Anda di halaman 1dari 7

ILMU BIOMEDIK

OLEH :
FADIYAH

KELAS :
1B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN AMBON
2022
APLIKASI BIOMEKANIKA DALAM KEPERAWATAN

A. MEKANIKA TUBUH

 Pengertian Mekanika Tubuh

Mekanika tubuh (Body Mechanic) adalah usaha untuk mengkordinasi sistem


musculoskeletal dan saraf, sehingga individu dapat bergerak, mengangkat, membungkuk,
berdiri, duduk, berbaring dan melakukan aktivitas sehari-hari dengan sempurna.
Penggunaan mekanika tubuh yang tepat dapat mengurangi resiko cedera system
musculoskeletal.

Mekanika tubuh juga tepat memfasilitasi pergerakan tubuh yang memungkinkan


mobilisasi fisik tanpa terjadi ketegangan otot dan penggunaan energi otot yang
berlebihan.Hal-hal tersebut mencakup kesegarisan tubuh (Body Alignment),
keseimbangan tubuh dan koordinasi gerakan.

 Prinsip Mekanika Tubuh

Mekanika tubuh penting bagi perawat dan kliennya.Hal ini mempengaruhi tingkat
kesehatan mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk mendukung tingkat
kesehatan dan mencegah kecacatan serta untuk menjaga keselamatan klien. Disamping
itu, mekanika tubuh juga bertujuan untuk menghibur pasien yaitu dengan
meningkatkan kenyamanan dan kerjasama.Dalam hal ini, perawat menggunakan berbagai
kelompok otot untuk setiap aktivitas keperawatan, memberikan obat, mengangkat, dan
memindahkan klien dan menggerakan objek.

B. KESEGARISAN TUBUH

Kesegarisan tubuh (body alignment) atau postur merupakan istilah yang sama dan
mengacu pada posisi sendi, tendon, ligament, dan otot selama berbaring. Kesegarisan
tubuh yang benar mengurangi ketegangan pada struktur muskusloskeletal,
mempertahankan tonus (ketegangan) otot secara kuat dan menunjang keseimbangan.

Dalam mempertahankan kesegarisan tubuh yang tepat, dan memindahkan klien dengan
aman dari tempat tidur ke kursi atau dari tempat tidur ke brankar.
Adapun faktor yang mempengaruhi kesegarisan tubuh:

1. Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat menimbulkan keadaan yang tidak optimal, terdapat
organ atau bagian tubuh yang mengalami kelelahan atau kelemahan sehingga dapat
memengaruhi pembentukan postur tubuh.
2. Nutrisi

Nutrisi merupakan bahan untuk menghasilkan yang digunakan dalam membantu


proses keseimbangan organ, otot, tendon, ligament, dan persendian. Apabila status
nutrisi kurang, kebutuhan enegi pada organ tersebut juga akan berkurang, sehingga
dapat mengganggu proses keseimbangan.

3. Emosi

Emosi dapat menyebabkan kurangnya kendali dalam menjaga keseimbangan tubuh.


Hal tersebut dapat mempengaruhi proses koordinasi pada otot, ligament, sendi, dan
tulang.

4. Faktor social

5. Gaya hidup (life style)

Perilaku gaya hidup seseorang dapat membuat seseorang menjadi lebih baik atau
sebaliknya menjadi lebih buruk. Seseorang yang mempunyai gaya hidup yang tidak
sehat misalnya selalu menggunakan alat bantu dalam melakukan kegiatan sehari-hari,
dapat mengalami ketergantungan sehingga postur tubuh tidak berkembang dengan
baik.

6. Perilaku dan nilai-nilai

Adanya perubahan perilaku dan ilai seseorang dapat memengaruhi postur tubuh.
Sebagai contoh, perilaku dalam membuang sampah di sembarang tempat dapat
mempengaruhi proses pembentukan postur tubuh orang lain yang berupaya untuk
selalu bersih dari sampah.

C. JENIS POSISI
1. Posisi Fowler
Posisi Fowler adalah posisi dengan tubuh setengah duduk atau duduk. Tujuan
a) Mempertahankan kenyamanan
b) Memfasilitasi fungsi pernapasan

2. Posisi Sim
Pada posisi ini pasien berbaring miring baik ke kanan atau ke kiri. Tujuan :
a) Memberikan kenyamanan.
b) Melakukan huknah.
c) Memberikan obat per anus (supositoria).
d) Melakukan pemeriksaan daerah anus.
3. Posisi Trendelenburg
Posisi ini menempatkan pasien di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah dari
bagian kaki. Tujuan :
a) Melancarkan peredaran darah ke otak.

4. Posisi Dorsal Recumbent


Pada posisi ini, pasien ditempatkan pada posisi telentang dengan kedua lutut fleksi di atas
tempat tidur Tujuan:
a) Perawatan daerah genitalia.
b) Pemeriksaan genetalia.
c) Posisi pada proses persalinan.

5. Posisi Litotomi
Pada posisi ini, pasien ditempatkan pada posisi telentang dengan mengangkat
kedua kaki dan ditarik ke atas abdomen. Tujuan :

a) Pemeriksaan alat genitalia.


b) Proses persalinan.
c) Pemasangan alat kontrasepsi.

6. Posisi Genu
Pektoral
Pada posisi genu pectoral, pasien menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada
menempel pada bagian alas tempat tidur. Tujuan :

a) Pemeriksaan daerah rektum dan sigmoid


D. TRAKSI

Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani
kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi adalah untuk menangani
fraktur, dislokasim atau spasme otot dalam usaha memperbaiki deformitas dan
mempercepat penyembuhan.

Prinsip traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh, tungkai,
pelvis atau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada arah yang
berlawanan disebut dengan counter traksi.

Penggunaan traksi telah dimulai 3000 tahun yang lalu.Suku Aztec dan mesir
menggunakan traksi manual dan membuat splint dari cabang pohon. Traksi telah
menjadi sebuah ketetapan dalam management ortopedi hingga 1940 ketika fiksasi internal
menggunakan nail, pin dan plate menjadi praktek yang sering. Pengembangan ini
berpasangan dengan kurangnya pembedahan fraktur dengan kebutuhan ekonomi untuk
perawatan rumah sakit yang lebih.

Kita dapat menggunakan traksi :


1. Untuk mendorong tulang fraktur kedalam tempat memulai, atau
2. Untuk menjaga mereka immobile sedang hingga mereka bersatu, atau
3. Untuk melakukan kedua hal tersebut, satunya ikuti dengan yang lain. Untuk
mengaplikasikan traksi dengan sempurna, kita harus menemukan jalan untuk
mendapatkan tulang pasien yang fraktur dengan aman, untuk beberapa minggu jika
diperlukan.

Ada 2 cara melakukan hal tersebut :


1. Memberi pengikat ke kulit (traksi kulit).
2. Dapat menggunakan Steinmann pin, a Denham pin, atau kirschner wir melalui
tulangnya (traksi tulang).
Traksi membutuhkan waktu untuk diaplikan dan diatur, tetapi hal ini dapat dengan
mudah diatur dengan asisten.Traksi kebanyakan berguna pada kaki.Di lengan hal ini
masih kurang nyaman, tidak menyakinkan, sulit untuk dijaga, dan frustasi untuk
pasien.Untuk kesemua alas an ini, traksi lengan hanya digunakan dalam keadaan
pengecualian yang lebih jauh.

Klasifikasi traksi di dasari pada penahan tububh yang di capai:


1. Traksi Manual, menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan terhadap
seseorang dibagian tubuh yang terkena melalui tangan mereka.Traksi manual
digunakan untuk mengurangi fraktur sederhana sebelum aplikasi plesrer atau selama
pembedahan.
2. Traksi Skeletal, menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan langsung ke
sekeleton melalui pin, wire, atau baut dimasukkan dalam tulang. Traksi skeletal
digunakan untuk fraktur yang tidak stabil, untuk mengontrol rotasi dimana berat
lebih besar dari 25 kg dibutuhkan dan fraktur membutuhkan traksi jangka panjang.
3. Traksi kulit, menunjukkan dimana dorongan tahanan diaplikasikan kepada
bagian tubuh yang terkena melalui jaringan lunak

Anda mungkin juga menyukai