2 Granit
Menurut Chen dan Rodney (2007), granit merupakan batuan penyusun kerak benua
dan berkaitan erat dengan tektonik, mineralisasi, dan metamorfosis dari kerak benua
(Gambar 2.1 ). Chappel dan White (1974) dalam Brown (2013) mengatakan bahwa granit
pada Lipatan Lachland Sabuk Australia Timur diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu
granit tipe-I dan tipe-S yang terbentuk dari sumber metaigneous dengan ciri khas memiliki
kandungan amphibole dan clinopyroxene atau brown biotite sebagai mineral
ferromagnesian tambahan. Batuan granitik di Pulau Bangka yang merupakan bagian dari
Southeast Asian Tin Belt telah diteliti oleh Cobbing et al. (1992) dan Schwartz et al.
(1995). Hasil penelitian tersebut membagi batuan granitik di Pulau Bangka menjadi dua
grup besar yaitu Eastern Province dan Main Range Province.
Gambar 2.1 Distribusi Spasial Granit Pada Kerak Bumi (Chen dan Rodney, 2007)
IDENTITAS PEMRAKARSA
Menurut Cobbing (2005) dalam Abdullah (2014), Pulau Bangka merupakan daerah
dengan erosi tingkat lanjut, hal ini dicirikan dengan keadaan umum yang relatif datar dan
adanya bukit-bukit sisa erosi. Bukit-bukit sisa erosi tersebut tersusun atas batuan beku
granit yang menempati bagian tepi Pulau Bangka. Beberapa jenis batuan granit di Pulau
Bangka adalah sebagai berikut :
1. Bagian Utara : Granit Klabat, yang berorientasi Barat-Timur melewati Teluk Klabat,
Granit yang ada di sekitarnya terdiri atas Granit Pelangas, Granit Menumbing, dan
Granit Mangkol.
2. Bagian Selatan : Tersusun atas Pluton yang lebih kecil yaitu, Pluton Koba, Pluton
Bebuluh, Pluton Permis, Granit Toboali, serta Pluton lain di sekitarnya.
Secara fisiografi Pulau Bangka merupakan pulau terbesar dalam Paparan Sunda
(Sundaland) dan merupakan Sunda Peneplain, dicirikan oleh daerah berbukit dengan
ketinggian batuan dasar yang membatasi Cekungan Sumatra Selatan dibagian timur dan
Cekungan Sunda di bagian utara, Pulau Bangka termasuk Tin Islands, terletak pada
Sundaland Craton Lempeng Eurasia (Barber et al., 2005), serta merupakan bagian Sabuk
Timah AsiaTenggara (Cobbing, 2005).
Pada Peta Geologi Lembar Bangka Utara dan Selatan, Sumatra, dalam skala 1 :
250.000, Mangga dan Djamal (1994) yang dipublikasikan oleh Pusat Penelitian
Pengembangan Geologi, memetakan batuan tertua di Bangka diwakili oleh Kompleks
Malihan Pemali (CPp) pada Gambar 2.2, terdiri dari filit dan sekis, disisipi oleh kuarsit dan
lensa batugamping, dengan lokasi di Daerah Pemali, sebelumnya Ko (1986) telah
mengilustrasikan batuan tertua di Pulau Bangka sebagai Kelompok Pemali yang
diperkirakan berumur Karbon-Perm (Manggadan Djamal, 1994 dan Margono dkk, 1995)
atau pada Paleozoikum Atas (Ko, 1986), sedangkan Crow dan Barber (2005)
mendeskripsikan Kelompok Pemali berumur Devon – Perm. Pada Perm terjadi
penerobosan Diabas Penyabung (PTrd terhadap Malihan Pemali (Mangga dan Djamal,
1994). Lembaran diabas mengintrusi batuan sedimen Kelompok Pemali di Bukit
Penyabung (Ko, 1986). Seri sedimen yang dilintasi dike dolerite (diabas) memiliki arah
sebaran timur laut-barat daya.
Menurut Katili (1967), ketika Zaman Poleozoikum Pulau Bangka dan laut
disekitarnya merupakan daratan. Selanjutnya pada Zaman Karbon-Trias berubah menjadi
laut dangkal. Orogenesa kedua terjadi di Zaman Mesozoikum, Pulau Bangka dan Riau
muncul kepermukaan. Intrusi granit menerobos batuan sedimen seperti batupasir, batu
lempung, dan lain-lain pada Trias-Yura Atas. Batas antara sedimen dan granit terjadi
IDENTITAS PEMRAKARSA
metamorfosa kontak. Proses ini dengan proses hidrotermal yang menghasilkan kasiterit
yang mengisi rekahan-rekahan pada granit. Erosi intensif terjadi pada Zaman Kenozoikum,
dimana lapisan yang menutupi granit terkikis habis sehingga batuan granit tersingkap.
Selanjutnya diikuti proses pelapukan, transportasi, dan pengendapan dilembah-lembah.
Suasana daratan Bangka berlanjut sampai Tersier. Pencairan es pada masa Pleistosen
mengakibatkan beberapa daerah di Bangka menjadi laut dangkal seperti sekarang ini. Erosi
berlanjut membentuk Pulau Bangka menjadi daratan hampir rata seperti sekarang ini.
Geologi penyusun Pulau Bangka disusun secara dominan batuan beku sebagai Granit
Klabat berupa granit, granodiorit, adamelit, diorit, dan diorite kuarsa (Mangga dan Djamal,
1994).
Gambar 2.2 Peta Geologi Regional Pulau Bangka (Mangga dan Djamal, 1994)
IDENTITAS PEMRAKARSA
Utara ke Selatan. Seluruh wilayah penambangan merupakan daerah punggungan bukit
yang merupakan badan cebakan batu granit dan morfologi lokasi penambangan secara
umum merupakan morfologi perbukitan. Pencapaian menuju lokasi sekitar 15 menit dari
pusat Kota Sungailiat dan 50 menit dari Kota Pangkalpinang dengan jalan menuju lokasi
dalam keadaan baik. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei – Juni 2017.
IDENTITAS PEMRAKARSA
2.1. NAMA RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
PT. Aditya buana Inter (PT. ABI) adalah perusahaan yang bergerak dalam
bidang pertambangan batu granit yang berada di wilayah Desa jurung
Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka,Provinsi Kepulauan Bangka-
Belitung.PT. ABI memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi
dengan nomor: SK. Gubernur 188.44/870/DPE/2016 yang merupakan
perpanjangan dari Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi dengan
nomor 188.45/405/Tamben/2010 Tanggal 14 April 2010, tentang Penyesuaian
Kuasa pertambangan (KP) Eksploitasi menjadi Izin Usaha Pertambangan (IUP)
Operasi Produksi, yang habis masa berlakunya pada 11 mei 2017.
Adapun nama rencana usaha dan/atau kegiatan ini adalah Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Penambangan
Granit PT. Aditya Buana Inter di Desa Jurung, Kecamatan Merawang, Kabupaten
Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung.
IDENTITAS PEMRAKARSA
Tabel 2.1 Titik Koordinat tapak pertambangan PT Aditya Buana Inter
Lokasi rencana kegiatan Penambangan Granit PT. Aditya Buana Inter terletak di
bagian utara Kota Pangkalpinang. Aksesibilitas menuju lokasi kegiatan dari Ibu
Kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kota Pangkal Pinang menuju Ibu Kota
Kabupaten Bangka, Kota Sungailiat dapat ditempuh melalui perjalanan darat
dengan menggunakan kendaraan roda empat atau lebih dan roda dua melalui
jalan provinsi dengan kondisi beraspal beton. Dengan jarak sekitar 33,7 km
maka lama perjalanan dapat ditempuh sekitar 47 menit, kemudian masuk ke
areal tambang sekitar + 3 km dengan kondisi jalan tanah. Gambaran letak
lokasi kegiatan disajikan pada Gambar 2.1, dan batas-batas proyek disajikan
pada Gambar 2.2.
IDENTITAS PEMRAKARSA
Tapak Kegiatan Penambangan/Eksploitasi Batu Granit dan Sarana Penunjang
PT. Aditya Buana Inter terletak di pada kawasan hutan produksi tetap di
Kelompok Hutan Bukit Betung-Bukit Sambung Sambung Giri, Desa Jurung,
Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung
seluas 24,928 hektar. Adapun penggunaan areal kawasan hutan antara lain
meliputi: rencana penambangan (open pit), sarana dan prasarana, jalan
angkutan, serta areal tidak terganggu. Penggunaan kawasan hutan produksi
tetap ini dilakukan dengan ketentuan izin pinjam pakai kawasan hutan sesuai
dengan Keputusan Menteri Kehutanan
IDENTITAS PEMRAKARSA
Gambar 2.1. Peta Lokasi Rencana Kegiatan PT. Aditya Buana Inter
IDENTITAS PEMRAKARSA
PETA BATAS PROYEK
RENCANA PENAMBANGAN GRANIT
PT. ADITYA BUANA INTER
IDENTITAS PEMRAKARSA
PETA
TAPAK PERTAMBANGAN
PT. ADITYA BUANA INTER
Sumber :
Survey GPS 23072016, Peta IPPKH 293/MenHut-II/2009, Peta
IUP 188.44/870/DPE/2016
IDENTITAS PEMRAKARSA
2.3. SKALA BESARAN RENCANA USAHA DAN/ATAU
KEGIATAN
Rencana Kegiatan Penambangan Granit PT. Aditya Buana Inter di Desa Jurung,
Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung
mempunyai luas 24,8968 hektar. Lokasi potensial untuk dilakukan
penambangan granit hanya sekitar 12,86 hektar. Target produksi berupa
produk crusher mencapai 4.000 m3atau 10.000 ton per bulan (sekitar 48.000
m3 per tahun).Sebagian besar produk yang dihasilkan berupa batu split (60%)
sedang sisanya berupa batu screening, abu batu (pasir batu/sand). Berikut
disajikan rencana produkta yang dihasilkan PT. Aditya Buana Inter per bulan
(Tabel 2.2).
Produksi batu granit per tahun ditargetkan mencapai 120.000 ton atau 48.000
m3. Dengan demikian selama 5 tahun produksi ditargetkan mencapai 600.000
ton atau 240.000 m3.
Rencana Kegiatan Penambangan Granit PT. Aditya Buana Inter di Desa Jurung,
Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung
dengan luas IUP adalah 12,86 hektar. Berikut disajikan keadaan geologi areal
tambang granit tersebut.
IDENTITAS PEMRAKARSA
1. Level Tertinggi: 25 meter;
Tabel 2.3 Rencana Eksplorasi dan Volume Tambang Granit PT. Aditya
Buana Inter
No Rencana
Tinggi Luas (m2) Volume (m3)
. Eksplorasi
1 Blok 1 15 14.483,03 217.245,45
2 Blok 2 8 12.629,86 101.038,88
3 Blok 3 10 18.845,39 188.453,90
4 Blok 4 5 16.156,71 80.783,55
5 Blok 5 5 15.861,79 79.308,95
JUMLAH 77.976,78 666.830,73
IDENTITAS PEMRAKARSA
Tabe 2.4 Peralatan yang digunakan oleh PT. Aditya Buana Inter
Rencana Kegiatan Penambangan Granit PT. Aditya Buana Inter di Desa Jurung,
Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung
dibagi menjadi 5 (lima) blok areal tambang yakni sebagai berikut.
a. Blok I
Areal Blok I terletak di bagian barat daya dari areal kerja penambangan
dengan luas direncanakan 14.483,03 m2, dengan volume fresh rock
diperkirakan mencapai 217.245,45 m3.
b. Blok II
c. Blok III
Areal Blok III terletak di bagian barat laut dari areal kerja penambangan
dengan luas direncanakan 18.845,39m2, dengan volume fresh rock
diperkirakan mencapai 188.453,90 m3.
d. Blok IV
Areal Blok IV terletak di bagian barat laut dari areal kerja penambangan
dengan luas direncanakan 16.156,71m2, dengan volume fresh rock
mencapai 80.783,55 m3.
IDENTITAS PEMRAKARSA
e. Blok V
Areal Blok V terletak di bagian barat laut dari areal kerja penambangan
dengan luas direncanakan 15.861,79m2, dengan volume fresh rock
mencapai 79.308,95 m3.
Pembagian blok dan luas blok Rencana Kegiatan Penambangan Granit PT.
Aditya Buana Inter disajikan pada Gambar 2.4 berikut.
IDENTITAS PEMRAKARSA
PETA PEMBAGIAN BLOK AREAL KERJA
RENCANA PENAMBANGAN GRANIT
PT. ADITYA BUANA INTER
Gambar 2.4.Peta Pembagian Blok Areal Kerja PT. Aditya Buana Inter
IDENTITAS PEMRAKARSA
2.3.4. Sarana dan Prasarana
- Stockpile 4 lokasi;
- Kantor 1 unit;
- Musholla 1 unit;
- Workshop 1 unit.
- Jalan 1,388 km
IDENTITAS PEMRAKARSA
PETA
Gambar 2.5. Peta Deliniasi Areal Sarana dan Prasarana PT. Aditya Buana Inter
IDENTITAS PEMRAKARSA
2.4. GARIS BESAR RENCANA USAHA DAN/ATAU
KEGIATAN
Garis besar komponen rencana usaha dan/atau kegiatan Penambangan Granit
PT. Aditya Buana Inter di Desa Jurung, Kecamatan Merawang, Kabupaten
Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung diuraikan sebagai berikut.
Rencana kegiatan Penambangan Granit PT. Aditya Buana Inter mempunyai izin
usaha pertambangan (IUP) seluas 128.600m 2 atau 12,86 hektar.Berdasarkan
Perda Kabupaten Bangka Nomor 1 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Bangka Tahun 2010-2030, dalam Pasal 64 bahwa
pemanfaatan kawasan peruntukan pertambangan dilakukan melalui:
Lahan yang akan digunakan untuk kegiatan Pembangunan Granit PT. Aditya
Buana Inter berada pada Kawasan Hutan Produksi. Berdasarkan Perda
Kabupaten Bangka Nomor 1 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Bangka Tahun 2010-2030, pada Lampiran II Tabel 2 Arahan Zonasi
IDENTITAS PEMRAKARSA
pada Kawasan Budidaya dalam RTRW, bahwa kegiatan pertambangan pada
kawasan hutan produksi dikategorikan sebagai kegiatan terbatas yang berarti
penggunaan lahan dizinkan secara terbatas atau dibatasi. Pembatasan dapat
berupa standar pembangunan minimum, pembatasan kegiatan, atau
peraturan tambahan lainnya diatur lebih lanjut dalam Rencana Detail Tata
Ruang atau Peraturan Zonasi. Dengan demikian, rencana lokasi rencana
kegiatan penambangan granit tersebut dapat dilakukan karena sudah sesuai
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan tidak bertentangan dengan
rencana pola ruang di Kabupaten Bangka. Kesesuaian lokasi dengan RTRW
disajikan pada Gambar 2.6.
IDENTITAS PEMRAKARSA
PETA KESEUAIAN RENCANA KEGIATAN
DENGAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH
(RTRW)
IDENTITAS PEMRAKARSA
2.4.2. Persetujuan Prinsip Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Ijin prinsip rencana kegiatan Penambangan Granit PT. Aditya Buana Inter telah
dikeluarkan Bupati Kabupaten Bangka dan Dinas/Instansi terkait. Jenis usaha
kegiatan tersebut secara prinsip dapat dilakukan dari pihak yang berwenang.
Bukti formal atas persetujuan prinsip tersebut dapat dilihat pada Lampiran.
Adapun perijinan yang sudah dimiliki oleh PT. Aditya Buana Inter dapat dilihat
pada Tabel 2.5 berikut:
Masa
No. Perijinan Nomor
Berlaku
2. Ijin Lokasi
Rencana Penambangan Granit PT. Aditya Buana Inter terdiri atas 4 tahap, yaitu
tahap pra konstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi. Adapun jenis
kegiatan pada masing-masing tahapan adalah sebagai berikut:
IDENTITAS PEMRAKARSA
Berikut ringkasan tahapan kegiatan dan jadwal rencana kegiatan
penambangan Granit PT. Aditya Buana Inter disajikan pada Tabel 2.6.
Berikut uraian rencana kegiatan Penambangan Granit PT. Aditya Buana Inter
untuk masing-masing tahap kegiatan:
Dalam rencana kegiatan Penambangan Granit PT. Aditya Buana Inter, hal
pertama yang dilakukan adalah mengurus perpanjangan perizinan yang
dipersyaratkan oleh pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku. Perijinan perlu dilengkapi
sebelum kegiatan operasional penambangan dilakukan. Pengurusan perizinan
diajukan kepada instansi/dinas yang terkait. Salah satu tahapan yang perlu
dilakukan sebelum kegiatan berjalan adalah penyusunan dokumen UKL-UPL
yang diwajibkan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
IDENTITAS PEMRAKARSA
Kegiatan yang telah dilakukan dan/atau masih dalam proses yang berada pada
Tahap Pra Konstruksi rencana usaha dan/atau kegiatan Penambangan Granit
PT. Aditya Buana Inter sebagaimana disajikan pada Tabel 2.6 di atas.
IDENTITAS PEMRAKARSA
PETA PEMANFAATAN AREAL TAMBANG
PT. ADITYA BUANA INTER
Gambar 2.7. Peta Pemanfaatan Areal Tambang PT. Aditya Buana Inter
IDENTITAS PEMRAKARSA
2.4.3.3. Tahap Operasi
Pengangkatan tenaga kerja, diutamakan direkrut dari tenaga lokal atau tenaga
kerja masyarakat setempat. Keperluan tenaga kerja selama tahap operasi
disesuaikan dengan keahliannya masing-masing dan disesuaikan dengan
persyaratan yang ditentukan untuk menghindari kerja yang kurang optimal.
IDENTITAS PEMRAKARSA
pada lokasi yang tidak dilakukan penambangan dan tidak terkena erosi yang
dikenal dengan top soil bank. Tanah pucuk tersebu akan dimanfaatkan kembali
untuk mengisi lubang bekas tambang pada tahap pasca operasi. Dengan
demikian daerah bekas penambangan dapat ditanami kembali dengan
vegetasi yang sesuai.
Kegiatan pemisahan raw material (fresh rock) dari batuan induk diperlukan
kegiatan pemboran dan peledakan. Beberapa peralatan bor dan bahan
peledak akan digunakan antara lain seperti:
- Drilling: crawler rock drill (CRD) merk Furukawa sebanyak 1 unit; hand
drill sebanyak 3 set; compresor merk Airman type PDS 655 sebanyak 1
unit;
Metode pemboran yang akan dilakukan adalah cross cut. Untuk cebakan granit
dengan areal bor (front tembak) dan muka bebas (free face) yang cukup luas
dan baik maka akan digunakan CRD sehingga dapat membentuk ketinggian
bench 6 meter, pemboran dengan 2 root, dan diameter mata bor (BIT) 3,5
inchi. Sedangkan untuk areal yang relatif sempit dan muka bebas (free face)
yang rendah dan mengganggu front maka untuk memperluas bidang bebas
pemboran, secondary blasting digunakan hand drill. Secara umum penampang
pemboran dapat digambarkan sebagai berikut (Gambar 2.8).
IDENTITAS PEMRAKARSA
a
c
d Ketrangan:
Spasing
f e Isian dan Primer
Bourden
b Steming
Kedalaman Lubang
Bidang Bebas
Metode peledakan yang digunakan adalah cross cut peledakan delay waktu.
Berikut beberapa hal yang akan dilakukan:
- Steming: 2 meter
- Kedalaman lubang ledak: 6 meter CRD, dan 3,2 meter hand drill
IDENTITAS PEMRAKARSA
Sketsa Pola
Freeface
Peledakan:
Delay 1
Delay 2
Delay 3
Delay 4
Kapasitas produksi stone crusher digunakan oleh PT. Aditya Buana Inter
direncanakan sebesar 10.000 ton/bulan. Crusher berfungsi untuk memecah
batu andesit menjadi ukuran yang diinginkan seperti Batu split, batu screening
dan Batu abu. Penempatan lokasi unit pengolahan (stone crusher) dilakukan
dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut:
- Letak crushing plant dengan mudah dapat dicapai dari berbagai arah dari
front tambang.
- Langsung berhubungan dengan jalan pemasaran.
- Area relatif datar dan luasnya cukup untuk pergerakan operasi loading dan
hauling produk pengolahan.
- Tidak terganggu oleh kegiatan penambangan.
IDENTITAS PEMRAKARSA
datang sendiri dengan jenis kendaraan bervariasi antara lain truck fuso (20
ton) dan colt diesel (6 ton).
IDENTITAS PEMRAKARSA
Wilayah Kabupaten Bangka merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Kepulauan Bangka-Belitung yang terletak di Pulau Bangka dengan luas lebih
kurang 3.028,794 Km2 atau 302, 879,47Ha.Secara astronomis,
KabupatenBangka terletak pada 105’sampai 106’ Bujur Timur dan 1’sampai
2’Lintang Selatan (1° 3’ - 2° 21’ LS dan105° 38’ - 106° 18’ BT).Berdasarkan
posisi geografisnya,Kabupaten Bangka memiliki batas-batas:Utara–Selat
Karimata;Selatan–Kota Pangkalpinangdan Kabupaten Bangka Tengah;Barat–
Kabupaten Bangka Barat; Timur– Selat Karimata.Secara administratif wilayah
Kabupaten Bangka berbatasan langsung dengan daratan wilayah
kabupaten/kota lainnya yaitu dengan wilayah Kota Pangkalpinang, Kabupaten
Bangka Tengah dan Kabupaten Bangka Barat.
Kabupaten Bangka beriklim tropis type A dengan variasi curah hujan antara
0,8 mm hingga 311 mm tiap bulan untuk tahun 2015, dengan curah hujan
terendah pada bulan September dan curah hujan tertinggi pada bulan April.
IDENTITAS PEMRAKARSA
51 % berombak dan bergelombang, tanah berjenis Asosiasi Podsolik coklat
kekuning-kuningan dengan bahan induk komplek batu pasir kwarsit dan
Batuan plutonik Masam.
2.5.2.3. Topograf
Keadaan toografi pada lokasi rencana kegiatan penambangan granit PT. Aditya
Buana Inter merupakan perbukitan dengan ketinggian berkisar antara 100-150
meter dari permukaan laut (m dpl). Seluruh wilayah penambangan berupa
daerah punggung bukit yang merupakan cebakan batu granit.
IDENTITAS PEMRAKARSA
PETA KETINGGIAN WILAYAH
(KONTUR)
IDENTITAS PEMRAKARSA
2.5.2.4. Geologi
IDENTITAS PEMRAKARSA
PETA GEOLOGI
IDENTITAS PEMRAKARSA