Anda di halaman 1dari 19

PT.

ADHILANCAR NUSAMAKMUR, 2006

I. PENDAHULUAN

A. MAKSUD DAN TUJUAN

Kegiatan peninjauan di wilayah Kodya Singkawang, Kab. Bengkayang dan Kab.


Landak dimaksudkan untuk mencari informasi dari Dinas terkait perihal areal
bebas/kosong dari Kuasa Pertambangan dan minta izin untuk melakukan
peninjauan terhadap indikasi kemungkinan adanya endapan lateritik bauksit dan
endapan lateritik lainnya pada lokasi tersebut. Tujuannya adalah untuk
melokalisir areal terindikasi lateritik dan sekaligus membuat permohonan
(aplikasi) Kuasa Pertambangan Penyelidikan Umum kepada Pemerintah Daerah
setempat.

B. ALASAN PENINJAUAN
Berdasarkan laporan terdahulu (Bothe 1928, Junker 1936, Van Bemmelen 1940)
bahwa konkresi-konresi laterit bauksit yang terdapat di Kepulauan Riau dan
Kalimantan Barat terjadi karena proses pelapukan kimiawi dari blok-blok batuan
berkomposisi granitik (granodiorit, tonalit, kuarsa diorit, diorit) dan batuan
sedimen (hornfels) terubah. Batuan terubah yang terjadi di sekitar kontak pada
umumnya telah dipengaruhi oleh larutan hidrothermal kaya akan alkali felspar
dan biotit. Akibat kuatnya proses pelapukan maka alkali felspar dan biotit ini akan
terubah menjadi mineral gibbsite (Al203. 3H20) dan ferousoksida (limonitisasi).
Proses pengendapan laterisasi lebih lanjut (endapan residu) terbentuk pada
daerah topografi relatif datar sampai dengan bergelombang rendah. Pada
umumnya endapan residu ini ditandai dengan lempung berwarna merah dan
kuning pada bagian atasnya, kemudian perlapisan bauksit dengan lempung
merah gelap dengan selang-seling tidak beraturan lapisan limonitik. Sedangkan
endapan dibagian dasarnya ditandai dengan perlapisan silika dan kaolin. JICA
1982, menyebutkan bahwa komplek granitoid Mensibau (diorit kuarsa,
granodiorit biotit-hornblende, monzonit dan granit) dan batuan vulkanik Raya
(lava andesit, dasit dan basal) yang keduanya berumur Kapur bawah,
sebarannya sangat luas mulai di Selatan Singkawang, Bengkayang, Landak
hingga di perbatasan Sanggau. Pada beberapa tempat komplek batuan ini
diterobos oleh dioritik Sintang menghasilkan cebakan-cebakan bijih logam. Hasil

1
PT. ADHILANCAR NUSAMAKMUR, 2006

penyelidikan Alkomin 1972 telah ditemukan lokasi prospek lateritik bauksit


seperti di Karangan, Tayan, Mempawah, Simpang dua, Upas, Bukit Raya,
Kembayan, Landak lokasi lainnya. Mempertimbangkan bahwa endapan bauksit
ini merupakan proses lapukan kimia dan pengayaan akibat air tanah dari
guguran blok-blok batuan sebagaimana disebutkan diatas, maka sasaran
peninjauan diarahkan ke daerah Bukit Gondol dan sungai Raya (Wilkab.
Bengkayang) dan sekitar Mencal, Pahuman dan Darit (Wilkab. Landak). Seperti
terlihat pada Gambar 1 peta lokasi berikut ini;

Gambar 1 – Lokasi Peninjauan Endapan Lateritik di daerah Kalimantan Barat

2
PT. ADHILANCAR NUSAMAKMUR, 2006

C. SCHEDULE PERJALANAN
Route perjalanan dalam rangka peninjauan di Bukit Gondol (Wilayah Kodya
Singkawang), Sungai Raya dan S. Keran (Wilayah Kabupaten Bengkayang) dan
Mancel, Pahuman dan Darit (Wilayah Kabupaten Landak) selama 16 hari peninjauan
termasuk perjalan, terinci sebagai berikut :

1, Tanggal 05 Januari 2007 :


 Perjalanan udara Jakarta–Pontianank
 Perjalanan darat Pontianak – Singkawang
 Overnight di Singkawang

2. Tanggal 06 – 07 Januari 2007 :


 Menghubungi dan mencari informasi dari Dinas Pertambangan dan Energi
Kodya Singkawang.
 Peninjauan ke lokasi Bukit Gondol dan sekitarnya

3. Tanggal 08 – 09 Januari 2007 :


 Menghubungi dan mencari informasi dari Dinas Pertambangan dan Energi
Kab. Bengkayang
 Peninjauan ke lokasi hulu S. Raya dan S. Keran.

4. Tanggal 10 – 13 Januari 2007 :


 Perjalanan Singkawang-Ngabang
 Menghubungi dan mencari informasi dari Dinas Pertambangan dan Energi
Kab. Landak di Ngabang
 Peninjauan ke wilayah Kecamatan Menyuke
 Peninjauan ke wilayah Kecamatan Lahung Temila

5. Tanggal 14 – 15 Januari 2007 :


 Perjalanan Ngabang-Pontianak
 Preparasi contoh dan pengiriman conto ke Sucofindo Pontianak.
 Perjalanan Pontianak-Jakarta.

3
PT. ADHILANCAR NUSAMAKMUR, 2006

II. HASIL PENINJAUAN

A. Peninjauan Endapan Laterit Di Daerah Bukit Gondol (Wilayah Kodya


Singkawang), S. Raya dan S. Keran (Wilayah Kab. Bengkayang)

1. Kesampaian lokasi.
Bukit Gondol terletak di tepi pantai pasir panjang dapat ditempuh dari Kota
Singkawang kearah barat dengan kendaraan roda empat sepanjang 10 km
melalui jalan Provinsi kearah Kota Mempawah. Sedangkan S. Raya dan S.
Keran dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua kearah timur lebih kurang
10 km dari Ibukota Kecamatan Sungai Raya.

2. Fisiografi Daerah
Daerah ini merupakan tempat wisata pantai yang dikenal dengan pasir
panjang. Daerah ini nampaknya dari segi tata ruang akan digunakan untuk
lokasi wisata pantai dan bukan untuk tata ruang pertambangan. Dari
kenampakan morfologi, daerah ini dibagi 3 (tiga) satuan, yaitu :

a. Satuan dataran rendah dan dataran bergelombang;


Satuan ini merupakan lembah cukup luas diapit oleh pegunungan bukit
Gondol dan bukit Bajau dibagian barat dan pegunungan bukit Raya
dibagian timurnya. Satuan dataran ini mempunyai ketinggian 5 – 25
meter dari PAL dan ditempati oleh endapan aluvial (pasir kerikilan padat,
lempung dan humus) dan rawa-rawa. Kondisi tanah ini pada umumnya
berwarna merah hingga kuning kecokltan. Pedataran bergelombang
rendah ini ditempati oleh perkampungan, perkebunan karet dan kelapa
sawit serta semak belukar. Sungai yang melawati daerah ini adalah S.
Raya, S. merah dan S. Keran.
b. Satuan pebukitan bergelombang sedang s/d tinggi;
Satuan ini menempati daerah pantai dengan ketinggian sekitar 25 -100
meter dari PAL. Puncak tertinggi adalah bukit Gondol ( 120 m ) dan bukit
Bajau (115 m) dari PAL. Pebukitan ini kearah utara sebagian mengisolasi
pantai membentuk Tanjung dan sebagian lagi kearah selatannya berupa
dataran pantai dan digunakan untuk lokasi parawisata pantai. Pebukitan
ini pada umumnya ditempati oleh hutan muda, pohon karet rakyat sudah
tua dan semak belukar. Batuannya tersusun dari berkomposisi granodiorit

4
PT. ADHILANCAR NUSAMAKMUR, 2006

kontak dengan batuan vulkanik. Satuan pebukitan bergelombang sedang


ini juga terdapat dibagian timurnya yang merupakan areal pegunungan
dengan ketinggian antara (25 – 850) m dari PAL. Puncak tertinggi .adalah
G. Raya dengan ketinggian 920 m dari PAL. Daerah ini pada umumnya
ditempati oleh hutan tropis perkebunan karet dan perkebunan rakyat
lainnya. Satuan ini ditempati oleh batuan sedimen, batuan vulkanik dan
batuan beku berkomposisi granitik dan batuan intrusi Dioritik.

3. Stratigrafi
Susunan batuan yang menempati medan Satuan dataran rendah/dataran
bergelombang rendah dan satuan bergelombang sedang s/d tinggi tersusun
dari umur tertua s/d termuda, yaitu:
a. Endapan Sedimen Sungai Betung merupakan batuan tertua berumur
Jura, terdiri dari perselingan antara perlapisan batupasir, batulumpur dan
batu lanau pada bagian atasnya ditutupi oleh batupasir tufaan berbutir
halus. Batuan ini hanya tersingkap sempit di sekitar puncak G. Raya,
menutupi endapan vulkanik secara tidak selaras.
b. Endapan Gunungapi Raya berumur Kapur bawah terdiri dari andesit
terubah, dasit, basal (campuran batuan piroklastik, andesit, dasit) dengan
sisipan tipis konglomeratan , batupasir dan batulumpur. Batuan vulkanik
ini pada umumnya telah terubahkan (propilitisasi) banyak mengandung
klorit dan epidot akibat kontak dengan tubuh intrusi batholit berkomposisi
granitik terubah dan tubuh intrusi Dioritik Sintang.
c.Batuan Intrusi Granitik Mensibau terdiri dari granodiorit, diorit kuarsa, diorit,
adamelit, monzonot, tonalit berumur Kapur bawah. Tubuh batuan intrusi
ini berupa batholit tersebar luas kearah bagian Timur dan Tenggara
Singkawang daerah Bengkayang, Keranji, Sebaka, Sebidai, Pakado,
Saringkujang, Darit, Karangan, Pahuman. Batuan Intrusi Dioritik Sintang
terdiri dari diorit, microdiorit, diorit kuarsa, gabro kuarsa dan tonalit
berumur Oligosen. Kelompok batuan ini pada umumnya berupa stocks
menerobos batuan berkomposisi granitik Mensibau dan batuan gunung
api Raya. Menurut JICA 1982, bahwa granitik Mensibau ini adalah
sebagai sumber pembawa mineralisasi logam.

5
PT. ADHILANCAR NUSAMAKMUR, 2006

4. Prospek Endapan Laterit Bauksit

Peninjauan di wilayah Singkawang (Gambar 1), ditemukan intrusi granodiorit


porfir (Sintang Intrusi) kontak dengan batuan sedimen (Slate) di areal Bukit
Gondol. Batuan sedimen yang ditemukan (DR-01) pada umumnya shale dan
slate sebagian sudah terubahkan propilitisasi dengan mineral sekunder yang
utama adalah chlorit, epidot dan urat kuarsa. Lapukan batuannya berwarna
kuning kusam hingga kemerahan dengan sedikit limonitik mengisi bidang-
bidang pecahan struktur. Mineral Gibsit sebagai pembawa bauksit secara
megaskopis tidak diketemukan. Sedangkan pada batuan intrusi berkomposisi
granodiorit porfir (DR – 02) yang ditemukan disekitar kontak pada ketinggian
bukit 120 meter, umumnya sudah mulai melapuk (Saprolit) berwarna merah
kekuningan dan pada bagian dalamnya masih berwarna keabuan sampai agak
kuning kusam. Mineral utama felspar sebagai phenokris, sebahagian sudah
terubah ke kaolin bercampur dengan limonit dan goetit disaertai dengan urat-
uirat kuarsa halus mengisi bidang-bidang retakan batuan. Indikasi
pembentukan mineral Gibsit ditemukan setempat-setempat dan jarang,
berwarna merah sampai agak violet bersama-sama limonitik. Nampaknya
mineral Gibsit pada batuan beku saprolit ini tidak ekonomis.
Kearah dataran bergelombang yang terdapat dibagian selatannya, ditemukan
jejak-jejak bongkah batuan beku pada ketinggian 50 meter dari permukaan air
laut. Kondisi batuannya sudah melapuk dan gembur/lepas bercampur dengan
soil berwarna coklat kemerahaan bercampur dengan limonitik, berwana merah
tua sampai coklat kekuningan mengandung goresan-goresan goetit. Pada
lokasi ini juga ditemukan endapan lateritisasi yang kemungkinan mengandung
mineral bauksit yang dicirikan berwarna violet hingga kemerahan,. namun
sebarannya tidak merata (irregular) dan sempit. Diperkirakan endapan bauksit
pada lokasi ini tidak ekonomis.
Peninjauan di areal kaki Bukit Raya (Gambar 1) yang berjarak sekitar 20 km
dari Bukit Gondol kearah timur, ditemukan endapan lateritik tersebar tidak
merata di bagian atas pebukitan. Endapan laterit terdapat pada ketinggian 60
meter dari permukaan air laut. Batuan berkomposisi granodiorit terubah (GR-
02) ditemukan dan tersingkap dibagian lerengnya dalam kondisi agak lapuk
berwarna merah hingga keabuan mengandung urat-urat limonit dan goetit
serta terdapat bintik-bintik Gibsit berwarna merah gelap. Batuan ini merupakan

6
PT. ADHILANCAR NUSAMAKMUR, 2006

batuan induk yang terdapat dibagian kedalaman (Gambar 2). Diperkirakan


endapan laterit yang ada dibagian atasnya mengandung mineral bauksit
dengan ketebalan maksimal 5 meter, panjang 300 meter dan menipis kearah
lereng. Kearah selatannya lebih kurang 500 meter dari areal pebukitan,
ditemukan endapan alluvial pada areal pedataran dan rawa. Endapan aluvial
ini terdiri dari tanah dan humus berwarna coklat tua menutupi lapisan lempung
(kaolin) bercampur dgn pasir kuarsa, berwarna putih kekuningan hingga
kelabu, sangat pekat dan padu (GR.03). Menurut informasi masyarakat
setempat, daerah ini pada tahun 1995 telah dibuat paritan oleh Perusahaan
Pertambangan Swasta untuk mencari mineral alumunium. Hasill pengamatan
kemungkinan daerah ini terdapat mineral bauksit bercampur dengan kaolin
yang merupakan endapan residual akibat proses mobilisasi alami terhadap
endapan lateritik yang ada dibagian atasnya.

Gambar 2 – Gambaran kondisi penampang endapan lateritik bauksit


Di Daerah kaki Gunung Raya

B. Peninjauan Endapan Laterit Di Daerah Darit dan Pahuman, Wilayah


Kabupaten Landak

1. Kesampaian lokasi.
Darit dan Pahuman yang merupakan Ibukota Kecamatan termasuk kedalam
Wilayah Kabupaten Landak yang beribukota di Ngabang. Kota Ngabang ini
dapat ditempuh dengan 2 (dua) jalan utama (Hotmix), yaitu dari Pontianak
melalui Mandor, Pahuman, Mencal dan Ngabang. sepanjang lebih kurang
200 km. Atau dari Singkawang melalui Bengkayang, Sentibak, Darit, Mencal
dan Ngabang, sepanjang lebih kurang 250 km.

7
PT. ADHILANCAR NUSAMAKMUR, 2006

2. Fisiografi Daerah

Wilayah Kabupaten Landak dapat dibedakan menjadi satuan medan


pebukitan bergelombang rendah, sedang sampai tinggi. Puncak gunung
tertinggi di lokasi peninjauan kearah utara dibatasi oleh gunung Mensibau
(503 m), kearah bagian Selatan dibatasi oleh gunung Marabak (651 m),
kearah bagian Barat dibatasi oleh gunung Raya dan kearah Timur dibatasi
gunung Panyarahom (312 m). Menurut informasi dari Dinas Pertambangan
dan Lingkungan Hidup Kabupaten Landak bahwa pada beberapa tempat
terutama di daerah hutan dan semak belukar yang jauh dari perkampungan
penduduk, dari segi tata ruang nampaknya masih memungkinkan untuk
digunakan sebagai lahan pertambangan, seperti di daerah sekitar Meranti,
Darit, Karangan, Menjalin, bagian utara Pahuman, Serimbu dan Kuala Behe.

a. Medan satuan pebukitan bergelombang rendah s/d sedang;


Satuan ini menempati areal disekitar Kuala Behe hingga ke bagian Barat
hingga dii sekitar pebukitan Penyarahom dan kearah selatan Ngabang
dengan ketinggian antara 30 – 120 m diatas permukaan laut., satuan ini
semakin kearah selatan Ngabang ditempati oleh dataran aluvial dan
perawaan yang merupakan undak-undak aliran S. Landak. Medan satuan
ini, sebagian besar ditempati oleh semak belukar dan hanya sebagian
kecil saja digunakan untuk lahan pertanian, perkebunan, karena areal
medan satuan ini pada umumnya ditempati oleh batuan sedimen
(batupasir berbutir sedang s/d kasar, berselingan dengan konglomerat
dan lumpur). Sedangkan areal dataran aluvial sebagian besar ditempati
oleh rawa-rawa. Areal kehutanan menempati sebagian kecil sekitar
Kuala Behe dan meluas kearah selatan Ngabang. Sungai utama dan
cabang sungainya yang melewati medan satuan ini adalah S. Menyuke
dan S. Behe yang kesemuanya bermuara ke S. Landak
b. Medan satuan pebukitan bergelombang sedang s/d tinggi;
Satuan ini menduduki areal di daerah Darit, Meranti, Karangan dan
Pahuman dengan ketinggian antara 120 – 700 meter dari permukaan air
laut. Satuan ini pada umumnya ditempati oleh perkebunan dan hutan
tropis. Sedangkan pesawahan atau pertanian penduduk hanya
menduduki lahan sempit ditepi-tepi sungai-sungai. Sebagian besar dari

8
PT. ADHILANCAR NUSAMAKMUR, 2006

medan satuan ini ditempati oleh tubuh besar batuan (Batholit)


berkomposisi granitik dan batuan vulkanik. Sungai utama yang melintas
pada satuan medan ini adalah Hulu S. Menyuke mengarah hampir
Tenggara-Timurlaut. Anak S. Menyuke yang berhulu dari arah utara dan
selatan pegunungan pada umumnya mempunyai bentuk aliran sungai
mendaun (Dendritik).

3. Stratigrafi

Susunan batuan yang menempati medan Satuan ini tersusun dari mulai umur
tertua s/d termuda, yaitu:

a. Batuan Sedimen Formasi Pedawan, merupakan batuan tertua yang


menempati daerah ini, yaitu berumur Kapur Atas. Batuan ini terdiri serpih,
sabakan, batulumpur karbonan, batulanau dan batupasir, setempat
gampingan dan tufa berfosil. Formasi batuan ini penyebarannya sangat
luas mulai dari Pahuman hingga ke Balaikarangan dan Kembayan di
bagian Barat, Sanggauledo dibagian Utara dan Batangtarang (S. Tayan)
dibagian Selatan. Formasi ini telah terlipatkan bergelombang. Didaerah
Landak, satuan ini ditutupi secara tidak selaras oleh endapan batupasir
Landak dan batuan gunungapi Raya dan diterobos oleh Dioritik Sintang
menghasilkan mineralisasi logam mulia dan logam dasar.
b. Endapan Gunungapi Raya berumur Kapur bawah terdiri dari andesit
terubah, dasit, basal (campuran batuan piroklastik, andesit, dasit) dengan
sisipan tipis konglomeratan , batupasir dan batulumpur. Batuan vulkanik
ini pada umumnya telah terubahkan (propilitisasi) banyak mengandung
klorit dan epidot akibat kontak dengan tubuh intrusi batholit berkomposisi
granitik terubah dan tubuh intrusi Dioritik Sintang.
c. Batuan Intrusi Granitik
Mensibau terdiri dari granodiorit, diorit kuarsa, diorit, adamelit, monzonot,
tonalit berumur Kapur bawah. Tubuh batuan intrusi ini berupa batholit
tersebar luas kearah bagian Utara sampai di daerah Meranti, kearah
Selatan sampai di Sebangki dan kearah Barat laut smpai di Singkawang.
Di daerah tinjauan batuan ini kontak dengan batuan gunungapi Raya dan
pada beberapa tempat di terobos oleh Dioritik Sintang menghasil
mineralisasi logam.

9
PT. ADHILANCAR NUSAMAKMUR, 2006

d. Batuan Intrusi Dioritik Sintang terdiri dari diorit, microdiorit, diorit kuarsa,
gabro kuarsa dan tonalit berumur Oligosen. Kelompok batuan ini
tersingkap di di daerah Pahuman dan daerah Meranti pada umumnya
berupa stocks menerobos batuan berkomposisi granitik Mensibau dan
batuan gunung api Raya. Menurut JICA 1982, bahwa tubuh granitik
Mensibau yang terdapat di Komplek Raya, Meranti, Darit, Pahuman,
Karangan dan Menjalin dibeberapa tempat diterobos oleh Dioritik Sintang
dan enghasilkan mineralisasi logam mulia dan logam dasar.

5. Prospek Endapan Laterit Bauksit

a. Lintasan Darit – Mencol


Peninjauan disepanjang antara Darit – Mencol dijumpai beberapa
singkapan lateritik pada lokasi pebukitan landai seperti di lokasi Pelay,
Anik, Bayung dan Ual Endapan bauksit yang terdapat di Bayung (AD-
01), Anik (AD-02) dan tersingkap dibagian lereng bukit dengan tebal
diperkirakan 3,0 – 5,0 meter yang merupakan endapan lateritik dengan
batuan induk dibawahnya adalah granodiorit porfir yang sudah
terubahkan. Endapan lateritik berwarna merah tua ditutupi oleh lapisan
lempung berwarna kuning terang, banyak mengandung red Gibsit
membentuk urat-urat dan terselimuti limonitik dan goetit serta
mengandung goresan-goresan mangan(psilomelan). Kemungkinan
endapan ini menyebar ke arah pebukitan yang terdapat dibagian
selatannya. Di daerah Ual (AD-03) sekitar 6 km dari Anik kearah barat
ditemukan singkapan tanah lateritik berwarna merah hingga kuning
gelap, sangat padu, banyak mengandung urat-urat kuarsa dan pirit
oksida membentuk jaring-jaring (boxworks) dan kondisinya sudah
melapuk kuat, Endapan ini menutupi batuan induk dari batuan
piroklastik (lanau tufaan) yang sudah terubahkan. Kemungkinan batuan
induk ini merupakan sumber dari terbentuknya endapan laterit yang
terdapat dibagian atasnya. Ketinggian bukit-bukit endapan lateritik yang
terpotong mulai dari Mencal sampai Darit adalah antara 95 – 125 meter
diatas permukaan air laut seperti terlihat pada sketsa gambar 2 berikut
ini :

10
PT. ADHILANCAR NUSAMAKMUR, 2006

Gambar 3 – Gambaran kondisi penampang endapan lateritik


Bauksit Di Daerah antara Mencal – Darit

Hasil analisa kimia terhadap 2 ( dua ) contoh laterit eluvial dari lokasi Anik
dan Ual yang batuan induk dibawahnya adalah granodiorit porfir terubah
dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2 berikut ini

Tabel 1 – Hasil analisa kimia conto lintasan Mencal - Darit


Komponen ( % Berat )
No. Nama Batuan No. Ct. Lokasi
H2O Al203 Fe203 Si02 Ti02

1. Lateritik Oksida Besi AD-01 8,95 29,01 34,57 16,23 0,94 Ual
2. Lateritik Oksida besi AD-02 9,68 50,41 17,26 4,83 1,20 Anik
3. Tanah lateritan AD-03 - - - - - Bayung
4 Tanah lateritan AD-04 - - - - - Pelay

Tabel 2 – Hasil deskripsi endapan tanah lateritik dan batuan pada


Lintasan Mencal - Darit
Nama Batuan No. Ct. Deskripsi Lokasi
AD-01
Lateritik Oks. besi Konkresi aluminous tersemenkan limonitik Ual
warna merah kecoklatan campur dgn redclay
AD-02
Lateritik Oks. besi Konkresi aluminous tersemenkan limonitik kuat Anik
warna merah kecoklatan campur dgn redclay
dan mangan oksida.
AD-03
Tanah lateritan Framen limonitik campur tanah warna merah Bayung
s/d violet ad urat-urat halus kuarsa dan pirit
pada lapukan batuannya. merah kecoklatan,
AD-04
Tanah lateritan Framen limonitik campur tanah warna merah Pelay
s/d kecoklatan terdapat mangan oksida warna
hitam mengisi retakan batuan sedimen yg telah
lapuk.

11
PT. ADHILANCAR NUSAMAKMUR, 2006

b. Lintasan Darit – Meranti


Peninjauan disepanjang antara Darit – Meranti dijumpai 3 (tiga) singkapan
tanah lateritik (DR-1,2 dan 4) pada lokasi pebukitan agak landai di lokasi
Paung dan kaki selatan G. Mensibau, tersingkap dibagian lereng bukit
dengan tebal diperkirakan rata 1,5-3.0 meter. Endapan tanah lateritik ini
berwarna merah kecoklatan, mengandung konkresi limonitik dan goetit.
Batuan induk piroklastik ini diterobos oleh granitik mensibau dan dioritik
Sintang, dibebarapa tempat terutama pada daerah sesar terjadi
mineralisasi sulfida firit, arsenopirit dan tembaga mengisi rekahan-rekahan
tipis. Pada batuan lapukannya, ditemukan konkresi limonitik dan goetit
menyelimuti red clay serta pirit oksida mengisi bidang-bidang retakan
kemungkinan bersama giobsit. Seperti terlihat pada Sketsa Gambar 3
bahwa di daerah lereng bagian selatan G. Mensibau ditempati oleh Granitik
porfir diterobos oleh batuan beku Dioritik Sintang sepanjang zona patahan
dan pada lokasi ini terjadi mineralisasi sulfida. Mineral felspar sebagai
phenokris telah berubah ke kaolin, kuarsa dan chlorit serta urat-urat halus
pirit. Kemungkinan besar endapan lateritik yang ada dibawahnya berasal
dari batuan induk granitik.

Gambar 4 – Gambaran endapan lateritik bauksit di Lintasan antara


Darit – Meranti

Contoh tanah laterit dari lokasi Darit – Meranti tidak dilakukan analisa
kimia, karena nampaknya prosentase bauksit yang terdapat pada lokasi
endapan ini, kemungkinan rendah (< 20 %). Deskripsi endapan/batuan
dapat dilihat pada Tabel 3, berikut ini :

Tabel 3 – Deskripsi endapan tanah lateritik dan batuan pada


lintasan Darit – Meranti

12
PT. ADHILANCAR NUSAMAKMUR, 2006

Nama Batuan No. Ct. Deskripsi Lokasi


DR-01
Tanah lateritan Tanah gembur sedikit pasir goetit dan konkresi Paung
limonitik, merah kekuningan.
DR-02
Tanah lateritan Tanah gembur campur dengan pecahan batuan Paung
dioritik dgn bintik-bintik pirit dan frag. limonitik
merah kecoklatan, kontak dgn. btuan piroklasik
DR-03
Batuan beku Granodiorit porfir lapuk , diseminasi kristal kuarsa, Meranti
felspar phenokris terubah kaolin dan limonitisasi
serta mineralisasi py, aspy, Calpy.
DR-04
Pasi Laterit Pasirlateritik, merah kecoklatan, konkresi konresi Meranti
lomonitik dan goetit.

b. Lintasan Darit – Ladangan ( Karangan )


Peninjauan disepanjang antara Darit – Ladangan dijumpai 3 (tiga)
singkapan tanah lateritik (DR-5,6 dan 7) pada lokasi pebukitan agak landai
di lokasi Bayo dan Ladangan, tersingkap dibagian lereng bukit dengan
tebal antara 2,5-4.0 meter. Endapan tanah lateritik ini berwarna merah
kecoklatan hingga kekuningan dan violet, mengandung limonitikan dan
goetit membentuk konkresi kecil menyelimuti red clay. Batuan induk yang
ada dibawahnya adalah granodiorit porfir telah teroksidasi. Pada batuan
induk lapuk, ditemukan limonitik dan pirit oksida mengisi bidang-bidang
retakan kemungkinan bersama red giobsit. Endapan l;ateritik di lintasan ini
cukup tebal dan kemungkinan menyebar ke arah barat atau wilayah
Kecamatan Karangan. Seperti terlihat pada Sketsa Gambar 4. bahwa di
endapan lateritik ini berada puncak-puncak bukit menyerupai kubah
dengan ketinggian antara 150 – 250 meter diatas permukaan air laut.

Gambar 5 – Gambaran endapan lateritik bauksit di Lintasan antara


Darit – Ladangan (Karangan)

Hasil analisa kimia terhadap 2 ( dua ) contoh laterit eluvial dari lokasi Anik
dan Ual yang batuan induk dibawahnya adalah granodiorit porfir terubah
dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5 berikut ini

13
PT. ADHILANCAR NUSAMAKMUR, 2006

Tabel 4 – Hasil analisa kimia conto dari lintasan Darit - Ladangan


Komponen ( % Berat )
No. Nama Batuan No. Ct. Lokasi
H2O Al203 Fe203 Si02 Ti02

1. Lateritik Oksida Besi DR-05 25,39 32,65 18,51 23,98 1,44 Bayo
2. Lateritik Oksida besi DR-06 25,40 29,88 17,45 32,96 1,20 Ladangan
3. Tanah lateritan DR-07 - - - - - Bayo
4 - - - - -

Tabel 5 – Deskripsi kondisi endapan lateritik dan batuan pada lintasan


Darit – Ladangan

Nama Batuan No. Ct. Deskripsi Lokasi

Lateritik oksida besi DR-05 Konkresi aluminous tersemenkan limonitik kuat Bayo
warna merah kecoklatan campur dgn redclay.
Lateritik oksida besi DR-06 Konkresi aluminous tersemenkan limonitik kuat Ladagan
warna merah kecoklatan campur dgn redclay.
Tanah Lateritik DR-07 Framen limonitik campur tanah warna merah Bayo
s/d violetmengisi batuan hornfelsik lapuk.
Batuan Induk Granitik DR-08 Granodiorit porfir agak lapuk warna merah Ladagan
keabuan, diseminasi krstal kuarsa dan felspar
terubah ke kaolin.

b. Lintasan Pahuman- Bagit (Temila)


Peninjauan disepanjang antara Pahuman – Temila dijumpai 3 (tiga) lokasi
endapan lateritik (TM-1,3 dan 4) pada lokasi pebukitan agak landai di
lokasi dekat Kp. Pahuman dan Temila, Tanah laterit tersingkap dibagian
lereng bukit dengan tebal diperkirakan rata 1,0-2.0 meter. berwarna merah
kecoklatan, mengandung konkresi limonitik dan goetit. Kedudukan endapan
terletak diatas batuan induk piroklastik. Di sekitar lereng G. Merabak,
batuan piroklastik ini telah diterobos oleh tubuh dioritik Sintang dan pada
lokasi ini terutama disekitar sesar normal telah terjadi mineralisasi sulfida
firit, arsenopirit dan tembaga mengisi rekahan-rekahan tipis. Dilokasi Bacit,
singkapan lapukan Granitik Mensibau tersebar luas sampai kearah utara-
barat. Dibagian lerengnya ditemukan endapan lateritik kolovial berwrna
merah kecoklatan dengan konkresi limonitik dan goetit menyelimuti red
clay serta pirit oksida mengisi bidang-bidang retakan kemungkinan

14
PT. ADHILANCAR NUSAMAKMUR, 2006

bersama gibbsit. Lokasi ini cukup prospek, karena disamping sebaran


batuan induk granitik sebagai pembawa mineral Gibbsit sebarannya cukup
luas ke arah utara dan barat Temila membentuk tonjolan-tonjolan bukit
yang landai yang memungkinkan untuk proses pembentukan endapan
lateritik.

Gambar 6– Gambaran endapan lateritik bauksit di Lintasan antara


Pahuman - Temila

Hasil analisa kimia terhadap 1 ( satu ) contoh laterit eluvial dari lokasi Anik
dan Ual yang batuan induk dibawahnya adalah granodiorit porfir terubah
dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7,berikut ini

Tabel 6 – Hasil analisa kimia conto dari lintasan Pahuman - Temila


Komponen ( % Berat )
No. Nama Batuan No. Ct. Lokasi
H2O Al203 Fe203 Si02 Ti02

1. Tanah lateritik TM-01 Pahuman


2. Tanah lateritik TM-03
3. Lateritik oksida besi TM-04 13,19 35,56 17,13 26,42 0,99 Temila

Tabel 7 – Deskripsi kondisi endapan lateritik dan batuan pada lintasan


Pahuman - Temila

Nama Batuan No. Ct. Deskripsi Lokasi

Tanah lateritik TM-01 Framen limonitik campur tanah warna Pahuman


merah s/d violet.
Batuan terobosan Diorit TM-02 Batuan Intrusi Dioritik porfir agak lapuk Marubak
biotit terubah iron oksida dan diseminasi
plagioklas dan kuarsa.
Tanah lateritik TM-03 Tanah gembur sedikit pasir goetit dan Bacit
konkresi limonitik, merah kekuningan,.
Lateritik oksida besi TM-04 Konkresi-konkresi terikat limonitik kuat Temila
warna merah kecoklatan campur dgn
redclay.
Batuan Induk Granitik TM-05 Granodiorit porfir agak lapuk warna Temila
merah keabuan, diseminasi krstal kuarsa

15
PT. ADHILANCAR NUSAMAKMUR, 2006

dan felspar terubah ke kaolin.

III. PEMBAHA
SAN.

1. Kondisi Endapan Bauksit di Bukit Gondol (Wil. Kodya Singkawang)


dan Gunung Raya ( Wilkab. Bengkayang)

a. Kondisi Endapan lateritik Bukit Gondol


Lokasi endapan terletak ditepi pantai Kp. pasir panjang yang menurut
informasi dari Dinas Pertambangan Dan Lingkungan Hidup Kodya
Singkawang bahwa daerah ini dari segi tata ruang akan digunakan sebagai
lahan wisata Pasir Panjang. Untuk itu tidak memungkinkan lagi untuk
dimohonkan Kuasa Pertambangan.
Kondisi endapan laterit bauksit di daerah Bukit Gondol Singkawang,
merupakan lateritik primer terbentuk karena adanya tubuh batuan beku
berkomposisi Granodiorit ( tubuh intrusi Sintang ) kontak dengan batuan
sedimen berupa batu lanau, berwarna kelabu. Endapan tanah laterit yang
menempati bagian atas batuan induk slate adalah berupa tanah lapukan
berwarna merah kekuningan dengan mangan oksida mengisi retakan batuan.
Pada endapan ini jarang ditemukan adanya konkresi-konkresi limonitik dan
goetit yang merupakan petunjuk adanya mineral bersifat alumunious, ada
kecenderungan daerah ini kurang prospek, hal ini diperkuat dengan
laporanya Alcomin (1972), bahwa endapan bauksit pada lokasi ini kurang
ekonomis hanya sekitar 18 – 20 %.

b. Kondisi Endapan lateritik Bukit Raya


Lokasi endapan lateritik terletak di kaki bagian barat dari G. Raya
Bengkayang. Daerah ini merupakan lembah bergelombang rendah hanya
ada beberapa bukit rendah yang umumnya ditempati oleh granodiorit porfir
terubahkan. Lapukan batuan yang dijumpai, kondisinya terlimonitisasi kuat
dengan urat-urat halus kuarsa dan pirit oksida, secara megaskopis
nampaknya banyak mineral Gibbsit terselimuti oleh limonitik dan felspar
sebagi phenokris sudah tewrubah kuat ke kaolin warna putih kekuningan.
Namun sebaran batuan termineralisasi ini sifatnya iregular dan tidak begitu

16
PT. ADHILANCAR NUSAMAKMUR, 2006

luas. Bila melihat kondisi tofografi kearah tenggara dari lokasi ini ditempati
oleh tanah dataran aluvial melandai rendah, yang pada waktu itu, daerah
pada beberapa tempat terendam airir. Pada daerah ini kemungkinan bisa
terjadi pengendapan laterit residu akibat dari mobilisasi laterit kolovial oleh
media air tanah dan terjadi pengayaan endapan bauksit. Hasil pengecekan
kearah dataran ini, ditemukan endapan kaolin berwarna putih sampai kelabu
sangat pekat pada lokasi dataran bekas banjir. Secara megaskopis endapan
lempung ini mengandung butiran kuarsa ukuran halus s/d sedang dengan
sedikit adanya mineral gibbsit berwana putih kekuningan serta butiran
mineral titanomagnetit. Ada kecenderungan bahwa endapan bauksit pada
tempat ini mempunyai perbandingan volume sangat kecil dengan endapan
lempungnya. Nampaknya bila melihat dari segi lingkungan kedaerahan
bahwa daerah ini merupakan lahan banjir, sehingga dalam pengembangan
ke penambangannya sangat sulit dan banyak resiko negatif.

2. Kondisi Endapan Bauksit di lokasi Darit dan Pahuman (Kabupaten


Landak).

a. Kondisi endapan laterit Bauksit Darit


Wilayah Darit mempunyai bentuk topografi pegunungan dengan ketinggian
antara 90 – 700 meter diatas permukaan laut daerah landainya adalah
kebagian Timur laut dari kota Darit. Endapan bauksit di daerah ini pada
umumnya merupakan endapan laterit tipe kolovial, yaitu adanya proses
pengayaan dan proses phnematolitis akibat air tanah secara setempat
dari batuan induk berkomposisi granitik s/d granodiorit sebagai pembawa
mineral alumunious (proses insitu). Bila melihat peta geologi terlampir bahwa
tubuh batuan berkomposisi granitik s/d granodiorit ini merupakan tubuh
batholit yang sebarannya sangat luas mulai dari Meranti sampai di
Pahuman. Beberapa lokasi di wilayah Darit, endapan lateritik bauksit
ditemukan di sekitar jalan antara Mencol – Darit (Pelay, Anik, Aul, Bayung),
antara jalan darit – Meranti ( Pasang, Pala, Gagak, lereng G. Mensibau),
antara Darit - Karangan (Bayo, Ladangan dan Mangoon). Sedangkan di
wilayah Pahuman, endapan laterit bauksit ditemukan antara Pahuman-Bagit
(Pahuman, Sampiyangan, Temila dan Bagit). Kesemua lokasi endapan
lateritik bauksit yang ditemukan adalah endapan laterit kolovial yang

17
PT. ADHILANCAR NUSAMAKMUR, 2006

kemungkinan bila melihat bentuk topografi di daerah ini banyak tonjolan-


tonjolan bukit berbentuk kubah dan relatif rendah yang memungkinkan untuk
pembentukan laterik bauksit insitu. Seperti diketahui bahwa endapan lateritik
bauksit yang ada di wilayah ini persis dengan endapan lateritik bauksit yang
terdapat di kepulauan Riau ( P. Bintan dan Pulau Kijang ), yaitu membentuk
lapisan pada kubah gunungnya.

b. Kondisi endapan laterit Bauksit Pahuman


Wilayah Pahuman mempunyai bentuk topografi pegunungan dengan
ketinggian antara 110 – 600 meter diatas permukaan laut. Daerah landainya
menempati kearah utara timur dari kota Pahuman. Endapan bauksit di
daerah ini pada umumnya merupakan endapan laterit tipe kolovial, yaitu
proses pengayaan dan proses phnematolitis akibat air tanah secara
setempat terhadap batuan induk berkomposisi granitik s/d granodiorit
sebagai pembawa mineral alumunious (proses insitu) dan hornfelsik yang
telah terubah (alterasi). Endapan lateritik bauksit yang ditemukan pada
batuan induk hornfels seperti di Pahuman pada umumnya berwarna merah
kecoklatan dan violet sebarannya tidak teratur ( irregular). Sedangkan
endapan laterit yang ditemukan di lokasi Bagit adalah cukup tebal (3 – 5) m,
menempati bagian puncak hingga ke lereng bukit membentuk kubah. Secara
megaskopis, endapan laterit berwarna merah tua s/d coklat kekuningan
banyak konkresi-konkresi limonik dan goetit nampaknya menyelimuti
alumunious. Endapan ini terdapat diatas bongkah-bongkah granodiorit porfir
sebagai batuan induknya. Bila melihat bentuk topografinya kemungkinan
sebaran endapan ini menyebar kearah utara dan barat, karena kearah ini
banyak tonjolan-tonjolan bukit berbentuk kubah yang relatif rendah dan
memungkinkan untuk pembentukan laterik bauksit insitu. Untuk itu tim survai
memutuskan untuk melokalisir daerah disekitar Darit dan Pahuman seperti
terlihat pada Peta blok lokasi terlampir.

18
PT. ADHILANCAR NUSAMAKMUR, 2006

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Hasil peninjauan ditemukan singkapan endapan lateritik bauksit cukup


prospek untuk dikembangkan, yaitu di daerah antara Mencol-Darit, Darit-
Meranti, Darit-Karangan dan Pahuman-Temila. Endapan laterit ini merupakan
tipe kolovial yang terbentuk pada pebukitan rendah dekat dengan batuan
induknya (Granodiorit porfir).
2. Secara megaskopis bahwa endapan laterit yang berasal dari batuan induk
granodiorit porfir adalah berwarna merah tua s/d kecoklatan, kondisi gembur
banyak limonitik dan goetit membentuk konkresi maupun layer tipis
menyelimuti gibbsit dan mineral lempungan. Penyebarannya relatif merata
membentuk kubah gunung dengan ketebalan diperkirakan antara 3,0 – 4,0
meter Sedangkan endapan lateritik yang berasal dari batuan induk hornfels
pada umumnya berupa tanah lateritik, agak gembur, berwarna merah
kekuningan sedikit limonitik dalam bentuk konkresi pasir halus dan sebarannya
tidak merata.
3. Hasil Uji petik terhadap beberapa contoh yang dianalisa di PT. Secofindo
Pontianak, bahwa endapan laterit yang diambil dan tersingkap di permukaan
pada lokasi tersebut diatas, mempunyai nilai kadar antara 29 – 50 % Al203.

B. SARAN - SARAN

1. Daerah Blok Darit, Pahuman dan Mencal seluas lebih kurang 80.000 hektar
sebagaimana terlihat pada peta topogarafi skala 1:250.000, diusulkan untuk
dibuat permohonan Kuasa Pertambangan Penyelidikan Umum kepada Bupati
Kabupaten Landak.
2. Daerah Blok Kuala Behe dan Selatan Serimbu yang mempunyai bentuk
topografi relatif datar, kemungkinan terdapat endapan bauksit residu hasil
mobilisasi endapan laterit kolovial akibat proses air tanah. Untuk itu bisa
dilakukan peninjauan secara seksama.

19

Anda mungkin juga menyukai