Anda di halaman 1dari 52

ASWAJA,

NILAI DASAR PERGERAKAN &


PARADIGMA KRITIS
TRANSFORMATIF

Oleh: Nur Sayyid Santoso Kristeva, M.A.


Alumnus UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta & Pascasarjana Sosiologi
Fisipol UGM, Kader Kultural PMII Daerah Istimewa Jogjakarta.
Website: www.negaramarxis.blogspot.com
Hp. 085 647 634 312, E-mail: nuriel.ugm@gmail.com

Disampaikan pada Acara Pelatihan Kader Dasar (PKD) Se-Nusantara


Pengurus Komisariat (PK) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
(PMII) Ratu Kalinyamat INISNU Jepara, Tanggal 2-5 Maret 2013

1
Ahlussunah wal
Jama’ah
“Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah
menurunkan air langit dari bumi, maka diaturnya menjadi sumber-
sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan dengan air itu tanaman-
tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering
lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya
hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat pelajaran bagi Ulul Albab.” Al-Zumar (39): 21

2
PRAWACANA
 Aswaja merupakan bagian integral dari sistem
keorgaisasian PMII.
 Dalam NDP aswaja merupakan metode
pemahaman dan pengamalan keyakinan tauhid.
 Aswaja digunakan sebagai manhaj al-fikr (metode
berfikir)
 Sebagai manhaj, aswaja menjadi lebih fleksibel dan
memungkinkan bagi pengamalnya untuk
menciptakan ruang kreatifitas dan menelorkan
ikhtiar-ikhtiar baru untuk menjawab tantangan
zaman.
3
SKETSA SEJARAH
 Aswaja lahir dari pergulatan intens antara doktrin
dengan sejarah.
 Di wilayah doktrin, debat meliputi soal kalam
mengenai status Al-Qur’an, apakah ia makhluk atau
bukan.
 Kemudian debat antara sifat-sifat Allah SWT antara
ulama salafiyyun dan golongan mu’tazilah.
 Di wilayah sejarah, proses pembentukan aswaja
terentang dari zaman khulafa’ ar-rasyidin.
 Yakni dimulai dari perang siffin yang melibatkan Ali
bin Abi Thalib r.a dengan Muawiyyah.
4
 Bersama dengan kekalahan ke-empat khalifaH
tersebut, setelah dikelabui melalui titik arbitrase
(tahkim) oleh kubu Muawiyyah, umat Islam makin
terpecah kedalam berbagai golongan.
 Diantara mereka terdapat Syiah yang secara umum
dinisbatkan kepada pengikut khalifah Ali bin Abi
Thalib, golongan khawarij yakni pendukung Ali yang
membelot karena tidak setuju dengan tahkim,
 Dan ada pula kelompok Jabariyah yang
meligitimasi kepemimpinan Muawiyah.
5
 Selain ketiga golongan tersebut masih ada Murjiah dan
Qadariyah, faham bahwa segala sesuatu yang terjadi karena
perbuatan manusia dan Allah tidak turut campur (af’al al-’ibad
min al’ibad)—berlawanan dengan faham jabariyah.
 Diatara kelompok itu ada komunitas yang dipelopori oleh
Imam Abu Sa’id Hasan Yasar Al-Bashri (21-11-H/ 639-728
M), yang cenderung mengembangkan aktivitas keagamaan
yang bersifat kultural (tsaqafiyah), ilmiah dan berusaha
mencari jalan kebenaran secara jernih.
 Komunitas ini menghindari pertiakaian politik antara berbagai
faksi politik (firqah) yang berkembang ketika itu. sebaliknya
mereka mengembangkan sistem keberagamaan yang sejuk,
moderat dan tidak ekstrim.

6
 Pandangan tersebut diteruskan oleh
generasi-generasi setelahnya; diataranya
Imam Abu Hanifah Al-Nu’man (w. 150 H),
Imam Malik Ibn Anas (w. 179 H), Imam Syafi’i
(w. 204 H), Ibn Kullab (w. 204 H), Ahmad Ibn
Hambal (w. 241 H), Abu Hasan Al-Asy’ari (w.
324 H), Abu Mansur Al-Maturidi (w. 333 H).
 Kedua ulama terakhir yang inilah permulaan
faham ahlussunah wal jama’ah ini
dinisbatkan.
7
PENGERTIAN
 Ahlussunah wal Jama’ah: Ahl berarti
pemeluk, jika dikaitkan dengan mahzab
artinya adalah penganut aliran/ mahzab
(ashab al-mahzab).
 As-Sunah: mempunyai arti jalan, disamping
memiliki arti Al-hadits. Al-Jama’ah: berarti
sekumpulan orang yang memiliki tujuan.
 Berarti: Ahlussunah Wal Jama’ah adalah
segolonga orang yang mengikuti jalan Nabi,
para sahabat dan tabi’in.
8
 Dalam Qonun Asasi (konstitusi dasar) yang
dirumuskan oleh K.H. Hasyim Asy’ari, bahwa aswaja
merupakan sebuah faham keagamaan dimana;
 Dalam aqidah menganut pendapat Abu Hasan Al-
Asy’ari (w. 324 H), Abu Mansur Al-Maturidi (w. 333 H).
 Dalam bidang fiqih menganut pendapat Imam Abu
Hanifah Al-Nu’man (w. 150 H), Imam Malik Ibn Anas
(w. 179 H), Imam Syafi’i (w. 204 H), Ahmad Ibn
Hambal (w. 241 H).
 Dalam bidang tasawuf menganut pendapat Imam
Junaid Al-Baghdadi dan Abu HAmid Al-Ghazali.

9
PRINSIP ASWAJA SEBAGAI MANHAJ

 Prinsip-prinsip aswaja sebagai dalam


kehidupan sehari-hari meliputi:
1. Bidang Aqidah
2. Bidang Sosial Politik
3. Bidang Istinbath Al-Hukm
4. Bidang Tasawuf/ Akhlaq

10
BIDANG AQIDAH
 Dalam bidang aqidah pilar penyangga aswaja
adalah:
1. Uluhiyyah (ketuhanan),
2. Nubuwwat (bahwa Allah telah menurunkan wahyu
kepada para Nabi da Rasul-Nya),
3. Al-Ma’ad (keyakinan bahwa manusia akan
dibangkitkan dari kubur pada hari kiamat, dan
setiap manusia akan mendapat imbalan sesuai
dengan amal perbuatannya (yaumul jaza). Dan
mereka akan dihitung (hisab) seluruh amal
perbuatan mereka sewaktu didunia.
11
BIDANG SOSIAL POLITIK
 Berbeda dengan golongan Syiah yang memiliki sebuah konsep
mewajibkan berdirinya negara (imamah), aswaja dan golongan
Sunni umumnya memandang negara sebagai kewajiban
fakultatif (fardu kifayah).
 Pandangan syiah tersebut juga berbeda dengan golongan
Khawarij yang membolehkan komunitas berdiri tanpa imamah
apabila ia dapat mengatur dirinya sendiri. Bagi aswaja, negara
merupakan alat untuk mengayomi kehidupan manusia untuk
menciptakan danmenjaga kemaslahatan bersama (maslahah
musytarakah).
 Aswaja tidak memiliki konsep bentuk negara yang baku. Sebuah
negara boleh berdiri atas adasar teokrasi, aristokrasi, atau
demokrasi, asal mampu memenuhi syarat-syarat atau kriteria
yangharus dipenuhi oleh sebuah negara. Apabila syarat-syarat
tersebut terpenuhi, maka guguran otoritas (wewenang)
pemimpinan negara tersebut.
12
 Syarat-syarat berdirinya sebuah negara dalam prinsip aswaja:
1. Prinsip Syura (Musayawarah). Negara harus mengedepankan
musyawarah dalam mengambil keputusan, kebijakan/
peraturan.
2. Prinsip Al-’Adl (Keadilan). Negara harus adil dalam
memumutuskan segala sesuatu demi kaslahatan umat.
3. Prinsip Al-Hurriyah (Kebebasan). Negara wajib menjaga
kebesan bagi warganya. prinsip kebebasan manusia dalam
syariah dikenal dengan Ushulul Khmas: (1) Hifzhu Al-Nafs
(menjaga jiwa), (2) Hifzhu Al-Din (menjaga agama), (3) Hifzhu
Al-Mal (menjaga harta benda), (4) Hifzhu Al-Nasl (memberikan
jaminan terhadap asal-usul identitas, garis keturunan setiap
warga negara-memperlakukan sama), (5) Hifzhu Al-Irdh
(jaminan terhadap harga diri, kehormatan, profesi, atau
kedudukan setiap warga negara).
4. Prinsip Al-Musawah (Kesetaraan Derajat).Bahwa tidak
dibenarkan bangsa satu menindas bangsa yang lain.
Kedudukan, hak dan kewajiban warga negara adalah sama. 13
BIDANG ISTINBATH AL-HUKM
 Semua golongan sunni menggunakan empat umber hukum: Al-
Qur’an, As-Sunah, Ijma’ dan Qiyas.
1. Al-Qur’an: Sumber hukum tertinggi (utama) dalam pengambilan
hukum Islam.
2. As-Sunah: meliputi Al-Hadits dan segala tindak & perilaku Rasul
SAW, sebagai pelengkap apa yang dinyatakan Al-Qur’an.
3. Ijma’: menurut Abu Hasan Ali Ibn Ali Muhammad Al-Aminidi, Ijma
adalah: kesepakatan kelompok legislatif (ahl-al halli wa al-aqdi) dan
umat Muhammad SAW pada suatu masa terhadap suatu hukum
dari suatu kasus. atau kesepakatan orang-orang mukalaf dari umat
Muhammad SAW pada suatu masa terhadap suatu hukum dari
suatu kasus.
4. Qiyas: sebagai sumber hukum Islam, merupakan hasil ijtihad pada
ulama. Qiyas yaitu mempertemukan sesuatu yang tak ada nash
hukumnya denganhal lain yang ada nash hukumnya karena ada
persamaan ‘illat hukum. Qiyas sangat dianjurkan oleh Imam Syafi’i.

14
BIDANG TASAWUF/ AKHLAQ
 Imam Al-Junaid bin Muhammad Al-Baghdadi menjelaskan: Tasawuf
artinya; Allah mematikan dirimu dari dirimu, danmenghidupkan dirimu
dengan-Nya; Tasawuf adalah engkau berada semata-mata bersama
Allah SWT tanpa keterikatan apapun.
 Imam Abu Hamid Al-Ghazali menjelaskan: Tasawuf adalah;
menyucikan diri dari apa saja selain Allah, aku simpulkan bahwa kaum
sufi adalah para pencari di jalan Allah, dan perilaku mereka adalah
perilaku terbaik,jalan merek adalah jalan yang terbaik, dan pola hidup
mereka adalah pola hidup yang tersucikan. mereka telah
membersihkan hati mereka dari berbagai hal selain Allah dan
menjadikannya sebagai saluran tempat mengalirnya sungai-sungai
yang membawa ilmu-ilmu dari Allah.
 Banyak contoh sufi atau ahli tasawuf yang zuhud namun juga sukses
dalamukuran duniawi. Imam Al-Junaid adalah pengusaha botol yang
sukses, Al-Hallaj sebagai pengusaha tenun, Umar Ibn Abd Aziz sebagai
pemimpin negara, Abu Sa’id Al-Kharraj sebagai pengusaha konveksi,
Abu Hasan Al-Syadzily sukses sebagai petani, Fariduddin Al-Atthar
sebagai pengusaha parfum.
15
Nilai Dasar
Pergerakan
“Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah
mengetahuinya. Berbekallah, dan sebaik-baik bekal adalah taqwa
dan bertaqwalah kepada-Ku wahai Ulul Albab.” Al-Baqarah (2):
197. “Allah menganugerahkan al-hikmah (kefahaman yang
mendalam tentang Al-Quran dan Hadits) kepada siapa saja yang
Dia kehendaki. Dan barang siapa dianugerahi al-hikmah itu, maka
ia benar-benar dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya Ulul
Albab-lah yang dapat mengambil pelajaran.” Al-Baqarah (2); 296.

16
TERMINOLOGI NDP
 Nilai Dasar Pergerakan (NDP) adalah nilai-nilai yang secara mendasar
merupakan sublimasi nilai-nilai ke-Islaman, seperti kemerdekaan (al-
hurriyyah), persamaan (al-musawa), keadilan ('adalah), toleran
(tasamuh), damai (al-shuth), dan ke Indonesiaan (pluralisme suku,
agama, ras, pulau, persilangan budaya) dengan kerangka paham
ahlussunah wal jama' ah yang menjadi acuan dasar pembuatan aturan
dan kerangka pergerakan organisasi.
 NDP merupakan pemberi keyakinan dan pembenar mutlak, Islam
mendasari dan memberi spirit serta elan vital pergerakan yang meliputi
iman (aspek aqidah), Islam (aspek syariah), ihsan (aspek etika, akhlaq
dan tasawuf) dalam rangka memperoleh kesejahteraan hidup di dunia
dan akherat.
 Dalam upaya memahami, menghayati dan mengamalkan Islam
tersebut, PMII menjadikan ahlussunah wal jama'ah sebagai manhaj al-
fikr sekaligus manhaj al-taghayyur al-ijtima'i (perubahan sosial) untuk
mendekonstruksi dan merekonstruksi bentuk-bentuk pemahaman dan
aktualisasi ajaran-ajaran agama yang toleran, humanis, anti-kekerasan,
dan kritis transformatif.
17
FUNGSI NDP
 NDP memiliki beberapa fungsi, pertama, Kerangka Refleksi. Sebagai kerangka
refleksi NDP bergerak dalam pertarungan ide-ide, paradigma, nilai-nilai yang
akan memperkuat level kebenaran-kebenaran ideal. Subtansi ideal tersebut
menjadi suatu yang mengikat, absolut, total, universal berlaku menembus ruang
dan waktu (muhlamul qat’i) kerangka refleksi ini menjadi moralitas gerakan
sekaligus sebagai tujuan absolut dalam mencapai nilai-nilai kebenaran,
kemerdekaan, kemanusiaan.
 Kedua, Kerangka Aksi. Sebagai kerangka aksi NDP bergerak dalam
pertarungan aksi, kerja-kerja nyata, aktualisasi diri, analisis sosial untuk
mencapai kebenaran faktual. Kebenaran sosial ini senantiasa bersentuhan
dengan pengalaman historis, ruang dan waktu yang berbeda dan berubah.
Kerangka aksi ini memungkinkan warga pergerakan menguji, memperkuat dan
bahkan memperbaharui rumusan kebenaran historisitas atau dinamika sosial
yang senantiasa berubah.
 Ketiga, Kerangka Ideologis. Kerangka ideologis menjadi rumusan yang mampu
memberikan proses ideologisasi disetiap kader, sewkaligus memberikan
dialektika antara konsep dan realita yang mendorong proses progressif dalam
perubahan sosial. Kerangka ideologis juga menjadi landasan pola pikir dan
tindakan dalam mengawal perubahan sosial yang memberikan tempat pada
demokratisasi dan Hak Asasi Manusia (HAM).

18
KEDUDUKAN NDP
 Pertama, NDP menjadi rujukan utama setiap
produk hukum dan kegiatan organisasi.
 Kedua, NDP menjadi sumber kekuatan ideal-
moral dari aktivitas pergerakan.
 Ketiga, NDP menjadi pusat argumentasi dan
pengikat kebenaran dati kebebasan berfikir,
berucap, bertindak dalam aktivitas
pergerakan.

19
RUMUSAN NDP
 Tauhid
 Hubungan Manusia dengan Allah

 Hubungan Manusia dengan Manusia

 Hubungan Manusia dengan Alam

20
TAUHID
 Mengesakan Allah SWT merupakan nilai paling asasi dalam
sejarah agama samawi. Didalamnya terkandung hakikat
kebenaran manusia. (Al-­Ikhlas, AI-Mukmin: 25, AI-Baqarah:
130-131). Subtansi tauhid;
1) Allah adalah Esa dalam Dzat, sifat dan perbuatan-Nya,
2) Tauhid merupakan keyakinan atas sesuatu yang lebih tinggi dari
alam semesta, serta merupakan manifestasi dati kesadaran dan
keyakian kepada haI yang ghaib (AI-Baqarah:3, Muhammad:14-
15, AI-Alaq: 4, A l-Isra: 7),
3) Tauhid merupakan titik puncak keyakinan dalam hati,
penegasan lewat lisan dan perwujudan nyata lewat tindakan,
4) Dalam memaharni an mewujudkannya pergerakan telah memilih
ahlussunah wal jama' ah sebagai metode pemahaman dan
keyakinan itu.
21
HUBUNGAN MANUSIA
DENGAN ALLAH
 Allah SWT adalah pencipta segala sesuatu.
Dia mencipta manusia sebaik-baik kejadian
dan menempatkan pada kedudukan yang
mulia. Kemuliaan manusia antara lain
terletak pada kemampuan berkreasi, berfikir
dan memiliki kesadaran moral. Potensi itulah
yang menempatkan posisi manusia sebagai
khalifah & hamba Allah (AI-Anam:165,
Yunus: 14.)
22
HUBUNGAN MANUSIA
DENGAN MANUSIA
 Allah meniupkan ruh dasar pada materi manusia.
Tidak ada yang lebih utama antara yang satu
dengan yang lainnya kecuali ketaqwaannya (AI-
Hujurat:13). Pengembangan berbagai aspek budaya
dan tradisi dalam kehidupan manusia dilaksanakan
sesuai dengan nilai dari semangat yang dijiwai oleh
sikap kritis dalam kerangka religiusitas. Hubungan
antara muslim dan non-muslim dilakukan guna
membina kehidupan manusia tanpa mengorbankan
keyakinan terhadap kebenaran universalitas Islam.

23
HUBUNGAN MANUSIA
DENGAN ALAM
 Alam semesta adalah ciptaan Allah. Allah menunjukkan
tanda-tanda keberadaan, sifat dan perbuatan Allah. Berarti
juga tauhid meliputi hubungan manusia dengan alam (As-
Syura: 20) Perlakukan manusia dengan alam dimaksudkan
untuk memakmurkan kehidupan dunia dan akherat. Jadi
manusia harus mentransendentasikan segala aspek
kehidupan manusia.
 NDP yang digunakan PMII dipergunakan sebagai landasan
teologis, normatif dan etis dalam pola pikir dan perilaku.
Dati dasar-dasar pergerakan tersebut muaranya adalah
untuk mewujudkan pribadi muslim yang berakhlaq dan
berbudi luhur, dan memiliki konstruksi berfikir kritis dan
progressif.
24
NDP: LANDASAN GERAK
BERBASIS TEOLOGIS
 NDP adalah sebuah kerangka gerak, ikatan nilai atau landasan pijak. Didalam PMII maka
kita akan kenal dengan istilah NDP (Nilai Dasar Pergerakan). NDP adalah sebuah
landasan fundamental bagi kader PMII dalam segala aktivitas baik-vertical maupun
horizontal. NDP sesungguhnya kita atau PMII akan mencoba berbicara tentang posisi dan
relasi yang terkait dengan apa yang akan kita gerakkan. PMII berusaha menggali sumber
nilai dan potensi insan warga pergerakan untuk kemudian dimodifikasi didalam tatanan
nilai baku yang kemudian menjadi citra diri yang diberi nama Nilai Dasar Pergerakan
(NDP) PMII. Hal ini dibutuhkan untuk memberi kerangka, arti motifasl, wawasan
pergerakan dan sekaligus memberikan dasar pembenar terhadap apa saja yang akan
mesti dilakukan untuk mencapai cita-cita perjuangan.
 Insaf dan sadar bahwa semua ini adalah keharusan bagi setiap kader PMII untuk
memahami dan menginternalisasikan nilai dasar PMII tersebut, baik secara personal
maupun secara bersama-sama, sehingga kader PMII diharapkan akan paham betul
tentang posisi dan relasi tersebut. Posisi dalam artia, di diri kita sebagai manusia ada
peran yang harus kita lakukan dalam satu waktu sebagai sebuah konsekuensi logis akan
adanya kita. Peran yang dimaksud adalah diri kita sebagai hamba, diri kita sebagai
makhluq, dan diri kita sebagai manusia.
 Ketiga posisi di atas merupakan sebuah kesatuan yang koheren dan saling menyatu.
Sehingga Relasi yang terbentuk adalah relasi yang saling topang dan saling
menyempurnakan. Akibat dari posisi tersebut maka akan muncul relasi yang sering
diistilahkan sebagai hablun mina Allah, hablun mina an-naas dan mu'amalah.
 Dalam ihtiar untuk mewujudkan perintah Tuhan Yang Maha Kuasa maka ketiga relasi di
atas harus selaiu dan selalu berangkat dari sebuah keyakinan IMAN, prinsip ISLAM, dan
menuju IHSAN. Inilah yang nantinya akan menjadi acuan dasar bagi setiap warga
pergerakan dalam melakukan segala ihtiar dalam segala posisi.
25
PEMAKNAAN DAN ARTI NDP
 Secara esensial NDP PMII adalah suatu sublimasi nilai ke-
Islam-an dan ke-Indonesia-an dengan kerangkan
pemahaman Ahfussunnah wal Jama'ah yang terjiwai oleh
berbagai aturan, memberi arah, mendorong serta
menggerakkan apa yang dilakoni PMII sebagai sumber
keyakinan dan pembenar mutlak.
 Islam mendasar dan menginspirasi NDP yang meliputi
cakupan Aqidah, Syari'ah dan Akhlaq dalam upaya
memperolah kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat.
 Dalam kerangka inilah PMII menjadikan Ahussunah wal
Jama'ah sebagai Manhaj af-fikr (methodologi mencari)
untuk mendekonstruksi bentuk-bentuk pemahaman
keagamaan yang benar.
26
FUNGSI, PERAN DAN
KEDUDUKAN NDP
 Secara garis besarnya Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII akan
berfungsi dan berperan sebagai :
1. KERANGKA REFLEKSI (Landasan Berfikir PMII). Bahwa NDP
menjadi landasan pendapat yang dikemukakan terhadap persoalan-
persoalan yang akan dan sedang dihadapi oleh PMII.
2. KERANGKA AKSI (Landasan Pijak PMII). Landasan pijak dalam
artian bahwa NDP diperankan sebagai landasan pijak bagi setiap gerak
dan langkah serta kebijakan yang dilakukan oleh PMII.
3. KERANGKA IDEOLOGIS (Landasan Motivasi PMII). NDP juga
seyogyanya harus menjadi pendorong bagi anggota PMII untuk
berbuat dan bergerak sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan dan
terkandung didalamnya. Sedangkan kedudukan NDP dalam PMII bisa
kita letakkan pada, Pertama; NDP haruslah menjadi rumusan nilai-nilai
yang dimuat dan menjadi aspek ideal dal.am berbagai aturan dan
kegiatan PMII. Kedua; NDP harus menjadi pemicu dan pegangan bagi
dasar pembenar dalam berfikir, bersikap dan berprilaku.

27
RUMUSAN DAN ISI NDP
Selain itu kita juga harus paham betul tentang isi ataupun rumusan atas Nilai Dasar
Pergerakan kita yang dapat kita gambarkan seperti berikut :
I. Ketuhanan atau Tauhid. Pengertian ketuhanan adalah bagaimana kita memaknai ketauhidan
kita alas Tuhan. Men-Esa-kan Allah SWT, merupakan nilai paling asasi dalam sejarah agama
samawi. Hal ini sesungguhnya mengandung makna, Pertama; Allah adalah Esa dalam segala
totalitas, dzat, sifat dan perbuatan-perbuatan-Nya. Allah SWT adalah dzat, yang fungsional,
dalam artian menciptakan, memberi petunjuk, memerintah dan memelihara alam semesta.
Allah SWT juga menanamkan pengetahuan, membimbing, menolong manusia. Kedua; pada
saat keyakinan yang pertama kita wujudkan maka keyakinan terhadap sesuatu yang lebih
tinggi seperti keyakinan terhadap alam semesta, serta kesadaran' keyakinan kepada yang
ghaib merupakan sesuatu hal yang harus dilakukan. Ketiga; dari kedua hal tersebut, maka
tauhid merupakan titik puncak. Mendasari, memandu dan menjadi sasaran keimanan yang
mencangkup keyakinan dalam hati nilai dari ketahuhidan tersebut harus termanifestasikan dan
tersosialisasikan ke sekelilingnya lewat pemahaman dan penginternalisasian ahlussunah wal
jama'ah sebagai tahapan yang terakhir.
II. Hubungan Manusia dengan Tuhan-Nya (Allah SWT). Pemaknaan hubungan manusia
dengan Allah SWT haruslah dimaknai dengan kaffah dan konferehenshif, artinya bahwa Allah
SWT adalah sang pencipta yang maha segalanya, termasuk telah menciptakan manusia
dengan sebaik-baiknya (ahsanut taqwin) dan telah menganugerahkan kedudukan terhormat
kepada manusia. Kedudukan tersebut ditandai dengan pemberian daya fikir, kemampuan
berkreasi untuk dilakukan memfungsikan alam sebagai modal dasar sekaligus perangkat
mewujudkan kemaslahatan. Kesemua aktifitas yang coba tidak pernah terlepas dari sebuah
essensi melarutkan dan mengejawantahkan nilai-nilai ke-tauhid-an dengan berpijak wahyu dan
seluruh ciptaan-Nya.

28
TEOLOGI SEBAGAI DASAR
FILOSOFI PERGERAKAN
 Internalisasi dari nilai-nilai teologis tersebut menumbuhkan filosofi gerak PMII yang
disandarkan pada dua nilai yang sangaf fundamental yakni liberasi dan independensi.
Liberasi merupakan kepercayaan dan komitmen kepada pentinya (dengan epistemologi
gerak-paradigma) untuk mencapai kebebasan tiap-tiap individu. Praktek dan pemikian
liberasi mempunyai dua tema pokok. Pertama; tidak menyetujui adanya otoritas penuh
yang melingkupi otoritas masyarakat. Kedua; menentang segala bentuk ekspansi dan
hegemoni negara (kekuasaan) terhadap keinginan keinginan bebas individu dan
masyarakat dalam berkreasi, berekspresi, mengeluarkan pendapat, berserikat dan lain
sebagainya.
 Liberasi didasarkan oleh adanya kemampuan (syakilah) dan kekuatan (wus'a) yang ada
dalam setiap individu. Dengan bahasa lain setiap individu mempunyai kemampuan dan
kekuatan untuk mengembangkan dirinya. tanpa harus terkungkung oleh pemikiran, kultur
dan struktur yang ada disekitarnya, sehingga pada akhirnya akan melahirkan apa yang
namnya keadilan (al-adalah), persamaan (al- musawah), dan demokrasi (as-syura).
 Kebebasan dalam arti yang umum mempuntai dua makna, yakni kebebasan dari (fredom
from) dan kebebasan untuk (fredom for). Kebebasan dari merupakan kebebasan dari
belenggu alam dan manusia. Sedangkan kebebasan untuk bermakna bebas untuk
berbuat sesuatu yang pada dasarnya sebagai fungsi untuk mencapai tingkat
kesejahteraan seluruh manusiadi muka bumi. Dalam kaitan ini makasesungguhnya
capaian yang harus memuat pada Usulul al-Khamsah (lima prinsip dasar) yang meliputi;
Hifdz al-nasl wa al-irdh, hifdzul al-'aql, hifdzul ai-nasi, dan hifdz al-mal.

29
JADI, Nilai Dasar Pergerakan PMII
dipergunakan sebagai:
 LANDASAN TEOLOGIS
 LANDASAN NORMATIF
 LANDASAN ETIS

30
Paradigma Kritis
Transformatif
“Katakanlah: tidak sama yang buruk dengan yang baik,
meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka
betaqwalah kepada Allah hai Ulul Albab, agar kamu mendapat
keuntungan.” Al-Maidah (5) 100. “(Apakah kamu hai orang-
orang musrik yang lebih beruntung)ataukah orang-orang yang
beribadat diwaktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia
takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat
Tuhanya? Katakanlah: “adakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?”
sesungguhnya Ulul Albab-lah yang dapat menerima pelajaran.”
Al-Zumar (39): 9.
31
PERTIMBANGAN PILIHAN
TERHADAP PARADIGMA
 Rakyat Indonesia masih terpola dan
terbelenggu oleh sistem kapitalisme global.
 Masyarakat Indonesia terdiri dari
mutlikultural, kompleks dan plural.
 Pemerintah yang represif dan hegemonik
terhadap masyarakat.
 Sebuah rezim selalu menggunakan
paradigma modernis-positivstik.

32
PARADIGMA DAN BELENGGU
FEODALISME
 Karakter feodalisme terjadi seperti hubungan
murid-guru, santri-kiai.
 Berupa indoktrinasi pancasila secara
ideologis.
 Adanya penyeragaman watak yang dilakukan
oleh kalangan militerisme.

33
PARADIGMA DAN
TANTANGAN PMII
 PMII sebagai alat trasformasi sosial tidak
mampu menjawab kebutuhan objektif
masyarkat Indonesia.
 Selama ini yang dilakukan hanya sebatas
melakukan kajian analisis internal, berbagai
program PMII.
 Tantangan bidang politik, ekonomi, sosial
dan budaya masih diluar jangkauan gerakan
PMII.
34
DASAR TEORETIK PARADIGMA
KRITIS TRANSFORMATIF
 Istilah yang sangat populer kini untuk menyebut “kerangka
teori” adalah paradigma. Istilah ini menjadi populer setelah
Thomas Khun menggunakan dalam bukunya The Structure of
Scientivic revolution (1945).
 Unsur-unsur pokok sebuah paradigma ilmu sosial-budaya
adalah:
1) Asumsi-asumsi dasar
2) Model-model
3) Konsep-konsep
4) Metode-metode penelitian
5) Metode-metode analisis
6) Hasil-hasil analisis
7) Masalah-masalah yang ingin diselesaikan/ dijawab
35
APAKAH PARADIGMA ITU?
 Robert: paradigma adalah suatu pandangan mendasar
dari suatu disiplin ilmu tentang apa yag menjadi pokok
persoalan yangmestinya dipelajari.
 Thomas S, Khun: paradigma adalah cara minjau benda-
benda, asumsi-asumsi yag dipakai bersama yang
mengatur pandangan dari suatu sama dan
pendekatannya atas masalah-masalah ilmiah.
 Geoge Ritzer: paradigma adalah pandangan fundamental
tentag apa yang menjadi pokok persoalan dalamilmu.
 Degan kata lain, paradigma merupakan cara ‘mendekati’
objek kajiannya (the subject matter of particular dicipline)
yang ada dalam ilmu pengetahuan.
36
JENIS PARADIGMA DALAM
ILMU PENGETAHUAN
 Menurut William Perdue: dalam ilmu sosial
ada 3 jenis paradigma utama:
1) Paradigma Keteraturan (order paradigm).
2) Paradigma Keberagaman (pluralis
paradigm).
3) Paradigma Konflik (conflic paradigm).

37
PARADIGMA KETERATURAN
(ORDER PARADIGM)
 Asumsi sifat dasar manusia (human nature):
1) Manusia pada dasarnya lebih bersifat individualisme
(private) daripada sosial (public).Cenderung kompetitif
daripada kooperatif.
2) Keteraturan kehidupan sosial dimungkinkan kerana
adanya kekuatan akan sehat (the power of reason) yang
ada pada manusia. Rasionalisme merupakan modal
utama yang dimiliki manusia, sehingga manusia bersedia
melepaskan egonya untuk diserahkan pada otoritas
sosial guna terciptanya kesatuan (societed cohesion).
3) Adanya ketimpangan antar individu adalah wajar dalam
keteraturan kehidupan sosial.

38
 Berangkat dari asumsi sifat dasar manusia ini,kemudian terbangun
konstruksi pemikiran mengenai sifat dasar masyarakat sebagai berikut:
1) Kecenderungan sifat dasar manusia mengarah pada ketidakaturan, jaminan
kelangsungan hidup hanya dapat diciptakan dengan institusi yang kuas dan
terintegrasi.
2) Dengan adanya kondisi ketimpangan personal yang bersifat alamiah,
masyarakat yag sehat akan mengatur pembagian tugas sehingga tercermin
adanya pembedaan bawaan.
3) Sifat alamiah masyarakat tercermin pada institusi yang saling bergantung dan
terdapatnya sistem norma yang menjadi penghalang perilaku pribadi.
4) Institusi dan norma dapat dipastikan keberadaanya dalam masyarakat karena
adanya konsensus.
5) Dengan adanya keraturan sosial akibat konsesnsus seluruh anggota
masyarakat diharapkan mengikuti (conform) terhadap tatanan yang ada.
6) Dengan adanya keteraturan sosial yang absah dan secara alamiah terhadap
mekanisme adaptasi dalam sistem sosial, perubahan sosial diasumsikan terjadi
melalui proses evolusi ilmiah.
7) Perubahan sosial yang dipaksakan dianggap berbahaya terhadap kesatuan
sosial dan solidaritas para anggotanya.
39
 Asumsi sifat dasar masyarakat diatas, paradigma
keteraturan mengasumsikan sains:
1) Terdapat keteraturan sistematik dalam kehidupan sosial (the
social universe).
2) Ilmu pengetahuan positivis (a positivis science of society).
3) Ilmu pengetahuan bersifat empiris pada panalaran murni (pure
reason).
4) Fakta-fakta sosial memiliki sifat kuantitatif. Hubungan antar
variabel dapat dirumuskan secara sistematis.
5) Lingkungan sosial dilihat memiliki lingkup berbeda dan berdiri
independen darilingkungan alam (psysical environment).

40
PARADIGMA KEBERAGAMAN
(PLURALIS PARADIGM)
 Konsep dasar manusia:
1) Hubungan antar manusia memiliki kedekatan yag
sangat kuat. Ada kekuatan besar yang menekan
manusia dalam dunia kepribadian mereka.
2) Perilaku manusia diasumsikan terjadi secara
sukarela dan disegaja.
3) Dalam pemikiran Resseau, kebebasan dan sistem
sosial politik merupakan suatu yang lebih menjadi
faktor primer individu dan perorangan daripada
kolektif.
4) Sifat-sifat dasar manusia mencerminkan dulaisme
kepatuhan, antara kepatuhan sosial dan keberaian
menyatakan kebebasan diri (self assertive)
41
 Dari pandangan dasar mengenai manusia, paradigma pluralis
memandang masyarakat:
1) Inti dari masyarakat adalah realitas sosial, kenyataan muncul sebagai
suatu kesadaran yang berbasis pada adanya sharing ide dan makna
dari tiap-tiap anggota masyarakat.
2) Dasar hubungan masyarakat adanya hubungan timbal balik—bukan
karena kesadaran untuk memperoleh imbalan sebagaimana terlihat
dalam teori pertukaran sosial tetapi dalam kesadaran orientasi satu
dengan yag lain.
3) Makna hubugan timbal balik, simbol dan konsepsi diri harus dipahami
sebagai bagian dari suatu gambar besar.
4) Pola-pola institusi masyarakat yang lebih luas (seperti: negara, agama,
penddikan, ekonomi, keluarga), dapat diterima sebagai organisasi yang
memiliki aturan yang diinterpretasikan dan dibentuk oleh tindakan
manusia.
5) Masyarakat tidak membagi makna dalam dunia yang sama.
Keberagaman masyarakat mencermikan adanya berbagai macam jenis
budaya dan kepentingan.
42
 Asumsi paradigma pluralis mengenai ilmu pengetahuan:
1) Filsafat idealime merupakan dasar ilmu pengetahuan
mengenai manusia. Tidak ada obyek yang memiliki makna
terpisah dari kesadaran akal.
2) Tindakan manusia memiliki kekuatan yang tidak bisa
diprediksi. Teori sosial tidak didasarkan pada konsep-konsep
peraturan, hukum dan statistik. Dengan demikian teori sosial
didasarkan pada kompleksitas realitas dunia sosial.
3) Unit terkecil (primary unit) investigasi sosiologi adalah individu.
Target teori dan penelitian adalah kesadaran dan kesadaran
adalah sesuatu yang dimiliki manusia.
4) Teori sosiologi tidak menjawab ‘mengapa’ secara mutlak.
sistem berfikir akan meningkatkan pemahaman kita mengenai
tindakanimpersonal dan konstruksi sosial atas realitas.
43
PARADIGMA KONFLIK
(CONFLIC PARADIGM)
 Pandangan mengenai sifat dasar manusia:
1) Kerjasama sosia terjadi karena adanya tekanan
yang cukup kuat yang menekan manusi.
2) Manusia adalah sosok yag rasional dan kompleks.
Tidak ada sesuatu yang independen yang secara
historis membentuk struktur sosial. Misalnya,
mereka tidak menciptakan alat produksi (mode of
production) secara personal dan intelektual.
3) Seorang laki-laki dan perempuan menjadi manusia
melalui pemisahan aktifitas sosial (seperti menjadi
buruh yang produktif).
4) Manusia adalah sempurna (perfectable).
44
 Pandangan paradigma konflik atas masyarakat:
1) Inti dari masyarakat adalah realitas struktural, keberadaan
institusi negara berkaitan dengan hukum sejarah.
2) Sekelompok masyarakat dapat berfikir tentang kemanusiaan
hanya untuk meningkatkan institusinya dalam membentuk
kerjasama, institusi bukanlah sakral, sifat dasar masyarakat
dinamis tidak statis.
3) Keberadaan masyarakat ditentukan oleh institusi yang
timpang.
4) Ketimpangan masyarakat ditandai oleh konflik inheren, antara
kelompok dan kepentingan oposisi.
5) Adanya ketimpangan sosial, legitimasi tatanan sosial
merupakan suatu yang dipertanyakan.

45
 Pandangan paradigma konflik atas ilmu pengetahuan:
1) Filsafat materialisme merupakan dasar ilmu pengetahuan
manusia. Bahan teori dan logika pengetahuan harus
merujuk pada imperatif obyektif dan meterial.
2) Penelitian sejarah dapat memperbaiki hukum-hukum
umum perubahan sosial masyarakat.
3) Ilmu pengetahuan manusia merupakan pertanyaan untuk
memahami hubungan kepemilikan dalam tatanan sosial.
4) Membentuk sejarah yang utuh dan menyeluruh akan yang
mendorong teori sosiologi, selanjutnya akan membentuk
teori makrososiologi.
5) Ilmu pengetahuan sosiologi tidak akan bebas nilai.

46
PERAN DAN FUNGSI
PARADIGMA
 Adalah untuk membangun suatu teori dan
membangun konstruk pemikiran dan menjadi titik
pijak pandangan dalam melakukan analisis.
 Selain menurunkan beberapa kerangka teori, ketiga
paradigma umum diatas juga merupakan pijakan-
pijakan untuk membangun paradigma baru.
 Setelah dilakukan elaborasi sebagaimana terlihat
dalam paradigma teori kritis, yang merupakan
kolaborasi antara paradigma pluralis dan paradigma
konflik.

47
APAKAH
PARADIGMA KRITIS ITU?
 Paradigma kritis merupakan kolaborasi dari
paradigma pluralis dan konflik.
 Genealogis-filosofis paradigma ini berakar
pada pemikiran Kritisisme Immanuel Kant,
Idealisme dan Dialektika Hegel dan Teori
Konflik Karl marx.
 Paradigma teori kritis masyarakat ‘klasik’
ditentukanoleh dua faham fundamental: gaya
pemikiran historis dan gaya pemikiran
materialis.
48
RELEVANSI PKT DENGAN
REALITAS SOSIAL
 Indonesia mengalami eksploitasi ekonomi.
 Indonesia sedang mengalami belenggu
ideologi modernisme dan belenggu tradisi
feodalisme dan konservatisme klasik.
 Teori sosial yang berorientasi perubahan
kehilangan analisis kelas dan basis material
sebagai subjec matter pengetahuan.

49
MENGAPA PMII MEMILIH PKT?
1) Masyarakat Indonesia sedang dibelenggu oleh nilai-nilai
kapitalisme modern.
2) Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk,
beragam dan kompleks.
3) Pemerintah berjalan dengan sistem politik yang represif,
otoriter dan dengan pola yang hegemonik.
4) Selama pemerintahan yang menggunakan paradigma
keteraturan (order paradigm) dengan teori-teori modernisme
yang direpresentasikan melalui ideologi developmentalisme,
maka masyarakat dimarginalkan secara total.
5) Disampng belenggu sosial-politik yang dilakukan oleh negara
dan sistem kapitalisme global, juga ada belenggu dogmatisme
dan tradisi. Dekonstruksi pemahaman ini hanya mungkin
dengan pendekatan paradigma kritis.
50
BAGAIMANA PKT SEBAGAI
KERANGKA BERTINDAK PMII
 Digunakan untuk menganalisis perkembangan
masyarakat.
 Digunakan untuk melawan struktur sosial yang tidak
adil.
 Dugunakan untuk melakukan dekonstruksi
pengetahuan yang lebih emansipatoris.
 Digunakan untuk melakukan dekonstruksi teks
agama dan membongkar belenggu trasisi feodal.
 Dengan spirit religiusitas PKT digunakan untuk
melakukan kritik da n pembebasan.
51
Referensi Primer:
Asep Sabar Saputra, Dekonstruksi Paradigma Kritis Komunitas Tradisional, PB
PMII, Jakarta, 2000.
Materi KONGRES XVI, Disusun oleh Tim Materi PB PMII, Batam 2008.
Masyhudi Muchtar, dkk., Aswaja An-Nahdliyah, LTNU Jatim, 2007.
Heddy Shri Ahimsa Putra, Paradigma, Epistemologi dan Metode Ilmu Sosial
Budaya, UGM, 2007.
Santoso Kristeva, Manifesto Wacana Kiri: Membentuk Solidaritas Organik, Modul
Pelatihan Basis (2006).
____, Manifesto Ideologi kiri: Melacak Akar Ideologi Dunia dan Epistemologi
Perubahan Sosial Revolusioner-Subversif, Modul Sekolah Ideologi (2007),
____, Refleksi Paradigma Pendidikan Kritis; dari Tatanan Ekonomi Global Sampai
Kapitalisasi Pendidikan, Modul Sekolah Pendidikan Kritis (2007),
____, Marxisme untuk Revolusi Demokratik, Modul Sekolah Marxis (2007),
____, Paradigma dan Sosiologi Perubahan Sosial, Modul Sekolan Ansos (2007),
____, Merebut Alat Produksi Pengetahuan; Transformasi dari Student Movement
Menuju Social Movement, Modul Sekolah Gerakan Sosial (2008).

52

Anda mungkin juga menyukai