KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan Hidayah-Nya serta nikmat sehat sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan praktik ini. penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah. Laporan
ini berisi hasil praktikum pembentukan logam yang dilakukan di workshop
produksi dan perancangan FPTK UPI. Hal-hal yang berkaitan dengan hasil
praktikum akan di laporkan pada laporan ini.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam proses fabrikasi logam, logam pada mulanya dibentuk dengan cara
dilelehkan lalu di cetak sesuai yang kita inginkan atau bahasa umumnya adalah
pengencoran. Setelah benda di cor seperti yang kita inginkan, maka benda tersebut
mempunyai kegunaan. Tetapi berbeda dilapangan, sering kali benda yang di cor
tidak langsung sesuai dengan benda yang kita inginkan. Pada umunya benda yang
telah di cor mendapatkan pengerjaan tambahan untuk menjadi benda yang dapat
digunakan.
Salah satu kerja tambahan yaitu adalah proses tempa atau di dunia disebut
forging. Secara dasar teori tempa atau forging adalah suatu benda yang dilakukan
penekanan atau pemukulah hingga menjadi benda yang diinginkan.
Pada laporan ini telah dilakukan proses tempa atau forging. Adapun teori dan
pelaksanaanya akan dilaporkan pada laporan ini.
1.4 Manfaat
Dengan dilaksanakannya praktikum penempaan, diharapkan:
5
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Forging (Penempaan)
Prinsip dari drop forging adalah memaksa logam panas yang plastis
memenuhi dan mengisi bentuk die dengan cara penempaan. Proses ini yang
diperlengkapi dengan die. Die umumnya dibagi dua bagian dimana satu
bagian diletakkan pada hammer, yang lainnya pada anvil.
Syarat die yang digunakan harus kuat dan tangguh terhadap beban
impact,keausan, dan temperatur umumnya terbuat dari campuran baja
dengan krom, molibdenum dan nickel. Faktor yang penting dan harus
7
a. Panjang benda yang diupset tidak lebih dari 3 kali diameter batang.
b. Diameter upset tidak lebih dari 1,5 kali diameter batang.
c. Panjang benda kerja yang tidak ditumpu oleh die tidak lebih dari
diameter batang.
2.2.4 Pengempaan dengan Swaging
Secara umum toleransi tempa bloker dapat di peroleh 2-3 kali toleransi
ukuran melalui tempa konventional, sudut buangan sekitar 7o atau lebih
dari ukuran benda jadi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Baja
2. Arang
11
Mulai
Desain Produk
Perhitungan
Dimensi
Pembuatan Api
Pemanasan Logam
Tidak
Pemukulan dan Penekanan
Selesai
Pendinginan
Finishing
Selesai
12
BAB IV
HASIL PENEMPAAN DAN PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Forging merupakan pekerjaan tambahan yang dilakukan setelah pengecoran.
Prinsip dasar forging adalah dengan cara ditekan atau di pukul baik benda dalam
keadaan panas atau dingin. Pada praktikum ini benda dalam keadaan panas.
5.2 Saran
Pada saat pemanasan usahakan bagian yg terkena api adalah bagian yang
aku dibentuk guna menghindari pelelehan bagian yang lainnya.
14
DAFTAR PUSTAKA