Anda di halaman 1dari 8

MENGANALISIS ALIRAN TEOLOGI ISLAM: SUNNI SEJARAH DAN

AJARANYA

Muhammad Ikmal Ilhamulloh1 , Ahmad Daniel Maulana Magribi2

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis teologi aliran Islam Sunni, sejarahnya, dan
ajarannya.teologi aliran Islam Sunni memiliki sejarah yang panjang dan kompleks. Aliran ini
memiliki ajaran yang berbeda-beda tergantung pada mazhab yang dianut. Namun, secara
umum, aliran ini mengajarkan kepatuhan pada Allah SWT dan Rasul-Nya, serta menjunjung
tinggi nilai-nilai moral dan etika.Sunni adalah aliran mayoritas dalam Islam. Sebagai
mayoritas aliran islam, Sunni memiliki beragam perspektif teologis, hukum, dan pemikiran
filosofis. Ia diakui sebagai ideologi berbagai kelompok -baik besar maupun kecil- di berbagai
penjuru dunia Islam. Sedikitnya ada 53 negara yang mayoritas umat islamnya berpaham
Sunni, termasuk Indonesia. Madzhab akidah ini, diklaim memilki paham teologis yang
fleksibel dan kontekstual karena sifatnya yang moderat (tawasuth). Sejarah dan ajaran Sunni
dianalisis secara komprehensif (menyeluruh) dalam konteks perkembangan Islam sejak awal
hingga masa kontemporer. Kami akan menjelaskan sejarah singkat aliran Sunni serta
ajarannya yang paling mencolok. Jurnal ini dibuat agar kita mengetahui apa itu aliran sunni,
sejarah dan ajaranya

Kata Kunci : Islam;Teologi Sunni;Sejarah;Ajaran

PENDAHULUAN
Paham keagamaan lahir disebabkan oleh cara manusia dalam mendekati dan memahami
ajaran agama. Pada gilirannya, muncul kelompok keagamaan (firqah) yang bermuasal dari
paham keagamaan tersebut. Bahkan, pada posisi tertentu, akibat dominasi dan gesekan
dengan kekuasaan, paham keagamaan bermetamorfosis menjadi partai politik yang memiliki
basis teologi sebagai legitimasi gerakannya. Demikian halnya dalam sejarah umat Islam.
Bahkan, pada beberapa kasus firqah terdapat sekte-sekte yang variatif. Masing-masing
memiliki corak yang khas dalam mengadakan pendekatan terhadap agama Islam. Ahl al-
Sunnah wa al-Jama’ah atau yang dalam khazanah Barat disebut Sunni atau Sunnism adalah
salah satu bagian dari polarisasi tersebut. Ia merupakan paham keagamaan, aliran pemikiran
dan bahkan pada salah satu fase sejarah tertentu menjadi sebuah firqah. Kehadirannya
merupakan respons atas dinamika pemikiran dan gerakan keagamaan yang diwarnai berbagai
kecenderungan ekstremitas di kalangan umat Islam. Karena itu, terminologi Ahl al-Sunnah
wa al-Jama`ah mengandung gagasan awal berupa konsistensi untuk menjaga otentisitas dan
validitas ajaran sesuai yang dibawa oleh Nabi. Keyakinan seperti ini akhirnya memunculkan
pula klaim kebenaran yang menyempurnakan bangunan Sunnism sebagai sebuah firqah baru
dalam wacana keagamaan umat Islam1

PEMBAHASAN

Apa itu Sunni?

Keberadaan kelompok Sunni dimulai sejak berakhirnya pemerintahan al- Khulafa al-
Rasyidun. Selain dinamakan Sunni, kelompok ini juga dikenal dengan nama ahl al-hadis wa
al-sunnah, ahl al-haqq wa al-sunnah dan ahl al-haqq wa al-din wa al- jama’ah. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa paham Sunni adalah paham yang berpegang teguh pada
tradisi salah satu mazhab dari mazhab yang empat (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali)
dalam bidang fikih; ajaran Abu al-Hasan al-Asy`ari dan Abu Manshur al-Maturidi dalam
bidang teologi; ajaran al-Junaid dan al-Ghazali dalam bidang tasauf serta ajaran/pemikiran
kelompok mayoritas ulama seperti al-Mawardi, al-Ghazali serta Ibn Taimiyah dalam bidang
politik (siyasah) . Istilah Sunni dikenal pemakaiannya dalam konteks politik dan untuk
membedakannya dengan kelompok- kelompok politik lain seperti Khawarij dan Syi’ah.

Setelah Nabi Saw. wafat terjadi perdebatan di kalangan umat Islam tentang siapa yang akan
menggantikan beliau sebagai pemimpin umat Islam. Sebelum wafat Nabi tidak memilih dan
menunjuk tentang siapa penggantinya kelak. Akhirnya, dalam sebuah pertemuan di Saqifah
Bani Sa`idah, terpilihlah Abu Bakar sebagai pengganti Nabi. Setelah itu berturut-turut terpilih
Umar ibn al-Khattab, Usman ibn Affan dan Ali ibn Abi Thalib sebagai pemimpin umat Islam.
Mereka kemudian dikenal sebagai Khulafa al-Rasyidin.2

Setelah berakhir masa khalifah yang empat tersebut, naiklah Mu’awiyah yang membangun
Dinasti Bani Umaiyah. Namun naiknya Mu’awiyah mendapat tantangan dari sebagian umat
Islam yang mendukung Ali (Syi’ah) dan kelompok sempalan Khawarij. Akhirnya pada

1
Achmad Muhibin Zuhri,, Winarto Eka Wahyudi, "Artikulasi Teologi Sunni di Indonesia: Sejarah, Ekspresi dan
Gerakannya" journal2.unusa https://journal2.unusa.ac.id/index.php/JIC/article/download/2593/1574/12405
2
Unadira, “Bagaimana Sejarah Munculnya Sunni?,” dictio, 4 Januari 2019, https://www.dictio.id/t/bagaimana-
sejarah-munculnya-sunni/118149
periode awal umat Islam terpecah menjadi tiga kelompok, yaitu mayoritas pendukung
Mu’awiyah yang kemudian dikenal dengan jamaah (Sunni), pendukung Ali (Syi’ah dan
Khawarij. Dalam perkembangan selanjutnya, kelompok Sunnilah yang paling mendominasi
politik Islam.3

Sejarah Sunni

sunni adalah penyingkatan dari frasa Ahlus-Sunnah wal Jama'ah. Ahlussunnah wal jamaah
terdiri dari tiga kata, yakni ahl, as-sunnah, dan jamaah. Ahl secara bahasa memiliki arti
keluarga, pengikut, atau penduduk. As-sunnah adalah jalan, cara, ataupun perilaku.
Sedangkan jamaah artinya adalah orang banyak atau sekelompok manusia yang berkumpul
dengan satu tujuan.

Sedangkan secara istilah, ahlussunnah adalah sesuatu yang diajarkan Rasulullah SAW
meliputi ucapan, perilaku, serta ketetapannya. Sedangkan jamaah adalah kesepakatan para
sahabat Nabi Muhammad SAW pada masa khulafaur rasyidin.4

Sejarah telah mencatat bahwa di antara persoalan- persoalan yang dipersilisihkan pada hari-
hari pertama sesudah wafatnya Rasul Allah SAW. adalah persoalan kekuasaan politik atau
yang disebut dengan persoalan al-imamat (imamah). Pertemuan di Tsaqifah Banu Sa'idah,
pelaksanaan syura yang pertama dilakukan oleh umat Islam sejak wafatnya Nabi untuk
memilih khalifah beliau, dan peristiwa tahkim antara Ali dengan Mu'awiyah, menjadi titik
tolak penting bagi se- jarah perpolitikan umat Islam. Karena secara aspiratif, umat Islam
dalam dua peristiwa terselat mulai berpolarisasi untuk mengorbitkan siapa yang berhak
menjadi khalifah. Yang pada perkembangan berikutnya mengakibatkan umat Islam ter- kotak-
kotak ke dalam berbagai aliran, yaitu: Khawarij, Syi'ah, Mu'tazilah dan Sunni

Pada masa al-Khulafa' al-Rasyidin dan era Dinasti Umayyah belum dikenal pemikiran politik
Islam yang dirumuskan secara sistematis. la baru muncul pada periode dinasti Abasiyyah.
Hanya saja, prosedur pengankatan al-Khulafa' al-Rasyidün secara ijma (konsensus) oleh para
sahabat dan kaum muslimin, menjadi dasar bagi teori politik para ahli hukum Sunni. Oleh
karena itu paradigma pemikiran politik Sunni menurut Abu Zahrah, secara umum didasarkan
pada empat prinsip, yakni: pertama, berdasarkan keutamaan keturunan; kedua, bay'at sebagai

3
Unadira, “Bagaimana Sejarah Munculnya Sunni?,” dictio, 4 Januari 2019, https://www.dictio.id/t/bagaimana-
sejarah-munculnya-sunni/118149
4
Berita Terkini, "Mengenal Lebih Dekat Islam Sunni dan Orang-Orang di Dalamnya," Kumparan, 30 September
2022, diakses 15 Oktober 2023, https://kumparan.com/berita-terkini/mengenal-lebih-dekat-islam-sunni-dan-
orang-orang-di-dalamnya-1yxW1B8lWCZ/full
syarat yang disepakati oleh mayoritas umat Islam dalam pemilihan kepala Negara yang
dilakukan oleh ahl al-hall wa al-'aqd: ketiga, prinsip syura musyawarah atau konsultasi); dan
keempat, prinsip keadilan".5

Setelah wafatnya Ali, pertikaian politik dan agama mulai muncul dalam umat Islam. Konflik
ini mencakup pembunuhan Utsman dan perang saudara antara kelompok yang mendukung
Ali (kelompok yang kemudian menjadi Syiah) dan kelompok yang lebih suka menyelesaikan
masalah dengan cara damai. Kelompok yang lebih suka damai kemudian menjadi mayoritas
Sunni.

Setelah periode Rashidun, Kekhalifahan Umayyah dan Abbasiyah berkuasa. Selama masa ini,
Islam mengalami pertumbuhan dan perkembangan besar, dan Sunni menjadi mazhab
mayoritas dalam Islam. Kekhalifahan Abbasiyah terutama mendukung Sunni dan
menyebarkan doktrin Sunni.

Selama berabad-abad, mazhab-mazhab hukum Islam yang berbeda, seperti Mazhab Maliki,
Hanafi, Shafi'i, dan Hanbali, muncul dalam komunitas Sunni. Ini menciptakan variasi dalam
interpretasi hukum Islam, tetapi kesamaan dalam keyakinan dasar Sunni tetap ada. Seiring
berjalannya waktu, Sunni tetap menjadi mazhab mayoritas dalam Islam. Pada zaman modern,
umat Sunni tersebar di seluruh dunia, dan mazhab-mazhab Sunni terus berkembang dalam
menanggapi perubahan sosial dan politik.

Ada berbagai aliran dan kelompok di dalam mazhab Sunni, dan pemahaman mereka tentang
agama dapat bervariasi. Meskipun demikian, semua orang Sunni mengakui empat khalifah
pertama sebagai khalifah yang benar, dan mereka mengikuti ajaran Islam yang mendasar
seperti yang tercantum dalam Al-Quran dan Hadis Nabi Muhammad.

Selanjutnya al-Asy'ari memberi nama Ahl al-Sunnah wa al-Jamaah bagi aliran pemikiran
yang dikembangkannya. Dari pengambilan nama ini menunjukkan bahwa ia bukan saja
bersikap cenderung kepada mengikuti jejak Rasûl, Sahabat dan Tabi'în serta menerima
pendapat dan penjelasan-penjelasan yang mereka sampaikan, tetapi juga mendambakan
perasatuan. Penekanannya pada terma "al- Jama'ah" (the community), tidak cukup dengan ahl
al-sunnah saja untuk membedakan sikapnya dengan Syi'ah dan Khawarij dan gerakan-
gerakan sempalan lainnya". Demikian pula posisi yang diambil oleh al Maturidî, pengikut
madzhab Hanbali, adalah sama dengan posisi yang dijalani oleh al- Asy'ariakni jalan tengah.

5
Achmad Muhibin Zuhri,, Winarto Eka Wahyudi, "Artikulasi Teologi Sunni di Indonesia: Sejarah, Ekspresi dan
Gerakannya" journal2.unusa https://journal2.unusa.ac.id/index.php/JIC/article/download/2593/1574/12405
Al-Maturidi berupaya mempertemukan doktrin-doktrin teologis antara Murji'ah dan
Mu'tazilah. Sehingga ditinjau dari segi sistem dan metode yang dipegang oleh al-Matúridî
dan al-Asy'ârî, tidak ada perbedaan prinsip. Perbedaan yang ada di antara keduanya hanya
terletak pada masalah-masalah yang tidak peting: yang menurut catatan Najm al-Din Abû
Nafs an-Nasafi (W. 537 H/1142 M) seperti tertuli dalam kitabnya 'Aqidah, hanya berjumlah
tiga belas butir. Oleh karena itu, al-Maturidi dan al-Asy'ari dapat bekerja sama, saling
mengisi dan bertukar argumentasi dalam menan kis hujjah (argumen) pihak lawan dan dalam
mempertahankan pendapat mereka.6

Ajaran Sunni
Berikut adalah beberapa karakteristik utama ajaran Sunni:

1.Mengikuti Sunnah: Sunni mengikuti ajaran Nabi Muhammad dan berusaha untuk
mempraktikkan Sunnah (tindakan dan perkataan Nabi) dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Mereka menganggap Sunnah sebagai sumber otoritatif untuk panduan mereka.

2.Berpegang pada Al-Quran: Sunni juga menghormati dan mengikuti Al-Quran, kitab suci
Islam, sebagai sumber utama hukum dan panduan.

3.Keyakinan pada Empat Khulafaur rasyidin: Sunni mengakui empat Khulafaur rasyidin
pertama setelah Nabi Muhammad, yaitu Abu Bakar, Umar ibn al-Khattab, Utsman ibn Affan,
dan Ali ibn Abi Talib, sebagai pemimpin terkemuka dalam sejarah awal Islam.

4.Kebanyakan Madzhab: Sunni terbagi menjadi beberapa madzhab (aliran hukum), seperti
Madzhab Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali. Setiap madzhab memiliki aturan-aturan
hukum yang berbeda, tetapi mereka semua mengikuti prinsip-prinsip dasar Islam.

Sumber penetapan hukum Sunni:

1. Al Qur’an

2. Sunnah

3. Ijma’ (Consensus Ulama)

4. Qiyas (Analogi)7

6
Drs. H. Achmad Rodli Makmun, M.Ag, "Sunni dan Kekuasaan Politik," (STAIN Ponorogo Press, 2006), 7.
7
Penting untuk diingat bahwa meskipun Sunni adalah kelompok mayoritas dalam Islam, masih
ada berbagai variasi dalam keyakinan dan praktik di antara komunitas Sunni di seluruh dunia.
Hal ini bisa mencakup perbedaan dalam tradisi lokal, budaya, dan pandangan hukum.

PENUTUP

Kesimpulannya, Secara sederhana dapat dikatakan bahwa paham Sunni adalah paham yang
berpegang teguh pada tradisi salah satu mazhab dari mazhab yang empat (Hanafi, Maliki,
Syafi’i dan Hanbali) dalam bidang fikih; ajaran Abu al-Hasan al-Asy`ari dan Abu Manshur
al-Maturidi dalam bidang teologi; ajaran al-Junaid dan al-Ghazali dalam bidang tasauf serta
ajaran/pemikiran kelompok mayoritas ulama seperti al-Mawardi, al-Ghazali serta Ibn
Taimiyah dalam bidang politik (siyasah) . Istilah Sunni dikenal pemakaiannya dalam konteks
politik dan untuk membedakannya dengan kelompok- kelompok politik lain seperti Khawarij
dan Syi’ah.

sunni adalah penyingkatan dari frasa Ahlus-Sunnah wal Jama'ah. Ahlussunnah wal jamaah
terdiri dari tiga kata, yakni ahl, as-sunnah, dan jamaah. Ahl secara bahasa memiliki arti
keluarga, pengikut, atau penduduk. As-sunnah adalah jalan, cara, ataupun perilaku.
Sedangkan jamaah artinya adalah orang banyak atau sekelompok manusia yang berkumpul
dengan satu tujuan.

Sedangkan secara istilah, ahlussunnah adalah sesuatu yang diajarkan Rasulullah SAW
meliputi ucapan, perilaku, serta ketetapannya. Sedangkan jamaah adalah kesepakatan para
sahabat Nabi Muhammad SAW pada masa khulafaur rasyidin

Ajaranya:

1. Sunni mengikuti Sunnah (ajaran dan praktik Nabi Muhammad) dalam kehidupan
sehari-hari mereka.

2. Mereka berpegang pada Al-Quran sebagai sumber utama hukum dan panduan.

3. Sunni mengakui empat Khulafaur rasyidin sebagai pemimpin terkemuka dalam


sejarah awal Islam.

4. Sunni terbagi menjadi beberapa madzhab (aliran hukum) yang memiliki peraturan
hukum berbeda namun mengikuti prinsip-prinsip dasar Islam. ( Al Qur’an, Sunnah,
Ijma’, Qiyas.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Muhibin Zuhri,, Winarto Eka Wahyudi, "Artikulasi Teologi Sunni di Indonesia: Sejarah, Ekspresi dan
Gerakannya" journal2.unusa https://journal2.unusa.ac.id/index.php/JIC/article/download/2593/1574/12405

Andri Yadi. (2011). Ajaran Sunni dan Syi’ah Dalam Perspektif Agama Islam. (Makalah,Universitas Pasundan
Bandung,2010-2011)

Berita Terkini, "Mengenal Lebih Dekat Islam Sunni dan Orang-Orang di Dalamnya," Kumparan, 30 September
2022, diakses 15 Oktober 2023, https://kumparan.com/berita-terkini/mengenal-lebih-dekat-islam-sunni-dan-
orang-orang-di-dalamnya-1yxW1B8lWCZ/full

Drs. H. Achmad Rodli Makmun, M.Ag, "Sunni dan Kekuasaan Politik," (STAIN Ponorogo Press, 2006), 7.

John L. Esposito, ed. (2014). "Sunni Islam". Wikipedia. The Oxford Dictionary of Islam. Oxford: Oxford
University Press

Tayeb El-Hibri, Maysam J. al Faruqi (2004). "Sunni Islam". Wikipedia. Dalam Philip Mattar. The Encyclopedia
of the Modern Middle East and North Africa (edisi ke-Second). MacMillan Reference.

Unadira, “Bagaimana Sejarah Munculnya Sunni?,” dictio, 4 Januari 2019, https://www.dictio.id/t/bagaimana-


sejarah-munculnya-sunni/118149

Anda mungkin juga menyukai