Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN AKHIR

PRAKTIK KERJA LAPANGAN


SUKOMORO BTPH WILAYAH 1

Disusun oleh :

Asdiaji

8125

PROGRAM KEAHLIAN AGRIBISNIS PRODUKSI TANAMAN

KOMPETENSI KEAHLIAN PEMULIAAN PERBENIHAN


TANAMAN

SMK NEGERI 1 GELUMBANG

2024/2025
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadiran Allah SWT. Yang telah melimpahkan


rahmat dan hidayahnya. Sehingga penyusun dapat berhasil melaksanakan praktek
kerja lapangan (PKL) di PP SUKO MORO BTPH WILAYAH 1 dan saya untuk
memenuhi tugas dalam praktek kerja lapangan.

Dalam menyusun laporan ini, saya menghaturkan terima kasih sebesar-besarnya


kepada :

1. Ketua Program Studi Herni Ari Subekti, S.TP., M.Pd.

2. Pembimbing PKL Herawati, M.Pd & Yana Yani, SP., MPd

3. Wali kelas XII PPT 2 Euis Safitry, M.Pd

4. Pimpinan BTPH Lukmedi Fazli, S.P

5. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada saya sehingga dapat
membantu saya dalam menyelesaikan pembuatan laporan akhir praktek kerja
lapangan ini.

Pada laporan praktek kerja lapangan ini sangat dimungkinkan banyak


kekurangan yang harus diperbaiki. Segala bentuk kritik dan saran akan dengan
senang hati saya terima dan diharapkan dapat membantu dalam penulisan laporan
selanjutnya agar lebih baik lagi. Semoga laporan praktik kerja lapangan di BTPH
WILAYAH 1 dapat menambah wawasan pengetahuan bagi pembaca.

Palembang, 31 Maret 2024

Asdiaji

2
LEMBAR PENGESAHAN

Telah dilaksanakan praktik kerja lapangan siswa SMK NEGERI 1


GELUMBANG pada tanggal 15 Januari 2024 s/d 2 Mei 2024 di PP SUKO MORO
BTPH WILAYAH 1 Sukomoro, Talang kelapa, Kabupaten Banyuasin, Sumatera
Selatan.

• Laporan : Pembudidayaan Tanaman Hutan


• Nama sekolah : Smk Negeri 1 Gelumbang
• Kompetensi Keahlian : Pemulian Perbenihan Tanaman

Disetujui Oleh :

Kepala Sekolah Pimpinan PKL

Burhanudin,S.P. M.Si Lukmedi Fazli, S.P


196910031993031008

Pembimbing PKL 2

Yana Yani, SP., MPd


196903131997022003

3
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................... 2
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... 3
DAFTAR ISI ...................................................................................................... 4
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................ 5
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 5
1.2. Maksud dan Tujuan PKL ................................................................... 6
1.2. Tempat dan Waktu PKL .................................................................... 6
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 7
2.1. Sejarah BTPH Wilayah 1 ................................................................... 7
2.2. Visi dan Misi BTPH Wilayah ........................................................... 7
2.3. Tugas dan Fungsi BTPH Wilayah 1 ..................................................
2.4. Struktur Organisasi BTPH Wilayah 1 ............................................... 9
BAB 3. KEGIATAN PELAKSANAAN ........................................................... 11
3.1. Pembersihan Lingkungan .................................................................. 11
3.2. Penyemprotan ................................................................................... 11
33. Pemupukan Dasar .............................................................................. 12
3.4. Penyemaian Tanaman ....................................................................... 12
3.5. Penanaman Tanaman ........................................................................ 13
3.6. Penyiraman Tanaman ....................................................................... 13
3.7. Penyortiran Bibit Durian ................................................................... 14
3.8. Penyulaman Bibit Durian .................................................................. 14
3.9. Pemasangan Sungkup ....................................................................... 15
3.10. Perendaman Bibit ........................................................................... 15
3.11. Okulasi ............................................................................................ 16
3.12. Penyapihan Bibit ............................................................................. 17
3.13. Pengepakan Bibit ............................................................................ 18
BAB 4. PENUTUP ............................................................................................. 19
4.1. Kesimpulan ........................................................................................ 19
4.1. Saran .................................................................................................. 19
LAMPIRAN ....................................................................................................... 20

4
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Gelumbang , sejak tanggal


12 Maret 2021 berubahmenjadi UPT(Unit Pelaksana Teknis) Negeri 2 Muara
Enim adalah sekolah menengah kejuruan kemudian kembali lagi menjadi SMK
Negeri 1 Gelumbang yang berlokasi di jalan raya Palembang-Prabumulih KM.
50 Gelumbang kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatra Selatan kode pos
31171. Memiliki lima kompetensi kejuruan dan delapan kompetensi keahlian.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) akan mempersiapkan serta


memberikan pembekalan yang matang kepada siswa guna menunjang
kesuksesan di dunia usaha. Dengan adanya Praktik Kerja Lapangan (PKL) siswa
akan mendapatkan pengalaman tentang dunia kerja dan dunia industri (IDUKA).
Siswa diharapkan menuliskan hasil prakerin dalam bentuk laporan.

Praktek kerja industri dilaksanakan untuk melatih dan memberikan


pengajaran kepada siswa dalam dunia industri atau dunia usaha yang relevan
terkait kompetisi keahlian masing-masing. Selain itu, prakerin juga bertujuan
untuk memberikan bekal ilmu dalam dunia kerja agar di masa mendatang para
siswa dapat bersaing dalam dunia industri yang semakin ketat seperti saat ini,
untuk mempersiapkan siswa agar memiliki kemampuan teknis dengan wawasan
yang luas dan fleksibel di era kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan,
meningkatkan mutu dalam sekolah menengah kejuruan ( SMK ), serta mengasah
dan mengimplementasikan materi yang diperoleh siswa dari sekolah masing-
masing terkait jurusannya.

Praktek kerja industri dilaksanakan untuk melatih dan memberikan


pengajaran kepada siswa dalam dunia industri atau dunia usaha yang relevan
terkait kompetisi keahlian masing-masing. Selain itu, prakerin juga bertujuan
untuk memberikan bekal ilmu dalam dunia kerja agar di masa mendatang para
siswa dapat bersaing dalam dunia industri yang semakin ketat seperti saat ini,

5
untuk mempersiapkan siswa agar memiliki kemampuan teknis dengan wawasan
yang luas dan fleksibel di era kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan,
meningkatkan mutu dalam sekolah menengah kejuruan ( SMK ), serta mengasah
dan mengimplementasikan materi yang diperoleh siswa dari sekolah masing-
masing terkait jurusannya.

1.2. Maksud dan Tujuan PKL

Adapun maksud dan tujuan dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang
dilakukan di BTPH WILAYAH 1 ini adalah :
1. Meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan dan kejuruan melalui
peran serta industridalam meningkatkan keahlian siswa.
2. Menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan keterampilan dan etos
kerja yang sesuaidengan tuntutan di dunia kerja.

3. Menambah pengetahuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja


sebagai bagian daripendidikan keahlian.
4. Meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pendidikan menengah kejuruan
melalui pendayagunaan sumber daya pendidikan yang ada di dunia kerja.
5. Memperoleh jalinan kerja sama antara sekolah dengan dunia.
6. Membandingkan dan menerapkan pengetahuan akademik berupa teori
dan praktek yang telah didapatkan tentang aktivitas di dalam bidang
pekerjaan yang sesuai dengan program keahlian yang dipelajari yaitu
agribisnis produksi tanaman.
7. Memenuhi salah satu syarat kelulusan dari SMK NEGERI 1
GELUMBANG.

1.3. Tempat dan Waktu PKL


Pelaksanaan kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) yang di programkan
olh SMK NEGERI 1 GELUMBANG berlangsung selama tiga bulan yaitu mulai
tanggal 03 Juli s/d 03 Oktober 2023 diBTPH WILAYAH 1.

6
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah BTPH Wilayah 1

Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH) melalui Surat Keputusan


Menteri Kehutanan No. 663/Kpts-II/2002 tanggal 7 Maret 2002; BPTH
berjumlah 6 (enam) dengan wilayah kerja meliputidaerah kepulauan atau yang
disebut bio region sesuai dengan kedudukannya. BPTH Sumatera berkedudukan
di Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan mempunyai wilayah kerja
meliputi bio region Sumatera yang mencakup 10 provinsi yaitu Aceh, Sumatera
Utara, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera
Selatan, Kepulauan Bangka Belitung dan Lampung.

Setelah diundangkannya Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan


Kehutanan Nomor P.18/Menlhk-II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, berimplikasi kepada penataan
unit induk Organisasi Unit Pelaksana Teknis Balai Perbenihan Tanaman Hutan;
selanjutnya diterbitkan pula Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor : SK.172/MENLHK-II/2015 tentang Penunjukan Unit Induk
Organisasi Unit Pelaksana Teknis Balai Perbenihan Tanaman Hutan, yang
menetapkan/menunjuk Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai
dan Hutan Lindung selaku unit induk organisasi Unit Pelaksana Teknis Balai
Perbenihan Tanaman Hutan. Selanjutnya dengan Peraturan MenteriLingkungan
Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) Nomor :
P.11/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 tentang Organisasi dan tata kerja BPTH,
maka BPTH menjadi 2 (dua) yaitu BPTH Wilayah I dan BPTH Wilayah II.
BPTH Sumatera menjadi BPTH Wilayah I dengan wilayah kerja Pulau
Sumatera, Jawa, Madura dan Kalimantan.

2.2. Visi dan Misi BTPH Wilayah 1

BPTH Wilayah I telah menetapkan visi dan misi sebagaimana terdapat

7
dalam Rencana Strategis Tahun 2020 - 2024 BPTH Wilayah I. Adapun Visi-nya
adalah

“Menjamin tersedianya benih dan bibit berkualitas untuk mendukung


kegiatan rehabiltasi hutan dan lahan serta kegiatan penanaman lainnya di
wilayah kerja Balai Perbenihan Tanaman Hutan Wilayah I ”.

Dalam rangka mewujudkan visi tersebut diatas, maka misi Balai


Perbenihan Tanaman Hutan Wilayah I ditetapkan sebagai berikut :

1. Mendorong meningkatnya luasan sumber benih yang disertifikasi dan


dibangun berupa kebun benih semai/kebun benih klon/ kebun pangkas.

2. Mendorong terbentuknya dan menguatnya kelembagaan perbenihan


tanaman hutan.

3. Mendorong tersedianya bibit berkualitas dari persemaian permanen dan


sumber lainnya.

4. Mendorong penyediaan benih berkualitas dari sumber benih bersertifikat


untuk peningkatan produktifitas tanaman

5. Mendorong optimalisasi dan maksimalisasi sistem informasi perbenihan


yang efektif dan efesien.

6. Pencapaian misi diindikasikan oleh meningkatnya produktifitas dserta


manfaat hutan dan lahan yang dapat diwujudkan melalui upaya - upaya
pengembangan sumber benih, penertiban peredaran benih dan bibit,
pengembangan kelembagaan, jaringan kerja serta pengembangan sumber
daya manusia.

2.3. Tugas dan Fungsi BTPH Wilayah 1

Balai Perbenihan Tanaman Hutan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan


Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: 14 Tahun 2022 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabiltasi Hutan, mempunyai tugas

8
melaksanakan penyusunan rencana dan evaluasi perbenihan tanaman hutan;
sertifikasi, pemantauan peredaran benih dan bibit; pembangunan dan
pengelolaan sumber benih; dan pengelolaan sumber daya genetic

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Balai Perbenihan Tanaman Hutan


Wilayah I menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1. penyusunan rencana dan evaluasi perbenihan dan pembibitan tanaman


hutan

2. pembangunan dan pengelolaan sumber benih;

3. pengelolaan sumber daya genetik;

4. pelaksanaan pendampingan dan pemantauan pembangunan dan


pengelolaan sumber benihserta pengelolaan sumber daya genetik;

5. pelaksanaan sertifikasi sumber benih, mutu benih dan mutu bibit;

6. fasilitasi pengembangan usaha bagi pelaku usaha bidang perbenihan


tanaman hutan;

7. pelaksanaan pendampingan dan pemantauan peredaran benih dan bibit;

8. pelaksanaan produksi bibit;

9. pelaksanaan pendampingan dan pemantauan produksi benih dan bibit;

10. penyajian data dan informasi perbenihan dan pembibitan tanaman hutan;
dan

11. pelaksanaan penyusunan rencana, program, anggaran dan pelaporan,


urusan administrasi kepegawaian, keuangan, pengelolaan barang milik
negara, tata persuratan, kearsipan, kerumahtanggaan, hubungan
masyarakat dan pengelolaan data dan informasi.

2.4. Struktur Organisasi BTPH Wilayah 1

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BPTH didukung oleh struktur

9
organisasi yang terdiri dari 1 (satu) Kepala Balai dibantu 3 (tiga) seksi yaitu Seksi
Perencanaan dan Evaluasi Perbenihan, Seksi Sumber Benih dan Sumber Daya
Genetik, dan Sertifikasi dan Pemantauan Peredaran Benihdan Bibit, 1 (satu) Sub
Bagian Tata Usaha serta Kelompok Fungsional/Pengendali Ekosistem Hutan
(PEH) seperti digambarkan berikut :

10
BAB 3

KEGIATAN PELAKSANAAN

3.1. Pembersihan Lingkungan

Pembersihan lingkungan dilakukan pada saat sebelum melaksanakan


kegiatan praktikum lapanganagar lingkungan sekitar tempat melaksanakan PKL
bersih.

Kebersihan lingkungan, menciptakan lingkungan yang sehat sehingga


tidak mudah terserang berbagai penyakit seperti demam berdarah, muntaber dan
lainnya. Ini dapat dicapai dengan menciptakan suatu lingkungan yang bersih
indah dan nyaman.

3.2. Penyemprotan

Rumput liar apapun itu jenisnya jika sudah tumbuh banyak akan sulit
untuk di basmi. Ketika kita sudah berusaha untuk membersihkannya dengan cara
memotongnya dan juga mencabutnya. Tapi kita tahu cara seperti ini kurang efektif
karena masih saja ada akar yang tertinggal di dalam tanah. Maka dengan cepat
akar - akar rumput liar tadi dalam hitungan minggu sudah mulai tumbuh kembali,
apalagi jika waktunya di musim hujan.

Herbisida atau racun gulma (herbicide) adalah senyawa atau material yang
disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas gulma
pengganggu tanaman utama yang menyebabkan penurunan hasil pertanian.
Lahan pertanian biasanya ditanami sejenis atau dua jenis tanaman pertanian.
Namun, tumbuhan lain juga dapat tumbuh di lahan tersebut, karena kompetisi
dalam mendapatkan hara di tanah, perolehan cahaya matahari, dan keluarnya
substansi alelopatik, tumbuhan lain ini tidak diinginkan keberadaannya. Herbisida
digunakan sebagai salah satu sarana pengendalian gulma.

Langkah-langkah penyemprotan herbisida pada rumput liar :

1. Alat dan bahan disediakan dahulu.

11
2. Herbisida dimasukkan kedalam hand sprayer sesuai dosis yang ditentukan
3. Herbidisa siap diaplikasikan pada rumput liar atau gulma.
4. Proses penyemprotan herbisida pada gulma selesai.

3.3. Pemupukan Dasar

Pemupukan merupakan proses untuk memperbaiki atau memberikan


tambahan unsur-unsur hara pada tanah, baik secara langsung atau tak langsung agar
dapat memeuhi kebutuhan bahan makanan pada tanaman. Kompos adalah pupuk
organik yang bersumber dari sampah rumah tangga, sampah tanaman, sampah pasar
dan lain-lain dan dibuat melalui proses pengomposan. Komposting adalah sebuah
program untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk tanaman dengan cara
mencampurkan sampah-sampah dapur seperti sayur-sayuran, buah-buahan dan
sampah yang dapat membusuk lainnya ditambah serbuk kayu atau daun-daun
kering dengan perbandingan 1:1 ke dalam wadah pembuatan kompos yang disebut.

Langkah-langkah pemupukan tanaman menggunakan pupuk kompos :

1. Alat dan bahan disediakan dahulu.

2. Kompos dicampurkan dengan tanah lalu diaduk rata.

3. Media tanam yang sudah dicampur kompos lalu dimasukkan kedalam polybag.

4. Proses pemupukan selesai.

3.4. Penyemaian Tanaman

Penyemaian merupakan suatu proses penyiapan bibit tanaman baru sebelum


di tanam pada lahan penanaman. Penyemaian ini sangat penting, terutama pada
benih tanaman yang halus dan tidak tahan faktor faktor luar yang dapat
menghambat proses pertumbuhan benih menjadi bibit tanaman.

Langkah-langkah penyemaian :

1. Rendam benih dalam air hangat kuku selama kurang lebih 3 jam, lalu tiriskan.

2. Isi wadah penyemaian dengan media tanam sebanyak 2/3 bagian.

12
3. Selanjutnya, buat lubang tanam dan letakkan benih sayur di dalamnya.

4. Tutup benih dengan media tanam.

5. Lakukan penyiraman secara hati-hati.

6. Proses penyemaian tanaman selesai.

3.5. Penanaman Tanaman

Penanaman adalah proses, perbuatan, dan cara menanamkan. Penanaman


secara etimologi berasal dari kata tanam yang berarti benih,yang semakin jelas
dengan mendapat imbuhan me-kan menjadi menanamkan yang memiliki arti
menaburkan ajaran, paham, dan lain sebagainya.

Langkah-langkah penanaman tanaman menggunakan polybag :

1. Alat dan bahan disediakan dahulu.

2. Isi tanah kedalam polybag, pastikan tanah dalam kondisi yang gembur.

3. Basahi media tanam dengan air agar tidak terlalu kering.

4. Bibit tanaman dimasukkan ke media tanam lalu siram tanaman dengan


menggunakan air.

5. Proses penanaman tanaman selesai.

3.6. Penyiraman Tanaman

Penyiraman adalah salah satu perawatan tanaman untuk mempertahankan


kadar air tanah sebagai sumber makanan tumbuhan. Penyiraman tanaman
merupakan suatu kegiatan yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeliharaan
tanaman, dikarenakan tanaman memerlukan asupan air yang cukup untuk
melakukan fotosintesis dalam memperoleh kebutuhannya untuk
tumbuh dan berkembang.

Langkah-langkah penyiraman tanaman :

13
1. Alat dan bahan disediakan dahulu.
2. Penyiraman tanaman dilakukan secara manual dengan menggunakan selang air.
3. Penyiraman dilakukan rutin setiap hari pada pagi dan sore hari.
4. Proses penyiraman tanaman selesai.

3.7. Penyortiran Bibit Durian

Bibit duren dikumpulkan, diseleksi dan dipilah-pilah berdasarkan ukuran dan


kualitas bibit. Seleksi dilakukan agar tidak ada bibit yang cacat atau pun terserang
hama dan penyakit.

Langkah-langkah penyortiran bibit durian :

1. Bibit durian diperhatikan dengan teliti.


2. Jika terdapat bibit durian yang tidak sesuai standar maka bibit tersebut
diisolasikan atau dipisahkkan.
3. Untuk bibit yang sesuai standar maka dapat dirawat agar tetap sehat dan subur.
4. Proses penyortiran bibit durian selesai.

3.8. Penyulaman Bibit Durian

Penyulaman adalah kegiatan mengganti tanaman yang mati, rusak atau tidak
sehat dengan menggunakan bibit baru. Tujuan dari penyulaman adalah untuk
meningkatkan presentase jumlah tanaman pada suatu lahan sehingga penggunaan
lahan menjadi lebih optimal.

Langkah-langkah penyulaman tanaman durian :

1. Alat dan bahan disediakan dahulu.


2. Perhatikan apakah ada bibit durian yang mati atau tidak tumbuh.
3. Ganti tanaman yang mati dengan bibit yang baru.
4. Siram tanaman yang sudah disulam agar tanaman tidak layu atau kering.
5. Proses penyulaman bibit durian selesai.

14
3.9. Pemasangan Sungkup

Sungkup merupakan pelindung dari bahan plastik yang dapat menghindari


tanaman dari air hujan secara langsung. Penyungkupan dilakukan dengan tujuan
untuk melindungi tanaman dari udara bebas, menjaga kelembaban, mencegah
serangan hama dan penyakit serta mengurangi intensitas cahaya matahari.

Langkah-langkah pemasangan sungkup :

1. Alat dan bahan disediakan dahulu,

2. Tancamkan potongan bambu 1, sedalam 8 cm pada bibit bagian tepi kanan kiri
panjang bedenggan dengan jarak 1 m.

3. Pasanglah potongan bambu dengan ukuran pada sisi bagian tepi kanan dan kiri
panjang bedengan dan ukuran pada sisi-sisi tepi lebar bedengan, dan
ikatlah dengan tali.

4. Pasanglah potongan bambu c dengan cara menancapkan ke lubang – lubang


bambu yang sudah ditanam hingga membentuk elips dengan tinggi naungan 75 cm

5. Pasang potongan bambu diatas pasangan bambu yang berbentuk elips sehingga
membentuk sebuah kerangka naungan dan ikatlah pada setiap pertemuan bambu.

6. Pasanglah plastik naungan diatas kerangka hingga bisa menutupi


seluruh kerangka

7. Pasanglah potongan bambu no 1 dan pada bagian bawah plastik dari ke dua sisi
panjang plastik dengan cara potongan bambu digulungkan atau dilipat ke plastik
sampai plastik bawah menggantung di tanah, dan ikatlah gulungan
plastik dan bambu.

8. Proses pemasangan sungkup selesai.

3.10. Perendaman Bibit

Perlakuan perendaman benih sebelum ditanam dimaksudkan untuk


mempercepat perkecambahan dan mencegah serangan penyakit, namun penelitian

15
tentang perendaman benih selama ini lebih banyak dilakukan sebatas hingga
perkecambahan tidak sampai pertumbuhan dan hasil tanaman.

Zat pengatur tumbuh (ZPT) adalah senyawa organik alami atau sintetis yang
mempromosikan, menghambat atau memodifikasi pertumbuhan secara kualitatif
dan perkembangan tanaman. Zat pengatur tumbuh berperan penting dalam
mengontrol proses biologi dalam jaringan tanaman.

Langkah-langkah perendaman bibit dengan ZPT :

1. Alat dan bahan disediakan dahulu.

2. Pilih bibit yang akan direndam dengan ZPT>

3. ZPT disiapkan sesuai dosis.

4. Rendam bibit dengan ZPT beberapa waktu saja.

5. Bibit ditiriskan.

6. Proses perendaman bibit dengan ZPT selesai.

3.11. Okulasi Tanaman

Perbanyakan tanaman merupakan usaha atau cara untuk menghasilkan bibit


tanaman. Secara teknis perbanyakan tanaman digolongkan menjadi dua,
perbanyakan generatif dan perbanyakan vegetatif. Perbanyakan generatif disebut
juga perbanyakan cara kawin atau perbanyakan seksual.

Okulasi merupakan teknik sussy tanaman secara vegetatif, yaitu dengan


cara menempelkan mata tunas dari suatu tanaman kepada tanaman lainnya. Okulasi
bertujuan untuk menggabungkan sifat yang baik dari masing-masing tanaman, yang
diokulasikan sehingga mendapatkan varietas tumbuhan yang lebih baik.

Langkah-langkah okulasi :

1. Alat dan bahan disediakan dahulu,

2. Mengiris batang bawah (Membuat jendela okulasi).

16
3. Pengambilan mata tunas ini bisa dilakukan dengan tiga cara yaitu bentuk
pengambilan segi empat, sayatan, dan bulat.

4. Mata tunas yang telah diperoleh kemudian disisipkan atau ditempelkan pada
jendela okulasi yang telah dibuat pada batang bawah.

5. Pengikatan tempelan bisa menggunakan plastik polianil klorida dengan ukuran


tali pengikat dengan panjang sekitar 20 sentimeter dan lebar sekitar 1,5 sentimeter
serta tebalnya 0,1 milimeter. Pengikatan tempelan ini biasanya dilakukan dengan
sistem genteng yang dikaitkan dari bagian bawah ke atas.

6. Ikatan okulasi bisa dibuka setelah kurang lebih satu bulan setelah pelaksanaan
untuk dilihat mata tempelnya. Jika mata tempel masih menunjukkan warna hijau
segar dan sudah melekat dengan batang bawah berarti okulasi berhasil dilakukan.

7. Pemotongan batang bawah dilakukan jika okulasi tersebut telah berhasil.


Pemotongan batang bawah dilakukan dengan cara memotong sekitar 1 sentimeter
di atas mata tunas dengan bentuk potongan miring ke belakang sehingga air hujan
yang jatuh dan tidak mengenai tempelan tersebut.

8. Proses okulasi selesai.

1.12. Penyapihan Bibit


Menyapih bibit adalah memisahkan/memindahkan bibit dari kelompoknya
hingga menjadi tanaman individu dalam suatu wadah tersendiri sesuai dengan
ukuran dari pertumbuhannya. Umumnya penyapihan bibit berasal dari benih yang
disemai pada bak-bak perkecambahan atau ditempat bedengan-bedengan
pembibitan.

Langkah-langkah penyapihan bibit :

1. Setelah 2 minggu benih mengalami proses perkecambah lalu berubah menjadi


bibit, setelahitu lakukan penyiraman agar bibit mudah dicabut

2. Lakukan penyortiran bibit, bibit yang siap tanam memiliki kriteria tertentu
seperti memilikiminimal 2 helai daun

17
3. Siapkan media tanam cocopeat lalu masukan kedalam polybag setelah itu
lakukan penyiraman

4. Lubangi media tanam dengan kedalaman 2-3 cm atau sedalam 2 ruas jari
telunjuk

5. Setelah lubang tanam siap lalu masukan bibit kedalamnya (akar bibit tidak
boleh terlalu panjang jika akar bibit terlalu panjang maka harus dipotong) pada
proses penanaman akarbibit tidak boleh menekuk setelah bibit ditanam lalu tutup
lubang tanam dan lakukan penyiraman

6. Penyiraman dilakukan secara rutin minimal 1 hari sekali pada pagi hari.

3.13. Pengepakan Bibit.

Alpukat termasuk salah satu buah yang cukup populer. Jenis buah yang
memiliki ciri berdaging lunak dan memiliki rasa yang khas ini sangat mudah
ditemukan. Baik itu di pasar, atau di toko buah-buahan. Namun tahukah, budidaya
buah alpukat termasuk memiliki peluang yang menjanjikan. Potensi pasarnya
masih terbuka lebar. Tanaman alpukat bisa hidup dan tumbuh dengan baik di
dataran tinggi atau rendah. Perawatannya juga cukup mudah. Masa produktif
pohonalpukat juga tergolong lama. Dengan perawatan maksimal, pohon alpukat
tetap produktif belasanhingga puluhan tahun lamanya. Namun tidak sedikit dari
para petani yang kurang memahami jenis alpukat yang memiliki prospek bagus
karena kualitas buah alpukat yang unggul.

Langkah-langkah pengepakan bibit alpukat :

Pemeckingan bibit alpukat menggunakan kantong plastik bening yang besar,


sebelum bibitdipecking lakukan penyiraman terlebih dahulu untuk mengurangi
stres pada bibit tanaman pada saat pengiriman. Bibit dibungkus dengan kantong
plastik dengan setiap kantong plastik berisikan25 bibit, dengan sususan 5 ruas
setiap susunan. Ikat kantong pecking dengan menggukan kantongplastik, angkut
bibit yang sudah dipecking kedalam mobil angkutan.

18
BAB 4

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dari pelaksanaan PKL, pembelajaran dalam menghadapi simulasi dunia


kerja merupakan sebuah proses yang penting untuk dilakukan. Peluang ini
membantu para siswa untuk belajar secara langsung dalam mempraktekkan
kemampuannya. Siswa bisa lebih siap dalam menghadapi dunia kerja nanti.
Praktek secara langsung ini membantu saya untuk mengukur dan paham
seberapa jauh kemampuan yang dimiliki. Hal ini membuat saya menjadi lebih
siap dan tidak ragu memasuki dunia kerja dan juga berguna untuk memperluas
pengetahuan dan menerapkan pembelajaran disekolah.

Kegiatan prakerin sangat bermanfaat bagi para siswa siswi khususnya


siswa/siswi SMK NEGERI 1 GELUMBANG dengan adanya kegiatan prakerin
siswa di tuntun untuk mempunyaisikap mandiri dan mampu berinteraksi dengan
orang lain sehingga siswa di harapkan dapat memliki keterampilan serta
wawasan yang tinggi. Selain itu prakerin merupakan kegiatan praktek di luar
jam sekolah yang bekerja sama dengan masyarakat atau instansi sehingga
siswa/siswi mampu bergaul dan bekerja sama dengan masyarakat luar. Prakerin
dapat menunjang siswa untuk menjadi tenaga menengah yang ahli dan
profesional dalam bidang nya yang mampu memenuhi pasar nasional atau
bahkan internasional.

4.2. Saran

Dari hasil selama saya melakukan kegiatan PRAKERIN, saya memberikan saran
agar PRAKERIN dapat dilaksanakan dengan lancar dan baik kedepannya serta
saya berharap kepadapara peserta PRAKERIN agar mempersiapkan diri dengan
menguasai pelajaran yang akan diterapkan dalam industri, agar memudahkan
dalam melakukan praktek kerja lapangan di perusahaan.

19
LAMPIRAN

Gambar 1.1. Penyiraman Tanaman Gambar 1.2. Sambung Pucuk Alpukat

Gambar 1.3. Menyortir Bibit Durian Gambar 1.4. Menyulam Bibit Durian

Gambar 1.5. Mengganti Polybag Gambar 1.6. Bibit Tanaman

20

Anda mungkin juga menyukai