Anda di halaman 1dari 10

Penerapan Konsep Gerak dan Hukum Newton

di Bidang Kesehatan

Oleh:
Kelompok VIII
Nasya Khaerunnisa 22010316140004
Nadhifa Rahmawati Putri 22010316140013
Dheya Utami Wahyuni 22010316140018
Febrina Fatima Safitry 22010316140030

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2017
Hukum Newton

Hubungan fundamental pada mekanika klasik tercakup dalam hukum tentang gerak yang
dikemukakan oleh Isaac Newton, seorang ilmuwan Inggris.

Ada 3 hukum dasar biomekanika dalam fisika kedokteran,yaitu :

Hukum Newton I

Sebuah benda terus berada pada keadaan awalnya yang diam atau bergerak dengan
kecepatan konstan kecuali benda itu dipengaruhi oleh gaya yang tak seimbang, atau gaya
luar neto.

Secara sederhana Hukum Newton I mengatakan bahwa perecepatan benda nol jika gaya
total (gaya resultan) yang bekerja pada benda sama dengan nol.

Secara matematis dapat ditulis : F neto = 0

Tubuh yang diam akan tetap diam, dan tubuh yang bergerak akan tetap bergerak dalam
kecepatan yang konstan, kecuali dipengaruhi oleh gaya yang tidak seimbang.

Contoh I : Jika seseorang berada dalam bus yang berjalan dan tiba-tiba mengerem,
mungkin orang tersebut bisa terpelanting, padahal itu adalah inersia yang menyebabkan
ke depan berlanjut walau bus telah berhenti. Cedera benturan disebabkan kecenderungan
kepala manusia untuk mematuhi hukum tersebut. Jika ada gaya sentakan dari belakang,
badan akan tersentak keras ke depan karena ia berkontak dengan tempat duduknya.
Namun kepala cenderung tidak bergerak dan tersentak dalam posisi yang menjulur
(ekstensi). Karena kepala melekat pada badan, maka kepala akan terbentur dengan keras
ke depan menyebabkan kerusakan pada vertebra serviks.

Contoh II : Pengukuran massa anak dengan suatu timbangan pegas. di mana seoarang
anak balita sedang diukur berat badannya. Pada saat anak ditimbang, pada anak bekerja
gaya berat W yang disebabkan oleh percepatan gravitasi bumi. Pada saat dalam keadaan
setimbang, anak bayi tidak bergerak-gerak, maka gaya berat W akan sama dengan
tegangan tali T. Tegangan tali T akan terukur pada angka yang ditunjukkan oleh
timbangan. Pada keadaan setimbang ini (keadaan diam) hukum pertama Newton dapat
digunakan.
Hukum Newton II

Apabila ada gaya yang bekerja pada suatu benda maka benda akan mengatur percepatan
yang arahnya sama dengan arah gaya .

Newton II digunakan untuk mengukur suatu pengamatan. Percepatan sebuah benda (a)
berbanding terbalik dengan massanya (m) dan sebanding dengan gaya neto (F) yang
bekerja padanya.

Maka hubungan gaya (F) dan percepatan oleh Newton dirumuskan :

F = m. a

Ket :

m : massa benda atau massa inisial (m : 1 kg massa )

a : percepatan 1 mS-2

F : 1 kg mS-2 = 1 N

Percobaan I :

Bayangkan anda mendorong sebuah benda yang gaya F dilantai yang licin sekali
sehingga benda itu bergerak dengan percepatan a. Menurut hasil percobaan, jika gayanya
diperbesar 2 kali ternyata percepatannya menjadi 2 kali lebih besar. Demikian juga jika
gaya diperbesar 3 kali percepatannya menjadi 3 kali lebih besar.

Kesimpulan : Bahwa percepatan sebanding dengan resultan gaya yang bekerja.


Percobaan II :

Kali ini massa bendanya divariasi tetapi gayanya dipertahankan tetap sama. Jika massa
benda diperbesar 2 kali, ternyata percepatannya menjadi kali. Kita bisa simpulkan
bahwa percepatan suatu benda berbanding terbalik dengan massa benda itu.

Massa adalah sifat intrinsik dari sebuah benda yang menyatakan resistensinya terhadap
percepatan. Massa sebuah benda dapat dibandingkan dengan massa benda lain dengan
menggunakan gaya yang sama pada masing-masing benda dan dengan mengukur
percepatannya.

Dengan demikian rasio massa benda-benda itu sama dengan kebalikan rasio percepatan
benda-benda itu yang dihasilkan oleh gaya yang sama :

m = F/m

Massa sebuah benda tidak tergantung pada lokasi benda.

Contoh :

Di mana seoarang perawat sedang mendorong seorang pasien yang ditidurkan di atas
sebuah strecher dengan gaya F. Oleh karena gaya F tersebut, strecher menjadi bergerak
dengan percepatan a. Pada kasus ini keadaan pasien yang didorong adalah bergerak
dengan percepatan a. Jadi kita dapat menerapkan hukum kedua Newton.
Hukum Newton III

Gaya-gaya selalu terjadi berpasangan. Jika benda A, mengerjakan sebuah gaya pada
benda B, gaya yang sama besar dan berlawanan arah dikerjakan oleh benda B pada benda
A.

F aksi = F reaksi

F aksi = gaya yang bekerja pada benda

F reaksi = gaya reaksi benda akibat gaya aksi

Hukum ketiga menyatakan bahwa tidak ada gaya timbul di alam semesta ini, tanpa
keberadaan gaya lain yang sama dan berlawanan dengan gaya itu .

Jika sebuah gaya bekerja pada sebuah benda (aksi) maka benda itu akan mengerjakan
gaya yang sama besar namun berlawanan arah (reaksi). Dengan kata lain gaya selalu
muncul berpasangan. Tidak pernah ada gaya yang muncul sendirian.

Contoh :

Apabila kita mendorong kursi roda secara tiba-tiba maka orang yang duduk di kursi roda
itu akan terdorong kedepan tetapi setelah gerakan kursi roda berjalan normal orang itu
akan kembali ke posisinya semula
Jenis-jenis Gaya

1. Gaya Berat
Berat sebuah benda adalah gaya tarikan gravitasi antara benda dan bumi. Gaya ini
sebanding dengan massa m benda itu dan medan gravitasi , yang juga sama dengan
percepatan gravitasi jatuh bebas :

Berat benda sifat intrinsik benda.


Berat bergantung pada lokasi benda, karena g bergantung pada lokasi. Gaya berat
selalu tegak lurus kebawah dimana pun posisi benda diletakkan, apakah dibidang
horisontal, vertikal ataupun bidang miring.

2. Gaya Normal
Gaya normal adalah gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara dua prmukaan yang
bersentuhan, dan arahnya selalu tegak lurus bidang sentuh.

3. Gaya Gesek
Bila dua benda dalam keadaan bersentuhan, maka keduanya dapat saling
mengerjakan gaya gesekan. Gaya-gaya gesekan itu sejajar dengan permukaan benda-
benda di titik persentuhan.

Gaya gesek (friksi) sangat penting dalam kehidupan keseharian terutama tubuh.
1. Salah satu fungsi yang sangat penting dari kantong perikardial yang
menyelubungi jantung adalah untuk menampung cairan perikardial yang
menjaga agar membran tetap terpisah dan tidak saling bergesekan akibat friksi
yang berasal dari dentuman jantung.
2. Cairan sinovial mengurangi friksi dengan cara bertindak sebagai pelumas atau
penurun friksi antara ujung-ujung tulang yang dilapisi kartilago paa sendi
sinovial, mis: sendi lutut.

Gaya-gaya pada Tubuh


Pergerakan pada tubuh terjadi karena adanya gaya yang bekerja. Ada gaya yang bekerja pada
tubuh dan gaya yang bekerja di dalam tubuh.

Gaya pada tubuh dapat kita ketahui. Contoh: Gaya berat tubuh.
Gaya dalam tubuh seringkali tidak disadari. Contoh: Gaya otot jantung, gaya otot paru-
paru

Gaya pada tubuh ada 2 tipe :

1. Gaya pada tubuh dlm keadaan statis.


2. Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis.

Berikut ini adalah beberapa aspek gaya pada tubuh dalam keadaan statis:

Gaya Berat dan Gaya Otot sebagai Sistem Pengumpil

Tubuh dalam keadaan Statis berarti tubuh dlm keadaan setimbang, jumlah gaya dan momen
gaya yang ada sama dengan nol. Tulang dan otot tubuh manusia berfungsi sebagai sistem
pengumpil.
Ada 3 kelas sistem pengumpil :

a. Kelas Pertama
Titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan otot
Contoh: Kepala & Leher.
b. Kelas Kedua
Gaya berat diantara titik tumpu dan gaya otot.
Contoh: Tumit menjinjit
c. Kelas Ketiga
Gaya otot terletak diantara titik tumpuan dan gaya berat
Contoh: Otot lengan

Gaya paling sering diterapkan untuk menstabilkan ekstremitas yang cedera leher, punggung,
atau area pelvik. Traksi terapeutik didapat dengan memberikan tarikan pada kepala, tubuh
atau anggota gerak menuju sedikitnya dua arah, mis: tarikan traksi dan tarikan traksi
lawannya. Gaya traksi lawan atau gaya keduanya biasanya berasal dari: >> berat tubuh
pasien pada saat bertumpu atau berat lain

Penerapan Analisa Gaya dalam Terapan Kesehatan

Gaya Berat Tubuh & Posisi Duduk yang menyehatkan Tulang Belakang?

Punggung adalah salah satu organ tubuh yang bekerja nonstop selama 24 jam. Dalam
keadaan tidur pun, punggung tetap menjalankan fungsinya untuk menjaga postur tubuh.
Punggung tersusun dari 24 buah tulang belakang (vertebrae), dimana masing-masing vertebrae
dipisahkan satu sama lain oleh bantalan tulang rawan atau diskus. Seluruh rangkaian tulang
belakang ini membentuk tiga buah lengkung alamiah, yang menyerupai huruf S.

Lengkung paling atas adalah segmen servikal (leher), yang dilanjutkan dengan segmen
toraks (punggung tengah), dan segmen paling bawah yaitu lumbar (punggung bawah). Lengkung
lumbar inilah yang bertugas untuk menopang berat seluruh tubuh dan pergerakan.
Berdasarkan data British Chiropractic Association, sekitar 32% populasi dunia
menghabiskan waktu lebih dari 10 jam sehari untuk duduk di depan meja kerja. Separuh dari
populasi tenrsebut tidak pernah meninggalkan meja kerja, bahkan saat makan siang. Sementara
itu, dua pertiga populasi menambah porsi duduk tegak saat berada di rumah.

Postur tubuh yang baik akan melindungi dari cedera sewaktu melakukan gerakan karena
beban disebarkan merata keseluruh bagian tulang belakang, ungkap Barbara Dorsch. Postur
tubuh yang baik, lanjut dia, akan dicapai jika telinga, bahu, dan pinggul berada dalam satu garis
lurus ke bawah.

Duduk dalam posisi tegak 90 derajat, kerap menyebabkan timbulnya pergerakan sendi
belakang sehingga posisi tubuh tidak seimbang. Maka itu, posisi duduk santai dengan postur
miring 135 derajat adalah posisi terbaik. Dalam posisi ini, tulang belakang akan berada dalam
posisi ideal, di mana tulang belakang bagian bawah akan berbentuk seperti huruf S.

Kelebihan dari posisi ini adalah:

Posisi duduk dengan sudut kemiringan 135 derajat akan memperbaiki sirkulasi darah di
bagian bawah tubuh, sehingga dapat terhindar dari gangguan varises, selulit, dan
penggumpalan darah di kaki serta mengurangi kelelahan di kaki. Tubuh akan terasa
lebih rileks, sehingga mengurangi terjadinya ketegangan otot, papar Barbara.
Duduk dengan posisi kemiringan 135 derajat juga akan menghasilkan mobilitas yang
lebih baik, mudah bergerak di atas kursi, dan lebih mudah untuk naik turun kursi.

Traksi dalam Praktik Klinik

Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani
kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi adalah untuk menangani
fraktur, dislokasim atau spasme otot dalam usaha untuk memperbaiki deformitas dan
mmpercepat penyembuhan. Ada dua tipe utama dari traksi : traksi skeletal dan traksi kulit,
dimana didalamnya terdapat sejumlah penanganan.
Prinsip Traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh, tungkai,
pelvis atau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada arah yang berlawanan
yang disebut dengan countertraksi. Tahanan dalam traksi didasari pada hokum ketiga (Footner,
1992 and Dave, 1995). Traksi dapat dicapai melalui tangan sebagai traksi manual, penggunaan
talim splint, dan berat sebagaimana pada traksi kulit serta melalui pin, wire, dan tongs yang
dimasukkan kedalam tulang sebagai traksi skeletal (Taylor, 1987 and Osmond, 1999).

Traksi dapat dilakukan melalui kulit atau tulang. Kulit hanya mampu menanggung beban
traksi sekitar 5 kg pada dewasa. Jika dibutuhkan lebih dari ini maka diperlukan traksi melalui
tulang. Traksi tulang sebaiknya dihindari pada anak-anak karena growth plate dapat dengan
mudah rusak akibat pin tulang.

Indikasi traksi kulit diantaranya adalah untuk anak-anak yang memerlukan reduksi
tertutup, traksi sementara sebelum operasi, traksi yang memerlukan beban 5 kg. Akibat traksi
kulit yang kelebihan beban di antaranya adalah nekrosis kulit, obstruksi vaskuler, oedem distal,
serta peroneal nerve palsy pada traksi tungkai.

Traksi tulang dilakukan pada dewasa yang memerlukan beban > 5 kg, terdapat kerusakan
kulit, atau untuk penggunaan jangka waktu lama. Kontratraksi diperlukan untuk melawan gaya
traksi, yaitu misalnya dengan memposisikan tungkai lebih tinggi pada traksi yang dilakukan di
tungkai.

Daftar Pustaka:

Berrynka, Asti. 2011. Makalah Aplikasi Biomenika dalan Keperawatan. Jakarta. STIKES
MH Thamrin

Kusminarto. 2007. Fisika: Penerapannya dalam Bidang Medis. Yogyakarta. UGM Press.

Anda mungkin juga menyukai