Kesetimbangan adalah keadaan sistem atau benda tidak ada gaya atau tidak ada torsi yang bekerja atau
resultannya bernilai nol. Benda tegar didefinisikan sebagai benda yang tidak mengalami perubahan bila diberi gaya
luar dan torsi (t).Syarat kesetimbangan untuk benda yang dianggap sebagai partikel adalah resultan gaya atau torsi
yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol (St = 0) dan benda dalam keadaan diam. Pada benda setimbang
berlaku ∑Fx dan ∑y = 0, serta ∑τ = 0.
Sebagai contoh penerapan konsep kesetimbangan benda tegar, kami menggunakan aplikasi kesetimbangan
benda tegar pada seorang penjual Buah.
Yang dimaksud dengan kesetimbangan adalah keadaan system atau benda yang pengaruh dan gaya torsi
nol. Sedangkan benda tegar sendiri berarti ukuran dan bentuk benda tidak berubah karena pengaruh gaya dan torsi.
Pada benda setimbang berlaku ∑Fx dan ∑y = 0, serta ∑τ = 0.
4. Pada layar LCD gantung
Syarat suatu benda berada dalam keadaan setimbang adalah jika jumlah momen gaya atau torsi sama
dengan nol. Momen gaya atau torsi dilambangkan dengan simbol τ (baca: Tau) dengan satuan Nm (baca: Newton
meter). Torsi adalah tenaga putar, yaitu kemampuan gaya F untuk memutar benda pada poros sejauh R.
Kesetimbangan artinya keadaan benda tidak ada gaya atau torsi yang bekerja atau resultannya nol. Benda
tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan karena pengaruh gaya dan torsi.
Seperti permasalahan yang akan kami bahas tentang lampu lalu lintas ini, ia termasuk dalam benda tegar
karena pengaruh gaya dan torsi sama dengan nol. Hal itu dapat di buktikan dari gambar berikut ini. Yakni gaya berat
dari W1 dan W0 disamakan oleh gaya dari fs dan gaya T ( tegang tali ). Gaya W1 dan W0¬ yang arahnya ke bawah
searah jarum jam ( CW ) disamakan oleh gaya fs dan gaya T yang arahnya keatas berlawanan jarum jam ( CCW ).
6. Pada Jembatan
Kesetimbangan statis banyak diaplikasikan dalam bidang teknik, khususnya yang berhubungan dengan
desain struktur jembatan. Anda mungkin sering melewati jembatan untuk menyeberangi sungai atau jalan. Menurut
Anda, bagaimanakah kesetimbangan statis suatu jembatan jika dijelaskan secara Fisika?
Suatu jembatan sederhana dapat dibuat dari batang pohon atau lempengan batu yang disangga di kedua
ujungnya. Sebuah jembatan, walaupun hanya berupa jembatan sederhana, harus cukup kuat menahan berat jembatan
itu sendiri, kendaraan, dan orang yang menggunakannya. Jembatan juga harus tahan terhadap pengaruh kondisi
lingkungan. Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, dibuatlah jembatan-jembatan yang
desain dan konstruksinya lebih panjang dan indah, serta terbuat dari material yang lebih kuat dan ringan, seperti
baja. Secara umum, terdapat tiga jenis konstruksi jembatan. Marilah pelajari pembahasan kesetimbangan gaya-gaya
yang bekerja pada setiap jenis jembatan berikut.
7. Jembatan kantilever
Jembatan kantilever adalah jembatan panjang yang mirip dengan jembatan sederhana yang terbuat dari
batang pohon atau lempengan batu, tetapi penyangganya berada di tengah. Pada bagian-bagiannya terdapat kerangka
keras dan kaku (terbuat dari besi atau baja). Bagianbagian kerangka pada jembatan kantilever ini meneruskan beban
yang ditanggungnya ke ujung penyangga jembatan melalui kombinasi antara tegangan dan regangan. Tegangan
timbul akibat adanya pasangan gaya yang arahnya menuju satu sama lain, sedangkan regangan ditimbulkan oleh
pasangan gaya yang arahnya saling berlawanan.
Kombinasi antara pasangan gaya yang berupa regangan dan tegangan, menyebabkan setiap bagian
jembatan yang berbentuk segitiga membagi berat beban jembatan secara sama rata sehingga meningkatkan
perbandingan antara kekuatan terhadap berat jembatan. Pada umumnya, jembatan kantilever digunakan sebagai
penghubung jalan yang jaraknya tidak terlalu jauh, karena jembatan jenis ini hanya cocok untuk rentang jarak 200 m
sampai dengan 400 m.
8. Jembatan lengkung
Jembatan lengkung adalah jembatan yang konstruksinya berbentuk busur setengah lingkaran dan memiliki
struktur ringan dan terbuka. Rentang maksimum yang dapat dicapai oleh jembatan ini adalah sekitar 900 m. Pada
jembatan lengkung ini, berat jembatan serta beban yang ditanggung oleh jembatan (dari kendaraan dan orang yang
melaluinya) merupakan gaya-gaya yang saling berpasangan membentuk tekanan. Oleh karena itu, selain
menggunakan baja, jembatan jenis ini dapat menggunakan batuan-batuan sebagai material pembangunnya. Desain
busur jembatan menghasilkan sebuah gaya yang mengarah ke dalam dan ke luar pada dasar lengkungan busur.
9. Jembatan gantung
Jembatan gantung adalah jenis konstruksi jembatan yang menggunakan kabel-kabel baja sebagai
penggantungnya, dan terentang di antara menara-menara. Setiap ujung kabel-kabel penggantung tersebut
ditanamkan pada jangkar yang tertanam di pinggiran pantai. Jembatan gantung menyangga bebannya dengan cara
menyalurkan beban tersebut (dalam bentuk tekanan oleh gaya-gaya) melalui kabel-kabel baja menuju menara
penyangga. Kemudian, gaya tekan tersebut diteruskan oleh menara penyangga ke tanah. Jembatan gantung ini
memiliki perbandingan antara kekuatan terhadap berat jembatan yang paling besar, jika dibandingkan dengan jenis
jembatan lainnya. Oleh karena itu, jembatan gantung dapat dibuat lebih panjang, seperti Jembatan Akashi-Kaikyo di
Jepang yang memiliki panjang rentang antarmenara 1780 m.
Dalam benda tegar, ukuran benda tidak diabaikan. Sehingga gaya-gaya yang bekerja pada benda hanya mungkin
menyebabkan gerak translasi dan rotasi terhadap suatu poros. Pada benda tegar di kenal titik berat.
10 Desain dan pembuatan mobil balap
Selain pada jembatan aplikasi keseimbangan dalam teknologi dapat juga diterapkan dalam disain dan pembuatan
mobil balap. Suatu benda akan lebih stabil bila titik beratnya lebih rendah dari titik alas atau tumpuannya lebih
lebar. Hal ini yang mengakibatkan badan mobil balap dibuat rendah serta lebar. Dengan bentuk seperti ini
diharapkan sebuah mobil balap lebih sulit terguling sewaktu menempuh lintasan tikungan dengan kecepatan tinggi.
Selain pada mobil balap bentuk seperti ini diterapkan pula pada mobil-mobil dengan akselerasi tinggi seperti sedan
karena walau bobotnya kecil dengan kecepatan tinggi akan memiliki energi kinetik yang besar. Coba bandingkan
dengan bentuk mobil lain seperti truk, bus, atau kendaraan besar lain yang dirancang dengan tingkat kecepatan yang
akselerasinya rendah.
2 Pelompat indah
Pada saat pelompat indah hendak melakukan putaran di udara,ia akan menekuk tubuhnya. Hal ini akan
mengurangi momen inersianya sehingga kecepatan sudutnya menjadi lebih besar, dan ia dapat berputar
satu setengah putaran. Pada tahap akhir lompatannya,pelompat memanjangkan lagi tubuhnya sehinga ia
dapat terjun ke air dengen kecepatan sudut yang lebih rendah.
3 Katrol
Hukum II Newton untuk gerak rotasi dapat diterapkan pada berbagai rotasi benda tegar. Salah satu
penerapannya adalah adalah pada katrol. Katrol dapat berputar dengan kecepatan sudut.Putaran katrol
itu dipengaruhi oleh sebuah gaya yang menyinggung permukaan katrol dan besarnya tetap terhadap
sumbu putar.
4. Peluncuran Roket
Sebuah roket diluncurkan vertikal ke atas menuju atmosfer Bumi. Hal ini dapat dilakukan karena
adanya gaya dorong dari mesin roket yang bekerja berdasarkan impuls yang diberikan oleh
roket. Pada saat roket sedang bergerak, akan berlaku hukum kekekalan momentum. Pada saat
roket belum dinyalakan, momentum roket adalah nol. Apabila bahan bakar di dalamnya telah
dinyalakan, pancaran gas mendapatkan momentum yang arahnya ke bawah. Oleh karena
momentum bersifat kekal, roket pun akan mendapatkan momentum yang arahnya berlawanan
dengan arah buang bersifat gas roket tersebut dan besarnya sama. Secara matematis gaya
dorong pada roket dinyatakan dalam hubungan berikut.
Impuls = perubahan momentum
FΔt = Δ(mv)
F = v(Δm/ Δt)
dengan: F = gaya dorong roket (N),
(Δm/ Δt)= perubahan massa roket terhadap waktu (kg/s), dan
v = kecepatan roket (m/s).
5. Air Safety Bag (kantong udara)
Air Safety Bag (kantong udara) digunakan untuk memperkecil gaya akibat tumbukan yang
terjadi pada saat tabrakan. Kantong udara tersebut dipasangkan pada mobil serta dirancang
untuk keluar dan mengembang secara otomatis saat tabrakan terjadi. Kantong udara ini mampu
meminimalkan efek gaya terhadap benda yang bertumbukan. Prinsip kerjanya adalah
memperpanjang waktu yang dibutuhkan untuk menghentikan momentum pengemudi. Saat
tabrakan terjadi, pengemudi cenderung untuk tetap bergerak sesuai dengan kecepatan gerak
mobil (Hukum Pertama Newton). Gerakan ini akan membuatnya menabrak kaca depan mobil
yang mengeluarkan gaya sangat besar untuk menghentikan momentum pengemudi dalam
waktu sangat singkat. Apabila pengemudi menumbuk kantong udara, waktu yang digunakan
untuk menghentikan momentum pengemudi akan lebih lama sehingga gaya yang ditimbulkan
pada pengemudi akan mengecil. Dengan demikian, keselamatan si pengemudi akan lebih
terjamin.
6. Desain Mobil
Desain mobil dirancang untuk mengurangi besarnya gaya yang timbul akibat tabrakan. Caranya dengan
membuat bagian-bagian pada badan mobil agar dapat menggumpal sehingga mobil yang bertabrakan
tidak saling terpental satu dengan lainnya. Mengapa demikian? Apabila mobil yang bertabrakan saling
terpental, pada mobil tersebut terjadi perubahan momentum dan impuls yang sangat besar sehingga
membahayakan keselamatan jiwa penumpangnya.