Anda di halaman 1dari 28

PENERAPAN GAYA PADA

TUBUH MANUSIA
BIOMEKANIKA

Disiplin ilmu yang mengintegrasikan faktor-faktor yang


mempengaruhi gerakan manusia, yang diambil dari pengetahuan
dasar fisika, matematika, kimia, fisiologi, anatomi dan konsep
rekayasa untuk menganalisa gaya yang terjadi pada tubuh.

Hubungan fundamental pada mekanika klasik tercakup dalam


hukum tentang gerak yang dikemukakan oleh Isaac Newton,
seorang ilmuwan Inggris. Newton sangat berjasa dalam
mempelajari hubungan antara gaya dan gerak.
Hukum Newton tentang Gerak
Hukum I :
Sebuah benda terus berada pada keadaan awalnya yang diam atau bergerak dengan kecepatan konstan
kecuali benda itu dipengaruhi oleh gaya yang tak seimbang, atau gaya luar neto.
Secara sederhana Hukum Newton I mengatakan bahwa percepatan benda nol jika gaya total (gaya
resultan) yang bekerja pada benda sama dengan nol.
Secara matematis dapat ditulis.
f=0
PENERAPAN KONSEP
 Tubuh yang diam akan tetap diam, dan tubuh yang bergerak akan tetap bergerak dalam kecepatan
yang konstan, kecuali dipengaruhi oleh gaya yang tidak seimbang.
 Jika seseorang berada dalam bus yang berjalan dan tiba-tiba mengerem, mungkin orang tersebut
bisa terpelanting dan berkata ”aku terlempar ke depan !”, padahal itu adalah inersia yang
menyebabkan ke depan berlanjut walau bus telah berhanti.
 Cedera benturan disebabkan kecenderungan kepala manusia untuk mematuhi hukum tersebut. Jika
ada gaya sentakan dari belakang, badan akan tersentak keras ke depan karena ia berkontak dengan
tempat duduknya. Namun kepala cenderung tidak bergerak dan tersentak dalam posisi yang
menjulur (ekstensi). Karena kepala melekat pada badan, maka kepala akan terbentur dengan keras
ke depan menyebabkan kerusakan pada vertebra serviks. Cedera dalam tinju atau football yang
mengakibatkan kerusakan otak terjadi dalam proses serupa.
Hukum 2.
percepatan sebuah benda (a) berbanding terbalik dengan massanya (m) dan
sebanding dengan gaya neto (F) yang bekerja padanya :
F = ma
PENERAPAN
 Bayangkan anda mendorong sebuah benda yang gaya F dilantai yang licin sekali sehingga benda itu
bergerak dengan percepatan a. Menurut hasil percobaan, jika gayanya diperbesar 2 kali ternyata
percepatannya menjadi. 2 kali lebih besar. Demikian juga jika gaya diperbesar 3 kali percepatannya
lebih besar 3 .kali lipat. Dan sini kita simpulkan bahwa percepatan sebanding dengan resultan gaya
yang bekerja.
Atau
 Sekarang kita lakukan percobaan lain. Kali ini massa bendanya divariasi tetapi gayanya dipertahankan
tetap sama. Jika massa benda diperbesar 2 kali, ternyata percepatannya menjadi ½ kali. Kita bisa
simpulkan bahwa percepatan suatu benda berbanding terbalik dengan massa benda itu.
 Massa adalah sifat intrinsik dari sebuah benda yang menyatakan resistensinya terhadap percepatan.
Massa sebuah benda dapat dibandingkan dengan massa benda lain dengan menggunakan gaya yang
sama pada masing-masing benda dan dengan mengukur percepatannya. Dengan demikian rasio massa
benda-benda itu sama dengan kebalikan rasio percepatan benda-benda itu yang dihasilkan oleh gaya
yang sama : m = F/m
Massa sebuah benda tidak tergantung pada lokasi benda.
 Seorang tenaga medis yang kesulitan memindahkan troli yang berat, mungkin akan meminta bantuan
sejawatnya, untuk menghasilkan gaya yang lebih besar, sehingga pergerakan troli dari keadaan diam
menjadi bergerak (percepatan) yang dihasilkannya lebih besar atau troli lebih mudah dipindahkan.
Hukum 3.
Gaya-gaya selalu terjadi berpasangan. Jika benda A, mengerjakan sebuah gaya pada benda B, gaya
yang sama besar dan berlawanan arah dikerjakan oleh benda B pada benda A.
F aksi = F reaksi
F aksi = gaya yang bekerja pada benda
F reaksi = gaya reaksi benda akibat gaya aksi
Saat berjalan, hentakan kaki atau sepatu ke permukaan lantai biasanya mengartikan bahwa orang
tersebut menekankan kakinya ke permukaan lantai dengan gaya reaksi bumi yang sama melalui lantai
pada kaki tersebut.

Hukum ketiga menyatakan bahwa tidak ada gaya timbul di alam semesta ini, tanpa keberadaan gaya
lain yang sama dan berlawanan dengan gaya itu. Jika sebuah gaya bekerja pada sebuah benda (aksi)
maka benda itu akan mengerjakan gaya yang sama besar namun berlawanan arah (reaksi). Dengan
kata lain gaya selalu muncul berpasangan. Tidak pernah ada gaya yang muncul sendirian!
Penerapan Analisa Gaya dalam Terapan Kesehatan
1. Gaya Berat Tubuh & Posisi Duduk yang menyehatkan Tulang Belakang?
 Punggung adalah salah satu organ tubuh yang bekerja nonstop selama 24 jam.
Dalam keadaan tidur pun, punggung tetap menjalankan fungsinya untuk
menjaga postur tubuh. Punggung tersusun dari 24 buah tulang belakang
(vertebrae), dimana masing-masing vertebrae dipisahkan satu sama lain oleh
bantalan tulang rawan atau diskus. Seluruh rangkaian tulang belakang ini
membentuk tiga buah lengkung alamiah, yang menyerupai huruf S.
 Lengkung paling atas adalah segmen servikal (leher), yang dilanjutkan dengan
segmen toraks (punggung tengah), dan segmen paling bawah yaitu lumbar
(punggung bawah). Lengkung lumbar inilah yang bertugas untuk menopang
berat seluruh tubuh dan pergerakan.

Berdasarkan data British Chiropractic Association, sekitar 32% populasi dunia menghabiskan waktu lebih
dari 10 jam sehari untuk duduk di depan meja kerja. Separuh dari populasi tenrsebut tidak pernah
meninggalkan meja kerja, bahkan saat makan siang. Sementara itu, dua pertiga populasi menambah porsi
duduk tegak saat berada di rumah.
Duduk dalam posisi tegak 90 derajat, kerap menyebabkan timbulnya pergerakan sendi belakang
sehingga posisi tubuh tidak seimbang. Maka itu, posisi duduk santai dengan postur miring 135 derajat
adalah posisi terbaik. Dalam posisi ini, tulang belakang akan berada dalam posisi ideal, di mana tulang
belakang bagian bawah akan berbentuk seperti huruf S.
Kelebihan dari posisi ini adalah:
Posisi duduk dengan sudut kemiringan 135 derajat akan memperbaiki sirkulasi darah di bagian bawah
tubuh, sehingga dapat terhindar dari gangguan varises, selulit, dan penggumpalan darah di kaki serta
mengurangi kelelahan di kaki. “Tubuh akan terasa lebih rileks, sehingga mengurangi terjadinya
ketegangan otot,” papar Barbara.
Duduk dengan posisi kemiringan 135 derajat juga akan menghasilkan mobilitas yang lebih baik, mudah
bergerak di atas kursi, dan lebih mudah untuk naik turun kursi.
2. Traksi dalam Praktik Klinik
 Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani kerusakan atau
gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi adalah untuk menangani fraktur, dislokasim atau
spasme otot dalam usaha untuk memperbaiki deformitas dan mmpercepat penyembuhan. Ada dua tipe
utama dari traksi : traksi skeletal dan traksi kulit, dimana didalamnya terdapat sejumlah penanganan.
 Prinsip Traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh, tungkai, pelvis atau
tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada arah yang berlawanan yang disebut
dengan countertraksi. Tahanan dalam traksi didasari pada hokum ketiga (Footner, 1992 and Dave,
1995). Traksi dapat dicapai melalui tangan sebagai traksi manual, penggunaan talim splint, dan berat
sebagaimana pada traksi kulit serta melalui pin, wire, dan tongs yang dimasukkan kedalam tulang
sebagai traksi skeletal (Taylor, 1987 and Osmond, 1999).
 Traksi dapat dilakukan melalui kulit atau tulang. Kulit hanya mampu menanggung beban traksi sekitar
5 kg pada dewasa. Jika dibutuhkan lebih dari ini maka diperlukan traksi melalui tulang. Traksi tulang
sebaiknya dihindari pada anak-anak karena growth plate dapat dengan mudah rusak akibat pin tulang.
 Indikasi traksi kulit diantaranya adalah untuk anak-anak yang memerlukan reduksi tertutup, traksi
sementara sebelum operasi, traksi yang memerlukan beban 5 kg. Akibat traksi kulit yang kelebihan
beban di antaranya adalah nekrosis kulit, obstruksi vaskuler, oedem distal, serta peroneal nerve palsy
pada traksi tungkai.
 Traksi tulang dilakukan pada dewasa yang memerlukan beban > 5 kg, terdapat kerusakan kulit, atau
untuk penggunaan jangka waktu lama. Kontratraksi diperlukan untuk melawan gaya traksi, yaitu
misalnya dengan memposisikan tungkai lebih tinggi pada traksi yang dilakukan di tungkai.
ANALISIS ERGONOMI
 Ergonomi merupakan sikap atau posisi seseorang agar dapat beraktifitas
secara nyaman dan mengurangi resiko cedera sehingga mampu meningkatkan
produktivitas dan mengurangi kelelahan.
 Aktivitas yang memerlukan waktu yang lama :
- Tukang gerinda kayu
- Belajar
- Operator Pengecoran
 Postur tubuh terkait dengan sikap sesorang. Postur ditandai dengan
mengukur hubungan sudut antara berbagai hal yang menghubungkan tubuh
dan tetap kerangka acuan. Kerangka acuan yang paling intuitif seperti lengan
untuk postur pergelangan tangan atau batang tubuh untuk postur leher.
Postur tubuh yang penting dalam beraktifitas
 Ruas tulang belakang melengkung kira-kira dalam bentuk sebuah "S.“
Pembengkokan ke depan (kifosisi) di punggung bawah dapat
menyebabkan cedera parah.
 Penyelarasan tulang belakang difasilitasi dengan mempertahankan
postur semi-mendekam, menjaga lutut sedikit menekuk.
 leher tegak tidak boleh membungkuk atau memutar.
 Siku harus nyaman di sisi tubuh, rileks dan tidak membungkuk. Bekerja
dengan siku mengayun keluar dapat menambahkan regangan pada bahu
sehingga menyebabkan kelelahan dan ketidaknyamanan, mengganggu
kemampuan bekerja dengan baik, dan memberikan kontribusi cedera
bahu untuk jangka panjang.
 Tangan harus berada di bidang yang sama dengan lengan bawah atau
membentuk sudut agak dalam kurang lebih seolah-olah memegang
kemudi mobil pada posisi jam 10 dan 2.Sikap netral pergelangan tangan
tidak di sudut kanan seperti ketika memegangkarangan bunga atau
bermain piano.
 Postur kerja statis yang memerlukan pergeseran kepala dari sikap
netral, baik pada fleksi, ekstensi, rotasi atau lateral fleksi ke kanan
atau kiri, mengakibatkan ketidakseimbangan asimetris otot pada saat
pengangkatan beban. Ketika beban otot statis tidak seimbang terjadi
berulang kali dan dalam periode yang lama dalam posisi statis otot
akan menyebabkan kelelahan dan hilangnya efisiensi.
Sembilan prinsip Pergerakan Tubuh
 Force-motion Gaya yang tidak setimbang merupakan gerak tubuh ketika mengerjakan atau mengubah
gerakan. Dalam kondisi diam, berat tubuh setimbang dengan gaya reaksi tanah yang bekerja pada telapak
kaki sehingga jika akan berpindah, gaya gerak horizontal seseorang harus lebih besar dan gaya vertikal
pada kedua kakinya.
 Force-time : Gaya harus berawal dari gerakan sebelm perubahan pada gerakan terjadi yang dilakukan
sepanjang waktu (tidak secara instan/cepat), bukan hanya jumlah gaya yang dapat meningkatkan jumlah
gerakan obyek tetapi jumlah waktu yang tersita ketika gaya diterapkan juga memperngaruhi hasil
gerakan.
 InertiaAlat dari semua obyek yang mengolah perubahan saat bergerak atau karakteristk semua obyek yang
melawan perubahan gerakan.
 Range of Motion : Gerakan secara menyeluruh yang dipakai pada suatu gerakan dan dapat dispesifikasi
secara linier ataupun gerakan memutar dari bagian tubuh.
 Balance : Kemampuan seseorang untuk mengendalikan posisi tubuhnya secara relatif kepada beberapa
dasar yang mendukung. Stabilitas dan mobilisasi postur tubuh adalah hubungan secara terbalik dan
beberapa faktor biomekanika harus dikerahkan untuk mengatur kestabilan maupun mobilitas seseorang.
Pada gerakan senam seperti berdiri di atas tangan yang membutuhkan kekuatan otot karena alas yang
dipijak permukaannya kecil sehingga membutuhkan kesetimbangan untuk mendukung arah bagian depan
dan belakang tubuh.
 Coordination Continuum : Penentuan waktu optimal gerakan otot atau gerakan perbagian tubuh yang
bergantung pada tujuan gerakan tersebut. Jika gaya tekanan tinggi maka gerakan otot lebih banyak
bergerak secara simultan dan sambungan rotasi selalu diperhatikan, tetapi jika gaya kekuatan rendah
untuk gerakan yang cukup tinggi cenderung lebih memiliki gerakan otot dan sambungan secara teratur.
 Segmental Interaction : Gerakan gaya dalam suatu sistem yang terhubung dengan tubuh yang keras dapat
dipindahkan melalui jaringan dan sambungan. Gerakan otot yang pendek secara normal dengan letupan
menghasilkan tenaga putara yang terkordinasi dengan tepat untuk mengimbangi dampak dari putaran
yang dilakukan beban dan sambungan.
 Optimal Projection : Selama sebagian besar gerakan manusia membutuhkan sikap seperti lemparan peluru
pada tingkat optimal dengan sudut proyeksi untuk tujuan khusus.
 Spin : Putaran yang memberikan sudut proyektif yang khusus, seperti pada gerakan lemparan dan tolak
peluru yang dapat menstabilkan gerakan bola. Contoh seorang pemain voli harus memukul di atas pusat
bola agar terjadi top-spinyang menciptakan suatu gaya angkat ke bawah yang membuat bola menukik
tajam dan lawan tidak dapat menahan bola.
TUGAS DISKUSI : GAYA DAN ENERGI
MENCARI SATU KASUS PENERAPAN KONSEP GAYA ATAU ENERGI DALAM TUBUH
MANUSIA :
1. FENOMENA
2. DAMPAK YANG DITIMBULKAN
3. PENCEGAHAN ATAU PENGOBATAN

Anda mungkin juga menyukai