1.1 Tujuan
Tujuan percobaan dari percobaan penentuan massa molar dengan penurunan titik beku
larutan adalah sebagai berikut :
1. Mendapatkan pengetahuan tentang sifat koligatif dari larutan non-elektrolit
2. Menentukan massa molar zat terlarut dengan metode penuruna n titik beku
3. Mengevaluasi keakuratan metode dengan membandingkan dengan massa molar yang
dihitung dari rumus molekul
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Unsur memiliki lebih dari satu atom yang berbeda nomor massa nya. Atom memiliki
jumlah massa yang berbeda beda. Massa atom sangatlah kecil, misalnya sebuah atom
hidrogen memiliki massa sekitar 1,7 triliun gram. mengukur massa atom dapat dilakukan
dengan membandingkan atom dengan atom lain nya sebagai pembanding. Atom yang biasa
digunakan sebagai pembanding ialah atom C (karbon) dimana memiliki nomor massa 12.
Perbandingkan antara karbon dan hidrogen ialah ataom karbon bermassa 12 kali lebih berat
dari pada atom hidrogen, dan sekitar 3 kali loebih berat dari pada atom helium. Satuan dari
massa atom ini ialah amu (atom masses unit). Menghitung massa atom relatif (Ar) dapat
dilakukan dengan menggunakan rumus :
Kumpulan atom atom yang membentuk molekul juga memiliki berat yang disebut massa
molekul relatif (Mr). Massa molekul relatif juga dapat di katakan sebagai perbandingan
massa molekul unsur atau senyawa terhadap 1/12 massa atom C-12. Persamaan yang
digunakan untuk menghidup Mr ialah sebagai berikut :
(Brady, 1992)
Massa molekul relatif juga dapat dihitung dengan menjumlahkan seluruh massa atom
relatif pada suatu molekul atau senyawa, sehingga memenuhi :
𝑀𝑟 = ∑ 𝐴𝑟 (2.3)
Titik beku larutan merupakan merupakan titik dimana suatu larutan mulai membeku atau
terjadi perubahan fasa dari cair ke padat. Titik breku larutan dipengaruhi beberapa faktor
utama yaitu titik beku pelarut murni, sehingga dalam menentukan titik beku larutan dapat
di tentukan dengan hasil pengurangan dari titikn beku pelarut murnhi dikurangi dengan
penurunan suhu. Titik beku larutan selalu loebih rendah daripada titik beku berbanding
lurus dengan banyaknya molekul zat terlarut (molnya) di dalam massa tertentu pelarut.
Penurunan titik beku dapat dituliskan pada persamaan matematis sebagai berikut :
∆Tf = m.Kf (2.4)
Keterangan :
Δ Tf : Penurunan titik beku larutan
Kf : Penurunan titik beku molal
M : Molalitas larutan
(Chang, 2003).
Kf adalah tetapan penurunan titik beku molal (oC/mol), m adalah molalitas larutan
(mol.L-1). Hukum Roult menyatakan bahwa tekanan uap suatu komponen dalam suatu
larutan sama dengan tekanan uap larutan murni dikali dengan fraksi mol komponen yang
menguap dalam larutan. Larutan memiliki tekanan yang lebih rendah dari pada pelarut
murninya pada temperatur yang sama. Akibatnya titik beku larutan menjadi lebih rendah
jika dibandingkan dengan titik beku pelarut murninya. Air murni pada tekanan 1 atm
membeku pada 0oC. Besarnya penurunan titik beku hanya ditentukan oleh jumlah partikel
zat terlarut. Semakin banyak partikel zat terlarut maka semakin besar pula (Arifin, 1993).
Kemampuan zat pelarut untuk berubah menjadi fase uapnya menurun sebagai akibat
dari adanya penurunan tenaga bebas. Penurunan tenaga bebas juga membuat tekanan uap
pelarut dalam larutan lebih rendah dibandingkan dengan tekanan uap pelarut yang sama
dalam keadaan murni. Penggunaan diagram fasa dapat membantu dalam memahami
pengaruh penurunan tekanan uap terhadap titik beku larutan. Larutan yang mengandung
zat terlarut non volatil dapat menurunkan tekanan uap pelarut (Sukardjo, 1989).
Konsentrasi yang semakin tinggi mengakibatkan semakin besar penurunan tekanan
uapnya. Suatu zat pelarut yang didalamnya dimasukkan zat lain yang tidak mudah
menguap (non volatil), maka tenaga bebas pelarut tersebut akan turun. Penurunan tenaga
bebas ini mengikuti persamaan Nernst.
Gº1 - Gº = RT ln x (2.5)
Keterangan :
Gº1 - Gº : Penurunan tenaga bebas pelarut
R : Tetapan gas murni umum
T : Suhu mutlak
X : Konsentrasi zat x
(Syukri, 1999)
Hasil
3.2.2 Menentukan daya hantar listrik berbagai senyawa
Asam Benzoat + Asam Laurat
Hasil
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Penurunan Titik Beku
4.2 Pembahasan
Percobaan kali ini mengenai penentuan massa molar dengan penurunan titik beku
larutan bertujuan untuk menentukan tetapan penurunan titik beku molal pelarut dan
menentukan berat molekul zat non volatil. Titik beku larutan adalah temperatur pada
saat larutan setimbang dengan pelarut padatnya. Setiap zat yang mengalami pembekuan
memiliki tekanan 1 atm. Penambahan zat terlarut non volatil ke dalam suatu pelarut
menyebabkan terjadinya penurunan titik beku. Keberadaan partikel-partikel zat pelarut
mengalami proses pengaturan molekul-molekul dalam pembentukan susunan kristal padat,
sehingga diperlukan suhu yang lebih rendah untuk mencapai susunan kristal padat dari fasa
cairnya. Hal ini yang menyebabkan terjadinya penurunan titik beku suatu larutan yang
keadaannya ditambahkan zat terlarut (Brady, 1992).
Penentuan massa molar dengan penurunan titik beku larutan pada praktikum ini
menentukan massa molar dari asam benzoat. Prinsip dari percobaan ini ialah m,enentukan
titik beku dari asam laurat murni (yang akan digunakan sebagai pelarut dari asam
benzoat).dan menentukan titik beku dari campuran asam benzoat dan asam laurat. Alat
yang digunakan pada percobaan ini ialah aplikasi logger lite. Penurunan titik beku dari
masing-masing sampel tersebut dilakukan pengukuran secara duplo agar hasil yang
diperoleh lebih presisi dan akurat. Massa asam laurat yang digunakan sebesar 7 gram dan
asam benzoat yang digunakan sebesar 0,75.
Perlakuan pertama yang dilakukan pada percobaan kali ini ialah menentukan
penurunan titik beku asam laurat murni terlebih dahulu. Asam laurat sebanyak 7 gram
dimasukkan kedalam tabung reaksi dan di panaskan dalam water bath Waterbath berisi
akuades kemudian asam laurat murni di masukkan dalam keadaan suhu 80 ºC. Hal ini
bertujuan untuk mencairkan asam laurat yang berwujud padatan sehingga memudahkan
untuk menghitung titik bekunysa. Asam laurat yang telah mencair sempurna selanjutnya di
masukkan pada water bath yang berisi akuades pada suhu kamar bersamaan dengan
mencelupkan sensor dari logger lite. Fungsi diletakkan dalam akuades dengan suhu kamar
yaitu untuk menurunkan suhu sistem hingga proses pembekuan dapat berlangsung.
Penurunan suhu tidak menggunakamn es batu karena titi beku asam laurat lebih tinggi dari
akuades sehingga tidak membutuhkan suhu yang lebih rendah dari akuades. Pengukuran
menggunakan laptop yang tersedia aplikasi logger lite. Cara mengukur penurunan titik
beku asam laurat ialah dengan menmcelupkan sensor. Perbedaan suhu yang dialami asam
laurat membuat larutan asam laiurat mulai membeku. Penurunan titik beku dapat diamati
pada laptop. Hasil yang ditunjukkamn pada aplikasi ialah suhu pada asam laurat mulai
konstan pada titik 43,31oC dan 39,94oC (pengulangan duplo). Nilai titik beku pada asam
laurat menurut Sciencelab (2019) ialah 67oC-69oC. Hal ini tidak sesuai karena pada saat
awal terbentuk padatan tidak terlihat pada tabung reaksi.
Percobaan kedua pada percobaan kali ini ialah mengukur titik beku larutan campuran
asam benzoat (0,75 gram), dan asam laurat (7 gram). Kedua campuiran tersebuit
dimasukkan kedalam tabung reaksi. Perlakuan yang dilakukan perlakuan pertama yang
dilakukan pada percobaan kali ini ialah menentukan penurunan titik beku asam laurat
murni terlebih dahulu. Asam laurat sebanyak 7 gram dan asam benzoat sebanyak 0,75
gram dimasukkan kedalam tabung reaksi dan di panaskan dalam water bath Waterbath
berisi akuades kemudian asam laurat murni di masukkan dalam keadaan suhu 80 ºC. Hal
ini bertujuan untuk mencairkan asam laurat yang berwujud padatan sehingga memudahkan
untuk menghitung titik bekunysa. Campuran yang telah mencair sempurna selanjutnya di
masukkan pada water bath yang berisi akuades pada suhu kamar bersamaan dengan
mencelupkan sensor dari logger lite. Perbedaan suhu yang dialami asam laurat membuat
larutan asam laiurat mulai membeku.. Proses pencairan campuran lebih lama dibandingan
dengan mkencairkan asam laurat murni. Hall ini terjadi karenma pada percobaan ini
terdapat dua komponen sehingga untuk merubah fase pada kle nfase lain membutuhkan
suhu yang lebih tinggi. Campuran yang telah mencair sempurna selanjutnya diuji
menggunakan logger lite. Hasil yang didapatkan ialah titik beku larutan konstan pada suhu
32,93oC dan 34,88oC. Hasil titik beku zat murni dengan campuran lebih rendah campur5an
nya karena untuk mencapai titik beku nya suatu zat terganggu dengan kompinen lain
sehingga membutuhkan suhu yang lebih rendah untuk membeku.
Berat molekul asam benzoat (zat terlarut) dapat diperoleh menggunakan data hasil
perlakuan pertama yaitu mencari penurunan titik beku yaitu dengan cara mencari selisih
dari titik beku larutan dengan titik beku pelarut murninya. Nilai ∆𝑇𝑓 yang diperoleh,
membuat berat molekul dari asam benzoat dapat diketahui dengan menggunakan cara
𝑔 1000
∆𝑇𝑓 = 𝑀𝑟 × × 𝐾𝑓. Berat molekul yang dihasilkan dari percobaan sebesar 71,53 g/mol
𝑃
sedangkan berat molekul asam benzoat pada teori yaitu sebesar 122,12 g/mol. Hasil yang
sesuai dengan teori yang ada. ∆𝑇𝑓 secara teoritis juga dicari dengan menggunakan rumus
yang sama. Hasil yang diperoleh sebesar 3,42°𝐶 sehingga hasil yang diperoleh dengan teori
yang ada tidak jauh berbeda.
45,00
Temepratur (oC)
40,00 Campuran 1
35,00 Campuran 2
Murni 1
30,00
Murni 2
25,00
200,00 220,00 240,00 260,00 280,00 300,00
Waktu (s)
5.1 Kesimpulam
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum penentuan massa molar dengan penurunan
titik beku larutan ialah sebagai berikut :
1. Penurunan titik beku larutan merupakan salah satu sifat koligatif dimana titik beku
suatu larutan akan menurun jika ditambahkan zat terlarut dan penurunan titik beku
yang diperoleh pada percobaan ini adalah 3,42 oC.
2. Massa molar suatu zat terlarut ditentukan menggunakan metode penurunan titik beku
𝑔 1000
dengan menggunakan rumus ∆𝑇𝑓 = 𝑀𝑟 × × 𝐾𝑓 dimana massa molar yang
𝑃
5.2 Saran
Saran pada praktikum penentuan massa molar dengan penurunan titik beku larutan
ialah pengukuran penurunan suhu diusahakan sensor tidak boleh di angkat sebelum suhu
konstan. Sensor juga diusahakan dicuci bersih ketika ingin melakukan pengulangan
percobaan sehingga meminimalisir zat zat yang tersisa pada sensor. Praktikan juga harus
memahami prosedur agar praktikum berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 1993. Diktat Kuliah: Kimia Dasar I (Kimia Anorganik). Banjarbaru: Pustaka.
Brady, J. E. 1992. Kimia Universitas Asas dan Srtuktur. Jakarta: Binarupa Aksara.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid I. Jakarta: Erlangga
Sciencelab.2019.Material Safety Data Sheet of Aquades.[serial
online].http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927321.diakses pada
tanggal 29 Maret 2019.
Sciencelab.2019.Material Safety Data Sheet of Asam Benzoat .[serial online].
www.sciencelab.com/msds.php?msdsId= 9927096.diakses pada tanggal 29 Maret
2019.
Sciencelab.2019.Material Safety Data Sheet of Asam Laurat .[serial online].
www.sciencelab.com/msds.php?msdsId= 32026802.diakses pada tanggal 29 Maret
2019.
Sukardjo. 1989. Kimia Fisika. Yogyakarta: Rinaka Cipta.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar. Bandung: Penerbit ITB
Tim Penyusun. 2019. Penuntun Praktikum Kesetimbangan Kimia. Jember: Fakultas MIPA
Universitas Jember.
Tim R&D Sains Pudak Sciencetific. 2008. Science Laboratory Experiences of High School
Students Across One State in the US: Descriptive Research from the Classroom,
Science Educator, 17 (I): 36-44.
LAMPIRAN
1. Penentuan Konstanta Titik Beku
3,9𝑜𝐶 𝑥 1 𝑘𝑔 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
Kf = 𝑚𝑜𝑙 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡
𝑧 𝑘𝑔 𝑀𝑟 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑔/𝑚𝑜𝑙
Kf = 3,9oc x 1000 x 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑛𝑧𝑜𝑎𝑡 𝑔
7,75 𝑘𝑔 122,12 𝑔/𝑚𝑜𝑙
Kf = 3,9oc x x
1000 0,75 𝑔
= 4,9 oCkg/mol
𝑔 1000
∆𝑇𝑓 = × × 𝐾𝑓
𝑀𝑟 𝑃
0,75 1000
∆𝑇𝑓 = × × 3,9°𝐶/𝑚𝑜𝑙𝑎𝑙
122,12 𝑔/𝑚𝑜𝑙 7𝑔
∆𝑇𝑓 = 3,42°𝐶
𝑔 1000
ΔT𝑓 = 𝑥 x kf
𝑀𝑟 𝑃
0,75 1000
7,34 °C = 𝑥 x 4,9 c/molal
𝑀𝑟 7
0,75 × 1000 × 4,9℃/molal
Mr =
7,34 ℃ × 7
2925
Mr = 51,38
Mr = 71,53 g/mol
= -41,43%
LAMPIRAN GRAFIK
Murni Percobaan 1
50
45
40
Temperatur (C)
35
30
25
20 Murni 1
15
10
5
0
220 240 260 280
Waktu (s)
Murni Percobaan 2
45
40
35
Temperatu (C)
30
25
20
15 Murni 2
10
5
0
220 240 260 280
Waktu (s)
Campuran Percobaan 1
33
32,9
32,8
Temperatur (C)
32,7
32,6
Campuran 1
32,5
32,4
32,3
220 240 260 280
Waktu (s)
Campuran Percobaan 2
35
34,8
Temperatur (C)
34,6
34,4
34,2 Campuran 2
34
33,8
220 240 260 280
Waktu (s)