Anda di halaman 1dari 28

EKSPERIMEN MEKANIKA 1 – GAYA GRAVITASI

ANALISIS NILAI PERCEPATAN GRAVITASI BUMI UNTUK BERBAGAI


KEMIRINGAN BIDANG PADA GAYA GRAVITASI MENGGUNAKAN AIR TRACK
AND PHOTOGATE TIMER

Disusun Oleh :

Aswiroh (21030184013)

PFA 2021

Dosen Pengampu :

Woro Setyarsih, S.Pd., M.Si.

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fisika merupakan salah satu ilmu sains yang memiliki makna luas, segala sesuatu
yang ada di muka bumi dan alam semesta ini pasti berkaitan dengan ilmu fisika. Seperti
contohnya, planet – planet yang bergerak mengitari matahari dalam lintasan mendekati
lingkaran dan juga bulan serta satelit buatan mengitari bumi dalam lintasan mendekati
lingkaran pula. Benda – benda yang mengitari tersebut tetap berada di lintasannya karena
terdapat gaya yang menahan benda tersebut ke arah pusat lintasannya. Gaya tersebut adalah
gaya gravitasi. Gaya gravitasi merupakan jenis gaya yang paling utama dan persamaannya
tidak bisa diturunkan lagi. Pengertian gaya gravitasi adalah gaya tarik bumi terhadap benda
yang berada di atasnya. Gravitasi timbul akibat massa sebuah benda memberikan gaya tarik
pada benda yang memiliki massa.
Penemu gaya gravitasi adalah Sir Isaac Newton, tokoh matematika, astronom, filsuf alam
dan fisikawan besar kebanggaan Inggris. Pada saat itu kisahnya berawal dari ketika Newton
duduk di bawah pohon apel, tiba – tiba sebuah apel jatuh di kepalanya, hal itu yang
membuat Newton berpikir mengapa apel jatuh ke bawah, mengapa tidak ke atas. Lantas,
Newton berhasil membuktikannya melalui hukum – hukum Newton mengenai pergerakan.
Gravitasi mengakibatkan gaya tarik menarik antara seluruh partikel yang memiliki massa.
Benda yang bermassa lebih besar akan lebih cepat jatuh jika dibandingkan dengan benda
yang bermassa kecil. Hal ini membuktikan bahwa gaya gravitasi dipengaruhi oleh massa
sebuah benda. Gravitasi memiliki sifat yang universal, sehingga berlaku untuk semua benda
yang terdapat di alam semesta. Pada percobaan kali ini menggunakan Hukum Kedua
Newton yakni F = ma untuk mengukur gaya yang diberikan pada sebuah objek dengan
medan gravitasi bumi dan F = Fg sin θ untuk mencari gaya gravitasi. Gaya gravitasi Fg
dapat dibagi menjadi dua komponen, yakni satu komponen ke arah tegak lurus serta satu
komponen sejajar dengan gerakan glider. Hanya komponen yang bekerja di sepanjang arah
gerak yang dapat mempercepat glider. Komponen lainnya diimbangi oleh gaya dari
bantalan air track yang bekerja pada arah yang berlawanan. Dengan mengukur percepatan
glider tersebut, gaya dapat ditentukan dan gaya gravitasi dapat dihitung. Sehingga, dari
percobaan ini akan menganalisis pengaruh massa terhadap gaya gravitasi yang dihasilkan
serta menganalisis pengaruh gaya terhadap gaya gravitasi yang dihasilkan dari percobaan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh massa benda terhadap gaya gravitasi?

2. Bagaimana pengaruh kemiringan benda terhadap gaya gravitasi?

3. Berapa nilai percepatan gravitasi bumi yang diperoleh akibat kemiringan bidang?
1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam eksperimen gaya gravitasi yakni menganalisis


pengaruh kemiringan benda terhadap gaya gravitasi, menganalisis massa benda terhadap
gaya gravitasi, dan menentukan nilai percepatan gravitasi bumi untuk berbagai kemiringan
bidang.

1.4 Tujuan

1. Menganalisis pengaruh massa benda terhadap gaya gravitasi.

2. Menganalisis pengaruh kemiringan benda terhadap gaya gravitasi.

3. Menentukan nilai percepatan gravitasi bumi yang diperoleh akibat kemiringan bidang.

1.5 Manfaat

1. Dapat membuktikan persamaan yang ada secara kontekstual.


2. Dapat memberi pengalaman belajar dari ilmu yang kontekstual.
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Air Track Photogate Timing System

Pada eksperimen ini lintasan yang digunakan yaitu adalah air track, dimana air track
sendiri merupakan suatu alat yang memiliki lintasan seperti rel udara yang terbuat dari
aluminium. Lintasan air track ini merupakan tempat glider berjalan yang nyaris tanpa gesekan
dengan memanfaatkan tiupan udara dari blower berbentuk tabung yang dihubungkan dengan
selang. Saat udara bertekanan yang dipompakan dari blower pada salah satu sisi pipa, maka
udara akan keluar dari lubang-ubang kecil yang terdapat di sepanjang lintasan air track.
Kemudian aliran udara yang keluar akan membentuk lapisan udara di antara glider dan lintasan
air track menyebabkan glider mengembang di atas lintasan air track dalam kondisi tanpa
gesekan.

Gambar 2.1.1. Glider

Geraknya glider ini akan melewati dua buah photogate timer yang jaraknya sudah
diatur sedemikian rupa. Dimana pada photogate timer ini terdapat sensor yang akan
merekam waktu saat glider telah mencapai titik timana tepat dengan titik photogate timer
berada, yang mana photogate timer ini dihubungkan langsung dengan komputer untuk
mengolah data yang telah dihasilkan dari photogate timer tersebut. Photogate bekerja
dengan memproyeksikan sinar inframerah menuju sensor. Ketika sinar infared terhalang,
sensor akan berhenti mengirim sinyal. Lampu LED pada Vernier photogate akan menyala
dan pada layar monitor komputer akan menunjukkan data berdasarkan selang waktu dan
lebar penghalang sensor, sehingga diperolehlah kecepatan rata-rata benda tersebut (Maiza,
2018).
Gambar 2.1.2 Photogate Timer

2.2 Gaya Gravitasi

Gravitasi merupakan gaya tarik-menarik yang terjadi di antara semua partikel yang
memiliki massa di alam semesta. Gaya gravitasi terdapat pada semua benda. Gaya ini sering
disebut sebagai gaya tarik bumi. Hal tersebut dikarenakan gaya gravitasi selalu menarik semua
benda menuju permukaan bumi. Kekuatan gaya gravitasi bumi terhadap benda dipengaruhi
oleh jarak benda dari pusat bumi. Semakin jauh letak benda dari pusat bumi, maka gaya
gravitasinya semakin kecil. Hal inilah yang menyebabkan jika kita berada di luar angkasa akan
melayang-layang dan tidak memiliki berat. Sedangkan jika benda berada pada permukaan
bumi akan memiliki berat. Jikalau benda tersebut jatuh, maka gerak jatuh benda semakin cepat
jika benda telah mendekati tanah. Dan setelah benda berada di tanah, maka benda akan diam
atau tetap berada di tempatnya, hal ini dikarenakan gaya gravitasi tetap bekerja.
Misalkan sebuah benda dengan massa M mengalami gerak jatuh bebas dengan
percepatan jatuh bebas sebesar g , Maka,jika mengabaikan efek dari udara, satu satunya gaya
yang bekerja pada benda adalah gaya gravitasi . lalu dihubungkan dengan gaya ke arah bawah
ini dengan percepatan kearah bawah dengan hukum kedua Newton ditempatkan sumbu
vertikal y sepanjang lintasan benda, dengan arah positif ke atas. Untuk sumbu ini, hukum
kedua newton dapat ditulis dalam bentuk Fnet,y = may , dimana pada situasi diatas menjadi
-F = M . (-g) atau Fg = m . g ...(2.1)
keterangan:
Fg = Gaya Gravitasi (N)
g = Gravitasi Bumi (m/s2)
m = Massa (kg)
Benda akan bergerak lurus dan berubah beraturan jika resultan gaya yang dihasilkan
tidak sama dengan nol tetapi konstan. Sebuah benda yang bergerak dalam garis lurus
mengubah kecepatannya secara beraturan, menghasilkan percepatan konstan. Semakin tinggi
gaya resultan yang bekerja pada suatu benda, semakin cepat benda itu bergerak. Besarnya
percepatan suatu benda sebanding dengan gaya yang dihasilkan.
Sesuai dengan Hukum II Newton yang berbunyi:

“Jika resultan gaya yang bekerja pada suatu benda tidak sama dengan nol, benda akan bergerak
dengan percepatan yang besarnya sebanding dengan resultan gayanya dan berbanding terbalik
dengan massa kelembamannya” Yang dituliskan dengan sistematis:
ƩF = m . a ...(2.2)

keterangan:

a = percepatan (m/s2)
ƩF = resultan gaya (N)
m = massa (kg)
2.3 Kemiringan Pada Air Track

Untuk menjawab rumusan masalah yang akan dikaji, terdapat sudut kemiringan yang
nantinya akan berpengaruh terhadap percepatan gravitasinya. Secara matematis, sudut
kemiringan (θ) pada air track dapat dihitung melalui persamaan berikut::
θ = tan-1 (hd) ... (2.3)

(Pasco, 2019)

Keterangan,

θ = Sudut kemiringan (⁰)


h = ketinggian (m)
d = Jarak antara kaki air track 1 dan 2 (m)

2.4 Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Ada dua jenis gerak lurus yaitu Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus
Berubah Beraturan (GLBB). Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda
dengan kecepatan tetap di sepanjang lintasan lurus Persamaan GLB ditulis sebagai berikut:
v = s/t ...(2.4)

keterangan :
v = kecepatan (m/s)
s = jarak (m)
t = waktu (s)
2.5 Gerak Benda pada Bidang Miring

Sebuah benda yang bergerak lurus dengan percepatan konstan berarti kecepatannya
berubah secara linear terhadap waktu. Secara grafik, percepatan tersebut menempuh
kemiringan kurva kecepatan terhadap waktu. Jika nilai kecepatan adalah v0 pada saat t=0 maka
nilai v pada saat t berikutnya diberikan oleh
𝑣⃗ = 𝑣⃗ 0 + 𝑎⃗ 𝑡 ...(2.5)

Jika benda memulai erakan di 𝑥⃗⃗⃗ 0 pada saat t = 0 dan posisinya adalah 𝑥⃗⃗⃗ 0 pada saat
t, perpindahan ∆𝑥⃗⃗⃗ = 𝑥⃗⃗⃗ – 𝑥⃗⃗⃗ 0 diberikan oleh
- ∆𝑥⃗⃗⃗ = 𝑣⃗ rata rata x t ...(2.6)

dengan kecepatan rata-ratanya adalah

𝑣⃗ rata rata = 12 𝑣⃗ 0 + 𝑣⃗ ...(2.7)

Sehingga persamaan (4) menjadi

∆𝑥⃗⃗⃗ = 12 𝑣⃗ 0 + 𝑣⃗ . t ...(2.8)

dapat mengeliminasi 𝑣⃗ dengan mensubstitusikan persamaan (2.5) ke dalam persamaan (2.8)


sehingga diperoleh
∆𝑥⃗⃗⃗ = 12 𝑣⃗ 0 + 𝑣⃗ . t = 12 (𝑣⃗ 0 + 𝑣⃗ 0 + 𝑎⃗ 𝑡 ). T = 𝑣⃗ 0.t + 12 𝑎⃗ 𝑡2 ...(2.9)

Dengan demikian, fungsi posisi benda saat t dapat dituliskan sebagai

𝑥⃗⃗⃗ = 𝑥⃗⃗⃗ 0 + 𝑣⃗ 0. 𝑡 + 12 𝑎⃗ 𝑡2 …(2.10)

Dengan mensubstitusikan waktu t dari Persamaan (2.5) ke dalam Persamaan (2.9),


didapatkan hubungan antara perpindahan ∆𝑥⃗⃗⃗ , percepatan 𝑎⃗ , dan kuadrat kecepatan awal
𝑣⃗ 02dan kuadrat kecepatan akhir 𝑣⃗ 2seperti pada persamaan (2.11),
𝑣⃗2 = 𝑣⃗02 + 2𝑎⃗ .∆𝑥⃗⃗⃗ …(2.11)

Persamaan (2.11) dapat digunakan untuk mendapatkan kecepatan akhir benda tanpa
memperhatikan lamanya waktu benda tersebut bergerak.
2.6 Perhitungan pada Air Track System

Oleh karena ketinggian (h) yang digunakan kecil supaya benda bergerak sangat pelan
sehingga sudut kemiringan air track sangat kecil maka gerak glider dan layar yang bergerak
pada lintasan air track dianggap bergerak lurus beraturan (GLB). Kecepatan ketika sampai di
photogate timer 1 dan photogate timer 2.

𝑣⃗1 = 𝑠𝑡11 = 𝑡𝐿1 …(2.12)

𝑣⃗2 = 𝑡𝑠22 = 𝑡𝐿2 …(2.13)

Percepatan glider dan layar yang bergerak pada lintasan air track dapat dinyatakan :

𝑉2 2 = 𝑉1 2 + 2𝑎⃗𝑠 …(2.14)

𝑉2 2 = 𝑉1 2 + 2𝑎⃗ℎ …(2.15)

(𝑣⃗ 2−𝑣⃗ 2)

𝑎⃗ = …(2.16)

Dengan
s=D
Gaya yang bekerja sebagai berikut

F = m.a

Dengan m = massa glider dan layar


Gambar 2.6.1 Ilustrasi Lintasan Glider

Dapat diperoleh gaya gravitasi

𝐹 = 𝐹𝑔 𝑠𝑖𝑛 𝑠𝑖𝑛 𝜃 …(2.17)

𝐹𝑦 = 𝑠𝑖𝑛 𝑠𝑖𝑛𝐹 𝜃 …(2.18)

Dengan
𝑠𝑖𝑛 𝑠𝑖𝑛 𝜃 = ℎ …(2.19)
𝑑

Diketahui nilai

D = jarak antar photogate

d = jarak dari glider ke photogate ke 2/panjang lintasan

Nilai h = ketinggian

Nilai massa = massa glider + layar

Setelah melakukan percobaan diperoleh nilai

T1 = waktu tempuh ke photogate 1

T2 = waktu tempuh ke photogate 2


Data yang dihitung
𝜃 = ( ℎ) …(2.20)
𝑑

V1 = jarak ke photogate 1/waktu tempuh ke photogate 1

V2 = jarak ke photogate 2/waktu tempuh ke photogate 2

(Prihatin, 2017)
BAB III

METODE EKSPERIMEN

3.1 Alat dan Bahan

1. Photogate Timer (2 buah)

2. Layar (1 buah)

3. Air track System (1 buah)

4. Air Supply (1 buah)

5. Glider (1 buah)

6. Komputer (1 buah)

7. Accessories Tray (1 buah)

8. Beban (2 buah)

3.2 Rangkaian Percobaan

Gambar 3.2.1 Rancangan Eksperimen


Keterangan :
D : Jarak Photogate 1 ke Photogate 2
d : Jarak kaki penyangga Air Track h :
Tinggi Air Track
L : Panjang Glider

1 : Komputer

2 : Air Track

3 : Photogate Timer 1

4 : Photogate Timer 2

5 : Interface
6 : Glider dan Layar

7 : Air Supply

8 : Beban

9 : Selang

3.3 Variabel Eksperimen

3.3.1 Percobaan Pertama

Variabel Kontrol : Ketinggian air track h (m), jarak antara kaki penopang air track d
(m), jarak glider bergerak dari photogate pertama ke photogate
kedua D (m), panjang glider L (m), sudut kemiringan air track θ
Variabel Manipulasi : Massa m (kg)
Variabel Respon : Percepatan gravitasi g (m/s2)

3.3.2 Percobaan Kedua

Variabel Kontrol : Panjang lintasan air track (d), Jarak antar photogate, Ketinggian air

track (h), Panjang glider (L )

Variabel Manipulasi : Ketinggian ( h )

Variabel Respon : Gaya gravitasi (Fg)

3.4 Langkah Eksperimen

1. Mengatur air track seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.2.1. Melepaskan balok dan air
track dengan sangat hati-hati
2. Mengukur d, jarak antara air track. Mencatat jarak ini antara kaki penopang air track, catat
jarak dalam ruang ini di tabel.
3. Meletakkan balok dengan ketebalan h di bawah kaki penopang track. Mengukur dan
merekam h (mengukur h dengan kaliper)
4. Mengukur dan mencatat D, jarak pergerakan glider di air track dari tempat pemicu photogate
pertama, ke tempat pemicu photogate kedua (Menggerakkan glider dan memperhatikan LED
di atas photogate. ketika LED menyala, photogate telah dipicu)
5. Mengukur dan mencatat L, panjang efektif glider. (Menggerakkan glider dengan perlahan
melalui photogate dan mengukur jarak perjalanannya dari lampu LED pertama kali menyala
sampai ke tempat yang baru saja padam)
6. Mengukur dan mencatat m, massa glider
7. Mengatur timer photogate ke mode GATE dan menekan tombol reset.
8. Memegang glider dengan stabil di dekat bagian atas air track, lalu melepaskan sehingga
meluncur dengan bebas melalui photogate. Mencatat (merekam) t1, waktu selama glider
memblokir photogate pertama, dan t2; waktu ketika glider memblokir photogate kedua.
9. Menggunakan fungsi memori untuk menentukan setiap waktu.
10. Mengulangi pengukuran beberapa kali dan mencatat data dalam tabel. Tidak perlu
melepaskan glider dari titik yang sama di air track untuk setiap percobaan, tetapi glider harus
meluncur dengan bebas dan mulus/lancar (wooble minimum/goyangan minimum) saat
melewati photogate.

Percobaan 1:

1. Melakukan percobaan 1 dengan mengubah massa glider dengan menambahkan bobot dan
mengulangi langkah 6 hingga 8. Melakukan ini untuk lima massa berbeda, mencatat massa
(m) untuk setiap set pengukuran.

Percobaan 2:

2. Kemudian melakukan percobaan 2 dengan mengubah ketinggian balok penyangga yang


digunakan untuk memiringkan track.

3. Mengukur dan mencatat m, massa glider.

4. Mengatur photogate Timer pada mode GATE dan tekan tombol RESET.

5. Pegang glider dengan stabil di dekat bagian atas air track, lalu lepaskan sehingga meluncur
dengan bebas melalui photogate. Rekam t1, waktu di mana glider memblokir photogate
pertama, dan t2, waktu di mana glider memblokir photogate kedua. Menggunakan fungsi
memori untuk menentukan setiap waktu.

Tabel Data Eksperimen Tabel 1 Data Hasil Percobaan 1

- D = jarak antara photogate pertama dan kedua ( m ) = 0,60 m

- d = jarak antara kaki lintasan pertama dan kaki yang kedua (m) = 1 m

- L = panjang glider (m) = 0.13 m

- m = 0,19 kg
No m V1 V2 t1 t2

5
6

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30
Tabel 2 Data Hasil Percobaan 2
- D = jarak antara photogate pertama dan kedua ( m ) = 0,60 m

- d = jarak antara kaki lintasan pertama dan kaki yang kedua (m) = 1 m

- L = panjang glider (m) = 0.13 m

- 𝑚 = 𝑚𝑎⃗𝑠𝑠𝑎⃗ 𝑔𝑙𝑖𝑑𝑒𝑟 + 𝐵𝑢𝑚𝑝𝑒𝑟 = 0.19 𝑘𝑔

No m V1 V2 t1 t2

2
3

5
6

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30
BAB IV
DATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Data
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan 1
D : 0,60 m h : 0,001 m
d : 1,00 m L : 0,13 m
m (kg)
(m±0,005 v1 v2 a aavg
No. kg) (m/s) (m/s) t1 (s) t2 (s) (m/s ) (m/s2)
2
Fg(N)
1 0,07 0,13 1,6373 3,0861 0,01 0,0098 1,764
2 0,07 0,13 1,529 2,9759 0,01
3 0,07 0,13 1,0503 2,2014 0,01
4 0,07 0,13 1,6452 3,0789 0,01
5 0,18 0,07 0,13 1,3505 2,7014 0,01
6 0,06 0,12 1,293 2,7328 0,009
7 0,07 0,13 1,871 2,6135 0,01
8 0,07 0,13 1,1186 2,5635 0,01
9 0,06 0,12 0,9627 2,4076 0,009
10 0,07 0,13 1,3781 2,7979 0,01
1 0,07 0,13 1,5005 2,9679 0,01 0,0098 2,744
2 0,07 0,13 0,7291 2,2232 0,01
3 0,06 0,12 0,8842 2,3608 0,009
4 0,07 0,13 0,8498 2,3267 0,01
5 0,28 0,07 0,13 0,9714 2,4512 0,01
6 0,06 0,12 1,1109 2,576 0,009
7 0,07 0,13 1,1082 2,3412 0,01
8 0,07 0,13 1,1121 2,5641 0,01
9 0,07 0,13 1,2039 2,2457 0,01
10 0,07 0,13 0,9861 2,3461 0,01
1 0,06 0,12 1,1277 2,617 0,009 0,0098 3,724
2 0,06 0,12 0,8935 2,3252 0,009
3 0,07 0,13 1,1426 2,6317 0,01
4 0,07 0,13 1,1822 2,6737 0,01
5 0,38 0,07 0,13 1,2944 2,784 0,01
6 0,07 0,13 1,2432 2,6333 0,01
7 0,07 0,13 1,3641 2,753 0,01
8 0,07 0,13 1,1261 2,6021 0,01
9 0,07 0,13 1,1932 2,5931 0,01
10 0,07 0,13 1,1532 2,6431 0,01
Tabel 2. Data Hasil Percobaan 2
D : 0,60 m m : 0,38 kg
d : 1,00 m L : 0,13 m
Sudut v1 v2 aavg
No. h (m) kemiringan (m/s) (m/s) t1 (s) t2 (s) a (m/s2) (m/s2) Fg (N) g (m/s2 )
1 0,05 0,13 1,2305 2,6912 0,012 0,011533 8
2 0,05 0,13 1,2933 3,7755 0,012 8
3 0,06 0,13 1,459 2,2925 0,011083 7,388889
4 0,05 0,13 1 3,7221 0,012 8
5 0,0015 0,09 0,05 0,13 1,465 3,7127 0,012 2,921 8
6 0,06 0,12 1,3346 3,8956 0,009 6
7 0,05 0,13 1,4541 3,8471 0,012 8
8 0,05 0,13 1,2342 3,5602 0,012 8
9 0,06 0,12 1,2781 2,6435 0,009 6
10 0,05 0,13 1,0835 3,2641 0,01425 9,5
1 0,06 0,15 1,0298 2,7441 0,01575 0,017742 6,847826
2 0,06 0,16 1,3104 3,9967 0,018333 7,971014
3 0,06 0,15 1,1803 3,8094 0,018333 7,971014
4 0,06 0,15 1,2125 3,7858 0,01575 6,847826
5 0,0023 0,13 0,07 0,15 1,0352 3,3205 0,01725 2,931 7,5
6 0,06 0,15 1,1241 3,0475 0,018333 7,971014
7 0,06 0,15 1,3241 3,4542 0,01575 6,847826
8 0,06 0,15 1,1524 3,6977 0,021083 9,166667
9 0,06 0,15 1,1704 4,5044 0,01575 6,847826
10 0,06 0,15 1,2645 3,5179 0,021083 9,166667
1 0,07 0,18 1,0312 2,7887 0,02 0,019475 8
2 0,07 0,18 1,0312 3,0633 0,02 2,960 8
3 0,08 0,18 1,1783 2,6197 0,016 6,4
4 0,07 0,17 1,1109 2,8713 0,02 8
5 0,0025 0,14 0,08 0,18 1,1779 2,9372 0,01875 7,5
6 0,07 0,18 1,2136 2,9656 0,02 8
7 0,07 0,18 1,2677 3,0403 0,02 8
8 0,07 0,17 1,2545 3,0281 0,02 8
9 0,07 0,18 1,0523 2,8356 0,02 8
10 0,07 0,18 1,2617 2,6361 0,02 8
4.2 Analisis

Berdasarkan eksperimen yang berjudul “Air Track System” diatas diperoleh data seperti
tabel diatas. Pada percobaan 1 dilakukan dengan mengontrol ketinggian (h) sebesar 0,001 m. Pada
eksperimen ini memanipulasi massa (m) sebanyak 3 kali yaitu 0,18 ; 0,28 dan 0,38. Kemudian
mendapatkan hasil respon ukur berupa jarak kecepatan (V1 dan V2), t1 dan t2 sebanyak data yang
terdapat pada tabel 4.1. Serta mendapatkan hasil respon hitung berupa Percepatan (a), Gaya
Gravitasi (Fg). Sedangkan pada percobaan 2 mengontrol massa (m) sebesar 0,38 kg. Lalu
memanipulasi ketinggian (h) sebanyak 3 kali yaitu 0,0015; 0,0023; dan 0,0025. Kemudian
mendapatkan hasil respon ukur berupa jarak kecepatan (V1 dan V2), t1 dan t2 sebanyak data yang
terdapat pada tabel 4.2. Serta mendapatkan hasil respon hitung berupa Percepatan (a), Gaya
Gravitasi (Fg), dan Gravitasi (g). Data yang telah didapat sesuai dengan Bab II dimana rumus
perhitungan nya telah dituliskan dalam dasar teori tersebut.

Pada percobaan pertama didapatkan pada saat massanya sebesar 0,18 kg maka nilai gaya
gravitasinya 1,764, jika massanya 0,28 maka gaya gravitasinya 2,744, jika massanya 0,38 kg maka
gaya gravitasinya 3,724. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa dengan berubah nya nilai dari
massa dapat mempengaruhi nilai dari, Gaya Gravitasi (Fg). Adapun Rumus yang digunakan untuk
menentukan gaya gravitasi ialah Fg = . . Berdasarkan data di atas, yang tercantum pada
tabel 4.1 diketahui bahwa massa mempengaruhi besar nilai gaya gravitasi yang dihasilkan. Pada
percobaan ini semakin besar nilai massa maka nilai gaya gravitasi semakin besar juga, begitu juga
sebaliknya, semakin kecil nilai massa maka nilai gaya gravitasi semakin kecil juga. Hal ini juga
dapat dilihat pada grafik 4.1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara Massa m (Kg)
dengan Gaya Gravitasi Fg (N) adalah berbanding lurus.

Hubungan Massa Benda Terhadap Gaya


Gravitasi
4
Gaya Gravitasi

3
2 y = 9,8x - 7E-15
1 R² = 1
0 Series1
0 0,1 0,2 0,3 0,4
Massa Benda (kg)

Gambar 4. 1 Grafik Hubungan Massa Benda Terhadap Gaya Gravitasi


Dari grafik diatas dapat diperoleh bahwa grafik berbanding lurus. Karena semakin besar

nilai massa maka semakin tinggi juga nilai dari percepatan gravitasinya.

Pada percobaan kedua didapatkan dengan mengontrol massa sebesar 0,38 kg, dan
memanipulasi ketinggian. Jika ketinggaannya 0,0015 dengan kemiringan 0,09̊ maka nilai gaya
gravitasinya 2,921 m, jika ketinggiannya 0,0023 m dengan kemiringan 0,13̊ maka gaya
gravitasinya 2,931, jika ketinggiannya 0,0025 m dengan kemiringan 0,14̊ maka gaya gravitasinya
2,960 m. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa dengan berubah nya nilai dari ketinggian dapat
mempengaruhi nilai dari Gaya Gravitasi (Fg). Adapun Rumus yang digunakan untuk menentukan
gaya gravitasi ialah Fg = . Berdasarkan data di atas, yang tercantum pada tabel 4.2
diketahui bahwa ketinggian mempengaruhi besar nilai gaya gravitasi yang dihasilkan. Pada
percobaan ini semakin besar nilai ketinggian maka nilai gaya gravitasi semakin besar juga, begitu
juga sebaliknya, semakin kecil nilai massa maka nilai gaya gravitasi semakin kecil juga. Hal ini
juga dapat dilihat pada grafik 4.2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara ketinggian
h (m) dengan Gaya Gravitasi Fg (N) adalah berbanding lurus.

Hubungan Kemiringan Terhadap Gaya


Gravitasi

2,97
y = 9,4369x + 6,9924
2,96
Gaya Garvitasi

R² = 0,674
2,95
2,94
fg
2,93
2,92 Linear (fg)
2,91
0 0,05 0,1 0,15
Kemiringan

Gambar 4. 2 Grafik Hubungan Ketinggian Terhadap Gaya Gravitasi

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa nilai kemiringan berbanding lurus terhadap

nilai gaya gravitasi.

Nilai percepatan gravitasi dapat dilihat pada table 4.2. Dari percobaan ini didapatkan
percepatan gravitasi pada pengulangan 1, 2, dan 3 secara berturut- turut sebesar 9,5 m/s2 ;9,1 m/s2
; dan 8 m/s2. Yang artinya dari percobaan ini didapatkan nilai perceptan gravitasi secara percobaan
yang tidak terlalu jauh terhadap nilai tetapan percepatan gravitasi yang besarnya 9,8 m/s2. Namun
nilai percepatan gravitasi yang diperoleh pada percobaan tidak sama dengan nilai percepatan
gravitasi sesuai teori, akan tetapi nilai percepatan gravitasi yang diperoleh mendekati.

4.3 Pembahasan

Pada percobaan ini memiliki tujuan menganalisis pengaruh massa terhadap gaya gravitasi.
semakin besar nilai massa akan semakin besar pula nilai gaya gravitasi yang dihasilkan, begitupun
sebaliknya semakin besar kecil nilai massa semakin kecil pula nilai gaya gravitasinya. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa hubungan antara Massa m (Kg) dengan Gaya Gravitasi Fg (N) adalah
berbanding lurus. Hal ini sesuai dengan teori dari persamaan gaya gravitasi, dimana

Fg = F sin θ

nilai F diperoleh dari persamaan F = m.a, sehingga Fg berbanding lurus dengan massa.

Pada percobaan ini memiliki tujuan menganalisis pengaruh kemiringan benda terhadap
gaya gravitasi. Menurut (Indrasutanto, 2009) dengan sudut kemiringan yang kecil, glider akan
bergerak lambat saat melewati air track, sehingga gerak tersebut disebut gerak lurus beraturan.
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang lintasannya lurus dengan kecepatan
tetap serta arahnya tetap. Terdapat sudut kemiringan yang nantinya akan berpengaruh terhadap
percepatan gravitasinya. Secara matematis, sudut kemiringan (θ) pada air track dapat dihitung
melalui persamaan berikut::

θ = tan-1(h/d)

Berdasarkan hasil percobaan terlihat pada gambar 4.2 semakin besar sudut kemiringan semakin
besar pula gaya gravitasinya.

Nilai percepatan gravitasi dari percobaan ini didapatkan percepatan gravitasi pada pengulangan 1,
2, dan 3 secara berturut- turut sebesar 9,5 m/s2 ;9,1 m/s2 ; dan 8 m/s2. Yang artinya dari percobaan
ini didapatkan nilai perceptan gravitasi secara percobaan yang tidak terlalu jauh terhadap nilai
tetapan percepatan gravitasi yang besarnya 9,8 m/s2. Namun nilai percepatan gravitasi yang
diperoleh pada percobaan tidak sama dengan nilai percepatan gravitasi sesuai teori, akan tetapi
nilai percepatan gravitasi yang diperoleh mendekati. Seharusnya memang percepatan gravitasi baik
berdasarkan teori dan percobaan diperoleh nilai yang sama yaitu 9,8 m/s2 karena nilai percepatan
gravitasi merupakan sebuah konstanta. Namun dari hasil percobaan yang dilakukan ini diperoleh
nilai percepatan gravitasi yang berbeda-beda pada setiap ketinggian. Hal ini dapat terjadi karena
adanya faktor lingkungan luar yaitu adanya gaya gesek pada bidang lintasan dan gesekan udara.
Karena meskipun permukaan air track pada keadaan licin dan dialiri udara dari air supply tidak
menutup kemungkinan bahwa masih ada gaya gesek yang menghambat gerak glider pada bidang
permukaan air track.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil eksperimen yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
pengaruh massa terhadap gaya gravitasi berbanding lurus dimana semakin besar nilai massa maka
semakin beasr juga nilai dari gaya gravitasinya. Sudut kemiringan berbanding lurus terhadap nilai
gaya gravitasi, semakin miring lintasan benda, maka nilai gaya gravitasinya semakin beasr, dan
sebaliknya. Dari percobaan ini didapatkan nilai perceptan gravitasi secara percobaan yang tidak
terlalu jauh terhadap nilai tetapan percepatan gravitasi yang besarnya 9,8 m/s2. Namun nilai
percepatan gravitasi yang diperoleh pada percobaan tidak sama dengan nilai percepatan gravitasi
sesuai teori, akan tetapi nilai percepatan gravitasi yang diperoleh mendekati. Seharusnya memang
percepatan gravitasi baik berdasarkan teori dan percobaan diperoleh nilai yang sama yaitu 9,8 m/s2
karena nilai percepatan gravitasi merupakan sebuah konstanta.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil eksperimen yang telah dilakukan, maka dapat disarankan ketika
ekperimen telah dilakukan , dilanjutkan dengan menghitung Percepatan (a), Gaya (F), Gaya
Gravitasi (Fg), Percepatan Gravitasi (g), lebih teliti lagi. Saat pengambilan data percobaan pada
“air track system gaya gravitasi” lebih teliti lagi. Praktikan juga diharap lebih memahami cara kerja
alat terutama dalam pemakaian software.
DAFTAR PUSTAKA
Irianto, Sugeng dan Wasis. 2008. ILMU PENGETAHUAN ALAM . Jakarta:Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional
Prihatin, Revtri, dkk. 2017. Buku Pintar Belajar Fisika. Jakarta : Sagufindo Kinarya.
Tim Eksperimen Fisika. Buku Panduan Eksperimen Fisika 1. Surabaya. Universitas Negeri
Surabaya.
Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid I (Terjemahan). Jakarta
: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai