Mechanics)
a) Body Mechanic (mekanika tubuh) adalah suatu usaha mengoordinasikan sistem
muskuloskeletal dan sistem saraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur dan
kesejajaran tubuh selama mengangkat, membungkuk, bergerak dan melakukan
aktivitas. Penggunaan mekanika tubuh yang tepat dapat mengurangi risiko cedera
sistem muskuloskeletal. Mekanika tepat juga memfasilitasi pergerakan tubuh yang
memungkinkan mobilisasi fisik tanpa terjadi ketegangan otot dan penggunaan energi
otot yang berlebihan.
Friksi adalah gaya yang muncul dengan arah gerakan yang berlawanan dengan arah
gerakan benda. Misalnya menggerakkan klien diatas tempat tidur maka akan terjadi
friksi. Perawat dapat mengurangi friksi dengan mengikuti beberapa prinsip dasar.
Semakin besar area permukaan suatu obyek yang bergerak, semakin besar friksi.
Klein pasif atau immobilisasi akan menghasilkan friksi yang lebih besar untuk
bergerak. Friksi dapat juga dikurangi dengan mengangkat, bukan mendorong klien.
Mengangkat merupakan komponen gerakan keatas dan mengurangi tekanan antara
klien dan tempat tidur atau kursi.
a. Skelet
Otak yang bekerja sama dengan telinga. Didalam telinga terdapat koklea yang
berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh.
Keseimbangan:
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Dalam hidup ini manusia perlu mempertahankan keseimbangan
tubuh. Akan tetapi, terkadang manusia juga mengalami penurunan dalam
mempertahankan keseimbangan tubuh. Maka dari itu, kita perlu mempelajari
kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi.
Dalam mekanika tubuh dan ambulasi, akan membahas bagaimana cara memenuhi
kebutuhan dasar manusia dalam mempertahankan keseimbangan tubuh dalam
kehidupan sehari-hari.Disini juga akan membahas tentang teknik ambulasi yang
benar untuk meningkatkan efensiensi kerja, untuk perawat khususya.
2. TujuanMengetahui pentingnya mekanika tubuh untuk perawat dan pasien.
- Mengetahui hal-hal yang mempengaruhi mekanika tubuh.
- Mengetahui teknik ambulasi yang benar.
- Mempraktikan penggunaan mekanik tubuh dan ambulasi.
3. Rumusan masalah :
A. Konsep kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi
1. Prinsip mekanika tubuh
2. Komponen mekanika tubuh
3. Pengerakan dasar dalam mekanika tubuh
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi mekanika tubuh
5. Dampak mekanika tubuh yang salah
6. Prinsip ambulasi untuk pasien
Bab II
ISI
A. Konsep kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi
Mekanika tubuh adalah usaha kordinasi dari muskuskeletal dan system saraf untuk
mempertahankankeseimbangan yang tepat. Mekanika tubuh pada dasarnya adalah
bagaimana tubuh secara efesien terkordinasi dan aman sehingga menghasilkan
gerakan yang baik dan memelihara keseimbangan selama beraktifitas.
Perawat sangat beresiko mengalami cedara tulang belakang karena aktifitas /
pekerjaan yang di lakukan.misalnya, mengangkat klien dari tempat tidur, membawa
alat-alat berat, dll.
1. Prinsip mekanika tubuh
a. Gravitasi
Memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh
- Pusat gravitasi, titik yang ada dipertengahan tubuh.
- Garis gravitasi, merupakan garis imagines vertical melalui pusat gravitasi.
- Dasar tumpuan, merupakan dasar tempat seseorang dalam posisi istirahat untuk
menopang atau menahan tubuh.
b. Keseimbangan
Keseimbangan dapat dicapai dengan mempertahankan posisi garis gravitasi, diantara
garis gravitasi dan pusat tumpuan.
2. Diagnosa Keperawatan
- Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengam adanya kelemahan akibat spasme
pada extremitas, nyeri akibat arthritis, penggunaan alat bantu dalam waktu yang
lama.
- Resiko cedera berhubungan dengan adanya paralysis, gaya berjalan tidak stabil,
penggunaan tongkat yang tidak benar.
- Kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik secara umum.
3. Perencanaan
- Memperbaiki penggunaan mekanika tubuh pada saat melakukan aktifitas.
- Memulihkan dan memperbaiki ambulasi
- Mencegah terjadinya cedera akibat jatuh
4. Intervensi
a. Latihan ambulasi
- Membantu klien duduk diatas tempat tidur
- Membantu klien turun dari tempat tidur
- Membantu klien berjalan
b. Membantu ambulasi dengan memindahkan klien
- Dilakukan pada klien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan sendiri dari
tempat tidur,ke branchard atau ke tempat lain.
- Perlu memperhatikan keadaan umum klien senelum melakukan pemindahan.
- Perhatikan keamanan bagi klien dan perawat sendiri.
- Minta bantuan orang lain jika tidak memungkinkan bekerja sendirian.
5. Evaluasi
- Masalah mekanika tubuh dan ambulasi teratasi dengan baik.
- Klien mampu menggunakan mekanika tubuh dengan baik.
- Klien mampu menggunakan alat bantu gerak dengan baik.
- Klien mampu mengambil benda, naik turun, tidur dan berjalan dengan mandiri.
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
1. Mekanika tubuh yang baik harus dikuasai oleh perawat,sehingga pelayanan kepada
pasien akan lebih efisien.
2. Pasein juga harus diberi pengetahuan tentang pentingnya kebutuhan mekanika
tubuh untuk aktifitas sehari-hari,agar berjalan lancar.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi mekanika tubuh juga harus diperhatikan.
4. Prinsip ambulasi yang benar akan mengurangi resiko cedera pada pasien
SARAN
1. Sebagai seorang perawat yang baik,harus mampu menguasai mekanika tubuh ayng
baik.
2. Sebagai seorang perawat yang baik harus mampu menguasai teknik ambulasi yang
benar untuk mengurangi terjadinya cedera.
3. Pengetahuan mekanika tubuh yang baik juga harus diberikan kepada pasien,untuk
mengurangi cacat yang mungkin terjadi dalam aktifitas sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba
Medika
Alimul ,Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Potter and perry volume 2. 2006. Fundamental of Nursing . Jakarta : EGC
Mekanika Tubuh
A. Pengertian
Mekanika Tubuh adalah suatu usaha mengkoordinasikan sistem muskuloskeletal dan sistem syaraf
dalam mempertahankan keseimbangan, postur dan kesejajaran tubuh selama mengangkat,
membungkuk, bergerak, dan melakukan aktivitas sehari-hari ( Potter & Perry, 2005).
B. Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu :
1. Body Alignment (Postur Tubuh)
Susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian tubuh yang lain.
2. Balance / Keseimbangan
Keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat gravity, line gravity dan base of support.
3. Koordinated body movement (Gerakan tubuh yang terkoordinir)
Dimana body mekanik berinteraksi dalam fungsi muskuloskeletal dan sistem syaraf.
C. Prinsip body mekanik
1. Gravity
2. Balance (Keseimbangan)
3. Weight (berat)
D. Pergerakan dasar yang digunakan dalam Body Mekanik
1. Walking / berjalan
Kestabilan berjalan, sangat berhubungan dg ukuran base of support
2. Squating / jongkok
Squating mempertinggi atau meningkatkan keseimbangan tubuh, ketika seseorang mengangkat
obyek yg terletak dibawah pusat grativitas tubuh.
3. Pulling / menarik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menarik benda, diantaranya ketinggian, letak benda,
posisi kaki dan tubuh sewaktu menarik (seperti condong ke depan dari panggul), sodorkan telapak
tangan dan lengan atas dibawah pusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada
permukaan tempat tidur, pinggul, lutut dan pergelangan kaki ditekuk dan lalu lakukan penarikan.
4. Pivoting / berputar
Pivoting adalah suatu tehnik dimana tubuh dibungkukkan dlm rangka menghindari terjadinya resiko
keseleo tulang
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik :
1. Status kesehatan
2. Kondisi kesehatan seseorang akan berpengaruh terhadap keseimbangan tubuh sehingga
aktivitasnya menjadi terganggu.
3. Nutrisi
4. Pemenuhan kebutuhan tubuh akan nutrisi sangat penting karena mempengaruhi produksi energi
yang digunakan untuk mobilisasi.
5. Emosi
6. Situasi dan kebiasaan
7. Gaya hidup
8. Pengetahuan
F. Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan aktivitas:
1. Tulang
Tulang merupakan organ yang mempunyai berbagai fungsi, fungsi mekanis untuk membentuk rangka
dan tempat melekatnya berbagai otot, fungsi sebagai tempat menyimpan mineral kususnya kalsium dan
fosfor yang bisa dilepaskan setiap saat sesuai kebutuhan, fungsi tempat sumsum tulang dalam
membentuk sel darah, dan fungsi pelindung organ-organ dalam.
4. Sistem syaraf
Syaraf terdiri dari syaraf pusat (otak dan medula spinalis) dan syaraf tepi (percabangan dari syaraf
pusat). Bagian somatis memiliki fungsi sensorik dan motorik. Kerusakan pada syaraf pusat seperti
kerusakan tulang belakang akan menyebabkan kelemahan umum, sedangkan kerusakan saraf tepi
menyebabkan terganggunya daerah yang diinervasi dan kerusakan pada saraf radial akan menyebabkan
drop hand atau gangguan sensorik di daerah radial tangan.
5. Sendi
Sendi merupakan tempat dua atau lebih tulang bertemu.
1) Posisi fowler
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi
atau dinaikkan setinggi 15°- 90°.
Tujuannya untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi kenyamanan pasien,
Melakukan aktivitas ttu, Mengatasi kesulitan pernafasan & KV pernafasan pasien.
Fowler : 45 – 90o dan Semi fowler : 15 – 45o
2) Posisi dorsal recumbent
Adalah dimana posisi kepala dan bahu pasien sedikit mengalami elevasi diatas bantal, kedua lengan
berada di samping sisi tubuh, posisi kaki fleksi dengan telapak kaki datar diatas tempat tidur. Tujuannya
untuk memeriksa daerah genetalia, pasang cateter, serta pada proses persalinan
3) Posisi Trendelenburg
Adalah posisi pasien berbaring di TT dg bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki
Tujuan : Melancarkan peredaran darah ke otak
4) Posisi antitrendelenberg
Adalah posisi pasien berbaring di TT dengan kaki lebih tinggi dari kepala.
Tujuan : tindakan menurunkan tekanan intrakranial pada pasien trauma kapitis.
Adalah dimana posisi pasien berbaring diatas abdomen dengan kepala menoleh kesalah satu sisi. Kedua
lengan fleksi disamping kepala. Posisi ini memiliki beberapa tujuan diantaranya :
Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.
Mencegah terjadinya fleksi kontraktur dari pinggul dan sendi.
Membantu drainase dari mulut.
6) Posisi lateral (side lying)
Yaitu seorang tidur diatas salah satu sisi tubuh, dengan membentuk fleksi pada pinggul dan lutut bagian
atas dan meletakkannya lebih depan dari bagian tubuh yang lain dengan kepala menoleh kesamping.
Tujuan posisi ini : Mengurangi lordosis & meningkatkan kelurusan punggung , Baik untuk posisi tidur &
istirahat, Membantu menghilangkan tekanan pada sakrum
Ini biasanya disebut berbaring telentang, datar dengan kepala dan bahu sedikit elevasi dengan
menggunakan bantal. Posisi pasien harus di tengah-tengah tempat tidur, sekitar tiga inci di bawah kepala
tempat tidur.
Tujuan : Klien pasca operasi dengan anestesi spinal, Mengatasi masalah yg timbul akibat pemberian
posisi pronasi yg tidak tepat.
8) Posisi Sim’s
posisi pasien berbaring dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian alas TT
Tujuan : memeriksa daerah rectum & sigmoid
10) Posisi Litotomi
posisi pasien berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya keatas bagian perut
Tujuan : Merawat atau memeriksa genetalia pada proses persalinan, memasang alat kontrasepsi
11) Posisi Orthopneik
posisi adaptasi dari fowler tinggi. Klien duduk di TT atau tepi TT dg meja yang menyilang diatas TT (90 o)
Tujuan : membantu mengatasi masalah kesulitan bernafas dg ekspansi dada maksimum, membantu klien
yg mengalami inhalasi
2. Ambulasi
1. Memindahkan klien dari tempat tidur (TT) ke kursi/ kursi roda
1). Memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi
Pengertian : Memindahkan klien yang tirah baring ke kursi
2. Memindahkan klien dari tempat tidur (TT) ke brankard (TT) dan sebaliknya
1) Memindahkan klien dari TT ke brankard/ TT dan sebaliknya dengan cara diangkat.
2) Memindahkan klien dari TT ke brankar/ TT dan sebaliknya dengan easy move
3). Memindahkan klien dari TT ke brankard dan sebaliknya dengan Scoop Stretcher
3. Membantu klien berjalan
Tujuan: Memulihkan kembali toleransi aktivitas, Mencegah terjadinya kontraktur sendi dan flaksid otot
4. Membantu klien dengan alat bantu jalan (Kruk)
Tujuan : Membantu melatih kemampuan gerak klien, melatih dan meningkatkan mobilisasi.
Mencapai kestabilan klien dalam berjalan.
Manfaat : Klien mampu berjalan dengan menggunakan alat bantu dan meningkatnya kemampuan
mobilisasi klien.
Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan bodi mekanik
Pengkajian
Untuk melakukan pengkajian body mekanik dan alignment lakukan inspeksi terhadap pada pasien pada
saat berdiri,duduk maupun berbaring. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji antara lain :
Posisi berdiri
Lakukan inspeksi melalui sudut pandang secara : Anterior,Lateral dan posterior. Pasien dalam posisi
berdiri dengan kepala tegak dan mata lurus kedepan serta bahu dan pinggul harus lurus dan sejajar,
apabila posisi tidak sesuai dengan posisi berdiri yang benar maka dapat diidentifikasikan bahwa ada
gangguan pada otot dan tulang pasien.
Posisi duduk
Pada saat keadaan ini normalnya kepala dan dada akan akan memiliki keadaan yang sama pada saat
posisi berdiri yaitu kepala pasien harus tegak lurus dengan leher dan verterba kolumna telapak kaki lurus
berpijak pada lantai. Pasien yang dalam keadaan abnormal akan mengalami kelemahan otot atau pralis
otot serta adanya sensasi (kerusakan saraf)
Posisi berbaring
Letakan pasien pada posisi lateral semua bantal dan penyokong posisi dipindahkan dari tempat tidur,
kemudian tubuh ditopang dengan kasur yang cukup dan vertebra harus lurus dengan alas yang ada .
apabila dijumpai kelainan pada pasien, maka terdapat penurunan sensasi atau gangguan sirkulasi serta
adanya kelemahan.
Cara berjalan
Dikaji untuk mengetahui mobilitas dan kemungkinan resiko cedera akibat dari terjatuh, pasien diminta
berjalan sepanjang 10 langkah kemudian perawat memperhatikan hal-hal berikut ini :
1) Kepala tegak, pandangan lurus kedepan, punggung tegak.
2) Tumit menyentuh tanah terlebih dahulu sebelum jari-jari kaki.
3) Langkah lembut, terkoordinasi dan ritmik
4) Mudah untuk memulai dan mengakhiri berjalan
5) Jumlah langkah per menit (pace) 70-100 X per menit, kecuali pada orang tua mungkin 40 X per
menit.
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan tulang
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neurovasculer
3. Resiko cedera berhubungan dengan gangguan keseimbangan yang disertai kelemahan otot
4. Perencanaan Keperawatan
Nyeri akut b.d terputusnya kontinuitas jaringan tulang
Definisi: perasaan sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan
jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa; awitan yang
tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
diprediksi berlangsung < 6 bulan.
Tujuan:
1) Klien mengatakan nyeri yang dirasakan berkurang.
2) Klien dapat mendeskripsikan bagaimana mengontrol nyeri
3) Klien mengatakan kebutuhan istirahat dapat terpenuhi
4) Klien dapat menerapkan metode non farmakologik untuk mengontrol nyeri
Intervensi:
1) Identifikasi nyeri yang dirasakan klien (P, Q, R, S, T)
2) Eksplor faktor-faktor penyebab nyeri
3) Kaji pengalaman klien masa lalu dalam mengatasi nyeri.
4) Pantau tanda-tanda vital.
5) Berikan tindakan kenyamanan.
6) Ajarkan teknik non farmakologik (relaksasi, fantasi, dll) untuk menurunkan nyeri.
7) Jelaskan prosedur yang dapat meningkatkan nyeri dan mengurangi nyeri
8) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian: analgetik sesuai indikasi
Intervensi:
1) Pastikan keterbatasan gerak sendi yang dialami.
2) Motivasi klien untuk mempertahankan pergerakan sendi.
3) pastikan klien bebas dari nyeri sebelum diberikan latihan.
4) Ajarkan ROM exercise aktif dan pasif; jadual; keteraturan, latih ROM pasif dan aktif
5) Anjurkan dan Bantu klien duduk di tempat tidur sesuai toleransi.
6) Atur posisi setiap 2 jam atau sesuai toleransi.
7) Fasilitasi penggunaan alat Bantu.
8) Jelaskan manfaat ROM aktif dan pasif
9) Kolaborasi dengan fisioterapi
Macam2 abnormal:
a. Tortikolis
Diskripsi: mencondongkan kepala ke sisi yang sakit, dimana otot sternokleidomastoideus berkontraksi.
Penyebab: kondisi congenital.
Penatalaksanaan: operasi, pemanasan, topangan, atau imobilisasi berdasarkan penyebab dan tingkat
keparahan.
b. Kifosis
Diskripsi: kurvatura spinal lateral, tinggi pinggul dan bahu tidak sama.
Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, paralisis spastic, panjang kaki tidak sama
Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan).
e. Kifoskoliosis
Diskripsi: tidak normalnya kurva spinal anteroposteriol dan lateral.
Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, kor pulmonal.
Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan).
h. Lordosis
adalah kelainan pada tulang belakang dimana hyperekstensi dari tulang lumbal.
Diskripsi: kurva anterior pada spinal lumbal yang melengkung berlebihan.
Penyebab: kondisi congenital, kondisi temporer missal, kehamilan.
Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal berdasarkan penyebab.
BODY MEKANIK
BODY MEKANIK
2. Keseimbangan
Keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai dengan cara mempertahankan posisi
garis gravitasi diantara pusat gravitasi dan dasar tumpuan.
3. Berat
Dalam menggunkan mekanika tubuh yang sangat diperhatikan adalah berat atau bobot benda
yang akan diangkat karena berat benda akan mempengaruhi mekanika tubuh.
Yaitu menarik yang benar-benar akan memudahkan dalam memindahkan benda. contoh:
1. Letak pasien berada di depan kita(perawat)
2. Posisi kaki dan tubuh saat menarik
4. Mengangkat (lifting)
gunakan otot besar dari kulit ,contohnya mengangkat benda berat.
5. Memutar (pivoting)
Yaitu memutar posisi tubuh ,contoh dari posisi kanan atau posisi kiri atau sebaliknya.
1.mekanika tubuh
merupakan usaha untuk mengkoordinasi sistem muskuluskeletal dan syaraf sehingga
individu bergerak, mengangkat, duduk, berdiri, berbaring dan melakukan aktivitas sahari-hari
dengan sempurna.
2.Koordinasi gerakan tubuh membutuhkan integrasi fungsi sistem skelet, dan sistem syaraf.
Sketel
skelet mendukung struktur penyokong tulang untuk bergerak, menghubungkan ligamen dan otot,
melindungi organ penting mengatur produksi kalsium dan sel darah merah.
Sistem saraf
Mendukung gerakan awal dan kontrol gerakan volunter
3. organ yang terkait
otak yang bekerjasama dengan telinga. Didalam telinga terdapat koklea yang berfungsi untuk
menjaga keseimbangan tubuh.
Keseimbangan:
Pada telinga nervus yang terbesar dalam kanalis semisirkularis menghantarkan impuls-impuls
menuju otak. Impuls-impuls ini dibangkitkan dalam kanal-kanal karena adnya perubahan
kedudukan cairan dalam kanal atau saluran-saluran itu.hal ini mempunyai hubungan erat dengan
kesadaran kedudukan kepala terhadap badan. Apabila seseorang didorong ke salah satu sisi maka
kepalanya cenderung miring ke arah lain (berlawanan dengan arah badan yang didorong) guna
mempertahankan keseimbangan, berat badan diatur, posisi badan dipertahankan sehingga
jatuhnya badan dapat dipertahankan.
IBU HAMIL
Cara berdiri yang benar
a. Kepala tegak dengan dagu masuk jangan miring kedepan,kebelakang, atau kesamping
b. Pastikan daun telinga sejajar dengan tengah bahu
c. Jauhkan tulang belikat kebelakang dan dada depan
Cara duduk yang benar
a. Duduk dengan punggung dan bahu lurus.pantat harus menyentuh sandaran kursi
b. Duduklah dengan pendukung punggung/back support (seperti handuk kecil digulung atau roll
lumbar) pada punggung anda.
Posisi mengemudi yang benar
a. Gunakan pengganjal punggung (roll punggung ) pada lekukan punggung, lutut sejajar atau lebih
tinggi dari pinggul
b. Pindahkan tempat duduk dekat dengan kemudi untuk mendukung lekukan punggung, tempat
duduk harus cukup dekat untuk memungkinkan lutut menekuk dan kaki mencapai pedal.
c. Jika kendaran dilengkapi dengan kantong udara, sangat penting untuk memakai sabuk bahu dan
sabuk pangkuan.
Cara mengangkat benda yang benar
a. Jika harus mengangakat benda jangan coba untuk mengangkat benda-benda yang melebihi 20
kilogram.
b. Sebelim mengangkat benda pastikan pijakan kaki cukup kokoh.
c. Untuk mengambil benda yang lebih rendah dari pinggang,jaga punggung lurus dan tekuk lutut
dan pinggul.jangan membungkuk kedepan pada pinggang dengan lutut lurus.
Menjangkau benda diatas kepala
a. Gunakan kursi untuk mencapai benda yang ingin diraih.
b. Dekatkan tubuh sedekat mungkin kebenda yang dibutuhkan.
c. Pastikan berat benda yang akan diangkat.
d. Gunakan kedua tangan untuk mengagkat.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul,Aziz.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba Medika
Potter and Perry Volume 2 .2006.Fundamental Keperawatan ( Mobilisasi dan Imobilisasi
Bab 37).Jakarta:EGC
Alimul,Aziz.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba Medika
Potter and Perry Volume 2 .2006.Fundamental Keperawatan ( Mobilisasi dan Imobilisasi
Bab 37).Jakarta:EGC