A.LATAR BELAKANG
bagaimana mengoordinasikan gerakan tubuh yang meliputi fungsi integrasi dari system
skeletal, otot skelet, dan system saraf.Selain itu, ada kelompok otot tertentu yang
postur/bentuk tubuh.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
posisi klien
D. DEFENISI
Mekanika Tubuh = usaha koordinasi dari muskuloskeletal dan sistem syaraf untuk
mempertahankan keseimbangan.
1
aktivitas. Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas
manusia.
yang lain.
2. Balance (Keseimbangan)
Keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat gravity, line gravity dan base
of support.
Dimana body mekanik berinteraksi dalam fungsi muskuloskeletal dan sistem syaraf.
1.F. Gravitasi. :
.Prinsip Body Mekanik :
gravitasi.
3) Dasar dari tumpuan ( base of support ) = dasar dalam posisi istirahat untuk
menopang tubuh.
2
2. Keseimbangan.
3. Berat benda.
1. Gerakan ( ambulating )
Saat berjalan :
a. Terjadi perpindahan dasar tumpuan dr satu sisi ke sisi lain & pusat gravitasi
selalu berubah
b. Pada saat berjalan, ada 2 fase : fase menahan berat dan fase mengayun.
2. Menahan ( squatting )
Tergantung posisi :
dilakukan.
3. Menarik ( pulling )
ketinggian, letak benda, posisi kaki, dan tubuh sewaktu menarik, sodorkan telapak
dan tangan dan lengan atas di bawah pusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku
3
diletakan pada permukaan tempat tidur, pinggul, lutut, dan pergelangan kaki ditekuk
4. Mengangkat ( lifting )
Merupakan pergerakan gaya tarik. Gunakan otot-otot besar dari tumit, paha
bagian atas dan kaki bagian bawah, perut dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit
5. Memutar ( pivoting )
4
H. Dampak Kesalahan Body Mekanik
muskuloskeletal.
Posisi fowler
Adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat tidur
Tujuan :
Peralatan :
1. Tempat tidur
2. Bantal kecil
3. Gulungan handuk
4. Bantalam kecil
5
5. Sarung tangan (bila diperlukan)
Prosedur kerja :
1. Cuci tangan Dan gunakan sarung tangan bila diperlukan. Menurunkan transmisi
mikroorganisme.
2. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan. Mencegah klien
3. Naikkan kepala bed 45˚ sampai 60˚sesuai kebutuhan. (semi fowler 15-45˚, fowler
tinggi 60˚)
4. Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal jika ada celah disana.
Bantal akan mencegah kurva lumbal dan mencegah terjadinya fleksi lumbal.
5. Letakkan bantal kecil dibawah kepala klien. Bantal akan menyangnya kurva cervical
dari columna vertebra. Sebagai alternatif kepala klien dapat diletakkan diatas kasur
tanpa bantal. Terlalu banyak bantal dibawah kepala akan menyebabkan fleksi
6. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit. Memberikan landasan
yang lembut dan fleksibel, mencegah ketidaknyamanan akibat dari adanya hiper
7. Pastikan bahwa tidak ada pada area popliteal dan lutut dalam keadaan fleksi.
Mencegah terjadinya kerusakan pada persyarafan pada dinding vena. Fleksi lutut
8. Letakkan bantal atau gulungan handuk dibawah paha klien. Bila ekstrimitas bawah
6
Mencegah hiperekstensi dari lutut damn oklusi arteri popliteal yang disebabkan oleh
tekanan dari berat badan. Gulungan trochanter mencegah eksternal rotasi dari
pinggul.
10. Letakkan bantal untuk menopang kedua lengan dan tangan,bila klien memiliki
kelemahan pada kedua lengan. Mencegah dislokasi bahu kebawah karena tarikan
Posisi sims
Adalah Posisi miring kekanan atau kekiri. Posisi ini dilakukan untuk memeberi
Tujuan :
7
2. Mengurangi penekanan pada sacrum dan trochanter besar pada klien yang
mengalami paralisis.
Peralatan :
1. Tempat tidur
2. Bantal kecil
3. Gulungan handuk
Cara pelaksanaan :
3. Gulungkan klien pada posisi setengah telungkup, bagian berbaring pada abdomen.
6. Letakkan bantal dibawah lengan klien yang fleksi. Bantal harus melebihi dari tangan
7. Letakkan bantal dibawah tungkai yang fleksi, dengan menyangga tungkai setinggi
pinggul. Mencegah rotasi interna pinggul dan adduksi tungkai. Mencegah tekanan
8
10. Dokumentasikan tindakan yang yang telah dilakukan.
POSISI SIM
Posisi pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepla lebih rendah
Cara pelaksanaan =
2. Pasien berbaring telentang, letakkan bantal di kepala dan ujung tempat tidur,
3. Berikan balok penopang pada bagian kaki atau atur tempat tidur dengan
9
POSISI
TRENDELENBURG
Adalah Posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi ( ditarik atau
TUJUAN :
Cara pelaksanaan :
c. Tekuk lutut, regangkan paha, telapak kaki menempel di tempat tidur, dan
d. Pasangkan selimut.
10
POSISI
DORSAL
RECUMBENT
5. POSISI LITOTOMI
Posisi berbaring telentang, mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian
perut.
TUJUAN :
Cara pelaksanaan :
b. Pasien berbaring telentang, angkat kedua kaki dan tarik ke arah perut.
POSISI LITOTOMI
11
6. POSISI GENU PECTORAL
Posisi menungging dengan kedua kaki di tekuk dan dada menempel pada tempat tidur.
Tujuan :
Cara pelaksanaan :
b. Anjurkan pasien untuk menungging dengan kedua kaki di tekuk dan dada
POSISI GENU
PECTORAL
Posisi terlentang adalah posisi dimana klien berbaring terlentang dengan kepala
12
Tujuan:
b. Untuk mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi pronasi yang
tidak tepat.
Peralatan :
a. Tempat tidur
b. Bantal angin
c. Gulungan handuk
d. Footboard
Prosedur kerja :
transmisi mikroorganisme
c. Letakkan bantal dibawah kepala, leher dan bahu klien. Mempertahankan body
alignment yang benar dan mencegah kontraktur fleksi pada vertebra cervical
d. Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal, jika ada celah
disana. Bantal akan menyangga kurva lumbal dan mencegah terjadinya fleksi
lumbal.
e. Letakkan bantal dibawah kaki mulai dari lutut sampai tumit. Memberikan
13
f. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan footboard. Mempertahankan
g. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralise pada ekstremitas atas, maka
8. Posisi Orthopneu
Posisi orthopneu merupakan adaptasi dari posisi fowler tinggi dimana klien
duduk di bed atau pada tepi bed dengan meja yang menyilang diatas bed.
Tujuan :
Peralatan :
a. Tempat tidur
b. Bantal angin
c. Gulungan handuk
d. Footboard
14
Prosedur kerja :
transmisi mikroorganisme.
b. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan. Mencegah klien
e. Letakkan bantal dibawah kaki mulai dari lutut sampai tumit. Memberikan
f. Pastikan tidak ada tekanan pada area popliteal dan lulut dalam keadaan fleksi.
Mencegah terjadinya kerusakan pada persyarafan dan dinding vena. Fleksi lutut
fleksi
Posisi pronasi adalah posisi dimana klien berbaring diatas abdomen dengan
15
Tujuan :
c. Memberikan drainase pada mulut sehingga berguna bagi klien post operasi
Peralatan :
a. Tempat tidur
b. Bantal angin
c. Gulungan handuk
Prosedur kerja :
transmismikroorganisme.
c. Gulingkan klien dengan lengan diposisikan dekat dengan tubuhnya dengan siku
lurus dan tangan diatas pahanya. Posisikan tengkurap ditengah tempat tidur
yang datar. Memberikan posisi pada klien sehingga kelurusan tubuh dapat
dipertahankan.
d. Putar kepala klien ke salah satu sisi dan sokong dengan bantal. Bila banyak
16
e. Letakkan bantal kecil dibawah abdomen pada area antara diafragma (atau
payudara pada wanita) dan illiac crest. Hal ini mengurangi tekanan pada
karena kasur.
f. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai lutut sampai dengan tumit. Mengurangi
g. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisa pada ekstremitas atas, maka
elevasikan tangan dan lengan bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan
Posisi lateral adalah posisi dimana klien berbaring diatas salah satu sisi bagian
Tujuan :
Peralatan :
17
a. Tempat tidur
b. Bantal angin
c. Gulungan handuk
Prosedur kerja :
transmisi mikroorganisme.
bagi klien dan menghilangkan pengubahan posisi klien tanpa melawan gaya
gravitasi.
c. Gulingkan klien hingga pada posisi miring. Menyiapkan klien untuk posisi yang
tepat
e. Fleksikan bahu bawah dan posisikan ke depan sehingga tubuh tidak menopang
pada bahu tersebut. Mencegah berat badan klien tertahan langsung pada sendi
bahu.
f. Letakkan bantal dibawah lengan atas. Mencegah internal rotasi dan adduksi dari
g. Letakkan bantal dibawah paha dan kaki atas sehingga ekstremitas berfungsi
secara paralel dengan permukaan bed. Mencegah internal rotasi dari paha dan
adduksi kaki. Mencegah penekanan secara langsung dari kaki atas terhadap
kaki bawah.
18
h. Letakkan bantal, guling dibelakang punggung klien untuk menstabilkan posisi.
BAB II
AMBULASI DAN MOBILITAS
A. DEFENISI
tempat.
kesehatannya.
1. Mobilitas penuh
2. Mobilitas sebagian
• Mobilitas sebagian
19
1) Kemampuan bergerak dengan batasan bersifat sementara.
1. Gaya hidup : Perubahan gaya hidup berdampak pada perilaku sehari – hari.
bawah terbatas.
3. Kebudayaan : misal : orang yang biasa berjalan, beda dengan orang yang sakit
cukup.
tingkat usia yang berbeda, karena kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan
perkembangan usia.
20
1. Duduk di tempat di atas tempat tidur.
3. Membantu berjalan.
Cara pelaksanaan :
c. Berdirilah di samping tempat tidur, lalu letakkan tangan pada bahu pasien.
Cara pelaksanaan :
e. Anjurkan pasien untuk meletakkan kedua tangannya di bahu petugas dan letakkan
f. Ketika pasien melangkah ke lantai, tahan lutut petugas pada lutut pasien.
21
h. Bantu pasien duduk di kursi dan atur posisi dengan nyaman.
3. Membantu Berjalan
Cara pelaksanaan :
c. Berdiri di samping pasien serta pegang telapak dan lengan pada bahu pasien.
22
Membantu Ambulasi dengan Memindahkan Pasien
1) Tindakan memindahkan pasien yang tidak boleh berjalan dari tempat tidur ke
branchard.
Cara pelaksanaan :
g. Orang pertama meletakkan tangan di bawah leher / bahu dan bawah pinggang.
Orang kedua meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul pasien. Orang
23
24
BAB III
ROM(Range Of Motion)
A. Pengertian
diberikan kepada pasien yang mobilitas sendinya terbatas karena penyakit, diabilitas,
atau trauma.
B. Tujuan :
Untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan pada otot yang dapat
C. GERAKAN-GERAKAN
1. Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Tangan
Cara :
a. Jelaskan prosedur yang Akan dilakukan
b. Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku menekuk dengan
lengan.
c. Pegang tangan pasien dengan satu tang dan tangan yang lain memegang
pergelangan tangan pasien.
d. Tekuk tangan pasien ke depan sejauh mungkin.
e. Catat perubahan yang terjadi.
25
2. Fleksi dan Ekstensi Siku
Cara :
2. Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dengan telapak
mengarah ke tubuhnya.
3. Letakkan tangan di atas siku pasien dan pegang tangannya mendekat bahu.
Cara :
b. Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh pasien dengan siku menekuk.
c. Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan pasien dan pegang tangan pasien
26
f. Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangannya menghadap ke arahnya.
Cara :
c. Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien
27
5. Abduksi dan Adduksi Bahu
Cara :
c. Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien
6. Rotasi Bahu
Cara :
c. Letakkan satu tangan perawat di lengan atas pasien dekat siku dan pegang
28
e. Kembalikan posisi lengan ke posisi semula.
Cara :
b. Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan, sementara tang lain memegang
kaki.
29
8. Infersi dan efersi kaki
Cara :
b. Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan satu jari dan pegang
e. Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki yang lain.
Cara ;
b. Letakkan satu tangan perawat pada telapak kaki pasien dan satu tangan yang
30
e. Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien.
Cara :
b. Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang tumit pasien dengan
31
Gambar 10. Latihan fleksi ekstensi lutut
Cara :
di atas lutut.
ke arah perawat.
Gambar 11. Latihan rotasi pangkal paha
d. Kembalikan ke posisi semula.
Cara :
32
b. Letakkan satu tangan perawat di bawah lutut pasien dan satu tangan pada tumit.
c. Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm dari tempat tidur,
BAB IV
IRIGASI TELINGA DAN PEMBERIAN TETES TELINGA
Adalah tindakan medis yang bertujuan untuk membersikan liang telinga luar dari
nanah, serumen dan benda-benda asing. Irigasi telinga adalah suatu untuk memasukan
cairan (air hangat kuku) ke dalam telinga. Tujuannya untuk membersihkan telinga atau
B. Indikasi
eksternal
33
3. Untuk menghangatkan atau mendinginkan kanal audiotory eksternal
C. Kontraindikasi
1. Perforasi membrane timpani atau resiko tidak utuh (injurie sekunder, pembedahan,
miringitomo)
3. Temperature yang ekstrim panas dapat menyebabkan pusing, mual dan muntah
4. Bila ada benda penghisap air dalam telinga, seperti bahan sayuran (kacang),
D. Komplikasi
Vertigo, mual, nyeri selama dan setelah prosedur, stop segera bila terjadi
kemungkinan, ulangi lagi dan pastikan tekanan dan temperature yang cocok
E. Bahaya
Kehilangan pendengaran
Semprot telinga
34
Pinset telinga
Corong telinga
Pemilin telinga
Pengail telinga
Bengkok 1 buah
Lampu spiritus
Lampu kepala
Ember kotoran
Klien diberatu dalam posisi duduk. bila klien adalah anak kecil, harus dipangku
Perlak dan alasnya dipasang di bahu dibawah telinga yang akan dibersihkan
Bersihkan kotoran telinga dengan kapas, memakai pemilin kapas yang telah di
Berikan bengkok kepada pasien dan minta kerja sama pasien untuk memegang
35
Hisaplah cairan dengan menggunakan semprotan dan keluarkan udara dari
semprotan
Tariklah daun telinga klien ke atas kemudian kebelakang dan dengan tangan
yang lain perawat memancarkan cairan ke dinding atas dari liang telinga
liang telinga)
Jika sudah bersih, keringkan daun telinga dengan kapas yang telah dipilin dan di
flamber
Lihat atau periksa kembali liang telinga klien apakah sudah bersih atau belum
Bersihkan alat-alat
1. Tujuan
terapeutik, yaitu mengurangi inflamasi dan infeksi serta melembabkan serumen telinga
2. Alat
36
d. Sabun
e. Waslap
h. Alat tulis
3. Prosedur :
a. Cuci tangan
c. Identifikasi klien dengan membaca gelang identitas klien dan memanggil nama
klien
h. Bantu klien ke posisi miring, duduk, atau semi fowler. Posisikan telinga yang
akan diobati menghadap langsung ke atas (dalam posisi miring) atau posisi dahi
miring menghadap ke atas dan ditolehkan kearah sisi sebaliknya (dalam posisi
i. Gunakan tangan dominan, tarik perlahan daun telinga kearah atas dan belakang
(untuk klien dewasa dan anak usia lebih dari 3 tahun) atau menarik daun telinga
37
j. Sandarkan tumit tangan dominan disisi samping wajah klien dekat area temporal,
tetskan obat dengan dengan jumlah dosis yang diprogramkan kedalam liang
k. Lepaskan telinga dan bersihkan sisa obat yang terdapat di area luar telinga
m. Instruksikan klien untuk tetap dalam posisi demikian selama 3 sampai 5 menit
o. Pasang pagar pengaman tempat tidur dan letakkan lampu pemanggil dalam
jangkauan klien
p. Cuci tangan
BAB V
IRIGASI MATA DAN PEMBERIAN TETES MATA
A. Definisi
Tindakan membersihkan mata atau bola mata dengan air yang mengalir,
yang bertujuan untuk membersihkan atau mengeluarkan benda asing dalam mata
B. Indikasi
Inflamasi mata
38
C. Kontraindikasi
D. Kemungkinan komplikasi
Kemungkinan terjadi cedera perforasi pada mata bila irigasi dilakukan dengan
Peralatan :
Bengkok
Handuk
Kassa steril
Saarung tangan
Alat tulis
39
F. Fase Pra-Interaksi
4. Cuci tangan
5. Siapkan alat
G. Fase Orientasi
H. Fase Kerja
1. Irigasi Mata
a. Atur posisi duduk atau terlentang dengan kepala miring kearah mata yang akan
dicuci
b. Letakkan perlak dan alasnya di bawah kepala jika terlentang, dan di dada jika duduk
memungkinkan
d. Lap mata yang akan dicuci dengan kapas basah dari arah dalam keluar
40
h. Setelah bersih, keringkan kelopak mata dengan menggunakan kassa steril serta
a. Ambil kapas lalu tempelkan kapas dan tekan perlahan bagian kelopak mata bawah
dengan menggunakan ibu jari kiri atau jari telunjuk di atas tulang orbita
c. Teteskan obat mata dengan tangan dominan anda di dahi klien,pegang tetes mata
d. Teteskan obat sesuai instruksi kedalam sakus konjungtiva (biasanya 2-3 tetes
setiap mata)
e. Anjurkan pasien menutup mata selama 2-3 menit agar obat dapat masuk
f. Bila klien berkedip atau menutup mata atau bila tetesan jatuh kepinggiran mata
ulangi prosedur
g. Bereskan alat
h. Cuci tangan
I. Fase Terminasi
J. Dokumentasi
41
BAB VI
SOP MANAJEMEN NYERI
A. DEFINISI
Nyeri adalah cara meringankan nyeri atau mengurangi nyeri sampai tingkat
perhatian klien pada hal-hal lain sehingga klien akan lupa terhadap nyeri yang dialami
Tipe Distraksi
terbimbing
4. Distraksi Intelektual- Teka teki silang- Permainan kartu- Hobi (menulis cerita)
RELAKSASI Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien
yang mengalami nyeri kronis.Rileks sempurna yang dapat mengurangi ketegangan otot,
2. Pikiran istirahat-
42
B. PROSEDUR
1. Atur posisi klien agar rileks, posisi dapat duduk atau berbaring
2. Instruksikan klien untuk menghirup nafas dalam sehingga rongga paru berisi
udara yang bersih
membiarkannya keluar dari setiap anggota bagian tubuh. Bersamaan dengan ini
4. InstruksikaN klien untuk bernafas dengan irama normal beberapa saat (1-2
menit)
lahan dan merasakan saat ini udara mengalir dari tangan, kaki menuju ke paru
kemudian udara dibuaang keluar. Minta klien memusatkan perhatian pada kaki
perhatian pada kaki,tangan, punggung, perut dan bagian tubuh yang lain.
7. Setelah klien merasa rileks, minta klien secara perlahan menambah irama
43
C. RELAKSASI PROGRESIF
Adalah Teknik relaksasi otot dalam yang tidak memerlukan imajinasi, ketekunan
Prosedur :
4. Cuci tangan
6. Bantu klien ke posisi yang nyaman (pastikan bagian tubuh disangga dan sendi agak
8. Minta klien untuk menegangkan dan merelaksasi setiap kelompok otot- Lakukan
pada setiap kelompok otot, dimulai dari sisi yang dominan:Tangan dan lengan
bawah, lengan atas, Dahi, Wajah, Leher, Dada, bahu dan punggung, Abdomen.
10. Bicara dengan suara tenang yang mendorong relaksasi dan pimpin klien untuk
berfokus pada setiap kelompok otot (missal “ buat kepalan tangan yang kuat,
genggam kepalannya dengan sangat kuat, tahan tegangan 5-7 detik, lepaskan
44
mengendur)9. Kerutkan dahi keatas pada saat yang sama, tekan kepala sejauh
5-7 detik. Bimbing klien ke arah otot yang tegang, anjurkan klien untuk memikirkan
11. Lengkungkan punggung ke belakang sambil menarik nafas dalam, tekan keluar
lambung,tahan lalu rileks. Tarik nafas dalam, tekan keluar perut, tahan, rileks.
12. Tarik jari dan ibu jari ke belakang mengarah ke muka, tahan, rileks. Lipat ibu jari
secaraserentak, kencangkan betis paha dan pantat selama 5-7 detik, bimbing klien
ke arah otot yangtegang, anjurkan klien untuk merasakannya, dan tegangkan otot
14. Akhiri latihan relaksasi- Minta klien untuk menggerakkan badan secara perlahan
15. Dokumentasikan
D. IMAJINASI TERBIMBING
Pelaksanaan :
2. Cuci tangan
45
4. Bantu klien ke posisi yang nyaman (Posisi bersandar) dan minta klien untuk
rileks, klien berfokus pada bayangannya dan saat itu perawat tidak perlu bicaralagi.
Jika klien menunjukkan tanda-tanda agitasi, gelisah atau tidak nyaman, hetikan
6. Catat hal-hal yang digambarkan klien dalam pikiran untuk digunakan pada latihan
selanjutnya dengan menggunakan informasi spesifik yang diberikan klien dan tidak
46
BAB VII
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN LUKA
A. Pengertian
Melakukan tindakan perawatan terhadap luka, mengganti balutan dan
membersihkan luka.
B. Tujuan
1. Mengurangi atau menghilangkan jaringan mati (nekrotik) & sekresi yang terjadi pada
luka insisi.
1. Fase Prainteraksi
b. Cuci tangan.
1. Bak instrumen.
2. Pinset anatomis.
3. Pinset cirurgis.
4. Arteri klem.
5. Kapas lidi.
47
6. Depper.
7. Gunting lurus.
8. Gunting up heacting.
9. Kom tutup.
14. Plester
2. Fase Interaksi
48
g. Gunakan pinset untuk mengangkat balutan lama, sebelumnya jangan lupa
menggunakan kapas alkohol untuk membuka plester dan buang dalam bengkok.
h. Bila balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan steril.
i. Lepaskan hand scone bersih.
j. Set up peralatan, membuka peralatan steril & siapkan cairan yang diperlukan.
k. Kenakan hand scone steril.
l. Inspeksi luka, perhatikan kondisinya, integritas jahitan, karakter drainase.
m. Bersihkan luka dengan larutan NaCl 0,9% pegang kassa yang telah dibasahi
larutan NaCl dengan pinset. Gunakan kassa untuk sekali usap, bersihkan dari
daerah yang kurang terkontaminasi ke daerah yang terkontaminasi.
n. Lakukan nekrotomi jika ada jaringan nekrosis.
o. Membilas luka dengan larutan NaCl 0,9%.
p. Gunakan kassa baru untuk mengeringkan luka atau insisi.
q. Berikan obat jika dipesankan.
r. Tutup luka dengan kassa steril yang telah diberi larutan steril lalu dilapisi lagi
dengan kassa kering.
s. Lepaskan hand scone.
t. Pasang plester.
u. Bantu pasien untuk posisi yang nyaman.
v. Rapikan alat-alat.
w. Cuci tangan.
4. Fase Terminasi
49