Anda di halaman 1dari 34

2.1.

2 Granit
Menurut Chen dan Rodney (2007), granit merupakan batuan penyusun kerak benua
dan berkaitan erat dengan tektonik, mineralisasi, dan metamorfosis dari kerak benua
(Gambar 2.1 ). Chappel dan White (1974) dalam Brown (2013) mengatakan bahwa granit
pada Lipatan Lachland Sabuk Australia Timur diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu
granit tipe-I dan tipe-S yang terbentuk dari sumber metaigneous dengan ciri khas memiliki
kandungan amphibole dan clinopyroxene atau brown biotite sebagai mineral
ferromagnesian tambahan. Batuan granitik di Pulau Bangka yang merupakan bagian dari
Southeast Asian Tin Belt telah diteliti oleh Cobbing et al. (1992) dan Schwartz et al.
(1995). Hasil penelitian tersebut membagi batuan granitik di Pulau Bangka menjadi dua
grup besar yaitu Eastern Province dan Main Range Province.

Gambar 2.1 Distribusi Spasial Granit Pada Kerak Bumi (Chen dan Rodney, 2007)

Menurut Sukandarrumidi (1998), granit merupakan batuan yang terbentuk dari


proses pembekuan magma bersifat asam, terbentuk jauh didalam kulit bumi sehingga
disebut sebagai batuan dalam. Terbentuknya kira-kira 3-4 Km dibawah permukaan bumi,
bahkan sampai jarak 15-50 Km didalam bumi. Bentuk intrusi dapat berupa batholit,
lakolit, maupun pacholit. Karena membekunya jauh didalam kulit bumi, bentuk dan ukuran
mineral pembentukannya besar-besaran dan mudah dibedakan antara mineral satu dengan
lainnya. Kenampakan demikian dikenal dengan istilah holokristalin dan porfiritik. Warna
batuannya bermacam-macam tergantung dari jenis mineral penyusunnya antara lain merah,
coklat, abu-abu atau kombinasi diantaranya.
Granit mempunyai komposisi utama kuarsa, potash feldspar (khususnya ortoklas dan
mikroklin), plagioklas (terutama albite-oligoklas), biotit dan mika, mineral penyertanya
antara lain magnetit, ilmenit, pirit, zirkon, allanit, turmalin dan kadang-kadang didapatkan
muskovit, hornblende, piroksen dan garnet. Granit mempunyai kekuatan tekan1.000-2.500
kg/cm2, dengan berat jenis 2,6-2,7.
2.1.3 Geologi Pulau Bangka

IDENTITAS PEMRAKARSA
Menurut Cobbing (2005) dalam Abdullah (2014), Pulau Bangka merupakan daerah
dengan erosi tingkat lanjut, hal ini dicirikan dengan keadaan umum yang relatif datar dan
adanya bukit-bukit sisa erosi. Bukit-bukit sisa erosi tersebut tersusun atas batuan beku
granit yang menempati bagian tepi Pulau Bangka. Beberapa jenis batuan granit di Pulau
Bangka adalah sebagai berikut :
1. Bagian Utara : Granit Klabat, yang berorientasi Barat-Timur melewati Teluk Klabat,
Granit yang ada di sekitarnya terdiri atas Granit Pelangas, Granit Menumbing, dan
Granit Mangkol.
2. Bagian Selatan : Tersusun atas Pluton yang lebih kecil yaitu, Pluton Koba, Pluton
Bebuluh, Pluton Permis, Granit Toboali, serta Pluton lain di sekitarnya.
Secara fisiografi Pulau Bangka merupakan pulau terbesar dalam Paparan Sunda
(Sundaland) dan merupakan Sunda Peneplain, dicirikan oleh daerah berbukit dengan
ketinggian batuan dasar yang membatasi Cekungan Sumatra Selatan dibagian timur dan
Cekungan Sunda di bagian utara, Pulau Bangka termasuk Tin Islands, terletak pada
Sundaland Craton Lempeng Eurasia (Barber et al., 2005), serta merupakan bagian Sabuk
Timah AsiaTenggara (Cobbing, 2005).
Pada Peta Geologi Lembar Bangka Utara dan Selatan, Sumatra, dalam skala 1 :
250.000, Mangga dan Djamal (1994) yang dipublikasikan oleh Pusat Penelitian
Pengembangan Geologi, memetakan batuan tertua di Bangka diwakili oleh Kompleks
Malihan Pemali (CPp) pada Gambar 2.2, terdiri dari filit dan sekis, disisipi oleh kuarsit dan
lensa batugamping, dengan lokasi di Daerah Pemali, sebelumnya Ko (1986) telah
mengilustrasikan batuan tertua di Pulau Bangka sebagai Kelompok Pemali yang
diperkirakan berumur Karbon-Perm (Manggadan Djamal, 1994 dan Margono dkk, 1995)
atau pada Paleozoikum Atas (Ko, 1986), sedangkan Crow dan Barber (2005)
mendeskripsikan Kelompok Pemali berumur Devon – Perm. Pada Perm terjadi
penerobosan Diabas Penyabung (PTrd terhadap Malihan Pemali (Mangga dan Djamal,
1994). Lembaran diabas mengintrusi batuan sedimen Kelompok Pemali di Bukit
Penyabung (Ko, 1986). Seri sedimen yang dilintasi dike dolerite (diabas) memiliki arah
sebaran timur laut-barat daya.
Menurut Katili (1967), ketika Zaman Poleozoikum Pulau Bangka dan laut
disekitarnya merupakan daratan. Selanjutnya pada Zaman Karbon-Trias berubah menjadi
laut dangkal. Orogenesa kedua terjadi di Zaman Mesozoikum, Pulau Bangka dan Riau
muncul kepermukaan. Intrusi granit menerobos batuan sedimen seperti batupasir, batu
lempung, dan lain-lain pada Trias-Yura Atas. Batas antara sedimen dan granit terjadi

IDENTITAS PEMRAKARSA
metamorfosa kontak. Proses ini dengan proses hidrotermal yang menghasilkan kasiterit
yang mengisi rekahan-rekahan pada granit. Erosi intensif terjadi pada Zaman Kenozoikum,
dimana lapisan yang menutupi granit terkikis habis sehingga batuan granit tersingkap.
Selanjutnya diikuti proses pelapukan, transportasi, dan pengendapan dilembah-lembah.
Suasana daratan Bangka berlanjut sampai Tersier. Pencairan es pada masa Pleistosen
mengakibatkan beberapa daerah di Bangka menjadi laut dangkal seperti sekarang ini. Erosi
berlanjut membentuk Pulau Bangka menjadi daratan hampir rata seperti sekarang ini.
Geologi penyusun Pulau Bangka disusun secara dominan batuan beku sebagai Granit
Klabat berupa granit, granodiorit, adamelit, diorit, dan diorite kuarsa (Mangga dan Djamal,
1994).

Gambar 2.2 Peta Geologi Regional Pulau Bangka (Mangga dan Djamal, 1994)

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian dilaksanakan di PT Aditya Buana Inter Kecamatan Sungailiat
Kabupaten Bangka. PT Aditya Buana Inter terletak pada lokasi perbukitan sedang
ketinggian antara 100-150 meter di atas permukaan laut dengan luas keseluruhan 40 Ha
dan memiliki sudut lereng yang landai antara 30o-40o yang terbentang memanjang dari arah

IDENTITAS PEMRAKARSA
Utara ke Selatan. Seluruh wilayah penambangan merupakan daerah punggungan bukit
yang merupakan badan cebakan batu granit dan morfologi lokasi penambangan secara
umum merupakan morfologi perbukitan. Pencapaian menuju lokasi sekitar 15 menit dari
pusat Kota Sungailiat dan 50 menit dari Kota Pangkalpinang dengan jalan menuju lokasi
dalam keadaan baik. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei – Juni 2017.

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian di PT Aditya Buana Inter

IDENTITAS PEMRAKARSA
2.1. NAMA RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

PT. Aditya buana Inter (PT. ABI) adalah perusahaan yang bergerak dalam
bidang pertambangan batu granit yang berada di wilayah Desa jurung
Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka,Provinsi Kepulauan Bangka-
Belitung.PT. ABI memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi
dengan nomor: SK. Gubernur 188.44/870/DPE/2016 yang merupakan
perpanjangan dari Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi dengan
nomor 188.45/405/Tamben/2010 Tanggal 14 April 2010, tentang Penyesuaian
Kuasa pertambangan (KP) Eksploitasi menjadi Izin Usaha Pertambangan (IUP)
Operasi Produksi, yang habis masa berlakunya pada 11 mei 2017.

Seiring dengan berjalannya kegiatan penambangan, perlu melakukan


penyesuaian dan perubahan luasan areal penambangan. Perubahan areal
tersebut akanmenimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik yang bersifat
negatif maupun positif, maka sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku khususnya di bidang lingkungan hidup maka PT.
Aditya Buana Inter perlu menyusun Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).

Peraturan perundangan yang dijadikan acuan untuk perubahan/revisi dokumen


UKL-UPL tersebut antara lain adalah: Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; Peraturan
Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan; Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis Usaha dan/atau
Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;
dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 tahun 2012
tentang tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

Adapun nama rencana usaha dan/atau kegiatan ini adalah Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Penambangan
Granit PT. Aditya Buana Inter di Desa Jurung, Kecamatan Merawang, Kabupaten
Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung.

2.2. LOKASI RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Secara administrasi lokasi rencana Kegiatan Penambangan Granit PT. Aditya


Buana Inter terletak di Desa Jurung, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka,
Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung. Adapun koordinat letak lokasi
penambangan granit (quarry) secara geografis disajikan pada Tabel 2.1
berikut.

IDENTITAS PEMRAKARSA
Tabel 2.1 Titik Koordinat tapak pertambangan PT Aditya Buana Inter

Sumber : Diolah oleh Konsultan, 2016

Lokasi rencana kegiatan Penambangan Granit PT. Aditya Buana Inter terletak di
bagian utara Kota Pangkalpinang. Aksesibilitas menuju lokasi kegiatan dari Ibu
Kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kota Pangkal Pinang menuju Ibu Kota
Kabupaten Bangka, Kota Sungailiat dapat ditempuh melalui perjalanan darat
dengan menggunakan kendaraan roda empat atau lebih dan roda dua melalui
jalan provinsi dengan kondisi beraspal beton. Dengan jarak sekitar 33,7 km
maka lama perjalanan dapat ditempuh sekitar 47 menit, kemudian masuk ke
areal tambang sekitar + 3 km dengan kondisi jalan tanah. Gambaran letak
lokasi kegiatan disajikan pada Gambar 2.1, dan batas-batas proyek disajikan
pada Gambar 2.2.

Kegiatan utama masyarakat yang ada di sekitar lokasi rencana kegiatan


penambangan granit PT. Aditya Buana Inter adalah perkebunan,
perkampungan dan lain-lain. Batas wilayah sebelah Barat dan Selatan
berbatasan dengan Desa Jurung, sedangkan batas Utara dan Timur berbatasan
dengan Kelurahan Kenanga. Letak lokasi agak jauh dari permukiman penduduk
dengan radius ± 4 km yang dibatasi di batasi Hutan Produksi (HP) dan kebun
masyarakat.

IDENTITAS PEMRAKARSA
Tapak Kegiatan Penambangan/Eksploitasi Batu Granit dan Sarana Penunjang
PT. Aditya Buana Inter terletak di pada kawasan hutan produksi tetap di
Kelompok Hutan Bukit Betung-Bukit Sambung Sambung Giri, Desa Jurung,
Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung
seluas 24,928 hektar. Adapun penggunaan areal kawasan hutan antara lain
meliputi: rencana penambangan (open pit), sarana dan prasarana, jalan
angkutan, serta areal tidak terganggu. Penggunaan kawasan hutan produksi
tetap ini dilakukan dengan ketentuan izin pinjam pakai kawasan hutan sesuai
dengan Keputusan Menteri Kehutanan

Nomor: SK.293/Menhut-II/2009 tertanggal 18 Mei 2009. Peta areal izin pinjam


pakai

kawasan hutan disajikan pada Gambar 2.3.

IDENTITAS PEMRAKARSA
Gambar 2.1. Peta Lokasi Rencana Kegiatan PT. Aditya Buana Inter

IDENTITAS PEMRAKARSA
PETA BATAS PROYEK
RENCANA PENAMBANGAN GRANIT
PT. ADITYA BUANA INTER

Gambar 2.2. Peta Batas Proyek

IDENTITAS PEMRAKARSA
PETA
TAPAK PERTAMBANGAN
PT. ADITYA BUANA INTER

Tapak kegiatan Pertambangan PT. aditya


Buana Inter

Luas tapak kegiatan pertambangan PT. aditya Buana


inter: 24,8968 Ha

Luas tapak : 24,293 Ha

Luas Jalan akses : 0,88238

Sumber :
Survey GPS 23072016, Peta IPPKH 293/MenHut-II/2009, Peta
IUP 188.44/870/DPE/2016

Gambar 2.3. Peta Tapak pertambangan PT. Aditya Buana Inter

IDENTITAS PEMRAKARSA
2.3. SKALA BESARAN RENCANA USAHA DAN/ATAU
KEGIATAN

2.3.1. Luas Lahan dan Kapasitas Produksi

Rencana Kegiatan Penambangan Granit PT. Aditya Buana Inter di Desa Jurung,
Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung
mempunyai luas 24,8968 hektar. Lokasi potensial untuk dilakukan
penambangan granit hanya sekitar 12,86 hektar. Target produksi berupa
produk crusher mencapai 4.000 m3atau 10.000 ton per bulan (sekitar 48.000
m3 per tahun).Sebagian besar produk yang dihasilkan berupa batu split (60%)
sedang sisanya berupa batu screening, abu batu (pasir batu/sand). Berikut
disajikan rencana produkta yang dihasilkan PT. Aditya Buana Inter per bulan
(Tabel 2.2).

Tabel 2.2Rencana Produksi Penambangan Granit PT. Aditya Buana


Inter

No Jenis Produk Volume Persentase (%)


(ton/bulan)
1 Batu Split 6.000 60
2 Batu Screening 1.500 15
3 Abu Batu (pasir batu/sand) 2.000 20
4 Tertinggal di Bunker 500 5
Total Produksi 10.000 100

Sumber : Rencana Kerja PT. ABI, 2016

Produksi batu granit per tahun ditargetkan mencapai 120.000 ton atau 48.000
m3. Dengan demikian selama 5 tahun produksi ditargetkan mencapai 600.000
ton atau 240.000 m3.

Metode penambangan yang diterapkan adalah tambang terbuka (quarry)


dengan sistem jenjang (bench), dimana tinggi bench adalah 6 meter dengan
lebar jenjang 12 meter dengan penggunaan sebagai berikut: untuk jalan
tambang sekitar 4 meter dan untuk area pengisian (loading area) sekitar 4
meter.

2.3.2. Volume Cadangan dan Umur Tambang

Rencana Kegiatan Penambangan Granit PT. Aditya Buana Inter di Desa Jurung,
Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung
dengan luas IUP adalah 12,86 hektar. Berikut disajikan keadaan geologi areal
tambang granit tersebut.

IDENTITAS PEMRAKARSA
1. Level Tertinggi: 25 meter;

2. Level Terendah: 5 meter;

3. Jarak antar kontur: 10 meter;

4. Tinggi Jenjang: 7 meter;

5. Luas Areal Kerja 128.600 m2;

6. Jenis vegetasi di atas: Tanaman Perdu.

Dengan keadaan geologis tersebut, maka dapat diestimasi volume cadangan


dan estimasi umum tambang. Namun demikian tahapan dan arah
penambangan akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Rincian
perhitungan estimasi volume cadangan dan umur tambang disajikan pada
Tabel 2.3.

1. Estimasi volume cadangan fresh rock granit: 666.830,73 m3;

2. Estimasi Umur Tambang: 14 tahun (dengan asumsi produksi 48.000 m 3


per tahun).

Tabel 2.3 Rencana Eksplorasi dan Volume Tambang Granit PT. Aditya
Buana Inter

No Rencana
Tinggi Luas (m2) Volume (m3)
. Eksplorasi
1 Blok 1 15 14.483,03 217.245,45
2 Blok 2 8 12.629,86 101.038,88
3 Blok 3 10 18.845,39 188.453,90
4 Blok 4 5 16.156,71 80.783,55
5 Blok 5 5 15.861,79 79.308,95
JUMLAH 77.976,78 666.830,73

Sumber : Hasil Perhitungan, 2016

2.3.3. Rencana Kegiatan Penambangan

2.3.3.1. Peralatan yang Digunakan

Beberapa peralatan berat yang diperlukan dalam operasionalisasi Kegiatan


Penambangan Granit PT. Aditya Buana Inter, antara lain sebagai berikut.

IDENTITAS PEMRAKARSA
Tabe 2.4 Peralatan yang digunakan oleh PT. Aditya Buana Inter

No Type/Spesifikasi/Merk Jumlah Status


Jenis Peralatan
. & Kapasitas (Unit) Kepemilikan
1 Excavator Backhoe Kobelco 200 / 0.8 m3 2 Milik
2 Dump Truck Hino ranger/ 7 m3 4 Milik
3 Compressor Airman/ 750 cfm 1 Milik
4 CRD Furukawa / PCR 200 2 Milik
5 Stone Crusher Otsuka 1 Milik
6 Genset MAN 750 KVA 1 Milik
7 Wheel Loader Caterpillar C-325 1 Milik

Sumber: Rencana Kerja PT. Aditya Buana Inter (2016)

2.3.3.2. Pembagian Blok Areal Tambang

Rencana Kegiatan Penambangan Granit PT. Aditya Buana Inter di Desa Jurung,
Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung
dibagi menjadi 5 (lima) blok areal tambang yakni sebagai berikut.

a. Blok I

Areal Blok I terletak di bagian barat daya dari areal kerja penambangan
dengan luas direncanakan 14.483,03 m2, dengan volume fresh rock
diperkirakan mencapai 217.245,45 m3.

b. Blok II

Areal Blok II terletak di bagian timur dari areal kerja penambangan


dengan luas direncanakan 12.629,86 m2, dengan volume fresh rock
diperkirakan mencapai 101.038,88 m3.

c. Blok III

Areal Blok III terletak di bagian barat laut dari areal kerja penambangan
dengan luas direncanakan 18.845,39m2, dengan volume fresh rock
diperkirakan mencapai 188.453,90 m3.

d. Blok IV

Areal Blok IV terletak di bagian barat laut dari areal kerja penambangan
dengan luas direncanakan 16.156,71m2, dengan volume fresh rock
mencapai 80.783,55 m3.

IDENTITAS PEMRAKARSA
e. Blok V

Areal Blok V terletak di bagian barat laut dari areal kerja penambangan
dengan luas direncanakan 15.861,79m2, dengan volume fresh rock
mencapai 79.308,95 m3.

Pembagian blok dan luas blok Rencana Kegiatan Penambangan Granit PT.
Aditya Buana Inter disajikan pada Gambar 2.4 berikut.

IDENTITAS PEMRAKARSA
PETA PEMBAGIAN BLOK AREAL KERJA
RENCANA PENAMBANGAN GRANIT
PT. ADITYA BUANA INTER

Gambar 2.4.Peta Pembagian Blok Areal Kerja PT. Aditya Buana Inter

IDENTITAS PEMRAKARSA
2.3.4. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana penunjang Kegiatan Penambangan Granit PT. Aditya


Buana Inter dengan luas sekitar 5,33 ha (Gambar 2.5). Beberapa sarana dan
prasarana penunjang tersebut antara lain meliputi:

- Pabrik/plant (stone crusher) 2unit;

- Stockpile 4 lokasi;

- Gudang handak 1 lokasi;

- Kantor 1 unit;

- Musholla 1 unit;

- Mess pekerja 2 unit; dan

- Workshop 1 unit.

- Jalan 1,388 km

IDENTITAS PEMRAKARSA
PETA

DELINEASI SARANA DAN PRASARANA

PT. ADITYA BUANA INTER

Gambar 2.5. Peta Deliniasi Areal Sarana dan Prasarana PT. Aditya Buana Inter

IDENTITAS PEMRAKARSA
2.4. GARIS BESAR RENCANA USAHA DAN/ATAU
KEGIATAN
Garis besar komponen rencana usaha dan/atau kegiatan Penambangan Granit
PT. Aditya Buana Inter di Desa Jurung, Kecamatan Merawang, Kabupaten
Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung diuraikan sebagai berikut.

2.4.1. Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah

Rencana kegiatan Penambangan Granit PT. Aditya Buana Inter mempunyai izin
usaha pertambangan (IUP) seluas 128.600m 2 atau 12,86 hektar.Berdasarkan
Perda Kabupaten Bangka Nomor 1 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Bangka Tahun 2010-2030, dalam Pasal 64 bahwa
pemanfaatan kawasan peruntukan pertambangan dilakukan melalui:

a. inventarisasi potensi sumber daya mineral di kawasan peruntukan


pertambangan;
b. penerapan aturan pertambangan yang baik dan benar;
c. menyusun profil investasi, prosedur dan mekanisme perizinan serta
rencana bisnis untuk wilayah pertambangan;
d. pelaksanaan reklamasi dan pascatambang;
e. pelarangan dan penghentian kegiatan penambangan yang menimbulkan
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan.

Selanjutnya pada Pasal 91 dinyatakan bahwa peraturan zonasi untuk kawasan


peruntukan pertambanganan disusun dengan memperhatikan:

a. pelestarian fungsi lingkungan;


b. kegiatan usaha pertambangan sepenuhnya harus mengikuti ketentuan
yang berlaku di bidang pertambangan;
c. kegiatan usaha pertambangan dilarang dilakukan tanpa izin dari
instansi/pejabat yang berwenang;
d. kawasan paska tambang wajib dilakukan rehabilitasi (reklamasi dan/atau
revitalisasi) sehingga dapat digunakan kembali untuk kegiatan lain;
e. pada kawasan peruntukan pertambangan diperkenankan adanya kegiatan
lain yang bersifat mendukung kegiatan pertambangan;
f. kegiatan permukiman diperkenankan secara terbatas untuk menunjang
kegiatan pertambangan dengan tetap memperhatikan aspek-aspek
keselamatan; dan
g. harmonisasi pemanfaatan ruang di sekitar kawasan;
h. Wilayah Usaha Pertambangan dan Wilayah Pertambangan Rakyat;
i. ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur
pemanfaatan, pembatasan dan pelarangan pemanfaatan, dan pelarangan
kegiatan.

Lahan yang akan digunakan untuk kegiatan Pembangunan Granit PT. Aditya
Buana Inter berada pada Kawasan Hutan Produksi. Berdasarkan Perda
Kabupaten Bangka Nomor 1 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Bangka Tahun 2010-2030, pada Lampiran II Tabel 2 Arahan Zonasi

IDENTITAS PEMRAKARSA
pada Kawasan Budidaya dalam RTRW, bahwa kegiatan pertambangan pada
kawasan hutan produksi dikategorikan sebagai kegiatan terbatas yang berarti
penggunaan lahan dizinkan secara terbatas atau dibatasi. Pembatasan dapat
berupa standar pembangunan minimum, pembatasan kegiatan, atau
peraturan tambahan lainnya diatur lebih lanjut dalam Rencana Detail Tata
Ruang atau Peraturan Zonasi. Dengan demikian, rencana lokasi rencana
kegiatan penambangan granit tersebut dapat dilakukan karena sudah sesuai
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan tidak bertentangan dengan
rencana pola ruang di Kabupaten Bangka. Kesesuaian lokasi dengan RTRW
disajikan pada Gambar 2.6.

IDENTITAS PEMRAKARSA
PETA KESEUAIAN RENCANA KEGIATAN
DENGAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH
(RTRW)

Gambar 2.6. Peta Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang

IDENTITAS PEMRAKARSA
2.4.2. Persetujuan Prinsip Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Ijin prinsip rencana kegiatan Penambangan Granit PT. Aditya Buana Inter telah
dikeluarkan Bupati Kabupaten Bangka dan Dinas/Instansi terkait. Jenis usaha
kegiatan tersebut secara prinsip dapat dilakukan dari pihak yang berwenang.
Bukti formal atas persetujuan prinsip tersebut dapat dilihat pada Lampiran.
Adapun perijinan yang sudah dimiliki oleh PT. Aditya Buana Inter dapat dilihat
pada Tabel 2.5 berikut:

Tabel 2.5Perizinan Yang Dimiliki PT. Aditya Buana Inter

Masa
No. Perijinan Nomor
Berlaku

1. Tanda Daftar Perusahaan 09.02.1.77.23816 7 JUNI 2017

2. Ijin Lokasi

3. Ijin Operasi Produksi 188.45/405/Tamben/2010 11 mei 2017

Pengesahan Kepala Teknik


4. 540/0334/tamben/2015 27 maret2017
Tambang

5 Ijin pinjam pakai SK.293/Menhut-II/2009 11 mei 2017


Sumber: Rencana Kerja PT. Aditya Buana Inter (2016)

2.4.3. Uraian Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


Yang Dapat Menimbulkan Dampak Lingkungan

Rencana Penambangan Granit PT. Aditya Buana Inter terdiri atas 4 tahap, yaitu
tahap pra konstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi. Adapun jenis
kegiatan pada masing-masing tahapan adalah sebagai berikut:

A. Tahap Pra Konstruksi


 Perpanjangan perizinan
B. Tahap Konstruksi
Tidak ada kegiatan pada tahap konstruksi
C. Tahap Operasi
 Rekrutmen tenaga kerja operasi
 Penggalian/Pengupasan tanah pucuk (top soil dan over bourden)
 Pembongkaran, pemboran dan Peledakan (blasting)
 Pengolahan material granit
 Pemasaran dan pengangkutan
D. Tahap Pasca Operasi
 Reklamasi areal setelah di eksploitasi

IDENTITAS PEMRAKARSA
Berikut ringkasan tahapan kegiatan dan jadwal rencana kegiatan
penambangan Granit PT. Aditya Buana Inter disajikan pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6.Ringkasan Tahapan dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan


Penambangan Granit PT. Aditya Buana Inter
No Tahapan Kegiatan Lama Keterangan
. Kegiatan
1. Tahap Pra Konstruksi
 Perpanjangan perizinan 1Bulan Telah dilaksanakan
2 Tahap Konstruksi
Tidak ada kegiatan
3 Tahap Operasi
 Rekrutmen tenaga kerja operasi 1 bulan Direncanakan
 Penggalian/Pengupasan tanah 1 bulan Dilakukan bertahap
pucuk (top soil dan over bourden) selama kegiatan
operasional
 Pembongkaran, pemboran dan 5 tahun Dilakukan bertahap
Peledakan (blasting) selama kegiatan
operasional
 Pengolahan material granit 5 tahun Selama tahap
operasi
 Pemasaran dan pengangkutan 5 tahun Selama tahap
operasi
4 Tahap Pasca Operasi
 Reklamasi areal setelah di 3 tahun Dimulai pada tahun
Eksploitasi ke-4
Sumber: Rencana Kerja PT. Aditya Buana Inter (2016)

Berikut uraian rencana kegiatan Penambangan Granit PT. Aditya Buana Inter
untuk masing-masing tahap kegiatan:

2.4.3.1. Tahap Pra Konstruksi

1) Pengurusan perpanjangan perijinan

Dalam rencana kegiatan Penambangan Granit PT. Aditya Buana Inter, hal
pertama yang dilakukan adalah mengurus perpanjangan perizinan yang
dipersyaratkan oleh pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku. Perijinan perlu dilengkapi
sebelum kegiatan operasional penambangan dilakukan. Pengurusan perizinan
diajukan kepada instansi/dinas yang terkait. Salah satu tahapan yang perlu
dilakukan sebelum kegiatan berjalan adalah penyusunan dokumen UKL-UPL
yang diwajibkan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

IDENTITAS PEMRAKARSA
Kegiatan yang telah dilakukan dan/atau masih dalam proses yang berada pada
Tahap Pra Konstruksi rencana usaha dan/atau kegiatan Penambangan Granit
PT. Aditya Buana Inter sebagaimana disajikan pada Tabel 2.6 di atas.

2.4.3.2. Tahap Konstruksi

Pada tahap konstruksi tidak dilakukan pembangunan lagi karena masih


menggunakan peralatan produksi yang telah ada sebelumnya.Pada lokasi
penambanga terdapat beberapa peruntukan sarana dan prasarana seperti:
pabrik/plant (stone crusher) dua unit, stockpile 4 lokasi, gudang handak 1
lokasi, kantor 1 unit, mess pekerja 2 unit, dan workshop 1 unit. Gambaran
umum pemanfaatan areal tambang disjaikan pada Gambar 2.7.

IDENTITAS PEMRAKARSA
PETA PEMANFAATAN AREAL TAMBANG
PT. ADITYA BUANA INTER

Gambar 2.7. Peta Pemanfaatan Areal Tambang PT. Aditya Buana Inter

IDENTITAS PEMRAKARSA
2.4.3.3. Tahap Operasi

1) Rekruitmen Tenaga Kerja Operasional

Rekrutmen tenaga kerja merupakan kegiatan penting pada tahap operasional


penambangan. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan
operasional penambangan mencapai sekitar 52 orang (Tabel 2.7). Rekruitmen
tenaga kerja diutamakan dari tenaga lokal atau masyarakat setempat.
Perekrutan tenaga kerja ini disesuaikan dengan keahlian masing-masing dan
sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan agar pekerjaan yang
dilakukan dapat diselesaikan secara optimal.

Tabel 2.7.Rencana Jumlah dan Kualifikasi Tenaga Kerja Operasional


Penambangan
No. Jabatan Jumlah (orang)
1 Kepala Teknik Tambang 1
2 Wakil Kepala Teknik Tambang 0
3 Staff Operasional 2
4 Bagian Administrasi 4
5 Bagian Mekanik & Perawatan 5
6 Operator Excavator 2
7 Bagian Crusher 7
8 Helper Crusher 7
9 Sopir Dump Truck 4
10 Operator Loader 1
11 Driller 6
12 Keamanan 9
13 Stockpile 4
14 Office Boy 0
15 Juru Ledak 1
Jumlah 52
Sumber : Rencana Kerja PT. Aditya Buana Inter, 2016

Pengangkatan tenaga kerja, diutamakan direkrut dari tenaga lokal atau tenaga
kerja masyarakat setempat. Keperluan tenaga kerja selama tahap operasi
disesuaikan dengan keahliannya masing-masing dan disesuaikan dengan
persyaratan yang ditentukan untuk menghindari kerja yang kurang optimal.

2) Penggalian/Pengupasan tanah pucuk (top soil dan over bourden)

Penggalian atau pengupasan tanah pucuk dilakukan menggunakan alat berat


seperti excavator. Pengupasan tanah pucuk dilakukan sampai pada batas
lapisan subsoil yaitu kedalaman dimana telah mencapai batuan penutup yang
tidak mengandung unsur hara. Kegiatan ini bertujuan untuk memisahkan
tanah atau material yang ada pada bagian atas dengan batuan granit.
Umumnya kegiatan ini dilakukan apabila areal tersebut belum pernah
dilakukan penambangan. Tanah pucuk tersebut dipindahkan dan ditempatkan

IDENTITAS PEMRAKARSA
pada lokasi yang tidak dilakukan penambangan dan tidak terkena erosi yang
dikenal dengan top soil bank. Tanah pucuk tersebu akan dimanfaatkan kembali
untuk mengisi lubang bekas tambang pada tahap pasca operasi. Dengan
demikian daerah bekas penambangan dapat ditanami kembali dengan
vegetasi yang sesuai.

3) Pembongkaran, Pemboran dan Peledakan (blasting)

Kegiatan pemisahan raw material (fresh rock) dari batuan induk diperlukan
kegiatan pemboran dan peledakan. Beberapa peralatan bor dan bahan
peledak akan digunakan antara lain seperti:

- Drilling: crawler rock drill (CRD) merk Furukawa sebanyak 1 unit; hand
drill sebanyak 3 set; compresor merk Airman type PDS 655 sebanyak 1
unit;

- Blasting: gudang bahan peledak sebanyak 1 unit, dengan kapasitas


untuk menyimpan amonium nitrat feul oil (ANFO) sebanyak 30.000 kg,
dinamit (power gell) sebanyak 6.000 kg, dan detonator sebanyak 10.000
pcs.

Proses peledakan diperlukan untuk memisahkan raw material dengan batuan


induk. Proses peledakan dilakukan karena batuan granit yang terdapat di
daerah tersebut memiliki kekerasan yang cukup tinggi yakni mencapai 6,3 s.d
7 skala mohs.

Metode pemboran yang akan dilakukan adalah cross cut. Untuk cebakan granit
dengan areal bor (front tembak) dan muka bebas (free face) yang cukup luas
dan baik maka akan digunakan CRD sehingga dapat membentuk ketinggian
bench 6 meter, pemboran dengan 2 root, dan diameter mata bor (BIT) 3,5
inchi. Sedangkan untuk areal yang relatif sempit dan muka bebas (free face)
yang rendah dan mengganggu front maka untuk memperluas bidang bebas
pemboran, secondary blasting digunakan hand drill. Secara umum penampang
pemboran dapat digambarkan sebagai berikut (Gambar 2.8).

IDENTITAS PEMRAKARSA
a

c
d Ketrangan:
Spasing
f e Isian dan Primer
Bourden
b Steming
Kedalaman Lubang
Bidang Bebas

Gambar 2.8. Penampang Pemboran

Metode peledakan yang digunakan adalah cross cut peledakan delay waktu.
Berikut beberapa hal yang akan dilakukan:

- Diameter lubang ledak : 3,5 inchi

- Spasing: 2 meter, bouden 2 meter

- Steming: 2 meter

- Isian:3,5 meter, ANFO dan 2 pcs detonator, 4 pcs power gell

- Sub drilling: 0,25 meter

- Kedalaman lubang ledak: 6 meter CRD, dan 3,2 meter hand drill

Berikut gambar sketsa pola peledakan (Gambar 2.9).

IDENTITAS PEMRAKARSA
Sketsa Pola
Freeface
Peledakan:

Delay 1

Delay 2

Delay 3

Delay 4

Gambar 2.9. Sketsa Pola Pemboran dan Peledakan

4) Pengolahan material granit

Kapasitas produksi stone crusher digunakan oleh PT. Aditya Buana Inter
direncanakan sebesar 10.000 ton/bulan. Crusher berfungsi untuk memecah
batu andesit menjadi ukuran yang diinginkan seperti Batu split, batu screening
dan Batu abu. Penempatan lokasi unit pengolahan (stone crusher) dilakukan
dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut:

- Letak crushing plant dengan mudah dapat dicapai dari berbagai arah dari
front tambang.
- Langsung berhubungan dengan jalan pemasaran.
- Area relatif datar dan luasnya cukup untuk pergerakan operasi loading dan
hauling produk pengolahan.
- Tidak terganggu oleh kegiatan penambangan.

5) Pemasaran dan pengangkutan

Umumnya sarana angkutan pemasaran hasil produksi dari lokasi perusahaan


ke pihak konsumen yaitu kendaraan milik pembeli (konsumen) yang langsung

IDENTITAS PEMRAKARSA
datang sendiri dengan jenis kendaraan bervariasi antara lain truck fuso (20
ton) dan colt diesel (6 ton).

2.4.3.4. Tahap Pasca Operasi

1) Rehabilitas Areal Bekas Penambangan

Kegiatan rehabilitasi areal bekas penambangan diperlukan agar lahan tersebut


dapat dimanfaatkan kembali sehingga dapat menjaga kelestarian lingkungan
serta pembangunan berkelanjutan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada
tahap ini antara lain:

- Menata kembali daerah operasional peledakan dengan cara


meratakan/mengisi dengan tanah untuk standarisasi dapat ditanam.
- Melakukan penanaman kembali tumbuhan dan tanaman yang sesuai
pada daerah tersebut.
- Sisa produk yang tidak dimanfaatkan berupa batu granit dan material
lain serta mesin dan peralatan dipindahkan ke tempat penampungan
lainnya.
- Penyiapan lubang tanam dengan jarak 60x60x60 cm dengan jarak 4x4
meter
- Pengisian lubang tanam dengan tanah pucuk yang telah dipindahkan
pada saat awal penambangan.
- Jenis tanaman yang harus disediakan bisa tanaman lokal daerah
tersebut.

2.5. URAIAN RONA AWAL LINGKUNGAN HIDUP


Rona lingkungan adalah kondisi awal lingkungan di lokasi dan di sekitar lokasi
sebelum kegiatan Penambangan Granit PT. Aditya Buana Inter dimulai. Data
rona lingkungan diperlukan sebagai bahan acuan untuk memantau kondisi
lingkungan ketika usaha dan/atau kegiatan penambangan berlangsung. Rona
lingkungan yang diuraikan pada bab ini meliputi kualitas udara (kebisingan dan
debu), kualitas air dan sosial ekonomi budaya.

Kelestarian lingkungan hidup perlu dijaga sedemikian sehingga keberlanjutan


usaha dan/atau kegiatan dapat dijamin dalam jangka waktu lama sesuai
dengan perijinan yang dimiliki. Guna menjaga kelestarian lingkungan maka
usaha dan/atau kegiatan Penambangan Granit PT. Aditya Buana Inter perlu
dilengkapi dengan dokumen kelayakan lingkungan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

2.5.1. Kondisi Geografis Wilayah

IDENTITAS PEMRAKARSA
Wilayah Kabupaten Bangka merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Kepulauan Bangka-Belitung yang terletak di Pulau Bangka dengan luas lebih
kurang 3.028,794 Km2 atau 302, 879,47Ha.Secara astronomis,
KabupatenBangka terletak pada 105’sampai 106’ Bujur Timur dan 1’sampai
2’Lintang Selatan (1° 3’ - 2° 21’ LS dan105° 38’ - 106° 18’ BT).Berdasarkan
posisi geografisnya,Kabupaten Bangka memiliki batas-batas:Utara–Selat
Karimata;Selatan–Kota Pangkalpinangdan Kabupaten Bangka Tengah;Barat–
Kabupaten Bangka Barat; Timur– Selat Karimata.Secara administratif wilayah
Kabupaten Bangka berbatasan langsung dengan daratan wilayah
kabupaten/kota lainnya yaitu dengan wilayah Kota Pangkalpinang, Kabupaten
Bangka Tengah dan Kabupaten Bangka Barat.

Kecamatan Merawang mempunyai luas wilayah sebesar 17.823 hektar. Adapun


desa yang paling luas adalah Desa Jada Bahrin (4.308 ha) sedangkan Desa
paling kecil luasannya adalah Desa Dwi Makmur (855 ha). Untuk Desa Jurung
yang merupakan lokasi rencana kegiatan memiliki luas wilayah sebesar 1.264
ha. Berikut luas daerah dan jenis penggunaan tanah masing-masing desa di
Kecamatan Merawang.

2.5.2.1. Keadaan Iklim

Kabupaten Bangka beriklim tropis type A dengan variasi curah hujan antara
0,8 mm hingga 311 mm tiap bulan untuk tahun 2015, dengan curah hujan
terendah pada bulan September dan curah hujan tertinggi pada bulan April.

Suhu rata-rata daerah Kabupaten Bangka berdasarkan data dari Stasiun


Meteorologi Pangkal Pinang menunjukkan variasi antara 25,7 0C hingga 28,20C
dengan temperatur udara tertinggi 32,70C. Sedangkan kelembaban udara
bervariasi antara 70 hingga 86% pada tahun 2014.

Sementara intensitas penyinaran matahari di tahun 2014 berkisar antara 21,9


pada bulan Januari sampai dengan 85,3 persen pada bulan September dan
tekanan udara antara 1009,7 hingga 1012,1 mb.

2.5.2.2. Keadaan Tanah

Tanah di daerah Kabupaten Bangka mempunyai PH rata-rata dibawah 5,


didalamnya mengandung mineral biji timah dan bahan galian lainnya seperti:
pasir kuarsa, kaolin, batu gunung dan lain-lainnya. Bentuk dan keadaan
tanahnya adalah sebagai berikut:

 4 % berbukit seperti Gunung Maras lebih kurang 699 m, Bukit Pelawan,


Bukit Rebo dan lain-lain. Jenis tanah perbukitan tersebut adalah komplek
podsolik coklat kekuning-kuningan dan litosol berasal dari Batu Plutonik
Masam.

IDENTITAS PEMRAKARSA
 51 % berombak dan bergelombang, tanah berjenis Asosiasi Podsolik coklat
kekuning-kuningan dengan bahan induk komplek batu pasir kwarsit dan
Batuan plutonik Masam.

 20 % lembah/datar sampai berombak, jenis tanahnya asosiasi podsolik


berasal dari komplek Batu Pasir dan Kwarsit.

 25 % rawa dan beancah/datar dengan jenis tanahnya asosiasi alluvial


hedromotif dan glei humus serta regosol kelabu muda berasal dari endapan
pasir dan tanah liat.

2.5.2.3. Topograf

Keadaan toografi pada lokasi rencana kegiatan penambangan granit PT. Aditya
Buana Inter merupakan perbukitan dengan ketinggian berkisar antara 100-150
meter dari permukaan laut (m dpl). Seluruh wilayah penambangan berupa
daerah punggung bukit yang merupakan cebakan batu granit.

IDENTITAS PEMRAKARSA
PETA KETINGGIAN WILAYAH
(KONTUR)

UKL-UPL RENCANA KEGIATAN


PENAMBANGAN GRANIT
PT. ADITYA BUANA INTER
DESA JURUNG, KEC. MERAWANG, KAB.
BANGKA

Gambar 2.11. Peta Topografi

IDENTITAS PEMRAKARSA
2.5.2.4. Geologi

Wilayah penambangan batu granit yang terletak di Pulau Bangka umumnya


merupakan formasi granit yang diperkirakan telah berumur kapur dan kaya
akan mineral kuarsa dan feldspar. Batuan granit tersebut telah mengalami
proses pelapukan secara mekanis yang berlangsung lebih kuat dari proses
pelapukan secara kimia. Batuan vulkanis yang terdapat di daerah tersebut
pada umumnya mempunyai komposisi basa intermediate yang terdiri atas
diabas, aglomerat, lava dan tuffa. Formasi geologi pada areal Rencana
Kegiatan Penambangan Granit PT. Aditya Buana Inter secara umum terdiri atas
dua formasi yaitu: klabat granite dan pemali complex. Gambaran geologi
disajikan pada Gambar 2.12 berikut.

IDENTITAS PEMRAKARSA
PETA GEOLOGI

UKL-UPL RENCANA KEGIATAN


PENAMBANGAN GRANIT
PT. ADITYA BUANA INTER
DESA JURUNG, KEC. MERAWANG, KAB.
BANGKA

Gambar 2.12. Peta Geologi

IDENTITAS PEMRAKARSA

Anda mungkin juga menyukai