Kompetensi Dasar :
3.1. Menganalisis fenomena sifat koligatif larutan (penurunan tekanan uap jenuh, kenaikan
titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis).
4.1. Menyajikan hasil penelusuran informasi tentang kegunaan prinsip sifat koligatif larutan
dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator :
3.1.7. Mengamati penurunan titik beku suatu zat cair akibat penambahan zat terlarut.
3.1.8. Menghitung penurunan titik beku dan titik beku larutan non elektolit dan elektrolit.
3.1.9. Menghitung kenaikan titik didih dan titik didih larutan elektrolit dan non elektrolit.
3.10. Menganalisis diagram PT untuk menafsirkan penurunan tekanan uap, penurunan titik
beku dan kenaikan titik didih larutan
Materi Pembelajaran :
Titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan dipermukaan.
Oleh karen itu , tiitk didih bergantung pada tekanan dipermukaan. Di permukaan laut
(tekanan 760 mmHg), air mendidih pada 100 ºC, karena suhu 100 ºC tekanan uap air sama
dengan 760 mmHg). Di puncak Everest (ketinggian 8882 m dari permukaan laut air
mendidih pada pada 71 ºC karena tekanan udara di puncak gunung lebih rendah. Biasanya
yang di maksud dengan titik didih yaitu titik didih normal, yaitu titik didih pada tekanan 760
mmHg. Titik didih normal air adalah 100 ºC.
Titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih air murni, karena adanya zat terlarut yang sukar
menguap di dalam pelarut sehingga mengakibatkan tekanan uap larutan turun dan titik
didih larutannya lebih tinggi dari zat pelarutnya. Adanya zat terlarut menyebabkan
terhalangnya gerakan molekul-molekul air atau molekul-molekul pelarut sehingga
mempersuli lepasnya molekul-molekul tersebut dari fase cair menuju fase gas.
Jika zat terlarut banyak maka titik didih larutan semakin tinggi, sebaliknya jika zat terlarut
sedikit maka titik didih larutan semakin rendah.
𝑔𝑟𝑎𝑚 1000
∆Tb = m x Kb atau ∆Tb = x x Kb
𝑀𝑟 𝑝
Tb = Tb pelarut + ∆Tb
Ket :
∆Tb = kenaikkan titik didih larutan (ºC)
gram = massa zat terlarut (g)
Mr = massa molekul relatif zat terlarut (gram/mol)
p = massa pelarut ( g)
Kb = tetapan kenaikan titik didik molal pelarut (ºC/m)
m = molalitas (m)
Tb = titik didih larutan (ºC)
Contoh soal :
Jika volume zat pelarut sama, tentukan larutan yang mempunyai titik didih paling tinggi
dan yang paling rendah.
Jawab :
Jika zat terlarut banyak maka titik didih larutan semakin tinggi, sebaliknya jika zat
terlarut sedikit maka titik didih larutan semakin rendah.
Maka larutan yang mempunyai titik didih paling tinggi yaitu larutan no 1 (zat terlarut
paling banyak), larutan yang mempunyai titik didih paling renda yaitu larutan no 3 (zat
terlarut paling sedikit)
2. Hitung kenaikan titik didih (∆Tb ) dan titik didih larutan (Tb) apabila ke dalam 500 gram
air dilarutkan 18 gram glukosa, C6H12O6 Kb air= 0,52 0C. (Mr glukosa = 180)
Jawab :
Diketahui :
Massa pelarut = 500 gram
Massa glukosa = 18 gram
Mr glukosa = 180 gram/mol
Kb air = 0,52 0C/m
Titik beku yaitu suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatnya.
Pada tekanan 1 atm/760 mmHg air membeku pada 0 0C, karena pada suhu itu tekanan
uap air sama dengan tekanan uap es. Adanya zat terlarut, ternyata belum mampu
membekukan air pada suhu 0 0C. Penambahan zat terlarut yang sukar menguap kedalam
pelarut menyebabkan terjadinya penurunan titik beku. Keberadaan partikel-partikel zat
terlarut menghalangi proses pengaturan molekul-molekul dalam pembentukan susunan
kristl zat padat sehingga diperlukan suhu yang lebih rendah untuk mencapai susunan
Kristal padat dari fase cairnya. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan titik beku suatu
larutan yang di dalamnya ditambahkan zat pelarut.
Jika zat terlarut banyak maka titik beku larutan semakin rendah/penurunan titik beku
semakin tinggi, sebaliknya jika zat terlarut sedikit maka titik beku larutan semakin
tingggi/penurunan titik beku semakin rendah.
𝑔𝑟𝑎𝑚 1000
∆Tf = m x Kf atau ∆Tf = x x Kf
𝑀𝑟 𝑝
Tf = Tf pelarut - ∆Tf
Ket :
∆Tf = penurunan titik beku larutan (ºC)
gram = massa zat terlarut (g)
Mr = massa molekul relatif zat terlarut (gram/mol)
p = massa pelarut ( g)
Kf = tetapan penurunan titik beku molal pelarut (ºC/m)
m = molalitas (m)
Tf = titik beku larutan (ºC)
Contoh soal :
Jika volume zat pelarut sama, tentukan larutan yang mempunyai titik beku paling tinggi
dan yang paling rendah.
Jawab :
Jika zat terlarut banyak maka titik beku larutan semakin rendah/penurunan titik beku
semakin tinggi, sebaliknya jika zat terlarut sedikit maka titik beku larutan semakin
tingggi/penurunan titik beku semakin rendah.
Maka larutan yang mempunyai titik beku paling tinggi yaitu larutan no 3 (zat terlarut
paling sedikit), larutan yang mempunyai titik beku paling rendah yaitu larutan no 1 (zat
terlarut paling banyak)
4. Hitung penurunan titik beku (∆Tf ) dan titik beku larutan (Tf) apabila ke dalam 500 gram
air dilarutkan 18 gram glukosa, C6H12O6 Kf air= 0=1,86 0C. (Mr glukosa = 180)
Jawab :
Diketahui :
Massa pelarut = 500 gram
Massa glukosa = 18 gram
Mr glukosa = 180 gram/mol
Kf air = 1,86 0C/m
Penyelesaian
5. Sebanyak 9 gram zat nonelektrolit dilarutkan dalam 250 gram air. Jika larutan yang
terbentuk membeku pada suhu -0,372 0C (Kf air = 1,86 0C/m), hitunglah massa
molekul relatif (Mr) zat nonelektrolit tersebut.
Jawab :
Diketahui :
Massa pelarut = 250 gram
Massa zat terlarut = 9 gram
Kf air = 1,86 0C/m
Tf = -0,372 0C
Ditanya : Mr . . . ?
Penyelesaian
𝑔𝑟𝑎𝑚 1000
∆Tf = x x Kf
𝑀𝑟 𝑝
9 1000
0,372 = x x 1,86
𝑀𝑟 250
9
0,372 = 𝑀𝑟 x 7,44
66,96
0,372 = 𝑀𝑟
66,96
𝑀𝑟 = 0,372 = 180
Diagram fase atau diagram P-T yaitu diagram yang menyatakan hubungan antara suhu
dan tekanan dengan fase zat. Diagram fase menyatakan batas-batas suhu dan tekanan
dimana suatu bentuk fase dapat stabil.
Keterangan :
1. Garis didih
Titik BC disebut garis didih. Garis didih merupakan transisi fasa cair-gas. Setiap titik
pada garis itu menyatakan suhu dan tekanan di mana air akan mendidih.
2. Garis beku
Titik BD disebut garis beku. Garis beku merupakan transisi fasa cair ke padat. Setiap
titik pada garis itu menyatakan suhu dan tekanan di mana air dapat membeku (es
mencair).
3. Garis sublimasi
Titik AB disebut garis sublimasi. Garis sublimasi merupakan transisi fasa padat-gas.
Setiap titik pada garis sublimasi menyatakan suhu dan tekanan di mana zat padat atau
uapnya dapat menyublim.
4. Titik triple
Perpotongan antara garis didih, garis beku, dan garis sublimasi disebut titik tripel.
Koordinat titik tripel air adalah (0,0098°C; 4,58 mmHg). Pada titik tripelnya, ketiga
bentuk fasa zat (padat, cair, dan gas), berada dalam kesetimbangan.
1. Hitung kenaikan titik didih (∆Tb ) dan titik didih larutan (Tb) yang mengandung 12 %
glikol , Kb air = 0,52 ºC/m, Mr glikol = 62 gram/mol)
2. Hitung penurunan titik beku (∆Tf ) dan titik beku larutan (Tf) yang mengandung 12 %
glikol , Kf air = 1,86 ºC/m, Mr glikol = 62 gram/mol)
Terimakasih