Anda di halaman 1dari 24

Mekanika Tubuh (Body 

Mechanics)

a)      Body Mechanic (mekanika tubuh) adalah suatu usaha mengoordinasikan sistem
muskuloskeletal dan sistem saraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur dan
kesejajaran tubuh selama mengangkat, membungkuk, bergerak dan melakukan
aktivitas. Penggunaan mekanika tubuh yang tepat dapat mengurangi risiko cedera
sistem muskuloskeletal. Mekanika tepat juga memfasilitasi pergerakan tubuh yang
memungkinkan mobilisasi fisik tanpa terjadi ketegangan otot dan penggunaan energi
otot yang berlebihan.

Hal – hal tersebut mencakup:

1.      Kesejajaran tubuh (Body Alignment )


Kesejajaran tubuh dan pustur merupakan istilah yang sama dan mengacu pada posisi
sendi, tendon, ligamen dan otot selama berdiri, duduk dan berbaring. Kesejajaran
tubuh yang benar mengurangi ketegangan pada struktur muskuloskeletal,
mempertahankan tonus (ketegangan) otot secara kuat dan menunjang keseimbangan.

2.      Keseimbangan tubuh

Kesejajaran tubuh menunjang keseimbangan tubuh. Tanpa keseimbangan ini,


gravitasi akan berubah, meningkatkan gaya gravitasi, sehingga menyebabkan risiko
jatuh dan cedera. Keseimbangan tubuh diperoleh jika dasar penopang luas, pusat
gravitasi berada pada dasar penopang, dan garis vertikal dapat ditarik dari pusat
gravitasi ke dasar penopang. Keseimbangan tubuh dapat juga ditingkatkan dengan
postur dan merendahkan pusat gravitasi, yang dicapai dengan posisi jongkok.
Semakin sejajar postur tubuh, semakin besar keseimbangannya (Perry dan Potter,
1994). Keseimbangan dibutuhkan untuk mempertahankan posisi, memperoleh
kestabilan selama bergerak dari satu posisi ke posisi lain, melakukan aktivitas
sehari-hari, dan bergerak bebas di komunitas.

Kemampuan untuk mencapai keseimbangan dipengaruhi oleh penyakit, gaya berjalan


yang tidak stabil pada toddler, kehamilan, medikasi dan proses menua. Gangguan
pada kemampuan ini merupakan ancaman untuk keselamatan fisik dan dapat
menyebabkan ketakutan terhadap keselamatan seseorang dengan membatasi diri
dalam beraktivitas (Bergetal, 1992)

3.      Koordinasi Gerakan


Berat adalah gaya tubuh yang digunakan terhadap gravitasi. Ketika suatu obyek
diangkat, pengangkat harus menguasai berat obyek dan mengetahui pusat
gravitasinya. Karena manusia tidak mempunyai bentuk geometris yang sempurna,
maka pusat gravitasinya biasanya berada pada 55% sampai 57% tinggi badannya
ketika berdiri dan berada ditengah.

Friksi adalah gaya yang muncul dengan arah gerakan yang berlawanan dengan arah
gerakan benda. Misalnya menggerakkan klien diatas tempat tidur maka akan terjadi
friksi. Perawat dapat mengurangi friksi dengan mengikuti beberapa prinsip dasar.
Semakin besar area permukaan suatu obyek yang bergerak, semakin besar friksi.

Klein pasif atau immobilisasi akan menghasilkan friksi yang lebih besar untuk
bergerak. Friksi dapat juga dikurangi dengan mengangkat, bukan mendorong klien.
Mengangkat merupakan komponen gerakan keatas dan mengurangi tekanan antara
klien dan tempat tidur atau kursi.

b)      Prinsip Body Mechanic


Mekanika tubuh penting bagi perawat dan klien. Hal ini mempengaruhi tingkat
kesehatan mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk mendukung tingkat
kesehatan dan mencegah kecacatan serta untuk menjaga keselamatan klien.
Disamping itu, mekanika tubuh juga bertujuan untuk, menghibur pasien yaitu dengan
meningkatkan kenyamanan dan kerjasama. Dalam hal ini, perawat menggunakan
berbagai kelompok otot untuk setiap aktivitas keperawatan, seperti berjalan selama
ronde keperawatan, memberikan obat, mengangkat dan memindahkan klien dan
menggerakkan objek. Gaya fisik dari berat dan friksi dapat mempengaruhi
pergerakan tubuh. Jika digunakan dengan benar, kekuatan ini dapat meningkatkan
efisiensi perawat. Penggunaan yang tidak benar dapat mengganggu kemampuan
perawat untuk mengangkat, memindahkan, dan mengubah posisi klien (Owen dan
Garg, 1991) Perawat juga menggabungkan pengetahuan tentang pengaruh fisiologis
dan patologis pada mobilisasi dan kesejajaran tubuh.

Organ yang Terkait dengan Body Mechanics dan Body Alignment


1.      Mekanika tubuh adalah usaha untuk mengkoordinasi sistem muskuloskeletal
dan saraf sehingga individu bergerak, mengangkat, membungkuk, berdiri, duduk,
berbaring, dan melakukan aktivitas sehari-hari dengan sempurna.
2.      Koordinasi gerakan tubuh membutuhkan integrasi fungsi sistem skeletal, otot
skelet, dan sistem saraf.

a.       Skelet

Mendukung struktur penyokong tulang untuk bergerak, menghubungkan ligament dan


otot, melindungi organ penting, mengatur produk kalsium dan sel darah merah.

b.      Sistem saraf

Mendukung gerakan awal dan control gerakan volunter

3.      Organ yang terkait

Otak yang bekerja sama dengan telinga. Didalam telinga terdapat koklea yang
berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh.

Keseimbangan:

Pada telinga, nervus yang terbesar dalam kanalis semisirkularis menghantarkan


impuls-impuls menuju otak. Impuls-impuls ini dibangkitkan dalam kanal-kanal, karena
adanya perubahan kedudukan cairan dalam kanal atau saluran-saluran itu. Hal ini
mempunyai hubungan erat dengan kesadaran kedudukan kepala terhadap badan.
Apabila seseorang didorong ke salah satu sisi maka kepalanya cenderung miring ke
arah lain (berlawanan dengan arah badan yang didorong) guna mempertahankan
keseimbangan, berat badan diatur, posisi badan dipertahankan sehingga jatuhnya
badan dapat dipertahankan.

Perubahan kedudukan cairan dalam saluran semisirkuler inilah yang merangsang


impuls. Respons badan berupa gerak refleks, guna memindahkan berat badan serta
mempertahankan keseimbangan. Untuk mempertahankan posisi tertentu, gaya
grafitasi harus dilawan melalui mekanisme sensori organ proprioseptif. Aparatus
vestibuli mendeteksi perubahan sinyal untuk mengaktifkan respons motor adaptif
dalam mempertahankan keseimbangan.

BAB  1
PENDAHULUAN
1.      Latar belakang
Dalam hidup ini manusia perlu mempertahankan keseimbangan
tubuh. Akan  tetapi, terkadang manusia juga mengalami penurunan dalam
mempertahankan keseimbangan tubuh. Maka dari itu, kita perlu mempelajari
kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi.
Dalam mekanika tubuh dan ambulasi, akan membahas bagaimana cara memenuhi
kebutuhan dasar manusia dalam mempertahankan keseimbangan tubuh dalam
kehidupan sehari-hari.Disini juga akan membahas tentang teknik ambulasi yang
benar untuk meningkatkan efensiensi kerja, untuk perawat khususya.
2.      TujuanMengetahui pentingnya mekanika tubuh untuk perawat dan pasien.
-          Mengetahui hal-hal yang mempengaruhi mekanika tubuh.
-          Mengetahui teknik ambulasi yang benar.
-          Mempraktikan penggunaan mekanik tubuh dan ambulasi.
3.      Rumusan masalah :
A.    Konsep kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi
1.      Prinsip mekanika tubuh
2.      Komponen mekanika tubuh
3.      Pengerakan dasar dalam mekanika tubuh
4.      Faktor-faktor yang mempengaruhi mekanika tubuh
5.      Dampak mekanika tubuh yang salah
6.      Prinsip ambulasi untuk pasien

B.     Asuhan keperawatan pada masalah mekanika tubuh dan ambulasi


1.      Pengkajian
2.      Diagnosis keperawatan
3.      Perencanan
4.      Intervensi
5.      Evaluasi

Bab II
ISI
A.    Konsep kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi
Mekanika tubuh adalah usaha kordinasi dari muskuskeletal dan system saraf untuk
mempertahankankeseimbangan yang tepat. Mekanika tubuh pada dasarnya adalah
bagaimana tubuh secara efesien terkordinasi dan aman sehingga menghasilkan
gerakan yang baik dan memelihara keseimbangan selama beraktifitas.
Perawat sangat beresiko mengalami cedara  tulang belakang karena aktifitas /
pekerjaan yang di lakukan.misalnya, mengangkat klien dari tempat tidur, membawa
alat-alat berat, dll.
1.      Prinsip mekanika tubuh
a.       Gravitasi
Memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh
-          Pusat gravitasi, titik yang ada dipertengahan tubuh.
-          Garis gravitasi, merupakan garis imagines vertical melalui pusat gravitasi.
-          Dasar tumpuan, merupakan dasar tempat seseorang dalam posisi istirahat untuk
menopang atau menahan tubuh.
b.      Keseimbangan
Keseimbangan dapat dicapai dengan mempertahankan posisi garis gravitasi, diantara
garis gravitasi dan pusat tumpuan.

2.      Komponen mekanika tubuh.


a.      Tulang : jaringan dinamis yang berfungsi menunjang jaringan yang  membentuk
otot-otot tubuh.
b.      Otot : berfungsi untuk kontraksi dan menghasilkan gerakan.
c. Tendon: sekumpulan jaringan fibrosa padat yang merupakan perpanjangan
daripembungkus otot dan membentuk ujung otot yang mengikatnya pada tulang.
d.   Ligamen adalah sekumpulan jaringan penyambung fibrosa yang padat lentur dan
kuat. Berfungsi menghubungkan ujung persediaan dan menjaga kestabilan.
e.   Kartilago terdiri serat yang tertanam dalam suatu gel yang kuat tetapi
elastis dantidak mempunyai pembuluh  darah.
f.       Sendi memfasilitasi pergerakan dengan memungkinkan terjadinya kelenturan.
Macam – macam pergerakan sendi :
-          Fleksi : merupakan pergerakan yang memperkecil sudut persendian.
-          Ekstensi : merupakan pergerakan yang memperbesar
-          Adduksi : pergerakan mendekati garis-garis tubuh.
-          Abduksi : pergerakan menjahui garis-garis tubuh.
-          Rotasi : gerakan  memutari pusat aksis dan tubuh.
-         Eversi : perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar bergerak membentuk
sudut dari persendiaan.
-   Inversi : Perputaran bagian telapak kaki ke bagian dalam membentuk sudut dari
persendian.
-          Pronasi : Pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke
bawah.
-          Supinasi : Pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke
atas.

3.      Pergerakan dasar dalam mekanika Tubuh


a.       Gerakan (ambulating)
Gerakan yang benar akan membantu mempertahankan keseimbangan tubuh. Contoh,
keseimbangan tubuh orang saat berdiri akan mudah stabil dibandingkan dalam posisi
jalan. Dalam posisi jalan akan terjadi perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu ke
sisi yang lain,dan posisi gravitasi akan selalu berubah  pada posisi kaki

b.      Menahan (squatting)dalam melakukan pergantian,posisi menahan selalu berubah.


Contoh : Posisi orang duduk akan beerbeda dengan orang jongkok dan
tentunyaberbeda dengan posisi yang tepat dalam menahan. Dalam menahan
diperlukan dasar tumpuan yang tepat.

c. Menarik (pulling) menarik dengan benar akan memudahkan untuk memindahkan


benda.Yang perlu diperhatikan adalah ketinggian, letak benda, posisi kaki dan tubuh
dalam menarik. Sodorkan telapak tangan dan lengan atas dipusat gravitasi
pasien. Lengan atas dan siku di letakkan pada permukaan pada tempat
tidur,pinggul, lutut, dan pergelangan kaki  ditekuk lalu dilakukan penarikan.

d.      Mengangkat (lifting). Mengangkat merupakan pergerakan daya tarik.


Gunakan otot-otot besar dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian bawah, perut ,dan
pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian belakang.

e.      Memutar (pivoting) merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan


bertumpu pada tulang belakang. Gerakan memutar yang baik memerhatikan ketiga
unsur gravitasi agar tidak berpengaruh buruk pada postur tubuh.

4.      Faktor-faktor yang mempengaruhi Mekanika tubuh


a.       Status kesehatan
Terjadi penurunan kondisi yang disebabkan oleh penyakit berupa berkurangnya
aktifitas sehari-hari.
b.      Nutrisi
Kekurangan nutrisi dapat  menyebabkan kelemahan otot dan memudahakan
terjadinya penyakit. Contoh tubuh yang kekurangan kalsium akan mudah fraktur.
c.       Emosi
Kondisi psikologi seseorang dapat memudahkan perubahan perilaku  yang dapat
menurunkan kemampuan mekanika tubuh yang baik.
d.      Situasi dan Kebiasaan
Situasi atau kebiasaan yang dilakukan seseoarang Misalnya sering mengangkat
benda-benda yang berat.
e.       Gaya Hidup
Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stres dan kemungkinan besar
akan menyebabkan kecerobohan dalam aktifitas. Begitu juga gaya hidup yang tidak
sehat juga akan mempengaruhi mekanika tubuh seseorang.
f.       Pengetahuan
Pengetahuan yang baik dalam penggunaan mekanika tubuh akan
mendorong seseorang  untuk mempergunakannya dengan benar, sehingga
mengeluarkan tenaga yang dikeluarkan.

5.      Dampak Mekanika Tubuh yang Salah


a.   Terjadi ketergantungan sehingga memudahkan timbulnya kelelehan dan gangguan
dalam muskuskeletal.
b.   Resiko terjadi kecelakaan dalam muskuskeletal, misalnya seseorang yang salah
berjongkok atau berdiri.

6.      Prinsip Ambulasi Untuk Pasien


Mekanika tubuh itu penting untuk perawat dan pasien. Hal ini mempengaruhi kondisi
kesehatan mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk kesehatan dan
mencegah kecacatan. Gaya berat dan fisik dapat mempengaruhi gerak tubuh. Jika
digunakan dengan benar kekuatan ini dapat meningaktkan efisiensi kerja perawat

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan perawat dalam pasien ambulasi adalah


sebagai berikut:
a.       Ketika merencanakan untuk memeindahkan pasien, atur unruk bantuan yang kuat.
Gunakan alat bantu mekanik jika bantuan tidak mencukupi
b.      Dorong klien untuk membantu sebanyak mungkin sesuai kemampuan
c.       Jaga punggung , leher , pelvis dan kaki lurus. Cegah tergelincir.
d.      Fleksikan lutut buat kaki tetap lebar
e.       Dekatkan tubuh perawat dengan klien (objek yang diangkat)
f.       Gunakan lengan atau tangan (bukan punggung)
g.      Tarik klien kearah penariknya menggunakan sprei.
h.      Rapatkan otot abdomen dan gluteal untuk persiapan bergerak.
i.        Seseorang dengan beban yang sangat berat diangkat  bersama dengan dipimpin
dengan seseorang dengan menghitung satu sampai tiga.

B.Asuhan keperawatan pada masalah mekanika tubuh dan ambulasi


1.      Pengkajian
Menilai kemampuan dan keterbatasan dalam bergerak dengan cara :
-          Bangkit dari posisi berbaring ke posisi duduk .
-          Bangkit dari kursi ke posisi berdiri
-          Menilai gaya berjalan
-          Perubahan posisi
-          Saat pasien bergerak
-          Saat beraktifitas
-          Status ambulasi

2.      Diagnosa Keperawatan
-          Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengam adanya kelemahan akibat spasme
pada extremitas, nyeri akibat arthritis, penggunaan alat bantu dalam waktu yang
lama.
-          Resiko cedera berhubungan dengan adanya paralysis, gaya berjalan tidak stabil,
penggunaan tongkat yang tidak benar.
-          Kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik secara umum.
3.      Perencanaan
-          Memperbaiki penggunaan mekanika tubuh  pada saat melakukan aktifitas.
-          Memulihkan dan memperbaiki ambulasi
-          Mencegah terjadinya cedera akibat jatuh
4.      Intervensi
a.  Latihan ambulasi
-          Membantu klien duduk diatas tempat tidur
-          Membantu klien turun dari tempat tidur
-          Membantu klien berjalan
b.      Membantu ambulasi dengan memindahkan klien
-          Dilakukan pada klien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan sendiri dari
tempat tidur,ke branchard atau ke tempat lain.
-          Perlu memperhatikan keadaan umum klien senelum melakukan pemindahan.
-          Perhatikan keamanan bagi klien dan perawat sendiri.
-          Minta bantuan orang lain jika tidak memungkinkan bekerja sendirian.
5.      Evaluasi
-          Masalah mekanika tubuh dan ambulasi teratasi dengan baik.
-          Klien mampu menggunakan mekanika tubuh dengan baik.
-          Klien mampu menggunakan alat bantu gerak dengan baik.
-          Klien mampu mengambil benda, naik turun, tidur dan berjalan dengan mandiri.

                                                             
BAB III
PENUTUP

SIMPULAN
1.      Mekanika tubuh yang baik harus dikuasai oleh perawat,sehingga pelayanan kepada
pasien akan lebih efisien.
2.      Pasein juga harus diberi pengetahuan tentang pentingnya kebutuhan mekanika
tubuh untuk aktifitas sehari-hari,agar berjalan lancar.
3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi mekanika tubuh juga harus diperhatikan.
4.      Prinsip ambulasi yang benar akan mengurangi resiko cedera pada pasien
SARAN
1.      Sebagai seorang perawat yang baik,harus mampu menguasai mekanika tubuh ayng
baik.
2.      Sebagai seorang perawat yang baik harus mampu menguasai teknik ambulasi yang
benar untuk mengurangi terjadinya cedera.
3.      Pengetahuan mekanika tubuh yang baik juga harus diberikan kepada pasien,untuk
mengurangi cacat yang mungkin terjadi dalam aktifitas sehari-hari.

                                                                                           
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba
Medika
Alimul ,Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Potter and perry volume 2. 2006. Fundamental of Nursing . Jakarta : EGC
Mekanika Tubuh
A.    Pengertian
Mekanika Tubuh adalah suatu usaha mengkoordinasikan sistem muskuloskeletal  dan sistem syaraf
dalam mempertahankan keseimbangan, postur dan kesejajaran tubuh selama mengangkat,
membungkuk, bergerak, dan melakukan aktivitas sehari-hari ( Potter & Perry, 2005).
B.  Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu :
1. Body Alignment (Postur Tubuh)
Susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian tubuh yang lain.
2. Balance / Keseimbangan
Keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat gravity, line gravity dan base of support.
3. Koordinated body movement (Gerakan tubuh yang terkoordinir)
Dimana body mekanik berinteraksi dalam fungsi muskuloskeletal dan sistem syaraf.
C.    Prinsip body mekanik
1. Gravity
2. Balance (Keseimbangan)
3. Weight (berat)
D.    Pergerakan dasar yang digunakan dalam Body Mekanik
1. Walking / berjalan
Kestabilan berjalan, sangat berhubungan dg ukuran base of support
2. Squating / jongkok
Squating mempertinggi atau meningkatkan keseimbangan tubuh, ketika seseorang mengangkat
obyek yg terletak dibawah pusat grativitas tubuh.
3. Pulling / menarik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menarik benda, diantaranya ketinggian, letak benda,
posisi kaki dan tubuh sewaktu menarik (seperti condong ke depan dari panggul), sodorkan telapak
tangan dan lengan atas dibawah pusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada
permukaan tempat tidur, pinggul, lutut dan pergelangan kaki ditekuk dan lalu lakukan penarikan.
4. Pivoting / berputar
Pivoting adalah suatu tehnik dimana tubuh dibungkukkan dlm rangka menghindari terjadinya resiko
keseleo tulang
E.   Faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik :
1. Status kesehatan
2. Kondisi kesehatan seseorang akan berpengaruh terhadap keseimbangan tubuh sehingga
aktivitasnya menjadi terganggu.
3. Nutrisi
4. Pemenuhan kebutuhan tubuh akan nutrisi sangat penting karena mempengaruhi produksi energi
yang digunakan untuk mobilisasi.
5. Emosi
6. Situasi dan kebiasaan
7.  Gaya hidup
8. Pengetahuan
F. Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan aktivitas:
1.      Tulang
Tulang merupakan organ yang mempunyai berbagai fungsi, fungsi mekanis untuk membentuk rangka
dan tempat melekatnya berbagai otot, fungsi sebagai tempat menyimpan mineral kususnya kalsium dan
fosfor yang bisa dilepaskan setiap saat sesuai kebutuhan, fungsi tempat sumsum tulang dalam
membentuk sel darah, dan fungsi pelindung organ-organ dalam.

2.      Otot dan tendo


Tubuh memiliki mempunyai kemampuan berkontraksi yang memungkinkan tubuh bergerak sesuai
keinginan. Otot memiliki origo dan insersinya tulang, serta dihubungkan dengan tulang melalui tendon,
yaitu suatu jaringan ikat yang melekat sangat kuat pada tempat insersinya tulang.3.      Ligamen
Ligamen merupakan bagian yang menghubungkan tulang dengan tulang. Ligamen pada lutut merupakan
penjaga stabilitas.

4.      Sistem syaraf
Syaraf terdiri dari syaraf pusat (otak dan medula spinalis) dan syaraf tepi (percabangan dari syaraf
pusat). Bagian somatis memiliki fungsi sensorik dan motorik. Kerusakan pada syaraf pusat seperti
kerusakan tulang belakang akan menyebabkan kelemahan umum, sedangkan kerusakan saraf tepi
menyebabkan terganggunya daerah yang diinervasi dan kerusakan pada saraf radial akan menyebabkan
drop hand atau gangguan sensorik di daerah radial tangan.

5.      Sendi
Sendi merupakan tempat dua atau lebih tulang bertemu.

G. Konsekuensi body mekanik yang buruk


1. Jatuh
2. Cidera belakang
Harber (1985), memberikan daftar penyebab cidera belakang yang paling sering terjadi pada perawat
yang bekerja di rumah sakit yaitu :

1. Mengangkat pasien ke atas tempat tidur (48%)


2. Membantu pasien turun dari tempat tidur (30%)
3. Memindahkan bed (27%)
4. Mengangkat pasien keatas brankat(22%)
A.    Macam-macam bodi mekanik
1.      Body alignment
a.      Membantu pasien berdiri
Pengertian:Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang imobilisasi atau klien lemah
untuk memberikan bantuan berdiri.b.      Membantu pasien duduk
Pengertian:Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang imobilisasi atau klien lemah
untuk memberikan bantuan duduk ditempat tidur.Tujuan:Mengurangi risiko cedera muskuloskeletal pada
semua orang yang terlibat.c.       Mengatur berbagai posisi klien

1)      Posisi fowler
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi
atau dinaikkan setinggi 15°- 90°.
Tujuannya  untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi kenyamanan pasien,
Melakukan aktivitas ttu, Mengatasi kesulitan pernafasan & KV pernafasan pasien.
Fowler : 45 – 90o   dan Semi fowler : 15 – 45o
2)      Posisi dorsal recumbent
Adalah dimana posisi kepala dan bahu pasien sedikit mengalami elevasi diatas bantal, kedua lengan
berada di samping sisi tubuh, posisi kaki fleksi dengan telapak kaki datar diatas tempat tidur. Tujuannya
untuk memeriksa daerah genetalia, pasang cateter, serta pada proses persalinan

3)      Posisi Trendelenburg

Adalah posisi pasien berbaring di TT dg bagian kepala lebih rendah daripada  bagian kaki
Tujuan : Melancarkan peredaran darah ke otak

4)      Posisi antitrendelenberg

Adalah posisi pasien berbaring di TT dengan kaki lebih tinggi dari  kepala.
Tujuan : tindakan menurunkan tekanan intrakranial pada pasien trauma kapitis.

5)      Posisi pronasi/ tengkurap

Adalah dimana posisi pasien berbaring diatas abdomen dengan kepala menoleh kesalah satu sisi. Kedua
lengan fleksi disamping kepala. Posisi ini memiliki beberapa tujuan diantaranya :
 Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.
 Mencegah terjadinya fleksi kontraktur dari pinggul dan sendi.
 Membantu drainase dari mulut.
6)      Posisi lateral (side lying)

Yaitu seorang tidur diatas salah satu sisi tubuh, dengan membentuk fleksi pada pinggul dan lutut bagian
atas dan meletakkannya lebih depan dari bagian tubuh yang lain dengan kepala menoleh kesamping.
Tujuan posisi ini : Mengurangi lordosis & meningkatkan kelurusan punggung , Baik untuk posisi tidur &
istirahat, Membantu menghilangkan tekanan pada sakrum

7)      Posisi supine/ terlentang.

Ini biasanya disebut berbaring telentang, datar dengan kepala dan bahu sedikit elevasi dengan
menggunakan bantal. Posisi pasien harus di tengah-tengah tempat tidur, sekitar tiga inci di bawah kepala
tempat tidur.
Tujuan : Klien pasca operasi dengan anestesi spinal, Mengatasi masalah yg timbul akibat pemberian
posisi pronasi yg tidak tepat.

8)      Posisi Sim’s

Adalah posisi dimana tubuh miring kekiri atau kekanan.


Tujuan posisi ini :

 untuk memberikan kenyamanan dan memberikan obat per anus (supositoria).


 Memfasilitasi drainase dari mulut pada klien tidak sadar
 Mengurangi penekanan pada sakrum & trokanter mayor pada klien paralisis
 Memudahkan pemeriksaan perineal
 Untuk tindakan pemberian enema
9)      Posisi Genu pectoral/knee chest position

posisi pasien berbaring dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian alas TT
Tujuan : memeriksa daerah rectum & sigmoid

 10)  Posisi Litotomi

posisi pasien berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya keatas bagian perut
Tujuan : Merawat atau memeriksa genetalia pada proses persalinan, memasang alat kontrasepsi

11)  Posisi Orthopneik

posisi adaptasi dari fowler tinggi. Klien duduk di TT atau tepi TT dg meja yang menyilang diatas TT (90 o)
Tujuan : membantu mengatasi masalah kesulitan bernafas dg ekspansi dada maksimum, membantu klien
yg mengalami inhalasi
2.      Ambulasi
1.     Memindahkan klien dari tempat tidur  (TT) ke kursi/ kursi roda
1). Memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi
Pengertian : Memindahkan klien yang tirah baring ke kursi

2). Memindahkan klien dari tempat tidur (TT) ke kursi roda


Pengertian : Memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda

2.     Memindahkan klien dari tempat tidur (TT) ke brankard (TT) dan sebaliknya
1)      Memindahkan klien dari TT ke brankard/ TT dan sebaliknya dengan cara diangkat.
2)      Memindahkan klien dari TT ke brankar/ TT dan sebaliknya dengan easy move
3).     Memindahkan klien dari TT ke brankard dan sebaliknya dengan Scoop Stretcher
3.     Membantu klien berjalan
Tujuan: Memulihkan kembali toleransi aktivitas, Mencegah terjadinya kontraktur sendi dan flaksid otot
4.      Membantu klien dengan alat bantu jalan (Kruk)
Tujuan : Membantu melatih kemampuan gerak klien, melatih dan meningkatkan mobilisasi.
Mencapai kestabilan klien dalam berjalan.
Manfaat : Klien mampu berjalan dengan menggunakan alat bantu dan meningkatnya kemampuan
mobilisasi klien.
 Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan bodi mekanik
Pengkajian
Untuk melakukan pengkajian body mekanik dan alignment lakukan inspeksi terhadap pada pasien pada
saat berdiri,duduk maupun berbaring. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji antara lain :
Posisi berdiri
Lakukan inspeksi melalui sudut pandang secara : Anterior,Lateral dan posterior. Pasien dalam posisi
berdiri dengan kepala tegak dan mata lurus kedepan serta bahu dan pinggul harus lurus dan sejajar,
apabila posisi tidak sesuai dengan posisi berdiri yang benar maka dapat diidentifikasikan bahwa ada
gangguan pada otot dan tulang pasien.
Posisi duduk
Pada saat keadaan ini normalnya kepala dan dada akan akan memiliki keadaan yang sama pada saat
posisi berdiri yaitu kepala pasien harus tegak lurus dengan leher dan verterba kolumna telapak kaki lurus
berpijak pada lantai. Pasien yang dalam keadaan abnormal akan mengalami kelemahan otot atau pralis
otot serta adanya sensasi (kerusakan saraf)
Posisi berbaring
Letakan pasien pada posisi lateral semua bantal dan penyokong posisi dipindahkan dari tempat tidur,
kemudian tubuh ditopang dengan kasur yang cukup dan vertebra harus lurus dengan alas yang ada .
apabila dijumpai kelainan pada pasien, maka terdapat penurunan sensasi atau gangguan sirkulasi serta
adanya kelemahan.
Cara berjalan
Dikaji untuk mengetahui mobilitas dan kemungkinan resiko cedera akibat dari terjatuh, pasien diminta
berjalan sepanjang 10 langkah kemudian perawat memperhatikan hal-hal berikut ini :
1)      Kepala tegak, pandangan lurus kedepan, punggung tegak.
2)      Tumit menyentuh tanah terlebih dahulu sebelum jari-jari kaki.
3)      Langkah lembut, terkoordinasi dan ritmik
4)      Mudah untuk memulai dan mengakhiri berjalan
5)      Jumlah langkah per menit (pace) 70-100 X per menit, kecuali pada orang tua mungkin 40 X per
menit.

Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan tulang
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neurovasculer
3. Resiko cedera berhubungan dengan gangguan keseimbangan yang disertai kelemahan otot
4. Perencanaan Keperawatan
Nyeri akut b.d terputusnya kontinuitas jaringan tulang
Definisi: perasaan sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan
jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa; awitan yang
tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
diprediksi berlangsung < 6 bulan.
Tujuan:
1)      Klien mengatakan nyeri yang  dirasakan berkurang.
2)      Klien dapat mendeskripsikan  bagaimana mengontrol nyeri
3)      Klien mengatakan kebutuhan  istirahat dapat terpenuhi
4)      Klien dapat menerapkan metode non farmakologik untuk mengontrol nyeri

Intervensi:
1)      Identifikasi nyeri yang dirasakan klien (P, Q, R, S, T)
2)      Eksplor faktor-faktor penyebab nyeri
3)      Kaji pengalaman klien masa lalu dalam mengatasi nyeri.
4)      Pantau tanda-tanda vital.
5)      Berikan tindakan kenyamanan.
6)      Ajarkan teknik non farmakologik (relaksasi, fantasi, dll) untuk menurunkan nyeri.
7)      Jelaskan prosedur yang dapat meningkatkan nyeri dan mengurangi nyeri
8)      Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian: analgetik sesuai indikasi

Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan neuromuskuler.


Definisi: keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu atau lebih ekstrimitas secara mandiri dan
terarah
Tujuan:
1)      Aktivitas fisik meningkat
2)      ROM normal
3)      Melaporkan perasaan peningkatan kekuatan dalam bergerak.
4)      Klien bisa melakukan aktivitas.

Intervensi:
1)      Pastikan keterbatasan gerak sendi yang dialami.
2)      Motivasi klien untuk mempertahankan pergerakan sendi.
3)      pastikan klien bebas dari nyeri sebelum diberikan latihan.
4)      Ajarkan ROM exercise aktif dan pasif; jadual; keteraturan, latih ROM pasif dan aktif
5)      Anjurkan dan Bantu klien duduk di tempat tidur sesuai toleransi.
6)      Atur posisi setiap 2 jam atau sesuai toleransi.
7)      Fasilitasi penggunaan alat Bantu.
8)      Jelaskan manfaat ROM aktif dan pasif
9)      Kolaborasi dengan fisioterapi

Pelaksanaan (cheklist terlampir)


Bodi alignment
 Membantu klien dengan masalah berdiri dan duduk
  Mengatur berbagai posisi klien
 Papan sandaran
Ambulasi
  Memindahkan klien dari tempat tidur ke (TT) ke kursi/ kursi roda/ brankar dan sebaliknya
 Membantu klien berjalan
 Membantu klien dengan alat bantu jalan
Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatan untuk mengatasi gangguan postur tubuh
adalah tidak terjadi perubahan atau kesalahan dalam postur tubuh dan pasien mampu melaksanakan
aktifitas dengan mudah serta tidak merasakan kelemahan.
Kelainan postur yg didpat atau congenital mempengaruhi efisiensi system moskuloskeletal, spt
kesejajaran tubuh keseimbangan dan penampilan.

Macam2 abnormal:
a.  Tortikolis
Diskripsi: mencondongkan kepala ke sisi yang sakit, dimana otot sternokleidomastoideus berkontraksi.
Penyebab: kondisi congenital.
Penatalaksanaan: operasi, pemanasan, topangan, atau imobilisasi berdasarkan penyebab dan tingkat    
keparahan.

b.  Kifosis

Diskripsi : peningkatan kelengkungan pada kurva spinal torakal.


Penyebab : kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket tuberkolosis spinal.
Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal, tidur tanpa bantal, menggunakan papan tempat tidur,
memakai jaket, penggabungan spinal (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan).
c.   Kifolordosis
Diskripsi: kombinasi dari kifosis dan lordosis.
Penyebab: kondisi congenital.
Penatalaksanaan: sama dengan metode yang digunakan untuk kifosis dan lordosis berdasarkan
penyebab.
d.    Skoliosis

Diskripsi: kurvatura spinal lateral, tinggi pinggul dan bahu tidak sama.
Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, paralisis spastic, panjang kaki tidak sama
Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan).
e.     Kifoskoliosis
Diskripsi: tidak normalnya kurva spinal anteroposteriol dan lateral.
Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, kor pulmonal.
Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan).

f.     Dysplasia Pnggung Kongenital


Diskripsi: ketidakstabilan pinggul dengan keterbatasan abduksi pinggul, dan kadang-kadang kontraktur
adduksi (kaput vemur tidak bersambung dengan assetatbulum karena abnormal kedangkalan
assetatbulum).
Penyebab: kondisi congenital (biasanya dengan kelahiran sungsang).
Penatalaksanaan: mempertahankan abduksi paha yang terus menerus sehingga kaput vemur menekan
ke bagian tengah assetatbulum, beban abduksi, gips, pembedahan.

g.     Knock-knee (genu varum)


diskripsi: kurva kaki yang masuk ke dalam sehingga lutut rapat jika seseorang berjalan.
Penyebab: kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket.
Penatalaksanaan: knee braces, operasi jika tidak dapat diperbaiki oleh pertumbuhan.

h.     Lordosis

adalah kelainan pada tulang belakang dimana hyperekstensi dari tulang lumbal.
Diskripsi: kurva anterior pada spinal lumbal yang melengkung berlebihan.
Penyebab: kondisi congenital, kondisi temporer missal, kehamilan.
Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal berdasarkan penyebab.
BODY MEKANIK

BODY MEKANIK

PENEGERTIAN BODY MEKANIK


            Merupakan usaha koordinasi dari muskuloskeletal dan sistem syaraf untuk dapat
mempertahankan keseimbangan dengan tepat.
Mekanika  tubuh adalah cara menggunakan tubuh secara efisien, yaitu tidak banyak
mengeluarkan tenaga, terkoordinasi, sarta aman dalam menggerakkan dan mempertahankan
keseimbangan selama beraktivitas.
Body mekanik memiliki 3 ekemen dasar ,yaitu:
1.      Body aligment (postur tubuh) merupakan susunan gometrik bagian-bagian tubuh dalam
hubungannya dengan bagian tubuh yang lain.
2.      Balance (keseimbangan) merupakan keseimbangan tergntung pada interaksi antar pusat
gravitasi,line gravitasi dan base of support.
3.      Koordinated ody movement (gerakan tubuh yang terkoordinasi)
Dimana body mekanik berinteraksi dalam fungsi mukuloskeletal dan sistem syaraf.

PRINSIP-PRINSIP BODY MEKANIK


                        Mekanika tubuh penting bagi perawat dan klien. Hal ini mempengaruhi tingkat kesehatan
mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk mendukung kesehatan dan mencegah
kecacatan. Adapun prinsip yang digunakan dalam body mekanik adalah:
1.      Gravitasi
Merupakan prinsip utama yang harus diperhatikan dalam melakukan mekanika tubuh dengan
benar, yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh. Terdapat 3 faktor
yang perlu diperhatikan dalam gravitasi,yaitu:
         Pusat gravitasi (center of gravitasi), titik yang berada dipertengahan tubuh
         Garis gravitasi (line of gravitasi), merupakan garis imaginer ventrikel melalui pusat gravitasi.
         Dasar tumpuan (base of suport) merupakan dasar tempat seseorang dalam keadaan istirahat
untuk menopang atau menahan tubuh.

2.      Keseimbangan
Keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai dengan cara mempertahankan posisi
garis gravitasi diantara pusat gravitasi dan dasar tumpuan.
3.       Berat
Dalam menggunkan mekanika tubuh yang sangat diperhatikan adalah berat atau bobot benda
yang akan diangkat karena berat benda akan mempengaruhi mekanika tubuh.

Beberapa gerakan dasar yang harus dipertahankan:


1.      Gerakan (ambulating)
Yaitu gerakan yang benar-benar dapat membantu dalam mempertahankan keseimbangan
tubuh.contoh orang berdiri dan orang berjalan.
2.      Menahan (squating)
Yaitu mempertahankan posisi dalam posisi tertentu.contoh orang duduk dan orang jogkok.
3.      Menarik (pulling)

Yaitu menarik yang benar-benar akan memudahkan dalam memindahkan benda. contoh:
1.      Letak pasien berada di depan kita(perawat)
2.      Posisi kaki dan tubuh saat menarik

4.      Mengangkat (lifting)
gunakan otot besar dari kulit ,contohnya mengangkat benda berat.
5.      Memutar (pivoting)
Yaitu memutar posisi tubuh ,contoh dari posisi kanan atau posisi kiri atau sebaliknya.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAKANIK TUBUH


         Status kesehatan
Status kesehatan dapat mempengaruhi muskuluskeletal dan  syaraf berupa penurunan koordinasi
tubuh
         Nutrisi
Menyebabkan kelemahan otot dan memudahkan terjadinya penyakit (kekurangan kalsium lebih
memudahkan fraktur untuk tulang)
         Situasi dan kebiasaan
Sering mengangkat benda-benda berat.seperti kebiasaan orang dikampung yang mengambil air
dari sungai dengan meletakkannya di atas kepala ,dan dari situasi tadi menimbulkan kebiasaan
yang menyebabkan terganggunya pusat koordinasi ataupun posisi yang salah dari kebiasaan itu.
         Emosi
Kondisi psikologis seseorang dapat menurunkan kemampuan mekanika tubuh yang
baik,seseorang yang mengalami perasaan yang tidak aman ,tidak bersemangat, dan harga diri
rendah akan mudah mengalami perubahan dalam mekanika tubuh(body mekanik).
         Gaya hidup
Gaya hidup dan perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan sters dan kemungkinan
besar akan menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas ,sehingga dapat mengganggu
koordinasi antara sistem muskuluskeletal dan neurologi,yang akhirnya akan mengakibatkan
perubahan mekanika tubuh.
         Pengetahuan
Pengetahuan yang baik terhadap penggunaan mekanika tubuh akan mendorong seseorang untuk
mempergunakannya dengan benar,sehingga mengurangi tenaga yang dikeluarkan.sebaliknya,
pengetahuan yang kurang memadai dalam penggunaan mekanika tubuh akan menjadikan
seseorang mengalami gangguan koordinasi sistem neurologi dan muskuluskeletal.

AKIBAT BODY MEKANIK YANG BURUK


            Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi pengeluaran energi secara
berlebihan. Dampak yang dapat ditimbulkan dari penggunaan mekanika tubuh yang salah adalah
sebagai berikut:
         Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan gangguan dalam sistem
muskuluskeletal.
         Resiko terjadinya kecelakaan pada sistem muskuluskeletal.seseorang salah dalam berjongkok
atau berdiri maka akan memudahkan terjadinya gangguan dalam struktur muskuluskeletal,
misalnya kelainan pada tulang vertebra.
            Postur adalah posisi tubuh kita ketika berdiri ,duduk ,atau berbaring pada ibu hamil
terjadi perubahan body mekanik sehubungan dengan berubahnya titik tumpu pada ibu hamil. Hal
ini terutama karena pertambahan berat badan diperoleh selama kahamilan dengan sebagian besar
berat didistribusikan disekitar perut.
            Hal ini menyebabkan  pusat gravitasi ibu hamil menggeser ke depan yang menghasilkan
lebih rendah kelengkungan tulang belakangnya .
ORGAN YANG TERKAIT DENGAN BODY MEKANIK

1.mekanika tubuh
 merupakan usaha untuk mengkoordinasi sistem muskuluskeletal dan syaraf sehingga
individu bergerak, mengangkat, duduk, berdiri, berbaring dan melakukan aktivitas sahari-hari
dengan sempurna.
2.Koordinasi gerakan tubuh membutuhkan integrasi fungsi sistem skelet, dan sistem syaraf.

         Sketel
skelet mendukung struktur penyokong tulang untuk bergerak, menghubungkan ligamen dan otot,
melindungi organ penting mengatur produksi kalsium dan sel darah merah. 
         Sistem saraf
Mendukung gerakan awal dan kontrol gerakan volunter
3.                  organ yang terkait
otak yang bekerjasama dengan telinga. Didalam telinga terdapat koklea yang berfungsi untuk
menjaga keseimbangan tubuh.

Keseimbangan:
Pada telinga nervus yang terbesar dalam kanalis semisirkularis menghantarkan impuls-impuls
menuju otak. Impuls-impuls ini  dibangkitkan dalam kanal-kanal karena adnya perubahan
kedudukan cairan dalam kanal atau saluran-saluran itu.hal ini mempunyai hubungan erat dengan
kesadaran kedudukan kepala terhadap badan. Apabila seseorang didorong ke salah satu sisi maka
kepalanya cenderung miring  ke arah lain (berlawanan dengan arah badan yang didorong) guna
mempertahankan keseimbangan, berat badan diatur, posisi badan dipertahankan sehingga
jatuhnya badan dapat dipertahankan.

IBU HAMIL
         Cara berdiri yang benar
a.       Kepala tegak dengan dagu masuk jangan miring kedepan,kebelakang, atau kesamping
b.      Pastikan daun telinga sejajar dengan tengah bahu
c.       Jauhkan tulang belikat kebelakang dan dada depan
         Cara duduk yang benar
a.       Duduk dengan punggung dan bahu lurus.pantat harus menyentuh sandaran kursi
b.      Duduklah dengan pendukung punggung/back support (seperti handuk kecil digulung atau roll
lumbar) pada punggung anda.
         Posisi mengemudi yang benar
a.       Gunakan pengganjal punggung (roll punggung ) pada lekukan punggung, lutut sejajar atau lebih
tinggi dari pinggul
b.      Pindahkan tempat duduk dekat dengan kemudi untuk mendukung lekukan punggung, tempat
duduk harus cukup dekat untuk memungkinkan lutut menekuk dan kaki mencapai pedal.
c.       Jika kendaran dilengkapi dengan kantong udara, sangat penting untuk memakai sabuk bahu dan
sabuk pangkuan.
         Cara mengangkat benda yang benar
a.       Jika harus mengangakat benda jangan coba untuk mengangkat benda-benda yang melebihi 20
kilogram.
b.      Sebelim mengangkat benda pastikan pijakan kaki cukup kokoh.
c.       Untuk mengambil benda yang lebih rendah dari pinggang,jaga punggung lurus dan tekuk lutut
dan pinggul.jangan membungkuk kedepan pada pinggang dengan lutut lurus.
         Menjangkau benda diatas kepala
a.       Gunakan kursi untuk mencapai benda yang ingin diraih.
b.      Dekatkan tubuh sedekat mungkin kebenda yang dibutuhkan.
c.       Pastikan berat benda yang akan diangkat.
d.      Gunakan kedua tangan untuk mengagkat.

         Posisi tidur dan berbaring


Posisi berbaring atau posisi tidur yang terbaik mungkin bervariasi. Adpun posisi berbaring bantal
harus dibawah kepala, tapi tidak bahu, dan harus dengan ketebalan yang memungkinkan kepala
berada dalam posisi normal untuk menghindari punggung tegang. Bisa juga menempatkan bantal
diantara bantal sebagai ganjal.
         Tidurlah dengan posisi yang membantu mempertahankan kurva punggung ibu.
         Hindari tidur terkurap.
         Pilih kasur yang rata, tempatkan kasur dilantai jika perlu dan nyaman.

DAFTAR PUSTAKA
Alimul,Aziz.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba Medika
Potter and Perry Volume 2 .2006.Fundamental Keperawatan ( Mobilisasi dan Imobilisasi
Bab 37).Jakarta:EGC
Alimul,Aziz.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba Medika
Potter and Perry Volume 2 .2006.Fundamental Keperawatan ( Mobilisasi dan Imobilisasi
Bab 37).Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai