Anda di halaman 1dari 28

PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIIL DENGAN MENGGUNAKAN METODE BEDA

HINGGA

A. PENDAHULUAN

Formulasi matematik dari kebanyakan permasalahan dalam ilmu pengetahuan dan


teknologi dapat dipresentasikan dalam bentuk persamaan diferensial parsiil.
Persamaan tersebut merupakan laju perubahan terhadap dua atau lebih variabel bebas
yang biasanya adalah waktu dan jarak (ruang). Bentuk umum persamaan diferensial
parsiil order 2 dan dua dimensi adalah :

(1)

Dengan a, b, c, d, e, f dan g bias berupa dari variable x dan y dan variable tidak bebas
.

Persamaan diferensial parsiil dapat dibedakan menjadi 3 tipe yaitu :

Persamaan Parabola :

a. Persamaan parabola biasanya merupakan persamaan yang tergantung pada


waktu (tidak permanen)
b. Penyelesaian persamaan tersebut memerlukan kondisi awal dan batas

Persamaan Elips
Persamaan biasa berhubungan dengan masalah keseimbangan atau kondisi
permanen (tidak tergantung waktu) dan penyelesaiannya memerlukan kondisi
batas disekeliling daerah tinjauan

Persamaan Hiperbola

a. Biasanya berhubungan dengan getaran, atau permasalahan dimana terjadi


discontinue dalam waktu, seperti gelombang kejut dimana terjadi discontinue
dalam kecepatan, tekanan dan rapat massa.
b. Penyelesaian dari persamaan hiperbola mirip dengan penyelesaian persamaan
parabola yang menghitung nilai untuk nilai x dan t

Penyelesaian persamaan diferensial parsiil dengan kondisi awal dan batas dapat
diselesaikan dengan metode beda hingga. Untuk itu dibuat jaringan titik hitungan pada
daerah tinjauan. Sebagai contoh penyelesaian persamaan eilips pada daerah S yang
dibatasi oleh kurva C seperti tampak dalam gambar 1. Daerah tinjauan S dibagi
menjadi sejumlah pias (titik hitungan P) dengan jarak antara pias adalah x dan y.
Kondisi di mana variabel tidak bebas ( ) harus memenuhi di sekiling kurva C disebut
dengan kondisi batas. Penyelesaian persamaan diferensial merupakan perkiraan dari
nilai pada titik-titik hitungan P11, P22,.,Pij,,Perkiraan dilakukan dengan
mengganti turunan dari persamaan diferensial parsiil dengan menggunakan perkiraan
beda hingga.
Gambar 1. Penyelesaian persamaan diferensial parsiil

B. Beberapa bentuk Persamaan Diferensial Parsiil


1. Persamaan Ellips
Persaman yang termasuk tipe ini adalah persamaan Poisson
(2)

Dan persamaan Laplace


(3)

Persamaan ellips biasanya berhubungan dengan masalah-masalah


keseimbangan atau aliran permanen, seperti aliran air tanah di bawah
bendungan dank arena pemompaan, defleksi plat karena adanya pembebanan,
dan sebagainya.

2. Persamaan Parabola

Permasalahan yang mengandung waktu sebagai variable bebas biasaya termasuk


dalam persamaan parabola. Persamaan parabola yang paling sederhana adalah
perambatan panas dan difusi polutan.
(4)

Dalam persamaan perambatan panas, T adalah temperature, K adalah koefisien


konduktivitas sedangkan t dan x adalah waktu dan jarak. Pada persamaan difusi
polutan, variable T adalah konsentrasi polutan sedangkan K adalah koefisien difusi
turbulen.

3. Persamaan Hiperbola

Persamaan hiperbola yang paling sederhana adalah persamaan gelombang

(5)

Dengan u adalah displacement pada jarak x dari ujung tali yang bergetar yang
mempunyai panjang l sesudah waktu t. Oleh karena nilai U pada ujuhg-ujung tali
biasanya diketahui untuk semua waktu (kondisi batas) dan bentuk serta
kecepatan tali diketahui pada waktu nol (kondisi awal), maka penyelesaian
persamaan adalah serupa dengan penyelesaian pada persamaan parabola;
yaitu menghitung U pada x dari t tertentu.

C. Perkiraan Diferensial dengan Beda Hingga

Gambar 2. adalah jaringan titik hitungan pada bidang x-y yang dapat dibagi menjadi
sejumlah pias segi empat dengan sisi x dan y. Panjang pias dalam arah x adalah
sama dan diberi notasi xi = ix, i = 0,1,2,....; dan panjang pias dalam arah y juga
sama dan diberi notasi yj = j y, j = 0,1,2,.... Dengan menggunakan jaringan titik
hitungan dalam gambar 2, semua diferensial ditulis pada titik hitungan (i,j). Bentuk
turunan pertama dan kedua didekati oleh :
Gambar 2. Jaringantitik hitungan pada bidang x-y

Persamaan 6, 7, 8, 9 adalah :

Persamaan 6, 7, 8, disebut diferensial maju (forward), mundur (backward) dan terpusat


(central difference). Diferensial terhadap y juga dapat ditulis dalam bentuk seperti di
atas. Bentuk diferensial melintang dapat didekati dengan :

(10)

Untuk persamaan yang mengandung variabel x dan t, perkiraan beda hingga dilakukan
dengan membuat jaringan titik hitungan pada bidang x-t (gambar 3), yang dibagi dalam
sejumlah pias dengan interval ruang dan waktu adalah x dan t. Bentuk turunan
pertama dan kedua terhadap waktu dan ruang adalah :

Gambar 3. Jaringan titik hitungan pada bidang x t

(11)
(12)

Dalam bentuk beda hingga di atas superskrip n dan n + 1 menunjukkan nilai pada
waktu n dan n + 1. Penulisan n sebagai superskrip, yang menunjukkan waktu, untuk
membedakan dengan subskrip untuk i,j, dan k yang menunjukkan notasi ruang.

4. Penyelesaian Persamaan Parabola

Bentuk paling sederhana dari persamaan parabola adalah :

(13)

Gambar 4. adalah suatu batang besi yang dipanaskan pada ujung A. Panas pada ujung
A tersebut akan merambat ke ujung B. dengan menggunakan persamaan 13 akan
dapat diprediksi temperatur di sepanjang besi (x) antara A dan B dan pada setiap saat
(t).

Gambar 4. Perambatan panas pada batang

Di dalam permasalahan tersebut, temperatur pada ujung-ujung batang (titik A


dan B ) yang mempunyai jarak L diketahui untuk seluruh waktu. Kondisi ini disebut
dengan kondisi batas. Selain itu distribusi temperatur di sepanjang batang pada waktu
tertentu (pada awal hitungan) juga diketahui; dan kondisi ini disebut dengan kondisi
awal.

Penyelesaian persamaan tersebut akan memberikan nilai T antara 0 dan L (x)


dan untuk waktu (t) dari 0 sampai tak terhingga. Jadi daerah integrasi S dalam bidang
x-t (gambar 5) mempunyai luas tak terhingga yang dibatasi oleh sumbu x dan garis-
garis sejajar pada x = 0 dan x = L. Bidang tersebut disebut dengan daerah terbuka
karena kurva batas C tidak tertutup.

Di dalam gambar 4, suatu batang penghantar panas mempunyai distribusi temperatur


awal pada t = 0; dan pada ujung-ujungnya mempunyai temperatur yang merupakan
fungsi waktu. Distribusi temperatur (x,t) di batang pada waktu t > 0 dapat dihitung
dengan anggapan bahwa sifat-sifat fisik batang adalah konstan. Permasalahan dapat
dipresentasikan dalam bentuk persamaan diferensial dengan kondisi awal dan batas.

Persamaan (13) berlaku untuk daerah 0 < x < L dan 0 < t < , dengan adalah waktu
hitungan total, sedang kondisi awal dan batas adalah :
Gambar 5 Bidang hitungan penyelesaian numerik persamaan parabola

T (x,0) = f(x) ;0xL

T (0,t) = g0 (t) ; 0< t

T (L, t) = g1 (t) ;0<t (14)


Disini, f(x) adalah kondisi awal; dan go (t) dan g1(t) adalah kondisi batas seperti terlihat
pada gambar 5.

Ada tiga tipe metode (skema) dasar untuk menyelesaikan persamaan parabola
yaitu :

1. skema eksplisit

2. skema implisit

3. skema Crank Nicholson

Untuk menyelesaikan persamaan (13) dan (14), dibuat jaringan titik hitungan pada
bidang 0 x L , 0 t seperti yang ditunjukkan pada gambar (6), dengan jarak titik
simpul (ruas) x = L / M ; t = / N di mana M dan N adalah bilangan bulat sembarang,

Gambar 6. jaringan titik hitung

a. Skema Explisit

1) Bentuk skema eksplisit

Pada skema eksplisit, variabel pada waktu n +1 dihitung berdasarkan


variabel pada waktu n yang sudah diketahui (gambar 7). Dengan
menggunakan skema seperti yang ditunjukkan pada gambar 7, fungsi f(x,t)
dan turunannya dalam ruang dan waktu didekati oleh bentuk berikut:

Gambar 7. Skema eksplisit

Dengan menggunakan skema di atas, persamaan (13) dapat ditulis


dalam bentuk berikut :

(15)
Persamaan (15) dengan kondisi batas pada kedua ujungnya diketahui,
n+ 1
memungkinkan untuk menghitung Ti (i = 1, ....M-1) berdasarkan nilai Ti n (i=1
. . . .M) yang telah diketahui. Pada awal hitungan, nilai awal dari temperatur Ti 0
diketahui sebagai kondisi awal. Dari nilai awal tersebut dan kondisi batas, dapat
dihitung nilai T di sepanjang batang (i = 1,...., M ) pada waktu berikutnya. Nilai
yang telah dihitung tersebut digunakan untuk menghitung Ti {i=1,...., M ) untuk
waktu berikutnya lagi. Prosedur hitungan ini diulangi lagi sampai akhirnya di
dapat nilai Ti (i=1 . . . . M ) untuk semua waktu.

2) Stabilitas skema eksplisit

Seperti yang ditunjukkanpada gambar 8, dalam skema eksplisit, Ti n


tergantung pada tiga titik sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai