Mengetahui,
Dosen PenanggungJawab
Dalam larutan dua kompenen, XA+XB=1, maka XB= 1 - XA. juga apabial tekanan
pelerut diatas larutan dilambangkan PA, maka = PoA PA. persamaan dapat
ditulis kembali menjadi:
PoA PA = (1 - XA) PoA
Dan penataan ulang persamaaan ini menghasilkan bentuk yang umum dikenal
dengan hukum Raoult :
PoA PA = PoA - XA PoA
PA = X A PoA
Dalam larutan ideal, semua kompenen (pelarut dan zat terrlarut) mengikuti hukum
raoult pada seluruh selang konsentrasi. Larutan benzene dan toluene adalah
larutan ideal (petrucci, 1985: 63-64).
Dengan menggunakan persamaan Clausius-Clapeyron, maka terhadap
larutan ideal yang encer berlaku :
ln P0 / P = Hf / R x T / T0T
ln P0 / P = XB
XB = Hf / R x T / T0T
Tf == RT2 / Hf . XB
XB = nB / npelarut ( MA / 1000 ) m
Dengan m adalah molalitas zat terlarut, persamaan ini dapat diubah
menjadi
Tf == RT2 MA / 1000 Hf . m
Suku dalam kurung terdiri dari besaran-besaran yang memiliki harga yang
tetap, sehingga keseluruhnya juga merupakan harga yang tetap (merupakan
tetapan) untuk pelarut tertentu (Tim dosen Kimia Fisik I, 2017: 29).
Kesetimbangan heterogen yang diperhatikan adalah antara pelarut murni
dan larutan dengan zat terlarutnya pada fraksi mol XB. dengan menggunakan
penurunan rumus yang anlog dengan yang digunakan pada saat mencari rumus
kenaikan titik didih, akan diperoleh bahan harus rumus penurunan titik beku juga
sebanding dengan mol zat terlarut( Partana, dkk, 2003: 6).
Benzena I
Waktuke- 1 2 3 4 5
Suhu (oC) 19 11 7 7 7
Suhu konstan = 7oC
Benzene II
Waktuke- 1 2 3 4 5
Suhu (oC) 13 7 7 7 7
Waktuke- 0 1 2 3 4 5 6 7 8
o
27 oC 18oC 15oC 13oC 9 oC 6oC 6oC 6oC 6oC
Suhu ( C)
27 oC 15oC 9 oC 6 oC 4 oC 4 oC 4 oC 4oC
Suhu konstan = 4 oC
G. Analisis Data
1. Penentuan massa pelarut benzena
Diketahui:
Massa jenis benzena = 0,87 gram/mL
Volume benzene = 15 mL
Ditanyakan m benzene= .?
m = .
= 0,87 gram/mol x 15 mL
= 13,05 gram
2. Penentuan massa naftalena
Diketahui :
Mm naftalena = 128 g/mol
Massa benzena = 13,05 gram
Ditanyakan:
m naftalena pada larutan 0,25 molal =..?
m naftalena pada larutan 0,5 molal =..?
Jawab:
Larutan 0,25molal
1000
m = x
1000
0,25molal = 13,05 x 128 /
0,25 .13,05 .128 /
Massa naftalena = 1000
= 0,4176garam
1000
m = x
1000
0,5molal = 13,05 x 128 /
= 0,8352 gram
Tf = Tf0 - Tf
= 0 57
= -7oC
Maka,
f
Kf =
7
Kf = 0,25
= -28oC/molal
Sehingga
1000
Tf =
1000
Mr = . Tf
1000 0,4176
= 28 . 13,05 . 7
= 128 gram/mol
b. Konsentrasi larutan 0,5 molal
f
Kf =
Tf = Tf0 - Tf
= 0oC 7oC
= -7oC
Maka,
f
Kf =
7
Kf = 0,5
= -14oC/molal
Sehingga
1000
Mr = . Tf
1000 0,8434
= 14. 13,05 .7
= 128 gram/mol
H. Pembahasan
1. Penetapan Titik Beku Pelarut
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan berat molekul (Mr) naftalena
berdasarkan penurunan titik beku larutannya yaitu dalam pelarut benzena murni.
Berat molekul adalah jumlah massa atom dari unsur-unsur yang membentuk
molekul. Massa molekul relatif dari suatu senyawa dapat ditentukan dengan
berbagai metode tergantung dari sifat-sifat fisika senyawa yang bersangkutan.
Titik beku adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap
padatannya. Titik beku larutan lebih rendah dari pada titik beku pelarut murni. Hal
ini disebabkan zat pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baru zat
terlarutnya. Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik
beku larutan dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik
beku pelarut air seperti yang kita tahu adalah 00C (Taufik, 2012).
Percobaan ini dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan titik beku
pelarut benzena dengan cara mendinginkan benzena dalam es batu sambil diaduk.
Fungsi pengadukan adalah agar larutan memiliki suhu yang merata. Pada proses
ini, dilakukan pencatatan skala termometer dan diperoleh suhu konstan pada 7C.
Hasil yang diperoleh belum sesuai dengan teori bahwa titik beku normal dari
0
benzena adalah 5,5 C (Chang, 2004). Hal ini disebabkan karena proses
pendinginan yang kurang maksimal.
2. Penetapan Titik Beku Larutan
Selanjutnya, dilakukan penghitungan banyaknya pelarut yang digunakan
dalam satuan massa untuk menentukan banyaknya naftalena yang akan digunakan
pada tiap kemolalan tertentu. Dari analisis data, diperoleh massa benzena yang
digunakan adalah13,05 gram. Hal yang pertama dilakukan adalah menggerus
sampel zat tujuannya adalah untuk memperluas permukaan sampel sehingga lebih
mudah larut dalam air
Berdasarkan perhitungan, dilakukan penentuan titik beku larutan dengan
menggunakan naftalena sesuai perhitungan hingga diperoleh konsentrasi 0.25 dan
0.5 molal. Perbedaan konsentrasi ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
penambahan jumlah zat terlarut terhadap penurunan titik beku. Pada kedua
konsentrasi naftalena tersebut, dilakukan perlakuan yang sama pada penentuan
titik beku pelarut benzena setelah naftalena dilarutkan dalam pelarut. Berdasarkan
pembacaan skala, diperoleh suhu konstan pada 6C untuk konsentrasi 0,25 molal,
dan suhu 4C untuk konsentrasi 0,5 molal. Ini menunjukkan bahwa penambahan
jumlah zat telarut akan mempengaruhi titik beku. Hasil yang diperoleh tidak
sesuai dengan teori bahwa, penambahan jumlah zat telarut akan mempengaruhi
penurunan titik beku dimana semakin banyak jumlah zat terlarut, maka larutan
akan membutuhkan suhu yang lebih rendah untuk mencapai titik bekunya.Titik
beku suatu cairan akan berubah jika tekanan uap berubah, biasanya diakibatkan
oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain, jika cairan tersebut tidak
murni, maka titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang) (Aprilia,
2012). Penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat
terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka akibatnya
titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang) (Taufik, 2012). Hal ini
disebabkan karena disamping proses pendinginan yang kurang maksimal juga
disebabkan proses pengadukan larutan yang kurang maksimal sehingga larutan
tidak larut secara sempurna atau homogen.
Berdasarkan analisis data menggunakan data penurunan titik beku pelarut
dan larutan, diperoleh Mr naftalena pada larutan 0,25 molal adalah 128 gram/mol,
dan pada larutan 0,5 molal adalah 128 gram/mol. Hasil yang diperoleh telah
sesuai teori bahwa Mr naftalena secara teori adalah128 gram/mol.
Emmawati, Aswita, Betty Si Laksmi Jenie, Yusru Nuri Fawzya, 2012. Kombinasi
Perendaman Dalam Natrium Hidroksida Dan Alikasi Kitin Deasetilasi
Terhadap Kitin Kulit Udang Untuk Menghasilkan Kitosan Dengan Berat
Molekul Rendah. Jurnal Teknologi Pertanian. Vol,3.No,1
Habibah, Rudnin, Darwin Yunus Nasution, dan Yugia Muis, 2013. Penentuan
Berat Molekul Dan Derajat Polimerisasi Selulosa Yang Berasal Dari
Alang-Alang (Imperata Cylindrica) Dengan Metode Viskositas. Jurnal
Saintia Kimia, Vol 1 (2).
Partana, Fajar Crys, Heru Pratomo Al,Karim Theresih, Dan Suharto, 2003. Kimia
Dasar II Edisi Revisi.
Seminar, Petruci H Ralph, 1985.Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan Modern Edisi
Keempat Jilid II. Jakarta: Erlangga