Anda di halaman 1dari 11

BAB 2

Analisis Gaya Pada Rangka Batang

2.1 ELEMEN DASAR


Elemen dasar dari rangka batang adalah segitiga

Gambar III – 3

1
2.2 ASUMSI YANG DIPAKAI DALAM PENYELESAIAN STRUKTUR
1. Batang-batang yang dihubungkan satu dengan yang lain pada ujung-ujungnya dengan
engsel (jepit-putar) yang tidak bergeser, hanya ada satu gaya dan tidak ada momen yang dapat
ditransfer dari satu batang kebatang yang lain.
2. Beban-beban luar dilimpahkan ke rangka batang hanya pada simpul / pertemuannya.
3. Sumbu-sumbu batang yang melalui pusat penampang, bertemu pada sebuah titik simpul,
pada titik mana batang-batang tersebut diikat/diengsel satu sama lain.
Dengan demikian dapat dianggap bahwa :
● Pada batang-batang dari suatu rangka batang hanya bekerja gaya-gaya aksial (normal) saja,
tidak ada momen yang bekerja pada ujung batang, karena batang-batang dihubungkan satu
sama lain pada ujung-ujungnya dengan engsel.
● Karena semua gaya-gaya luar yang diasumsikan bekerja pada rangka batang di titik
pertemuannya, maka tidak ada gaya/beban yang bekerja pada batang diantara titik-titik simpulnya.
Rangka Batang Sederhana
Struktur yang dibentuk dari sebuah segitiga dasar seperti yang telah disebutkan diatas
dikenal sebagai rangka batang sederhana.
Jika terdapat jumlah batang lebih banyak dari yang diperlukan untuk mencegah agar struktur
tidak runtuh, maka rangka batang tersebut menjadi statis tak tentu . Artinya adalah : rangka
batang tersebut tidak dapat dianalisa hanya dengan menggunakan persamaan-persamaan
keseimbangan statis saja.
Rangka batang disebut statis tertentu, jika dapat dianalisa dengan hanya memakai persamaan-
persamaan keseimbangan statika saja.
Stabilitas dari sebuah rangka batang juga tergantung pada kondisi tumpuan yang tersedia.
Secara umum kita dapat menyatakan bahwa stabilitas dari struktur harus ditumpu oleh sekurang-
kurangnya 3 (tiga) gaya reaksi, semuanya tidak boleh parallel ataupun konkuren (melalui satu
titik). Untuk rangka batang bidang, gaya-gaya yang bekerja pada titik-titik simpul adalah gaya
batang, gaya-gaya luar dan gaya reaksi.
Konsep Dasar
Tujuan menganalisa struktur rangka adalah untuk menghitung gaya-gaya yang terjadi dalam
batang-batangnya akibat suatu set gaya-gaya luar yang bekerja pada rangka batang tersebut.

2
Karena gaya-gaya ini adalah gaya-gaya dalam, jika kita memandang rangka batang secara
keseluruhan, untuk menganalisanya perlu membuat free-body dari bagian-bagian rangka.
Stabilitas Rangka Batang dapat ditinjau dari :
¤ Stabilitas Luar (perletakan)
Reaksi-reaksi perletakan tidak boleh bertemu disatu titik.
 Stabilitas Dalam (posisi batang)
Batang-batang yang menyusun struktur harus mengikuti pola segitiga.

3
Untuk memenuhi sifat statis tertentu, rangka batang harus memenuhi syarat-syarat :
A. Statis Tertentu Luar
Persyaratan keseimbangan memberikan 3 persamaan ( ∑V = 0, ∑H = 0, ∑M = 0, ) sehingga gaya-
gaya yang tidak diketahui (dalam hal ini reaksi) yang dapat diselesaikan sebanyak 3 ( r = 3 )
Bila r < 3 : struktur akan labil
Bila r = 3 : struktur akan stabil dan statis tertentu
Bila r > 3 : struktur akan stabil dan statis tak tertentu

B. Statis Tertentu Dalam


Untuk struktur rangka batang dengan jumlah titik simpul (joint) sebanyak j , jumlah
batang m dan komponen reaksi tumpuan sebanyak r, maka harus dipenuhi syarat struktur
stabil statis tertentu :
2j = m+r atau m = 2j–r

4
Terdapat beberapa cara untuk mencari gaya batang Rangka Stastis Tertentu :
• Keseimbangan Titik Simpul
• Cara Cremona
• Cara Ritter
• Cara Culman

KESEIMBANGAN TITIK SIMPUL


Banyak persamaan keseimbangan yang dimiliki 1 titik simpul adalah 2. Maka banyak gaya
batang yang akan dipecahkan maksimum harus 2. Dengan menguraikan gaya-gaya batang baik
yang sudah diketahui harganya atau yang belum dan gaya luar yang bekerja menjadi 2 gaya yang
sejajar sumbu X dan sumbu Y, akan diperoleh 2 persamaan dengan 2 gaya batang yang dicari.
Dengan menggunakan eliminasi Gauss kedua gaya batang akan didapat.

2.3 Plane Truss Analysis Methods

5
Analisa Struktur
Analisa rangka batang sederhana terdiri dari tiga tahap, yaitu :
1. Memeriksa kekakuan rangka atau kestabilan konstruksi
2. Menghitung keseimbangan gaya luar, atau reaksi perletakan
3. Menghitung keseimbangan gaya dalam, atau gaya-gaya batang.
Apabila konstruksi dalam keadaan seimbang, maka seluruh simpul harus dalam keadaan
seimbang. Jika tiap-tiap simpul dalam keadaan seimbang dan gaya-gaya juga menangkap pada
simpul, maka gaya luar dan gaya dalam pada simpul merupakan gaya-gaya yang seimbang. Hal
ini hanya mungkin bila gaya dalam berupa gaya aksial yang bekerja sepanjang sumbu batang yang
disebut gaya batang.
Untuk menghitung gaya batang suatu rangka dapat ditinjau dari dua pendekatan, yakni :
1. Keseimbangan titik, memperlihatkan bahwa bila konstruksi dalam keadaan seimbang, maka
seluruh simpul harus dalam keadaan seimbang yang harus memenuhi syarat keseimbangan ∑V =
0 dan ∑H = 0.
2. Keseimbangan bagian, memperlihatkan bahwa bila konstruksi dalam keadaan seimbang, maka
seluruh atau sebagian konstruksi harus dalam keadaan seimbang yang memenuhi syarat
keseimbangan ∑V = 0, ∑H = 0, dan ∑M = 0.
Selanjutnya kedua pendekatan tersebut, gaya batang dapat dihitung dengan cara analitis dan grafis.
1. Metode Keseimbangan Titik Simpul Cara Analitis (metode of joint)
Pada suatu konstruksi rangka, keseluruhan konstruksi serta titik simpul harus dalam keadaan
seimbang, dan tiap simpul harus dipisahkan satu sama lain. Tiap-tiap titik simpul dalam keadaan
seimbang akibat gaya luar yang bekerja pada simpul itu, dan gaya dalam (gaya batang) yang
timbul di titik itu. Gaya luar dan gaya batang berpotongan di titik simpul, maka untuk menghitung
gaya-gaya yang belum diketahui digunakan persamaan ∑V = 0 dan ∑H = 0.
Dari dua persamaan di atas, maka pada tiap-tiap simpul yang akan dicari gaya batangnya harus
hanya 2 (dua) atau 1 (satu) batang yang belum diketahui dan dianggap sebagai batang tarik
(meninggalkan simpul). Gaya-gaya batang yang sudah diketahui, bila batang tarik arahnya
meninggalkan simpul, dan bila batang tekan arahnya menuju simpul.
Untuk menyelesaikan konstruksi rangka batang statis tertentu dapat diselesaikan dengan
beberapa metode :

6
1. Cara Analitis : Keseimbangan Titik Buhul
1. Cara Grafis : Metode Cremona
1. Method of Joint (keseimbangan titik buhul)

7
 Keseimbangan Titik Buhul

8
Penyelesaian:

Menghitung reaksi tumpuan


Σ MB = 0 ; RA(9) – 6(6,75) – 6(4,5) – 6(2,25) = 0
Maka RA = 9 kN
Karena kontruksi simetris maka RA = RB = 9kN

Kita mulai perhitungan gaya dalam dengan mengambil titik yang maksimal gaya batangnya hanya 2 yang tidak
diketahui

9
10
11

Anda mungkin juga menyukai