Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN L PRAKTIKUM KESETIMBSANGAN KIMIA

PENENTUAN MASSA MOLAR DENGAN PENURUNAN TITIK BEKU


LARUTAN

Nama : Prastito Hafiz Rachmanda


NIM : 171810301055
Kelas/Kelompok : A/6
Asisten : Supriati Khotijatul Qubro

LABORATORIUM KIMIA FISIK


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Zat dengan konsentrasi zat terlarut sama akan memiliki sifat yang sama yang kemudian
sifat ini dikenal dengan sifat koligatif larutan Sifat–sifat koligatif adalah sifat–sifat yang
hanya ditentukan oleh jumlah partikel dalam larutan dan tidak tergantung oleh jenis
partikelnya, tidak bergantung pada ukuran ataupun berat molekul zat terlarut. Sifat
koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari contohnya yaitu penurunan titik beku.
Penurunan titik beku (ΔTf) dan kenaikan titik didih adalah akibat dari penurunan tekanan
uap. Perbedaan tekanan uap pelarut murni dengan tekanan uap larutan disebut dengan
penurunan titik beku (Chang, 2005).
Penurunan titik beku (ΔTf) termasuk dalam sifat koligatif larutan. Penurunan titik beku
tidak bergantung kepada jenis zat terlarut, tetapi hanya bergantung pada konsentrasi larutan
Peristiwa penambahan zat tertentu merupakan contoh dari sifat koligatif larutan yaitu
penurunan titik beku. Sifat koligatif larutan merupakan salah satu sifat larutan yang
dipengaruhi oleh penambahan zat lain yang bergantung pada jumlah partikel-partikelnya
bukan jenis zatnya. Penambahan ini akan menyebabkan larutan membeku pada temperatur
lebih rendah dari pelarutnya. Penurunan titik beku suatu larutan encer berbanding lurus
dengan konsentrasi massa, pada tekanan tetap.
Percobaan kali ini yaitu penentuan penurunan titik beku yang akan menjelaskan
bagaimana cara menentukan penurunan titik beku dari berbagai larutan yang akan diuji dan
bagaimana mentukan berat molekul zat non volatil yang tidak diketahui. Massa moolar
akan di dapatkan dengan mengetahui penurunan titik beku dari senyawa murni dan
senyawa campuran. Senyawa murni yang digunakan ialah asam laurat, sdangkan pada
campuran terdapat asam benzoat dan asam laurat. Persamaan dari penurunan titik beku
larutan pada percobaan ini akan digunakan untuk menentukan massa molar dari asam
benzoat.

1.1 Tujuan
Tujuan percobaan dari percobaan penentuan massa molar dengan penurunan titik beku
larutan adalah sebagai berikut :
1. Mendapatkan pengetahuan tentang sifat koligatif dari larutan non-elektrolit
2. Menentukan massa molar zat terlarut dengan metode penuruna n titik beku
3. Mengevaluasi keakuratan metode dengan membandingkan dengan massa molar yang
dihitung dari rumus molekul
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Material Safety Data Sheet (MSDS)


2.1.1 Akuades (H2O)
Akuades memiliki rumus molekul H2O. Akuades memiliki wujud cair, tidak
berwarna dan tidak memiliki rasa. Akuades memiliki berat molekul 18.02 g/mol serta
memiliki pH netral (pH=7). Akuades memiliki titik didih 100oC, memiliki tekanan uap 2.3
kPa (saat 20oC). Akuades tidak menyebabkan iritasi dan tidak menyebabkan korosi.
Akuades tidak menyebabkan kebakaran. Akuades tidak menyebabkan gangguan
pencernaan dan pernafasan (Sciencelab, 2019).
2.1.2 Asam Benzoat (C6H5COOH)
Asam benzoat merupakan senyawa dengan rumus kimia C6H5COOH. Asam
benzoat merupakan senyawa padatan yang memiliki berat molekul 122,12 g/mol. Asam
benzoat memiliki pH=3 yang termasuk dalam golongan asam. Asam benzoat memiliki titik
didih 249,2 oC dan titik leleh 122,4 oC. Asam benzoat memiliki berat jenis 1,2659 g/cm3.
Asam benzoat larut dalam air dingin. Mata yang terkena asam benzoat segera dibilas
dengan air hangat selama 15 menit. Kulit yang terkena asam benzoat segera dibilas dengan
air mengalir dan segera olesi kulit yang terkena asam benzoat dengan krim anti bakteri
(Sciencelab, 2019).
2.1.3 Asam Laurat (C12H24O2)
Asam laurat merupakan senyawa dengan memiliki rumus kimia C12H24O2 . Asam
laurat merupakan senyawa padatan yang memiliki 200,31 g/mol. Asam laurat memiliki
titik didih 298,9 oC dan titik lebur 43,2 oC. Asam laurat berbentuk bubuk putih. Mata yang
terkena asam benzoat segera dibilas dengan air hangat selama 15 menit. Kulit yang terkena
asam benzoat segera dibilas dengan air mengalir dan segera olesi kulit yang terkena asam
benzoat dengan krim anti bakteri (Sciencelab, 2019).

2.2 Dasar Teori

Unsur memiliki lebih dari satu atom yang berbeda nomor massa nya. Atom memiliki
jumlah massa yang berbeda beda. Massa atom sangatlah kecil, misalnya sebuah atom
hidrogen memiliki massa sekitar 1,7 triliun gram. mengukur massa atom dapat dilakukan
dengan membandingkan atom dengan atom lain nya sebagai pembanding. Atom yang biasa
digunakan sebagai pembanding ialah atom C (karbon) dimana memiliki nomor massa 12.
Perbandingkan antara karbon dan hidrogen ialah ataom karbon bermassa 12 kali lebih berat
dari pada atom hidrogen, dan sekitar 3 kali loebih berat dari pada atom helium. Satuan dari
massa atom ini ialah amu (atom masses unit). Menghitung massa atom relatif (Ar) dapat
dilakukan dengan menggunakan rumus :

𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑡𝑜𝑚 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑋


𝐴𝑟𝑋 = 1 (2.1)
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑡𝑜𝑚 𝐶−12
12

Kumpulan atom atom yang membentuk molekul juga memiliki berat yang disebut massa
molekul relatif (Mr). Massa molekul relatif juga dapat di katakan sebagai perbandingan
massa molekul unsur atau senyawa terhadap 1/12 massa atom C-12. Persamaan yang
digunakan untuk menghidup Mr ialah sebagai berikut :

𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟/ 𝑠𝑒𝑛𝑦𝑎𝑤𝑎


𝑀𝑟𝑋 = 1 (2.2)
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑡𝑜𝑚 𝐶−12
12

(Brady, 1992)
Massa molekul relatif juga dapat dihitung dengan menjumlahkan seluruh massa atom
relatif pada suatu molekul atau senyawa, sehingga memenuhi :
𝑀𝑟 = ∑ 𝐴𝑟 (2.3)
Titik beku larutan merupakan merupakan titik dimana suatu larutan mulai membeku atau
terjadi perubahan fasa dari cair ke padat. Titik breku larutan dipengaruhi beberapa faktor
utama yaitu titik beku pelarut murni, sehingga dalam menentukan titik beku larutan dapat
di tentukan dengan hasil pengurangan dari titikn beku pelarut murnhi dikurangi dengan
penurunan suhu. Titik beku larutan selalu loebih rendah daripada titik beku berbanding
lurus dengan banyaknya molekul zat terlarut (molnya) di dalam massa tertentu pelarut.
Penurunan titik beku dapat dituliskan pada persamaan matematis sebagai berikut :
∆Tf = m.Kf (2.4)
Keterangan :
Δ Tf : Penurunan titik beku larutan
Kf : Penurunan titik beku molal
M : Molalitas larutan
(Chang, 2003).
Kf adalah tetapan penurunan titik beku molal (oC/mol), m adalah molalitas larutan
(mol.L-1). Hukum Roult menyatakan bahwa tekanan uap suatu komponen dalam suatu
larutan sama dengan tekanan uap larutan murni dikali dengan fraksi mol komponen yang
menguap dalam larutan. Larutan memiliki tekanan yang lebih rendah dari pada pelarut
murninya pada temperatur yang sama. Akibatnya titik beku larutan menjadi lebih rendah
jika dibandingkan dengan titik beku pelarut murninya. Air murni pada tekanan 1 atm
membeku pada 0oC. Besarnya penurunan titik beku hanya ditentukan oleh jumlah partikel
zat terlarut. Semakin banyak partikel zat terlarut maka semakin besar pula (Arifin, 1993).
Kemampuan zat pelarut untuk berubah menjadi fase uapnya menurun sebagai akibat
dari adanya penurunan tenaga bebas. Penurunan tenaga bebas juga membuat tekanan uap
pelarut dalam larutan lebih rendah dibandingkan dengan tekanan uap pelarut yang sama
dalam keadaan murni. Penggunaan diagram fasa dapat membantu dalam memahami
pengaruh penurunan tekanan uap terhadap titik beku larutan. Larutan yang mengandung
zat terlarut non volatil dapat menurunkan tekanan uap pelarut (Sukardjo, 1989).
Konsentrasi yang semakin tinggi mengakibatkan semakin besar penurunan tekanan
uapnya. Suatu zat pelarut yang didalamnya dimasukkan zat lain yang tidak mudah
menguap (non volatil), maka tenaga bebas pelarut tersebut akan turun. Penurunan tenaga
bebas ini mengikuti persamaan Nernst.
Gº1 - Gº = RT ln x (2.5)
Keterangan :
Gº1 - Gº : Penurunan tenaga bebas pelarut
R : Tetapan gas murni umum
T : Suhu mutlak
X : Konsentrasi zat x
(Syukri, 1999)

Gambar 2.1 Diagram Fasa


Sumber: Tim Kimia Fisik, 2019.
Berdasarkan diagram tersebut diketahui bahwa titik beku larutan Tf lebih rendah
daripada titik beku pelarut murni T0f, sehingga besarnya penurunan titik beku larutan
adalah:
ΔTf = Tof – Tf (2.6)
Penurunan titik beku besarnya tergantung pada fraksi mol pelarut. Fraksi mol zat terlarut
dinyatakan dengan X1 yang diperoleh dari persamaan X = 1-X1. Penurunan titk beku jika
dinyatakan sebagai X1 adalah sebagai berikut:
ΔTf = (R(Tof )2/ΔHf) X1 (2.7)
Berdasarkan persamaan di atas, diketahui bahwa ΔHf merupakan panas pencairan pelarut.
Fraksi mol dapat diubah ke dalam bentuk molalitas. Molalitas larutan (m) dapat diperoleh
dari pencampuran m mL zat terlarut ke dalam 1000 gram zat terlarut. Berikut
persamaannya:
X1 = m / (1000/M)+ m) (2.8)
M merupakan berat molekul dari pelarut. Nilai X1 = mM/1000 jika larutan encer dengan m
mendekati nol. Persamaannya adalah:
ΔTf = (R(Tof )2 M.m)/1000ΔHf (2.9)
Dari X1 = m.M/1000 di atas diperoleh:
m = 1000 X1/M
Fraksi mol zat terlarut dapat dinyatakan dengan:
X1= m1 / (m1 + m) = (W1/M1) / {(W1/M1 + W/M)}
Dimana W1 adalah berat zat terlarut, M1 sebagai berat molekul zat terlarut dan W sebagai
berat pelarut. Larutan yang digunakan merupakan larutan encer, sehingga (W1/M1)
>>(W/M).
X1 = (W1.M) / (W.M1) dan ΔTf = (1000/kf) / M1 x (W1/W)
Harga kf dapat dihitung dengan rumus:
kf = (W.M1.ΔTf) / (1000 W1) (2.10
Berat molekul zat terlarut dihitung berdasarkan rumus:
M1 = (1000.kf ) / ΔTf x (W1/W) (2.11)
(Tim kimia fisik, 2019).
Penentuan penurunan titik beku dalam suatu larutan dapat dibantu menggunakan
software Logger Lite. Logger Lite merupakan software yang dapat menyensor suatu
senyawa, suhu, konduktivitas, kelembaban dan yang lainnya dengan alat bantu sebuah
sensor. Sofware ini di dapat secara gratis di internet. Cara pakai software ini tentu sangat
mudah, pertama download software di internet, lalu install pada laptop/PC. Cara untuk
merekam data yang diinginkan adalah hubungkan data logger ke PC USB port lalu
aktifkan software hingga sistem mendeteksi data logger lalu klik ok. Klik ikon setup pada
toolbar, beri judul pada kolom comment, pilih temperatur yang digunakan, atur interval
logging, klik mode untuk mengaktifkan data logger, atur alarm level, lalu klik send setup,
copy data didalam Ms. Excel (Tim R&D Sains Pudak Scientific, 2012).
BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
- Sebsor temperatur
- Logger Lite
- Laptop
- Tabung reaksi + sumbat
- Water batch
- Pengaduk
- Penjepit kayu
3.1.2 Bahan
- Asam laurat
- Asam Benzoat
- Akuades
3.2. Diagram Kerja
3.2.1 Titik beku asam laurat murni
Asam Laurat

 dibuka sumbat secara perlahan – lahan lalu dijepit dan dimasukkan


ke dalam gelas kimia 400 ml yang telah diisi dengan akuades
sebanyak 300 ml.
 dipanaskan sampai meleleh.
 dimasukkan termometer dan ditunngu sampai suhu stabil pada 50oC.
 dilepaskan termometer dan jepit tabung yang berisi asam laurat dan
dimasukkan ke dalam water batch bersuhu ruangan dan dipastikan
bahwa air diluar tabung permukaanya lebih tinggi.
 dibaca suhu setiap 20 detik selama 10 menit, apabila suhu awal tidak
mencapai 50oC maka percobaan diulangi.
 diaduk terus menerus selama proses pendinginan, ketika sudah
membeku berhenti mengaduk agar termometer tidak pecah.
 dilelehkan kembali dalam air panas untuk membebaskan termometer.
 disiapkan grafik suhu vs waktu, jenis grafik ini disebut kurva
pendinginan dan titik beku asam laurat harus jelas pada grafik.

Hasil
3.2.2 Menentukan daya hantar listrik berbagai senyawa
Asam Benzoat + Asam Laurat

 Dimasukkan kedalam tabung reaksi dengan formula (0,75 g asam


benzoat dan 8 g asam laurat) dan ditutup tabungnya.
 direndam diulangi cara 2-7 seperti titik beku a dibuka sumbat secara
perlahan – lahan lalu dijepit dan dimasukkan ke dalam gelas kimia 400
ml yang telah diisi dengan akuades sebanyak 300 ml.
 dipanaskan sampai meleleh.
 dimasukkan termometer dan ditunngu sampai suhu stabil pada 50oC.
 dilepaskan termometer dan jepit tabung yang berisi asam laurat dan
dimasukkan ke dalam water batch bersuhu ruangan dan dipastikan
bahwa air diluar tabung permukaanya lebih tinggi.
 dibaca suhu setiap 20 detik selama 10 menit, apabila suhu awal tidak
mencapai 50oC maka percobaan diulangi.
 diaduk terus menerus selama proses pendinginan, ketika sudah
membeku berhenti mengaduk agar termometer tidak pecah.
 dilelehkan kembali dalam air panas untuk membebaskan termometer.
 disiapkan grafik suhu vs waktu, jenis grafik ini disebut kurva
pendinginan dan titik beku asam laurat harus jelas pada grafik.
 sam laurat murni untuk membentuk kurva pendinginan dan dicatat
dimana suhu kristal padat pertama kali terbentuk pada tabung reaksi

Hasil
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Penurunan Titik Beku

Zat Tf Tf rata-rata ΔTf


1 2
As. Laurat 43,31 39,94 41,25 7,34
As. Benzoat 32,93 34,88 33,91

4.1.2 Penentuan Mr Asam Benzoat

ΔTf m as. benzoat m as. laurat Kf as. laurat Mr Δs beszoat


7,34 oC 0,75 gram 7 gram 4,9 kg 71,53 g/mol

4.2 Pembahasan

Percobaan kali ini mengenai penentuan massa molar dengan penurunan titik beku
larutan bertujuan untuk menentukan tetapan penurunan titik beku molal pelarut dan
menentukan berat molekul zat non volatil. Titik beku larutan adalah temperatur pada
saat larutan setimbang dengan pelarut padatnya. Setiap zat yang mengalami pembekuan
memiliki tekanan 1 atm. Penambahan zat terlarut non volatil ke dalam suatu pelarut
menyebabkan terjadinya penurunan titik beku. Keberadaan partikel-partikel zat pelarut
mengalami proses pengaturan molekul-molekul dalam pembentukan susunan kristal padat,
sehingga diperlukan suhu yang lebih rendah untuk mencapai susunan kristal padat dari fasa
cairnya. Hal ini yang menyebabkan terjadinya penurunan titik beku suatu larutan yang
keadaannya ditambahkan zat terlarut (Brady, 1992).
Penentuan massa molar dengan penurunan titik beku larutan pada praktikum ini
menentukan massa molar dari asam benzoat. Prinsip dari percobaan ini ialah m,enentukan
titik beku dari asam laurat murni (yang akan digunakan sebagai pelarut dari asam
benzoat).dan menentukan titik beku dari campuran asam benzoat dan asam laurat. Alat
yang digunakan pada percobaan ini ialah aplikasi logger lite. Penurunan titik beku dari
masing-masing sampel tersebut dilakukan pengukuran secara duplo agar hasil yang
diperoleh lebih presisi dan akurat. Massa asam laurat yang digunakan sebesar 7 gram dan
asam benzoat yang digunakan sebesar 0,75.
Perlakuan pertama yang dilakukan pada percobaan kali ini ialah menentukan
penurunan titik beku asam laurat murni terlebih dahulu. Asam laurat sebanyak 7 gram
dimasukkan kedalam tabung reaksi dan di panaskan dalam water bath Waterbath berisi
akuades kemudian asam laurat murni di masukkan dalam keadaan suhu 80 ºC. Hal ini
bertujuan untuk mencairkan asam laurat yang berwujud padatan sehingga memudahkan
untuk menghitung titik bekunysa. Asam laurat yang telah mencair sempurna selanjutnya di
masukkan pada water bath yang berisi akuades pada suhu kamar bersamaan dengan
mencelupkan sensor dari logger lite. Fungsi diletakkan dalam akuades dengan suhu kamar
yaitu untuk menurunkan suhu sistem hingga proses pembekuan dapat berlangsung.
Penurunan suhu tidak menggunakamn es batu karena titi beku asam laurat lebih tinggi dari
akuades sehingga tidak membutuhkan suhu yang lebih rendah dari akuades. Pengukuran
menggunakan laptop yang tersedia aplikasi logger lite. Cara mengukur penurunan titik
beku asam laurat ialah dengan menmcelupkan sensor. Perbedaan suhu yang dialami asam
laurat membuat larutan asam laiurat mulai membeku. Penurunan titik beku dapat diamati
pada laptop. Hasil yang ditunjukkamn pada aplikasi ialah suhu pada asam laurat mulai
konstan pada titik 43,31oC dan 39,94oC (pengulangan duplo). Nilai titik beku pada asam
laurat menurut Sciencelab (2019) ialah 67oC-69oC. Hal ini tidak sesuai karena pada saat
awal terbentuk padatan tidak terlihat pada tabung reaksi.
Percobaan kedua pada percobaan kali ini ialah mengukur titik beku larutan campuran
asam benzoat (0,75 gram), dan asam laurat (7 gram). Kedua campuiran tersebuit
dimasukkan kedalam tabung reaksi. Perlakuan yang dilakukan perlakuan pertama yang
dilakukan pada percobaan kali ini ialah menentukan penurunan titik beku asam laurat
murni terlebih dahulu. Asam laurat sebanyak 7 gram dan asam benzoat sebanyak 0,75
gram dimasukkan kedalam tabung reaksi dan di panaskan dalam water bath Waterbath
berisi akuades kemudian asam laurat murni di masukkan dalam keadaan suhu 80 ºC. Hal
ini bertujuan untuk mencairkan asam laurat yang berwujud padatan sehingga memudahkan
untuk menghitung titik bekunysa. Campuran yang telah mencair sempurna selanjutnya di
masukkan pada water bath yang berisi akuades pada suhu kamar bersamaan dengan
mencelupkan sensor dari logger lite. Perbedaan suhu yang dialami asam laurat membuat
larutan asam laiurat mulai membeku.. Proses pencairan campuran lebih lama dibandingan
dengan mkencairkan asam laurat murni. Hall ini terjadi karenma pada percobaan ini
terdapat dua komponen sehingga untuk merubah fase pada kle nfase lain membutuhkan
suhu yang lebih tinggi. Campuran yang telah mencair sempurna selanjutnya diuji
menggunakan logger lite. Hasil yang didapatkan ialah titik beku larutan konstan pada suhu
32,93oC dan 34,88oC. Hasil titik beku zat murni dengan campuran lebih rendah campur5an
nya karena untuk mencapai titik beku nya suatu zat terganggu dengan kompinen lain
sehingga membutuhkan suhu yang lebih rendah untuk membeku.
Berat molekul asam benzoat (zat terlarut) dapat diperoleh menggunakan data hasil
perlakuan pertama yaitu mencari penurunan titik beku yaitu dengan cara mencari selisih
dari titik beku larutan dengan titik beku pelarut murninya. Nilai ∆𝑇𝑓 yang diperoleh,
membuat berat molekul dari asam benzoat dapat diketahui dengan menggunakan cara
𝑔 1000
∆𝑇𝑓 = 𝑀𝑟 × × 𝐾𝑓. Berat molekul yang dihasilkan dari percobaan sebesar 71,53 g/mol
𝑃

sedangkan berat molekul asam benzoat pada teori yaitu sebesar 122,12 g/mol. Hasil yang
sesuai dengan teori yang ada. ∆𝑇𝑓 secara teoritis juga dicari dengan menggunakan rumus
yang sama. Hasil yang diperoleh sebesar 3,42°𝐶 sehingga hasil yang diperoleh dengan teori
yang ada tidak jauh berbeda.

Gabungan Grafik Murni dan


Campuran
50,00

45,00
Temepratur (oC)

40,00 Campuran 1

35,00 Campuran 2
Murni 1
30,00
Murni 2
25,00
200,00 220,00 240,00 260,00 280,00 300,00
Waktu (s)

Grafik 4.1 Grafik Hubungan Titik Beku Pelarut dan Campuran


Grafik diatas tidak sesuai dengan literatur. Grafik titik beku campurang seharusnya
berada dibawah sedangkan titik beku pelarut berada diatas. Hal ini terjadi karena apabila
pelarut murni ditambah zat terlarut maka akan menurunkan energi bebas gibbs sehingga
ikatan antar partikelnya tidak terlalu kuat dan menyebabkan titik beku larutan juga semakin
menurun. Grafik 4.1 menunjukkan ketidaksesuaian dengan literatur karena kurang
stabilnya sensor yang digunakan. Sensor tersebut sangat cepat dalam menangkap suhu
dalam suatu larutan dan sensor digunakan secara duplo (dua kali) pengulangan. Menurut
literatur, kestabilan sensor dipengaruhi oleh suhu yang digunakan untuk perlakuan
selanjutnya, dan perlakuan dibuat duplo dengan suhu yang berbeda dari 50oC menjadi
turun akibat penurunan titik beku sehingga sensor menjadi tidak stabil untuk
penyesuainnya suhu dari masing – masing larutan dan perlakuan.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulam

Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum penentuan massa molar dengan penurunan
titik beku larutan ialah sebagai berikut :

1. Penurunan titik beku larutan merupakan salah satu sifat koligatif dimana titik beku
suatu larutan akan menurun jika ditambahkan zat terlarut dan penurunan titik beku
yang diperoleh pada percobaan ini adalah 3,42 oC.
2. Massa molar suatu zat terlarut ditentukan menggunakan metode penurunan titik beku
𝑔 1000
dengan menggunakan rumus ∆𝑇𝑓 = 𝑀𝑟 × × 𝐾𝑓 dimana massa molar yang
𝑃

diperoleh yaitu 71,53 g/mol


3. Keakuratan metode penurunan titik beku untuk mencari massa molar adalah tergolong
cukup akurat atau mendekati akurat karena perbedaan yang diperoleh tidak terlalu
jauh. Berat molekul yang diperoleh pada percobaan ini sebesar 71,53 g/mol sedangkan
jika dihitung dari rumus molekul sebesar 122,12 g/mol.

5.2 Saran
Saran pada praktikum penentuan massa molar dengan penurunan titik beku larutan
ialah pengukuran penurunan suhu diusahakan sensor tidak boleh di angkat sebelum suhu
konstan. Sensor juga diusahakan dicuci bersih ketika ingin melakukan pengulangan
percobaan sehingga meminimalisir zat zat yang tersisa pada sensor. Praktikan juga harus
memahami prosedur agar praktikum berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin. 1993. Diktat Kuliah: Kimia Dasar I (Kimia Anorganik). Banjarbaru: Pustaka.
Brady, J. E. 1992. Kimia Universitas Asas dan Srtuktur. Jakarta: Binarupa Aksara.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid I. Jakarta: Erlangga
Sciencelab.2019.Material Safety Data Sheet of Aquades.[serial
online].http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927321.diakses pada
tanggal 29 Maret 2019.
Sciencelab.2019.Material Safety Data Sheet of Asam Benzoat .[serial online].
www.sciencelab.com/msds.php?msdsId= 9927096.diakses pada tanggal 29 Maret
2019.
Sciencelab.2019.Material Safety Data Sheet of Asam Laurat .[serial online].
www.sciencelab.com/msds.php?msdsId= 32026802.diakses pada tanggal 29 Maret
2019.
Sukardjo. 1989. Kimia Fisika. Yogyakarta: Rinaka Cipta.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar. Bandung: Penerbit ITB
Tim Penyusun. 2019. Penuntun Praktikum Kesetimbangan Kimia. Jember: Fakultas MIPA
Universitas Jember.
Tim R&D Sains Pudak Sciencetific. 2008. Science Laboratory Experiences of High School
Students Across One State in the US: Descriptive Research from the Classroom,
Science Educator, 17 (I): 36-44.
LAMPIRAN
1. Penentuan Konstanta Titik Beku
3,9𝑜𝐶 𝑥 1 𝑘𝑔 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
Kf = 𝑚𝑜𝑙 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡
𝑧 𝑘𝑔 𝑀𝑟 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑔/𝑚𝑜𝑙
Kf = 3,9oc x 1000 x 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑛𝑧𝑜𝑎𝑡 𝑔
7,75 𝑘𝑔 122,12 𝑔/𝑚𝑜𝑙
Kf = 3,9oc x x
1000 0,75 𝑔

= 4,9 oCkg/mol

 Mencari ∆𝑇𝑓 teoritis

𝑔 1000
∆𝑇𝑓 = × × 𝐾𝑓
𝑀𝑟 𝑃
0,75 1000
∆𝑇𝑓 = × × 3,9°𝐶/𝑚𝑜𝑙𝑎𝑙
122,12 𝑔/𝑚𝑜𝑙 7𝑔

∆𝑇𝑓 = 3,42°𝐶

2. Mencari Mr asam Benzoat

𝑔 1000
ΔT𝑓 = 𝑥 x kf
𝑀𝑟 𝑃
0,75 1000
7,34 °C = 𝑥 x 4,9 c/molal
𝑀𝑟 7
0,75 × 1000 × 4,9℃/molal
Mr =
7,34 ℃ × 7
2925
Mr = 51,38

Mr = 71,53 g/mol

Baku kesalahan = nilai teramati – nilai seharusnya


= 71,53 gr/mol – 122,12 g/mol
= -50,59
𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛
Error relatif = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠𝑛𝑦𝑎 x 100 %
−50,59
= 122,12 x 100%

= -41,43%
LAMPIRAN GRAFIK

Murni Percobaan 1
50
45
40
Temperatur (C)

35
30
25
20 Murni 1
15
10
5
0
220 240 260 280
Waktu (s)

Murni Percobaan 2
45
40
35
Temperatu (C)

30
25
20
15 Murni 2
10
5
0
220 240 260 280
Waktu (s)
Campuran Percobaan 1
33
32,9
32,8
Temperatur (C)

32,7
32,6
Campuran 1
32,5
32,4
32,3
220 240 260 280
Waktu (s)

Campuran Percobaan 2
35

34,8
Temperatur (C)

34,6

34,4

34,2 Campuran 2

34

33,8
220 240 260 280
Waktu (s)

Anda mungkin juga menyukai