Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan petunjuk Nya lah, penyusunan Tugas Makalah
BioMekanika ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Dalam makalah ini, saya menjelaskan tentang kalor,Asas


black,Metabolisme,kalor jenis dan kapiler kalor.

Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca. Dan apabila dalam
penulisan makalah ini terdapat kesalahan yang tidak berkenan di hati pembaca,
saya selaku penulis mengharapkan saran dan kesediaannya untuk memaafkan.
Daftar Isi

Kata Pengantar.............

Bab I

Pengaturan posisi..

Bab II

Traksi..

Bab III

Kesegarisan Tubuh.

BAB IV

Mekanika Tubuh..

Penutup.
BAB I

A. PENGATURAN POSISI
1. Pengertian Posisi Fowler
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk a.tau duduk, di mana bagian kepala
tempat tidur lebih tinggi atau dinaikan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan
kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
Tujuan :
a. Mobilisasi
b. Memberikan perasaan nyaman pada pasien yang sesak napas
c. Memudahkan perawatan misal memberi makan.
Pelaksanaan :
a. Pasien sesak napas
b. Pasien pasca operasi struma, hidung.
Cara:
1. Dudukkan pasien
2. Berikan sandaran pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur, untuk posisi
semifowler (30-45 derajat) dan untuk fowler (90 derajat)
3. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk

2. Posisi Sims
Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau miring ke kiri. Posisi ini
dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat per anus
(supositoria).
Pelaksanaan :
a. Pada pasien dengan pemeriksaan rectal
b. Memberikan huknah, injeksi IM di otot gluteus maximus dll
Cara:
1. Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan ke kiri dengan posisi
badan setengah telungkup dan kaki kiri lurus lutut. Paha kanan ditekuk diarahkan
ke dada
2. Tangan kiri diatas kcpala atau di belakang punggung dan tangan kanan di atas
tempat tidur
3. Bila pasien miring ke kanan dengan posisi badan setengah telungkup dan kaki
kanan lurus, lutut, dan paha kiri ditekuk diarahkan ke dada
4. Tangan kanan di atas kepala atau di belakang punggung dan tangan kiri di atas
tempat tidur

3. Posisi Dorsal Recumbent


Pada posisi ini pasien berbaring tele;ntang dengan kedua lutut ficksi (ditarik
atau direnggangkan) di atas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan
memc;riksa genitalia scrta proses persalinan.
Dilaksanakan pada pasien dengan pemeriksaan ginecology, pemeriksaan genitalia,
pelaksanaan perasat pasang kateter, vulva hygiene.
Cara:
1. Pasien dalam keadaan berbaring telentang, pakaian bawah di buka
2. Tekuk lutut, renggangkan paha, telapak kaki menghadap ke tempat tidur dan
renggangkan kedua kaki.
3. Pasang selimut

4. POSISI LITOTOMI

1. Pengertian
Posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya
ke atas bagian perut.
2. Tujuan
Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genetalia pada proses persalinan dan
memasang alat kontrasepsi

5. POSISI TRENDELENBURG

1. Pengertian
Posisi pasien berbaring ditempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada
bagian kaki.
2. Tujuan
Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.

6. POSISI GENU PECTORAL

1. Pengertian
Merupakan posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel
pada bagian alas tempat tidur.
2. Tujuan
Posisi ini digunakan untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid

7. POSISI TERLENTANG (SUPINASI)

1. Pengertian
Posisi terlentang adalah posisi dimana klien berbaring terlentang dengan
kepala dan bahu sedikit elevasi menggunakan bantal.
2. Tujuan
a. Untuk klien post operasi dengan menggunakan anastesi spinal.
b. Untuk mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi pronasi yang
tidak tepat.
3. Peralatan
a. Tempat tidur
b. Bantal angin
c. Gulungan handuk
d. Footboard
e. Sarung tangan (bila diperlukan)

8. Posisi Orthopneu

1. Pengertian
Posisi orthopneu merupakan adaptasi dari posisi fowler tinggi dimana klien
duduk di bed atau pada tepi bed dengan meja yang menyilang diatas bed.
2. Tujuan
a. Untuk membantu mengatasi masalah pernafasan dengan memberikan ekspansi
dada yang maksimal
b. Membantu klien yang mengalami masalah ekhalasi
3. Peralatan
1. Tempat tidur
2. Bantal angin
3. Gulungan handuk
4. Footboard
5. Sarung tangan (bila diperlukan)

9. Posisi Pronasi (telungkup)


a. Pengertian
Posisi pronasi adalah posisi dimana klien berbaring diatas abdomen dengan kepala
menoleh kesamping.
b. Tujuan
1. Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.
2. Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut.
3. Memberikan drainase pada mulut sehingga berguna bagi klien post operasi
mulut atau tenggorokan.
c. Peralatan
1. Tempat tidur
2. Bantal angin
3. Gulungan handuk
4. Sarung tangan (bila diperlukan)

10. POSISI LATERAL (SIDE LYING)

1. Pengertian
Posisi lateral adalah posisi dimana klien berbaring diatas salah satu sisi
bagian tubuh dengan kepala menoleh kesamping.
2. Tujuan
a. Mengurangi lordosis dan meningkatkan aligment punggung yang baik
b. Baik untuk posisi tidur dan istirahat
c. Membantu menghilangkan tekanan pada sakrum dan tumit.
3. Peralatan
a. Tempat tidur
b. Bantal angin
c. Gulungan handuk
d. Sarung tangan (bila diperlukan
BAB II

B. TRAKSI

Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk
menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi
adalah untuk menangani fraktur, dislokasim atau spasme otot dalam usaha
memperbaiki deformitas dan mempercepat penyembuhan.

Prinsip traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian


tubuh., tungkai, pelvis atau tulang belakang dan menarik tahanan yang
diaplikasikan pada arah yang berlawanan disebut dengan countertraksi.

Penggunaan traksi telah dimulai 3000 tahun yang lalu. Suku Aztec dan mesir
menggunakan traksi manual dan membuat splint dari cabang pohon. Traksi telah
menjadi sebuah ketetapan dalam management ortopedi hingga 1940 ketika fiksasi
internal menggunakan nail, pin dan plate menjadi praktek yang sering.
Pengembangan ini berpasangan dengan kurangnya pembedahan fraktur dengan
kebutuhan ekonomi untuk perawatan rumah sakit yang lebih.

Kita dapat menggunakan traksi : (1) untuk mendorong tulang fraktur


kedalam tempat memulai, atau (2) untuk menjaga mereka immobile sedang hingga
mereka bersatu, atau (3) untuk melakukan kedua hal tersebut, satunya ikuti dengan
yang lain. Untuk mengaplikasikan traksi dengan sempurna, kita harus menemukan
jalan untuk mendapatkan tulang pasien yang fraktur dengan aman, untuk beberapa
minggu jika diperlukan. Ada 2 cara melakukan hal tersebut : (1) memberi pengikat
ke kulit (traksi kulit). (2) dapat menggunakan Steinmann pin, a Denham pin, atau
kirschner wir melalui tulangnya (traksi tulang).

Traksi membutuhkan waktu untuk diaplikan dan diatur, tetapi hal ini dapat
dengan mudah diatur dengan asisten. Traksi kebanyakan berguna pada kaki. Di
lengan hal ini masih kurang nyaman, tidak menyakinkan, sulit untuk dijaga, dan
frustasi untuk pasien. Untuk kesemua alas an ini, traksi lengan hanya digunakan
dalam keadaan pengecualian yang lebih jauh.

Klasifikasi traksi di dasari pada penahan tububh yang di capai:


1. Traksi Manual, menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan terhadap
seseorang dibagian tubuh yang terkena melalui tangan mereka.Traksi manual
digunakan untuk mengurangi fraktur sederhana sebelum aplikasi plesrer atau
selama pembedahan.

2. Traksi Skeletal, menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan langsung


ke sekeleton melalui pin, wire, atau baut dimasukkan dalam tulang. Traksi skeletal
digunakan untuk fraktur yang tidak stabil, untuk mengontrol rotasi dimana berat
lebih besar dari 25 kg dibutuhkan dan fraktur membutuhkan traksi jangka panjang.

3. Traksi kulit, menunjukkan dimana dorongan tahanan diaplikasikan kepada


bagian tubuh yang terkena melalui jaringan lunak.

BAB III

C. KESEGARISAN TUBUH

Kesegarisan tubuh (body alignment) atau postur merupakan istilah yang


sama dan mengacu pada posisi sendi, tendon, ligament, dan otot selama berbaring.
Kesegarisan tubuh yang benar mengurangi ketegangan pada struktur
muskusloskeletal, mempertahankan tonus (ketegangan) otot secara kuat dan
menunjang keseimbangan.

Dalam mempertahankan kesegarisan tubuh yang tepat, dan memindahkan klien


dengan aman dari tempat tidur ke kursi atau dari tempat tidur ke brankar.

Adapun faktor yang mempengaruhi kesegarisan tubuh:

1. Status kesehatan

Perubahan status kesehatan dapat menimbulkan keadaan yang tidak optimal,


terdapat organ atau bagian tubuh yang mengalami kelelahan atau kelemahan
sehingga dapat memengaruhi pembentukan postur tubuh.

2. Nutrisi

Nutrisi merupakan bahan untuk menghasilkan yang digunakan dalam


membantu proses keseimbangan organ, otot, tendon, ligament, dan persendian.
Apabila status nutrisi kurang, kebutuhan enegi pada organ tersebut juga akan
berkurang, sehingga dapat mengganggu proses keseimbangan.
3. Emosi

Emosi dapat menyebabkan kurangnya kendali dalam menjaga keseimbangan


tubuh. Hal tersebut dapat mempengaruhi proses koordinasi pada otot, ligament,
sendi, dan tulang.

4. Faktor social

5. Gaya hidup (life style)

Perilaku gaya hidup seseorang dapat membuat seseorang menjadi lebih baik
atau sebaliknya menjadi lebih buruk. Seseorang yang mempunyai gaya hidup yang
tidak sehat misalnya selalu menggunakan alat bantu dalam melakukan kegiatan
sehari-hari, dapat mengalami ketergantungan sehingga postur tubuh tidak
berkembang dengan baik.

6. Perilaku dan nilai-nilai

Adanya perubahan perilaku dan ilai seseorang dapat memengaruhi postur


tubuh. Sebagai contoh, perilaku dalam membuang sampah di sembarang tempat
dapat mempengaruhi proses pembentukan postur tubuh orang lain yang berupaya
untuk selalu bersih dari sampah.

BAB IV

MEKANIKA TUBUH

1. PENGERTIAN MEKANIKA TUBUH

Mekanika tubuh (Body Mechanic) adalah usaha untuk mengkordinasi sistem


musculoskeletal dan saraf, sehingga individu dapat bergerak, mengangkat,
membungkuk, berdiri, duduk, berbaring dan melakukan akvitas sehari-hari dengan
sempurna.

Penggunaan mekanika tubuh yang tepat dapat mengurangi resiko


cedera sistem musculoskeletal. Mekanika tubuh juga tepat memfasilitasi
pergerakan tubuh yang memungkinkan mobilisasi fisik tanpa terjadi ketegangan
otot dan penggunaan energi otot yang berlebihan. Hal-hal tersebut mencakup
kesegarisan tubuh (Body Alignment), keseimbangan tubuh dan koordinasi gerakan.
2. PRINSIP MEKANIKA TUBUH

Mekanika tubuh penting bagi perawat dan kliennya.Hal ini mempengaruhi


tingkat kesehatan mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk
mendukung tingkat kesehatan dan mencegah kecacatan serta untuk menjaga
keselamatan klien. Disamping itu, mekanika tubuh juga bertujuan untuk menghibur
pasien yaitu dengan meningkatkan kenyamanan dan kerjasama. Dalam hal ini,
perawat menggunakan berbagai kelompok otot untuk setiap aktivitas keperawatan,
memberikan obat, mengangkat, dan memindahkan klien dan menggerakan objek.

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa aplikasi biomekanika sangat


penting untuk diterapkan dalam dunia keperawatan, diantarnya mekanika tubuh,
traksi, pengaturan posisi, dan kegarisan tubuh. Dimana seorang perawat harus
mengetahui penerapannya

B. SARAN

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak
sangat kami harapkan untuk lebih menyempurnakan makalah ini, agar makalah ini
dapat lebih sempurna dan menjadi pedoman untuk kita semua

Anda mungkin juga menyukai