Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SUPPLY CHAIN DALAM INDUSTRI JASA


Disusun untuk memenuhi tugas ujian akhir semester Manajemen Rantai Pasok

Dosen pengampu :

Dr.Musnaini, S.E.,M.M.
Siti Hardiana, S.E

Disusun oleh :
Rizki Fauzan C1B021200

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Supply Change
Dalam Industri Jasa" dengan tepat waktu. Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas ujian akhir semester mata kuliah Manajemen Rantai Pasok.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Supply Change
Dalam Industri Jasa bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kontribusi, inspirasi, dan dukungan selama proses penyusunan
makalah ini. Tanpa bantuan mereka, makalah ini tidak akan terwujud dengan baik.
Saya juga ingin mengapresiasi Ibu Dr.Musnaini, S.E.,M.M. dan Siti Hardiana, S.E
selaku dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dan masukan berharga
selama proses penulisan ini.
Meskipun telah berusaha keras, saya menyadari bahwa makalah ini masih
memiliki keterbatasan. Namun, saya berharap bahwa makalah ini dapat
memberikan sumbangan yang berarti dalam pemahaman dan pengembangan ilmu
pengetahuan di bidang Supply Change Dalam Industri Jasa Saya menerima
dengan terbuka saran, kritik, dan masukan yang konstruktif untuk peningkatan
kualitas makalah ini di masa depan.
Akhir kata, saya berharap makalah ini dapat memberikan manfaat kepada
pembaca dan menginspirasi mereka untuk terus menjelajahi dan mendalami topik
yang sama. Saya berharap bahwa makalah ini dapat menjadi bagian dari diskusi
dan penelitian yang lebih luas di bidang Ekonimi dan Bisnis. Terima kasih atas
perhatian dan dukungan yang telah diberikan.

Jambi, 17 Juni 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan........................................................................................................5
1.4 Manfaat......................................................................................................6
BAB II......................................................................................................................7
LANDASAN TEORI...............................................................................................7
2.1 Supply Chain Management.......................................................................7
2.2 Definisi Supply Chain Management.........................................................7
2.3 Komponen Dasar Supply Chain Management..........................................8
BAB III....................................................................................................................9
PEMBAHASAN......................................................................................................9
3.1 Tantangan Dan Permasalahan Supply Chain Management.......................9
3.2 Strategi Supply Chain Management Jasa................................................10
3.3 Komponen Supply Chain Management (SCM)......................................11
3.4 Tujuan Utama Supply Chain Management (SCM).................................11
3.5 Proses atau Tahapan Supply Chain Management....................................12
3.6 Manfaat Supply Chain Management.......................................................13
3.7 Studi Kasus..............................................................................................14
BAB IV..................................................................................................................16
PENUTUP..............................................................................................................16
4.1 Kesimpulan..............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Supply chain atau rantai pasok merupakan aktivitas dari jaringan antar
perusahaan yang menghantarkan produk sampai ke tangan konsumen. Pada
umumnya, rantai ini melingkupi berbagai industry. Mulai dari perusahaan start-up
hingga perusahaan multinasional. Supply chain adalah jaringan antar perusahaan
yang secara kolektif bekerja mulai menciptakan produk hingga menghantarkannya
ke tangan konsumen (Pujawan,2005). Supply chain management adalah metode,
alat, atau pendekatan yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan atau para
stakeholders bekerja secara kolektif agar produk dapat sampai kepada konsumen
yang tepat, diwaktu yang tepat, dalam kondisi yang tepat.
Supply Chain Management (SCM) menjadi salah satu solusi terbaik untuk
meningkatkan keunggulan kompetitif (Zabidi, 2001). Keunggulan kompetitif dari
scm adalah bagaimana perusahaan mampu mengelola aliran barang atauproduk
dalam suatu rantai supply . Tujuan utama scm yaitu penyerahan/pengiriman
produk secara tepat waktu, mengurangi waktu dan biaya dalam pemenuhan
kebutuhan, memusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi, serta pengelolaan
manajemen persediaan yang baik antara pemasok (vendor) dan konsumen (buyer)
(pujawan, 2005). Scm menyediakan struktur yang memungkinkan proses dan
implementasi rencana dapat dijalankan dan menyediakan berbagai sistem untuk
melaksanakan proses dan implementasi dari perencanaan. Scm dapat menjadikan
aktifitas perusahaan yang lebih terstruktur,terkoordinasi, terjadwal, dan terpadu
sehingga keseluruhan proses akan menjadi lebih efektif dan efisien.setiap
perusahaan sebagai suatu organisasi harus dapat mewujudkan model rantai
persediaan mereka yang unik supaya dapat merangkaikan prosesdari penyalur
maupun pelanggan. Kebutuhan untuk berbagi informasi telah begitu meningkat
sehingga sistim informasi menjadi suatu keuntungan yang penting. Model ini
dibuat sedemikian rupa sehingga dapat memberikan gambar yang dinamis tentang
proses produksi dan penyajian sistim inventaris yang bertahap. Penggunaan
contoh peragaan mengizinkan proses ini untuk dapat dijalankan secara optimum
disekitar jaringan fasilitas dan penyaluran yang menjalankan fungsi-fungsi
pembelian dan pembuatan dari hasil menengah dan hasil akhir dan juga
penyaluran dari hasil akhir kepada langganan. Hal ini juga penting bagi organisasi
atau divisi yang berada disepanjang rantai persediaan untuk menggunakan teknik
prakiraan dan penjadwalan yang sama untuk memastikan bahwa hubungan ini
masuk akal dan setiap bagian proses ini dapat menanggapi dengan sewajarnya
perubahanperubahan kecil yang terjadi dalam lingkungannya.
Supply Chain dalam industri jasa muncul sebagai respons terhadap
meningkatnya kompleksitas dan persaingan di sektor jasa. Konsumen semakin
menuntut pelayanan yang lebih baik, lebih efisien, dan disesuaikan dengan

4
kebutuhan mereka. Selain itu, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah
memungkinkan terciptanya integrasi yang lebih baik antara pelaku bisnis dalam
rantai pasokan jasa.
Salah satu aspek penting dari Supply Chain dalam industri jasa adalah
pengelolaan persediaan. Persediaan dalam konteks ini bukanlah barang fisik
seperti dalam industri manufaktur, melainkan dapat berupa keahlian, pengetahuan,
atau ketersediaan sumber daya manusia yang diperlukan untuk memberikan
layanan kepada pelanggan. Pengelolaan persediaan yang efektif dan efisien
memainkan peran kunci dalam menjaga kualitas pelayanan, mengoptimalkan
produktivitas, dan mengurangi biaya operasional.
Selain itu, Supply Chain dalam industri jasa juga melibatkan manajemen
risiko. Risiko yang terkait dengan rantai pasokan jasa meliputi ketidakpastian
permintaan, keterlambatan pengiriman informasi, dan kegagalan dalam memenuhi
ekspektasi pelanggan. Oleh karena itu, perlu adanya strategi dan mekanisme
pengelolaan risiko yang efektif untuk memastikan kelancaran operasional dan
kepuasan pelanggan.Selanjutnya, kolaborasi antara para pemangku kepentingan
dalam rantai pasokan jasa juga menjadi faktor penting. Pelaku bisnis dalam
industri jasa perlu bekerja sama dalam membangun kemitraan yang kuat, berbagi
informasi, dan saling mendukung guna meningkatkan keunggulan bersama.
Kolaborasi ini dapat mencakup penyedia layanan, pemasok, dan mitra bisnis
lainnya yang terlibat dalam menyediakan dan mengantarkan layanan kepada
pelanggan.Dengan demikian, latar belakang Supply Chain dalam industri jasa
menunjukkan betapa pentingnya pengelolaan rantai pasokan yang efektif dalam
mencapai keberhasilan bisnis dan kepuasan pelanggan. Dalam lingkungan yang
semakin dinamis dan kompetitif, pemahaman yang baik tentang konsep Supply
Chain dan penerapannya yang tepat menjadi faktor penentu dalam menciptakan
keunggulan kompetitif bagi pelaku bisnis di sektor jasa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep Supply Chain Management (SCM) dapat
diterapkan secara efektif dalam industri jasa?
2. Apa saja tantangan utama yang dihadapi dalam mengelola rantai pasok
dalam industri jasa?
3. Bagaimana strategi yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan
rantai pasok dalam industri jasa?

1.3 Tujuan
1. Menganalisis konsep dan prinsip dasar Supply Chain Management
yang dapat diterapkan dalam konteks industri jasa.
2. Mengidentifikasi tantangan utama yang dihadapi dalam mengelola
rantai pasok dalam industri jasa dan mencari solusi yang efektif.
3. Mengeksplorasi strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas rantai pasok dalam industri jasa.

5
1.4 Manfaat

1. Memberikan pemahaman yang mendalam tentang konsep dan penerapan


Supply Chain Management dalam industri jasa kepada pembaca.
2. Menawarkan wawasan tentang tantangan khusus yang dihadapi dalam
mengelola rantai pasok dalam industri jasa, sehingga dapat membantu para
profesional dan pengusaha mengatasi hambatan yang mungkin terjadi.

6
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Supply Chain Management


Menurut P. Tyagi (2014) supply chain adalah suatu sistem tempat
organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada pelanggannya.
Rantai ini juga merupakan jaringan atau jejaring dari berbagai organisasi yang
saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin
menyelenggarakan pengadaan dan penyaluran barang tersebut. Sedangkan
menurut Schroeder (2007, 189), supply chain adalah serangkaian dari proses
bisnis dan informasi yang menyediakan produk atau jasa dari suplier ke
perusahaan dan mendistribusikannya ke konsumen.
Jadi kesimpulannya supply chain adalah suatu sistem jaringan di suatu
perusahaan yang terhubung, saling bergantung dan saling menguntungkan
dalam organisasi yang bekerja sama untuk mengendalikan, mengatur dan
mengembangkan arus material, produk, jasa dan informasi dari suplier,
perusahaan, distributor, toko atau ritel, serta perusahaan-perusahaan
pendukung seperti perusahaan jasa logistik hingga ke pelanggan sebagai end
user.
2.2 Definisi Supply Chain Management
Menurut J. A. O’Brien (2006), SCM adalah sistem antar perusahaan
lintas fungsi,yang menggunakan teknologi informasi untuk membantu
mendukung, serta mengelola berbagai hubungan antara beberapa proses bisnis
utama perusahaan dan dengan pemasok, pelanggan, dan para mitra bisnis.
Levi, et.al (2000) mendefinisikan supply chain management sebagai
suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai pengintegrasian yang
efisien dari suplier, manufacture,distributor, retailer, dan customer. Perusahan
manufactur menurut Pujawan (2005), kegiatan- kegiatan utama yang masuk
dalam klasifikasi SCM adalah :
1. Kegiatan merancang produk baru (Product Development), kegiatan
mendapatkan bahan baku (Procurement).
2. Kegiatan merencanakan produksi dan persediaan (Planning and Control) ,
kegiatan melakukan produksi (Production).
3. Kegiatan melakukan pengiriman / distribution.
Ukuran performansi SCM, antara lain :
a. Kualitas (tingkat kepuasan pelanggan, loyalitas pelanggan, ketepatan
pengiriman)
b. Waktu (total replenishment time, business cycle time)

7
c. Biaya (total delivered cost, efisiensi nilai tambah)
d. Fleksibilitas (jumlah dan spesifikasi). SCM juga bisa diartikan jaringan
organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstream) dan ke hilir
(downstream), dalam proses yang berbeda dan menghasilkan nilai dalam
bentuk barang / jasa di tangan pelanggan terakhir (ultimate customer/end
user).
2.3 Komponen Dasar Supply Chain Management
Dalam penerapannya SCM memiliki beberapa komponen dasar (Worthen
& Wailgum,2008) antara lain :
1. Plan.
Awal kesuksesan SCM adalah pada proses penentuan strategi SCM. Tujuan
utama dari proses perumusan strategi adalah agar tercapainya efisiensi dan
efektivitas biaya dan terjaminnya kualitas produk yang dihasilkan hingga
sampai ke konsumen.
2. Source.
Perusahaan harus memilih supplier bahan baku yang kredibel dan sanggup
untuk mendukung proses produksi yang akan dilakukan. Oleh sebab itu
manejer SCM harus dapatmenetapkan harga, mengelola pengiriman dan
pembayaran bahan baku, serta menjaga dan meningkatkan hubungan bisnis
terhadap supplier.
3. Make.
Komponen ini adalah tahap manufacturing. Manejer SCM melakukan
penyusunan jadwal aktivitas yang dibutuhkan dalam proses produksi, uji coba
produk, pengemasan dan persiapan pengiriman produk. Tahap ini merupkan
tahap yang paling penting dalam SCM. Perusahaan juga harus mampu
melakukan pengukuran kualitas, output produksi,dan produktivitas pekerja.
4. Deliver.
Perusahaan memenuhi order dari permintaan konsumen, mengelola jarigan
gudang penyimpanan, memilih distributor untuk menyerahkan produk ke
konsumen, dan mengatur sisem pembayaran.
5. Return.
Perencana SCM harus membuat jaringan yang fleksibel dan responsif untuk
produk cacat dari konsumen dan membentuk layanan aduan konsumen yang
memiliki masalah dengan produk yang dikirimkan. Perusahaan perlu
membuat laporan performansi bisnis secara rutin. Sehingga pimpinan
perusahaan dapat mengetahui perubahan performa bisnis yang telah dilakukan
sesuai dengan tujuan awal dari SCM yang telah ditetapkan

8
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Tantangan Dan Permasalahan Supply Chain Management


Supply Chain Management (SCM) atau biasa disebut Manajemen
rantai pasokan adalah proses di mana kegiatan rantai pasokan dikelola
untuk memiliki keunggulan dibandingkan pesaing serta memaksimalkan
nilai pelanggan anda. Ini pada dasarnya merupakan upaya dimana
manajemen rantai pasokan dapat membantu mengembangkan dan
mengelola kegiatan rantai pasokan anda seefisien mungkin. Ketika kita
berbicara tentang manajemen rantai pasokan, kita juga berkaitan dengan
pengembangan produk, sumber bahan, dan kualitas produksi barang.
Rantai pasokan modern harus berevolusi untuk memenuhi tuntutan dan
tantangan rantai pasokan, dan manajer rantai pasokan perlu merencanakan
ke depan untuk menjaga semuanya mengalir lancar. Manajer rantai
pasokan telah melihat peningkatan tantangan dalam manajemen rantai
pasokan.
Tantangan dalam pelaksanaan rantai pasokan
 Customer Service
Layanan pelanggan dalam manajemen rantai pasokan adalah semua
hal yang berhubungan dengan penyediaan jumlah yang tepat dan kualitas
produk terbaik sesuai dengan pilihan pelanggan. Setiap pelanggan
memiliki preferensi yang berbeda dan anda harus selalu menyesuaikan diri
anda dengannya. Mampu memberikan pelanggan solusi tepat dan
membuat perbedaan sepenuhnya. Perusahaan yang benar-benar unggul
dalam bidang ini adalah perusahaan yang berupaya untuk belajar dan
berinvestasi dalam teknologi baru.
 Cost Control
Pengendalian biaya pada tahap ini berada di bawah tekanan
ekstrem dengan meningkatnya biaya bahan baku, energi, dan tenaga kerja.
Agar tetap dapat melanjutkan aktivitas produksi dan memberikan barang
yang berkualitas baik dengan harga terjangkau, penyesuaian harus selalu
dilakukan untuk menjaga operasi tetap berjalan. Solusi terbaik untuk
masalah ini adalah meningkatkan kontrol biaya anda dengan menjalankan
rencana anda secara efisien melalui pemantauan yang konstan.
 Risk Management
Perencanaan dalam setiap aktivitas produksi adalah hal yang
penting untuk anda lakukan, tidak terkecuali dalam bidang manajemen
rantai pasokan. Karena perubahan konstan di pasar, yang berasal dari
berbagai sumber seperti tuntutan konsumen. Tentu perubahan ini akan

9
menyebabkan masalah besar pada operasi. Sehingga baik untuk anda agar
selalu siap dengan rencana manajemen risiko, tentang bagaimana
perusahaan anda akan dapat mengatasi gangguan selama operasi.

 Relationship Supplier
Penting bagi anda untuk menjalin hubungan baik dengan
pemasok/mitra anda. Menjalin hubungan yang saling menguntungkan. Hal
ini juga akan menciptakan peluang untuk peningkatan dalam hal kinerja.
Semakin baik hubungan anda, anda akan semakin dapat bekerja dengan
baik dan melakukan produksi dalam waktu yang relatif cepat.
 Qualified Employees
Selama bertahun-tahun, telah menjadi tantangan untuk menemukan
bakat yang tertarik dan bersemangat tentang bidang pekerjaan ini. Personil
yang dipekerjakan di bidang ini harus memiliki pemahaman tentang tugas
dan tanggung jawab yang diperlukan.
Untuk mengatasi masalah atau tantangan tersebut Perusahaan harus
fokus pada semua kegiatan yang dapat memberikan nilai tambah (value).
Prinsip ini dapat menghasilkan kinerja rantai pasok yang lebih unggul
serta memberikan dampak positif yang signifikan bagi bisnis, khususnya
dalam menghadapi gangguan tertentu (supply chain disruption). Dalam hal
ini layanan dan jasa e-commerce menjadi hal yang mulai digemari
masyarakat. Customer akan mulai berbelanja kebutuhan secara online dan
dari proses pemesanan barang sampai pembayaran dan pengiriman dapat
dilakukan secara online kemudian dimanfaatkan untuk melakukan
perbaikan dalam proses bisnis.Selain itu Menyelaraskan Sistem Internal
dan Eksternal Perusahaan Alignment (keselarasan) merupakan upaya
perusahaan menyelaraskan strategi proses bisnis inti dan aktivitas harian
untuk menciptakan proses operasional yang unggul. Menghubungkan
strategi organisasi secara keseluruhan merupakan bagian penting untuk
mensukseskan program supply chain suatu perusahaan. Upaya kolaborasi
bisa dimulai dari kerjasama internal antar divisi hingga sinkronisasi dalam
menangani permintaan dan penawaran barang (supply demand).
3.2 Strategi Supply Chain Management Jasa
Untuk mengelola rantai pasok dengan efektif, perusahaan harus
memiliki strategi yang terintegrasi dan terukur. Beberapa strategi manajemen
rantai pasok (SCM) yang dapat digunakan adalah:
1. Fokus pada pelanggan: Perusahaan harus memahami kebutuhan dan
preferensi pelanggan dan memastikan bahwa produk dan jasa yang
diberikan sesuai dengan kebutuhan tersebut.
2. Pemilihan pemasok yang tepat: Pemasok merupakan salah satu faktor
penting dalam keberhasilan manajemen rantai pasok. Perusahaan harus
memilih pemasok yang dapat diandalkan dan berkualitas tinggi untuk
memastikan kelancaran proses produksi.

10
3. Koordinasi dengan pemasok: Koordinasi yang baik dengan pemasok akan
membantu perusahaan dalam meminimalkan biaya dan meningkatkan
efisiensi.
4. Manajemen inventori: Manajemen inventori yang efektif dapat membantu
perusahaan dalam mengurangi biaya dan meningkatkan kelancaran
operasi.
5. Optimalkan distribusi: Distribusi yang efisien dapat membantu perusahaan
dalam mengurangi biaya dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
6. Pemantauan dan pengukuran: Melakukan pemantauan dan pengukuran
secara teratur dapat membantu perusahaan dalam mengevaluasi
keberhasilan strategi manajemen rantai pasok dan membuat perbaikan
yang diperlukan.
3.3 Komponen Supply Chain Management (SCM)
Menurut Rainer et al. (2016), tiga komponen utama manajemen rantai pasok
adalah:
1. Manajemen informasi: Ini melibatkan pengumpulan, penyimpanan, dan
analisis data dan informasi yang terkait dengan rantai pasokan, seperti
perkiraan permintaan, tingkat inventaris, dan jadwal transportasi.
2. Manajemen produk dan layanan: Ini melibatkan perancangan,
pengembangan, dan pengelolaan produksi dan pengiriman produk dan
layanan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
3. Manajemen jaringan: Ini melibatkan pengelolaan hubungan dengan
pemasok, produsen, distributor, dan mitra lain dalam rantai pasokan untuk
memastikan bahwa produk dan layanan dikirimkan tepat waktu dan hemat
biaya.

Komponen-komponen tersebut bekerja sama untuk menciptakan


rantai pasokan yang efisien dan efektif yang dapat merespon perubahan
permintaan, mengoptimalkan sumber daya, dan meningkatkan kepuasan
pelanggan.
3.4 Tujuan Utama Supply Chain Management (SCM)
Tujuan manajemen rantai pasok adalah untuk menciptakan nilai
bagi pelanggan dengan secara efisien dan efektif mengelola aliran barang,
jasa, dan informasi dari pemasok ke pengguna akhir. Ini termasuk
mengoptimalkan aliran bahan, informasi, dan keuangan di seluruh rantai
pasok untuk mengurangi biaya, meningkatkan tanggap, dan meningkatkan
kepuasan pelanggan.
Manajemen rantai pasok melibatkan sejumlah kegiatan, termasuk:

1. Pengadaan: proses pengadaan bahan baku dan komponen dari


pemasok.
2. Produksi: proses mengubah bahan baku dan komponen menjadi
produk jadi.

11
3. Distribusi: proses mendapatkan produk jadi ke pelanggan, baik secara
langsung maupun melalui perantara seperti pedagang besar atau
pedagang kecil.
4. Logistik: proses merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengelola
pergerakan barang dan bahan dari satu lokasi ke lokasi lain.
5. Layanan pelanggan: proses mengelola hubungan pelanggan dan
memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.
3.5 Proses atau Tahapan Supply Chain Management
Terdapat setidaknya enam proses untuk menerapkan supply chain
management dengan baik. Berikut ini merupakan beberapa penjelasan berkaitan
dengan alur SCM pada bisnis.
1. Customer (Pelanggan)
Pada tahap yang pertama, dimulai dari konsumen atau customer yang
memesan barang kepada produsen. Disaat melakukan pemesanan, customer juga
memberikan informasi yang berhubungan dengan produk yang dipesan tersebut.
Informasi yang disampaikan dapat berupa jumlah produk yang dipesan, dan
tanggal pengiriman produk tersebut.
2. Planning (Persiapan)
Setelah pesanan diterima oleh pihak produsen, selanjutnya akan masuk
pada tahap perencanaan. Dimana, setiap tim atau departemen yang terlibat dapat
membuat strategi atau rencana produksi produk yang diminta klien. Selain itu,
tim produksi juga bertanggung jawab dalam menyediakan bahan baku sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan.
3. Purchasing (Transaksi)
Pada tahap yang ketiga dari SCM, masuk dalam tahapan pembelian
bahan baku produk. Proses ini akan dilakukan oleh tim atau departemen
pembelian sesudah menerima rincian rencana produksi dari tim perencanaan.
Setelah itu, tim pembelian akan mengontak atau menghubungi pihak pemasok
untuk melakukan pembelian bahan baku dan pendukung. Departemen ini juga
memiliki tugas untuk mencatat tanggal penerimaan dan jumlah bahan baku yang
sudah dibeli.
4. Inventory (Bahan Baku)
Pada tahap yang keempat, masuk pada tahapan setelah bahan baku telah
berhasil diperoleh. Dan langkah selanjutnya, bahan tersebut akan diolah dan
dimasukkan ke dalam pabrik untuk dilakukan pemeriksaan kualitas. Jika kualitas
bahan telah memenuhi, maka bahan baku tersebut akan disimpan di dalam
gudang penyimpanan.
5. Production (Produksi)
Pada tahap supply chain management yang kelima ini, masuk pada
tahapan produksi barang. Yang mana, tahap ini akan memproses antara bahan
baku dan pendukung untuk dijadikan sebagai produk yang dipesan oleh pihak

12
customer. Setelah sistem penggabungan selesai, bahan jadi yang telah selesai
diproses akan tersimpan kembali di dalam gedung.

6. Delivery (Pengiriman)
Untuk tahapan manajemen rantai pasok yang terakhir merupakan proses
pengiriman barang yang telah tersimpan dalam pabrik untuk didistribusikan
kepada tiap pemesan atau konsumen produk. Kemudian, produk tersebut akan
dikirimkan sesuai dengan tanggal pengiriman yang diminta klien. Dan tugas
utama dari kurir akan memastikan bahwa setiap barang akan terkirim sesuai
dengan pemesannya.

3.6 Manfaat Supply Chain Management


Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari adanya sistem
informasi berbasis SCM, Diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Menjaga hubungan bisnis antar perusahaan terkait
Kerja sama merupakan kunci keberhasilan untuk meningkatkan
omset penjualan suatu produk. Dimana relasi yang didapatkan akan
semakin meningkat dengan perusahaan rekanan. Oleh karena itu, anda
perlu untuk memastikan hubungan dengan mitra maupun perusahaan
rekanan tetap berjalan dengan baik dan harmonis.
2. Menjaga kepuasan dari customer
Menjaga dan meningkatkan kepuasan dari customer merupakan
kunci dalam meningkatkan SCM itu sendiri. Dengan adanya manajemen
yang baik, maka dapat meningkatkan kemungkinan untuk pelanggan dapat
kembali memesan produk yang anda tawarkan.
3. Mencapai efisiensi biaya pada seluruh tahapan
Dengan menggunakan supply chain management, perusahaan anda
dapat menghemat biaya pengeluaran seminimal mungkin. Sehingga untuk
keperluan pengeluaran dapat dialokasikan untuk kebutuhan yang dianggap
penting.
4. Memenangkan persaingan pasar
Dengan penerapan sistem informasi yang tepat, maka dapat
mendukung kualitas dan produksi perusahaan menjadi lebih baik lagi. Hal
tersebut dapat dikerjakan jika, rantai pasokan menyediakan kebutuhan
produk yang murah, bervariasi, dan berkualitas.

13
3.7 Studi Kasus
Penjelasan Perusahaan:
Perusahaan ABC adalah perusahaan manufaktur yang berbasis di
Indonesia dan menghasilkan produk elektronik konsumen, termasuk
smartphone dan perangkat elektronik lainnya. Perusahaan ini memiliki
jaringan rantai pasok yang melibatkan beberapa pemasok bahan baku,
pabrik produksi, distributor, dan pusat distribusi. Perusahaan ABC
memiliki kehadiran yang kuat di pasar domestik dan juga melakukan
ekspor ke beberapa negara di Asia Tenggara.
Tantangan dalam Manajemen Rantai Pasok:
Ketergantungan pada Pemasok Tunggal: Perusahaan ABC
menghadapi tantangan dalam ketergantungannya pada pemasok tunggal
untuk beberapa komponen kunci. Jika pemasok tersebut mengalami
masalah produksi atau keterlambatan pengiriman, itu dapat mengganggu
produksi dan mengakibatkan kekurangan persediaan.
Pengelolaan Persediaan yang Tepat: Perusahaan ABC menghadapi
kesulitan dalam mengelola persediaan dengan efisien. Terkadang mereka
mengalami kelebihan persediaan yang mengakibatkan biaya penyimpanan
yang tinggi, sementara pada saat lain mereka menghadapi kekurangan
persediaan yang dapat mengganggu produksi dan pengiriman tepat waktu.
Koordinasi dengan Distributor: Perusahaan ABC menghadapi
kesulitan dalam mengoordinasikan aktivitas dengan distributor mereka. Ini
termasuk memastikan ketersediaan produk di toko-toko, mengelola
pesanan, dan memastikan pengiriman yang tepat waktu kepada pelanggan.
Solusi untuk Manajemen Rantai Pasok:
Diversifikasi Pemasok: Perusahaan ABC dapat mengurangi risiko
ketergantungan pada pemasok tunggal dengan mencari dan
mengembangkan hubungan dengan beberapa pemasok untuk komponen
kunci. Ini akan membantu mengurangi risiko kekurangan persediaan jika
satu pemasok menghadapi masalah.
Perencanaan dan Prediksi Permintaan yang Akurat: Perusahaan
ABC harus meningkatkan kemampuan mereka dalam perencanaan dan
prediksi permintaan. Dengan menggunakan analisis data historis, tren
pasar, dan kolaborasi dengan mitra bisnis, mereka dapat mengidentifikasi
pola permintaan yang lebih akurat, memperkirakan kebutuhan persediaan,
dan menghindari kekurangan atau kelebihan persediaan yang tidak perlu.
Penggunaan Sistem Manajemen Rantai Pasok Terintegrasi:
Perusahaan ABC dapat mempertimbangkan implementasi sistem
manajemen rantai pasok yang terintegrasi untuk meningkatkan koordinasi

14
dan visibilitas di seluruh rantai pasok. Sistem ini dapat memungkinkan
pemantauan persediaan secara real-time, pengelolaan pesanan yang
efisien, dan kolaborasi yang lebih baik dengan distributor dan pemasok.
Penggunaan Teknologi Pelacakan dan Monitoring: Perusahaan
ABC dapat memanfaatkan teknologi pelacakan dan monitoring, seperti
RFID (Radio Frequency Identification) atau sistem penelusuran digital,
untuk memperoleh visibilitas yang lebih baik terhadap pergerakan barang
di seluruh rantai pasok. Ini akan membantu mengidentifikasi dan
mengatasi bottleneck atau titik lemah dalam rantai pasok mereka.

15
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Supply Chain Management merupakan pendekatan yang sangat penting
dalam manajemen operasional perusahaan jasaDalam industri jasa, SCM
membantu perusahaan untuk mengoptimalkan proses bisnis mereka,
meningkatkan efisiensi operasionaldan memberikan layanan yang lebih baik
kepada pelangganSCM pada perusahaan jasa melibatkan pengelolaan aliran
barang dan jasa dari pemasok hingga konsumen akhir. Dalam SCM terdapat
berbagai jenis yang dapat diterapkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan jasa,
seperti SCM vertikal, SCM horisontalSCM kebalikan, dan SCM globalSetiap
jenis SCM memiliki manfaat dan tantangan tersendiri. Salah satu kelebihan SCM
adalah meningkatkan efisiensi operasionalmerespons permintaan pasar dengan
cepat, dan memberikan keunggulan kompetitif. Namun, SCM juga memiliki
kekurangan, seperti kompleksitas pengelolaan, ketergantungan pada pihak ketiga,
dan investasi yang diperlukan untuk pengembangan dan implementasi Dalam
industri jasa penerapan SCM dapat dilihat dalam berbagai contoh, seperti
perusahaan logistic yang mengoptimalkan pengiriman barangperusahaan
teknologi informasi yang mengelola rantai pasokan untuk perangkat keras dan
perangkat lunak. dan perusahaan pelayanan kesehatan yang meningkatkan
koordinasi antara rumah sakit. dokter, dan pasien.Secara keseluruhan, SCM
menjadi faktor penting dalam keberhasilan perusahaan jasa dengan
mengoptimalkan proses operasional meminimalkan biaya meningkatkan
responsivitas terhadap permintaan pelanggan, dan memberikan keunggulan
kompetitif

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.isomanajemen.com/manajemen-rantai-pasokan/
https://sebangsanetwork.com/supply-chain-management-
pada-perusahaan-jasa/
https://folarium.co.id/id/blogs/tantangan-dalam-manajemen-
rantai-pasok-suatu-bisnis
https://onlinelearning.binus.ac.id/2020/04/10/seminar-
online-supply-chain-4-0/
https://onlinelearning.binus.ac.id/2020/04/10/seminar-
online-supply-chain-4-0/#:~:text=Tujuan%20dari%20Supply
%20Chain%20management,lokasi%20dan%20aliran
%20kuantitas%20bahan

17

Anda mungkin juga menyukai