Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KEGIATAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Disusun oleh :

WISNU SURYO SAPUTRA


03304

TEKNIK KENDARAAN RINGAN OTOMOTIF


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
NEGERI 4 PURWOREJO
2023
LAPORAN KEGIATAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Disusun oleh:

WISNU SURYO SAPUTRA


03304

TEKNIK KENDARAAN RINGAN OTOMOTIF


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
NEGERI 4 PURWOREJO

i
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : WISNU SURYO SAPUTRA


NIS : 03304
JUDUL LAPORAN : Proses Pembuatan Dies Cetakan Body mobil Toyota Berawal dari
Styrofoam
Disahkan pada
Hari :
Tanggal :

Kepala Kompotensi Keahlian Pembimbing TKRO

HARYONO,ST HARYONO,ST
NIP. 19731130 2005011 1 007 NIP. 19731130 2005011 1 007

Mengetahui
Kepala SMK NEGERI 4 Purworejo

PURWANTI,S.Pd.,M.Par.

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkahkan
rahmat rahmat dan karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan PKL (Pratek Kerja Lapangan)
serta menyusun laporannya degan baik.
Laporan ini kami susun berdasarkan pengalaman yang didapatkan saat melaksanakan saat
PKL (Praktek Kerja Lapangan) di bengekel PT.TMMIN. Laporan ini kami susun sedemikian
rupa dengan harapan bisa di terima guru pembimbing serta sebagai referensi umtuk adik kelas
nantinya.
Laporan PKL (Praktek Kerja Lapangan) dapat tersusun berkat adanya bimbingan dan bantuan
berbagi pihak yang terkait dalam pelaksanaan PKL (Praktek Kerja Lapangan).Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Purwanti, S.Pd.,M.Par, selaku Kepala SMK Negeri 4 Purworejo
2. Bapak Haryono.ST.selaku kepala program Teknik Kendaraan Ringan
3. Bapak Haryono,ST,selaku pembimbing sekolah
4. Bapak Slamet Kuwatno, selaku kepala pembimbing di PT.TOYOTA MOTOR
MANUFACTURING INDONESIA

Penulis juga menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Namun kami telah
berusaha semaksimalkan mungkin dalam penyusunan laporan ini. Semoga laporan prakerin ini
dapat memberi manfaat bagi semua pihak.

Purworejo. September 2023


Penulis

WISNU SURYO SAPUTRA

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... ......i


LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………...…..........ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………............iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..iv
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….........v
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………………............1
1.1. Latar Belakang…………………………………………………….....1
1.2. Tujuan …………………………………………………………….....1
1.3. Manfaat………………………………………………………….......2
BAB II PROSES PELAKSANAAN……………………………………….........4
2.1. Waktu dan Tempat PKL…………………………………….............4
2.2. Alat dan bahan……………………………………………...….........4
2.3. Gambar Kerja………………………………………….....................5
2.4. Proses Perkerjaan……………………………………...………......10
BAB III PEMBAHASAN…………………………………………….…..……..14
3.1. Kajian Teori…………………………………………..…………....14
3.2. Keterlaksanaan………………………………………..……............27
3.2.1. Faktor Pendukung…………………………………….....27
3.2.2. Faktor Penghambat……………………………………....28
3.3. Manfaat yang di rasakan……………………………………….......28
3.4. Pengembangan tindak lanjut……………………………………….29
BAB III. PENUTUP……………………………………………………………..30
4.1 Kesimpulan…………………………………………………..........30
4.2 Saran................................................................................................30
DAFTAR. PUSTAKA………………………………………………...................33
LAMPIRAN……………………………………………………….......................34

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar. 1 Sejarah Perusahaan .......................................................................................... 5
Gambar. 2. Kegiatan Umum Perusahaan ................................................................................5
Gambar. 3 Alur Proses Pembuatan Dies................................................................................5
Gambar 4. Dies.........................................................................................................................6
Gambar 5. Dies.........................................................................................................................6
Gambar 6. Dies.........................................................................................................................6
Gambar 7. Dies..........................................................................................................................7
Gambar 8. Dies.......................................................................................................................... 7
Gambar 9. Dies............................................................................................................................7
Gambar 10. Dies..........................................................................................................................8
Gambar 11. Dies...........................................................................................................................8

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) akan mempersiapkan serta memberikan pembekalan
yang matang kepada siswa guna menunjang kesuksesan di dunia usaha. Dengan adanya PKL
siswa akan mendapatkan pengalaman tentang dunia kerja siswa diharapkan hasil PKL dalam
bentuk laporan. Pelaksaan praktik kerja lapangan (PKL) sebagai perwujudkan kebijaksaan
dari “ link and match” dalam prosesnya dilaksanakan dalam dua tempat yaitu disekolah dan
dunia usaha atau dunia industri. Upaya ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan untuk
tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam mencapai tujuan relevasi dengan
kebutuhan tenaga kerja.

1.2 TUJUAN
A.Tujuan Umum
 Mengembangkan wawasan dan pengalaman siswa dengan memadukan disiplin ilmu
dibangku dengan pengalaman kerja dilapangan pada dunia industri yang bergerak
dibidang otomotif sehingga tercipta keluaran (out-put) yang terampil dan mampu
bersaing didunia usaha.
 Memantapkan dan mengembangkan pengalaman belajar siswa di Unit usaha yang
bergerak dibidang otomotif.
 Melatih siswa untuk berinteraksi dan beradaptasi deangan masyarakat,khususnya
dibidang otomotif.
 Melatih untuk menghayati kehidupan masyarakat,khususnya yang bergerak di bidang
otomotif guna menambahkan jiwa wirausahaan kompetensi.
B. Tujuan Khusus

 Membekali siswa dengan pengalaman nyata didalam dunia kerja sehingga mampu
berkompetensi dalam memiliki sertifikat yang bernilai jurnal.
 Menatapkan keterampilan siswa untuk berdisiplin da bertanggung jawab dalam
melakukan tugas. Sebagai persiapan guna menyusaikan diri dalam dunia kerja
dalam masyarakat.
 Melatih siswa agar tahan fisik dan mental dalam menghadapi kehidupan
bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.

1.3 MANFAAT
A.Manfaat Bagi Industri
 Perusahaan dapat mengenal kualitas peserta PKL.
 Umumnya peserta PKL telah ikut dalam proses produksi secara aktif sehingga pada
pengertian tertentu pesrta PKL. PKL adalah tenaga kerja yang memberi keuntungan.

1
B. Manfaat Bagi Sekolah
Tujuan pendidikan untuk memberi keahlian profesional bagi peserta didik lebih terjamin
pencapaiannya. Terdapat kesesuaian yang lebih pas antara program pendidikan dengan
kebutuhan lapangan kerja (sesuai dengan prinsip Link and Match). Memberi kepuasan
bagi penyelenggaraan sekolah karena tamatannya lebih terjamin memperoleh bekal yang
bermanfaat ,baik untuk kepentingan tamatan,kepentingan dunia kerja, dan kepentingan
bangsa.

1.4 MANFAAT BAGI PRAKTIK PESERTA DIDIK


Hasil belajar peserta PKL akan lebih bermakna,karena setelah tamat akan betul-betul
memiliki keahlian profesional sebagai bekal untuk meningkatkan taraf hidupnya dan sebagai
bekal untuk pengembangan dirinya secara berkelanjutan. Keahlian profesional yang
diperoleh dapar mengangkat harga diri dan rasa percaya diri tamatan yang selanjutnta akan
mendorong mereka untuk meningkatkan keahlian profesionalnya pada tingkat yang lebih
tinggi.

2
BAB II
PROSES PELAKSANAAN

2.1 WAKTU DAN TEMPAT PKL


2.1.1 Waktu PKL dimulai tanggal 5 Juni s/d 5 September 2023 (3) bulan.
2.1.2 Tempat PKL PT.TMMIN.

2.2 ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
 Gunting
 Obeng -/+
 Pisau
 Pelubang FNINUT
 Penggarisan Pisau
 Salbar
 Mesin Bor
 Jangka Sorong
 Hale SAW (Gergaji Besi)
 Amplas Halus 80 dan Amplas kasar 120
 Height Presetter
 Plastik cetak huruf
 Kunci Ring
 Kunci Pas
 Lem Poly
 Palu
 Prees Huruf
 Kunci Inggris
 Ratchet Haple 8
 Tang Cambination
 Meteran 3M
 Hammer
 Cutter
 Wather Pump Plierto
 Khife
 Mesin Jigjaw
 Penggaris

B. BAHAN

 Poly model machining


 Finishing poly making

3
Gambar 1. Sejarah Perusahaan

PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia adalah bagian dari perusahaan besar yaitu
Toyota Motor Corporation (TMC), Jepang. Diawali dengan berdirinya PT. Toyota Astra Motor
(TAM) yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri otomotif. Perusahaan ini
diresmikan pada tanggal 12 April 1971 dan mulai beroperasi pada 1 Januari 1972.
Peranan TAM semula hanya sebagai importir kendaraan Toyota, namun setahun
kemudian TAM sudah berfungsi sebagai distributor. Pada tanggal 31 Desember 1989, TAM
melakukan penggabungan bersama tiga perusahaan, antara lain PT. Multi Astra (pabrik
perakitan, didirikan tahun 1973), PT. Toyota Mobilindo (pabrik komponen bodi, didirikan tahun
1976), dan PT. Toyota Engine Indonesia (pabrik mesin, didirikan tahun 1982). Gabungan
semuanya diberi nama PT. Toyota Astra Motor (TAM). Penggabungan ini dilakukan guna
membangun kerja sama dalam menghadapi tuntutan akan kualitas serta ketatnya persaingan di
dunia otomotif.
Selama lebih dari 30 tahun, PT. Toyota Astra Motor telah memiliki peranan penting
dalam pengembangan industri otomotif di Indonesia serta membuka lapangan pekerjaan
termasuk dalam industri pendukungnya. Untuk meningkatkan kualitas produk dan kemampuan
produksi, pada tahun 1998 diresmikan pabrik di Karawang yang menggunakan teknologi terbaru
di Indonesia. Sejak tanggal 15 Juli 2003, TAM direstrukturisasi menjadi dua perusahaan, yaitu:
a. PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia disingkat TMMIN yang merupakan perakit
kendaraan produk Toyota dan eksportir kendaraan dan suku cadang Toyota. Komposisi
kepemilikan saham di perusahaan ini adalah Astra International sebanyak 5% dan TMC
sebanyak 95%. Dalam hal ini PT. TMMIN adalah perusahaan yang memproduksi mobil Toyota.

4
b. PT. Toyota Astra Motor sebagai agen penjualan, importir dan distributor produk Toyota di
Indonesia. Komposisi kepemilikan saham di perusahaan ini adalah Astra International sebanyak
51% sedangkan TMC sebanyak 49%.
PT. Toyota Motor Manufacuring Indonesia memiliki kantor pusat di daerah Sunter II,
Jakarta Utara. Selain itu TMMIN juga memiliki 5 pabrik (plant) yakni kawasan Sunter I, Sunter
II, Karawang Plant 1, Karawang Plant 2, dan Karawang Plant 3. Pabrik Karawang (Karawang
Plant) berdiri di area tanah seluas 1.000.000 m2 dengan luas bangunan 300.000 m2, yang
berlokasi di Karawang International Industrial City (KIIC), Teluk Jambe, Jawa Barat. Pabrik ini
dibangun pada 29 Maret 1996 dengan nilai investasi Rp. 462,2 miliar. Walaupun mulai
beroperasi pada tahun 1998, namun pabrik Karawang baru diresmikan pada tahun 2000. Pada
saat ini, pabrik Karawang memiliki kapasitas produksi 100.000 unit mobil per tahun. Proses
produksi yang terdapat di pabrik Karawang antara lain proses pengepresan (Stamping),
pengelasan (Welding), perakitan (Assembling), pengecheckan (Quality Control) dan pengecatan
(Painting).
Pabrik Sunter (Sunter Plant) merupakan salah satu dari pabrik otomotif yang dimiliki
oleh PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia bersama dengan Pabrik Karawang. Pabrik ini
dibangun pada bulan April 1973 dan berlokasi di Sunter, Jakarta Utara. Kawasan ini berdiri di
area tanah seluas 310.898 m2 dengan luas bangunan 175.986 m2. Pabrik Sunter adalah pabrik
otomotif pertama yang dimiliki oleh PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia. Komponen
part dan mesin yang ditujukan untuk pasar domestik dan ekspor diproduksi di pabrik Sunter. PT.
Toyota Motor Manufacturing Indonesia dipimpin oleh seorang Presiden Direktur dengan 1
Wakil Presiden Direktur.
Kegiatan Umum Perusahaan
PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang
bergerak di bidang otomotif. Kegiatan di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia selain
merakit mobil, membuat alat pencetak bodi mobil (dies dan jig), membuat komponen kendaraan
juga sebagai eksportir kendaraan dan part komponen kendaraan.
Pabrik Sunter adalah pabrik otomotif pertama yang dimiliki PT. Toyota Motor
Manufacturing Indonesia (TMMIN), yang memiliki konsep memadukan teknologi modern dan
keahlian sumber daya manusia untuk menjadikan Pabrik Sunter sebagai tulang punggung dari
PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia dan menghasilkan keuntungan secara terus menerus
yang menjadikan Pabrik Sunter sebagai industri otomotif terbaik di Indonesia. PT. Toyota Motor
Manufacturing Indonesia mengimplementasikan Toyota Production System (TPS) dalam
rangkaian produksinya. Metode ini bertujuan meningkatkan efisiensi dengan mengurangi hal-hal
yang tidak perlu. PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia memproduksi berlandaskan konsep
built in quality and just in time. Built in quality yaitu memproduksi barang dengan tingkat presisi
yang sempurna agar hasilnya berkualitas tinggi (zero deffect). Just in time yaitu menjaga
kepuasan konsumen dengan menjaga ketepatan waktu selesai produksi dengan tetap
mengedepankan kualitas.
Produk yang dihasilkan oleh PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia meliputi: mobil
Kijang Innova, Fortuner, Yaris, Sienta dan Vios & Limo, Mesin, Komponen, Dies dan Jig.
PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia yang berbasis di Indonesia sukses menjadi
perusahaan manufaktur otomotif berstandar internasional yang telah mendunia. Kegiatan ekspor

5
telah dilakukan selama lebih dari 43 tahun ke lebih dari 72 negara. Di Pabrik Sunter I mulai
beroperasi pada tahun 1973 dengan memproduksi mesin untuk IMV, sedangkan di Pabrik Sunter
II mulai beroperasi pada tahun 1977 dengan menghasilkan produk Stamping part/dies dan
Casting.
PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia memiliki kantor pusat yang berlokasi sama
dengan PT. TAM (Toyota Astra Motor) yaitu di Sunter, Jakarta Utara, sedangkan untuk
produksinya, PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia memiliki tiga lokasi yaitu, Sunter I
untuk kegiatan pembuatan dan perakitan serta pengemasan mesin untuk dibawa ke Karawang.
Sunter II untuk proses Stamping, Casting dan Dies dan Jig. Lokasi ketiga berlokasi di Karawang
International Industries City (KIIC) Karawang Barat untuk proses penyatuan seluruh komponen
mobil, mulai dari Stamping, Welding, Painting, Assembly, dan Quality Control.
Gambar 2. ALUR PROSES PEMBUATAN DIES PT. TOYOTA MOTOR
MANUFACTURING INDONESIA, SUNTER 2, JAKARTA UTARA.
DIE DESIGN CAD CAM

FINISHING POLY MODEL

6
CASTING MASCHINING

ASSY FINISHING TRY OUT

PRODUKSI. PLAT BODY

7
GAMBAR 1 DIES

8
GAMBAR 2 DIES

Gambar 3 Dies

Gambar 4 Dies

9
Gambar 5 Dies

Gambar 6 Dies

10
Gambar 7 Dies

Gambar 8 Dies

2.4 PROSES PENGERJAAN

11
POLY MODEL MASCHINING

 Persiapan Data
 Prepared Matrial
 M/C Kik ukawa
 Finishing

1.Persiapan Data
 Lihat Schedule Poly Model
 Print Yoryosho
2. Prepared Matrial

 Lihat Yoryosho
 Ukur Matrial
 Ambil Matrial
 Potong. Matrial
3. Proses M/C Kikukawa

 Posisikan Matrial Poly Diatas Meja Mesin


 Pengoprasian Mesin
Finishing Poly Making

 Potong Sisa Pegangan SCRAP POLY


 Potong FUKAKU
 Pasang OTOTSUKE & NUKHISIMA
 Amplas POLY
 Dempul POLY
 Timbang Poly
 Pasang ASESORIS : A. FM NUT
B. U CLAMP
C. GRAFIT AIR HOLE
D. IDENTITAS

 Check POINT / SCAN ATOS


 Check SHEET PATTERN MAKING
 KENTOKAI
 Repair KENTOKAI
 Kelengkapan Dokumen : A. Data Check Point
B. Form Handwork
C. Check Sheet Pattern
D. Check Sheet kentokai
E. Yoryosho
F. Problem Sheet
 Final Check (GH & LH)

12
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 KAJIAN TEORI
3.1.1 Proses Pembuatan Model Poly (Polymodel Process)
Polymodel Process adalah proses pembuatan model awal dari satu komponen dies (upper
dies lower dies, dan surface) yang terbentuk dari bahan styreofoam. Berikut beberapa aktivitas
yang dilakukan pada proses ini :

 Pengambilan bahan

 Pemotongan bahan

 Machining bahan

 Finishing bahan

 Quality Check
Dari beberapa aktivitas yang dilakukan dalam proses pembuatan model poly ini, banyak
sub aktivitas lainnya seperti :

 CAD Slice Yaitu aktivitas dimana data yang diolah pada CAD/CAM Process di uji
coba terlebih dahulu untuk melihat alur pemotongan mesin potong terhadap objek.

 CAM Slice Yaitu aktivitas dimana data yang sudah diolah langsung di proses di dalam
mesin untuk pembuatan Cutting Line (CL).

 Docking Yaitu aktivitas untuk keperluan kualitas dari hasil output yang telah selesai
dibentuk pada proses machining. Tujuan dari docking adalah menyesuaikan antara output yang
keluar dengan desain dies yang telah dibuat sebelumnya menggunakan mesin Scan Atos.

 Kentokai Yaitu aktivitas dimana pihak divisi proses saat ini dengan divisi proses
selanjutnya berunding untuk memastikan model yang telah dibuat pada proses saat ini bisa
dilanjutkan ke proses selanjutnya.
3.1.2 Finishing
Process Proses ini adalah proses dimana model dies hasil poly model process tadi akan
dilanjutkan pada proses perakitan pemasangan asesoris contoh: FM NUT, U CLAMP,GRAFIT
AIR HOLE dan CHECK POINT dengan komponen-komponen pembantu lain yang nantinya
akan dilanjutkan pada proses uji coba (machining]. Setelah itu bahan STEROFORM sudah
lengkap sesuai dan tidak problem kirim ke casting.

13
3.2 KETERLAKSANAAN
3.2.1 Faktor Pendukung
Ada beberapa faktor pendukung yang membantu saya selama melaksanakan kegiatan
prakerin diantaranya :
a. Lingkungan kerja yang bersih
Lingkungan kerja yang bersih membuat saya merasa nyaman dalam
melaksanakan tugas.
b. Karyawan yang baik dan ramah
Karyawan yang baik dan ramah membuat saya tidak membutuhkan banyak waktu
untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
c. Fasilitas yang memadai
Fasilitas yang memadai dapat membantu saya sehingga saya bisa mengerjakan
tugas saya dengan cepat.
3.2.2 Faktor Penghambat
Dalam melaksanakan pekerjaan pasti ada berbagai hambatan. Begitu pula dengan saya
yang mengenal dunia kerja, saya juga mengalami berbagai hambatan. Hambatan-Hambatan
tersebut antara lain:
a. Kekurangannya pengalaman
Saya belum begitu berpengalaman sehingga pekerjaan yang saya kerjakan
kadang tersendat-sendat.
b. Kurangnya keterampilan dan kreativitas siswa
Keterampilan dan kreativitas saya masih kurang karena saya belum terjun ke
lapangan kerja.
c. Kurangnyamenguasai peralatan PT
Ada beberapa peralatan PT yang belum saya kuasai, sehingga saya harus
meluangkan waktu untuk berlatih dahulu.
d. Teori dan praktik tidak sesuai
Kurang sesuainya antara teori dan praktik yang diterima disekolah dengan
pelaksanaan ataun praktik pekerjaan yang sesungguhnya dilapangan
menyebabkan hasil yang dicapai kurang maksimal dalam pelaksanaanya.

3.3 MANFAAT YANG DIRASAKAN

14
Manfaat yang saya peroleh selama Prakerin antara lain :
1. Memperoleh wawasan luas mengenai seluk beluk dunia kerja.
2. Meningkatkan rasa percaya diri,disiplin dan tanggung jawab .
3. Mengetahui arti penting disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas.
4. Dapat memahami, memantapkan.dan mengembangkan pelajaran yang diperoleh sekolah.
5. Dapat membandingkan kemampuan yang diperoleh disekolah dengan yang dibutuhkan
didunia kerja.

3.4 PENGEMBANGAN TINDAK LANJUT


Selama saya melakukan kegiatan Prakerin, banyak sekali pengalaman yang saya dapat.
Mungkin dari pengalaman tersebut dapat mendorong dan membantu saya agar lebih giat,
semangat, bertanggung jawab dan terampil dalam bekrja, sehingga saya bisa menjadi orang yang
berguna dalam masyarakat.

BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Dengan adanya program praktik kerja industri (Prakerin) yang telah diterapkan disekolah
kejuruan sangatlah mendukung dalam bidang sesuai jurusan yang masing-masing sangatlah
membantu untuk dunia bisnis usaha yang dijalankan.
Dengan berakhirnya kegiatan prakerin ini dapat saya simpulkan bahwa sebagai berikut:
1. Pelajaran yang di ajarkan dalam sekolah dapat di praktekan oleh siswa dalam dunia
usaha.
2. Dan dengan adanya kerja industri ini, maka siswa dapat mengembangkan kemampuan
yang dimilikinya serta bisa menciptakan tenaga kerja yang profesional.
3. Kegiatan praktek kerja industri ini diperlukan untuk memacukreativitas dari siswa dan
memberikan pengalaman kerja untuk siswa.
4. Serta praktek industri ini sangat bermanfaat untuk pengalaman kerja siswa.

4.2 SARAN-SARAN
Adapun saran saya untuk tempat saya melaksanakan prakerin sebagai berikut :

15
a. Bagi siwa dan siswa yang melakssnakan praktek kerja industri jangan malu untuk
bertanya kepada pembimbingnya jika ada hal yang tidak diketahui atau dipahami agar
tidak ada kesalahan.
b. Dan dari pihak sekolah diharuskan membuat panduan lebih jelas agar dapat dipahami
oleh siswa.
c. Diharapkan dari pihak yang bersangkutkan dapat membimbing siswa yang
melaksanakan praktek kerja industri.
d. Dan semua pihak yang bersangkutkan pada praktek kerja industri ini dapat
melakukan kerja sama dengan sebaik mungkin.
e. Seharus siswa diberikan fasilitas seperti dipinjamkan baju kerja dari industri,
mendapatkan makan dan pengetahuan mengemudi mobil.

B. Untuk Sekolah
1) Praktik kerja industri mohon tetap dilaksanakan tiap tahun untuk menunjang pendidikan
sistem ganda.
2) Guru pembimbing diusahakan lebih sering mengunjungi siswa yang sedang
melaksanakan praktik kerja industri setidaknya 1 bulan 1 kali.
3) Seharusnya disekolahan lebih banyak praktik dari pada teori supaya siswa lebih terampil
dalam bidang otomotif didunia indistri.

C. Untuk Siswa
1) Siswa sebaiknya menaati peraturan di indutri maupun disekolah.
2) Siswa harus lebih disiplin dan menjaga nama baik sekolah di industri.
3) Siswa diharapkan mengusai salah satu bidang keahlian atau semua bidang keahlian
untuk bersaing di dunia industri setelah lulus dari sekolah.
4) Siswa diharapkan bersikap jujur dan berhati-hati dalam bekerja.
5) Usahakan dalam bekerja menjaga kebersihan ditempat kerja terutama pakaian kerja
yang kita pakai.

DAFTAR PUSTAKA

16
LAMPIRAN

17
18
19
20

Anda mungkin juga menyukai