Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1. Sejarah Perusahaan dan Perkembangan Perusahaan


PT Binuang Mitra Bersama Blok Dua (PT BMB) merupakan perusahaan tambang
batubara yang berlokasi di kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. PT
Binuang Mitra Bersama Blok Dua merupakan penggabungan dari beberapa perusahaan
pemilik IUP di wilayah Kabupaten Tapin antara lain PT Batu Gunung Mulia (PT BGM), PT
Harapan Binuang Muda (PT HBM) dan PT Mitra Cakrawala Internasional (MCI Grup).
PT. Binuang Mitra Bersama Blok Dua, adalah kontributor penting untuk ekonomi
setempat menyediakan pekerjaan bagi lebih dari 300 orang dan mendukung berbagai
kawasan industri dan kegiatan berbasis masyarakat.
Sejarah BMB dan entitas pendahulunya dimulai pada tahun 2005 dan hingga saat ini
perusahaan telah memasok sekitar 100 juta ton batubara untuk pasar domestik maupun
pasar luar negeri.
Teknologi pertambangan yang maju yang dikembangkan, membangun masa depan
yang kuat dalam energi supply untuk pelanggan. Memiliki kontrak pasokan jangka panjang
dengan beberapa pelanggan yang termuka, perusahaan berkomitmen untuk memproduksi
batubara secara sehat, aman dan melindungi lingkungan.
Perusahaan menempatkan prioritas tinggi pada keselamatan yang efektif dan
penngelolaan lingkungan hidup. Dengan fokus yang kuat pada pembangunan berkelanjutan
dan rehabilitasi lokasi tambang secara inovatif. BMB sangat terfokus pada upaya
pengembangan nilai setelah penambangan selesai. BMB menyediakan pekerjaan, magang,
peluang komersial, sponsor, beasiswa dan sumbangan.
Membangun Masa depan akan memaksimalkan peluang kerja sambil mengamankan
sumber energi dunia yang efisien dan dapat diandalkan. BMB juga akan mengupayakan
mendukung program Pemerintah Republik Indonesia dalam memenuhi kebutuhan energi
nasional.
PT Binuang Mitra Bersama Blok Dua mempunyai visi misi sebagai berikut :
a. Visi PT Binuang Mitra Bersama
1) Untuk mengoptimalkan potensi sumberdaya yang ada di wilayah Kabupaten Tapin
sekaligus berusaha untuk mewujudkan penata lingkungan wilayah pertambangan di
Kabupaten Tapin dengan membentuk ”Super Pit”. Untuk mewujudkan tujuan
tersebut PT Binuang Mitra Bersama Blok Dua mengajak pemegang IUP-IUP di
wilayah Kabupaten Tapin untuk bergabung menjadi satu perusahaan.

II-8
2) Menjadi salah satu perusahaan lokal berskala internasional di Indonesia yang
berfokus pada penyediaan bahan baku batubara, yang berwawasan lingkungan
serta peduli terhadap masyarakat sekitar.
b. Misi PT Binuang Mitra Bersama Blok Dua
1) Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan mewujudkan setiap komitmen
kelancaran suplay batubara.
2) Memaksimalkan pendapatan dengan margin yang optimal untuk kelangsungan
kemajuan perusahaan.
3) Berupaya secara berkesinambungan mewujudkan usaha yang paling efektif dan
efisien di bidangnya.
4) Peduli terhadap Safety, Health, Environtment, dan Coorporate Sosial Responbility,
serta Management Security yang baik dalam proses pelaksanaan operasional.

2.2. Lokasi dan Kesampaian Daerah


PT Binuang Mitra Bersama Blok Dua mengoperasikan tambang yang modern
memproduksi sekitar 5 juta ton batubara per tahun dari cekungan Barito, multiseam
batubara dari formasi Warukin dengan total ketebalan hingga 100 meter dan total luasan
area penambangan sekitar 2280,44 Ha pada blok dua, Pit Sitarum dan Pit Tabuhan.
Lokasi penelitian yaitu di Desa Pantai Cabi, Kecamatan Tambarangan, Kabupaten
Tapin Provinsi Kalimantan Selatan. Daerah tersebut dapat dicapai dengan dua alternatif :
Adapun untuk mencapai lokasi kegiatan penambangan PT Binuang Mitra Bersama
Blok Dua dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat atau roda dua melalui jalan darat
dari Banjarmasin dengan rute perjalanan sebagai berikut :
1. Dari kota Banjarmasin sebagai ibu kota provinsi kearah timur menuju Kota Binuang
dengan jarak ± 88 km
2. Dari Binuang menuju ke lokasi penambangan PT Binuang Mitra Bersama Blok Dua
± 30 km.

II-8
*Sumber : Dokumentasi Kerja Praktik, 2018
Gambar 2.1
Area Blok Dua Pit Sitarum PT. Binuang Mitra Bersama Blok Dua
2.3. Proses Penambangan
Metode penambangan yang diterapkan di lokasi pengamatan merupakan metode
open pit mining. Material overburden dimuat, diangkut dan kemudian ditimbun pada lokasi
disposal diluar pit (out pit dump) dan lokasi penambangan yang telah selesai (in pit dump)
sedangkan material batubara diangkut ke lokasi ROM (Run of Mine) dan atau stockpile.
Dalam melakukan penambangan batubara, terdapat tahapan yang harus dilakukan.
Tahapan yang dilakukan PT Binuang Mitra Bersama Blok Dua adalah sebagai berikut:
1. Pembukaan Tanah
Pembukaan tanah yang dimaksud dalam hal ini adalah pengupasan tanah
dan perintisan jalan.
a. Pengupasan Tanah
Setelah dilakukan eksplorasi dan telah ditentukan lokasi penambangan
maka hal yang selanjutnya dilakukan adalah membersihkan lahan tersebut dari
segala sesuatu yang berada di permukaan lahan tersebut (vegetasi atau bahkan
pemukiman penduduk). Pekerjaan ini sering disebut dengan land clearing.
b. Vegetasi
Dilakukan pembersihan (semak-semak), pohon-pohon dan batuan yang
menghalangi pekerjaan selanjutnya.
2. Penggalian Tanah Penutup dan Batubara
Dalam melakukan kegiatan pemberaian material lapisan penutup, PT. Binuang
Mitra Bersama Blok Dua menggunakan metode free digging, dimana lapisan tanah
penutup tersebut langsung digali dengan menggunakan alat gali muat dan langsung
diangkut dengan menggunakan alat angkut.

II-8
Metode free digging dipakai dikarenakan material tanah penutup tersebut
adalah material lunak. Kemudian lapisan penutup diangkut ke disposal.
Penggalian batubara dimulai dengan aktivitas coal cleaning yang bertujuan
untuk membersihkan material non batubara sebelum dilakukan penambangan. Hal ini
dilakukan untuk menjaga kualitas dari batubara yang ditambang. Untuk lapisan
batubara yang keras maka dilakukan penggaruan terlebih dahulu sebelum dilakukan
coal getting. Batubara kemudian dibawa menuju R O M (run of mine) dan atau
stockpile untuk kemudian dilakukan proses pengolahan sebelum di angkut menuju
pelabuhan
3. Penimbunan Lapisan Penutup
Seperti yang telah dijelaskan diatas, top soil merupakan lapisan tanah penutup
yang paling atas. Lapisan tanah ini memiliki kandungan unsur hara (seperti humus)
yang cukup tinggi yang memungkinkan tumbuh dan berkembangnya vegetasi.
Oleh karena Itu, pada tahap penimbunan, jenis tanah ini dipisahkan dari overburden
maupun interburden karena pada saat penutupan tambang, tanah ini digunakan pada
tahap reklamasi.
Pada tahap penimbunan ini adapun hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu:
a. Lokasi Penimbunan
Tidak terlalu jauh dari lokasi hauling karena hal ini mempengaruhi cycle
time alat yang kemudian berdampak pada produktivitas.
b. Kestabilan timbunan (ketinggian dan kemiringan)
Material yang ditimbun merupakan material loose dengan void yang besar,
agar tidak terjadi amblasan maupun longsoran maka ketinggian dan kemiringan
harus dibuat dengan berdasarkan dimensi yang sesuai dengan karakteristik
geoteknik material setempat. Untuk itu dimungkinkan pula dilakukan perataan dan
pemadatan timbunan dengan alat-alat khusus.
4. Pengolahan dan penjualan batubara
Batubara dari ROM stock kemudian diangkut menggunakan truk menuju ke
pelabuhan. Pengolahan batubara berupa proses crushing dilakukan pada unit
pengolahan batubara yang berada di pelabuhan. Kegiatan penjualan akan dilakukan di
pelabuhan tersebut.

II-8
ALUR PROSES OPERASI PENAMBANGAN
PT. BINUANG MITRA BERSAMA

Sumber :Profil PT Binuang Mitra Bersama


Gambar 2.2.
Skema Proses Operasiona Penambangan PT Binuang Mitra Bersama
2.3. Geologi Regional
Secara regional, wilayah Binuang termasuk dalam satuan fisiografi pegunungan
Meratus dan Formasi Warukin, dimana pada Formasi ini terdapat Cekungan Warukin,
didalam cekungan Warukin ini tersingkap batubara. Fromasi Warukin berumur Miosen Awal
– Miosen Akhir. Formasi ini mempunyai ketebalan 300-500 m dengan lingkungan
pengendapan paralik-delta.
Formasi Warukin ini pertama kali ditemukan di desa Warukin, Tanjung Raya,
Kalimantan Selatan. Penyebarn formasi ini meliputi seluruh cekungan Barito. Fosil penunjuk
Heterosgina sp, Lepidocyclina sp dan Spyroclypeus leupoldi
Pengendapan dalam cekungan ini mulai terjadi pada Zaman Eosen dengan
kondisi transgresi laut. Siklus kegiatan transgresi- regresi akan mempengaruhi kondisi
cekungan yang ada di sekitar Asia Tenggara. Transgresi laut mencapai puncaknya pada
awal Miosen Tengah, yang selanjutnya diikuti siklus regresi.

2.4. Morfologi Daerah


Bin u a n g sendiri termasuk dalam formasi warukin dan formasi tanjung yang
banyak sekali mengandung batupasir kuarsa halus-kasar, konglomeratan (5-30 cm) dan
batulempung (3-100 cm), dengan sisipan batulempung pasiran dan batubara (20-50 cm)
yang terendapkan dalam lingkungan paralik.

II-8
2.6. Stratigrafi Daerah
Secara regional, formasi batuan yang menyusun daerah PT Binuang Mitra Bersama
terdiri dari Formasi Pitap, Formasi Pitanak, Formasi Tanjung, Formasi Berai, Formasi
Warukin, Formasi Dahor, dan Formasi Alluvium. Berikut adalah deskripsi dari formasi batuan
yang menyusun daerah IUP PT Binuang Mitra Bersama yaitu sebagai berikut :
a. Formasi Dahor (Tqd)
Formasi ini disusun oleh batupasir kuarsa yang lunak, konglomerat dan batu lempung
lunak, dengan sisipan lignit (5-10cm), kaolin (30-100cm) dan limonit. Formasi ini
terendapkan dalam lingkungan paralas dengan tebal formasi diperkirakan 250 m.
Umurnya diduga Pilo-Plistosen.
b. Formasi Warukin (Tmw)
Perselingan batupasir kuarsa halus-kasar setempat konglomerat (5-30cm) dan
batulempung (3-100cm), dengan sisipan batulempung pasiran dan batubara (20-50cm)
yang terendapkan dalam lingkungan paralik dengan ketebalan diperkirakan 1250m. Fosil
foraminifera yang terkandung dalam batulempung pasiran antara lain Ammonia indica
(Le Roy), Cellanthus sp, Amphistegina sp, Florilus sp, menunjukkan umur nisbi akhir
Mioen Awal-Miosen Tengah.
c. Formasi Berai (Tomb)
Berumur Oligosen Awal sampai Miosen Awal, hubungannya selaras dengan Formasi
Tanjung yang terletak dibawahnya. Formasi ini terdiri dari pengendapan laut dangkal di
bagian bawah, batugamping dan napal di bagian atas.
d. Formasi Tanjung (Tet)
Formasi paling tua yang ada di daerah penambangan, berumur Eosen, yang diendapkan
pada lingkungan paralis hingga neritik yang ketebalannya 900-1100 meter, terdiri dari
perselingan batupasir kuarsa, batu lempung dan batu lanau sisipan batubara. Bersisipan
juga batu gamping dan ditemukan konglomerat. Hubungannya tidak selaras dengan batu
pra-tersier.
e. Formasi Pitanak (Kvpi)
Lava andesit berwarna kelabu, coklat bila lapuk, porfiritik dengan fenokrisplagioklas,
berumur kapur akhir.
f. Formasi Pitap (Ksp)
Merupakan batuan tertua di daerah ini tersusun dari perselingan batu lempung kersikan
keras dengan batupasir berbutir halus sisipan breksi, konglomerat dan batugamping.
Formasi Pitap mempunyai ketebalan lebih dari 2.500 meter berumur Kapur Awal.

II-8
2.7. Struktur Geologi
Struktur geologi yang paling dominan pada lokasi pengamatan adalah struktur
sinklin dan anticlin dimana tambang yang sudah dibuka sampai saat ini merupakan bagian
dari sayap sinklin tersebut dengan pusat sinklin berada di arah barat-laut highwall yang
sudah terbentuk. Trend dari sumbu sinklin tersebut relatif berarah barat daya–timur laut,
dengan kemiringan lapisan (dip) berada pada kisaran 30°- 90°.

2.8. Sumber Daya dan Cadangan


PT Binuang Mitra Bersama, menargetkan produksi penambangan batubara lebih
dari 30 tahun sebesar 5 juta ton dengan produksi penggalian material overburden sebesar
30 juta BCM. Batubara hasil produksi PT Binuang Mitra Bersama memiliki kalori rata-rata
sebesar 4317,84 Kcal/Kg. dimana batubara tersebut sebagian besar disuplai untuk
keperluan pembangkit listrik di Indonesia dan kebutuhan industri lainnya didalam negeri
maupun diluar negeri.
PT Binuang Mitra Bersama sedang melaksanakan penambangan dalam empat Pit
dengan struktur dan stratigrafi yang hampir sama. PT Binuang Mitra Bersama melaksanakan
penambangan 12 seam dengan kedalaman maximum -75 meter. Posisi seam hampir tegak
(60o-80o) dengan ketebalan 0,5-25 meter. Ketebalan overburden sekitar 20-25 meter.
Interburden bervariasi dalam ketebalan dari 1,5-10 meter. Selain itu lebih dari 10 seam terjadi
pada struktural synclinal/anticlin dengan ketebalan seam 1-15 meter.
Batubara hasil produksi dari PT Binuang Mitra Bersama memiliki spesifikasi tertentu
seperti tertera pada tabel 2.1 dibawah ini.
Tabel 2.1.
Kualitas Batubara PT Binuang Mitra Bersama

Parameter Nilai
Fixed Carbon 37,56% ar
Ash Content 3,30% ar
Total Sulfur 0,11% daf
Total Moisture 34,78% ar
Vollatile Matter 41,11% ar
Caloric Value 4317,84 Kcal/kg
*Sumber
: Dept. Engineering PT. Binuang Mitra Bersama

II-8

Anda mungkin juga menyukai