A
Pengertian Biomekanika
ΣF = m.a
ΣF = gaya yang bekerja pada benda (N)
m = massa benda (kg)
a = percepatan benda (m/s2)
Info Fisika:
Gaya yang mengenai benda diam menyebabkan benda bergerak. Gaya yang mengenai benda
bergerak menyebabkan benda bergerak lebih cepat, lebih lambat atau berubah arah.
Contoh 1:
Dik. Massa benda (m) = 1 kg, Percepatan (a) = 5 m/s2. Berapa nilai resultan gaya (F) ??
Jawab :
ΣF = m.a
ΣF = 1*5
ΣF = 5 N
Contoh 2 :
Sebuah truk dapat menghasilkan gaya sebesar 7000 N. Jika truk tersebut dapat bergerak
dengan percepatan 3,5 m/s2, maka tentukan massa truk tersebut!
• Hukum 3 Newton
Tidak ada gaya yg timbul di alam semesta ini, tanpa keberadaan gaya lain yang sama
dan berlawanan dengan gaya itu. Jika benda A, memberikan sebuah gaya pada benda B,
gaya yang sama besar dan berlawanan arah dikerjakan oleh benda B pada benda A.
F aksi
F aksi = gaya = bekerja
yang F reaksi
pada benda
F reaksi = gaya reaksi benda akibat gaya aksi
Contoh :
Pendayung yang menggerakkan kapal atau perahu juga memanfaatkan Hukum III
Newton. Pada waktu mengayunkan dayung, pendayung mendorong air ke belakang. Gaya
ke belakang pada air itu menghasilkan gaya yang sama tetapi berlawanan. Gaya ini
menggerakkan perahu ke depan.
Jenis-jenis Gaya
1.Gaya Berat
Berat sebuah benda adalah gaya tarikan gravitasi antara benda dan
bumi. Gaya ini sebanding dengan massa (m) benda itu dan medan gravitasi,
yang juga sama dengan percepatan gravitasi jatuh bebas :
Gaya berat selalu tegak lurus kebawah dimana pun posisi benda
diletakkan, apakah dibidang horisontal, vertikal ataupun bidang miring
2. Gaya Normal
Posturing
Mengatur pasien dalam posisi yang baik dan
mengubah secara teratur dan sistematik. Posisi tubuh
apapun baik atau tidak akan mengganggu apabila
dilakukan dalam waktu yang lama.
Tujuannya :
1.Posisi Fowler
Tujuan :
a. Mobilisasi
b. Memerikan perasaan lega pada klien sesak nafas
c. Memudahkan perawatan misalnya memberikan makan
3. Posisi sim
Posisi sim adalah posisi miring kekanan atau kekiri, posisi ini
dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat melalui
anus (supositoria).
Tujuan Indikasi
• Mengurangi penekanan pada • Untuk pasien yang akan di
tulang secrum dan trochanter huknah
mayor otot pinggang • Untuk pasien yang akan
• Memasukkan obat supositoria diberikan obat melalui anus
• Mencegah dekubitus
4. Posisi trendelenburg
Indikasi :
a. Pasien dengan pembedahan pada daerah perut
b. Pasien shock
c. Pasien hipotensi.
5.Posisi dorsal recumbent
Indikasi :
• Pasien yang akan melakukan perawatan dan
pemeriksaan genetalia
• Untuk persalinan
6. Posisi Litotomi
Indikasi :
• Pasien hemorrhoid
• Pemeriksaan dan pengobatan daerah rectum,
sigmoid dan vagina.
8. Posisi orthopeneic
Indikasi :
• Pasien dengan sesak berat dan tidak bisa tidur
terlentang.
9. Posisi Supinasi
Indikasi :
• Pasien dengan tindakan post anestesi atau pembedahan
tertentu
• Pasien dengan kondisi sangat lemah atau koma.
10.Posisi pronasi
Indikasi :
• Pasien yang menjalani bedah mulut dan kerongkongan
• Pasien dengan pemeriksaan pada daerah bokong atau
punggung.
11.Posisi Lateral
Tujuan :
1. Melatih otot skelet untuk mencegah kontraktur atau sindrom disuse
2. Mempertahankan kenyamanan pasien
3. Mempertahankan kontrol diri pasien
4. Memindahkan pasien untuk pemeriksaan(diagnostik, fisik, dll.)
5. Memungkinkan pasien untuk bersosialisasi
6. Memudahkan perawat yang akan mengganti seprei
7. Memberikan aktifitas pertama (latihan pertama) pada pasien yang tirah
baring.
Langkah Kerja :
1. Cuci tangan
2. Lakukan persiapan alat
3. Bantu pasien untuk posisi duduk di tepi tempat tidur, dan siapkan kursi roda
dalam posisi 450 terhadap tempat tidur
4. Pasang sabuk pemindah (bila perlu)
5. Pastikan bahwa pasien menggunakan
sepatu/sandal yang stabil dan tidak licin
6. Renggangkan kedua kaki perawat
7. Perawat memfleksikan kedua panggul
dan lutut, lalumensejajarkan lutut dengan
lutut pasien
8. Genggam sabuk pemindah dari
bawah atau rangkul aksila pasien dan
tempatkan tangan di skapula pasien
9. Angkat pasien sampai berdiri pada hitungan ke-3 sambil meluruskan panggul
dan tungkai, dengan tetap mempertahankan lutut agak fleksi
10. Pertahankan stabilitas tungkai yang lemah atau paralisis dengan lutut
11. Tumpukan pada kaki yang jatuh dari kursi
12. Instrusikan pasien untuk menggunakan lengan yang memegang kursi untuk
menyokong
13. Fleksikan panggul dan lutut perawat sambil menurunkan pasien ke kursi
14. Kaji pasien untuk kesejajaran yang tepat untuk posisi duduk
15. Posisikan pasien pada posisi yang dipilih
16. Observasi pasien untuk menentukan respons terhadap pemindahan.
Observasi terhadap kesejajaran tubuh yang tepat dan adanya titik tekan
17. Cuci tangan setelah prosedur yang dilakukan, dan
18. Catat prosedur dalam catatan keperawatan.
2) Memindahkan pasien dari kursi roda ke tempat tidur
Langkah prosedur :
• Tujuan :
Memindahkan pasien dari ruangan ke ruangan lain untuk tujuan
tertentu (pemeriksaan diagnostik, pindah ruangan, dll.)
Langkah Kerja
1. Cuci tangan
2. Lakukan persiapan alat
3. Dua atau tiga perawat dengan tinggi badan kurang lebih sama yang berdiri
berdampingan menghadap tempat tidur pasien
4. Setiap orang bertanggung jawab untuk salah satu dari area tubuh pasien
(kepala dan bahu, panggul, paha, dan pergelangan kaki)
5. Masing-masing perawat membentuk dasar pijakan yang luas yang mendekat
ke tempat tidur di depan, lutut agak fleksi
6. Lengan pangangkat ditempatkan di bawah kepala dan bahu, panggul, paha
dan pergelangan kaki pasien, dengan jari jemari menggenggam sisi tubuh
pasien
7. Pengangkat menggulingkan pasien kearah dada
8. Pada hitungan ke-3, pasien diangkat dan digendong ke dada perawat,
9. Pada hitungan ke-3 yang kedua, perawat melangkah ke belakang dan
menumpu salah satu kaki untuk mengarah ke brankart/tempat tidur lain,
dengan bergerak ke depan (bila perlu),
10. Perawat dengan perlahan menurunkan pasien ke bagian tengah
brankart/tempat tidur lain dengan memfleksikan lutut dan panggul
mereka sampai siku mereka pada setinggi tepi brankart/tempat tidur
11. Perawat mengkaji kesejajaran tubuh pasien, tempatkan pagar tempat tidur
pada posisi terpasang
12. Posisikan pasien pada posisi yang dipilih
13. Observasi pasien untuk menentukan respons terhadap pemindahan.
Observasi terhadap kesejajaran tubuh yang tepat dan adanya titik tekan
14. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan, dan
15. Catat prosedur dalam catatan keperawatan.
4)Memindahkan klien dari brankart ke tempat tidur
• Tujuan :
1. Melaksanakan tindakan perawatan tertentu yang tidak
dapat dikerjakan diatas brankart
2. Memindahkan klien pada tempat perawatan selanjutnya
Langkah Kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Atur brankart dalam posisi terkunci dan dekatkan dengan tempat tidur
3. Satu perawat berada disisi tempat tidur, sedangkan posisi dua perawat
yang lain di samping brankart
4. Silangkan tangan klien didepan dada
5. Gunakan pengalas dibawah tubuh klien untuk media mengangkat
6. Perawat yang berada di sisi tempat tidur, memegang dan siap menarik
pengalas
7. Dua perawat lain yang berada di samping brankart, mengangkat pengalas
dan tubuh klien hingga mencapai tempat tidur
8. Jauhkan brankart
9. Atur posisi klien hingga merasa nyaman di tempat tidur
Pemindahan Pasien dari/ke Kursi Roda
Pemindahan Pasien dari tempat tidur ke tempat tidur/branckar
ROM (Range Of Motion)
Pengertian