Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SISTEM AGRIBISNIS

MANAJEMEN RANTAI PASOK


“ANALISIS RANTAI PASOK KOMODITAS PALA PADA DESA
SAWANG KECAMATAN SIAU TIMUR SELATAN”

Dosen Pengampu: Riskiyani, S.Pi,. M.Si.

Oleh Kelompok 2:
 Misrawati (2002405046)
 Depi Agisti (2002405051)
 Alianti Mindana (2002405053)
 Arga Kusumah Jaya. T (2002405057)
 Ummul Sahara Sabri (2002405067)
 Gayatri Randan (2002405069)
 Topan Rapli (2002405074)

PRODI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020/2021
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita ucapkan puji dan syukur kehadrat Allah yang maha esa, karena
atas rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik
dan tanpa ada hambatan apapun.
Sebelumnya kami sangat menyadari bahwa makalah ini dibuat dengan sangat sederhana dan
berdasarkan kemampuan kami yang tidak seberapa ini. Untuk itu besar harapan kami, agar ibu
dosen berkenan mengoreksi segala kesalahan baik yang disengaja ataupun tidak dalam penulisan
makalah ini agar kami dapat memperbaikinya menjadi lebih baik lagi. Karena tidak ada gading
yang tak retak, begitupun juga tidak ada manusia yang tak melakukan kesalahan, begitu pula
dengan kami.
Tujuan makalah ini dibuat adalah sebagai upaya kami untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh dosen pengampu, pun sebagai bahan pembelajaran bagi siapapun yang membacanya. Bila ada
kesalahan dalam penulisan, kami selaku kelompok yang memenuhi tugas memohon maaf yang
sebesar besarnya. Terimakasih.

Palopo, 1 Juli 2021


Mengetahui

Kelompok Pemateri
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................................2


DAFTAR ISI ................................................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG ....................................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN ..................................................................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN ...............................................................................................................................................5
A. MANAJEMEN RANTAI PASOK (SUPPLY CHAIN MANAGEMENT) ..................................................5
B. TUJUAN DAN FUNGSI MANAJEMEN RANTAI PASOK ......................................................................5
1. Tujuan .........................................................................................................................................................5
2. Fungsi ..........................................................................................................................................................5
C. MANFAAT MANAJEMEN RANTAI PASOK ...........................................................................................6
1. Meningkatkan Keuntungan ......................................................................................................................6
2. Kepuasan Pelanggan ..................................................................................................................................6
3. Penurunan Biaya ........................................................................................................................................6
D. TAHAPAN MANAJEMEN RANTAI PASOK ............................................................................................6
1. Perencanaan ...............................................................................................................................................6
2. Pengadaan Barang .....................................................................................................................................6
3. Produksi ......................................................................................................................................................7
4. Pengelolaan Penyimpanan .........................................................................................................................7
5. Proses Pengiriman ......................................................................................................................................7
E. STUDY KASUS MANAJEMEN RANTAI PASOK ....................................................................................7
1. Proses Produksi Komoditas Pala ............................................................................................................10
1. Jaringan Manajemen Rantai Pasok Komoditas Pala ...........................................................................11
2. Margin yang Diterima Setiap Pelaku Usaha .........................................................................................11
3. Produk Olahan Komoditas Pala .............................................................................................................13
4. Alur Jaringan Rantai Pasok Komoditas Pala ........................................................................................13
BAB 3 PENUTUP ......................................................................................................................................................15
A. KESIMPULAN .............................................................................................................................................15
A. SARAN ..........................................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................................17
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam sebuah perusahaan, manajemen bisnis sangat diperlukan untuk keberlangsungan
bisnis yang sehat. Ada banyak jenis manajemen yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan,
salah satunya adalah Manajemen rantai pasok atau Supply Chain Management.
Dalam industri manufakturing, kegiatan utamanya adalah mengkonversikan berbagai
bahan mentah serta bahan-bahan pendukungnya menjadi barang jadi, dan mendistribusikannya
kepada pelanggan. Dengan menjalankan kegiatan tersebut, maka kegiatan itu sudah disebut
sebagai Supply Chain atau rantai pasokan. Namun, bagi sebuah perusahaan manufakturing,
kegiatan Supply Chain ini perlu dijalankan dengan efektif dan efisien sehingga diperlukan
manajemen yang professional dalam pelaksanaannya. Manajemen tersebut biasanya disebut
sebagai Manajemen Rantai Pasok atau Supply Chain Management yang sering disingkat
dengan SCM.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Manajemen rantai pasok atau supply chain?
2. Apa tujuan dan fungsinya?
3. Lalu apa manfaat dari supply chain ini?
4. Bagaimana tahapannya?
5. Seperti apa studi kasusnya?

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menganalisis manajemen rantai pasok
pada proses manufacturing agribisnis, serta untuk memenuhi tugas akhir menjelang UAS
yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah sistem agribisnis.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. MANAJEMEN RANTAI PASOK (SUPPLY CHAIN MANAGEMENT)

SCM adalah serangkaian kegiatan yang meliputi koordinasi, penjadwalan dan


pengendalian terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun
layanan jasa kepada pelanggan yang mencakup administrasi harian, operasi, logistik, dan
pengolahan informasi mulai dari pelanggan hingga ke pemasok. Sederhananya, SCM adalah
mekanisme yang menghubungkan semua pihak yang bersangkutan dan kegiatan yang terlibat
dalam perngkonversian bahan mentah menjadi barang jadi. Pihak yang bersangkutan ataupun
kegiatan yang dimaksud tersebut bertanggungjawab untuk memberikan barang-barang jadi
hasil produksi kepada pelanggan pada waktu dan tempat yang tepat dengan cara yang paling
efisien.
Proses manajemen rantai pasok antara lain adalah sebagai berikut:
 Pelanggan (konsumen)
 Perencanaan (Planning)
 Pembelian (purchasing)
 Persediaan (inventory)
 Produksi (production)
 Transportasi (transportation)

B. TUJUAN DAN FUNGSI MANAJEMEN RANTAI PASOK


1. Tujuan
 Menjaga persediaan produk yang memang dibutuhkan oleh perusahaan.
 Agar tercapainya tujuan tertentu dari perusahaan. Misalnya kepuasan pelanggan.
 Memastikan keseluruhan aktivitas mulai dari produksi, penyimpanan hingga distribusi.
 Efisiensi setiap kegiatan bisnis suatu perusahaan.
 Mengorganisasikan semua proses produksi barang.

2. Fungsi
 Perencanaan.
 Penyediaan sumber daya.
 Menyusun instruksi kerja.
 Pengendalian dan kontrol.
C. MANFAAT MANAJEMEN RANTAI PASOK

1. Meningkatkan Keuntungan
Salah satu alasan mengapa keuntungan dapat bertambah karena proses produksi
berjalan sesuai rencana. Produk bias terjual habis dengan manajemen yang tepat. Maka,
jangan sampai produksi barang perusahaan anda hanya tertumpuk saja tanpa terjual habis.

2. Kepuasan Pelanggan
Manajemen yang tepat akan memastikan produk yang diterima oleh konsumen
dalam kondisi yang baik. Dengan demikian, pelanggan akan menjadi konsumen yang setia
dan bias memakai produk kita dalam waktu yang lama.

3. Penurunan Biaya
Integrasi dan kerja sama antar divisi juga membuat biaya jauh lebih efisien. Tim
akan memastikan bahwa biaya produksi dari awal sampai akhir benar-benar sudah sesuai
dengan rancangan. Banyak perusahaan yang justru mengalami kesulitan untuk mengatur
biaya yang dikeluarkan sehingga keuntungan jadi minim.

D. TAHAPAN MANAJEMEN RANTAI PASOK

1. Perencanaan
Segala sesuatu dalam bisnis pastinya dimulai dengan perencanaan terlebih dahulu.
Perencanaan ini biasanya dimulai dengan merencanakan kebutuhan dari konsumen,
perencanaan produksi, pembelian bahan baku, sampai dengan tenaga kerja dan
transportasi. Dengan adanya perencanaan ini, perusahaan jadi tahu apa yang harus
dilakukan dalam kurun waktu kedepan.

2. Pengadaan Barang
Pengadaan barang ini merupakan tugas penting dari procurement management.
Dengan bantuan tim khusus ini, maka perusahaan bias mendapatkan barang dengan harga
yang paling baik dan dengan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan. Proses pengadaan
juga akan jauh lebih mudah dilakukan apabila terdapat manajemen yang jelas.
Procurement management akan membuat system pengadaan barang yang jelas. Misalnya
membuat tender untuk semua supplier dan vendor.
3. Produksi
Langkah berikutnya akan masuk ke tahap produksi. Semua bahan baku kemudian
akan diolah menjadi produk yang siap dijual kepada konsumen. Tidak hanya melibatkan
SDM saja, proses ini juga melibatkan mesin. Pengawasan sangat penting dalam proses ini
supaya hasil produknya tetap berkualitas karena dipengaruhi oleh mesin hingga tenaga
kerja.

4. Pengelolaan Penyimpanan
Setelah produk jadi, tentunya tidak bias langsung dikirim atau diterima oleh
pelanggan. Kita memerlukan tempat penyimpanan. Proses penyimpanan ini juga harus
jelas, harus ada pencatatan mulai dari memasukkan barang, pengambilan hingga mungkin
terjadi pengembalian barang. Serta semua barang yang masuk dan keluar perlu memiliki
catatan yang jelas.

5. Proses Pengiriman
Proses akhir dari produksi barang tentunya adalah proses pengiriman ke pelanggan.
Kurir dan transportasi menjadi dua hal penting dalam proses ini. Kita perlu melakukan
pencatatan dan pelacakan sehingga proses pengiriman berjalan dengan lancer. Perusahaan
perlu memastikan bahwa barang tersebut benar-benar sudah diterima oleh pelanggan
dengan baik.

E. STUDY KASUS MANAJEMEN RANTAI PASOK

“ANALISIS MANAJEMEN RANTAI PASOK KOMODITAS PALA


PADA DESA SAWANG KECAMATAN SIAU TIMUR SELATAN”

Sulawesi Utara adalah salah satu daerah penghasil tanaman/komoditi Pala yang memiliki
kontribusi produksi komoditas Pala sebesar 14,79%, yang membuat Sulawesi Utara
menempati posisi ke-3 pada urutan kontribusi produksi komoditas Pala di Indonesia. Hal
tersebut berdasarkan data rata-rata produksi komoditas pala di Indonesia pada tahun 2012-
2016. Untuk Kabupaten dengan produksi tertinggi di Provinsi Sulawesi Utara adalah di
Kabupaten Kepulauan Siau Tegulandang Biaro (Sitaro).
Berdasarkan data Sitaro dalam angka (2017), untuk statistik tanaman perkebunan rakyat
Kabupaten Kepulauan Sitaro antara tahun 2012-2016 pada tanaman Kelapa, Cengkeh dan Pala
memperlihatkan bahwa tahun 2014 terjadi pengembangan lahan untuk ketiga komoditi ini. Dan
hasilnya adalah terjadi peningkatan hasil produksi sebesar 53,98% untuk komoditi Pala dari
pengembangan areal lahan produksi sebesar 21,74%. Lalu, setahun setelahnya yaitu pada tahun
2015 terjadi penurunan angka produksi komoditas Pala di Kabupaten Kepulauan Sitaro.
Namun meskipun demikian, produksi komoditas Pala pada tahun 2015 masih lebih tinggi,
yaitu 582,68 Ton. Dibanding produksi komoditas lainnya seperti Cengkeh yang hanya
mencapai angka 32,27 Ton, dan Kelapa yang hanya memproduksi 213,2 Ton saja.
Keunggulan dari komoditas Pala tersebut membuat peningkatan produksi dan kualitas
Pala, serta pengembangan usaha komoditas Pala sangatlah penting. Sehingga penting pula
untuk memiliki pengelolaan dan Manajemen Rantai Pasok yang baik dan terstruktur dengan
sempurna agar dapat memaksimalkan keuntungan yang didapatkan para Petani Pala di
Kabupaten Kepulauan Sitaro ini. Seperti pula pengembangan bisnis lainnya, pengembangan
produksi komoditas Pala di Kabupaten Kepulauan Sitaro ini pun kerap kali mengalami masalah
dan hambatan. Masalah yang dihadapi oleh para Petani yaitu harga komoditas Pala yang
rendah dan tidak sebanding dengan kualitas produk Pala itu sendiri. Sementara menurut (Buol,
2018), bahwa kualitas komoditi Pala di Kepulauan Sitaro ini adalah kualitas Pala terbaik.
Namun mengapa untuk patokan harganya menjadi lebih rendah dan tidak sebanding dengan
kualitasnya yang baik tersebut. Untuk itu, hasil dari penelitian ini akan menunjukkan langsung
bagaimana penerapan dari proses Manajemen Rantai Pasok-nya. Apakah setiap tahapan
proses produksinya sudah dilakukan dengan baik atau belum? Mengapa bisa terjadi harga
produk tidak sebanding dengan kualitasnya?
Manajemen Rantai Pasok adalah pengaturan atau pengorganisasian jaringan-jaringan
perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan
menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan-perusahaan tersebut
biasanya mencakup Supplier, distributor, pabrik, toko atau ritel serta perusahaan-perusahaan
pendukung seperti perusahaan jasa logistik. Pada rantai pasok biasanya ada 3 macam aliran
yang harus dikelola, yaitu:
 Aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream).
 Aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hulu ke hilir.
 Aliran informasi yang mungkin bisa terjadi dari hilir ke hulu atau sebaliknya.

Dalam manajemen rantai pasok komoditas Pala di Desa Sawang, pihak atau pelaku yang
terlibat diantaranya yaitu:
 Petani, sebagai pemilik lahan dan yang memanen serta melaksanakan berbagai
aktivitas untuk memproses Pala agar siap dijual.
 Pencari, sebagai masyarakat yang hanya mencari Pala untuk langsung dijualmentah
tanpa harus melakukan berbagai aktivitas untuk pengeringan Pala dan tidak memiliki
lahan perkebunan sendiri. Biasanya hasil yang diperoleh oleh para pencari Pala
dijualpengumpul dalam hitungan per biji bukan per Kg, karena hasil yang didapatkan
tidaklah banyak.
 Pengumpul, yang membeli Pala dari para pencari Pala. Kemudian memproses Pala
dari mentah sampai kering untuk siap dijual.
 Distributor, yang mengumpulkan Pala jadi yang sudah kering untuk siap dijual ke
pedagang besar.
 Pedagang besar, yang membeli langsung Pala dari para Petani, pengumpul, dan
distributor untuk kemudian dijual ke Manado.
 Eksportir Pala, yang membeli Pala dari pedagang besar di Sitaro dan dijual dan di
Ekspor keluar negeri.
1. Proses Produksi Komoditas Pala

PERSIAPAN

MEMANEN/MENCARI
PROSES PENGERINGAN
PALA

MENSORTIR/MEMILIH
PROSES PENGEPAKAN
PALA

PENJUALAN

GAMBAR 1. Proses Produksi Komoditas Pala pada Desa Sawang


Kecamatan Siau Timur Selatan (SITIMSEL).
Sumber: Hasil Olahan Data Lapangan, 2018.
1. Jaringan Manajemen Rantai Pasok Komoditas Pala

GAMBAR 2. Jaringan Manajemen Rantai Pasok Komoditas Pala pada Desa Sawang
Kecamatan Siau Timur Selatan (SITIMSEL).
Sumber: Hasil Olahan Data Lapangan, 2018.

2. Margin yang Diterima Setiap Pelaku Usaha

Tabel 1. Margin yang Diterima Setiap Pelaku Dalam Rantai Pasok

RANTAI PASOK KOMODITAS PALA

Biaya pemasaran Rp. 14.200,-


Keuntungan Rp. 37.800,-
PETANI Harga jual Rp. 52.000,-
Marjin Rp. 37.800,-
Rasio 1.37
Biaya pemasaran Rp. 37.500,-
Keuntungan Rp. 14.500,-
PENGUMPUL Harga jual Rp. 52.000,-
Marjin Rp. 14.500,-
Rasio 3.58
Biaya pemasaran Rp. 37.500,-
Keuntungan Rp. 14.500,-
DISTRIBUTOR Harga jual Rp. 52.000,-
Marjin Rp. 14.500,-
rasio 3.58
Biaya pemasaran Rp. 53.000,-
Keuntungan Rp. 3.000,-
PEDAGANG BESAR Harga jual Rp. 56.000,-
Marjin Rp. 3.000,-
Rasio 18.6
Biaya pemasaran Rp. 65.000,-
Keuntungan Rp. 22.000,-
EKSPORTIR Harga jual Rp. 87.000,-
Marjin Rp. 22.000,-
Rasio 3.95

Sumber: Hasil Olahan Data Lapangan, 2018.

Berdasarkan Tabel 1 pelaku yang mendapatkan keuntungan terbanyak adalah para petani,
karena mereka memanen Pala mereka sendiri dan biaya yang dikeluarkan adalah untuk
transportasi, tenaga kerja untuk membantu memanen, dan tenaga kerja untuk membersihkan
kebun. Pelaku dengan margin terendah yaitu distributor atau pedagang besar, karena mereka
hanya membeli Pala dan menjual kembali. Kecuali mereka juga memiliki lahan perkebunan
Pala milik sendiri. Jika mereka juga memanen Pala maka hasil keuntungannya akan cukup
besar. Sedangkan untuk para pengumpul, biasanya mereka melakukan pembelian Pala mentah
yang proses pembeliannya menggunakan hitungan per Biji bukan per Kg. Harga untuk 100 biji
Pala yaitu sekitar Rp. 25.000, 1 Kg Pala memiliki sekitar 150 Biji Pala.
Kerugian yang didapat oleh para pengumpul yaitu pembelian Pala adalah Pala mentah
dan dengan jenis kualitas campuran sedangkan jika di jual akan berdasarkan dengan jenis
kualitas masing-masing dan merupakan Pala mentah. Namun karena para pengumpul hanya
menggunakan tenaga kerja sendiri dan umumnya menggunakan transportasi sendiri sehingga
tidak menggeluarkan biaya transportasi karena Pala yang di bawa juga tidak terlalu banyak
paling tinggi sekitar 75 kg atau sekitar 1 karung, maka mereka mendapatkan keuntungan yang
cukup tinggi juga. Selain itu keuntungan yang di dapat juga berasal dari Fuli Pala. Dalam
pembelian Pala mentah oleh para pengumpul, harga yang ada sudah termasuk dengan Fuli
Palanya, karena saat proses pembelian Fuli Pala tidak di kupas atau di pisahkan dari Pala
tersebut. Para eksportir sendiri memiliki keuntungan dengan biaya yang dikeluarkan yaitu
untuk tenaga kerja dan biaya pengiriman. Keuntungan yang didapatkan juga bisa dibilang
cukup besar karena memiliki rasio yang tinggi seperti para petani dan pengumpul.
3. Produk Olahan Komoditas Pala

GAMBAR 3. Produk Olahan Komoditas Pala


Sumber: hasil Olahan Data Pada Produk Turunan (sumber gambar dari
internet), 2018.

Gambar 3. memperlihatkan beberapa produk turunan atau hasil olahan dari Pala. Pala
sendiri terbagi atas 3 yaitu buah, fuli dan biji, namun di Indonesia hasil olahan terbanyak
terdapat pada buah dan bijinya. Buah Pala dapat menghasilkan beragam produk olahan
seperti berbagai makanan dan minuman. Makanan yang ada contohnya seperti manisan
buah Pala yang bisa didapatkan dipasar swalayan atau dapat dibuat dirumah, permen Pala
(nutmeg candy) yang sangat di gemari oleh masyarakat terutama orang dewasa dan bisa di
olah menjadi kue seperti dodol Pala. Selain itu buah Pala juga bisa dibuat minuman seperti
sirup atau jus. Salah satu daerah yang membuat berbagai produk olahan minuman dari buah
Pala yaitu daerah Kabupaten Kepulauan Sitaro. Disana ada berbagai minuman khas daerah
yang dapat dibeli, contohnya yaitu juice drink Pala Siau dan Sirup Pala Siau. Produk
tersebut merupakan produk khas daerah Sitaro yang bisa dijadikan sebagai oleh-oleh khas
dari Kabupaten Kepulauan Sitaro.Selain buah Pala, biji Pala juga memiliki beberapa hasil
olahan seperti bumbu dapur sebagai penyedap makanan dan minyak Pala yang biasanya
digunakan untuk memijat tubuh.

4. Alur Jaringan Rantai Pasok Komoditas Pala

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa jalur Rantai Pasok komoditas Pala di Desa
Sawang dimulai dari para petani, pencari Pala, pengumpul, distributor, pedagang besar,
eksportir Pala sampai pada konsumen. Jalur Rantai Pasok dinilai baik karena sistem yang
ada cukup fleksibel sehingga dapat memberikan keuntungan. Kemudian untuk kualitas
Pala sendiri sangat bagus karena para petani melakukan setiap tahap proses produksi
dengan baik. Kinerja Rantai Pasok komoditas Pala di Desa Sawang dinilai juga baik karena
setiap pelaku memiliki koordinasi yang bagus.
Penelitian ini juga menemukan bahwa ada beberapa pelaku Rantai Pasok yang
menjalin hubungan kemitraan yang baik, hal itu dapat dilihat dari beberapa petani atau
pengumpul dan distributor yang melakukan penjualan atau pembelian pada seseorang yang
sama secara terus-menerus. Seperti dalam penelitian sebelumnya dari Nuriyanti, Kassa,
dan Lamusa (2017) tentang analisis Manajemen Rantai Pasok bawang goreng di Palu, yang
menjelaskan bahwa kemitraan usaha menjadi salah satu strategi yang penting dalam
Manajemen Rantai Pasok, karena keseluruhan Rantai Pasok saling membutuhkan,
memperkuat dan saling menguntungkan sehingga kemitraan dapat berjalan dengan baik.
Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa aliran Rantai Pasok yang ada tidak terlalu
panjang sehingga dapat menghemat waktu, biaya dan tenaga. Namun walaupun kinerja
Rantai Pasok komoditas Pala di Desa Sawang dinilai sudah baik, dimana untuk distribusi
dari para petani dan pengumpul ke distributor cukup membawa keuntungan karena tidak
perlu mengeluarkan waktu yang lama dan biaya transportasi, namun harga Pala yang ada
tidak terlalu tinggi. Sedangkan jika penjualan di lakukan ke pedagang besar harga yang ada
menjadi jauh lebih tinggi tapi masih mengeluarkan waktu dan biaya transportasi. Setelah
dihitung, keuntungan yang didapat jauh lebih tinggi jika melakukan penjualan ke pedagang
besar walaupun mengeluarkan waktu dan biaya transportasi.

GAMBAR 4. Alur Rantai Jaringan Rantai Pasok


Sumber: Hasil Olahan Data Lapangan, 2018.
BAB 3
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Manajemen Rantai Pasok atau Supply Chain Management (SCM) adalah Mekanisme
yang menghubungkan semua pihak yang bersangkutan dan kegiatan yang terlibat dalam
mengkonversikan bahan mentah menjadi barang jadi. Pihak yang bersangkutan ataupun
kegiatan yang dimaksud tersebut bertanggung jawab untuk memberikan barang-barang jadi
hasil produksi kepada pelanggan pada waktu dan tempat yang tepat dengan cara yang paling
efisien.
Manajemen Rantai Pasok juga bertujuan untuk menjaga ketersediaan produk, mengatur
efisiensi, mengorganisasikan proses produksi barang dan memastikan keseluruhan aktivitas,
mulai dari proses produksi hingga distribusi agar tercapai tujuan tertentu dari sebuah
perusahaan. Selain itu, fungsinya juga adalah untuk perencanaan, penyediaan sumber daya,
menyusun instruksi kerja, serta pengendalian dan kontrol.
Adapun manfaat dari SCM ini adalah untuk meningkatkan keuntungan perusahaan, dan
memberikan persentasi tingkat kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, serta menekan
penggunaan biaya produksi dari hasil integrasi dan kerjasama antar tim dalam proses produksi.
Tahapan SCM terdiri atas 5 bagian, yaitu: perencanaan, pengadaan barang, produksi,
pengelolaan penyimpanan, serta proses pengiriman.
Selanjutnya kita membahas mengenai studi kasus yang kami cantumkan dalam makalah
ini. Adapun Pihak-pihak yang terlibat dalam Manajemen Rantai Pasok Komoditas Pala pada
desa Sawang yaitu petani, pencari Pala, pengumpul, distributor, pedagang besar, dan
konsumen. Jaringan Rantai Pasok yang ada di nilai baik, karena memiliki alur yang tidak
terlalu panjang, dengan anggota Rantai Pasok yang tidak terlalu banyak. Kemudian waktu yang
digunakan dalam pengiriman tidak terlalu lama, dan biaya yang dikeluarkan pun tidak banyak,
karena jarak yang di tempuh untuk distribusi tidak terlalu jauh, kecuali distribusi yang di
lakukan oleh pedagang besar karena penjualan yang dilakukan berada di luar Kabupaten
Kepulauan Sitaro, sehingga distribusi yang ada menggunakan kapal laut dan dilanjutkan
dengan sebuah truk.
Margin yang didapat oleh setiap pelaku juga dinilai cukup baik, karena walaupun
pengeluaran yang dilakukan tidak terlalu besar, namun mereka bisa menghasilkan keuntungan
dengan hasil komoditas Pala yang berkualitas. Hal ini juga dikarenakan pihak-pihak dalam
Rantai Pasok, terutama para petani melakukan setiap tahap proses produksi dengan baik.
Dalam margin tersebut, pihak yang memiliki keuntungan yang paling tinggi adalah petani,
namun para petani tetap merasa rugi karena harga komoditas Pala yang ada terlalu rendah.
Selain itu, komoditas Pala juga dapat menghasilkan berbagai produk olahan baik itu makanan,
minuman, dan produk kesehatan seperti minyak dan obat yang dapat menambah nilai dari
komoditas Pala tersebut.
A. SARAN

Untuk para pebisnis atau para pelaku UKM dan Agribisnis, seperti yang telah kita dalami
dalam makalah ini, sangat penting menerapkan SCM dalam proses pengelolaan produksi
hingga proses pemasaran bahan baku pertanian. Karna penerapan SCM yang baik tentu sangat
berpengaruh terhadap keberlangsungan subsistem agribisnis, mulai dari subsistem hulu hingga
hilir, bahkan jasa penunjangnya. Sebab tanpa perencanaan yang matang, proses rantai produksi
dan distribusi pun tidak dapat berjalan dengan maksimal. Untuk itu, sebagai pelaku usaha
agribisnis, petani sangat diharapkan mendapatkan pengarahan dan penerangan mengenai hal
ini oleh para penyuluh. Mengingat Negara kita adalah Negara agraris, sudah sepantasnya kita
berbenah diri dan memperbaiki pengelolaan dan pengorganisasian sektor pertanian sebagai
salah satu sektor penggerak ekonomi dan industry agar kedepannya menjadi lebih baik lagi
dan mengalami peningkatan persentasi didalam sektor ekonomi untuk membangun negeri,
memberikan banyak lapangan kerja, dan membantu berbagai sektor pengembangan didalam
Negara.
DAFTAR PUSTAKA

Lerah, Ruthiani., Magdalena Wullur., Jacky S.B. Sumarauw, 2018. “Analisis Manajemen Rantai
Pasok Komoditi Pala Pada Desa Sawang Kecamatan Siau Timur Selatan”,
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/20262, Diakses pada 2-3 Juli
2021.
Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik Kecamatan Siau Timur Selatan. Penerbit: Badan Pusat
Statistik Kabupaten Sitaro.
Daryaatmaka, Gilang. 2021., “Manajemen Rantai Pasokan Itu Apa Sih? Supply Chain
Management”, https://promise.co.id/manajemen-rantai-pasokan/, Diakses pada 2-3 Juli
2021.
Ipqi. 2016., “Pengertian Supply Chain Management (Manajemen Rantai Pasok)”,
https://ipqi.org/pengertian-supply-chain-management-manajemen-rantai-pasokan/,
Diakses pada 2-3 Juli 2021

Anda mungkin juga menyukai