Anda di halaman 1dari 14

1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan Hidayah-Nya serta nikmat sehat sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan praktik ini. penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah. Laporan
ini berisi hasil praktikum pembentukan logam yang dilakukan di workshop
produksi dan perancangan FPTK UPI. Hal-hal yang berkaitan dengan hasil
praktikum akan di laporkan pada laporan ini.

Penulis menyadari dan memaklumi bahwa laporan ini masih memiliki


banyak kekurangan baik dalam penyajian dan analisis. Dengan tangan terbuka
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif agar menjadi suatu
masukan dan sebagai proses pembelajaan dalam mengejar cita-cita. Akhir kata
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya.
2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1


DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 4
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 4
1.4 Manfaat ................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................... 6
KAJIAN TEORI ................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Forging (Penempaan) ......................................................... 6
2.2 Jenis-Jenis Forging (Penempaan) ......................................................... 6
2.2.1 Penempaan dengan Palu ( Hammer Forging) ................................... 6
2.2.2 Pengempaan dengan Drop Forging ................................................. 6
2.2.3 Pengempaan dengan Press Forging ................................................. 7
2.2.4 Pengempaan dengan Upset Forging ................................................ 7
2.2.4 Pengempaan dengan Swaging .......................................................... 7
2.2.5 Pengempaan dengan Roll Forging ................................................... 8
2.3 Klasifikasi Forging Berdasarkan Proses dan Cetakan ....................... 8
2.3.1 Open die Forging .............................................................................. 8
2.3.2 Blocker die Forging........................................................................... 8
2.3.3 Conventional Die Forging ................................................................. 8
2.3.4 Close Die Forging ............................................................................. 9
2.4 Klasifikasi dan karakteristik Mesin Forging ....................................... 9
BAB III ................................................................................................................. 10
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 10
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 10
3.2 Alat dan Bahan ..................................................................................... 10
3.3 Prosedur Penelitian .............................................................................. 11
BAB IV ................................................................................................................. 12
3

HASIL PENEMPAAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 12


4.1 Pembuatan Api ..................................................................................... 12
4.2 Penempaan ............................................................................................ 12
BAB V................................................................................................................... 13
PENUTUP ............................................................................................................ 13
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 13
5.2 Saran ...................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14
4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam proses fabrikasi logam, logam pada mulanya dibentuk dengan cara
dilelehkan lalu di cetak sesuai yang kita inginkan atau bahasa umumnya adalah
pengencoran. Setelah benda di cor seperti yang kita inginkan, maka benda tersebut
mempunyai kegunaan. Tetapi berbeda dilapangan, sering kali benda yang di cor
tidak langsung sesuai dengan benda yang kita inginkan. Pada umunya benda yang
telah di cor mendapatkan pengerjaan tambahan untuk menjadi benda yang dapat
digunakan.

Salah satu kerja tambahan yaitu adalah proses tempa atau di dunia disebut
forging. Secara dasar teori tempa atau forging adalah suatu benda yang dilakukan
penekanan atau pemukulah hingga menjadi benda yang diinginkan.

Pada laporan ini telah dilakukan proses tempa atau forging. Adapun teori dan
pelaksanaanya akan dilaporkan pada laporan ini.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang ada, maka rumusan masalahnya yaitu
bagaimana melakukan prakti forging.
1.3 Tujuan
Praktikum penempaan logam merupakan penerapan teori-teori yang pernah
diberikan dalam perkuliahan. Tujuan utama dari praktikum ini adalah:

a. Menentukan dan merencanakan pengerjaan tempa.


b. Mengetahui beberapa proses atau teknik dalam penempaan.
c. Mengetahui besaran-besaran atau parameter proses yang terlibat dan
berpengaruh terhadap benda yang ditempa.
d. Merencanakan dan membuat barang jadi melalui teknik penempaan logam.

1.4 Manfaat
Dengan dilaksanakannya praktikum penempaan, diharapkan:
5

a. Mahasiswa mampu membuat rancangan dasar observasi: tujuan observasi,


subjek observasi, tempat observasi, waktu observasi, strategi observasi.
b. Mahasiswa mampu menyusun rancangan strategi observasi, melakukan
observasi di lingkungannya baik aspek sosial maupun kondisi laboraturium.
c. Mahasiswa mampu menyusun laporan observasi: analisis, interprestasi dan
penyimpulannya.
6

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Forging (Penempaan)

Forging adalah proses pembentukan logam secara plastis dengan


memberikan gaya tekan pada logam yang akan dibentuk . Gaya tekan yang
diberikan bisa secara manual maupun secara mekanis (hidrolis ataupun
pneumatis). Proses forging bisa dikerjakan pada pengerjaan dingin maupun
pengerjaan panas.

2.2 Jenis-Jenis Forging (Penempaan)


Forging dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Hammer Forging
b. Drop Forging
c. Press Forging
d. Upset Forging
e. Roll Forging
f. Swaging
2.2.1 Penempaan dengan Palu ( Hammer Forging)

Proses ini merupakan forging yang paling sederhana. Pada umumnya


landasan (ANVIL) dan palu yang dipakai berbentuk datar. Sehingga proses
ini diprioritaskan untuk membuat benda kerja yang sederhana dan skala
produksi kecil. Prosesnya lama dan hasilnya tergantung dari skill operator.

2.2.2 Pengempaan dengan Drop Forging

Prinsip dari drop forging adalah memaksa logam panas yang plastis
memenuhi dan mengisi bentuk die dengan cara penempaan. Proses ini yang
diperlengkapi dengan die. Die umumnya dibagi dua bagian dimana satu
bagian diletakkan pada hammer, yang lainnya pada anvil.

Syarat die yang digunakan harus kuat dan tangguh terhadap beban
impact,keausan, dan temperatur umumnya terbuat dari campuran baja
dengan krom, molibdenum dan nickel. Faktor yang penting dan harus
7

diperhatikan adalah tenaga pneumatis dan tenaga hidrolis sehingga mesin-


mesin tipe steam hammer maupun air hammer mampu bekerja sangat cepat,
mudah dikontrol dan otomatis.

2.2.3 Pengempaan dengan Press Forging

Pada hammer forging maupun drop forging energi yang diberikan


pada saat penempaan sebagian besar terserap oleh anvil, pondasi mesin dan
permukaan luar benda kerja sedangkan bagian dalam benda kerja belum
terdeformasi. Karena itu untuk benda kerja dengan penampang tebal dan
besar digunakan press forging.

Prinsip press forging adalah dilakukannya penekanan secara perlahan-


lahan pada benda kerja sampai menghasilkan aliran logam yang uniform.
Press forging biasanya dikerjakan tanpa die dan hammer maupun anvilnya
berbentuk datar.

2.2.4 Pengempaan dengan Upset Forging

Proses forging yang dikhususkan untuk pembesaran diameter pada


ujung batang logam ditekan dalam arah memanjang. Pada dasarnya benda
kerja yang diupset berupa bar bulat, wire ataupun benda kerja berbentuk
silindris.

Ada 3 hal yang diperhatikan saat melakukan upset forging :

a. Panjang benda yang diupset tidak lebih dari 3 kali diameter batang.
b. Diameter upset tidak lebih dari 1,5 kali diameter batang.
c. Panjang benda kerja yang tidak ditumpu oleh die tidak lebih dari
diameter batang.
2.2.4 Pengempaan dengan Swaging

Swaging adalah proses pengurangan diameter benda kerja yang


berbentuk bulat baik solid meupun berongga dengan cara penempaan
berulang kali.
8

Disini die berfungsi sebagai hammer. Proses swaging juga dapat


membentuk bentuk kerucut dan mengurangi diameter dalam maupun
diameter luar penampang

2.2.5 Pengempaan dengan Roll Forging

Proses forging untuk mengurangi ketebalan dari bar yang berbentuk


bulat atau datar sehingga mengalami perpanjangan ke arah sumbu axisnya.
Roll forging biasanya memproduksi poros, batang taper dan pegas daun.
Roll forging terdiri dari dua roll semisilindris dengan bentuk groove sebesar
25-75 % sumbu putaran.

2.3 Klasifikasi Forging Berdasarkan Proses dan Cetakan

Pada proses forging, forging dibeedakan berdasarkan prses dan cetakan


tersebut

2.3.1 Open die Forging

Tempa melalui pemakaian dies terbuka, merupakan proses tempa


sederhana yaitu dengan menggunakan dies blok sederhana.hasil proses dari
tempa biasanya hanya berupa bakalan untuk memperkecil proses
permesinan.

2.3.2 Blocker die Forging

Tempa melalui dies blocker hanya menghasilkan bentuk yang mirip


dari bentuk yang diinginkan, ukuran masih jauh dari benda kerja, bahkan
kadang” proses ini dilakukan untuk memperkecil ongkos pada proses
permesinan. Toleransi ukuran hasil tempa tidak di tentukan hasil teliti.

Secara umum toleransi tempa bloker dapat di peroleh 2-3 kali toleransi
ukuran melalui tempa konventional, sudut buangan sekitar 7o atau lebih
dari ukuran benda jadi.

2.3.3 Conventional Die Forging


9

Pembentukan melalui tempa konventional lebih terperinci, toleransi


ukuran lebih teliti dan sudut buang sekitar 5-7o di bandingkan dengan tempa
melalui dies bloker.

2.3.4 Close Die Forging

Tempa dengan dies tertutup merupakan perubahan untuk bentuk yang


sangat komplek, sehingga meliputi analisa teknik aspek logam fisik dan
logam mekanik, seperti aliran logam,perpindahan panas, antara logam yang
di bentuk dan dies yang terus menerus selama operasi.

2.4 Klasifikasi dan karakteristik Mesin Forging


 Secara umum klasifikasi mesin tempa di dasarkan pada prinsip operasi
tempanya seperti misalnya mesin tempa hidraulick, mesin di batasi oleh
beban atau kemampuan mesin untuk proses pembebanan yang di batasi
oleh beban atau kemampuan mesin untuk proses pembentukan di batasi
oleh kapasitas beban.
 Mesin tempa press mekanik (eksentrik atau crank) di tentukan oleh
panjang langkah mesin, beban pada panjang langkah mesin(beban yang
tersedia pada mesin)
 Mesin tempa hammer adalah mesin yang di batasi oleh energi, hasil
deformasi dari pemindahan energi kinetik ram mesin. Mesin tempa
screw press juga merupakan mesin yang di batasi oleh energi tetapi
hampir sama dengan mesin tempa hydraulik atau mekanik press.
10

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 12-17 Mei 2019 di Workshop
Produksi dan Perancangan Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia.

3.2 Alat dan Bahan


Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
1. Palu
2. Blower
3. Sarung Tangan
4. Kaca Mata
5. Apron
6. Gerinda
7. Tongs
8. anvil

Bahan Yang digunakan adalah

1. Baja
2. Arang
11

3.3 Prosedur Penelitian

Mulai

Desain Produk

Perhitungan
Dimensi

Pembuatan Api

Pemanasan Logam

Tidak
Pemukulan dan Penekanan

Selesai

Pendinginan

Finishing

Selesai
12

BAB IV
HASIL PENEMPAAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembuatan Api


Pada proses pertama yang dilakukan pada area workshop adalah pembuatan
api. Api berfungsi untuk memanaskan logam yang akan dibentuk. Benda setlah
dipanaskan akan menjadi elastis , hal ini dapat memudahkan dalam membentuk
logam walaupun dengan tenaga kecil.
Pada temuan praktikum saat itu, api sangan sulit dihidupkan. Hal ini setelah
di perhatikan banyaknya sampah atau sisa arang yang telah terpakai menutupi jalur
blower, shinggi tidak ada angina yang menyemburkan api.
4.2 Penempaan
Penempaan dilakukan di workshop produksi dan perancangan FPTK UPI.
Dalam pengerjaan proses forging ada beberapa tahap hingga benda jadi.
Proses pertama pada penempaan yaitu pempipihan ujung benda. Pada proses
ini perlu dilakukan dengan cepat supaya benda tetap panas saat dipukul. Proses
pemanasan hanya berada diujung benda.
Yang kedua adalah pembengkokan benda. Pembengkokan dilakukan dengan
cara memasukan benda ke lubang anvil lalu di tekan oleh tangan. Yang perlu
diperhatikan adalah saat pembengkokan, pastikan benda tidak rata. Untuk
mengatasi hal tersebut adalah memukul benda di sela sela pembengkokan. Benda
akan bengkok sesuai yang di harapkan.
Proses selanjutnya adalah pempipihan bidang tengah yang mempunyai
bentuk pipih tegak lurus dengan pempipihan di awal benda. Pastikan api yang
terkena adalah bagian tengah.
Sebelum membuat bagian setengah lingkaran, penulis melakukan drilling lalu
pembautan dengan benda kerja kedua. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan dan
menyamakan lingkar diameter pada kedua benda
13

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Forging merupakan pekerjaan tambahan yang dilakukan setelah pengecoran.
Prinsip dasar forging adalah dengan cara ditekan atau di pukul baik benda dalam
keadaan panas atau dingin. Pada praktikum ini benda dalam keadaan panas.
5.2 Saran
Pada saat pemanasan usahakan bagian yg terkena api adalah bagian yang
aku dibentuk guna menghindari pelelehan bagian yang lainnya.
14

DAFTAR PUSTAKA

Ismoyo, A. (2014). ANALISIS PENGARUH PROSES PENGEROLAN DAN


PENEMPAAN PANAS PADA SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR
MIKRO PADUAN ZrNbMoGe . Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju ,
117.
Setyadi, I. (2012). ANALISIS PENGARUH TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI
TERHADAP KARAKTERISTIK MATERIAL PISTON. Jurnal Sains
Materi Indonesia, 61.
Syarief1, A. (2008). Analisa Kekerasan Pisau Potong. Info teknik, 117.

Anda mungkin juga menyukai