Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia teknik sipil kita sering sekali menjumai dengan berbagai macam bangunan
seperti jembatan. Gedung-gedung dan proyek lainnya. Untuk menentukan perhitungan tersebut
diperlukan sistem struktur. System struktur sendiri ada banyak macam, mulai dari yang sederhana
hingga yang kompleks.
Contoh untuk perhitungan sistem struktur yang sederhana adalah struktur statis
tertentu, dimana pada struktur ini cara menentukan gaya – gaya yang bekerja dapat
diperoleh dengan menggunakan Metode Clapeyron, Metode Slope Deflection dan
Metode Consistent Deformation.
Berbeda dengan struktur statis tertentu, struktur statis tak tentu tidak bisa
diselesaikan dengan tiga keseimbangan seperti statis tertentu. Oleh karena itu, saya akan
membahas bagaimana cara menyelesaikan struktur statis tak tentu dengan metode yang
ada.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa penjelasan tentang Metode Statis tak tentu ?
1.2.2 Bagaimana metode Statis Tak tentu diterapkan dalam Struktur ?
1.2.3 Bagaimana cara menghitung menggunakan Metode Statis Tak Tentu ?

1.3 Tujuan penulisan


1.3.1 Mengetahui penjelasan tentang Metode Statis Tak Tentu.
1.3.2 Mengetahui Metode Statis Tak Tentu dalam sebuah Struktur?
1.3.3 Mengetahui cara menghitung menggunakan Metode Statis Tak Tentu.

1
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Strukur Statis Tak Tentu

Dalam struktur terdapat 3 klasifikasi, yaitu Balok, Portal atau Rangka Batang. Sebuah
balok adalah bagian struktur yang hanya menerima beban beban transversal saja, dan dapat
dianalisa secara lengkap bilamana bidang momen dan gesernya telah dicari. Sebuah portal
(gabungan antara balok mendatar dan kolom vertikal), atau rangka kaku adalah suatu
struktur yang terdiri dari bagian-bagian yang dihubungkan oleh sambungan sambungan
kaku, misalnya sambungan las. Suatu portal dapat dianalisa secara lengkap bilamana variasi
tegangan-tegangan normal, geser dan momen sepanjang bagian bagiannya telah dicari.
Sedangkan rangka batang adalah suatu struktur dimana semua bagian bagiannya telah selalu
dianggap dihubungkan oleh sendi sendi sehingga menghilangkan momen di dalam bagian
bagian strukturnya. Sebuah rangka batang dapat dianalisa secara lengkap bilamana
tegangan-tegangan normal didalam semua bagian bagiannya telah dicari.

Konstruksi STATIS TAK TENTU, apabila reaksi reaksi pada balok tidak dapat dicari
dengan menggunakan persamaan statika. Jika balok terletak lebih dari 2 perletakan atau
sebagai tambahannya salah satu atau kedua ujungnya terjepit akan terdapat lebih dari 2
reaksi luar yang harus ditentukan.

Dalam Struktur Statis Tak Tentu ini terdapat tiga Metode Clapeyron, Metode Slope
Deflection dan Metode Consistent Deformation. Tentunya dalam metode ini menggunakan
cara yang berbeda dan tujuan yang sama.

2.1.1 Metode Clapeyron


Metoda Clapeyron atau yang dikenal juga dengan Metode Persamaan Tiga
Momen adalah salah cara menyelesaikan suatu struktur statis tak tentu di mana
meliputi perhitungan semua gaya-gaya luar (reaksi perletakan) dan gaya-gaya dalam
(gaya normal, gaya lintang, momen) pada struktur tersebut.

2
Pada suatu struktur balok dan portal, sambungan antara batang-batang pada
struktur tersebut diasumsikan sebagai sambungan kaku, dimana dalam sambungan
kaku harus dipenuhi dua persyaratan yaitu :
a). Keseimbangan
Jumlah momen batang-batang yang bertemu pada sebuah titik simpul yang
disambung secara kaku sama dengan nol.
b). Kestabilan
Rotasi batang-batang yang bertemu pada sebuah titik simpul yang disambung
secara kaku sama besar dan arahnya.

Perhatikan konstruksi di bawah ini ! Batang T1, T2, T3 bertemu di titik simpul T
dengan sambungan kaku maka;

Deformasi (rotasi) balok disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :


1) Akibat beban luar yang bekerja.
a). Beban terpusat di tengah bentang

b). Beban terpusat jarak a dari tumpuan 1

3
c). Beban Merata

d). Beban merata setengah bentang

2). Momen pada salah satu ujung balok

a). Momen diujung balok 1

b). Momen diujung balok 2

c). Akibat perpindahan (translasi) relatif ujung balok terhadap ujung balok yang
lain.

4
Metode Clapeyron memakai momen-momen batang sebagai variabel (bilangan
yang tidak diketahui) dan pergoyangan ( defleksi D ) pada struktur-struktur yang
dapat bergoyang.

Untuk menentukan apakah sebuah struktur dapat bergoyang atau tidak, dapat dilihat
dari teori sebagai berikut:

1). Suatu titik simpul mempunyai dua kemungkinan arah pergerakan, yaitu vertikal
dan horizontal.

2). Perletakan jepit dan perletakan sendi tidak bergerak vertikal maupun horisontal.
Sedaangkan perletakan rol dapat bergerak hanya satu arah yaitu searah bidang
perletakan.

3). Batang dibatasi oleh dua titik simpul, sehinggga pergerakan titik simpil searah
batang sama.

Dari konsep tersebut dapat dirmuskan : n = 2 j – ( m+2f + 2h+r)

Dimana :

n= Jumlah derajat kebebasan dalam pergoyangan

j= jumlah titik simpul termasuk perletakan

m= Jumlah batang yang dibatasi oleh dua joint

f= Jumlah perletakan jepit

h= Jumlah perletakan sendi

r= Jumlah perletakan rol

Apabila n 0, Struktur tidak dapat bergoyang

Untuk menghitung variabel yang ada, disusun persamaan sejumlah variabel yang
ada dari dua syarat sambungan kaku seperti yang disebutkan diatas :

1). Jumlah momen-momen batang yang bertemu pada satu titik simpul sama
dengan nol.

2). Rotasi batang-batang yang bertemu pada sau titik sama, besar dan arahnya. Dan
kalau ada variabel  perlu persamaan keseimbangan struktur.

5
2.1.2 Metode Consisten Deflection

Dalam menyelesaikan perhitungan struktur statis tak tentu kita dapat


menggunakan cara yang paling umum atau paling dasar yaitu dengan menggunakan
metode Consistent Deformation. Berbeda dengan struktur statis tertentu, struktur statis
tak tentu memiliki jumlah bilangan yang tidak diketahui lebih dari tiga. Karena itulah
diperlukan tambahan persamaan untuk bisa menyelesaikan. Tingkat atau derajat
ketidaktentuan statis (DKS), akan menentukan jumlah persamaan tambahan yang
dibutuhkan. Bilangan – bilangan yang tidak diketahui tersebut berupa gaya luar
(reaksi).
Untuk mendapatkan persamaan tambahan tersebut struktur akan dibuat
menjadi statis tertentu dengan menghilangkan gaya kelebihan yang ada (redundant),
dan menghitung deformasi struktur statis tertentu tersebut akibat beban yang ada.
Setelah itu struktur statis tertentu tersebut dibebani dengan gaya kelebihan yang
dihilangkan tadi, dan juga dihitung deformasinya. Deformasi adalah defleksi atau
rotasi dari suatu titik pada struktur.
Deformasi yang dihitung disini disesuaikan dengan gaya kelebihan yang
dihilangkan. Misal, jika gaya yang dihilangkan tersebut gaya horisontal, maka yang
dihitung defleksi horisontal pada lokasi gaya yang dihilangkan tadi seharusnya
bekerja. Jika gaya vertikal, yang dihitung defleksi vertikal, sedangkan jika yang
dihilangkan tersebut berupa momen, maka yang dihitung adalah rotasi.
Setelah deformasi akibat beban yang ada dan gaya-gaya kelebihan yang
dikerjakan sebagai beban telah dihitung, maka dengan melihat kondisi fisik dari
struktur asli, disusun persamaan-persamaan tambahan yang diperlukan :
1. Untuk perletakan rol, maka defleksi vertikal perletakan harus sama dengan nol
(V=0).
2. Untuk perletakan sendi, maka defleksi vertikal maupun horisontal sama dengan nol
(V= H= 0).
3. Untuk perletakan jepit, defleksi vertikal, defleksi horisontal dan rotasi sama dengan
nol (V= H=  = 0).
Untuk menyelesaikan perhitungan struktur statis tak tentu dengan metode Consistent
Deformation urutan langkah-langkah yang harus dikerjakan adalah sebagai berikut :

6
1. Tentukan derajat ketidaktentuan statis (DKS) struktur .
2. Buat struktur menjadi statis tertentu dengan menghilangkan gaya kelebihan
(redundant) yang ada.
3. Hitung deformasi struktur statis tertentu tersebut akibat beban yang ada.
4. Beban yang ada dihilangkan, gaya kelebihan dikerjakan sebagai beban, dan
dihitung deformasinya (jika gaya kelebihan lebih dari satu, maka dikerjakan satu
persatu secara bergantian).
5. Setelah deformasi akibat beban yang ada dan gaya-gaya kelebihan dari struktur
statis tertentu tersebut dihitung dengan memperhatikan kondisi struktur aslinya,
yaitu struktur statis tak tentu, dan disusun persamaan Consistent Deformation.
6. Dengan bantuan persamaan Consistent Deformation, gaya-gaya kelebihan dapat
dihitung. Setelah gaya-gaya kelebihan didapat, gaya-gaya yang lain dapat dihitung
dengan bantuan 3 persamaan keseimbangan yang ada.

2.1.3 Metode Slope Deflection


Metode Slope Deflection merupakan metode yang menggunakan rotasi pada batang
sebagai variabel dikategorikan sebagai metode fleksibilitas.
Metode Slope Deflection, seperti kedua metode yang lain bisa digunakan untuk
analisis balok statis tak tentu dan portal dengan konsep seperti berikut :
1). Geometri
Titik-titik pertemuan antara balok dan kolom pada suatu portal di anggap kaku,
sehingga sudut-sudut antara pertemuan elemen tersebut tdak berubah pada saat
struktur dibebani.
2). Keseimbangan
Jumlah momen-momen di akhir pada titik ertemuan tersebut sama dengan nol,
 0
Sehingga dapat dikatakan jumlah variabel yang ada sama dengan jumlah titik simpul
(joint) struktur tersebut. Nilai variabel-variabel tersebut mengandung variabel yang
dicari, yaitu rotasi titik simpul. Setelah nilai variabel yang dicari diperoleh, kemudian
disubtitusikan ke dalam persamaan yang telah disusun untuk mendapatkan nilai dari
momen batang-batang tersebut.

7
Dalam metode Slope Deflection ini pula ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
diantaranya :

Pada bentangan AB, MA dan MB dinyatakan dalam suku-suku rotasi ujung A dan B
dengan pembebanan yang diberikan W1 dan W2. Dengan pembebanan yang diberikan
pada batang tersebut, diperlukan momen-momen ujung terjepit MA dan MB untuk
menahan garis-garis singgungnya tetap diujung.

Momen-momen diujung tambahan M’A dan M’B harus sedemikan besarnya sehingga
menyebabkan rotasi A dan b. Jika A merupakan rotasi ujung yang diebabkan oleh
MB maka syarat-syarat bentuk yang diperlukan adalah :
Pers. (1) :
𝜽A = +𝜽𝑨𝟏 − 𝜽𝑨𝟐
𝜽B = −𝜽𝑩𝟏 + 𝜽𝑩𝟐
Pers. (2) :
𝑴𝑨 = 𝑴𝟎𝑨 + 𝑴′𝑨
𝑴𝑩 = 𝑴𝟎𝑩 + 𝑴′𝑩
Pers. (3) :
𝑴′ 𝑨𝑳 𝑴′ 𝑩𝑳
𝜽𝑨𝟏 = + -
𝟑𝑬𝑰 𝟔𝑬𝑰
𝑴′ 𝑩𝑳
𝜽𝑨𝟐 = 𝟔𝑬𝑰
𝑴′ 𝑨𝑳 𝑴′ 𝑩𝑳
𝜽𝑩𝟏 =− +
𝟔𝑬𝑰 𝟔𝑬𝑰
𝑴′ 𝑩𝑳
𝜽𝑩𝟐 = 𝟑𝑬𝑰

8
Pers. (3) disubstitusikan ke (1), sehingga diperoleh
𝑴′ 𝑨𝑳 𝑴′ 𝑩𝑳
A = + −
𝟑𝑬𝑰 𝟔𝑬𝑰

𝑴′ 𝑨𝑳 𝑴′ 𝑩𝑳
B = − +
𝟔𝑬𝑰 𝟑𝑬𝑰

Pers. (4) diselesaikan secara simultan, sehingga diperoleh


𝟐𝑬𝑰
M’A = + (𝟐𝑨 + 𝑩 )
𝑳
𝟐𝑬𝑰
M’B =− (𝟐𝑩 + 𝑨 )
𝑳

Pers. (5) disubstitusikan ke (2), sehingga diperoleh


2𝐸𝐼
MA = M0A + (2𝐴 + 𝐵 )
𝐿
𝟐𝑬𝑰
MB = M0B + (𝟐𝑩 + 𝑨 )
𝑳

Pers (6) merupakan persamaan defleksi kemiringan (Lope Deflection) untuk batang yang
mengalami lentur.

2.2 Prosedur perhitungan


2.2.1 Metode Clapeyron
Untuk menyelesaikan perhitungan struktur statis tidak tertentu dengan metode
Clapeyron (metode Persamaan Tiga momen) urutan langkah-langkah yang harus
dikerjakan adalah sebagai berikut :
1) Tentukan apakah struktur statis tidak tertentu tersebut mempunyai pergoyangan,
dengan rumus :
n = 2 j – (m + 2f + 2 h + r)
Kalau n  0, berarti stuktur tersebut tidak bergoyang.

9
Balok diatas tiga tumpuan, A jepit, B dan C rol, dengan beban seperti tergambar,
maka : j = 3 ; m = 2 ; f = 1 ; h = 0 ; r = 2
n = 2 j – (m + 2f + 2 h + r)
= (2 x 3) - ((2 + (2 x 1) + (2 x 0) + 2)) = 0 --------> Tidak ada pergoyangan

Suatu portal dengan perletakan A dan B sendi, dengan ukuran dan beban seperti
tergambar, maka :
j=4;m=3;f=0;h=2;r=0
n = 2 j – (m + 2f + 2 h + r) =
(2 x 4) - ((3 + (2 x 0) + (2 x 2) + 0)) = 1 --------> Ada pergoyangan
2). Kalau ada pergoyangan, gambarkan bentuk pergoyangan dan tentukan arah rotasi
batang-batang akibat pergoyangan tersebut. Dalam menggambarkan bentuk
pergoyangan ada dua ketentuan yang harus diperhatikan yaitu:
a). Batang tidak berubah panjang, suatu batang ( ij ) kalau joint i bergerak ke kanan
sebesar  , maka joint j juga akan berpindah ke kanan sebesar .

10
b). Batang dapat berotasi akibat perpindahan relatif ujung-ujung batang. Perpindahan
relatif antara ujung-ujung batang dapat digambarkan tegak lurus sumbu batang
dan arah rotasi digambarkan dari arah asli sumbu batang ke arah sumbu batang
setelah bergoyang.

3). Gambarkan permisalan arah momen-momen batang. Untuk momen kantilever, dapat
dihitung besarnya dan ditentukan secara pasti arah putarannya, sedangkan untuk
momen-momen batang yang lain besar maupun arahnya dimisalkan dengan
mengingat ketentuan bahwa jumlah momen-momen batang yang bertemu pada satu
titik simpul sama dengan nol. Jadi kalau pada satu titik simpul bertemu dua batang ,
maka besarnya momen-momen batang tadi sama, tetapi arahnya berlawanan.

11
4). Gambar pemisalan bentuk garis elastis struktur
Untuk menggambarkan permisalan bentuk garis elastis struktur, harus mengingat
ketentuan bahwa:
a). Rotasi batang-batang yang bertemu pada satu titik simpul adalah sama besarnya
maupun arahnya. Jadi kalau salah satu batang yang bertemu pada satu titik
dimisalkan rotasinya searah jarum jam, maka batang-batang yang lain yang
bertemu pada titik dimpul tersebut harus digambarkan dengan rotasi yang sama
yaitu searah jarum jam.
b). Ujung batang yang terjepit tetap mengalami rotasi (pada saat pemisalan garis
elastis batang yang ujungnya terjepit di asumsikan sebagai tumpuan sendi,
sehingga mengalami rotasi).

12
5). Dari langkah 1-4 yang telah dikerjakan diatas dapat ditentukan jumlah variabelnya,
yaitu momen-momen batang yang belum diketahui besarnya dan perpindahan
relatif yang ujung batang kalau ada goyangan.
6). Untuk menghitung variabel-variabel diatas dapat ditentukan jumlah variabel yang
ada. Penyusunan persamaan-persamaan tersebut berdasarkan ketentuan-ketentuan
keseimbangan momen dan rotasi batang-batang pada titik sampul atau perletakan.
a). Momen batang-batang yang bertemu pada suatu titik simpul sama dengan nol.
Untuk momen batang Yng digmbRKn dengan arah sama, diberi tanda sma.
Misalanya searah jarum jam maka diberi tanda positif. Maka yang berlawanan arah
jarum jam diberi tanda negatih,.
b). Rotasi batang dengan perletakan jepit sama dengan nol.
c). Rotasi batang-batang yang bertemu pada titik simpul sama besar maupun arahnya.
Untuk menyusun persamaan rotasi harus memperhatikan permisalan garis elastis

13
dengan beban dan momen-momen yang ada pada batang tersebut. Kalau arah rotasi
batang pada permisalan garis elastis dengan rotasi batang yang diakibatkan oleh
beban dan momen.
2.2.2 Metode Consisten Deflection
Berikut prosedur penyelesaian metode consisten deflection

14
15
16
17
2.2.3 Metode Slope Deflection

Penggunaan metode Slope Deflection pada balok stati tak tentu dengan dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut :

1). Tentukan momen-momen ujung terjepit di ujung-ujung setiap bentangan untuk beban
yang diberikan.

2). Semua ujung dinyatakan sebagai suatu fungsi dari momen-momen ujung terjepit dan
rotasi sambungannya dengan menggunakan pers (6)

3). Teapkan suatu sistem persmaan simultan dengan menggunakan kondii keseimbangan,
jumlah momen disetiap sambungan harus sama dengan nol.

4). Selesaikan persamaan simultan untuk memperoleh rotasi-rotasi sambungan yang tak
diketahui.

5) subtitusikan nilai-nilai rotasi yang sudah diketahui kedalam persamaan slope deflection
dan hitung momen ujungnya .

18
6). Tentukan semua reaksi dengan free body diagram, kemudian gambarkan diagram gaya
geser dan momen.

2.2.3.1 Analisis Struktur Balok menerus sebagai berikut :

a). Momen ujung (Fixed and Moment)

Bentang AB :

24(6)2
𝑀𝐴𝐵 = − = −72 𝑘𝑁𝑚
12
𝑀𝐵𝐴 = +72 𝑘𝑁𝑚

Bentang BC :

19
16(12)2 80(12)
𝑀0𝐵𝐶 =− − = −312 𝑘𝑁𝑚
12 8
𝑀0𝐵𝐶 = +312 𝑘𝑁𝑚

Bentang CD :

72(2)(4)2
𝑀0𝐶𝐷 =− = −64 𝑘𝑁𝑚
62
72(4)(2)2
𝑀0𝐷𝐶 = + = +32 𝑘𝑁𝑚
62
b). Persamaan Slope Deflection

2𝐸(3𝐼)
𝑀𝐴𝐵 = 𝑀0𝐴𝐵 + (2𝜃𝐴 + 𝜃𝐵 ) = −72 + 2𝐸𝐼𝜃𝐴 + 𝐸𝐼𝜃𝐵
6
2𝐸(3𝐼)
𝑀𝐵𝐴 = 𝑀𝜃𝐵𝐴 + (2𝜃𝐵 + 𝜃𝐴 ) = +72 + 2𝐸𝐼𝜃𝐵 + 𝐸𝐼𝜃𝐴
6
2𝐸(10𝐼)
𝑀𝐵𝐶 = 𝑀0𝐵𝐶 + (2𝜃𝐵 + 𝜃𝐶 ) = −312 + 3,33𝐸𝐼𝜃𝐵 + 1,67𝐸𝐼𝜃𝐶
12
2𝐸(10𝐼)
𝑀𝐶𝐵 = 𝑀0𝐶𝐵 + (2𝜃𝐶 + 𝜃𝐵 ) = +312 + 3,33𝐸𝐼𝜃𝐶 + 1,67𝐸𝐼𝜃𝐵
12
2𝐸(2𝐼)
𝑀𝐶𝐷 = 𝑀0𝐶𝐷 + (2𝜃𝐶 + 𝜃𝐷 ) = +64 + 1,33𝐸𝐼𝜃𝐶 + 0,67𝐸𝐼𝜃𝐷
6
2𝐸(2𝐼)
𝑀𝐷𝐶 = 𝑀0𝐷𝐶 + (2𝜃𝐷 + 𝜃𝐶 ) = +32 + 1,33𝐸𝐼𝜃𝐷 + 0,67𝐸𝐼𝜃𝐶
6
c). Syarat Batas

pertemuan di A : MAB = 0

Pertemuan di B : Mba + MBC = 0

Pertemuan di C : MCB + MCD = 0

Pertemuan di D : MDC – 36 = 0

d) Persamaan Slope Deflection dengan syarat batas

+2EIA + EIB = +72

+EIA + 5,33EIB +1,67EIC =+240

20
+1,67EIB + 4,67EIC + 0,67EID =_248

+0,67EIC + 1,33EID = + 14

e). Penyelesaian simultan dengan eliminasi dan subtitusi :

EIA = +0,20

EIB = +71,60

EIC = _85,23

EID = +45,62

f). Momen ujung akhir

MAB = -72 + 2(+0,20) + (+71,60)= 0

MBA = + 71 + 2(+71,60)+(+0,20) = +215,4 kNm

MBC = - 312 + 3,33(-85,23) + 1,67(+85,23) = _215,4 kNm

MCB =+312+3,33(-85,23)+1,67(+71,60) = + 215,4 kNm

MCD -64+1,33(-85,23)+0,67(+45,62) = - 147,3 kNm

Mdc =+32+1,33(+45,62)+0,67(-85,23) = +36 kNm

g). Reaksi perletakan dengan free body diagram

21
h). Diagram momen lentur

i). Diagram Gaya Geser

22
BAB III

PERHITUNGAN

3.1 Metode Clapeyron


3.1.1 Soal
Balok menerus statis tak tentu seperti tergambar, selesaikan dengan cara clapeyron
(Persamaan tiga momen) untuk menghitung momen-momen batang akibat beban-
beban dengan q1= 2,05 ton.m’, q2= 4.05 ton/m’. Vertikal kebawah serta P1= 4,05 ton
danP2= 2,05 ton seperti tergambar. Gambarkan bidang-bidang N,D serta M.

P1=4,05 P2= 2,05


Q1= 2,05 Q2= 4,05

Diketahui :
P1= 4,05
P2= 2,05
Q1= 2,05
Q2= 4,05

L1= 2 m
L2= 4 m
L3= 2 m
L4= 2 m
L5= 2 m

Ditanyakan : Gambar bidang-bidang N,D serta M

Penyelesaian:
Q= q1.L
= 2,05 x 4
= 8,2
Q= q2.L
= 4,05 x 2

23
= 8,1
Mb= P1.L
= 4,05 x 2
= 8,1
Md = Q.1/2.L
=8,1 x ½ x 2
= 8,1

A1= 1/12.q1.L3 t = q1.L2/8


= 1/12 x 4,05 x 43 = 4,05 x 42/8
=21,6 = 8,1

𝑃1.𝐿
A2 = ½.L( ) t2 = P2.a.b/L
4
2,05 𝑋 4
= ½. X 4 ( ) = 2,05 x 2 x 2/4
4
= 4,1 = 2,05

𝐿1 𝐿2 −6.𝐴.𝑡1 −6.𝐴2.𝑡2
2mc =( 𝑙1 + 𝑙2 ) = +
𝐿1.𝑙1 𝐿2.𝑙2
4 4 −6.21,6.8,1 −6.4,1.2,05
2mc =(2𝑖 + 3𝑖) = +
4.2𝑖 4.3𝑖
16 −1,049 −50,43
2mc = 6 = +
8 12
16 −51,479
2mc = 6 = = -0,1456
20
Reaksi Perletakan

24
Pada tumpuan B =
VB1 akibat beban luar : P1 = 4,05 (bentang A-B)
VB2 akibat beban luar : Q.1/2 = 8,2 x ½ = 4,1 (bentang B-C)
VB1 akibat momen : 18,95/2 = 9,475 (bentang A-B)
VB2 akibat momen : 9,475/2 = 4,73 (bentang B-C)
VB total = VB1+VB2+VB1+VB2
= 4,05 + 4,1 + 9,475 + 4,73 = 22,35

Pada tumpuan C =
VC1 akibat beban luar = Q. ½ = 8,2 x ½ = 4,1 (bentang B-C)
VC2 akibat beban luar = ½.P = ½ x 2,05 = 1,025 (bentang C-D)
VC1 akibat momen = 12 x 12 /2 = 6,06 (bentang B-C)
VC2 akibat momen = 6,06/2 = 3,03 (bentang C-D)
VC total = 4,1 + 1,025 + 6,06 + 3,03 = 14,215

Tumpuan D =
VD1 akibat beban luar = P.1/2 = 2,05 x ½ = 1,025
VD2 akibat beban luar = Q.½. = 8,2 x ½ = 4,1
VD1 akibat momen = 14,89 . ½ = 7,44
VD2 akibat momen = 7,44/2 = 3,72
VD total = 1,025 + 4,1 + 7,44 + 3,72 = 16,28

25
3.2 Metode Slope Deflection
3.2.1 Soal

BAB IV

KESIMPULAN

Melalui Analisis struktur kita dapat mengetahui gaya-gaya yang bekerja pada sebuah struktur,
serta dapat mengetahui beban yang mempengaruhi keseimbangan dan gaya pada struktur. Pada
Analisis struktur statis tak tentu kita mengenal tiga metode yang dapat kita pelajari. suatu
struktur yang mempunyai kondisi di mana jumlah reaksi perletakannya melebihi jumlah syarat
kesetimbangan statika

26
DAFTAR PUSTAKA

https://docplayer.info/32161508-Analisis-struktur-statis-tak-tentu-dengan-metode-distribusi-
momen.html

https://ocw.upj.ac.id/files/Slide-TSP202-AnalisisStruktur-TSP-202-P13.pdf

https://ekhalmussaad.files.wordpress.com/2010/09/bab-i2.pdf

https://www.google.co.id/search?safe=strict%client=ucweb-b-
bookmark^sxsrf=ACYBGNQgKLx5lyhpDAuHxHPVghpsDq8scQ%3A1579287235642&oq=&
aqs+mobile-gws-
lite.1.35i39I3.3&source=hp&q=makalah+metode+analisis+struktur+statis+tak+tentu

https://www.slideshare.net/luqmanrahmawan/analisa-struktur-metode-slope-deflection

http://zacoeb.lecture.ub.ac.id/files/2014/10/13-Metode-Clapeyron.pdf

https://www.academia.edu/8497885/4-Consistent_Deformation

27

Anda mungkin juga menyukai