Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PRINSIP FISIKA DALAM KEPERAWATAN

Disusun Oleh :

MINARTI NOVITA, A.Md.Kep

POLTEKKER KEMENKES JAMBI


RPL PRODI TERAPAN KEPERAWATAN'
TAHUN AKADEMIK 2023 / 2024

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini perkembangan dunia teknologi sangat berkembang pesat terutama
dalam dunia IT (Informatic Technology). Perkembangan dunia IT berimbas pada
perkembangan berbagai macam aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek yang
terkena efek perkembangan dunia IT adalah kesehatan. Dewasa ini dunia
kesehatan modern telah memanfaatkan perkembengan teknologi yang
menggunakan prinsip ilmu fisika untuk meningkatkan efisiensi serta efektivitas di
dunia kesehatan.
Abad 20 ditandai dengan perkembangan yang menakjubkan di bidang ilmu
dan teknologi, termasuk disiplin ilmu dan teknologi kesehatan. Terobosan penting
dalam bidang ilmu fisika dan teknologi ini memberikan sumbangan yang sangat
berharga dalam diagnosis dan terapi berbagai penyakit termasuk penyakit-
penyakit yang menjadi lebih penting secara epidemologis sebagai konsekuensi
logis dari pembangunan di segala bidang yang telah meningkatkan kondisi sosial
ekonomi masyarakat.

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk Mengetahui Prinsip-prinsip Fisika Dalam Keperawatan agar tenaga
perawat dapat mengetahui dan dapat mengaplikasikannya dalam dunia kesehatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui Definisi Biomekanika
b. Mengetahui Prinsip dan Aplikasi Biomekanika dalam Keperawatan
c.Mengetahui Prinsip Fisika Dalam Pemeliharaan Alat-Alat Keperawatan
d. Mengetahui Biolistrik pada tubuh manusia

1.3 Manfaat
Dari rumusan diatas,maka manfaat makalah ini adalah untuk mengetahui
prinsip-prinsip fisika dalam keperawatan terutama prinsip biomekanika dalam
keperawatan dan biolistrik pada tubuh manusia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Definisi Biomekanika
Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada
system biologi. Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika
terapan dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi. Biomekanika menyangkut tubuh
manusia dan hampir semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-
prinsip mekanika dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, disain dan
pengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan kedoteran.

Pada dasarnya biomekanika adalah cabang ilmu yang relatif baru dan
sedang berkembang secara dinamis. Akan tetapi sebenarnya bidang ilmu sudah
eksis sejak abad ke lima belas masehi ketika Leonardo Da Vinci (1452-1519)
membuat catatan akan siginikansi mekanika dalam penelitian-penelitian biologi
yang dia lakukan. Kontribusi dari para peneliti dalam bidang ilmu biologi,
kedokteran, ilmu-ilmu dasar, dan teknik mewarnai perkembangan biomekanika
akhir-akhir ini.

2.2 Prinsip dan Aplikasi Biomekanika dalam Keperawatan


a. Mekanika Tubuh
➢ Pengertian Mekanika Tubuh
Mekanika tubuh (Body Mechanic) adalah usaha untuk mengkordinasi sistem
musculoskeletal dan saraf, sehingga individu dapat bergerak, mengangkat,
membungkuk, berdiri, duduk, berbaring dan melakukan aktivitas sehari-hari
dengan sempurna.
Penggunaan mekanika tubuh yang tepat dapat mengurangi resiko cedera
sistem musculoskeletal. Mekanika tubuh juga tepat memfasilitasi pergerakan
tubuh yang memungkinkan mobilisasi fisik tanpa terjadi ketegangan otot dan
penggunaan energi otot yang berlebihan.Hal-hal tersebut mencakup
kesegarisan tubuh (Body Alignment), keseimbangan tubuh dan koordinasi
gerakan.

3
➢ Prinsip Mekanika Tubuh
Mekanika tubuh penting bagi perawat dan kliennya.Hal ini mempengaruhi
tingkat kesehatan mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk
mendukung tingkat kesehatan dan mencegah kecacatan serta untuk menjaga
keselamatan klien. Disamping itu, mekanika tubuh juga bertujuan untuk
menghibur pasien yaitu dengan meningkatkan kenyamanan dan
kerjasama.Dalam hal ini, perawat menggunakan berbagai kelompok otot untuk
setiap aktivitas keperawatan, memberikan obat, mengangkat, dan
memindahkan klien dan menggerakan objek.

b. Kesegarisan tubuh
Kesegarisan tubuh (body alignment) atau postur merupakan istilah yang sama
dan mengacu pada posisi sendi, tendon, ligament, dan otot selama berbaring.
Kesegarisan tubuh yang benar mengurangi ketegangan pada struktur
muskusloskeletal, mempertahankan tonus (ketegangan) otot secara kuat dan
menunjang keseimbangan.
Dalam mempertahankan kesegarisan tubuh yang tepat, dan memindahkan
klien dengan aman dari tempat tidur ke kursi atau dari tempat tidur ke brankar.
Adapun faktor yang mempengaruhi kesegarisan tubuh:
1. Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat menimbulkan keadaan yang tidak
optimal, terdapat organ atau bagian tubuh yang mengalami kelelahan atau
kelemahan sehingga dapat memengaruhi pembentukan postur tubuh.
2. Nutrisi
Nutrisi merupakan bahan untuk menghasilkan yang digunakan dalam
membantu proses keseimbangan organ, otot, tendon, ligament, dan
persendian. Apabila status nutrisi kurang, kebutuhan enegi pada organ
tersebut juga akan berkurang, sehingga dapat mengganggu proses
keseimbangan
3. Emosi
Emosi dapat menyebabkan kurangnya kendali dalam menjaga
keseimbangan tubuh. Hal tersebut dapat mempengaruhi proses koordinasi
pada otot, ligament, sendi, dan tulang.
4. Faktor sosial
5. Gaya hidup (life style)

4
Perilaku gaya hidup seseorang dapat membuat seseorang menjadi lebih
baik atau sebaliknya menjadi lebih buruk. Seseorang yang mempunyai
gaya hidup yang tidak sehat misalnya selalu menggunakan alat bantu
dalam melakukan kegiatan sehari-hari, dapat mengalami ketergantungan
sehingga postur tubuh tidak berkembang dengan baik.
6. Perilaku dan nilai-nilai
Adanya perubahan perilaku dan ilai seseorang dapat memengaruhi postur
tubuh. Sebagai contoh, perilaku dalam membuang sampah di sembarang
tempat dapat mempengaruhi proses pembentukan postur tubuh orang lain
yang berupaya untuk selalu bersih dari sampah.

c. Pengaturan posisi
1. Posisi Fowler
Posisi Fowler adalah posisi dengan tubuh setengah duduk atau duduk.
Tujuan :
 Mempertahankan kenyamanan
 Memfasilitasi fungsi pernapasan
2. Posisi Sim
Pada posisi ini pasien berbaring miring baik ke kanan atau ke kiri.
Tujuan :
 Memberikan kenyamanan.
 Melakukan huknah.
 Memberikan obat per anus (supositoria).
 Melakukan pemeriksaan daerah anus.

3. Posisi Trendelenburg
Posisi ini menempatkan pasien di tempat tidur dengan bagian kepala lebih
rendah dari bagian kaki.
Tujuan :
 Melancarkan peredaran darah ke otak.
4. Posisi Dorsal Recumbent
Pada posisi ini, pasien ditempatkan pada posisi telentang dengan kedua
lutut fleksi di atas tempat tidur.
Tujuan:
 Perawatan daerah genitalia.
 Pemeriksaan genetalia.
 Posisi pada proses persalinan.
5. Posisi Litotomi

5
Pada posisi ini, pasien ditempatkan pada posisi telentang dengan
mengangkat kedua kaki dan ditarik ke atas abdomen.
Tujuan :
 Pemeriksaan alat genitalia.
 Proses persalinan.
 Pemasangan alat kontrasepsi.
6. Posisi Genu Pektoral
Pada posisi genu pectoral, pasien menungging dengan kedua kaki ditekuk
dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur.
Tujuan :
 Pemeriksaan daerah rektum dan sigmoid
d. Traksi
Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk
menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi
adalah untuk menangani fraktur, dislokasim atau spasme otot dalam usaha
memperbaiki deformitas dan mempercepat penyembuhan.
Prinsip traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh,
tungkai, pelvis atau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan
pada arah yang berlawanan disebut dengan counter traksi.
Penggunaan traksi telah dimulai 3000 tahun yang lalu.Suku Aztec dan mesir
menggunakan traksi manual dan membuat splint dari cabang pohon. Traksi
telah menjadi sebuah ketetapan dalam management ortopedi hingga 1940
ketika fiksasi internal menggunakan nail, pin dan plate menjadi praktek yang
sering. Pengembangan ini berpasangan dengan kurangnya pembedahan fraktur
dengan kebutuhan ekonomi untuk perawatan rumah sakit yang lebih.
Kita dapat menggunakan traksi :
1. untuk mendorong tulang fraktur kedalam tempat memulai, atau
2. untuk menjaga mereka immobile sedang hingga mereka bersatu, atau
3. untuk melakukan kedua hal tersebut, satunya ikuti dengan yang lain.
Untuk mengaplikasikan traksi dengan sempurna, kita harus menemukan
jalan untuk mendapatkan tulang pasien yang fraktur dengan aman, untuk
beberapa minggu jika diperlukan.
Ada 2 cara melakukan hal tersebut :
1. memberi pengikat ke kulit (traksi kulit).
2. dapat menggunakan Steinmann pin, a Denham pin, atau kirschner wir
melalui tulangnya (traksi tulang).

6
Traksi membutuhkan waktu untuk diaplikan dan diatur, tetapi hal ini dapat
dengan mudah diatur dengan asisten.Traksi kebanyakan berguna pada kaki.Di
lengan hal ini masih kurang nyaman, tidak menyakinkan, sulit untuk dijaga,
dan frustasi untuk pasien.Untuk kesemua alas an ini, traksi lengan hanya
digunakan dalam keadaan pengecualian yang lebih jauh.
Klasifikasi traksi di dasari pada penahan tububh yang di capai:
1. Traksi Manual, menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan
terhadap seseorang dibagian tubuh yang terkena melalui tangan
mereka.Traksi manual digunakan untuk mengurangi fraktur sederhana
sebelum aplikasi plesrer atau selama pembedahan.
2. Traksi Skeletal, menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan
langsung ke sekeleton melalui pin, wire, atau baut dimasukkan dalam
tulang. Traksi skeletal digunakan untuk fraktur yang tidak stabil, untuk
mengontrol rotasi dimana berat lebih besar dari 25 kg dibutuhkan dan
fraktur membutuhkan traksi jangka panjang.
3. Traksi kulit, menunjukkan dimana dorongan tahanan diaplikasikan kepada
bagian tubuh yang terkena melalui jaringan lunak.

2.3 Prinsip Fisika Dalam Pemeliharaan Alat-Alat Keperawatan

1. VENTILATOR
Ventilator adalah sebuah alat yang digunakan untuk membantu proses ventilasi
dalam mempertahankan oksigenasi. Indikasi pemasangan ventilator ini biasanya
pada pasien dengan gagal nafas dan operasi tekhnik hemodilusi. Karena alat ini
menggunakan sumber daya listrik dalam pemanfaatannya, sehingga termasuk ke
dalam alat Elektronika. Adapun Cara pemeliharaannya yaitu :
1. Hindari dari goncangan. Karena mengingat peralatan elektronika sangat peka
terhadap goncangan.
2. Hindari menggunakan peralatan dari medan magnet yg kuat agar sensitifitas
tidak berubah.
3. sebaiknya menggunakan suhu ruangan antara 180C – 250C karena alat tidak
tahan pada suhu di atas 250C.
4. Hindari dari kotoran / debu,

7
5. selain itu, Pengetahuan dan ketrampilan dlm penggunaan alat juga sangat
penting diketahui, untuk meminimalisir terjadinya kerusakan, diantaranya yaitu:
a. Sasaran pengukuran telah dipahami.
b. Persiapan metode, waktu dan program pengukuran.
c. Kondisi peralatan.
2. GUNTING
Gunting adalah alat mekanik yang terbuat dari logam yang digunakan untuk
memotong. Oleh Karena bahan bakunya dari logam, maka sering menyebabkan
karatan.
Dan Cara pemeliharaannya yaitu:
1. Harus disimpan ditempat yg memiliki suhu tinggi ( lebih kurang 370C )
2. Lingkungan kering ( perlu memakai silikon sebagai penyerap uap air )
3. Harus bebas dari kotoran/debu yang melekat kemudian diolesi dgn minyak baik
minyak oli, minyak rem atau parafin cair.

3. HANDSCHOEN (SARUNG TANGAN KARET)


Disamping mencuci tangan dalam meminimalisasi penularan penyakit,
handschoen atau sarung tangan juga merupakan alat yang mutlak harus
dipergunakan oleh petugas kesehatan, termasuk perawat. Karena alat ini terbuat
dari bahan karet, sehingga menyebabkannya mudah sekali meleleh dan melengket
jika disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama. Untuk menghindari
terjadinya kerusakan, maka harus dilakukan perawatan, diantaranya:
· Setelah dipakai, dicuci dengan sabun
· Dijemur dibawah terik matahari
· Ditaburi talk pada seluruh permukaan karet.
4. TEST TUBE (TABUNG REAKSI)
Tabung reaksi yaitu bahan gelas yang dipakai dalam laboratorium medis, yang
fungsinya untuk mereaksikan zat-zat kimia dalam skala kecil/jumlah yang sedikit.
Selain itu tabung reaksi juga memiliki kelemahan, dimana dia mudah pecah,
mudah tumbuh jamur sehingga dapat mengganggu daya tembus sinar, dan
biasanya mudah timbul goresan bila dibersihkan dengan kain katun.
Karena adanya kelebihan dan kelemahannya, maka Cara pemeliharaannya yaitu:

8
Penyimpanan pada suhu 270C – 370C dan diberi penerangan 25 watt.
Ruangan diberi silikon sebagai zat higroskopis.
Gunakan alkohol, acetone, kapas dan pompa angin untuk membersihkan debu.
Pada saat memanaskan harus diatas kawat kasa, boleh secara langsung asal bahan
dari pyrex.
Gelas yg akan direbus dimasukkan ke air dingin terlebih dahulu, baru kemudian
dipanaskan secara perlahan-lahan
Setelah selesai dipakai, gelas terlebih dahulu dibersihkan, bisa menggunakan air
bersih, detergent(penghilang lemak), maupun larutan.
5. VACUM EXTRACTIE / EKSTRAKSI VAKUM
Merupakan alat kesehatan yang terbuat dari bahan baku gelas. Biasanya
digunakan untuk melahirkan kepala janin, yang ditempelkan pada kulit kepala
janin dari rahim seorang ibu yang masih memiliki tenaga meneran. Alat ini terdiri
dari cawan penghisap, botol penghisap, dan pompa penghisap. Karna alat ini
terbuat dari bahan baku gelas, jadi pada dasarnya sama dengan cara pemeliharaan
tabung reaksi.

2.4 Biolistrik pada tubuh manusia


Biolistrik adalah gelombang listrik yang bersifat dinamis, dimana cara
kerjanya tidak menggunakan media atau alat tertentu.Hal tersebut dikarenakan
karena listrik atau gelombang ini hanya bertumpu pada otak sebagai pusat
perintah kerja. Listrik adalah aliran atau pergerakan elektron –elektron partikel
bermuatan negatif yang di temukan pada semua atom.

Listrik terdapat dua bentuk yaitu :


- arus listrik statik adalah arus listrik yang tidak dapat mengalir
- arus listrik dinamis adalah listrik yang dapat mengalir
Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul
didalam pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat
akal, daya ini kemudian diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian
bergerak oleh perangsangnya. Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun
didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu supaya mengalir untuk
mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.

9
Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber
dari ATP (Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu
energi yang bernama mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga
merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan potensial listrik yang
merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan luar dan lapisan tipis
muatan negative pada permukaan dalam bidang batas/membran. Kemampuan sel
syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat penting.
Hukum dalam Biolistrik :
• Hukum Ohm
“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding lurus dengan arus
yang melewati dan berbanding terbalik dengan hambatan dari konduktor”
Rumus Hukum Ohm :
R=V÷I
Nb: R = hambatan (Ω)
I = kuat arus (A)
V = tegangan (V)
• Hukum Joule
“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V) dalam waktu
tertentu akan menimbulkan panas”
Rumus Hukum Joule :
Q= VIt
Nb : Q = energi panas yang ditimbulkan (Joule)
V = tegangan (V)
I = Arus (A)
t = waktu lamanya arus mengalir (s)
Q = I² R t
1 Joule = 0,24 Kalori
• Hukum Coulomb
F = (k Q1 Q2) ÷ r²
Nb: F = gaya
k = konstanta
Q1 = muatan 1

10
Q2 = muatan 2
r = jarak

Kelistikan dan Kemagnetan yang timbul dalam Tubuh Manusia


1. Sistem syaraf dan neuron
Sistem syaraf dibagi menjadi dua bagian yaitu sistem syaraf pusat dan
otonom. Sistem syaraf pusat terdiri diantaranya otak, medulla spinalis dan perifer.
Saraf perifer ini adalah saraf-saraf yang mengirim informasi sensoris ke otak atau
ke medulla spinalis disebut saraf afferen sedangkan serat saraf yang
menghantarkan informasi dari otak atau medula spinalis ke otot serta kelenjar
disebut sistem saraf efferen sedangkan sistem saraf otonom mengatur organ
dalam tubuh seperti jantung usus dan kelenjar-kelenjar sehingga pengontrolan
sistem ini dilakukan dengan tidak sadar yakni bekerja secara sendiri-sendiri.

2. Konsentrasi ion di dalam dan di luar sel


merupakan suatu model potensial istirahat pada waktu = 0 dimana ion K
akan melakukan difusi dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sehingga
pada saat tertentu akan terjadi membran dipole atau membran dua kutub di mana
larutan dengan konsentrasi yang tadinya rendah akan kelebihan ion positif,
kebalikan dengan larutan yang konsenrasi tinggi akan mengalam kekurangan ion
sehingga menjadi lebih negatif.
3. Kelistrikan saraf
Dalam bidang Neuroatomi akan dibicarakan kecepatan impuls serat saraf,
serat saraf yang berdiameter yang besar mempunyai kemampuan
menghantarkan impuls lebih cepat daripada serat saraf yang mempunyai diameter
yang kecil. Serat dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian diantaranya A,B
dan C. Dengan menggunakan mikroskop elektron , serat saraf di bagi dalam dua
tipe serta saraf yang bermyelin dan tidak bermyelin.
4. Perambatan Potensial Aksi
Potensial aksi dapat terjadi apabila suatu daerah membran saraf atau otot
mendapat rangsangan mencapai nilai ambang. Potensial aksi itu sendiri

11
mempunyai kemampuan untuk merangsang daearah sekitar sel membran untuk
mencapai nilsi ambang. Dengan demikian dapat terjadi perambatan potensial
aksi ke segala jurusan sel membran, ,keadaan ini disebut peramabatan potensial
aksi atau gelombang depolarisasi. Setelah timbul potensial aksi, sel membran
akan mengalami repolarisasi. Proses repolarisasi sel membran disebut sebagai
suatu tingkat refrakter. Tingkat refrakter ada dua fase yaitu periode refrakter
absolut yakni selama periode ini tidak ada rangsangan, tidak ada unsur kekuatan
nntuk menghasilkan potensial aksi yang lan sedangkan periode refrakter relaktif
yakni setelah membran mendekati repolarisasi seluruhnya maka dari periode
refrakter terabsolut akan menjadi periode refrakter refraktif dan apabila stimulus
yang kuat secara normal akan menghasilkan potensial aksi yang baru.
5. Kelistrikan Pada Sinapsis dan Neuronyal Junction
Hubungan antara dua buah syaraf disebut sinapsis; berakhirnya syaraf pada
sel otot/hubungan syaraf otot disebur Neuromyal Junction.Baik sinapsis
maupun neuromyal junction mempunyai kemampuan meneruskan gelombang
depolarisasi dengam cara lompat dari satu sel ke sel yang berikutnya. Gelombang
depolarisasi ini penting pada sel membrane otot, oleh karena pada waktu terjadi
depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/bergetar/berdenyut
menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel otot hal
mana otot akan mengalami relaksasi.
6 .Kelistrikan Otot Jantung
Sel membran otot jantung sangat berbeda dengan saraf dan otot bergaris,
pada saraf maupun otot bergaris dalam keadaan potensial membran istirahat
dilakukan rangsangan maka ion-ion Na+ akan masuk kedalam sel dan setelah
mencapai nilai ambang akan timbul depolrisasi sedangkan pada sel sel otot
jantung ion Na+ mudah terjadi kebocoran sehingga terjadi repolarisasi komplit,
ion Na+ perlahan-lahan akan masuk kembali ke dalam sel dengan akibat
gterjadi gejala depolarisasi secara spontan sampai mencapai nilai ambang dan
terjadi potensial aksi tanpa memerlukan rangsangan dari luar.
Mengalirnya aliran listrik akan menimbulkan medan magnet. Medan magnet
sekitar jantung disebabkan adanya aliran listrik jantung yang mengalami
depolarisasi dan repolarisasi. Pencatatan medan magnet disebut

12
magnetoksdiogram. Besar medan magnet sekita jantung adalah sekitar 5 x 10
pangkat -11 T( Testa) atau sekitar 10 x 10 pangkat 8 medan megnet bumi.
7. Elektroda
Untuk mengukur potensial aksi secara baik dipergunakan elektroda.
Kegunaan dari elektroda untuk memindahkan transmisi ion kepenyalur
electron. Bahan yang dipakai sebagai elektroda adalah perak dan tembaga.
Apabila sebuah eletroda tembaga dan sebuah elektroda perak dicelupkan
kedalam larutan, misalnya larutan eletrolit seimbang cairan badan/tubuh maka
akan terjadi perbedaan potensial antara kedua elektroda itu. Perbedaan potensial
ini kira-kira sama dengan perbedaan potensial antara kedua elektroda itu.
Perbedaan potensial ini kira-kira sama dengan perbedaan antara potensial
kontak kedua logam tersebut disebut potensial offset elektroda.
Apabila ada elektroda tembaga dan elektroda tembaga dan elektroda perak
ditempatkan dalam bak berisi elektrolit akan terdapat perbedaan potensial sebesar
0,80-0,30=0,46 V.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapan
dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi. Biomekanika menyangkut tubuh manusia dan
hampir semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-prinsip mekanika
dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, disain dan pengembangan peralatan
dan sistem dalam biologi dan kedoteran.

Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-
elektron yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya
rangsangan penginderaan.Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah
Hukum Ohm, rumusnya : R = V/I. Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I
t.Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf
pusat yang berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala

kegiatan manusia dan sistem saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun
mengatur berbagai organ internal, misalnya jantung, usus dan kelenjar

3.2 Saran
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan.
Oleh karena itu, masih perlu kritik dan saran yang membangun serta bimbingan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://ernesperawatuit337.scribd.com/2012/11/biomekanika.html
http://www.scribd.com/doc/98452575/makalah-biomekanika
http://www.slideshare.net/YAVYSTA/makalah-biomekanika-akbid#
http://fancewatyy.scribd.com/2012/12/biomekanika_5.htmlJames
Jcyce,dkk.2002.Prinsip-Prinsip Sains Untuk Keperawatan.Erlangga : Jakarta
http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrik
http://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-%28Indonesian
%29.asp
http://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram

15
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Tujuan ........................................................................................................ 1

1.3 Manfaat ...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 2

2. 1 Definisi Biomekanika ................................................................................ 2

2.2 Prinsip dan Aplikasi Biomekanika dalam Keperawatan.............................. 2

2.3 Prinsip Fisika Dalam Pemeliharaan Alat-Alat Keperawatan ....................... 7

2.4 Biolistrik pada tubuh manusia .................................................................... 9

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 13

3.2 Saran ........................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 14

16

Anda mungkin juga menyukai