Anda di halaman 1dari 7

Konsep biomekanika

A. Pengukuran dan satuan

Pengertian fisika, berasal dari kata physics dari bahasa Yunani, berarti membicarakan alam dan
fenomenanya. Fisika dapat dikatakan sebagai ilmu pemahaman mengenai alam semesta. Sejumlah
konsep, seperti “posisi”, “waktu”, “massa”, “gaya”,“elektron”, “suhu”, dsb; dan hubungan - hubungan
yang teramati antara berbagai konsep itu. Hubungan-hubungan itu disebut “prinsip”.
Ketika seseorang mengamati bahwa benda-benda sekitarnya berpindah tempat. Maka dalam melukiskan
peristiwa itu, disepakati adanya konsep (pengertian) “posisi”, yang berubah terhadap “waktu”, sehingga
diperoleh turunanbernama “kecepatan” dan “percepatan”. Dalam proses ilmiah dilakukan pengamatan
terhadap peristiwa alam dan eksperimen. Untuk menyusun eksperimen diperlukan suatu model dari
peristiwa nyata.
Model:
Imaginasi ilmuwan tentang peristiwa alam yang dibuat untuk menjelaskan peristiwa alam yang
sesungguhnya dengan berdasar pada idealisasi dan asumsi-asumsi. Pemodelan adalah melakukan
pendekatan untuk mendapatkan gambaran sederhana dan bersifat umum yang bermanfaat dalam
membantu pengkajian suatu masalah.
Model dapat berbentuk suatu gambar skema sederhana atau berbentuk persamaan matematis, baik
dalam pengamatan peristiwa alam ataupun eksperimen diperlukan pengukuran besaran fisika untuk
mendapatkan data kuantitatif untuk menguji kebenaran model dan memahami sistem tersebut.
Pengukuran adalah proses pembandingan besaran yang tidak diketahui dengan besaran standar yang
telah ditetapkan. Untuk itu diperlukan Alat Ukur. Fisika = “Science of Measurement” Pengukuran terhadap
sifat-sifat fisis dilakukan dengan membandingkan besaran yang akan diukur dengan suatu besaran standar
yang dinyatakan dengan bilangan dan satuan.
Ada dua komponen penting dalam penyajian Hasil Pengukuran, yaitu “ Harga ”dan “ Satuan ”.
Untuk menentukan Harga dan Satuan diperlukan standar ukuran dan Sistem Satuan. (Terdapat berbagai
sistem satuan, baik yang berlaku secara lokal/tradisional maupun internasional ). Dalam dunia keilmuan
telah disepakati bahwa sistem satuan yang dipakai adalah Sistem Internasional atau SI ( Le Systeme
International d’Unites ) dan penyajian harga digunakan Sistem Matriks (desimal). Untuk membuat alat
ukur perlu dilakukan Kalibrasi . Kalibrasi dilakukan berdasarkan standar ukuran (acuan) dan satuan yang
dipakai. Dalam kehidupan sehari-hari terdapat berbagai macam sistem satuan dan sistem penyajian harga
(angka).
Pengukuran adalah cara untuk mendapatkan informasi yang kuantitatif terhadap sifat-sifat fisis.
Sifat- sifat fisis = ‘besaran’ .
Besaran-besaran fisis adalah pembentuk utama fisika yang menyatakan hukum-hukum fisika, misalnya:
panjang, massa, waktu, gaya, kecepatan, resistivitas, temperatur dsb.
Besaran dinyatakan dengan angka dan satuan adalah ukuran dari suatu besaran. Besaran yang tidak
tergantung pada besaran-besaran lainnya disebut besaran pokok. Besaran dasar/besaran pokok adalah
besaran fisis yang terdefinisi secara praktis dan dapat diterima secara International. Misal: Massa
satuannya kilogram, Panjang satuannya meter, waktu satuannya detik.
Ada yang dinamakan besaran turunan, yang ditetapkan berdasarkan satuan-satuan besaran pokok,
misalnya luas, volume dan massa jenis, laju, percepatan, gaya dsb.
Dalam setiap melakukan pengukuran tentunya dpt terjadi kesalahan, berikut factor kesalahan yg mungkin
dilakukan dalam pengukurn data medis;
1. False positive (FP) ; penderita dinyatakan menderita suatu penyakit padahal sama sekali tidak
2. False negative (FN): penderita dinyatakan menderita suatu penyakit padahal menderita penyakit
tersebut.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran untuk mengurangi FP dan FN: Dalam pengambilan
pengukuran, sering terjadi kesalahan paralaks atau deviasi pembacaan hasil pengukuran, hal ini akibat
kesalahan pengamat ketika membaca nilai pengukuran, pengulangan pengukuran, penggunaan alat-alat
yg dapat dipercaya, kalibrasi sepatutnya terhadap alat.

B. Hukum dasar biomekanika


1. Hukum Newton pertama
a. Benda mempunyai sifat mempertahankan keadaannya; setiap benda yang dalam keadaan diam
mempunyai kecenderungan untuk tetap diam, sedangkan bila benda sedang bergerak maka
benda itu cenderung untuk terus bergerak.
b. Sifat ini diartikan sebagai kelembaman (inersia). Hukum Newton pertama dikenal sebagai hukum
kelembaman. Oleh Newton gejala ini dinyatakan sebagai berikut: “Setiap benda akan tetap berada
pada keadaan diam atau bergerak lurus beraturan, kecuali jika benda itu dipaksa untuk mengubah
keadaan tersebut oleh gaya-gaya yang dikerjakan pada benda itu”.
∑F = 0
2. Hukum Newton kedua
Bila ada gaya yang bekerja pada suatu benda maka benda tersebut akan mengalami suatu percepatan
yang arahannya sama dengan arah gaya
F = m.a
Dimana :
m = massa benda atau massa inisial (kg)
a = kgms2 = Newton

Bila percepatan = 0, berarti benda bergerak lurus beraturan (kecepatan tetap) atau dalam keadaan diam

3. Hukum Newton ketiga


a. Apabila sebuah benda mengerjakan gaya pada benda lain (disebut aksi), maka benda yg kedua ini
akan mengerjakan gaya pada benda pertama sama besar dan berlawanan arah denagn gaya pada
benda pertama (disebut reaksi)
b. Aksi = (-) Reaksi

C. Aspek Biomekanika
1. Gravitasi dan pusat masa
Gravitasi adalah gaya tarikan bumi terhadap suatu benda. Jika suatu benda dilepaskan dari suatu
ketinggian, maka benda tersebut akan jatuh dengan kecepatan yang semakin meningkat karena adanya
pengaruh gaya gravitasi. Percepatan gravitasi dilambangkan dengan g, rata-rata percepatan gravitasi di
permukaan bumi adalah 9,8m/detik2. Gaya gravitasi pada benda padat bisa disederhanakan bekerja pada
satu titik yang menjadi pusat bekerjanya gravitasi. Pusat gravitasi orang normal sekitar 58% dari tinggi
orang tersebut di atas telapak kaki.
Kurangnya pengendalian otot, kecelakaan,penyakit, kehamilan, berat badan berlebih, atau postur yang
buruk menyebabkan berubahnya posisi cg (central gravitasi atau pusat gravitasi) ke lokasi tak alami
ditubuh. Biasanya titik pusat bekerjanya gravitasi ini juga sebagai titik pusat massa suatu benda,yaitu titik
seluruh massa dari benda tersebut berada. Akvitivas yang dilakukan manusia menyebabkan titik pusat
massanya tidak selalu tetap pada tubuh manusia. Manusia akan selalu mengatur sikap badannya agar
merasa nyaman. Ketika mengangkat bebanyang berat, seseorang akan mengatur sikap badannya untuk
mencapai kestabilan (kesetimbangan stabil) ketika membawa beban tersebut.
Tubuh mengompensasi cara berdirinya saat mengangkat kopor berat dengan satu lengan. Lengan yang
berlawanan bergeser ke luar dan tubuh miring menjauhi objek agar cg terletak di tempat yang sesuai
untuk kesetimbangan.
2. Statis dan Dinamis
Kinematika mempelajari gerak tanpa memperhatikan penyebabnya, Dinamika adalah ilmu yang
mempelajari gerak dengan memperhatikan penyebabnya. Suatu bendadikatakan dalam keadaan
statis apabila benda dalam keadaan setimbang, yaknimemenuhi 2 syarat berikut:
a. Jumlah gaya ∑F = 0
b. Jika pada A ada gaya dari kiri sebesa F1 dan dari kanan mendapat gaya F2 Yang nilainya sama
dengan F1. Hasil penjumlahan dari kedua gaya yang berlawananarah tersebut adalah: ∑F = F1
+ F2 = F1 + (- F1) = 0

Jumlah Momen gaya (∑т=0) Momen gaya adalah perkalian antara lengan l dengan gaya F yang bekerja
padalengan tersebut.

т=Fxl

Lengan merupakan jarak dari sumbu perputaran menuju tempat gaya bekerja. Lengan ini arahnya tegak
lurus dengan gaya tersebut. Untuk gaya yang sama, makin besarlengan yang memisahkan antara titik
pusat massa atau titik diam dengan tempat gaya bekerja menyebabkan makin mudahnya sistem
melakukan gerak rotasi.
Benda dikatakan dalam keadaan statis apabila tidak bergerak sama sekali. Dengan kata lain benda
tersebut tidak berpindah tempat (bertranslasi) dan tidak berputar (berotasi). Jika benda bergerak, gerak
translasi atau berotasi atau kedua duanya sekaligus, berarti benda tersebut dalam keadaan dinamis.

3. Gaya gesek
Gesekan (friksi) dan kehilangan energi yang terjadi akibat gesekan dapat muncul dimana pun dalam
kehidupan kita sehari-hari. Gesekan yang merugikan: membatasi efisiensi berbagai mesin. Gesekan
yang menguntungkan: saat tangan kita memegang tambang, berjalan atau berlari, rem mobil.
Gaya maksimum gesekan : f = μN, (dengan μ adalah koefisien gesek, N adalah gaya Normal).
Adanya gaya gesek ini membuat kita dapat melangkah dan tidak tergelincir. Kalau koefisien gesek
sangat kecil seperti daerah berminyak, berair atau daerah es, gaya gesek akan kecil sehingga kita
dapat tergelincir yang tidak saja membuat kita malu tetapi juga dapat menyebabkan cedera.
Komponen gaya horizontal dari tumit sewaktu mengenai lantai saat seseorang berjalan telah dihitung
dan didapatkan sekitar 0,15 w;dengan w adalah berat orang tersebut. Secara umum, gaya gesekan
harus cukup besarsaat tumit menyentuh lantai dan saat jempol kaki meninggalkan permukaan tanah
agar tidak terpeleset.

4. Kecepatan dan percepatan


Percepatan tubuh menimbulkan sejumlah efek :
a. Seolah terjadi penambahan atau pengurangan berat tubuh
b. Perubahan dalam tekanan hidrostatik internal
c. Distorsi jaringan elastic tubuh
d. Kecenderungan zat-zat padat dengan berbagai densitas yang larut dalam suatu cairan untuk
berpisah.
Apabila percepatannya cukup besar, tubuh akan kehilangan kendali karena tidak memiliki gaya otot
yang memadai untuk bekerja melawan gaya percepatan yang besar. Darah akan terkumpul di
berbagai bagian tubuh, lokasinya bergantung pada arah percepatan. Bila seseorang mengalami
percepatan dengan kepala lebih dahulu, kurangnya aliran darah ke otak akan menyebabkan
pandangan gelap dan hilang kesadaran. Saat menumbuk suatu benda padat, bagian tubuh (atau
keseluruhan) akan mengalami perlambatan (desclerasi) yang cepat menghasilkan gaya-gaya yang
besar.
Gaya setara dengan laju perubahan momentum
F = m a =a (Δv/Δt) =Δ(mv)/Δt
F = laju perubahan momentum
Contoh dari gaya dinamik di tubuh adalah pertambahan berat saat jantung berdenyut (sistol).
Sekitar 0,06 kg darah mendapat kecepatan sekitar 1 m/s ke atas dalam waktu t = 0,1 detik.
Momentum yang diberikan kepada massa darah :
(0,06 kg) (1m/s) = 0,06 kg m/s
Gaya reaksi terhadap gerakan darah : (0,06 kg m/s)(0,1 s) = 0,6 N
D. Aplikasi di dunia kesehatan

setelah kita memahami bagaimana biomekanik dalam tubuh kita, maka sebenarnya seorang perawat
harus memahami dan menerapkan biomekanik ini untuk melindungi dirinya saat bekerja (posisi yang
ergonosmis) serta dapatbekerja lebih efektif dan efisien. Penerapan biomekanik dalam keperawatan
dapat kita lihatpada pemenuhan kebutuhan mobilisasi pasien, ergonomi, posisi yang seimbang, analisis
gaya, traksi pada tulang, sistem pengumpil dan lain-lain.
Traksi merupakan tindakan konservatif dalam penatalaksanaan patah tulang sehingga tulang dapat
menyambung dengan sempurna. Guna mendapatkan hasil yang maksimal maka pembebanan traksi dan
posisi (sudut kemiringan) harus selalu dipertahankan sesuai dengan bentuk tubuh manusia.

Gambar Traksi pada pasien dengan patah tulang

Gambar posisi mengangkat benda yang benar


Gambar tersebut menunjukkan posisi mengangkat benda yang benar, dimana posisi beban mendekati
titik pusat sumbu tubuh, sehingga kontraksi otot dan lebih efektif untuk mengakat beban.

Latihan !

1. Seorang perawat sedang mendorong gurney (brankard) dengan pasien diatasnya. Massa perawat
85 kg, massa gurney 20 kg dan massa pasien 50 kg. Perawat mendorong dengan gaya 100N
terhadap lantai. Berapa gaya yang digunakan perawat pada gurney?
2. Seorang anak dan keranjangnya dengan massa total 10 kg digantung dari timbangan dengan suatu
tali. Hitung tegangan tali.
Untuk masalah ini digunakan hukum Newton kedua. Dua gaya yang bekerja pada system adalah
tegangan T dan gaya gravitasi w. Karena anak dan keranjang dalam keadaan diam, maka gaya
eksternalnya adalah nol.
F=T–w=0
T = w = mg = (10 kg)(9,8 m/sec2) = 98 N

Anda mungkin juga menyukai