran@dpr.go.id
Terbitan ini dapat diunduh di halaman website www.puskajianggaran.dpr.go.id

2 Buletin APBN Vol. IV. Ed. 08, Mei 2019


primer

Tantangan Revolusi Industri 4.0 di Sektor


Pertanian
oleh
Ade Nurul Aida*)
Abstrak
Kehadiran Revolusi Industi 4.0 sebagai akibat dari perkembangan teknologi
yang semakin maju, mau tidak mau memaksa semua lini sektor termasuk pertanian,
untuk mampu beradaptasi dan memanfaatkan teknologi digital berbasis internet
tersebut. Namun penerapan industri 4.0 tidaklah mudah, karena masih terdapat
sejumlah tantangan yang dihadapi sektor tersebut, seperti minimnya partisipasi
kaum muda dan rendahnya kualitas SDM pada sektor pertanian, cakupan jaringan
internet yang masih terbatas, maupun belum optimalnya dukungan permodalan.
Untuk itu perlu keseriusan pemerintah dalam menentukan kebijakan agar apa
yang menjadi harapan dengan hadirnya Revolusi Industi 4.0 dapat terwujud.

S
ektor pertanian merupakan menghadapi tantangan tersebut agar
salah satu sektor strategis kehadiran industri 4.0 dapat menunjang
dalam menopang perekonomian efisiensi dan produktivitas pertanian
nasional. Berdasarkan data Badan Pusat sehingga meningkatkan daya saing
Statistik (BPS), kontribusi pertanian serta kesejahteraan petani kedepannya.
pada laju partumbuhan produk domestik Perkembangan Revolusi Industri 4.0
bruto (PDB) tahun 2018 masih cukup di Sektor Pertanian Indonesia
besar, yakni mencapai 12,81 persen
meski terdapat kecenderungan menurun Memasuki era revolusi industri 4.0,
dalam beberapa tahun terakhir. Pada berbagai kegiatan baik itu sosial,
sektor ini juga, polemik sektor pertanian ekonomi, pendidikan, politik, dan lainnya
masih kerap terjadi salah satunya yakni, selalu dikaitkan dengan penggunaan
produksi maupun cadangan pangan mesin-mesin otomasi yang terintegrasi
sektor pertanian dalam negeri masih dengan jaringan internet. Kondisi
belum mencukupi. Impor yang kemudian tersebut pun tentunya tidak dapat
dianggap solusi justru menjadi masalah, dihindari perkembangannya sehingga
terutama terkait dengan hajat hidup memaksa semua lini sektor, baik
petani hingga neraca perdagangan. bisnis, pendidikan, politik tak terkecuali
pertanian, untuk mampu beradaptasi
Di tengah kondisi tersebut, kehadiran dan memafaatkan teknologi digital
revolusi industri 4.0 menjadi sebuah berbasis internet tersebut. Hal ini
harapan sekaligus tantangan bagi dikarenakan masa depan pertanian ke
pembangunan sektor pertanian ke depan mungkin tidak lagi berlangsung
depan. Harapan tersebut muncul secara konvensional namun akan
ketika revolusi industri 4.0 mampu tergantikan dengan teknologi berbasis
meningkatkan produktivitas pertanian internet. Selain berbasis internet
secara efektif dan efisien dari segi (internet of things), terdapat teknologi
waktu maupun biaya dengan kemajuan utama lainnya yang menopang
teknologi yang ada, di sisi lain minimnya implementasi revolusi industri 4.0,
tenaga kerja terampil yang ahli di bidang diantaranya adalah super komputer
pertanian dan teknologi menjadi salah (artificial inteligence), kendaraan tanpa
satu tantangan tersendiri. Dalam kajian pengemudi (human-machine interface),
ini akan dibahas lebih lanjut, apa saja teknologi robotik (smart robotic), serta
yang menjadi tantangan sektor pertanian teknologi 3D printing. Sementara
dalam menghadapi revolusi industri 4.0, konsep pengembangan pertanian
dan apa yang menjadi strategi dalam yang banyak dikembangkan pada saat
*) Analis APBN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian Dewan DPR RI. e-mail: dhena_adhe@yahoo.com

Buletin APBN Vol. IV. Ed. 08, Mei 2019 3


ini adalah konsep pertanian cerdas, seperti Sistem Monitoring Pertanaman
yang biasa juga disebut smart farming Padi (Simotandi) yang menggunakan
atau precision agriculture. Melalui citra satelit beresolusi tinggi untuk
implementasi tersebut, diharapkan bisa membaca standing crop tanaman
proses usaha tani menjadi lebih efektif padi, aplikasi Kalender Tanam
dan efisien, baik dalam segi waktu dan (Katam) berfungsi untuk mengetahui
biaya sehingga dapat meningkatkan waktu tanam, rekomendasi pupuk
produktivitas dan daya saing produk tani dan penggunaan varietas. Kemudian
yang dihasilkan. aplikasi Si Mantap yang dimanfaatkan
Selanjutnya, untuk memasuki dan PT. Jasindo dalam rangka mem-back-
mendukung revolusi industri 4.0 di up asuransi pertanian dan membantu
sektor pertanian, pemerintah dalam hal pihak asuransi dalam mendeteksi
ini Kementerian Pertanian (Kementan) risiko kekeringan dan banjir, bahkan
melalui Badan Litbang Pertanian mulai organisme pengganggu tumbuhan.
berinovasi mengembangkan teknologi Minimnya Partisipasi Kaum Muda dan
seperti, cloud computing, mobile Rendahnya Kualitas SDM pada Sektor
internet, dan artificial intelligence yang Pertanian
kemudian akan digabung menjadi
teknologi alat mesin pertanian yang Minimnya jumlah petani muda hingga
lebih modern, misalnya berupa traktor rendahnya kualitas sumber daya
yang mampu beroperasi tanpa operator, manusia (SDM) yang bekerja di sektor
pesawat drone untuk deteksi unsur hara, pertanian merupakan serangkaian
dan robot grafting. Salah satu contoh tantangan yang terjadi di sektor
pengembangan teknologi mekanisasi pertanian. Berdasarkan data statistik
pertanian yang telah berhasil dibuat oleh ketenagakerjaan sektor pertanian,
Badan Litbang Pertanian adalah sebuah bahwa sebagian besar SDM yang
traktor yang diberi nama Autonomous bekerja di sektor pertanian didominasi
Tractor. Traktor ini berfungsi untuk oleh kelompok umur 60 tahun ke atas
mengolah tanah menggunakan sistem (17,9 persen), sedangkan keterlibatan
navigasi real time kinematika (RTK) kaum muda pada pertanian masih
yang dapat melakukan pengolahan sangat rendah. Minimnya minat kaum
lahan sesuai perencanaan dengan muda untuk terjun di pertanian yakni
akurasi 5-25 cm. kondisi pertanian dianggap kurang
menjanjikan, risiko yang tinggi, maupun
Selain itu, Kementan juga telah level gengsi di masyarakat
memperkenalkan berbagai macam
aplikasi untuk membantu usaha tani, Selain itu berdasarkan tingkat
Gambar 1. Sebaran Tenaga Kerja Sektor Pertanian Berdasarkan Kelompok Umur
dan Tingkat Pendidikan (Persen)

Sumber: Statistik Ketenagakerjaan Sektor Pertanian, Kementerian Pertanian, 2018

4 Buletin APBN Vol. IV. Ed. 08, Mei 2019


pendidikan, SDM dengan tingkat Gambar 2. Jumlah Petani Menurut
pendidikan SD sebesar 37,53 persen Provinsi dan Penggunaan Internet
dan tidak tamat SD sebesar 24,23
persen masih mendominasi SDM pada
sektor tersebut, sedangkan SDM dengan
tingkat pendidikan SMK, Diploma, dan
Sarjana menjadi kelompok minoritas di
sebaran tenaga kerja sektor pertanian
dengan persentase masing-masing
sebesar 3,78 persen; 0,45 persen; dan
1,02 persen.
Padahal partisipasi kaum muda
sangat diperlukan dalam menghadapi
revolusi industri 4.0 di sektor
pertanian, karena petani tua dan/atau
berpendidikan rendah yang selama
ini masih mendominasi pada sektor
tersebut, dikhawatirkan belum mampu
beradaptasi dan mengadopsi teknologi
yang ada.
Cakupan Jaringan Internet yang
Masih Terbatas
Pemanfaatan teknologi digital akses
internet merupakan bagian dan teknologi
yang mendukung industri 4.0. Namun
terbatasnya jangkauan internet akan
menjadi tantangan tersendiri dalam Sumber: Hasil Survei Pertanian Antar Sensus
mengimplementasikan industri 4.0 (SUTAS), BPS, 2018
pada sektor pertanian. Seperti yang dalam sektor tersebut hanya sebesar
diketahui, bahwa belum seluruh wilayah 13,45 persen yang menggunakan
Indonesia terjangkau akses internet, internet dan sebagian besar berada
khususnya daerah terpencil, pedalaman, dalam wilayah barat Indonesia (Sutas,
maupun pedesaan. Palapa Ring yang 2018). Hal yang melatarbelakangi
merupakan proyek pembangunan keengganan untuk memanfaatkan
jaringan serat optik dan diharapkan internet, salah satunya keterbatasan
mampu membangun jaringan hingga fisik (infrastruktur) dan biaya yang cukup
mencakup sampai ke pelosok daerah, tinggi untuk mendapatkan akses internet
sejauh ini belum mampu menjangkau di daerah pedesaan tersebut.
seluruh wilayah, dan masih ada 150 ribu
titik tidak bisa dijangkau oleh jaringan Belum Optimalnya Dukungan
optik (Latif dalam Kumparan, 2019). Permodalan
Sementara capaian wilayah pedesaan Industri 4.0 tentu membutuhkan
yang sudah tersentuh oleh jaringan peralatan berteknologi canggih yang
3G pun baru mencapai 73,02 persen membutuhkan modal yang tidak sedikit.
dari total 83.218 desa/kelurahan dan Ini juga menjadi satu tantangan bagi
untuk cakupan 4G baru mencapai 55,05 pelaku sektor pertanian khususnya
persen saja (Kominfo dalam Detik.com, petani. Banyak lembaga permodalan
2018). Di sisi lain, menurut hasil survei dengan berbagai skim kredit yang
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet ditawarkan ke petani, namun pada
Indonesia (APJII) tahun 2017, bahwa kenyataannya hanya dapat diakses
penggunaan internet di pedesaan (rural) oleh kelompok tertentu, sedangkan
sendiri hanya sebesar 48,25 persen. petani kecil kesulitan. Sulitnya petani
Petani yang merupakan pelaku utama mengakses permodalan dikarenakan
Buletin APBN Vol. IV. Ed. 08, Mei 2019 5
kurangnya kepercayaan lembaga masih jauh dari harapan karena pada
keuangan untuk menyuntikkan dana ke pelaksanaannya bank tidak akan
petani sehubungan dengan penghasilan memberikan kredit jika tidak memiliki
petani dinilai teralu kecil dan tak memiliki agunan. Pemanfaatan internet melalui
agunan memadai untuk jaminan financial technology (fintech) yang
pinjaman. Berbagai kredit program yang kiranya diyakini dapat membantu dan
dikembangkan untuk usaha pertanian mempermudah dalam mengakses
seperti Kredit Ketahanan Pangan-Energi permodalan pun (dikarenakan syarat
(KKP-E), Kredit Pengembangan Energi dari fintech tidak terlalu sulit seperti
Nabati dan Revitalisasi Perkebunan perbankan) nyatanya masih belum
(KPEN-RP), Kredit Usaha Pembibitan memihak petani. Alasannya bunga dari
Sapi (KUPS) dan Kredit Usaha Rakyat fintech yang masih terlalu tinggi hingga
(KUR) pada perkembangannya mencapai 30 persen (Huda, 2018).

Rekomendasi
Untuk menerapkan industri 4.0 di Indonesia khususnya dalam sektor pertanian,
fokus pemerintah seharusnya tidak hanya pada pengembangan teknologi, tetapi
juga harus berfokus pada tantangan yang dihadapi pada sektor tersebut, seperti:
dari sisi sumber daya manusia (SDM), apabila melihat pertanian yang saat ini
masih banyak dihuni oleh petani tua, maka pemerintah perlu merangkul dan
mendorong generasi muda untuk terlibat aktif dan terjun ke bidang pertanian
di era digital serta keberpihakan pemerintah pada petani. Kemudian, untuk
meningkatan keterampilan dan kemampuan, perlu dikembangkan lembaga
pendidikan dan pelatihan, serta pengembangan pendidikan vokasi. Dengan
pengembangan pendidikan vokasi melalui pembenahan kurikulum dan metode
pembelajaran diharapkan dapat menjembatani dunia pendidikan dengan dunia
kerja dan kebutuhan pasar di samping memiliki peran dalam meningkatkan
minat penduduk usia muda untuk terjun ke pertanian desa. Terkait keterbatasan
akses internet di pedesaan, perlu peran pemerintah dalam upaya percepatan
dan pemerataan jaringan internet hingga pelosok pedesaan. Terakhir
mendorong peran lembaga keuangan (Bank dan Non Bank) untuk masuk sektor
pertanian dengan skema yang tidak memberatkan petani. Dari kesemuanya
itu, koordinasi dan peran serta semua pihak terkait sangat dibutuhkan agar apa
yang menjadi harapan dengan hadirnya revolusi industi 4.0 dapat terwujud.

Daftar Pustaka 2018


Akhir, Dani Jumadil. 2018. Revolusi BBPP BATU. Peranan Internet di Bidang
Industri 4.0 Sektor Pertanian, Petani Pertanian. Diakses dari http://bbppbatu.
Gunakan Remote Control Saat Panen. bppsdmp.pertanian.go.id/peranan-
Diakses dari https://economy.okezone. internet-di-bidang-pertanian/ pada 25
com/read/2018/09/28/320/1956769/ April 2019
revolusi-industri-4-0-sektor-pertanian-
petani-gunakan-remote-control-saat- Detik.com. 2018. Rangsang Eknomi
panen?page=2 pada 15 April 2019 Digital, Kominfo Bangun Internet ke
Pelosok. Diakses dari https://inet.detik.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet com/telecommunication/d-4043822/
Indonesia. 2018. Penetrasi dan Perilaku rangsang-ekonomi-digital-kominfo-
Pengguna Inernet Indonesia: Survei bangun-internet-ke-pelosok pada 29
2017 April 2019
Badan Pusat Statistik. 2018. Hasil Embu, Wilfridus. 2018. Permodalan
Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) Hingga Tenaga Kerja Jadi Tantangan

6 Buletin APBN Vol. IV. Ed. 08, Mei 2019


Revolusi Industri 4.0. Diakses dari
29 April 2019
https://www.merdeka.com/uang/
permodalan-hingga-tenaga-kerja-jadi- Reisha, Tia. 2019. Kementan Dorong
tantangan-revolusi-industri-40.html pada Sektor PErtanian Masuki Revolusi
26 April 2019 Industri 4.0. Diakses dari https://
finance.detik.com/berita-ekonomi-
Huda, Nailul. 2018. Revolusi Pertanian
bisnis/d-4474423/kementan-dorong-
4.0. Diakses dari http://www.neraca.
sektor-pertanian-masuki-revolusi-
co.id/article/109267/revolusi-
industri-40 pada 15 April 2019
pertanian-40 pada 24 April 2019
Sayaka Bambang, Rivai Rudi.
Kementerian Pertanian. 2018. Statistik
Peningkatan Akses Petani Terhadap
Ketenagakerjaan Sektor Pertanian
Kredit Kethanan Pangan dan Energi
Tahun 2017-2018
Wartaekonomi.co.id. 2019. Begini
Kumparan. 2019. Mengenal Palapa
Revolusi Industri 4.0 di Sektor Pertanian.
Ring, ‘Tol Langit’ Penghubung
Diakses dari https://www.wartaekonomi.
Internet Indonesia. Diakses
co.id/reBegini Revolusi Industri 4.0
dari https://kumparan.com/@
di Sektor Pertanianad215598/begini-
kumparantech/mengenal-palapa-
revolusi-industri-40-di-sektor-pertanian.
ring-tol-langit-penghubung-internet-
html pada 26 April 2019
indonesia-1552996901996551352 pada

Buletin APBN Vol. IV. Ed. 08, Mei 2019 7


sekunder

Desa Digital: Potensi dan Tantangannya


oleh
Rendy Alvaro*)
Emillia Octavia**)

Abstrak
Kesenjangan pembangunan merupakan hal yang sampai saat ini masih
terjadi di Indonesia. Kesenjangan tersebut terjadi antarwilayah serta antar kota
dan desa. Kesenjangan yang terjadi antar kota dan desa juga terjadi dalam hal
teknologi informasi dan komunikasi. Desa digital merupakan salah satu program
untuk mengurangi kesenjangan arus informasi yang terjadi di desa. Konsep
desa digital merupakan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang
terintegrasi dalam pelayanan publik dan kegiatan perekonomian. Dengan adanya
desa digital diharapkan pelayanan publik dapat meningkat dan pemberdayaan
ekonomi masyarakat menjadi berkembang.

D
esa merupakan bagian yang tidak teknologi informasi dan komunikasi
terpisahkan dari pembangunan (Darwis, 2016). Menurut Kemkominfo,
nasional. Hal ini dinyatakan jumlah desa yang belum tersentuh
dalam salah satu Nawacita Jokowi yaitu teknologi informasi dan komunikasi
membangun Indonesia dari pinggiran (TIK) sekitar 40 persen di tahun 2017.
dengan memperkuat daerah-daerah Kesenjangan-kesenjangan inilah yang
dan desa dalam kerangka negara menyebabkan desa menjadi sulit
kesatuan, yang diikuti dengan strategi berkembang. Menurut data BPS, jumlah
pembangunan nasional. Berdasarkan desa dengan status tertinggal masih
RPJMN 2015-2019 pembangunan harus mendominasi dari jumlah seluruh desa
dapat menghilangkan/memperkecil di Indonesia (gambar 1).
kesenjangan yang ada, termasuk
kesenjangan antarwilayah dan antar Gambar 1. Jumlah Desa Menurut Indeks
desa dengan kota. Pembangunan Desa
Dalam jangka panjang, kesenjangan
pembangunan antarwilayah dapat
memberikan dampak negatif pada
kehidupan sosial masyarakat sehingga
menjadi masalah serius yang harus
dapat diselesaikan kedepannya.
Kesenjangan antarwilayah terlihat dari
masih terdapatnya 122 kabupaten
yang merupakan daerah tertinggal.
Kesenjangan kota dan desa dapat
terlihat dari laju urbanisasi yang cukup
pesat beberapa tahun terakhir. Saat Sumber: LKPP, 2017 dan Kemenkeu, 2018
ini, laju urbanisasi di desa sebesar 1,2
persen setiap tahunnya (Detik.com, Di sisi lain, perkembangan teknologi
2018). Kesenjangan pembangunan yang sudah memasuki revolusi industri
antara kota dan desa tidak dapat 4.0 akan memberikan tantangan
dilepaskan dari dampak sebaran tersendiri dalam hal berjalannya
demografi dan kapasitas ekonomi yang pemerintahan dan ekonomi desa. Desa
tidak seimbang serta kesenjangan harus mampu beradaptasi mengikuti
ketersediaan infrastruktur yang kemajuan teknologi tersebut agar
memadai, termasuk kesenjangan tidak tertinggal dalam segala bidang
*) Analis APBN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian Dewan DPR RI. e-mail: rendy.alvaro@yahoo.com
**) Analis APBN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian Dewan DPR RI. e-mail: emil.octa@yahoo.com

8 Buletin APBN Vol. IV. Ed. 08, Mei 2019


serta mendukung roadmap pemerintah dijalankan oleh Kemkominfo bagi desa-
Indonesia “Making Indonesia 4.0”. desa yang termasuk dalam daerah
Salah satu cara yang dapat ditempuh Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T).
untuk mempersiapkan desa memasuki Desa broadband terpadu merupakan
revolusi industri 4.0 yaitu dengan cara upaya pemerintah menjangkau desa-
mengurangi kesenjangan digital antara desa agar dapat memanfaatkan
kota dan desa serta mendigitalisasi teknologi informasi dan komunikasi
desa-desa dengan konsep desa guna meningkatkan kesejahteraannya.
digital. Desa Mandalamekar di Kabupaten
Desa Digital Sebagai Katalisator Tasikmalaya dan Desa Rawabiru di
Perbaikan Layanan Publik dan Kabupaten Merauke merupakan contoh
Ekonomi dua desa broadband dari 278 yang
sudah dibentuk oleh Kemkominfo.
Desa digital merupakan konsep program Dengan program desa broadband
yang menerapkan sistem pelayanan terpadu, Kemkominfo melalui BAKTI
pemerintahan, pelayanan masyarakat, (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi
dan pemberdayaan masyarakat dan Informasi)1 menyediakan jaringan,
berbasis pemanfaatan teknologi perangkat, aplikasi yang sesuai
informasi. Program ini bertujuan dengan karakteristik penduduk, dan
untuk mengembangkan potensi desa, pendampingan yang tepat untuk
pemasaran dan percepatan akses serta masyarakat di desa 3T dan lokasi
pelayanan publik. Dalam desa digital, prioritas (LokPri) yang meliputi
pelayanan publik akan bersifat digital desa petani, desa nelayan dan
dengan terkoneksi melalui jaringan desa pedalaman sehingga dapat
nirkabel. Pelayanan yang bersifat digital meningkatkan produktivitas dan
akan mendorong peningkatan layanan memperluas akses ke pasar.
publik di desa-desa dan mempermudah
perangkat desa untuk melakukan Melalui penerapan teknologi dan
evaluasi dan perbaikan layanan dengan informasi di desa digital diharapkan
basis data yang nantinya dimiliki. Selain produktivitas dapat meningkat mengikuti
itu, desa digital juga akan memperlancar kisah sukses desa lainnya dalam
penggunaan aplikasi sistem keuangan penggunaan internet contohnya desa
desa (Siskeudes) sehingga pengelolaan Majasari di Kabupaten Indramayu.
keuangan desa termasuk dana desa Dengan adanya internet, masyarakat di
dapat lebih transparan dan akuntabel. desa tersebut memperoleh perbaikan
Dalam konteks ekonomi, desa digital dalam cara pertanian dan peternakan
dapat dijadikan sebagai katalisator organik. Desa Majasari menerapkan
peningkatan kinerja ekonomi desa dan teknologi pengolahan pakan dari
pemberdayaan ekonomi masyarakat limbah pertanian untuk penyediaan
desa. Pada desa digital direncanakan pakan ternak. Limbah peternakan
akan memiliki website dan akun media kemudian digunakan sebagai pupuk
sosial untuk promosi dan berita, sistem di lahan pertanian. Desa Majasari
e-commerce serta aplikasi yang sesuai sejak beberapa tahun lalu telah
dengan karakter dan potensi ekonomi di beralih ke pertanian organik. Dengan
tiap desa. keberadaan internet, produk pertanian
dan peternakan di desa Majasari dapat
Hingga saat ini, pembentukan beberapa dipasarkan hingga ke penjuru tanah air
desa digital merupakan kolaborasi sehingga meningkatkan perekonomian
antara pemerintah daerah dengan desa. Hal tersebut membuat desa
pemerintah pusat. Dalam pembentukan Majasari berhasil menurunkan tingkat
desa digital, pemerintah daerah kemiskinan pada angka 8,24 persen dan
mengajukan usulan kepada Kemkominfo meraih peringkat satu desa terbaik tahun
sebagai pihak yang menyediakan 2016.
layanan internet. Sebelum ada program
desa digital, telah ada program serupa Selain desa digital yang telah disebutkan
yaitu desa broadband terpadu yang sebelumnya, masih terdapat desa-desa
1) BAKTI Kominfo sebelumnya bernama Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan
Informatika (BP3TI).

Buletin APBN Vol. IV. Ed. 08, Mei 2019 9


Gambar 2. Contoh Desa Digital tersendiri dalam membentuk desa
digital.
Tantangan lainnya untuk mewujudkan
desa-desa digital adalah butuh
dukungan pendanaan yang cukup besar.
Saat ini, desa digital merupakan hasil
kerjasama antara pemerintah daerah
dengan pemerintah pusat melalui BAKTI
Kominfo dan juga pihak-pihak lainnya.
BAKTI Kominfo bertugas menyediakan
akses internet dengan menggunakan
dana USO (Universal Service
Obligation) bagi desa yang mengajukan
usulan melalui pemerintah daerah
untuk menjadi desa digital. Sedangkan
perangkat dan aplikasi disediakan
oleh pemerintah daerah dengan
mengandalkan Anggaran Pendapatan
Sumber: Kab. Bonebolang, 2017 dan Prov. dan Belanja Daerah (APBD).
Jawa Barat, 2018 Penyediaan perangkat dan aplikasi ini
digital lain yang sudah terbentuk dan membutuhkan dana yang relatif besar.
tersebar di berbagai provinsi meskipun Di sisi lain, masih banyak daerah-daerah
tidak diketahui sampai sejauh mana (khususnya kabupaten) yang kapasitas
proses digitalisasi yang sudah ada di keuangannya rendah dan masih sangat
desa digital lainnya (Gambar 2). Desa bergantung pada dana perimbangan dari
digital yang terbentuk diharapkan tidak pemerintah pusat. Guna meminimalkan
hanya desa dengan fasilitas internet dana sementara dapat dibentuk pusat
atau wifi saja. Namun lebih jauh lagi, digital di desa yang dapat diakses oleh
masuknya akses internet ke desa- semua masyarakat sehingga dapat
desa digital tersebut harus mampu dikontrol penggunaannya.
meningkatkan potensi ekonomi desa dan Tantangan berikutnya adalah
pemberdayaan masyarakat (misalnya: ketersediaan sumber daya manusia
pemasaran atau promosi produk-produk (SDM) yang mampu mengelola
BUMDES) serta meningkatkan kualitas berbagai layanan berbasis teknologi
pelayanan publik bagi masyakarat desa. informasi. Tidak bisa dipungkiri
Tantangan Mewujudkan Desa Digital bahwa di desa-desa masih terdapat
aparat dan masyarakat desa yang
Desa digital merupakan sebuah konsep belum melek internet dan teknologi.
yang mensyaratkan tersedianya Penetrasi pengguna internet tahun
jaringan informasi dan komunikasi 2017 berdasarkan kota/kabupaten
yang memadai. Namun, masih banyak
wilayah di Indonesia dengan kondisi Gambar 3. Base Transceiver Station (BTS)
TIK yang masih rendah atau bahkan dan Sinyal Telepon Seluler di Desa
tidak ada sama sekali. Menurut data
Potensi Desa Badan Pusat Statistik
tahun 2018 masih ada sekitar 62 persen
desa yang tidak tersedia BTS (Base
Transceiver Station)2. Dari sisi kekuatan
sinyal telepon seluler dan sinyal internet,
masih banyak desa-desa yang kekuatan
signalnya lemah dan bahkan tidak ada,
yakni 34 persen untuk sinyal telepon
dan 21,6 persen untuk sinyal internet Sumber: Statistik Potensi Desa BPS 2018,
(gambar 3). Hal ini menjadi tantangan (diolah)
2) Base Transceiver Station (BTS) adalah alat yang berfungsi sebagai pengirim dan penerima sinyal
komunikasi seluler yang biasanya ditandai dengan menara/tower yang dilengkapi antena sebagai
perangkat penerima. (BPS, 2018)

10 Buletin APBN Vol. IV. Ed. 08, Mei 2019


terkonsentrasi di area rural sebesar Ketiga, pemerintah perlu
48,25 persen (APJII, 2017). Untuk
penguasaan komputer, rilis BPS mendorong pengelolaan dana desa
dalam Indeks Pembangunan yang diarahkan untuk mendukung
Teknologi Informasi dan Komunikasi terwujudnya desa digital yang
(IP-TIK) menunjukan bahwa nilai nantinya dapat dimanfaatkan oleh
indeks persentase rumah tangga di BUMDes dalam mengoptimalkan
Indonesia yang menguasai komputer kinerjanya.
hanya bernilai 2 dari skala 0 – 10.
Hasil survei dan IP-TIK BPS ini dapat Daftar Pustaka
dijadikan parameter yang menunjukkan
bahwa melek internet dan teknologi Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
di pedesaan masih relatif rendah. Indonesia. (2017). Survei Penetrasi dan
Selain itu, masyarakat desa masih Perilaku Pengguna Internet Indonesia
memegang budaya yang kuat yang 2017
mungkin dapat menjadi penghambat Badan Pusat Statistik. (2018). Berita
dalam masuknya sesuatu yang baru dari resmi Statistik: Perkembangan Indeks
luar seperti internet. Adanya konten- Pembangunan Teknologi Informasi dan
konten negatif dari akses internet juga Komunikasi (IP-TIK)
menjadi tantangan tersendiri dalam
pengadaan desa digital. Dengan Badan Pusat Statistik. (2018). Statistik
demikian maka dibutuhkan sosialisasi, Potensi Desa 2018
pendampingan, dan literasi digital Darwis, Robby. (2016). Pengaruh
terhadap SDM dan masyarakat Kesenjangan Digital Terhadap
desa yang disesuaikan dengan Pembangunan Desa
karakteristik dan budaya masyarakat.
Saat ini telah ada pendampingan dari Detik.com. (2018). Dampak Urbanisasi,
relawan TIK terhadap desa digital Warga Desa Diprediksi Tersisa 35% di
namun jumlahnya terbatas sehingga 2045. Diakses dari https://finance.detik.
diperlukan keterlibatan pihak lain dalam com/berita-ekonomi-bisnis/d-4191870/
pendampingan dan literasi digital. dampak-urbanisasi-warga-desa-
diprediksi-tersisa-35-di-2045 pada 25
April 2019
Rekomendasi Kementerian Komunikasi dan
Informatika. (2018). Laporan Kinerja
Untuk mewujudkan desa digital 2017
yang optimal diperlukan berbagai
Bonebolang. (2017). Desa Digital
langkah-langkah dari pemerintah, Pertama di Indonesia Ada di
baik pemerintah pusat maupun Bone Bolango. Diakses dari www.
pemerintah daerah. bonebolangokab.go.id/web/berita-desa-
Pertama, perlu adanya dukungan digital-pertama-di-indonesia-ada-di-
dan kerjasama dari berbagai bone-bolango.html pada 23 April 2019
pihak dalam hal pendanaan, Kementerian Komunikasi dan
pendampingan, pelatihan serta Informatika. (2018). Kisah Desa Majasari
literasi digital baik dari pemerintah berdaya dengan internet. Diakses
pusat, pihak swasta, akademisi dari https://kominfo.go.id/content/
maupun masyarakat. detail/15368/kisah-desa-majasari-
berdaya-dengan-internet/0/sorotan_
Kedua, sinergi dengan program media pada 30 April 2019
desa broadband terpadu Pemprov Jawa Barat. (2018). Ridwan
dengan menitikberatkan pada Kamil Launching Desa Digital. Diakses
pengembangan aplikasi digital yang dari https://jabarprov.go.id/index.php/
terutama pada desa-desa dengan news/30990/2018/12/10/Ridwan-Kamil-
karakteristik yang sama. Launching-Desa-Digital pada 23 April
2019

Buletin APBN Vol. IV. Ed. 08, Mei 2019 11


sekunder

Peningkatan Kredit UMKM Melalui Rasio


Intermediasi Makroprudensial
oleh
Slamet Widodo*)
Firly Nur Agustiani**)
Abstrak
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi prioritas karena dampaknya
terhadap perekonomian. Permodalan masih menjadi permasalahan bagi UMKM,
sehingga pemerintah melakukan kerja sama dan koordinasi dengan BI, OJK, dan
LPS guna mempermudah penguatan modal bagi UMKM melalui kredit perbankan.
BI menetapkan target rasio kredit UMKM untuk mendukung program tersebut.
Untuk meminimalisir risiko likuiditas dan risiko kredit UMKM, BI mengeluarkan
Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) dengan mencantumkan surat berharga
berupa obligasi sebagai alat likuiditas bank jika NPL tinggi. Penetapan RIM dapat
memperlebar ruang gerak bank dalam menyalurkan kredit. Setelah diberlakukan
RIM, terjadi peningkatan pada kredit UMKM. Walaupun ada kelonggaran, bank
tetap harus melakukan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit UMKM,
serta memisahkan kredit UMKM yang menyertakan jaminan dengan yang tidak
menyertakan jaminan guna mempermudah pemisahan risiko kredit macet.

U
saha Kecil, Mikro, dan Menengah UMKM yang dinamakan kredit UMKM
(UMKM) merupakan usaha dengan bunga 22 persen per tahun. Hal
yang memiliki peran strategis ini menyebabkan debitur mengalami
dalam perekonomian, baik dari jumlah kesulitan untuk membayar kewajibannya
unit usaha maupun dari kemampuan dan bank mengalami risiko kredit yang
menyerap tenaga kerja. Peran ini tinggi. Melihat adanya permasalahan di
mengindikasikan pentingnya informasi pihak debitur dan kreditur, pemerintah
dan monitoring terhadap kinerja UMKM, melakukan koordinasi dan kerja sama
khususnya kinerja keuangan. Kinerja dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas
keuangan UMKM sangat diperlukan Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga
untuk memelihara stabilitas sistem Penjamin Simpanan (LPS). Koordinasi
keuangan yang dapat dilihat dari sisi tersebut menyepakati penyediaan dana
pembiayaan dan permodalan. Secara untuk dialokasikan kepada sektor UMKM
umum, semakin besar skala UMKM, dalam bentuk program pembiayaan
maka semakin besar nilai aset, utang, bersubsidi yang dinamakan Kredit
dan ekuitas yang dimilikinya. Hal ini Usaha Rakyat (KUR) mulai tahun 2007.
dapat meningkatkan efisiensi operasional Tujuan penyaluran KUR adalah untuk
yang akhirnya menjadikan UMKM mendukung upaya percepatan dan
menjadi semakin berkembang. Dengan kualitas pertumbuhan ekonomi dengan
ini, baik UMKM skala menengah, upaya pembangunan UMKM.
maupun kecil atau mikro memiliki
prospek yang baik dan akan mampu Setelah dilakukan kerja sama tersebut,
menghasilkan laba. maka BI menetapkan target penyaluran
kredit UMKM, pada 2015 sebesar 5
Meskipun UMKM berpotensi persen, 2016 sebesar 10 persen, 2017
menghasilkan laba, akan tetapi saat ini sebesar 15 persen, dan 2018 sebesar
masih terkendala permodalan. Untuk 20 persen1. Peningkatan target ini
mengatasinya bank mengeluarkan dalam rangka pemeringkatan kredit dan
produk pembiayaan untuk sektor ketersediaan informasi laporan keuangan
*) Analis APBN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian Dewan DPR RI. e-mail: eswidodo263@gmail.com
**) Analis APBN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian Dewan DPR RI. e-mail: firlynuragustiani@gmail.com
1) PBI Nomor 17/12/PBI/2015 tentang Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh bank Umum dan Bantuan Teknis dalam
rangka pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah.

12 Buletin APBN Vol. IV. Ed. 08, Mei 2019


Gambar 1. Jumlah Debitur UMKM dan Debitur Bank

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, OJK, 2019


UMKM, program yang difasilitasi BI ini akan kredit bersubsidi, mengindikasikan
bertujuan untuk mengatasi asymmetric bank harus serius dalam mengendalikan
information antara perbankan dan KUR. Pada tahun 2015-2018 KUR
UMKM. disalurkan kepada 13.258.016 UMKM
dengan total plafon sebesar Rp317
Pada tahun 2018, masih 60 - 70 persen triliun. NPL KUR sampai tahun 2018
dari 56,54 juta unit UMKM yang belum mencapai 1,24 persen. Dengan adanya
memiliki akses ke perbankan. Hal ini penambahan subsidi bunga, maka beban
disebabkan UMKM dituntut menyajikan bunga yang ditanggung debitur semakin
proposal usaha yang feasible dan berkurang. Besar bunga yang ditanggung
bankable. Selain itu data kinerja oleh debitur sebesar 12 persen
keuangan UMKM saat ini belum tersedia, (2016), 9 persen (2017) dan 7 persen
antara lain dikarenakan keterbatasan (2018). Pada tahun 2019, pemerintah
kapabilitas UMKM dalam menyusun mengalokasikan anggaran pada APBN
laporan keuangan. sebesar Rp16.651,3 miliar lebih tinggi
Rp3.650,7 miliar dibandingkan outlook
Pertumbuhan kredit perbankan yang 2018 sebesar Rp13.000,6 miliar untuk
terus meningkat dari tahun ke tahun, pemberian subsidi bunga KUR.
tercatat pada tahun 2018 mencapai
11,8 persen lebih tinggi 7,7 persen Peningkatan Kredit UMKM Melalui
dari tahun 2017, dan Januari 2019 Kebijakan Makroprudensial oleh
pertumbuhan kredit sudah mencapai Perbankan
12 persen. Jumlah debitur UMKM
cenderung meningkat tiap bulannya Dalam menjalankan kegiatannya sebagai
(gambar 1). Kenaikan jumlah debitur kreditur, bank harus tetap melaksanakan
UMKM ini disebabkan oleh prospek fungsinya sebagai lembaga intermediasi
dan pengembangan kinerja UMKM antara surplus spending unit dengan
yang tidak lepas dari peran dan upaya deficit spending unit. Sehingga
pemerintah. Khususnya fasilitas KUR diperlukan formulasi khusus agar bank
yang diprioritaskan kepada sektor dapat tetap eksis menjalankan tugasnya
produktif seperti industri pengolahan yang berorientasi pada keuntungan
dan pertanian, termasuk kepada (profit oriented), namun tetap mampu
pengembangan energi baru terbarukan mendorong perekonomian khususnya
berskala UMKM. UMKM.
Tingginya tingkat permintaan debitur Untuk memperkuat bank sebagai
Buletin APBN Vol. IV. Ed. 08, Mei 2019 13
intermediator, BI akan melaksanakan infrastruktur keuangan; (2) mendorong
kebijakan makroprudensial untuk fungsi intermediasi yang seimbang dan
mendukung asesmen kinerja berkualitas, yang menjadi fokus antara
pembiayaan UMKM dalam rangka lain fungsi intermediasi dapat berjalan
menjaga stabilitas sistem keuangan. dengan baik, dan penyaluran kredit yang
Kebijakan makroprudensial memiliki sehat dan optimal; dan (3) meningkatkan
risiko sistemik yang tidak selalu efisiensi sistem keuangan dan akses
bersumber dari perbankan, namun dari keuangan, yang menjadi fokus antara
elemen sistem keuangan lain seperti lain peningkatan akses keuangan
kegagalan korporasi atau permasalahan termasuk UMKM dan perluasan
pembayaran; terdapat contagion effect jangkauan perbankan kepada semua
akibat dari keterkaitan antar elemen lapisan masyarakat.
sistem keuangan (interconnectedness);
dan potensi dampak yang ditimbulkan Kebijakan makroprudensial tersebut
dari risiko sistemik yang dapat diformulasikan dengan Rasio
mengganggu perekonomian. Risiko Intermediasi Makroprudensial (RIM)
sistemik merupakan potensi instabilitas yang merupakan penyempurnaan dari
sebagai akibat terjadinya gangguan LDR ditambahkan surat berharga berupa
yang menular (contagion) pada sebagian obligasi, yang tujuannya agar fungsi
atau seluruh sistem keuangan karena intermediasi dapat berjalan dengan
interaksi faktor ukuran, kompleksitas seimbang dan berkualitas. Kebijakan
usaha (complexity), dan keterkaitan ini berlaku mulai tanggal 16 Juli 2018,
antara institusi dan/atau pasar dengan batas bawah 80 persen dan
keuangan (interconnectedness), serta batas atas 92 persen. Pada tahun 2019
kecenderungan perilaku yang berlebihan target RIM disesuaikan menjadi batas
dari pelaku atau institusi keuangan bawah menjadi 84 persen dan batas
untuk mengikuti siklus perekonomian atas menjadi 94 persen yang berlaku
(procyclicality). mulai tanggal 1 Juli 20192. Kebijakan
ini diharapkan dapat mendorong fungsi
Menurut International Monetary Policy intermediasi perbankan kepada sektor
(IMF), kebijakan makroprudensial adalah riil sesuai dengan kapasitas dan target
kebijakan yang memiliki tujuan utama pertumbuhan ekonomi dengan tetap
untuk memelihara stabilitas sistem menjaga prinsip kehati-hatian.
keuangan secara keseluruhan melalui
pembatasan peningkatan risiko sistemik. Pengaturan makroprudensial ini
Menurut Bank of England, kebijakan diperlukan untuk mempengaruhi perilaku
makroprudensial adalah kebijakan yang para pelaku atau institusi keuangan
ditujukan untuk memelihara kestabilan khususnya perbankan yang cenderung
intermediasi keuangan (misalnya jasa- procyclical yang dapat mengganggu
jasa pembayaran, intermediasi kredit fungsi intermediasi dengan naik
dan penjaminan atas risiko) terhadap turunnya perekonomian. Jika kondisi
perekonomian. ekonomi baik maka perbankan akan
melakukan ekspansi dan meningkatkan
Tujuan dari kebijakan makroprudensial perilaku ambil risiko. Sedangkan ketika
berdasarkan Peraturan Bank Indonesia kondisi perekonomian menurun, maka
No. 16/11/PBI/2014 tentang pengaturan perbankan akan cenderung menahan
dan pengawasan makroprudensial terdiri penyaluran kredit. Instrumen berbasis
dari: (1) mencegah dan mengurangi intermediasi ini pun dibentuk guna
risiko sistemik, yang menjadi fokus mendukung upaya stabilitas sistem
antara lain penguatan ketahanan modal, keuangan dan tersinergi dengan upaya
pencegahan perilaku ambil risiko yang memperkuat momentum pemulihan
berlebihan (leverage yang berlebihan), ekonomi domestik yang dapat dilihat dari
pengendalian risiko (kredit, likuiditas, penyaluran kredit.
dan pasar), pembatasan konsentrasi
eksposur, dan penguatan ketahanan Tren penyaluran kredit UMKM setelah
2) Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 21/5/PADG/2019 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Anggita
Dewan Gubernur Nomor 20/11/PADG/2018 tentang Rasio Intermediasi Makroprudensial dan penyangga Likuiditas
Makroprudensial bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah.

14 Buletin APBN Vol. IV. Ed. 08, Mei 2019


diberlakukan RIM semakin meningkat, Tabel 1. Kredit Yang Diberikan kepada
begitupun dengan LDR yang merupakan UMKM Sebelum dan Setelah RIM
indikator yang digunakan mengukur
kemampuan bank menyalurkan kredit
dengan menggunakan dana pihak ketiga
yang dimiliki (tabel 1). Hal ini memiliki
risiko likuiditas dan risiko kredit yang
tinggi, mengingat masih ada sebagian
KUR yang tidak menyertakan jaminan.
Walaupun sebenarnya pada awal
diberlakukannya RIM, dikhawatirkan
bank lebih memilih beli obligasi
dibandingkan penyaluran kredit, akan
tetapi prediksi tersebut tidaklah benar.
Hal ini terlihat dari DPK yang disimpan di
obligasi hanya 1 persen dari Rp46 triliun,
karena bank lebih memilih menyalurkan
kredit. Hal ini karena pendapatan Sumber: Statistik Perbankan Indonesia. OJK.
bunga penyaluran kredit lebih besar 2019
dibandingkan dengan pendapatan muncul. Pengaturan batas bawah dan
bunga obligasi. Namun bank harus batas atas RIM memberikan dampak
berhati-hati dalam menjaga likuiditas dan positif bagi bank dalam menyalurkan
mengendalikan risiko kredit yang akan kredit.

Rekomendasi
Koordinasi pemerintah dengan BI, OJK, dan LPS dilakukan untuk menstimulus
penguatan modal UMKM guna mempermudah penguatan modal melalui
kredit perbankan. Selain itu, BI menetapkan target rasio kredit UMKM untuk
mendukung program pemerintah dalam membangun UMKM. Hadirnya RIM
dapat memperlebar ruang gerak bank dalam menyalurkan kredit bagi UMKM.
Setelah diberlakukan RIM terjadi peningkatan pada kredit UMKM. Walaupun
ada kelonggaran, bank harus tetap melakukan prinsip kehati-hatian dalam
penyaluran kredit UMKM, serta memisahkan kredit UMKM yang menyertakan
jaminan dengan yang tidak menyertakan jaminan guna mempermudah
pemisahan risiko kredit macet.

Daftar Pustaka
Rasio Makroprudensial Dan Penyangga
Kemenko Perekonomian. 2019. Data Likuiditas Makroprudensial Bagi Bank
Realisasi KUR s.d 31 Desember 2018. Umum Konvensional, Bank Umum
Diakses dari http://www.kur.ekon.go.id/ Syariah, dan Unit Usaha Syariah
realisasi_kur/2018/12 tanggal 19 April
2019 Bank Indonesia. 2019. Statistik Sistem
Keuangan Indonesia, Maret 2019
Kontan.co.id. 2018. Ini alasan bank sulit
penuhi porsi kredit UMKM. Diakses dari Kemenko Perekonomian. 2018. Peluang
https://keuangan.kontan.co.id/news/ dan Tantangan Pelaksanaan Kredit
ini-alasan-bank-sulit-penuhi-porsi-kredit- Usaha Rakyat. Diakses dari http://kur.
umkm tanggal 17 April 2019 ekon.go.id/peluang-dan-tantangan-
pelaksanaan-kredit-usaha-rakyat tanggal
Bank Indonesia. 2018. Peraturan Bank 17 April 2019
Indonesia Nomor 20/4/PBI/2018 tentang

Buletin APBN Vol. IV. Ed. 08, Mei 2019 15


“Siap Memberikan
Dukungan Fungsi Anggaran Secara Profesional”

Buletin APBN
Pusat Kajian Anggaran
Badan Keahlian DPR RI
www.puskajianggaran.dpr.go.id
Telp. 021-5715635, Fax. 021-5715635
e-mail puskajianggaran@dpr.go.id

Anda mungkin juga menyukai