Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DI LEMBU BENGGOLO SIDAMULYA

Disusun Oleh :
NAMA : NAMA LENGKAP SISWA
NIS : NOMOR INDUK SISWA

KOMPETENSI KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA


SMK NEGERI 1 CIMERAK
Jl. Raya Sindangsari Sukajaya – Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran Kode Pos 46395
Email : smkn1cimerak@gmail.com
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini disetujui dan disyahkan oleh Pembimbing
Praktik Kerja Lapangan SMK Negeri 1 Cimerak pada :

Hari : ……………………………….
Tanggal : ……………………………….

Pembimbing Sekolah, Pembimbing DU,

Dony Setiawan,S.Pt. Lili Margono

Mengetahui,

Kepala SMK Negeri 1 Cimerak Kepala Kompetensi Keahlian


Agribisnis Ternak Ruminansia

SUPRIATNA, S.Pd., M.Pd. DONY SETIAWAN, S.Pt.


NIP. 19690925199402 1 002 NIP. -

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat limpahan
rahmat_Nyalah penulis dapat menyusun laporan praktik kerja lapangan ini dengan baik dan sesuai
dengan hasil praktik serta keadaan di wilayah tempat praktik penulis.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang turut serta membantu dan
membimbing dalam penyelesaian penulisan Laporan Praktik Kompetensi Agribisnis Ternak Ruminansia
( ATR ) ini, terutama kepada :
1. Bapak Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Cimerak Supriatna,S.Pd., M.Pd.
2. Bapak Ketua Pelaksana Praktik Kerja Lapangan (PKL) Wisnu Kristianto,S.Pd.
3. Bapak Dony Setiawan, S.Pt. selaku Guru Pembimbing
4. Pemilik dan Pegawai di Lembu Benggolo Sidomulyo
5. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan
(PKL).
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat khususnya bagi yang
membutuhkannya, umumnya buat adik-adik kelas yang akan melaksanakan kegiatan sejenis.

Pangandaran, 03 November 2022

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………………. i


LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………………………. ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….
3
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………………
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………………….
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang …………………………………………………………………… 1
B. Tujuan Praktik Kerja Lapangan …………………………………………………. 2
C. Manfaat praktik Kerja Lapangan ……………………………………………….. 3
BAB II PROSES DAN HASIL BELAJAR DI DU/DI/INSTANSI ………………………
A. Visi dan Misi DU/DI/Instansi …………………………………………………….
B. Struktur Organisasi DU/DI/Instansi ……………………………………………..
C. Deskripsi Bidang Kerja …………………………………………………………..
D. Kompetensi Yang Dikerjakan ……………………………………………………
E. Permasalahan Yang Dihadapi dan Solusinya …………………………………
BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………..
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………….
B. Saran ………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………...
LAMPIRAN ………………………………………………………………………………..
1. Absensi ……………………………………………………………………………
2. Program Kerja ……………………………………………………………………
3. Jurnal Kegiatan …………………………………………………………………..
4. Sertifikat …………………………………………………………………………..

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1…………... …………………………………………………………………. 1


Gambar 2…………... …………………………………………………………………. 2
Gambar 3…………... …………………………………………………………………. 3
Gambar 4…………... …………………………………………………………………. 4
Gambar 5…………... …………………………………………………………………. 5

dst…

4
DAFTAR TABEL

Tabel 1…….………... …………………………………………………………………. 1


Tabel 2…….………... …………………………………………………………………. 2
Tabel 3…….………... …………………………………………………………………. 3
Tabel 4…….………... …………………………………………………………………. 4
Tabel 5…….………... …………………………………………………………………. 5

dst…

5
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1…….………... …………………………………………………………………. 1


Lampiran 2…….………... …………………………………………………………………. 2
Lampiran 3…….………... …………………………………………………………………. 3
Lampiran 4…….………... …………………………………………………………………. 4
Lampiran 5…….………... …………………………………………………………………. 5

dst…

6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jumlah penduduk yang semakin meningkat terutama di Negara-negara berkembang seperti
Indonesia, harus di imbangi dengan kebutuhan Negara tersebut. Usaha di bidang pertanian seperti
peternakan akan memberikan kontribusi ekonomi yang nyata bagi Negara Indonesia terutama di
bidang Agribisnis, jika pengembangannya dapat dipacu kearah yg lebih dalam..
Dalam usaha peningkatan sumber daya manusia yang propesional dan guna mendukung
program pembangunan nasional terutama dibidang peternakan, maka perlu dikembangkan sistem
pendidikan yang lebih provisional yang mengarah ke bidang yang ada dalam lingkup kegiatan
seperti pemberdayaan dan sistem pertanian lainnnya sehingga dihasilkan lulusan atau tenaga-
tenaga professional dibidang peternakan dalam keterampilan atau kamampuan yang baik
berwawasan luas dan menguasai segala aspek yang terjadi.
Praktik Kerja Lapangan (PKL), merupakan program salah satu pendidikan yang diterapkan
oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Cimerak ini merupakan proses belajar yg
didasarkan pada pengalaman diluar sistem tatap muka. Dalam pelaksanaan PKL ini siswa
dihadapkan langsung dengan kenyataan dunia kerja dibidang peternakan baik perusahaan
maupun praktisi dibidang peternakan, yang nantinya diharapkan setelah pelaksanan PKL ini
7
wawasan atau pengetahuan yang dimiliki dapat bertambah sebagai bekal siswa untuk memesuki
dunia kerja.
Lembu Benggolo Sidamulya merupakan salah satu perusahaan peternakan yang bergerak di
bidang sapi penggemukan terletak di Kabupaten Banyumas. Dalam hal ini dipilih sebagai tempat
Praktik Kerja Lapangan (PKL) karena sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan yakni
Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR). Yang difokuskan pada bidang Biosecurity (Kesehatan
Ternak), Komposisi dan Kebutuhan Pakan, dan Tata Laksana Pemeliharaan Ternak.

B. Tujuan Praktik Kerja Lapangan


Tujuan di lakukannya mengenai Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini antara lain :
 Menamabah pengetahuan dan pengalaman kerja siswa/siswi SMK Negeri 1 Cimerak
mengenai kegiatan/ praktek yang dilaksanakan di Lembu Benggolo Sidomulyo
 Melatih siswa/siswi mengerjakan pekerjaan lapangan sesuai dengan materi atau komoditi
yang ditekuni.

C. Manfaat Praktik Kerja Lapangan


1. Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL) Bagi Siswa
 Meninkatkan kemampuan dan keterampilan dalam bidang usaha peternakan agar bisa
mandiri dan berjiwa usaha.
 Melatih siswa beradaptasi dan berkomunikasi dengan masyarakat serta mengenal kehidupan
peternak di bidang agribisnis.
 Mendorong siswa berpikir sesuai kenyataan dan kerjasama secara efektif, efisien dan kreatif
dengan keadaan lingkungan.
2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL) Bagi Sekolah
 Meningkatkan hubungan atau kerjasama antar sekolah dengan perusahaan.
 Memberikan masukan dalam rangka pengembangan kualitas sekolah sesuai dengan
perkembangan teknologi dimasa mendatang.
 Sekolah sangat dibantu dalam menghasilkan wirausaha muda dengan pengusaha yang maju
dan terampil.
3. Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL) Bagi Lembu Benggolo Sidamulya
 Dapat mengenal lebih kualitas peserta didik / siswa yang berlatih di dunia usaha
 Dapat ikut serta dalam upaya memajukan pendidikan khususnya pengembangan sumber
daya manusia

8
BAB II
PROSES DAN HASIL BELAJAR DI DU

A. Visi dan Misi DU


Visi:
“Terwujudnya Kesediaan Hewan Sapi yang Aman, Sehat dan Berpotensi Tinggi”
Misi:
1. Meningkatkan kualitas hewan sapi yang berkualitas tinggi
2. Meningkatkan Kesehatan hewan
3. Memberdayakan masyarakat untuk keikutsertaan demi kesejahtaeraan hidup
4. Meningkatkan akuntabilitas

B. Struktur Organisasi DU

Kepala
Joko Susanto

Kepala Tenaga
Manajemen
Kandang Medis
Sunatim Lilik Margono Zaeni

C. Deskripsi Bidang Kerja


Lembu Benggolo Sidamulya merupakan usaha di bidang penggemukan sapi potong. Yang
biasanya dilakukan rata-rata selama 3-4 bulan secara intensif. Hal ini sesuai dengan pendapat
Neumann dan Lusby (1986) menjelaskan bahwa untuk program penggemukan finishing, waktu
penggemukan dimulai dengan bobot badan awal antara 325-400 kg sampai dicapai bobot potong
antara 500-625 kg yaitu kurang dari enam bulan pemeliharaan. Biasanya sapi yang digemukan
jenis sapi PO, Limosin, Simental dan Sapi Bali.

9
D. Kompetensi Yang Dikerjakan

1. Biosecurity (Kesehatan Ternak)


Keberhasilan peternakan sapi potong tidak hanya terletak pada usaha pengembangan
jumlah ternak yang dipelihara, namun juga pada perawatan dan pengawasan, sehingga
kesehatan ternak sapi tetap terjaga. Perawatan dan pengobatan pada ternak sapi juga
memerlukan pertimbangan dari berbagai segi, baik dari segi penyakit (ringan, tidak menular,
atau menular) maupun dari segi ekonomis (Murtidjo, 2005)
Penyakit merupakan ancaman yang perlu diwaspadai peternak walaupun serangan
penyakit tidak langsung mematikan ternak, tetapi dapat menimbulkan masalah kesehatan yang
berkepanjangan, menghambat pertumbuhan dan mengurangi pendapatan (Sarwono dan Arianto,
2007). Menurut Sugeng (2003) berbagai jenis penyakit sapi sering berjangkit di Indonesia, baik
yang menular ataupun tidak menular. Penyakit menular yang berjangkit pada umumnya
menimbulkan kerugian besar bagi peternak.
Pelaksanaan program kesehatan hewan yang diterapkan di Lembu Benggolo Sidamulya
dilakukan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) yang telah dikeluarkan oleh
manajemen perusahaan. Pemeriksaan kesehatan sapi dilakukan dilakukan mulai pukul 07.00
WIB sampai sore hari yang dilakukan oleh petugas kesehatan. Pengontrolan dilakukan dengan
cara berkala dan mengamati keadaan sapi secara umum, apabila terdapat sapi yang sakit,
maka sapi segera dipisahkan dan ditangani. Sapi-sapi yang telah diobati kemudian
dipindahkan ke kandang karantina.

2. Kebutuhan Pakan
Pakan yang diberikan pada sapi potong untuk penggemukan di Lembu Benggolo
Sidamulya konsentrat, jerami dan hijauan. Hal ini sesuai dengan pendapat (Williamson dan
Payne, 2003) yaitu Bahan pakan ternak dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu hijauan
dan konsentrat. Hijauan ditandai dengan jumlah serat kasar yang relative banyak dari pada berat
keringnya, yaitu lebih besar dari 18%. Konsentrat mengandung serat kasar lebih sedikit dari pada
hijauanya itu kurangdari 18% dan mengandung karbohidrat, protein, dan lemak yang relative
banyak namun jumlahnya bervariasi dengan jumlah air yang relative sedikit.
Pemberian pakan hijauan dilakukan bersamaan dengan pemberian konsentrat
dengan hijauan berada di bagian atas nya (top grass). Cara tersebut dianggap efektif karena
hijauan lebih dulu dimakan sehingga hijauan yang memiliki kadar air tinggi lebih cepat
habis daripada konsentrat apabila hijauan telah habis maka konsentrat tetap kering dan

10
dapat digunakan lagi tanpa pembusukan. Hijauan yang akan diberikan di cacah terlebih
daluhu dengan mesin chooper, agar pemberian pakan lebih mudah dalam pemberian hijauan.
pakan merupakan jumlah pakan yang akan dikonsumsi oleh ternak jika pakan disediakan
secara ad libitum, yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti palatabilitas, suhu
lingkungan, dan kandungan nutrien pakan. Menurut Septiadi, et. al. (2015) bahwa konsumsi
pakan merupakan jumlah pakan yang dikonsumsi ternak jika pakan disediakan secara ad libitum.
Konsumsi.
Konsentrat atau pakan penguat adalah pakan yang mengandung protein tinggi dengan
kadar serat kasar yang relatif rendah dan mudah dicerna. Pemberian konsentrat di Lembu
Benggolo Sidamulya untuk ternak yang baru datang diberikan secara bertahap untuk
menghindari terjadinya gangguan pada saluran pencernaan. Semakin lama umur
pemeliharaan ternak semakin banyak konsentrat yang diberikan. Konsentrat sudah
dikemas dalam karung masing-masing dengan berat 50 kg. Pemberian pakan konsentrat
dibutuhkan oleh ternak sapi untuk pertumbuhannya dan menghasilkan produksi yang baik.
Pakan konsentrat yang diberikan di Lembu Benggolo Sidamulya terdiri dari campuran
beberapa macam bahan pakan termasuk sisa pakan. Penggunaan konsentrat (terutama
yang banyak mengandung biji-bijian) yang lebih tinggi akan mempercepat pertambahan bobot
badan dan efisiensi pakan lebih baik. Penentuan jumlah konsentrat yang tepat merupakan
salah satu cara optimasi kapasitas pencernaan untuk mendapatkan efisiensi pemanfaatan
pakan yang lebih baik (Purbowati, 2001). Pemberian pakan di Lembu Benggolo Sidamulya
dilakuakan pada pagi hari (07.00) dan siang hari (13.00).

3. Tata Laksana Pemeliharaan

Penggemukkan (fattening)

Usaha pertama kali yang didirikan Lembu Benggolo Sidamulya adalah usaha yang

bergerak di bidang penggemukkan sapi potong. Sapi potong yang dipelihara kemudian

digemukan di perusahaan ini adalah sapi dengan jenis Brahman cross(BX). Sapi BX (Brahman

Cross), adalah ternak sapi hasil domestikasi/ penjinakan sapi Brahman (asal India) yang

dikembangkan di Amerika dan Australia dan disilangkan dengan jenis ternak dari daratan

Amerika, seperti Shorthorn, Santa Gertrudis, Droughmaster, Hereford. Sex sapi Brahman Cross

yang di gemukkan terdiri dari Cow, Heifer, Steer dan Bull. Brahman cross banyak diminati oleh

feedloter sebab pertambahan bobot badan harian (Average Daily Gain = ADG) dan persentase

karkas lebih tinggi dengan komponen tulang lebih rendah dibanding sapi lokal (Hadi, 2002).

11
Soeparno dan Sumadi (2000) yang menyebutkan potensi genetik individu di dalam bangsa

dapat berbeda dan ukuran tubuh dewasa individu di dalam suatu bangsa dapat menyebabkan

perbedaan tingkatan laju pertumbuhan. Hikmah (2002) menyatakan penggemukan adalah

pemeliharaan sapi dewasa dalam keadaan kurus untuk ditingkatkan berat badannya melalui

pembesaran daging dalam waktu relatif singkat. Tujuan sistem penggemukan sapi potong ini di

indonesia, menurut (Anggraini, 2003) untuk mendapatkan pertambahan bobot badan, kuantitas

dan kualitas karkas yang tinggi dalam waktu relatif cepat yaitu dengan cara meningkatkan

efisiensi pakan yang berkualitas dengan kandungan protein dan energi tinggi serta harganya

relatif lebih murah.

12
E. Permasalahan dan Solusi

1. Biosecurity (Kesehatan Ternak)


Penjagaan kesehatan dalam upaya untuk pencegahan penyakit dilakukan
secara komprehensif dan saling terkait, yaitu mulai dari pengendalian bakalan,
kandang, pakan dan minum, serta perawatan kebersihan tiap harinya. Penyakit sendiri
datang dengan adanya tanda-tanda khusus, namun, tanda – tanda ini kadang tidak
nampak dan sulit dikenali. Sehingga dilakukan pencegahan penyakit dari pada
mengobati akan lebih menambah biaya untuk penggunaan obat.
Pengendalian penyakit dimulai dari bakalan datang. Setelah bakalan
ditimbang kemudian dimasukan ke dalam kandang karantina, dimana kandang
karantina telah disterilkan selama satu hari kemudian bakalan diberikan antibiotik
berupa LA max dan vitamin B Komplek setelah tiga hari diberikan obat cacing
albenol, protex, albendasol. Bakalan dibiarkan selama satu minggu untuk
penyesuaian terhadap lingkungan baru.
Untuk sanitasi kandang penggemukan dilakukan pembersihan selama satu kali untuk
pembersihan lantai kandang dan tempat pakan minum dengan meliputi pembuangan
kotoran dalam penampungan limbah, sanitasi lingkungan dengan menyapu dan
pembersihan alat-alat kandang. Sanitasi kandang sendiri di lakukan setiap pukul
09.00 setelah pemberian pakan.
Sanitasi terhadap ternak dengan pemandian minimal satu kali per hari tidak
dilakukan karena berbagai faktor mulai dari kurangnya air bersih, waktu dan
kurangnya ketersediaan air untuk memandikan ternak. Hal ini tidak sesuai dengan
pendapat Sugeng (2001) yang menyatakan bahwa salah satu cara untuk menjaga
agar ternak terhindar dari penyakit dengan usaha menjaga kebersihan lingkungan
kandang seperti lantai yang bersih. Sapi harus dimandikan satu kali perhari dengan
tujuan agar parasit kulit atau gatal-gatal tidak mudah menghinggapinya.Selain
menjaga kebersihan lingkungan pengendalian pada penyakit
ternak juga dilakukanya pencegahan berupa vaksinasi, vaksinasi dibutuhkan sapi
selama proses pemeliharaan untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Dengan demikian, sapi tidak terserang penyakit .

13
mikroorganisme sesuai dengan penentuan vaksin tersebut. Pemberian vaksin di Lembu benggolo
sidamulya ini dilakukan pada saat sapi berada di kandang karantina. Sehingga pemberian vaksinnya
cukup dari gejala-gejala penyakit yang dialami sapi . vaksinasi dilakukan tiap 3 bulan sekali. Pemberian
obat cacing dengan menggunakan Albendasol. Pemberian obat cacing dengan cara oral dan suntik.
Penyakit yang sering menyerang di Lembu benggolo sidamulya sendiri adalah pmk , kembung dan
cacingan.
Dalam beberapa minggui terakhir ternapat ternak yang terkena Penyakit mulut dan kuku (PMK)
Upaya untuk penegndalian penyakit yang sering muncul adalah dengan menyediakan pakan yang
berkualitas, pakan sapi harus cukup dan terjamin kualitas serta nutrientnya, penyediaan pakan dan
minum harus diusahakaan bersih, hindari pemberian pakan yang tidak baik, kadaluarsa, basi atau busuk,
pakan yang tidak diketahui sumbernya dengan jelas tidak boleh diberikan, pakan yang tercemar
mikroorganisme dapat menyebabkan sapi terserang penyakit diare. Pemberian konsentrat yang
berlebihan dan kandungan serat kasar yang rendah dapat menyebabkan kembung. Akumulasi fermentasi
pakan konsentrat akan memproduksi gas dan buih sehingga menyebabkan kembung. Kembung sendiri
cara pengendaliannya dengan memberikan minyak kayu putih dioleskan pada bagian perut. Hal ini
dikarenakan dengan menggunakan minyak kayu putih putih akan cepat mengobatinya. disebabkan oleh
picorna virus. Virus PMK mempunyai 7 tipe yaitu tipetipe A, O, C, Asia 1 dan SAT 1, 2, dan 3, dan
telah diketahui banyak subtipe yang pengenalannya semula didasarkan pada perbedaan kelakuan sub
tipe-sub tipe. Masa inkubasi: 3—6 hari, penularan melalui pakan dan air minum. Gejala spesifik: luka
atau lepuh pada selaput lendir mulut, kuku, dan celahcelah kuku.
Gejala penyakit yang timbul:
1) demam, sangat menular, pada sapi muda suhunya dapat mencapai 40—410 C selama 2 hari, sedang
pada sapi tua demam yang timbul tidak begitu hebat dan hanya sebentar saja.
2) sapi penderita akan berdiri tanpa banyak gerakan
3) mulut penuh dengan lepuh—lepuh atau bengkak yang berisi cairan jernih, lama-kelamaan cairan
tersebut menjadi keruh keputihputihan, akhirnya pecah dan menjadi luka-luka.
4) salivasi meningkat, terbentuk busa di sekitar bibir dan saliva meleler menggantung (hiper salivasi)
5) lepuh dapat dilihat pada permukaan bibir sebelah dalam, gusi, lidah bagian samping dan belakang
6) menyerang tajuk kuku dan bola kuku. Bagian bagian yang terserang akan bengkak merah dan terasa
sakit sehingga hewan pincang.
Cara pencegahan dan pengobatan penyakit: Tidak ada pengobatan khusus yang dianjurkan.
Pengobatan terhadap komplikasi sekunder yang perlu dilakukan. Pengendalian terhadappenyakit
dilakukan dengan pelaksanaan peraturan-peraturan yang berlaku dan vaksinasi tergantung pada keadaan
setempat. Usahakan agar hewan yang sehat tidak berkontak dengan penderita atau hewan yang baru
sembuh dan bendabenda yang tercemar. Ternak yang baru datang perlu dikarantina paling sedikit selama

14
2 minggu. Benda-benda yang sudah berkontak segera didesinfektir, sedang ternak yang penyakitnya
sudah parah segera dibunuh dan dibakar. Air susu dari ternak yang menderita penyakit ini masih dapat
diminum asal dimasak dahulu. Vaksinasi yang diberikan akan mendapatkan kekebalan akan timbul 2
minggu sesudah vaksin. Lama kekebalan 6 bulan, pada pedet, kekebalan yang dihasilkan tidak tetap dan
tidak sebaik sapi dewasa. Pada keadaan ekstrem, pemberantasan dilakukan dengan pemotongan terhadap
semua hewan yang tertular dan yang berkontak dengan penderita/ternak yang sakit. Pengobatan penyakit
dapat dilakukan dengan merendam kuku pada larutan formalin atau larutan natrium karbonat 4%.
Sedang luka-luka pada mulut dapat dibersihkan dengan larutan a l u m u n i u m s u lf a t 5%. Un t u k
mencegah infeksi sekunder dapat diberikan obat antibiotik.
Selain penyakit menular seperti pmk, penyakit Kembung/timpani juga sering terjadi di lembu
benggolo sida mulya.Kembung adalah keadaan rumen yang penuh dengan gas metan hasil fermentasi
dari ternak dan ternak tidak dapat mengeluarkannya.
Penyebab kembung/timpani:
1) Pakan hijauan yang berwarna hijau muda dan segar, banyak
mengandung air dan berprotein tinggi. Hijauan leguminosa
2) mudah terfermentasi dan menghasilkan gas.
3) Pemberian pakan penguat yang terlalu banyak
4) pemberian rumput yang basah atau berembun.

Gejala yang timbul pada penyakit kembung/timpani:


1) Ternak tampak gelisah disertai dengan menendang-nendang perutnya
2) Sesak napas, bernapas dengan mulut terbuka
3) Pemeriksaan dengan cara perkusi terdengar adanya timbunan udara
4) Perut sebelah kiri atas membesar (di daerah legok lapar)
Jika tidak segera diobati dapat menyebabkan kematian karena kekurangan oksigen. Cara
Pencegahan dan Pengobatan: Pencegahan Upaya Pencegahan dapat dilakukan dengan cara:
1) Pemberian pakan leguminose tidak lebih dari 50% total pakan hijauan
2) Tidak menggembalakan ternak ketika rumput masih basah karena embun atau air hujan.
Cara Pengobatan
1) Pemberian minyak tumbuhtumbuhan misalnya minyak kedelai, minyak kacang tanah dan minyak
jagung denga dosis 120—240 mL, diberikan peroral
2) Dilakukan penusukan rumen dengan trokar untuk mengeluarkan gas yang ada dalam rumen
3) Pemberian obat antikembung cresol dengan dosis 10—30 mL, terpentine dengan dosis 30—60

15
2. Kebutuhan Pakan

Usaha penggemukan sapi potong yang di kandangkan sepanjang waktu


membutuhkan pengolahan yang baik. Salah satunya dengan penyediaan pakan yang secara
kuantitas cukup dan kualitas baik. Lembu benggolo sidamulya menggunakan system dry lot
fattening yaitu penggemukan sapi dengan memprioritaskan pemberian pakan berupa
konsentrat. Pakan berupa hijauan

hanya di berikan sedikit sehingga efisiensi penggunaan pakan lebih tinggi. Berkisar 30:70% dengan
perbandingan jerami dan konsentrat dikarenakan kandungan nutrien dalam konsentrat mampu membantu
dalam penambahan berat badan. (Tabel 4)
Tabel 4. Jadwal pemberian pakan
konsentrat hijauan/
Waktu jerami
3 kg
07.30 WIB
2 kg
08.00 WIB
6 kg
13.00 WIB 3 kg
15.00 WIB
Sumber: Data Primer Magang Mahasiswa diLembu benggolo sidamulya

Frekuensi pemberian pakan yang dilakukan di Lembu benggolo sidamulya dua kali yaitu pagi hari dan
siang hari. Konsentrat diberikan dahulu kemudian
selang dua jam diberikan hijauan dikarenakan nutrient yang terkandung dalam
konsentrat akan membantu mikrobia dalam rumen untuk mencerna hijauan akan lebih
efisien. Hal ini sesuai dengan pendapat Siregar (2003) yang menyatakan bahwa
pemberian konsentrat dan hijauan diatur dalam suatu teknik yang memberikan tingkat
kecernaan ransum yang lebih tinggi sebab, pemberian hijauan yang hampir bersamaan
waktunya dengan pemberian konsentrat akan berakibat pada penurunan kecernaan bahan
kering dan bahan organik ransum. Adanya hijauan dan konsentrat pada waktu yang
bersamaan itu akan mengurangi kecernaan hijauan di dalam rumen. Hal ini terjadi karena
mikroorganisme dalam rumen mempunyai preferensi untuk mencerna konsentrat terlebih
dahulu

Pemberian konsentrat yang dilakukan dua jam sebelum pemberian hijauan akan
mecernaan bahan kering dan bahan organik ransum. Hal ini terjadi karena konsentrat
yang relatif banyak mengandung pati sebagian besar sudah dicerna oleh mikroorganisme
rumen pada saat hijauan mulai masuk ke dalam rumen, Selain pemberian pakan,
pemberian air minum juga harus diperhatikan. Air minum ad libitum jumlah yang
diberikan kira-kira 20-40 liter per hari. Sisa air minum digunakan untuk membersihkan
kandang sapi.

16
3. Tatalaksana pemeliharaan

Jenis sapi potong yang di pelihara Lembu benggolo sidamulyaadalah jenis sapi
potong dari bangsa Simmental dan Limousine memiliki pertumbuhan bobot badan yang
lebih cepat dibandingkan jenis sapi lain. Usaha sapi potong biasanya membutuhkan sapi
jantan untuk usaha penggemukan karena pada umumnya pertumbuhan lebih cepat dan
mempunyai pertambahan bobot badan yang tinggi dibandingkan dengan sapi betina.
Sehingga dalam usaha penggemukan di Lembu benggolo sidamulya menggunakan jenis
sapi peranakan Simmental dan Limousine.
Sejatinya semua jenis ras punya kelebihan dan kekurangan masing- masing
tentang hal ini dapat dilihat dari sisi kekuatan finansial peternak, peruntukannya dan
waktu yang tepat untuk penjualannya. Seperti yang di ketahui, untuk pertambahan berat
badan harian sapi jenis Limosine dan Simmental F1 telah menjadi tolak ukur yang mana
pertambahan berat badan hariannya mampu mencapai 1,3-2kg/ harinya. Fisiologi dan
kriteria performan juga sangat menentukan. Tampilan fisik ideal mencakup body
frame,

17
power depan dan belakang sapi akan mempengaruhi ADG, kemudahan pemeliharaan,dan
harga jualnya
Usia sapi yang ideal untuk digemukkan adalah mulai 1,5 sampai dengan 2,5 tahun.
Kondisi sapi sudah mulai maksimal pertumbuhan tulangnya dan tinggal mengejar
penambahan massa otot (daging) yang secara praktis dapat dilihat dari gigi yang sudah
berganti besar 2 dan 4 buah. Sapi yang sudah berganti 6 gigi besarnya (3 tahun ke atas) juga
cukup bagus. Pada usia ini sudah muncul gejala fat (perlemakan) yang tentunya akan
berpengaruh dengan nilai jual dari pelaku pemotongan ternak. Sapi dibawah usia ideal
penggemukan biasanya lebih lambat proses penggemukan dikarenakan selain bersamaan
pertumbuhan tulang dan daging juga sangat rentan resiko penyusutan serta labil proses
penambahan berat disebabkan adaptasi tempat yang baru, pergantian pola pakan dan teknis
perawatan serta penyakit. Tentang variabel berat tubuh, pastinya tergantung dari jenis ras
apa sapi yang akan dipelihara. Sapi jenis Limousin dan Simmental maupun silangannya
dengan PO kala umur 1,5 tahun sudah berbobot rata-rata 350-400 kg, sedangkan pada
peternakan di PT Tri Nugraha Farm menggunakan jenis sapi ini untuk usaha penggemukan,
karena dilihat dari berbagai aspek – aspek di atas.
1. Bakalan Sapi Potong
Pada peternakan PT. Tri Nugraha Farm ini bakalan di dapat dari daerah sekitar
yaitu dari daerah Magetan, Sunggingan Boyolali, Surabaya dan asal dari peroraangan yang
menjual bakalan mereka dan juga dari peternakan itu sendiri. Karena di PT Tri Nugraha
Farm sendiri juga usaha di bidang pembibitan maka bibit dari calon bakalan dipelihara
sendiri. Mungkin dikarena di sana harga bakalan lebih murah selain itu jenis sapi ini
mudah dalam beradaptasi dengan lingkungan dan pertumbuhan lebih cepat. Ketersediaan
bakalan dirasa baik, karena ketersediaan dapat continue dari beberapa pertimbangan diatas,
Jenis sapi inilah yang dipelihara untuk usahapenggemukan ialah, Peranakan Simmental,
Peranakan Limousine

18
Pemilihan bakalan di peternakan ini adalah dengan mempertimbangkan hal-hal dibawah ini
1. Laju pertumbuhan. Bakalan berasal dari keturunan yang memiliki laju
prtumbuhan tinggi. Laju pertumbuhan berkait dengan kecepatan
peningkatan bobot sapi. Masing-masing bangsa sapi mempunyai
potensi perbedaan dalam pertumbuhan. Limousine dan Simmental
termasuk tipe sapi untuk digemukan namun, Limousine memiliki
keunggulan sebagai tipe pedaging dari pada Simmental dan PO.
Sementara itu jika dilihat dari pertumbuhanya Limousine dan
Simmental hampir sama dan lebih baik dari pada PO.
2. Kesehatan. Bakalan yang sehat dan tidak sakit
3. Sapi jantan. Bakalan sapi jantan memiliki laju pertumbuhan yang
lebih tinggi dibandingkan sapi betita. Selain itu, pada masa produktif
sapi betina dilarang di potong untuk mendukung produksi anak sapi
kecuali, sapi betina tersebut telah beranak lebih dari tujuh kali, tidak
produktif lagi atau infertil
4. Populasi. Bakalan dari bangsa sapi yang memiliki pertambahan
populasi baik dan penyebaranya merata pada suatu daerah.
5. Konversi pakan. Bakalan memiliki konversi pakan yang rendah hal ini
dikarenakan, untuk mencapai pertambahan bobot badan persatuan
berat, di perlukan jumlah pakan yang optimal.
Keberhasilan penggemukan sapi potong sangat tergantung pada
pemilihan bakalan yang baik dan kecermatan selama pemeliharaan. Bakalan
yang akan digemukan dengan pemberian pakan tambahan dapat berasal dari
sapi lokal yang ada di pasar ataupun sapi import yang belum maksimal
pertumbuhannya. Sebaiknya sapi bakalan dipilih dari sapi yang memiliki
potensi dapat tumbuh optimal setelah digemukan. Prioritas utama bakalan sapi
yang dipilih yaitu kurus akan tetapi sehat dan bentuk tulangnya datar, berusia
1-2 tahun, dan sepasang gigi serinya sudah tanggal.
Pemilihan bakalan sapi yang baik menjadi langkah awal yang sangat
menentukan keberhasilan usaha. tolok ukur penampilan produksi

19
sapi potong adalah pertambahan berat badan harian. Penampilan produksi
tersebut merupakan suatu fungsi dari faktor genetik, faktor lingkungan, dan
interaksi antara kedua faktor tersebut. Bakalan dari genetik bermutu, peternak
tinggal mengontrol keadaan lingkungan, sehingga potensi produksi tetap
optimal meskipun sangat sulit menentukan baik buruknya mutu genetik,
secara umum penampilan fisik sapi bakalan mencerminkan mutu genetiknya.
Sapi bakalan bisa diperoleh dari berbagai sumber di antaranya pembelian
langsung dari pasar hewan atau pembibitan sendiri. Upaya pembibitan sendiri
merupakan hal yang cukup rumit meskipun bukan suatu hal yang tak
mungkin. Pembibitan merupakan usaha yang padat modal dan membutuhkan
waktu yang cukup lama, sehingga tanpa penanganan yang serius bisa
mendatangkan kerugian yang tidak sedikit.
Pemilihan bakalan yang baik menjadi langkah awal yang sangat
menentukan keberhasilan usaha. Salah satu tolak ukur penampilan produksi
sapi potong adalah penambahan berat badan harian (PBBH). Dengan bakalan
dari genetik bermutu, peternak tinggal mengontrol keadaan lingkungan,
sehingga potensi produksi dapat optimal. Usaha penggemukan sapi potong
biasanya membutuhkan sapi jantan untuk digemukkan selama 3-4 bulan.
Alasannya, pada umumnya sapi jantan memiliki pertumbuhan berat badan
harian yang lebih tinggi daripada sapi betina, terutama yang masih produktif.
(Zainal, 2010)
Perlakuan yang di lakukan di saat sapi bakalan datang di Lembu
benggolo sidamulya adalah seperti yang di lakukan peternakan pada
umumnya yaitu:
1. Pada saat bakalan datang, bakalan ditimbang satu persatu untuk
mengetahui bobot awal sapi. Ini biasanya dilakukan untuk mengetahui
konsumsi ransum yang diperlukan per sapi untuk usaha penggemukan
perharinya.
2. Recording atau pencatatan ulang bobot badan, kondisi sapi datang
misalnya kondisi kesehatan bakalan tersebut dicatat dalam buku dan
catatan atau form yang tertera masing-masing sapi.

20
3. Selesai ditimbang, bakalan dimasukan ke dalam kandang karantina yang
sudah disterilkan selama tujuh hari atau seminggu agar sapi bisa
menyesuaikan lingkungan baru, di kandang karantina tersebut sapi di
vaksinasi diberi antibiotic LA non x dan vitamin B komplex selama tiga
hari kemudian baru diberi obat cacing.
4. Pemberian tanda pada bakalan tidak dilakukan karena dari tempat asal
sudah diberi tanda.
5. Pemberian pakan konsentrat dan jerami diberikan sesuai dengan bobot
badan bakalan tersebut, biasanya pada bakalan yang baru datang terjadi
penurunan nafsu makan dikarenakan belum biasa menyesuaikan dengan
kondisi lingkungan sekitar. Hal ini sangat mempengaruhi pertumbuhan
berat badan sehingga untuk sebulan kedepanya akan mengalami
penurunan berat badan.
Setelah sapi bakalan di karantina selama satu minggu kemudian
ditempatkan pada kandang biasa hal ini menunjukan bahwa sapi siap
digemukan dan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.
Penempatan sapi yang dilakukan di Lembu benggolo sidamulyadilakukan
secara acak dan tidak berdasarkan umur, berat badan, keadaan fisik dll. Ini
sangat bertolak belakang dari pendapat Sugeng (2001) yang menyatakan
bahwa sapi
– sapi yang digemukan sebaiknya memiliki keseragaman tipe, umur, dan besar
tubuh. Sebaiknya dikelompokan sesuai dengan keseragaman umur, berat
badan ini umumnya akan lebih menguntungkan pada peternak khususnya
dalam berbagai hal termasuk disini recording, tata laksana penempatanya,
pemberian pakan, penimbangan dan pencatatan bobot badan.
Usaha penggemukan sapi potong membutuhkan modal utama, yaitu
tersedianya bakalan yang memenuhi syarat secara continyu. Kemampuan
peternak memilih dan menyediakan bakalan secara berkelanjutan sangat
menentukan laju pertumbuhan dan tingkat keuntungan yang
diharapkan. Usaha penggemukan sapi bertujuan mendapatkan keuntungan dari
pertumbuhan bobot sapi yang dipelihara.

21
22
.

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Rangkuman dari semua kegiatanyang telah dilakukan

B. Saran
1. Bagi adik tingkat di SMK Negeri 1 Cimerak
2. Bagi SMK Negeri 1 Cimerak
3. Bagi DU/DI/Instansi (sebutkan nama tempat industrinya)

24
DAFTAR PUSTAKA

Tulis semua sumber yang kalian gunakan. Jika dari internet, sertakan alamat URLnya dan
kapan dibukanya. Jika bersumber dari buku, tulis menggunakan kaidah yang benar.

25
LAMPIRAN

Lampiran wajib yang harus ada yaitu Biografi Siswa yang melakukan Praktik Kerja Lapangan
(formatnya bebas yang penting lengkap dan disertai foto diri), daftar hadir peserta, program
kerja praktik kerja lapangan, jurnal kegiatan praktik kerja lapangan, hasil scan sertifikasi dari
industri, instrument tugas kewirausahaan, tanggapan dan saran.

26
27

Anda mungkin juga menyukai