Anda di halaman 1dari 7

LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

PENENTUAN BERAT MOLEKUL ZAT


DENGAN METODE PENURUNAN TITIK BEKU

Muhammad Hakam (19031010120)


Grup C / Sesi VI

19031010120@student.upnjatim.ac.id

Abstrak
Percobaan kali ini bertujuan untuk menentukan berat molekul zat terlarut secara perhitungan dengan metode
penurunan titik beku, mengetahui penurunan suhu saat pelarut murni ditambahkan dengan zat terlarut serta
mengetahui faktor yang mempengaruhinya. Pengukuran temperatur titik beku dengan menggunakan
thermometer didalam tabung reaksi besar pada beaker glass sebagai media ice bath sehingga diketahui
temperatur beku dari Aquadest+ A dan Aquadest+C pada suhu 273 ℃; Benzena +Naphtalene pada suhu
278.5 ℃; dan sehingga dapat disimpulkan terjadi penurunan titik beku sebesar 2 ℃ pada Aquadest+A; 6.5 ℃
pada Benzena+Naphtalene; 3 ℃ pada Aquadest+C;. Melalui penurunan titik beku didapat nilai berat molekul
secara perhitungan untuk Aquadest+A sebesar 49.9109 g/mol; Benzena+Naphtalene sebesar 57.2656 g/mol;
Aquadest+C sebesar 49.7301 g/mol.

Kata kunci Berat Molekul; Aquadest; Benzene; Naphtalene; Titik Beku; Pelarut;

PENDAHULUAN relative suatu zat tertentu pada suhu


Beberapa sifat koligatif larutan tertentu berdasarkan penurunan titik
bergantung pada banyaknya partikel zat bekunya karena penurunan titik beku
terlarut dalam larutan dan tidak larutan sebanding dengan jumlah zat
bergantung pada jenis partikel zat terlarut. terlarut dalam sejumlah tertentu pelarut
Terdapat beberapa sifat koligatif larutan sehingga jumlah molekul dalam sejumlah
diantaranya penurunan titik beku. Titik pelarut akan menghasilkan nilai yang
beku larutan adalah temperature pada saat sama.
larutan setimbang dengan pelarut
padatannya. Penurunan titik beku yang TEORI
relatif besar memudahkan dalam Sifat koligatif larutan terdiri atas
pengamatan. Praktikum ini dilakukan dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan
agar dapat mengetahui massa molekul elektrolit dan sifat koligatif larutan non

PENENTUAN BERAT MOLEKUL ZAT DENGAN METODE PENURUNAN TITIK


BEKU 1
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

elektrolit. Sifat koligatif larutan non (Tim Dosen PTK II, 2019).
elektrolit bernilai lebih rendah dari pada
Penurunan titik beku adalah sifat
sifat koligatif larutan non elektrolit. Bila
koligatif bersama dengan penurunan
zat non elektrolit seperti gula, gliserol dan
tekanan uap, elevasi titik didih dan
urea dimasukkan kedalam pelarut murni
tekanan osmotik. Teori penentuan
maka akan mengubah sifat – sifat larutan.
konsentrasi dengan titik beku
Perubahan dengan adanya zat
didefinisikan sebagai perbedaan antara
terlarut didalam pelarut bergantung pada
titik pembekuan pelarut dan titik beku
jumlah partikel – partikel yang terdapat
larutan dari titik beku larutan dari pelarut
didalam larutan. Jumlah partikel terlarut
dan zat terlarut (Oguamah, 2015).
sebanding dengan berat jenis larutan.
Sehingga bertambahnya berat jenis akan Sifat koligatif larutan non
menurunkan titik beku dan kenaikan titik elektrolit dapat digunakan untuk
didih dari pelarut murninya (Rusdiani, menentukan massa molar zat terlarut.
2017). Pada praktiknya, hanya penurunan titik
beku dan tekanan osmotik yang
Pada umumnya sifat koligatif
menunjukkan perubahan paling
larutan ditentukan banyaknya partikel zat
mencolok. Teknik pennurunan titik beku
terlarut. Penurunan titik beku tidak
lebih cocok digunakan untuk massa
dinyatakan dalam mol fraksi melainkan
molekul yang lebih kecil dan lebih larut,
dengan molalitas. Molalitas adalah
yaitu molekul yang memiliki massa molar
jumlah zat terlarut dalam 1000 gram
500 gram atau kurang. Hal ini karena
pelarut. Molalitas didefinisikan sebagai
penurunan titik beku larutannya jauh
massa x 1000
m= lebih besar (Chang, 2008).
Mr x P

Keterangan Pada suatu larutan, solut (zat


larut) yang tak menguap akan
m=molalitas larutan
merendahkan tekanan uap. Fenomena ini
Mr = massa molekul relative (gram/mol)
mempengaruhi sifat fisika lain dari
P = massa pelarut (gram)
larutan terutama titik beku dan titik

PENENTUAN BERAT MOLEKUL ZAT DENGAN METODE PENURUNAN TITIK


BEKU 2
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

didihnya. Pada suhu tertentu, tekanan uap P ° = Tekanan uap dari solven murni
larutan akan lebih rendah dari pada X pelarut = fraksi mol solven dalam
solven murninya. Titik didih larutan juga larutan
akan lebih tinggi dari pada solven (Fattimura, 2014).
murninya. Untuk larutan encer
Menurut Clausius bahwa untuk
besarnya kenaikan titik didih dan
penguapan dan sublimasi persamaan
penurunan titik beku larutan
clapeyron dapat disederhanakan dengan
berbanding lurus dengan molalitas
mengandaikan uapnya mengikuti hukum
solut dalam larutan. Penurunan titik
gas sempurna dan dengan mengabaikan
beku didefinisikan sebagai
volum cairan yang jauh lebih kecil
∆ Tb=Kb. m
disbanding volume uap, sehingga hukum
Keterangan :
Clausius-Claperyon dapat dituliskan
∆ Tb= penurunan titik beku
Kb=Konstanta ∆ Tb P1 ∆ H uap (T 2−T 1)
m ¿ molalitas solut
ln
P2
=
[ R .T 1 .T 2 ]
(Brady, 1994) Keterangan

Hukum Raoult menyatakan bahwa ∆ H uap =entalpi uap


pada suhu dan tekanan tertentu, tekanan
R = 0.082 L.atm/mol.K
parsial uap komponen dalam campuran
P1, P2 = tekanan uap pertama
sama dengan hasil kali antara tekanan uap
T 1 , T 2=suhu pertama , suhu kedua
komponen murni dan fraksi molnya.
(Alberty, 1983)
Oleh karena itu berkurangnya tekanan
uap, mengakibatkan penurunan Panas sensibel adalah energi
konsentrasi dari suatu zat. Hukum Raoult panas yang bila ditambahkan atau diambil
didefinisikan sebagai dari suatu benda akan menimbulkan efek
sensible pada benda tersebut yaitu
P larutan = X pelarut . Po pelarut
perubahan suhu yang dapat diukur dengan
Keterangan :
thermometer. Panas laten adalah energi
P larutan = tekanan parsial uap
panas yang bila ditambahkan atau diambil

PENENTUAN BERAT MOLEKUL ZAT DENGAN METODE PENURUNAN TITIK


BEKU 3
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

dari suatu benda akan menimbulkan Bentuk penerapan dari sifat


perubahan wujud tanpa merubah suhunya koligatif larutan adalah penggunaan
(Iskandar, 2017). larutan anti - pembekuan dalam radiator
mobil. Solut yang digunakan yaitu etilen
Faktor – faktor yang mempengaruhi
glikol yang bercampur menyeluruh
penurunan titik beku yaitu :
dengan air dan mempunyai tekanan uap
1. Konsentrasi
rendah. Bila dilarutkan air maka akan
Meningkatnya konsentrasi atau
menurunkan titik beku dan menaikkan
jumlah partikel zat terlarut dalam
titik didih larutannya. Hal ini berguna
larutan menyebabkan kenaikan
pada musim dingin untuk mencegah air
penurunan titik bekunya
pada radiator membeku dan pada musim
2. Temperatur
panas untuk melindungi radiator dari
Larutan yang suhunya tidak dijaga
pendidihan berlebih (Brady, 1994).
tetap mempengaruhi nilai molalitas
yang berdampak pada suhu yang
berubah METODOLOGI
(Chang, 2008) Bahan yang digunakan pada
3. Jenis Larutan percobaan kali ini berupa aquadest,
Sebabnya penurunan tekanan uap, benzene, gliserol, urea, glukosa, dan
penurunan titik beku, dan kenaikan naftalene. Sedangkan alat yang digunakan
titik didih serta tekanan osmosis adalah piknometer, gelas ukur,
tergantung dari banyaknya partikel erlenmeyer, pipet tetes, batang pengaduk /
yang ada dalam larutan – larutan spatula, beaker glass labu ukur, kaca
elektronik akan memiliki titik beku arloji, neraca analitik, baskom, tabung
lebih rendah. reaksi, dan thermometer. Pada percobaan
4. Gaya Tarik Antar-Ion penentuan berat molekul dengan metode
Ion-ion dalam larutan elektrolit penurunan titik beku dilakukan dengan
merupakan partikel yang independen mengisi beaker glass dengan air es dan
sempurna.Saat konsentrasi makin garam dapur. Kemudian mengisi tabung
pekat, jarak antar-ion malah kecil. reaksi besar dengan 20 cc pelarut. Lalu
(Setyawan, 2013)
PENENTUAN BERAT MOLEKUL ZAT DENGAN METODE PENURUNAN TITIK
BEKU 4
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

memasukkkan thermometer dan Tabel 2. Hasil perhitungan berat molekul


pengaduk ke dalam tabung reaksi besar. menurut perhitungan dan percobaan
Kemudian memasukkan tabung reaksi BM
Bahan BM Hitung
kedalam air es dengan diaduk dan Percobaan
mengamati suhu pelarut. Lalu mencatat Aquadest +
49,9109 180,16
suhu pelarut pada saat mulai membeku A
Benzena +
(mulai tebentuknya sedikit kristal). 57,2656 128,1705
Naphtalein
Mengangkat tabung reaksi dari es,
Aquadest +
menunggu sampai kristal mencair 49,7301 58,5
C
kembali, dan melarutkan zat x yang
diberikan oleh asisten. Kemudian Berdasarkan data hasil percobaan

mengulangi percobaan tersebut dengan diperoleh bahwa setiap larutan memiliki

menggunakan larutan lain dan penurunan titik beku yang berbeda – beda

menghitung berat molekul zat x. yang bergantung pada jumlah partikel


dalam larutan tersebut. Semakin besar
jumlah partikel terlarut dalam larutan
HASIL DAN PEMBAHASAN
maka semakin besar penurunan titik
Tabel 1. Pengamatan densitas (gr/cm3), T 0
bekunya. Hal ini juga berlaku sebaliknya.
(°K), dan T (°K)
Pada data hasil percobaan
ρ
diperoleh selisih yang cukup besar antara
Bahan pelarut T 0(°K), T(°K)
massa molekul perhitungan dengan massa
3
(gr/cm ¿
molekul teori hal tersebut dapat
Aquadest
0,97833 273 271 disebabkan pengaruh konsentrasi larutan,
+A
Benzena + keelektrolitan larutan dan jumlah partikel.

Naphtalei 0.6,9856 278.5 272 Berdasarkan literatur zat A (NaCl)

n merupakan larutan elektrolit dan zat B


Aquadest (Naphtalein) merupakan larutan non
0,97833 273 270
+C elektrolit. Banyaknya partikel dalam
larutan ditentukan oleh konsentrasi
larutan dan sifat larutan. Banyaknya

PENENTUAN BERAT MOLEKUL ZAT DENGAN METODE PENURUNAN TITIK


BEKU 5
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

partikel dalam larutan elektrolit tak sama jumlah partikel zat terlarut dan
dengan banyaknya partikel dalam larutan temperatur.
non elektrolit walau dengan konsentrasi DAFTAR PUSTAKA
sama. Alberty, R. A. & Daniels, F. 1983. Kimia
Berdasarkan hasil percobaan ini, Fisika Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta
adanya pelarut yang ditambah dengan zat
terlarut maka akan terjadi penurunan titik Brady, J. E. 1994. Kimia Universitas :

beku. Menurut teori hubungan antara Asas dan Struktur Jilid 1. Erlangga.

konsentrasi larutan dengan penurunan Jakarta

titik beku adalah berbanding lurus. Oleh


Chang, R. 2008. Kimia Dasar Konsep –
karena itu percobaan ini telah sesuai
Konsep Inti Jilid 1. Erlangga. Jakarta
dengan teori.
Fattimura, Muhrinsyah. 2014. ‘Tinjauan
KESIMPULAN
Teoritis Faktor yang Mempengaruhi
Berdasarkan pada percobaan yang Operasi Pada Kolom Distilasi’. Jurnal
telah dilakukan terjadi penurunan suhu Media Teknik. Vol. 11, No. 1
saat pelarut murni Aquadest ditambahkan
dengan zat terlarut A dan zat terlarut C Rusdiani, S., Suhendar, D. & Sudiarti, T.

berturut turut sebesar 2K dan 3 K; 2017. ‘Perbandingan Sifat Koligatif

sedangkan pada benzena saat Larutan Campuran Larutan Garam

ditambahkan naphtalene terjadi dengan Air Zamzam Berdasarkan Berat

penurunan suhu sebesar 6,5 K. Kemudian Jenisnya’. Jurnal Al- Kimia. Vol. 4, No. 1

didapatkan nilai berat molekul sesuai


Iskandar, S. 2017. Penggunaan Mesin
perhitungan untuk bahan Aquadest + A
Pendingin. Universitas Negeri Makassar.
didapatkan sebesar 49,9109 gr/mol; bahan
Makasaar
Benzena + Naphtalein sebesar 57.2656
gr/mol; bahan Aquadest + C sebesar Oguamah, I. Oseh, J. & Yekeen, P. 2014.
49,7301 gr. Faktor yang mempengaruhi ‘Effect of Freezing Point Depression on
percobaan ini antara lain jenis larutan, Molecular’. The Pacific Journal. Vol 15.
Universiti Technologi, Malaysia

PENENTUAN BERAT MOLEKUL ZAT DENGAN METODE PENURUNAN TITIK


BEKU 6
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

Setyawan, H 2013, Kimia Fisika, ITS,


Surabaya

Tim Dosen PTK II, 2019. Modul


Praktikum Kimia Fisika. UPN Veteran
Jawa Timur. Surabaya

PENENTUAN BERAT MOLEKUL ZAT DENGAN METODE PENURUNAN TITIK


BEKU 7

Anda mungkin juga menyukai