Anda di halaman 1dari 18

Supply Chain Management (SCM)

Di Susun Oleh :
Siti Atika Azzahra (B1032181002)
Dwi Kartika Sari (B1032181015)
Egha Yudhiawati (B1032181016)
Yolla Aprisella (B1032181032)

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS


UNIVERSITAS TANJUNG PURA
PONTIANAK
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Supply Chain Management” ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen pada mata
kuliah Sistem Informasi Manajemen .

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Syarif M.Helmi.SE,M.Ak.,Ak,C selaku dosen


mata kuliah Sistem Informasi Manajemen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

                                                                       
                       
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................................4
C. TUJUAN.........................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. Supply Chain Management (SCM).................................................................................................5
B. Proses Manajemen Rantai Pasokan.............................................................................................6
C. Tujuan supply hain management...................................................................................................7
D. Fungsi supply chain management..................................................................................................8
E. Manfaat suplly chain management................................................................................................8
F. penting fungsi konsep Supply Chain Management bagi proses bisnis......................................10
G. Strategi Rantai Pasokan..........................................................................................................11
H. Tantangan Dalam Mengelola Supply Chain Management.........................................................12
I. Mengukur Performa Supply Chain Management.......................................................................13
BAB III.....................................................................................................................................................15
PENUTUP................................................................................................................................................15
A. KESIMPULAN............................................................................................................................15
B. SARAN.........................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Supply Chain Management mencakup semua aktivitas yaitu sejak material datang dari
pihak supplier, kemudian material itu diolah menjadi produk setengah jadi ataupun
produk jadi, sampai produk itu didistribusikan ke konsumen. Untuk mengetahui
perfomansi dari Supply Chain perusahaan, 63 diperlukan suatu pengukuran. Dari
pengukuran tersebut akan didapatkan suatu hasil, sehingga baik tidaknya kinerja Supply
Chain dari perusahaan dapat terlihat. Dengan adanya kinerja Supply Chain yang baik,
maka kinerja dari perusahaan akan semakin terarah dan memberikan keuntungan, baik itu
untuk pihak perusahaan, supplier, maupun konsumen.
Supply chain management (SCM) menjadi salah satu solusi terbaik untuk meningkatkan
keunggulan kompetitif (Zabidi, 2001). Keunggulan kompetitif dari SCM adalah
bagaimana perusahaan mampu mengelola aliran barang atau produk dalam suatu rantai
supply . Tujuan utama SCM yaitu penyerahan/ pengiriman produk secara tepat waktu,
mengurangi waktu dan biaya dalam pemenuhan kebutuhan, memusatkan kegiatan
perencanaan dan distribusi, serta pengelolaan manajemen persediaan yang baik antara
pemasok (vendor) dan konsumen (buyer) (Pujawan, 2005). SCM menyediakan struktur
yang memungkinkan proses dan implementasi rencana dapat dijalankan dan
menyediakan berbagai sistem untuk melaksanakan proses dan implementasi dari
perencanaan. SCM dapat menjadikan aktifitas perusahaan yang lebih terstruktur,
terkoordinasi, terjadwal, dan terpadu sehingga keseluruhan proses akan menjadi lebih
efektif dan efisien.
Setiap perusahaan sebagai suatu organisasi harus dapat mewujudkan Model Rantai
Persediaan mereka yang unik supaya dapat merangkaikan proses dari penyalur maupun
pelanggan. Kebutuhan untuk berbagi informasi telah begitu meningkat sehingga Sistim
Informasi menjadi suatu keuntungan yang penting. Model ini dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat memberikan gambar yang dinamis tentang proses produksi dan penyajian
sistim inventaris yang bertahap. Penggunaan Contoh Peragaan mengizinkan proses ini
untuk dapat dijalankan secara optimum disekitar jaringan fasilitas dan penyaluran yang
menjalankan fungsi-fungsi pembelian dan pembuatan dari hasil menengah dan hasil akhir
dan juga penyaluran dari hasil akhir kepada langganan. Hal ini juga penting bagi
organisasi atau divisi yang berada disepanjang rantai persediaan untuk menggunakan
teknik prakiraan dan penjadwalan yang sama untuk memastikan bahwa hubungan ini
masuk akal dan setiap bagian proses ini dapat menanggapi dengan sewajarnya
perubahanperubahan kecil yang terjadi dalam lingkungannya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu supply chain management
2. Bagaimana proses supply chain management
3. Apa saja tujuan supply chain management
4. Apa saja fungsi supply chain management
5. Apa saja manfaat supply chain management
6. Apa fungsi konsep Supply Chain Management bagi proses bisnis
7. Bagaimana Strategi supply chain management
8. Apa saja tantangan dalam mengelola supply chain management
9. Bagaimana performa supply chain management

C. TUJUAN
1. Untuk memahami apa itu supply chain management
2. Untuk mengetahui bagaimana proses supply chain management
3. Untuk mengetahui tujuan dari supply chain management
4. Untuk mengetahui fungsi dari supply chain management
5. Untuk mengetahui manfaat supply chain management
6. Untuk mengetahui fungsi konsep supply chain management bagi proses bisnis
7. Untuk mengetahui bagaimana strategi supply chain management
8. Untuk mengetahui apa saja tantangan dalam mengelola supply chain management
9. Untuk mengetahui bagaimana performa supply chain management
BAB II

PEMBAHASAN

A. Supply Chain Management (SCM)

Dalam Industri Manufakturing, Kegiatan Utamanya adalah mengkonversikan berbagai bahan


mentah serta bahan-bahan pendukungnya menjadi barang jadi dan mendistribusikannya kepada
pelanggan. Dengan menjalankannya kegiatan tersebut, maka apa yang disebut dengan Supply
Chain atau Rantai Pasokan pada dasarnya telah terbentuk. Namun bagi sebuah perusahaan
manufakturing, kegiatan Supply chain atau Rantai Pasokan ini perlu dijalankan dengan efektif
dan efisien sehingga diperlukan Manajemen yang Profesional dalam pelaksanaannya.
Manajemen tersebut biasanya disebut dengan Manajemen Rantai Pasokan atau Supply Chain
Management yang sering disingkat dengan singkatan SCM.

Jika didefinisikan secara lengkap, maka Supply Chain Management (SCM) atau Manajemen


Rantai Pasokan adalah serangkaian kegiatan yang meliputi Koordinasi, penjadwalan dan
pengendalian terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun
layanan jasa kepada pelanggan yang mencakup administasi harian, operasi, logistik dan
pengolahan informasi mulai dari pelanggan hingga ke pemasok.

Sedangkan untuk definisi lainnya yang lebih sederhana, Supply Chain Management atau
Manajemen Rantai Pasokan adalah Mekanisme yang menghubungkan semua pihak yang
bersangkutan dan kegiatan yang terlibat dalam mengkonversikan bahan mentah menjadi barang
jadi. Pihak yang bersangkutan ataupun kegiatan yang dimaksud tersebut bertanggung jawab
untuk memberikan barang-barang jadi hasil produksi kepada pelanggan pada waktu dan tempat
yang tepat dengan cara yang paling efisien.

Menurut James A. dan Mona J. Fitzsimmons, pengertian SCM adalah sistem pendekatan lokal
untuk mengantarkan produk ke konsumen akhir dengan menggunakan teknologi informasi
dalam mengkoordinasikan semua elemen supply chain mulai dari pemasok hingga ke retailer.

Sedangkan menurut Stevenson, SCM adalah suatu koordinasi strategis dari rantai pasokan
dengan tujuan untuk mengintegrasikan manajemen penawaran dan permintaan.

Dan menurut Robert J. Vokurka, Gail M. Zank, Carl M. Lund III, pengertian SCM adalah
kegiatan mengantarkan produk dari bahan baku melalui pelanggan termasuk sumber bahan
baku dan suku cadang, manufaktur dan perakitan, pergudangan dan pelacakan inventaris,
pesanan yang masuk dan manajemen pemesanan, distribusi produk ke semua penyalur,
pengiriman ke pelanggan, dan sistem informasi yang diperlukan untuk memantau seluruh
kegiatan.

Singkatnya, Supply Chain Management adalah Manajemen Rantai Pasokan. Sebagaimana


disebutkan oleh para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa definisi SCM merupakan
sistem pengelolaan dan pengawasan rantai siklus, mulai dari aliran produk mentah,
pembayaran, informasi dari pemasok ke produsen, ke pedagang grosir, pengecer, sampai
berakhir di tangan konsumen. Adapun komponen dalam Manajemen Rantai Pasokan tersebut
dibagi menjadi:

 Upstream Supply Chain


Manajemen yang mengurus hubungan antara perusahaan industri dengan vendor penyedia
bahan baku dan suku cadang suatu produk perusahaan. Dalam manajemen ini, sebuah produk
tidak langsung jatuh ke tangan konsumen melainkan melewati jalur pengolah terlebih dahulu.

Contoh dalam manajemen ini adalah perusahan smartphone dengan basis OS android. Produk
OS tersebut tidak akan tiba-tiba sampai pada konsumen, tetapi terlebih dahulu melalui
perusahaan industri smartphone yang kemudian akan mengirimkannya ke supplier.

 Downstream Supply Chain


Manajemen yang mengurus pendistribusian produk atau barang langsung ke konsumen tanpa
melewati vendor-vendor penyetok barang. Misalnya seperti perusahaan mebel dan tailor, yang
mana industri tersebut membuat produk langsung berdasarkan keinginan konsumen.

 Internal Supply Chain


Beda dengan Upstream Supply Chain dan Downstream Supply Chain yang terfokus pada
manajemen pendistribusian hasil akhir produk, Internal Supply Chain merupakan sistem
manajemen yang mengurus aktivitas pemasukan dan ketersediaan bahan baku dan pabrikasi
yang tercakup dalam sebuah manajemen produksi internal sebuah perusahaan industri.

B. Proses Manajemen Rantai Pasokan

Berikut ini adalah Proses Manajemen Rantai Pasokan yang dilibatkan dalam Manajemen Rantai
Pasokan atau Supply Change Magement (SCM) ini.

1. Pelanggan (Customer)

Pada sebagian besar industri Manufakturing, Pelanggan atau customer merupakan mata rantai
pertama yang memberikan pesanan (order), terutama pada perusahaan yang berorientasi OEM
(Original Equipment Manufacturer). Pelanggan memutuskan untuk membeli produk yang
ditawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan dengan menghubungi departemen penjualan
(sales) perusahaan tersebut. Informasi penting yang terdapat dalam pesanan tersebut diantaranya
seperti Tanggal Pengiriman Produk dan Jumlah yang diinginkan untuk Produk yang dipesannya.

2. Perencanaan (Planning)

Setelah Pelanggan membuat pesanan yang diinginkannya, departemen Perencanaan (Planning


Dept) akan mempersiapkan Perencanaan Produksi untuk memproduksi produk yang dibutuhkan
oleh Pelanggan. Pada tahap ini, Departemen Perencanaan juga menyadari akan adanya
kebutuhan terhadap bahan mentah dan bahan-bahan pendukungnya.

3. Pembelian (Purchasing)

Setelah menerima Perencanaan Produksi, dalam hal ini adalah kebutuhan terhadap bahan mentah
dan bahan-bahan pendukungnya, Departemen Pembelian atau Purchasing Department akan
melakukan pemesanan bahan mentah dan bahan pendukungnya serta menetapkan tanggal
penerimaan dan jumlah  yang dibutuhkan.

4. Persediaan (Inventory)

Bahan mentah dan bahan pendukung yang telah diterima oleh pabrik akan diperiksa kualitas dan
ketepatan jumlahnya kemudian disimpan di dalam Gudang untuk kebutuhan produksi.

5. Produksi (Production)

Bagian Produksi akan menggunakan bahan mentah dan bahan pendukung yang dipasok oleh
pemasok tersebut untuk melakukan proses produksi hingga menghasilkan barang jadi yang
dibutuhkan oleh pelanggan.  Barang Jadi yang telah diproduksi ini kemudian dimasukan ke
gudang dan siap untuk dikirimkan ke pelanggan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

6. Transportasi (Transportation)

Departement Pengiriman atau Shipping Department akan mengatur waktu keberangkatan barang
jadi (Finished Products) yang di Gudang tersebut sesuai dengan jadwal yang diinginkan oleh
pelanggan.

C. Tujuan supply hain management

Menurut Stevenson, sebuah tujuan dari manajemen rantai pasokan ialah menyelaraskan antara
suatu permintaan serta penawaran dengan secara efektif dan efisien.

Beberapa masalah utama yang terdapat di dalam rantai pasokan berhubungan seperti berikut ini :
 Penentuan tingkat outsourcing yang tepat.

 Manajemen pengadaan barang.

 Manajemen pemasok.

 Mengelola hubungan dengan pelanggan.

 Identifikasi masalah dan merespon masalah tersebut.

 Manajemen risiko.

Menurut I Nyoman Pujawan, tujuan strategis dari rantai pasokan ini ialah untuk memenangkan
persaingan pasar atau setidaknya bertahan.

Disebabkan karena itu, menurut I Nyoman Pujawan, untuk dapat menjadi pemenang didalam
persaingan pasar maka rantai pasokan itu harus bisa menyediakan produk yang seperti berikut ini
:

 Murah

 Berkualitas

 Tepat waktu

 Bervariasi

D. Fungsi supply chain management

1. SCM Secara Fisik


SCM secara fisik mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi dan mengantarkannya
kepada konsumen akhir. Fungsi pertama ini juga berkaitan dengan berbagai biaya – biaya
fisik, yaitu biaya material, biaya penyimpanan, biaya produksi, biaya transportasi dan lain-
lain. 
2. SCM Sebagai Mediasi Pasar
SCM sebagai mediasi pasar, yakni memasitikan bahwa apa yang disuplai oleh para supply
chain mencerminkan aspirasi pelanggan atau pemakai akhir tersebut. Fungsi kedua ini
berkaitan dengan biaya – biaya survey pasar, perencaan produk, serta biaya – biaya akibat
tidak terpenuhinya aspirasi konsumen oleh produk yang disediakan oleh sebuah supply
chain.
E. Manfaat suplly chain management

1.    Memuaskan Pelanggan


Dengan menerapkan Supply Chain Management, sebuah perusahaan dapat memuaskan para
pelanggannya. Perusahaan dapat menjamin kepuasan para pelanggan dengan menghasilkan
barang/jasa yang sesuai dengan permintaan para pelanggan sebagai mitra usahanya. 
Pelanggan memang menjadi sasaran utama bagi sebuah perusahaan dalam aktivitas produksi
karena mereka adalah pihak yang membeli atau memakai barang/jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan tersebut. Para pelanggan harus terus dijaga tingkat kepuasannya agar mereka dapat
menjadi konsumen yang setia dalam jangka waktu yang panjang.
Manajemen rantai pasokan atau supply chain management berperan penting dalam membantu
perusahaan untuk menjamin kepuasan para konsumen. Melalui mekanisme ini, perusahaan dapat
mengetahui barang apa yang mereka inginkan serta kapan waktu yang tepat untuk mengirimkan
barang tersebut. 

2.    Meningkatkan Pendapatan


Semakin banyak konsumen yang setia untuk menggunakan barang/jasa sebuah perusahaan dalam
jangka waktu yang lama, semakin besar pula peluang perusahaan tersebut untuk meningkatkan
pendapatannya. 
Barang-barang yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut juga tidak akan terbuang sia-sia setelah
di produksi karena barang itu diminati dan juga dipakai oleh para konsumen. Dengan demikian,
pendapatan perusahaan akan meningkat.

3.    Menurunkan Biaya


Jika dulu perusahaan harus mengeluarkan biaya banyak untuk proses pengadaan barang,
produksi, dan juga pendistribusian barang/jasa, kini semua terasa berbeda. Dengan adanya
Supply Chain Management, sebuah perusahaan dapat menekan biaya yang harus mereka
keluarkan untuk semua proses tersebut. Adanya pengintegrasiaan aliran produk dari perusahaan
kepada para konsumen dapat mengurangi biaya pada jalur produksi dan juga distribusi. 

4.    Pemanfaatan Aset Perusahaan dengan Maksimal


Dalam menerapkan manajemen rantai pasokan, teknologi memiliki peran yang cukup penting.
Dengan adanya teknologi yang terdapat pada manajemen rantai pasokan tersebut, perusahaan
dituntut untuk meningkatkan kinerja para karyawanya. Untuk itulah, biasanya perusahaan akan
bekerjasama dengan penyedia software yng akan mendukung para karyawan menjalankan
mekanisme rantai pasokan. 
Karyawan sebagai salah satu aset terbesar dalam perusahaan tentu saja akan berusaha
meningkatkan keterampilan dan juga pengetahuannya agar dapat menerapkan manajemen rantai
pasokan dengan maksimal. Mereka akan berlatih bagaimana caranya memanfaatkan teknologi
tinggi sebagaimana yang dituntut dalam pelaksanaan manajemen rantai pasokan. Dengan
demikian, pemanfaatan aset perusahanaan juga akan lebih maksimal. 

5.    Meningkatkan Keuntungan


Perusahaan dapat menjual barang/jasanya dengan optimal, menjaga tingkat kepuasan para
pelanggan, dan juga dapat mengefisienkan proses produksi dan juga distribusi akan dapat
meningkatkan pendapatannya. Jika hal ini dapat terus dipertahankan, maka perusahaan akan
mampu memperoleh keuntungan di atas rata-rata. 

6.    Menjadi Mediasi Pasar


Manajemen rantai pasokan dapat berfungsi sebagai mediasi pasar. Karena itulah, mekanisme
rantai pasokan yang diterapkan dengan baik dapat memastikan semua barang yang dipasok telah
sesuai  dengan aspirasi pelanggan atau konsumen akhir. 
Melalui pelaksanaan manajemen rantai pasokan, perusahaan dapat menjalankan fungsi
pemasarannya. Mereka dapat mengidentifikasi produk apa saja yang diminati oleh para
konsumen. Dengan demikian, mereka dapat mengidentifikasi seluruh atribut produk yang
diharapkan oleh konsumen untuk kemudian mengkomunikasikan kepada para operator
produksi/perancangan produk. 

7.    Perusahaan Menjadi  Semakin Besar


Di sisi lain, perusahaan dapat mencapai tujuan utama yang telah ditargetkan. Dengan
menerapkannya akan mendapatkan keuntungan yang besar sehingga lambat laun perusahaan
tersebut akan menjadi lebih kuat dan besar. 
Itulah beberapa manfaat penerapan Supply Chain Management bagi sebuah perusahaan. Dengan
menerapkan mekanisme ini, suatu perusahaan dapat mencapai tujuan yang telah ditargetkan. 

F. penting fungsi konsep Supply Chain Management bagi proses bisnis

Menilik pengertian Supply Chain Management yang merupakan wadah besar bagi sistem
jaringan sebuah perusahaan industri atau organisasi yang saling bekerjasama dalam membuat
serta menyalurkan produk maupun jasa kepada konsumen akhir, maka beberapa fungsi dari
konsep Supply Chain Management tersebut;

a. Planning (Perencanaan)
Merupakan perencanaan terhadap apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dari sebuah
perusahaan industri itu sendiri.

b. Organize (Pengaturan)
Untuk mencapai sebuah rencana, maka perusahaan perlu mengorganisasi baik secara teknis
maupun non-teknis.

c. Staff (Sumber Daya Manusia)


Karena digerakkan oleh rencana, maka perusahaan juga perlu menyusun staf atau Sumber
Daya Manusia sesuai kebutuhan.

d. Directing (Instruksi)
Dengan adanya staf atau sumber daya manusia ini, perusahaan kemudian memunculkan
instruksi-instruksi yang harus dipatuhi oleh staf yang pada akhirnya menjadi pewujud rencana
suatu perusahaan tersebut.

e. Controlling (Pengendalian)
Dari instruksi tersebut, maka manajemen suatu perusahaan akan mengontrol dan memastikan
bahwa standar operasional dan instruksi yang diarahkan sesuai dengan rencana dan tujuan,
sehingga proses produksi berjalan secara optimal.

Berdasarkan fungsi di atas, maka arti pentingnya konsep Supply Chain Management (SCM)
bagi proses bisnis adalah secara fisik, mengawal proses bahan baku dan komponen agar
menjadi produk dan mengirimnya hingga ke konsumen akhir dan meyakinkan bahwa
pengiriman produk atau jasa memuaskan aspirasi konsumen, tanpa meributkan ketersediaan
stok.

G. Strategi Rantai Pasokan

1.  Banyak Pemasok (Many Supplier)


Strategi ini memainkan antara pemasok yang satu dengan pemasok yang lainnya dan
membebankan pemasok untuk memenuhi permintaan pembeli. Para pemasok saling bersaing
secara agresif. Meskipun banyak pendekatan negosiasi yang digunakan dalam strategi ini, tetapi
hubungan jangka panjang bukan menjadi tujuan. Dalam pendekatan ini, tanggung jawab
dibebankan pada pemasok untuk mempertahankan teknologi, keahlian, kemampuan ramalan,
biaya, kualitas dan pengiriman.
 
2.  Sedikit Pemasok (Few Supplier)
Dalam strategi ini, perusahaan mengadakan hubungan jangka panjang dengan para pemasok
yang komit. Karena dengan cara ini, pemasok cenderung lebih memahami sasaran-sasaran luas
dari perusahaan dan konsumen akhir. Penggunaan hanya beberapa pemasok dapat menciptakan
nilai denganmemungkinkan pemasok mempunyai skala ekonomis dan kurva belajar yang
menghasilkan biaya transaksi dan biaya produksi yang lebih rendah.  Dengan sedikit pemasok
maka biaya mengganti partner besar, sehingga pemasok dan pembeli menghadapi resiko akan
menjadi tawanan yang lainnya. Kinerja pemasok yang buruk merupakan salah satu resiko yang
dihadapi pembeli sehingga pembeli harus memperhatikan rahasia-rahasia dagang pemasok yang
berbisnis di luar bisnis bersama.

3.  Vertical Integration


Artinya pengembangan kemampuan memproduksi barang atau jasa yang sebelumnya dibeli, atau
dengan benar-benar membeli pemasok atau distributor. Integrasi vertical dapat berupa:
 Integrasi ke belakang (Backward Integration) berarti penguasaan kepada sumber daya,
misalnya Perusahaan Mobil mengakuisisi Pabrik  Baja. 
 Integrasi kedepan (Forward Integration) berarti penguasaan kepada     konsumennya,
misalnya Perusahaan Mobil mengakuisisi Dealer yang    semula sebagai distributornya.

4.  Kairetsu Network.


Kebanyakan perusahaan manufaktur mengambil jalan tengah antara membeli dari sedikit
pemasok dan integrasi vertical dengan cara misalnya mendukung secara financial pemasok
melalui kepemilikan atau pinjaman.  Pemasok kemudian menjadi bagian dari koalisi perusahaan
yang lebih dikenal dengan kairetsu. Keanggotaannya dalam hubungan jangka panjang oleh sebab
itu diharapkan dapat berfungsi sebagai mitra, menularkan keahlian tehnis dan kualitas produksi
yang stabil kepada perusahaan manufaktur.  Para anggota kairetsu dapat beroperasi sebagai
subkontraktor rantai dari pemasok yang lebih kecil.
 
5.  Perusahaan Maya (Virtual Company)
Perusahan Maya mengandalkan berbagai hubungan pemasok untuk memberikan pelayanan pada
saat diperlukan. Perusahaan maya mempunyai batasan organisasi yang tidak tetap dan bergerak
sehingga memungkinkan terciptanya perusahaan yang unik agar dapat memenuhi permintaan
pasar yang cenderung berubah. Hubungan yang terbentuk dapat memberikan pelayanan jasa
diantaranya meliputi pembayaran gaji, pengangkatan karyawan, disain produk atau distribusinya.
Hubungan bisa bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, mitra sejati atau kolaborasi,
pemasok atau subkontraktor. Apapun bentuk hubungannya diharapkan akan menghasilkan
kinerja kelas dunia yang ramping.  Keuntungan yang bisa diperoleh diantaranya adalah: keahlian
manajemen yang terspesialisasi, investasi modal yang renadh, fleksibilitas dan kecepatan. Hasil
yang diharapkan adalah efisiensi.

H. Tantangan Dalam Mengelola Supply Chain Management

Menurut I Nyoman Pujawan (2005), terdapat tantangan yang harus dihadapi dalam
mengelola suppy chain, yaitu:

1. Kompleksitas struktur supply chain

 Melibatkan banyak pihak dengan kepentingan yang berbeda-beda


 Perbedaan bahasa, zona waktu dan budaya antar perusahaan

2. Ketidakpastiaan

 Ketidakpastian permintaan
 Ketidakpastian pasokan: lead time pengiriman, harga dan kualitas bahan baku, dll.
 Ketidakpastian internal: kerusakan mesin, kinerja mesin yang tidak sempurna,
ketidakpastian kualitas produksi dll.
Gambaran mengenai ketidak pastian dalam supply chain adalah sebagai berikut:

Sumber: I Nyoman Pujawan (2005)

Untuk menghadapi masalah ketidakpastian pemesanan dalam rantai pasokan atau bullwhip
effect, diperlukan sharing informasi di sepanjang rantai pasokan, optimalisasi tingkat
persediaan, penciptaan tim rantai pasokan, pengukuran kinerja rantai pasokan, maupun
membangun koordinasi dan kolaborasi di antara mitra bisnis sehingga proses pengiriman
produk dari pemasok ke perusahaan dan ke konsumen dapat berjalan lancar dan
memungkinkan perusahaan untuk mencapai biaya persediaan yang rendah. Sedangkan
menurut James A. dan Mona J. Fitzsimmons (2006), tantangan dalam supply chain
management adalah untuk menyeimbangkan kebutuhan pengiriman pelanggan secara tepat
dengan mendorong biaya produksi dan biaya persediaan. Pemodelan rantai supply chain
management memungkinkan manajer untuk mengevaluasi pilihan yang akan memberikan
peningkatan terbesar dalam kepuasan pelanggan dengan biaya yang terjangkau.

I. Mengukur Performa Supply Chain Management

Dikatakan oleh Schroeder bahwa mengukur performa supply chain adalah langkah pertama
menuju perbaikan. Sebuah tahapan awal yang perlu ditetapkan dan ditentukan untuk dapat
mencapai tujuan perbaikan tersebut. Schroeder mengemukakan bahwa pada umumnya ada
lima poin penting yang dapat diukur dalam performa supply chain management, yaitu
(Shcroeder, 2007):

1. Pengiriman

Mengacu pada ketepatan waktu pengiriman: persentase pesanan dikirimkan secara lengkap
dan tidak melewati pada tanggal yang diminta oleh pelanggan.

2. Kualitas
Ukuran langsung dari kualitas adalah kepuasan pelanggan dan dapat diukur melalui
beberapa cara. Salah satunya, dapat diukur terhadap apa yang pelanggan harapkan.
Pengukuran ini erat kaitannya dengan loyalitas pelanggan.

3. Waktu

Waktu pengisian total dapat dihitung langsung dari tingkat persediaan. Jika kita
mengasumsikan ada tingkat penggunaan konstan dari persediaan, maka waktu dalam
persediaan hanya tingkat persediaan dibagi dengan tingkat penggunaan.

4. Fleksibilitas

Fleksibilitas adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah volume atau bauran produk
dengan persentase tertentu atau jumlah.

5. Biaya

Ada dua cara untuk mengukur biaya. Pertama, perusahaan dapat mengukur total biaya
pengiriman, termasuk manufacture, distribusi, biaya persediaan tercatat, dan biaya rekening
membawa piutang.
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
 Manajemen Rantai Pasokan adalah serangkaian kegiatan yang meliputi
Koordinasi, penjadwalan dan pengendalian terhadap pengadaan, produksi,
persediaan dan pengiriman produk ataupun layanan jasa kepada pelanggan yang
mencakup administasi harian, operasi, logistik dan pengolahan informasi mulai
dari pelanggan hingga ke pemasok.
 Proses manajemen rantai pasokan yaitu : pelanggan, perencanaan, pembelian,
persediaan, produksi, dan transportasi

 Menurut Stevenson, sebuah tujuan dari manajemen rantai pasokan ialah


menyelaraskan antara suatu permintaan serta penawaran dengan secara efektif dan
efisien.

 Fungsi manajemen rantai pasokan yaitu secara fisik dan sebagai mediasi pasar

 Manfaat SCM yaitu : memuasakan pelanggan, meningkatkan pendapatan,


menurunkan biaya, pemanfaatan asset perusahaan dengan maksimal,
meningkatkan keuntungan, menjadi mediasi pasas, serta membuat perusahaan
semakin besar.
 pentingnya konsep Supply Chain Management (SCM) bagi proses bisnis adalah
secara fisik, mengawal proses bahan baku dan komponen agar menjadi produk
dan mengirimnya hingga ke konsumen akhir dan meyakinkan bahwa pengiriman
produk atau jasa memuaskan aspirasi konsumen, tanpa meributkan ketersediaan
stok.
 Terdapat tantangan yang harus dihadapi dalam pengelolaan SCM yaitu
kompleksitas struktur suplly chain dan ketidakpastian
 umumnya ada lima poin penting yang dapat diukur dalam performa supply chain
management, yaitu pengiriman, kualitas, waktu, fleksibelitas, dan biaya

B. SARAN
Kami selaku penyusun makalah sangat menyadari masih jauh dari sempurna dan
tentunya banyak sekali kekurangan dalam pembuatan makalah ini, karena
keterbatasan sumber yang kami peroleh. Sehingga isi dari makalah ini masih bersifat
umum, oleh karena itu kami harapkan agar pembaca bisa mecari sumber yang lain
guna membandingkan dengan pembahasan yang kami buat, guna mengoreksi bila
terjadi kelasahan dalam pembuatan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://ukirama.com/en/blogs/apa-itu-supply-chain-management-scm-serta-pentingnya-scm-
dalam-proses-bisnis
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-supply-chain-management-manajemen-rantai-
pasokan/
https://sarjanaekonomi.co.id/supply-chain-management-pengertian/
https://www.soltius.co.id/id/blog/7-manfaat-penerapan-supply-chain-management-bagi-sebuah-
perusahaan
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/manajemen-rantai-pasokan

Anda mungkin juga menyukai