Anda di halaman 1dari 15

Biografi Tokoh Keperawatan Dunia

Florence Nightingale (The Lady with the Lamp)

Florence Nightingale lahir di Firenze (Florence), Italia tanggal 12 Mei 1820.


Ayah Florence bernama Wiliam Nightingale seorang tuan tanah kaya di
Derbyshire, London. Ibunya Frances (Fanny) Nightingale ne Smith keturunan
ningrat, keluarga Nightingale adalah keluarga terpandang. Florence memiliki
seorang kakak bernama Parthenope. Semasa kecil Florence Nightingale tinggal
di Lea Hurst yaitu sebuah rumah besar dan mewah milik ayahnya. Saat usia
remaja, Florence tidak seperti anak ningrat kebanyakan yang suka bermalas-
malasan dan berfoya-foya, Florence lebih banyak beraktivitas diluar rumah
membantu warga sekitar yang membutuhkan.
Tahun 1846 ia mengunjungi Kaiserswerth, Jerman. Ia mengenal lebih jauh
tentang Rumah Sakit Modern Pioner yang dipelopori oleh Pendeta Theodor
Fliedner bersama istrinya dan dikelola oleh biarawati Lutheran dari kalangan
katolik. Disana Florence terpesona akan pekerjaan sosial keperawatan yang
dipraktekan oleh para biarawati, Florence pulang ke Inggris dengan membawa
angan-angannya tentang keperawatan.
Tahun 1851 saat Florence menginjak usia 31 tahun ia dilamar oleh Richard
Monckton Milnes (seorang penyair dan seorang nigrat) namun lamaran tersebut
ditolaknya karena pada tahun tersebut Florence sudah membulatkan tekadnya
untuk mengabdikan dirinya didunia keperawatan. Keinginan Florence menjadi
perawat ditentang keras oleh ibu dan kakaknya karena pada saat itu ditempatnya
perawat dianggap sebagai pekerjaan hina. Ayahnya setuju jika Florence
mengabdikan diri untuk kemanusiaan, namun ayahnya tidak setuju jika ia
menjadi perawat di rumah sakit, karena saat itu rumah sakit adalah tempat yang
kotor dan menjijikan.
Namun, Florence tetap pergi ke Kaiserswerth untuk mendapatkan pelatihan
bersama biarawati disana, ia belajar disana selama empat bulan, walaupun
ditekan oleh keluarganya yang khawatir terjadi implikasi sosial yang timbul
karena seorang gadis yang menjadi perawat serta latar belakang RS yang Katolik
sementara Florence dari Kristen Protestan. Selain itu, Florence pernah bekerja di
rumah sakit untuk orang miskin di Perancis.
Tanggal 12 Agustus 1853, Florence kembali ke London dan bekerja sebagai
pengawas bagian keperawatan di Institute for the Care of Sick Gentlewomen,
sebuah rumah sakit kecil di Upper Harley Street, London. Posisi ini ia tekuni
hingga Oktober 1854, karena tahun ini terjadi perang krimea sehingga ia menjadi
sukarelawan untuk merawat korban perang. Ayah Florence memberinya 500
pertahun (Setara Rp.425 juta pada saat sekarang) sehingga ia dapat hidup nyaman
dan meniti karirnya.
Di rumah sakit ini ia berargumentasi keras dengn komite rumah sakit karena
menolak pasien yang beragama katolik, Florence mengancam akan
mengundurkan diri kecuali pihak rumah sakit merubah peraturan memberinya
izin tertulis bahwa; Rumah Sakit akan menerima tidak saja pasien yang
beragama Katolik, tetapi juga Yahudi dan agama lainnya, serta memperbolehkan
mereka menerima kunjungan dari pendeta-pendeta mereka termasuk rabi, dan
ulama untuk orang Islam. Dan akhirnya komite rumah sakit pun menyetujuinya.
Meletusnya perang di Semenanjung Krimea tahun 1854 yang memakan banyak
korban membuat Florence mengajukan surat kepada mentri penerangan inggris
saat itu (Sydney Hubert) untuk menjadi sukarelawan, ia merupakan sukarelawan
wanita satu-satunya yang mendaftarkan diri. Tanggal 21 Oktober 1854 bersama
38 gadis sukarelawan yang telah ia latih termasuk bibinya Mai Smith, mereka
berangkat ke Turki menumpang sebuah kapal, bulan November 1854 mereka
mendarat di di rumah sakit pinggir pantai di Scutari.
Kondisi rumah sakit tersebut saat Florence baru tiba disana sangat mengerikan,
semua ruangan penuh sesak dengan prajurit yang terluka dan berates-ratus
prajurit bergelimpangan dihalaman tanpa tempat berteduh dan tanpa ada yang
merawat. Potongan-potongan tubuh sisa amputasi tertumpuk diluar jendela dan
tidak ada yang membuangnya sehingga menggunung dan menimbulkan bau tak
sedap.
Florence melakukan perubahan-perubahan penting, ia mengatur tempat tidur para
penderita diruangan dan untuk penderita diluar ruangan ia mengusahakan
setidaknya bernaung dibawah pohon dan ia juga menugaskan mendirikan tenda.
Penjagaan dilakukan secara teliti, begitu juga perawatan dilakukan dengan
cermat; perban diganti secara berkala, obat diberikan pada waktunya, lantai
rumah sakit dipel setiap hari, meja kursi dibersihkan, baju-baju kotor dicuci
dengan mengerahkan bantuan tenaga dari penduduk setempat. Akhirnya
gunungan potongan tubuh manusia selesai dibersihkan, dibuang jauh-jauh dan
dikubur. Dalam sebulan rumah sakit berubah sama sekali, jeritan dan rintihan
prajurit yang terluka sudah berkurang, walaupun bau akibat tumpakan daging
belum hilang sama sekali. Para perawat yang bekerja disana dibawah pengawasan
Florence Nightingale. Pada malam hari ketika perawat lain beristirahat
memulihkan diri, Florence menulis pengalamannya dan cita-citanya tentang
keperawatan, dan obat-obatan yang ia ketahui.
Kerja keras Florence membersihkan rumah sakit tidak berpengaruh banyak
terhadap jumlah kematian para prajurit, angka kematian menjadi yang terbanyak
diantara rumah sakit lain didaerah tersebut. Sebagian besar para prajurit mati
karena penyakit tipes, tifoid, kolera, dan disentri dibandingkan dengan kematian
akibat luka-luka perang. Kondisi rumah sakit menjadi sangat fatal karena jumlah
pasien melimpah lebih banyak dari daya tampungnya sehingga menyebabkan
pembuangan limbah dan ventilasi memburuk.
Pada bulan Maret 1855 setelah hampir enam bulan Florence disana, komisi
kebersihan inggris datang memperbaiki sistem pembuangan limbah dan sirkulasi
udara sehingga jumlah kematian menurun drastis. Sebelunya Florence yakin
bahwa tingkat kematian prajurit yang tinggi dikarenakan nutrisi yang kurang dari
makanan dan juga beban bekerja yang berat bagi prajurit, namun setelah kembali
ke inggris dan mengumpulkan bukti-bukti dihadapan komisi kesehatan tentara
inggris, akhirnya Florence menyadari bahwa tingkat kematian yang tinggi
diakibatkan karena kondisi rumah sakit yang kotor dan memprihatinkan,
sehingga ia gigih mengkampanyekan kebersihan lingkungan sebagai hal utama.
Kampanya tersebut berhasil menurunkan angka kematian prajurit pada saat tidak
terjadi peperangan dan Florence menunjukan betapa pentingnya desain
pembuangan limbah dan ventilasi udara sebuah rumah sakit.
Pada saat pertempuran dahsyat di luar kota telah berlalu, seorang bintara datang
dan melapor pada Florence bahwa dari kedua belah pihak korban yang berjatuhan
banyak sekali. Rombongan pertama datang namun ternyata jumlahnya sedikit,
Bintara tersebut mengatakan bahwa korban selanjutnya harus menunggu sampai
besok karena sudah terlanjur gelap.
Florence memaksa bintara tersebut untuk mengantarnya ke bekas medan
pertempuran untuk mengumpulkan korban yang masih bisa diselamatkan karena
bila mereka menunggu hingga esok hari korban-korban tersebut bisa mati
kehabisan darah. Berangkatlah mereka berenam ke bekas medan pertempuran,
semuanya pria, hanya Florence satu-satunya wanita. Florence dengan berbekal
lentera membalik dan memeriksa tubuh-tubuh yang bergelimpangan, membawa
siapa saja yang masih hidup dan masih bisa diselamatkan, termasuk prajurit
Rusia. Malam itu mereka kembali dengan membawa lima belas prajurit, dua belas
prajurit Inggris dan tiga prajurit Rusia.
Semenjak saat itu setiap terjadi pertempuran, pada malam harinya Florence
berkeliling dengan lampu untuk mencari prajurit-prajurit yang masih hidup dan
mulailah ia terkenal sebagai bidadari berlampu yang menolong di gelap gulita.
Banyak nyawa tertolong yang seharusnya sudah meninggal.
Florence Nightingale kembali ke Inggris sebagai pahlawan pada tanggal 7
Agustus 1857. Nightingale pindah dari rumah keluarganya di Middle Claydon,
Buckinghamshire, ke Burlington Hotel di Piccadilly. Nightingale memainkan
peran utama dalam pendirian Komisi Kerajaan untuk Kesehatan Tentara Inggris,
dengan Sidney Herbert menjadi ketua. Nightingale menulis laporan 1.000
halaman lebih yang termasuk laporan statistik mendetail. Laporan Komisi
Kerajaan membuat adanya pemeriksaan tentara militer, dan didirikannya Sekolah
Medis Angkatan Bersenjata dan sistem rekam medik angkatan bersenjata.
Ketika ia masih di Turki, pada tanggal 29 November 1855, publik memberikan
pengakuan pada Florence Nightingale untuk hasil kerjanya pada saat perang.
Sekembalinya Florence ke London, ia diundang oleh tokoh-tokoh masyarakat.
Mereka mendirikan sebuah badan bernama Dana Nightingale, dimana Sidney
Herbert menjadi Sekertaris Kehormatan dan Adipati Cambridge menjadi
Ketuanya. Badan tersebut berhasil mengumpulkan dana yang besar sekali
sejumlah 45.000 sebagai rasa terima kasih orang-orang Inggris karena Florence
Nightingale berhasil menyelamatkan banyak jiwa dari kematian.
Florence menggunakan uang itu untuk membangun sebuah sekolah perawat
khusus untuk wanita yang pertama. Florence berargumen bahwa dengan adanya
sekolah perawat, maka profesi perawat akan menjadi lebih dihargai, ibu-ibu dari
keluarga baik-baik akan mengijinkan
anak-anak perempuannya untuk bersekolah disana dan masyarakat akan lain
sikapnya menghadai seseorang yang terdidik. Sekolah tersebut pun didirikan di
lingkungan rumah sakit St. Thomas Hospital, London.
Saat dibuka pada tanggal 9 Juli 1860 berpuluh-puluh gadis dari kalangan baik-
baik mendaftarkan diri, perjuangan Florence di Semenanjung Krimea telah
menghilangkan gambaran lama tentang perempuan perawat. Dengan
didirikannya sekolah perawat tersebut telah diletakkan dasar baru tentang perawat
terdidik dan dimulailah masa baru dalam dunia perawatan orang sakit. Kini
sekolah tersebut dinamakan Sekolah Perawat dan Kebidanan Florence
Nightingale (Florence Nightingale School of Nursing and Midwifery) dan
merupakan bagian dari Akademi King College London.
Pada tahun 1860 Florence menulis buku Catatan tentang Keperawatan (Notes on
Nursing) buku setebal 136 halaman ini menjadi buku acuan pada kurikulum di
sekolah Florence dan sekolah keperawatan lainnya. Pada tahun 1861 cetakan
lanjutan buku ini terbit dengan tambahan bagian tentang perawatan bayi. Pada
tahun 1869, Nightingale dan Elizabeth Blackwell mendirikan Universitas Medis
Wanita. Pada tahun 1870-an, Linda Richards, perawat terlatih pertama
Amerika, berkonsultasi dengan Florence Nightingale di Inggris, Linda Richards
menjadi pelopor perawat di Amerika Serikat dan Jepang.
Pada tahun 1883 Florence dianugrahkan medali Palang Merah Kerajaan (The
Royal Red Cross) oleh Ratu Victoria. Pada tahun 1907 Florence Nightingale
dianugerahi dengan bintang jasa The Order Of Merit dan Florence Nightingale
menjadi wanita pertama yang menerima bintang tanda jasa ini. Pada tahun 1908
ia dianugrahkan Honorary Freedom of the City dari kota London.
Florence Nightingale meninggal dunia di usia 90 tahun pada tanggal 13 Agustus
1910. Ia dimakamkan di Gereja St. Margaret yang terletak di East Wellow,
Hampshire, Inggris.

Rufaidah Al-Asalmiya (570 632 M)


Rufaidah Al-Asalmiya atau Siti Rufaidah adalah perawat muslim pertama
didunia, ia sudah ada jauh sebelum Pioneer of Modern Nurse lahir kedunia.
Semoga sekelumit kisah ini bisa menambah pengetahuan kita tentang orang-
orang yang berjasa dalam bidang keperawatan. Di Indonesia, nama Rufaidah
sendiri masih terasa asing dibandingkan dengan tokoh-tokoh keperawatan dunia
yang berasal dari golongan barat. Namun dikalangan Negara arab dan timur
tengah, nama Florence Nightingale tidak lebih terkenal dari Rufaidah Binti Saad
/ Rufaidah Al-Asalmiya.
Rufaidah Al-Asalmiya memiliki nama lengkap Rufaidah Binti Saad Al-Bani
Aslam Al-Khazraj. Ia lahir di Yatrhrib, Madinah pada tahun 570 M dan wafat
pada tahun 632 M. Rufaidah hidup pada masa Rasulullah SAW pada abad
pertama Hijriah atau abad ke-8 Masehi. Ia termasuk golongan kaum Anshor
(Golongan pertama yang menganut agama Islam di Madinah).
Ayah Rufaidah adalah seorang dokter, Rufaidah mempelajari ilmu keperawatan
saat ia bekerja membantu ayahnya. Saat kota madinah berkembang, ia
mengabdikan diri merawat kaum muslimin yang sakit. Saat tidak terjadi
peperangan, Rufaidah membangun tenda diluar Masjid Nabawi untuk merawat
kaum muslimin yang sakit. Pada saat perang Badar, Uhud, Khandaq, dan perang
Khaibar Rufaidah menjadi sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat
perang. Ia mendirikan rumah sakit lapangan, sehingga Rasulullah SAW
memerintahkan korban yang terluka dirawat oleh Rufaidah.
Rufaidah Al-Asalmiya melatih beberapa kelompok wanita untuk menjadi
perawat, dan dalam perang Khaibar mereka meminta izin kepada Rasulullah
SAW untuk ikut di garis belakang pertempuran untuk merawat para mujahid yang
terluka. Tugas ini digambarkan mulia oleh Rufaidah, dan merupakan pengakuan
awal untuk pekerjaannya dibidang keperawatan dan medis.
Selain berkontribusi dalam merawat mereka yang terluka saat peperangan,
Rufaidah Al-Asalmiya juga terlibat dalam aktifitas sosial dikomunitasnya. Dia
memberi perhatian kepada setiap muslim, orang miskin, anak yatim, atau
penderita cacat mental. Dia merawat anak yatim dan memberi bekal pendidikan.
Rufaidah digambarkan memiliki kepribadian yang luhur dan empati sehingga
memberikan pelayanan keperawatan kepada pasiennya dengan baik dan teliti. Ia
digambarkan sebagai pemimpin dan pencetus sekolah keperawatan pertama
didunia islam meskipun lokasinya tidak dapat dilaporkan. Ia juga merupakan
penyokong advokasi pencegahan penyakit atau yang lebih dikenal dengan
Preventive Care serta menyebarkan pentingnya penyuluhan kesehatan (Health
Education).
Rufaidah adalah seorang pemimpin, organisatoris, mampu memobilisasi dan
memotivasi orang lain. Ia digambarkan memiliki pengalaman klinik yang dapat
diajarkan kepada perawat lain yang dilatih dan bekerja dengannya. Dia tidak
hanya melaksanakan peran perawat dalam hal klinikal saja, ia juga melaksanakan
peran komunitas dan memecahkan masalah sosial yang dapat mengakibatkan
timbulnya berbagai macam penyakit. Sehingga Rufaidah sering juga disebut
sebagai Public Health Nurse dan Social Worker yang menjadi inspirasi bagi
perawat di dunia islam.
Sejarah islam memcatat beberapa nama yang bekerja bersama Rufaidah Al-
Asalmiya seperti: Ummu Ammara, Aminah, Ummu Ayman, Safiat, Ummu
Sulaiman, dan Hindun. Sedangkan beberapa wanita musim yang terkenal sebagai
perawat saat masa Rasulullah SAW saat perang dan damai adalah: Rufaidah binti
Saad Al-Aslamiyyat, Aminah binti Qays Al-Ghifariyat, Ummu Atiyah Al-
Anasaiyat, Nusaibat binti Kaab Al Amziniyat, Zainab dari kaum Bani Awad
yang ahli dalam penyakit dan bedah mata).
Sebagai tambahan pengetahuan, perkembangan keperawatan didunia islam atau
lebih tepatnya lagi di negara Arab Saudi dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Masa penyebaran islam /The Islamic Periode ( 570 632 M). pada masa
ini keperawatan sejalan dengan peperangan yang terjadi pada kaum
muslimin (Jihad). Rufaidah Al-Asalmiya adalah perawat yang pertama
kali muncul pada mas ini.
2. Masa setelah Nabi / Post Prophetic Era (632 1000 M). pada masa ini
lebih didominasi oleh kedokteran dan mulai muncul tokoh-tokoh
kedokteran islam seperti Ibnu Sinna, Abu Bakar Ibnu Zakariya Ar-Razi
(dr. Ar-Razi).
3. Masa pertengahan/ Late to Middle Age (1000 1500 M). pada masa ini
negara-negara arab membangun rumah sakit dengan baik, pada masa ini
juga telah dikenalkan konsep pemisahan antara ruang rawat laki-laki dan
ruang rawat perenpuan. Juga telah dikenalkan konsep pasien laki-laki
dirawat oleh perawat laki-laki dan pasien perempuan dirawat oleh
perempuan.

Masa modern (1500 sekarang). Pada masa ini perawat-perawat asing dari dunia
barat mulai berkembang dan mulai masuk kenegara arab. Namun, pada masa ini
salah seorang perawat bidan muslimah pada tahun 1960 yang bernama Lutfiyyah
Al-Khateeb yang merupakan perawat bidan arab Saudi pertama yang
mendapatkan Diploma Keperawatan di Kairo, ia mendirikan institusi
keperawatan di Arab Saudi.

Betty Neuman
Betty Neuman lahir pada tahun 1924 disebuah pemukiman pertanian tidak jauh
dari Lowell, Ohio.Ayahnya seorang petani dan ibunya seorang rumah tangga.
Dengan rasa cintanya pada tanah kelahirannya ia bermaksud untuk membangun
desanya Ohio dan menjadikan latar belakang pada rasa pada kebutuhan penduduk
desanya. Betty Neuman pertama kali memperoleh pendidikan pada People
Hospital School of Nursing sekarang General Hospital Akron di Akron, Ohio
tahun 1947. kemudian ia pindah ke Los Angles untuk tinggal dengan keluarganya
di California. Di California ia memegang jabatan penting di Staff Keperawatan
Rumah Sakit. Kemudian ia melanjutkan pendidikan di Universitas of california
di Los Angles dengan jurusan Psikologi. Dia menyelesaikan gelar sarjana
mudanya pada tahun 1957. Pada tahun 1966 dia mendapat gelar Master dibidang
Kesehatan Mental, konsultan kesehatan masyarakat pada University of California
ia melanjutkan Program Administrasi Pendidikan Tinggi di Ohio University. Dr.
Neuman terus menjalankan tugasnya dengan menjadi wakil tingkat international
untuk sekolah keperawatan dan sebagai perwakilan latihan pengangkatan model
keperawatan.

Gardner, Sewall Maria


Lahir 5 Februari 1871, Newton, Massachusetts; meninggal 20 Februari 1961,
Providence, Rhode Island.
Sebagai seorang gadis, Maria Sewall Gardner pindah dengan dia baik-untuk-
melakukan keluarga dari Massachusetts ke Providence, di mana dia tinggal dan
bekerja sepanjang hidupnya. Gardner dikreditkan ayahnya dan saudara tiri,
keduanya pengacara dan hakim, dengan mengajar dia untuk berpikir jernih dan
merasa rasa tanggung jawab kewarganegaraan.Pada tahun 1890, Gardner lulus
dari Miss Porter's School di Farmington, Connecticut. Dia memasuki Newport
Rumah Sakit Pelatihan Sekolah Perawat ketika ia lebih dari tiga puluh.
Pada tahun 1905, segera setelah lulus, Gardner menjadi direktur Providence
Kabupaten Keperawatan Dasar, yang ia menuju hingga pensiun di tahun 1931.
Worried that the boom in public-health work was leading to employment of
poorly trained nurses, Lillian D. Wald, Gardner, and others prodded the two
national nurses' groups to establish a standard-setting body. Khawatir bahwa
boom dalam pekerjaan kesehatan masyarakat memimpin untuk kerja perawat
kurang terlatih, LiLillian D. Wald, Gardner, dan lain-lain menusuk kelompok dua
perawat nasional 'untuk mendirikan suatu badan standar. Hasilnya adalah
Organisasi Nasional Perawatan Kesehatan Masyarakat (NOPHN), didirikan pada
tahun 1912. Gardner membantu rancangan konstitusi, adalah aktif di dewan
direksi pertama, dan berhasil Wald sebagai presiden NOPHN 1913-1916. Seperti
NOPHN, pertama buku Gardner, Perawatan Kesehatan Masyarakat (1916), yang
ditujukan untuk membimbing, menahan, dan standarisasi upaya perawat dan
orang awam terjebak dalam antusiasme untuk kesehatan masyarakat. Perlakuan
sistematik pertama subjek, itu direvisi pada tahun 1924 dan 1936 dan di media
cetak hingga 1945. Dalam sebuah demonstrasi di seluruh dunia pengaruh metode
keperawatan Amerika itu diterjemahkan ke bahasa Prancis, Spanyol, Cina, dan
Jepang. Walaupun digunakan di dalam kelas, buku ini melayani khalayak yang
lebih luas dengan menawarkan nasihat tentang bagaimana menemukan dan
mengelola hubungan kabupaten menyusui, cara menjalankan program satu
wanita kesehatan masyarakat, dan bagaimana berurusan dengan meletakkan
papan manajer.
Setelah dia pensiun, Gardner menerbitkan dua karya fiksi. Jadi Build Kami
(1942) menyajikan episode dalam kehidupan Maria Melton, direktur asosiasi
keperawatan kabupaten. Episode menanamkan prosedur yang benar dan
kesadaran faktor sosial, dan percakapan kadang-kadang berubah menjadi
eksposisi tak bernyawa masalah administratif, tapi buku itu melampaui
kecenderungan akan pendidikan dalam penggambaran sebuah dunia yang semua-
perempuan.Melton murah hati menuntun, wanita bawahan, masing-masing
memberikan bimbingan dia butuhkan. Jadi Membangun Kami menggambarkan
dunia di mana niat baik perempuan, kecerdasan, profesionalisme, dan merawat
cukup untuk menciptakan harmoni. Ketiadaan konflik dan referensi lebih-dari-
sekilas untuk penderitaan-menakjubkan dalam studi keperawatan-memperlemah
buku tetapi menyarankan Gardner visi tentang kehidupan yang ideal.
Katharine Kent (1946), sebuah buku yang lebih baik, berikut seorang perawat
dari kelulusan sampai usia menengah.Seperti Gardner, Katharine Kent adalah
kelas atas New Englander, seorang anak perempuan dan saudara perempuan dari
pengacara yang akhirnya mengepalai sebuah asosiasi publik kesehatan
keperawatan di kota sendiri. Seperti Gardner, ia menulis sebuah buku
berpengaruh saat sakit dan membuat sebuah program untuk melatih perawat
kesehatan masyarakat di Italia.(Gardner menggunakan bagian dari surat dia
menulis setelah Perang Dunia I ketika dia melayani dengan Palang Merah
Amerika Komisi Tuberkulosis di Italia di account nya usaha Eropa Kent
menyusui.) Elemen lain dalam buku ini rupanya berasal kurang dari otobiografi
dari dari konsepsi Gardner dari karir yang ideal.Buku ini berakhir, seperti yang
dilakukan Jadi Build Kami, dengan pahlawan yang menegaskan senang di dipilih
pekerjaannya fiksi Gardner dan banyak dari pidato nya, artikel, dan laporan
merayakan nilai pekerjaan dalam kehidupan perempuan. bekerja Profesional
menciptakan dihargai ikatan perkawanan dan pemuridan antara perempuan, dan
hubungan egaliter antara perempuan dan laki-laki atau perempuan dan keluarga
mereka. Gardner mencoba untuk menggambarkan wanita yang bahagia sebagai
istri tinggal di rumah dan ibu, tetapi mereka tetap tokoh bayangan, hidup hanya
dalam pelayanan sukarela mereka untuk perawatan kesehatan masyarakat.Dalam
buku-bukunya itu adalah partisipasi dalam "perang panjang melawan penyakit
dan penderitaan dan kematian" jompo yang membuat wanita senang.
Tulisan gardner, meskipun kadang-kadang amatir dan berkhotbah, adalah
dokumen berharga dalam sejarah keperawatan, perempuan profesional, dan hati
nurani masyarakat Amerika.Tidak ada pemimpin lain dalam upaya untuk
membuat sebuah profesi keperawatan Amerika menulis secara terbuka tentang
motif dan penghargaan. Meskipun dialog kayu nya, sempit, perspektif kelas atas,
dan resolusi konflik mudah, Katharine Kent menawarkan potret bergerak dari
seorang wanita yang mengejar otonomi dan seorang ibu dan Kristen yang ideal
fundamental pelayanan

Faye Glenn Abdellah

Faye glenn abdellah lahir tanggal 13 maret 1919 di new York city .bertahun-tahun
kemudian,pada tanggal 6 mei 1937 pesawat berbahan bakar hydrogen jerman
Hindenburg meledak diatas Lakehurst,New Jesey, di mana abdellah 18 tahun dan
keluarganya kemudian hidup, dan abdellah dan adiknya berlari ke tempat
kejadian untuk membantu dalam sebuah wawancara dengan seorang penulis
untuk wajah perawat, Abdellah bercerita :
saya bisa melihat orang melompat dari zepellin dan saya tidak tahu bagaimana
merawat mereka,sehingga itulah aku bersumpah bahwa saya akan belajar
merawat .
Abdellah memperoleh ijazah keperawatan dari fiktin memorial hospital school of
nursing.sekarng ann mei school of nursing.pada tahun 1940.ia sudah cukup untuk
berlatih, tapi abdellah percaya bahwa asuhan keperawatan harus didasarkan pada
penelitian,bukan jam perawatan.dia melanjutkan sekolahnya dan mendapatkan
gelar: sarjana dibidang ilmu keperawatn tahun 1945,gelar master seni di fisiologi
pada tahun 1947 dan seorag dokter derajat pada tahun 1955.dengan pendidikan
lanjutannya,Abdellha bisa memilih untuk menjadi dokter.namun seperti yang
dikatakannya dalam wawancara kdi muka perawat saya tidak pernah ingin
mrnjadi MD karena saya bisa melakukan semua yang ingin saya lakukan di
keperawatan,yang merupakan profesi yang peduli.sebagai seorang perawat
terlatih Abdellah berhasil mengelola klinik perawatan primer di yayasan
pendidikan anak di New York city dan mengelola obse obstetricsgynecology di
Universitas Columbia PresbyterianMedical Center.
perubahan perawatan profesi
Abdellah kemudian menjadi instuktur perawat dan peneliti dan membantu
mengubah fokus profesi dan penyakit terpusat untuk unuk menjadi pasien
berpusat.Dia memperluas peran perawat untuk memasukkan mengurus keluarga
dan orang tua.Dia mengajar keperawatan praktek dan mengajar metode penelitian
dan teori dibeberapa universitas,termasuk sekolah di
Washington,Colorado,Minnesotadan south Carolina.dia juga memegang
beberapa posisi administrasi fasilitas medis.pada tahun 1933 ia mendirikan dan
menjabat sebagai dekan pertama dari graduate school of nursing di universitas
pelayanan berseragam ilmu kesehatan di Bethesda, Maryland.pekerjaan pertama
Abdellah adalah di Yale University school of nursing dimana dia bekerja ketika
ia berusi awak 20 an tahun.pada waktu itu ia diminta untuk mengajar kelas yang
disebut 120 prinsip praktek keperawatan menggunakan buku teks standar
keperawatan diterbitkan oleh liga nasional untuk keperawatan.buku ini mencakup
pedoman yang tidak memiliki dasar ilmiah dan sebagai Abdellah Maura
S.McAulife mengatakan dalam wawancara siswa Yale hanya brilian dan
menantang saya untuk menjelaskan mengapa mereka diharuskan untuk mengikuti
prosedur anpa mempertanyakan ilmu dbelakang mereka setelah setahun
abdellah menjadi begitu frustrasi dan di mengumpulkan kawan-kawan nya di
dihalama Yale dan membkar buku pelajaran.kekesokan paginya dekan sekolah
mengatakan bahwa dia harus membayar untuk teks hancur.butuh waktu satu
tahun untuk Abdellah melunasi utangnya, tapi ia tidak pernah menyesali
perbuatannya.ketika dia mengatakan di sesi wawancara dari 120 prinsip yang
saya diminta untuk mengajar,aku benar-benar menghabiskan sisa kehancuran
hidup saya yang mengajar,karena itu mulai saya dijalan panjang dalam mengejar
dasar ilmiah dari praktek kita Abdellah adalah penggagas program gelar untuk
perawat.program diploma,ia dipercayai,tidak pernah dimaksudkan dalam
mempersiapkan perawat ditingkat professional.perawatan pendidik untuk fokus
pada teori dan penelitian.studi pertama gadis itu kualitatif,mereka hanya
menjelaskan situasi.sepertinya karirnya berkembang,penelitiannya berevolusi
untuk mencakup fisiologi,kimia,dan ilmu perilaku.pada tahun 1957 Abdellah
memimpin tim riset di Manchester,Connecticut,yang membentuk dasar bagi apa
yang dikenal sebagai perawatan pasien progresif.dalam kerangka ini pasien
perawatan kritis dirawat di unit perawatan intensif,didikuti oleh transisi untuk
perawatan segera,dan kemudian perawatan dirumah.Dua segmen pertama dari
program perawatan terbukti sangat popular dalam profesi pengasuh.Abdellah
dikreditkan dengan mengembangkan unit nasional diuji pertama perawatan
koroner sebagai hasil dari pekerjaannya di Manchester.tahap ketiga dari
persamaan perawata pasien progresif-perawatan di rumah tidak diterima secara
luas di pertengahan abad kedua puluh.
Mendirikan Standar
Dalam inovasi di bidangnya, Abdellah mengembangkan penilaian pasien care
Evaluasi (PACE),sistem standar yang digunakan untuk mengukur kualitas
relative dari fasilitas pelayanan kesehatan individu yang ,asih digunakan dalam
industry perawatan kesehatan kea bad-21.Dia juga salah satu orang pertama
dalam industry perawatan kesehatan untuk mengembangkan sebuah system
klasifikasi untu perawatan pasien dan catatan pasien oriented.klasifikasi system
telah berevolusi dengan cara yang berbeda dalam industry kesehatan, dan
pekerjaan abdellah adalah dasar dalam pengembangan bentuk yang paling banyak
digunakan: kelompok diagnostic terkait,atau DRGs.DRGs yang menjadi sisem
pengkidean standar yang digunakan oleh medicare,mengkategorikan pasien
sesuai dengan diagnosa primer dan sekunder tertentu.sistem ini membuat biaya
kesehatan turun karena masing-masing kode DRG meliputi jumlah maksimum
medicare akan membayar untuk diagnosis tertentu atau prosedur,sambil
memperhitungkan usia pasien dan lama tinggal di dalam fasilitas perawatan
kesehatan.penyedia diberikan insentif untuk menjaga harga turun karena mereka
hanya menyadari keuntungan jiak biaya kuarang dari jumlah yang ditentukan
oleh kategori DRG relevan.selain mengarah pada ke system Drg ,kerja Abdellah
dengan klsifikasi telah berperan dalam pengembangan terus-menerus dri system
klasifikasi internasional untuk praktek keperawatan.saat ia dijelaskan dalam
gambar ada upaya besar yang berkelanjutan untuk mengembangkan klasifikasi
internasional untuk praktek keperawatan untuk memberikan kerangka pemersatu
untuk merawat
Bertugas di Militer
Abdellah melayani selama 40 tahun di US public health service (PHS) ditugaskan
corps disebuah cabang militer.Dia menjabat aktif bertugas selama perang korea
dan petugas perawat pertama yang mencapai peringkat laksamana dua
bintang.perannya diluar pekerjaan sebagai perawat kesehatan masyarakat,sebagai
perawat lansia.Dia adalah salah satu yang pertama untuk berbicara tentang
keperawatan gerontological,untuk melakukan penelitian didaerah itu,dan
emepengaruhi kebujakan publk tentang panti jompo.selama tahun 1970-an ia
bertanggung jawab untuk menetapkan standar keperawatan ruamh di Amerika
serikat .Abdellah diperiksa di panti jompo dengan membuat kunjungan mendadak
dan berjalan-jalan disekitar area pemeriksaan dan pengunjung jarang melihat.ia
menemukan banyak bahaya kebakaran dan juga menemukan bahwa ha itu
seringkali sulit untuk menelusuri kepemilikan rumah jompo.Pengawasan
abdelleh tidak disambut baik,bahkan oleh papan lisensidibebankan dengan
mencari keluar untuk pasien usia lanjut.dan itu dibeberapa Negara
dilarang.Abdellah melakukan kunjungan tanpa pemberitahuan.Abdellah telah
sering menyatakan bahwa ia percaya perawat harus lebih terlibat dalam diskusi
kebijakan public tentang peraturan panti jompo.saat ia berkata sikap umum kami
adalah membiarkan orang lain yang melekukannya,kita perlu membuat terobosan
dinegara-negara dan wilayah sebelum kita bisa sampai ketingkat federal,lalu kita
bisa memiliki lebih dari suara di tingkat nasionalsaya yakin bahwa jik kita
ingin memiliki efek pada legislator,cara yang palin penting adalah untuk
mendapatkan perawat ditugaskan sebagai rekan kongres .. mereka adalah orang-
orang yang benar-benar memikirkan rancangan undang-undang.Pada tahun
1981 ia menjabat US Surgeson General C.Everett Koop ahli bedah,membuat
perawat pertama dan wanita pertama yang menjabat posisi tersebut.Dia menjadi
dokter bedah umum di AS selama delapan tahun dan pension dari militer pada
tahun 1989.sebagai ahli bedah umum deputi itu adalah tanggung jawab Abdellah
untuk mendidik orang amerika tentang isu kesehatan public, dan ia bekerja teku
dibidang AIDS,pearawatan rumah sakit,merokok,alcohol,dan kecanduan
obat,cacat mental,dan kekerasan dalam posisi pemerintahanya,Abdellah juga
terus mendistribusikan selebaran untuk menginformasikan masyarakat tentang
penyakit Alzheimer,Arthritis,penggunaan obat-obatan yang aman dari penykit
influenza,tekanan darah tinggi,dan ancaman terhadap kesehatan lansia.Di bawah
bimbingannya,PHS juga bekerja sama degan dokter untuk membuat mereka sadar
akan penelitian terbaru tentang isu-isu kesehatan tentang pasien yang lebih
tua,misalnya dokter yang memperingatkan bahwa dosis obat biasa mungkin tidak
sesuai untuk pasien lanjut usia.
Kontribusi Internasional
Sebagai seorang konsultan dan pendidik,Abdellah berbagi teori keperawatannya
dengan perawat di seluruh dunia.Dia memimpin seminar
Perancis,Portugal,Cina,selandia baru,Australia,dan Uni soviet.Dia juga menjabat
sebagai konsultan penelitian untik organisasi kesehatan dunia.Dari perspektif
globalnya,Abdellah belajar untuk menghargai perawatan medis nontradisional
dan saling melengkapi dan mengembangkan kepercayaan perawatan non-barat
seperti penelitian ilmiah.Abdellh telah menulis banyak artikel dan urnal-jurnal
professional serta beberapa buku termasuk pengarug nurse staffing pada
kepuasan dengan perawatan (1959),pendekatan yang berpusat pasien untuk
perawatan (1960),Better Pattient Care melalui perawatan riset (1965, revisi 1986)
dan intensive care,Konsep Dan Praktik Perawat Spesialis Klinis (1969).Dia
adalah penerima lebih dari 70 penghargaan dan gelar kehormatan dan merupakan
sesame dari American Academy of Nursing.Abdellah ditunjuk menjadi
keperawatan Hall the Fame di Columbia pada tahu 1999.
Pada tahun 2000 Abdellah dinobatkan menjadi national Womens Hall of Fame
di Seneca,New York.selama Hall of Fame pidato induksinya,Abdellah
berkata kami tidak bisa menuggu dunia untuk berubah dengan
kecerdasan,tujuan,dan Visi mari kita harus memimpin dan mengubah dunia.mari
maju bersama.saya janji tidak akan pernah beristirahat sampai pekerjaan saya
selesai. !

Hussein Jayadiningrat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Prof. Dr. Husein Jayadiningrat

Prof. Dr. Husein Jayadiningrat


Prof. Dr. Pangeran Ario
Hussein Jayadiningrat
Lahir 8 Desember 1886
Kramatwatu, Serang,
Hindia Belanda
12 November 1960
Meninggal (umur 73)
Jakarta, Indonesia
Kebangsaan Indonesia
Pribumi Indonesia
pertama yang meraih
gelar doktor
Dikenal karena
Profesor pertama di
Indonesia

Husein Jayadiningrat beserta istrinya, B.R.Ay. Partini puteri tertua


Mangkunagara VII

Prof. Dr. Husein Jayadiningrat (ejaan lama: Hoessein Djajadiningrat) atau


yang bernama asli Pangeran Ario Hussein Jayadiningrat, (lahir di
Kramatwatu, Serang, 8 Desember 1886 meninggal di Jakarta, 12 November
1960 pada umur 73 tahun). Lahir dari pasangan R. Bagus Jayawinata (R.
Bagoes Djajawinata), wedana yang kemudian menjadi bupati Serang yang
berpikiran maju, dan Ratu Salehah yang berasal Cipete Serang. Husein
merupakan penanggungjawab surat kabar bulanan berbahasa Sunda Sekar
Roekoen yang diterbitkan oleh Perkoempoelan Sekar Roekoen[1].

Kakak Husein, Pangeran Ahmad Djajadiningrat, yang meneruskan jejak


ayahnya menjadi bupati di Serang dan Hasan yang menjadi tokoh Sarekat Islam
yang cukup berpengaruh di Jawa Barat pada masa awal pergerakan nasional.[2]

Husein merupakan salah satu pelopor tradisi keilmuan di Indonesia. Ketika


masih remaja, ia dikenal sebagai pemuda yang pintar dan berbakat, baik dalam
ilmu agama, maupun ilmu barat. Melihat bakat dan potensi yang dimiliki
Husein, Snouck Hurgronje menyekolahkan Husein ke Universitas Kerajaan
Leiden hingga meraih gelar doktor dengan disertasinya yang berjudul Critische
Beschouwing van de Sadjarah Banten dan mendapat predikat cumlaude dari
promotornya Snouck Hurgronje.[3]

Disertasi Husein telah membuka jalan bagi penelitian tentang historiografi


Indonesia sehingga ia pun dikenal pula sebagai bapak metodologi penelitian
sejarah Indonesia. Dialah orang Indonesia pertama yang memperoleh gelar
doktor dan guru besar pribumi yang pertama di Indonesia.

Ia juga dikenal sebagai ahli keislaman yang terkenal pada masanya.

Anda mungkin juga menyukai