Anda di halaman 1dari 7

18

B. Pembangunan Jalan kolektor

1. Filosofi/Ide Pembangunan Jalan Provinsi Ruas Jalan Bujung Tenuk –

Simpang Pematang

Lampung merupakan pintu gerbang yang menghubungkan Pulau Sumatera

Dan Pulau Jawa. Jalan merupakan prasarana transportasi yang

menghubungkan daerah yang satu dengan yang lainnya. Untuk itu

pengembangan prasarana jalan perlu dikembangkan khususnya yang

berstatus nasional dan provinsi sehingga hubungan transportasi dapat

dengan mudah dicapai. Hal ini akan menunjang perkembangan

perekonomian seiring dengan pertambahan penduduk yang mengakibatkan

perlunya pengembangan prasarana transportasi khususnya jalan dan

jembatan. Dengan adanya kondisi jalan yang memadai diharapkan mampu

memacu pertumbuhan ekonomi daerah yang dilaluinya khususnya di

Kabupaten Tulang Bawang.

Pembangunan jalan berada di ruas jalan Bujung Tenuk sampai Simpang

Pematang (KM 122+200 – KM 126+700 dari Teluk Betung) sangat

diperlukan karena jalan ini menghubungkan Provinsi Aceh, Sumatra Utara,

Riau, Jambi, Sumatera Selatan menuju ke Lampung untuk kemudian

menuju ke pulau Jawa atau sebaliknya.


19

2. Studi Kelayakan

1) Aspek ekonomi

- memperlancar kegiatan ekonomi dari Pulau Jawa ke Pulau

Sumatera dan sebaliknya.

2) Aspek sosial

- Sebagai prasarana mobilitas masyarakat, baik itu masyarakat

setempat atau masyarakat luar daerah.

3) Aspek budaya

- Masyarakat dapat bertukar budaya dengan masyarakat lain

misalnya dalam hal teknologi informasi.

- Pertukaran bahasa sebagai hasil untuk saling melengkapi dan

mempererat nasionalisme

4) Aspek politik

- Pemenuhan program pembagunan nasional

3. Analisis Dampak Lalu Lintas

Analisis dampak lalu lintas bertujuan untuk memprediksi dampak lalu

lintas yang ditimbulkan suatu pembangunan atau pengembangan pusat

kegiatan atau infrastruktur (jalan, jembatan, terowongan dan lain-lain).

Kenapa perlu diprediksi? Karena untuk mengakomodasikan perubahan

yang terjadi akibat pengembangan baru sehingga (pemerintah) dapat

menentukan kebijakan mengenai tata guna lahan mempertimbangkan

kondisi lalu lintas, jumlah dan lokasi akses, serta alternatif

peningkatan/perbaikan.
20

Peraturan pemerintah yang mengatur tentang analisis dampak lalu lintas

yaitu Peraturan pemerintah nomor 32 tahun 2011 dan Perda Provinsi

lampung nomor 11 tahun 2016.

4. Proses Drawing Pembangunan Jalan

sebelum melakukan survai pendahuluan Konsultan akan

mempersiapkan bahan dasar perencanaan meliputi :

a. Persiapan data awal referensi berupa data sekunder

b. Membuat desain sementara dari data awal yang akan digunakan

oleh tim untuk melaksanakan survai pendahuluan

c. Pendataan kelas, fungsi dan status jalan dan jembatan

d. Menyiapkan peta dasar berupa peta topografi, peta geologi dan

peta tata guna lahan

e. Menetapkan awal dan akhir rencana proyek dan menarik

beberapa alternatif koreksi alinyemen horisontal dan vertikal

f. Perkiraan jumlah dan panjang jembatan, jumlah dan dimensi

culvert serta bangunan pelengkap lainnya yang mungkin diperlukan.

g. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait, termasuk

mengumpulkan informasi harga satuan bahan/ upah di lokasi

pekerjaan.

Setelah membuat desain sementara, lalu dilakukan pengumpulan data

lapangan yang meliputi:


21

1) Survai Pendahuluan (Reconaissance Survey)

Survai ini penting dilakukan pada awal pekerjaan yang bertujuan

untuk memperoleh data awal sebagai bagian penting dalam

melakukan kajian teknis sebelum melangkah pada tahap pekerjaan

selanjutnya.

Hasil dari survai ini diharapkan mampu memberikan saran dan bahan

pertimbangan terhadap survai detail lanjutan seperti : survai

topografi, geologi, hidrologi dan sumber material.

Cakupan pekerjaan survai pendahuluan meliputi :

 Studi Literatur

 Koordinasi dengan instansi terkait

 Diskusi pelaksanaan survai di lapangan

 Inventarisasi geometrik jalan

 Inventarisasi bangunan pelengkap jalan

 Survai Harga Satuan Upah / Bahan

2) Survai Detail

a. Pengukuran Topografi

Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah

menetapkan koordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang

trase jalan.

b. Survai kondisi perkerasan


22

Survai kondisi perkerasan bertujuan untuk mengetahui kondisi

existing yang meliputi pemeriksaan daya dukung tanah dasar

(untuk jalan baru, perkerasan terbuka dan jalan rusak)

c. Survai Geologi dan Geoteknik

Survai ini dilakukan untuk mendapatkan pemetaan penyebaran

tanah / batuan dasar termasuk kisaran tebal tanah pelapukan,

mendapatkan informasi stabilitas tanah, mendapatkan jenis dan

karakteristik tanah untuk keperluan bahan jalan dan struktur, serta

identifikasi lokasi sumber bahan termasukperkiraankuantitasnya.

d. Survai Hidrologi

Survai ini bertujuan untuk mendapatkan data hidrologi dan

karakter aliran air pada existing bangunan pelengkap (culvert,

saluran samping) dan jembatan guna penentuan debit banjir

rencana dan dimensi bangunan pelengkap yang memenuhi syarat.

3) Perencanaan Teknis

Pekerjaan perencanaan teknik detail meliputi penyusunan rencana

teknik detail untuk pelaksanaan konstruksi dengan didasarkan pada

hasil survai detail, meliputi :

1. Analisa Data Lapangan


Dengan berpedoman pada hasil survai detail maka dilakukan
analisa data lapangan sehingga akan disajikan rekomendasi
pada hal-hal berikut ini :
23

a. Geometrik Jalan Raya


Desain alinyemen horizontal pada rencana trase meliputi :

1. Relokasi tikungan (bila perlu)

2. Kenyamanan tikungan (termasuk pelebaran perkerasan pada

tikungan), jarak pandang dan kebebasan samping

Desain alinyemen vertikal meliputi :

1. Koreksi alinyemen vertikal (bila perlu) sehingga

persyaratan landai maximum terpenuhi

2. Koreksi alinyemen vertikal pada oprit jembatan sehingga

didapat kenyamanan pada oprit

3. Evaluasi elevasi yang diperlukan untuk gorong-

gorong,dan bangunan air lainnya.

4. Membuat penampang melintang secara rinci untuk

perhitungan kuantitas misalnya perencanaan timbunan,

galian dan struktur perkerasan

b. Geoteknik dan Perkerasan

 Analisa perencanaan stabilitas timbunan

 Analisa perencanaan stabilitas galian

 Analisa perkerasan dengan flexible pavement

c. Struktur
24

 Analisa perencanaan dinding penahan

 Penggambaran fasilitas drainase, selokan, dan

lain-lain berdasarkan atas perhitungan hidrologis.

 Analisa dan rekomendasi kemungkinan terjadinya banjir

yang disebabkan oleh sistem drainase yang kurang baik

 Analisa dan rekomendasi struktur atau bangunan

pengendali banjir.

Anda mungkin juga menyukai